Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

AKHLAK BERMASYARAKTAT

Dosen pengampu : Abdul Hafiz, S.Sos., M.A.

Disusun Oleh :

1. ALDIN JANUAR
2. ALDY ALQUSAIRI
3. NUR HASIFA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

PRODI ADMINISTRASI BISNIS


2021/2022

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dalam bentuk maupun
isinya yang sangat sederhana.Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.

Harapan saya semoga malakah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi dari makalah ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik.

MATARAM, OKTOBER 2022

PENULIS
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Akhlaq mempunyai kedudukan yang sangat penting bagi manusia yang hidup
individu maupun hidup secara berkelompok (mkhluk sosial). Akhlaq menjadi pondasi
bagi manusia dalam hubungannya dengan tuhan, hubungan dengan manusia
(hozontal,vertical), maupun hubunganny dengan sesama mkhluq hidup atau semesta.
Dalam islam , Akhlaq mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dari pada ilmu kenapa
begitu karna orang yang mempunyai ilmu belum tentu Ahlaqnya ada, Sebaliknya apa bila
seseorang mempunyai Akhlaq maka dia mempunyai ilmu.Apa lagi orang yang
mempunyai Akhlaq yang baik juga akan dapat menambah keimanan seseorang tersebut.
Ibn Miskawaih mengatakan bahwa akhlaq merupakan sifat yang tertanam dalam
jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pikiran dan
pertimbangan ( spontan ).
Sedangkan Al-Gozali, Mengatakan Akhlaq merupakan sifat yang tertanam dalam
jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gamlang dan mudah, tanpa
memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
Jadi akhlaq merupakan suatau sifat yang tertanam kuat dalam diri manusia
sehingga dapat menimbulkan suatu perbuatan dengan spontan tanpa adanya paksaan,
Akhlaq yang baik merupakan suatu perbuatan yang di lakukan dengan ikhlas karena
Allah SWT, tanpa adanya paksaan dan tanpa adanya imbalan, sebagai seorang muslim
akhlaq yang harus dimiliki dalam diri seorang yaitu akhlaq yang terpuji atau akhlaq yang
baik seperti akhlaq yang terdapat pada Rasulullah SAW.
Yang termasuk akhlaq terpuji diantaranya tawadhu, menghormati orang lain,
jujur, sopan, santun, dapat di percaya, sabar dan akhlaq baik lainnya, Akhlaq terbagi
menjadi 3 bagian diantaranya yaitu akhlaq kepada Allah SWT, akhlaq kepada sesame
manusia dan akhlaq kepada sesama makhluk atau alam semesta.

2.1 Rumusan masalah


1. Bagaimana Akhlaq kita saat Bertamu dan Akhlaq kita menerima tamu ?
2. Pengertian dan contoh hubungan baik dengan tetangga ?
3. Contoh dan pengertian hubungan baik dengan masyarakat ?
4. Definisi pergaulan Muda-Mudi ?

3.1 Tujuan penulisan


1. Untuk mendeