Oleh:
Nama : Mico Ardiyan Savendra
NIM : 211710201016
Kelas : Instrumentasi B
Acara : II (Pengukuran Tahanan Dalam Amperemeter dan
Asisten : Jembatan Wheatstone)
Asisten : Muhamad Farit Afiful Hayat
2.1 Amperemeter
Amperemeter merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur nilai
arus listrik yang ada pada sebuah rangkaian listrik. Besarnya tahanan dalam suatu
Amperemeter sangat kecil dan idealnya mendekati nol. Tahanan dalam pada
Amperemeter dapat mempengaruhi hasil pengukuran yang terbaca pada suatu
rangkaian. Tingkat ketelitian amperemeter adalah 0,5 A, jadi setiap 1 skala
menunjukkan 0,5 A (Devita, 2021). Terdapat dua jenis amperemeter yaitu
amperemeter analog dan digital. Amperemeter analog menggunakan jarum sebagai
penunjuk nilai hasil pengukuran, sedangkan pada amperemeter digital
menggunakan display lcd dalam menunjukkan hasil pengukuran.
Menurut Ratnasari & Senen (2017) Prinsip kerja amperemeter merupakan
dengan menggunakan arus yang mengalir melalui kumparan yang diselubungi oleh
medan magnet, kemudian terciptalah gaya Lorentz yang dapat menggerakkan jarum
penunjuk menjadi menyimpang. Apabila arus yang melewati kumparan besar, maka
gaya yang timbul juga akan besar maka penyimpangan jarum penunjuk juga lebih
besar. Adapun kelebihan dan kekurangan dari amperemeter yaitu dapat mendeteksi
arus kecil yang melaluinya dan memiliki hambatan yang sangat kecil sehingga
hanya sedikit perubahan yang terjadi pada arus yang diukur. Sedangkan
kekurangannya adalah memiliki kemampuan mengukur kuat arus sampai batas
tertentu (Mufarid, 2018).
2.2 Rangkaian Jembatan Wheatstone
Rangkaian jembatan wheatstone merupakan salah satu konfigurasi
rangkaian resistor yang berfungsi untuk mengukur perubahan resistansi (hambatan)
yang sangat kecil, dan digunakan pada rangkaian sensor. Rangkaian terdiri dari
empat buah resistor (R1, R2, R3 dan R4) yang disusun secara paralel dan satu buah
sumber tegangan DC. Jembatan Wheatstone pada dasarnya terdiri dari dua
rangkaian pembagi tegangan, dengan masing-masing output disebut sebagai
tegangan A (VA) dan tegangan B (VB). Dalam keadaan setimbang, VA = VB
sehingga tidak ada arus yang melewati galvanometer (Pratiwi et al., 2021).
Berdasarkan fungsinya fungsinya jembatan wheatstone digunakan untuk
mengukur tahanan R pada suatu objek yang tidak diketahui nilainya. Pada
rangkaian jembatan Wheatstone mempunyai 2 terminal input dan 2 terminal output
yang terdiri atas 4 resistor yang dikonfigurasi dalam rangkaian. Adapun prinsip
kerja dari rangkaian jembatan wheatstone yaitu jika tidak ada arus listrik yang
mengalir melewati Galvanometer, artinya VBD=0. Hal ini mengakibatkan Vab=Vad
dan Vbc=Vdc serta i1=13 dan i2=ix sehinggga VBD=0 (Juwariyah & Djaya, 2016).
2.3 Hambatan Dalam
Hambatan dalam merupakan suatu besaran yang menghambat arus yang
mengalir dalam suatu penghantar listrik. Hambatan yang dimiliki oleh suatu bahan
penghantar dapat mempengaruhi kuat arus yang mengalir pada penghantar tersebut.
Besar kecilnya tahanan yang ada pada sebuah penghantar ditentukan oleh jenis
penghantar, panjang penghantar, penampang penghantar dan suhu penghantar.
Setiap alat pengukuran atau komponen alat instrumen memiliki tahanan dalam
(hambatan dalam = Rd) (Kasli et al., 2016).
Satuan hambatan adalah Ohm (Ω) merupakan satuan SI dari impedansi
listrik. Karakteristik output hambatan adalah jenis penghantar dan nilai resistansi.
Semakin panjang penghantar atau kawat semakin besar nilai resistansinya dan
sebaliknya. Semakin luas penampang penghantar atau kawat maka akan semakin
kecil nilai resistansinya. Perbedaan nilai hambatan kawat penghantar tersebut
dipengaruhi tensile stress. Tensile stress yang diperlakukan pada kawat
mengakibatkan kawat mengalami deformasi bentuk sehingga menimbulkan cacat
pada struktur kristal kawat yang akan menghambat aliran elektron-elektron bebas
(Haryanti et al., 2022).
2.4 Hukum Kirchoff I
Hukum kirchoff I merupakan suatu hukum kekelan muatan listrik yang
menyatakan bahwa jumlah muatan listrik yang mengalir tidak mengalami
perubahan. Sehingga pada suatu rangkaian, kuat arus listrik listrik yang menuju titik
cabang memiliki nilai yang sama dengan kuat arus listrik output. Bunyi hukum
kirchoff I yaitu jumlah kuat arus yang masuk pada setiap titik cabang sama dengan
jumlah kuat arus yang keluar dari titik tersebut. Hukum kirchoff 1 memiliki
persamaan ΣIMasuk (Jumlah arus masuk) = ΣIKeluar (Jumlah arus keluar) (Nurholipah,
2020).
Hukum kirchoff I digunakan untuk rangkaian yang multisimpal dan terdapat
titik-titik percabangan ketika arus mulai terbagi. Pada kondisi konstan akumulasi
listrik berhenti pada setiap titik dalam rangkaian. Dengan demikian jumlah muatan
listrik yang masuk di dalam setiap titik akan meninggalkan titik tersebut dengan
jumlah yang sama tanpa ada pengurangan dan penambahan (Telaumbanua, 2022).
Karena pada dasarnya jumlah nilai yang masuk dan yang keluar memiliki nilai yang
sama.
BAB 3. METODOLOGI
Selesai
Mulai
Selesai
P1 R1
S2 P2
S1
R1 R2
D VBD B
R3 R4
0,02
0,018
0,016
Hambatan (ohm)
0,014
0,012
100
0,01
0,008 2,2
0,006
0,004
0,002
0
5 7 12
Tegangan (volt)
P1 R1
i2 = 0.5 I
S2 P2
S1
R1 R1
I’
A
Rd
I
Gambar 1 Gambar 2
Gambar 4.3 Problema 2
E E
I I’
R1 R1
i2
R2 R2 V
V i1
Rd
Gambar 1 Gambar 2
Gambar 4.4 Problema 3
E pada R2 = I * (R1+R2)
I’ = E / (R1+(( R2 * Rd )/( R2 + Rd ))
Pada percabangan ; 11 + 12 = I’
1. I = E / (R1+R2)
2. I’ = E / (R1+((R2*Rd)/(R2+Rd))) Untuk mendapat I = I’
maka;
R2 = (R2*Rd)/(R2+Rd)
R2 = R2 / (1+(R2/Rd))/~))
R2 = R2 / (1+(R2/~))
R2 = R2/1
Dengan demikian arus yang mengalir pada R2 Gambar 2 akan sama dengan
arus yang mengalir pada gambar 1, sehingga nilai tegangan pada R2 Gambar 2 akan
sama dengan E = 1x(R1(Rd+R2)+(R2xRd))/(R2+Rd) untuk itu diperlukan
pengukur tegangan dengan tahanan dalam yang besar.
Sehingga didapatkan nilai Rd ~ atau diusahakan menjadi tak terhingga
Jadi pada pengukuran tegangan diharapkan menggunakan Voltmeter yang
mempunyai tahanan dalam yang besar.
4.2 Pengukuran Tegangan Pada Jembatan Wheatstone
Berikut merupakan Tabel 4.2 Data hasil pengukuran tegangan pada jembatan
wheatstone didapat data sebagai berikut.
Tabel 4.2 Data hasil pengukuran tegangan pada jembatan wheatstone
E Tahanan (kΩ) Pengukuran (volt) Teoritis (volt)
No Scenario
(V) R1 R2 R3 R4 VBD VD VB VBD VD VB
1 R2=R4 10 22 1 22 2,05 0,45 2,50 2,05 0,45 2,50
2 R2>R4 10 22 1 2,2 0,00 0,45 0,45 0,00 0,45 0,45
3 R2<R4 10 2,2 1 22 4,11 0,45 4,56 4,09 0,45 4,55
5
4 R1=R3 10 2,2 10 22 2,00 2,45 4,45 2,05 2,50 4,55
5 R1>R3 10 2,2 1 22 4,05 0,45 4,50 4,09 0,45 4,55
6 R1<R3 1 2,2 10 22 0,00 4,55 4,55 0,00 4,55 4,55
7 R2=R4 10 22 1 22 2,85 0,65 3,50 2,86 0,64 3,50
8 R2>R4 10 22 1 2,2 0,00 0,65 0,65 0,00 0,64 0,64
9 R2<R4 10 2,2 1 22 5,75 0,65 6,40 5,73 0,64 6,36
7
10 R1=R3 10 2,2 10 22 2,90 3,50 6,40 2,86 3,50 6,36
11 R1>R3 10 2,2 1 22 5,55 0,65 6,15 5,73 0,64 6,36
12 R1<R3 1 2,2 10 22 0,00 6,25 6,25 0,00 6,36 6,36
13 R2=R4 10 22 1 22 5,05 1,10 6,15 4,91 1,09 6,00
14 R2>R4 10 22 1 2,2 0,00 1,05 1,05 0,00 1,09 1,09
15 R2<R4 10 2,2 1 22 9,80 1,10 10,90 9,82 1,09 10,91
12
16 R1=R3 10 2,2 10 22 4,85 5,90 10,75 4,91 6,00 10,91
17 R2>R3 10 2,2 1 22 9,75 1,05 10,95 9,82 1,09 10,91
18 R3<R4 1 2,2 10 22 0,00 10,85 10,89 0,00 10,91 10,91
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Prinsip kerja amperemeter merupakan dengan menggunakan arus yang mengalir
melalui kumparan yang diselubungi oleh medan magnet, kemudian terciptalah
gaya Lorentz yang dapat menggerakkan jarum penunjuk menjadi menyimpang.
Apabila arus yang melewati kumparan besar, maka gaya yang timbul juga akan
besar maka penyimpangan jarum penunjuk juga lebih besar.
2. Cara mencari besarnya tahanan dalam amperemeter adalah menggunakan
rangkaian pengukuran tahanan dalam amperemeter. Untuk memperoleh nilai
hasil pengukuran dilakukan dengan mengukur rangkaian menggunakan
amperemeter.
3. Prinsip kerja dari rangkaian jembatan wheatstone yaitu jika tidak ada arus listrik
yang mengalir melewati Galvanometer, artinya VBD = 0. Hal ini mengakibatkan
Vab=Vad dan Vbc=Vdc serta i1=13 dan i2=ix sehinggga VBD = 0.
4. Karakteristik tahanan dan tegangan pada rangkaian jembatan wheatstone adalah
pada saat VB=VD atau Vout (VBD) = 0, atau dalam keadaan setimbang akan
berlaku persamaan R2*R3=R1*R4.
5.2 Saran
Berdasarkan pelaksanaan praktikum yang dilakukan, saran yang diberikan
yaitu dalam merangkai rangkaian pengukuran tahanan dalam ampere dan rangkaian
tegangan pada jembatan wheatstone sebaiknya dirangkai terlebih dahulu oleh
asisten, kemudian para praktikan diberi percobaan untuk merakit ulang, sehingga
praktikan dapat lebih memahami. Serta sebelum praktikum sebaiknya praktikan
terlebih dahulu mencari informasi terkait praktikum yang akan dilaksanakan untuk
meningkatkan kelancaran dalam kegiatan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Devita, R. 2021. Analisis variansi galat mutlak data hasil pengukuran arus untuk
beberapa besaran tegangan pada suatu resistansi. Jurnal Otomasi. 1(2): 43-
52.
Juwariyah T., dan Y. Djaya. 2016. Analisa resistivitas kawat penghantar ditinjau
dari metode jembatan wheatstone dan metode hukum ohm pada modul
praktikum fisika. Jurnal Bina Teknika. 12(2): 239-244.
Kasli, E., Mustofa, dan S. Apriani. 2016. Identifikasi nilai hambatan jenis pada mata
pensil. Jurnal Pendidikan Geosfer. 1(2): 57-62.
Ratnasari, T., dan A. Senen. 2017. Perancangan prototipe alat ukur arus listrik ac
dan dc berbasis mikrokontroler arduino dengan sensor arus acs-712 30
ampere. Jurnal Sutet. 7(2): 28-33.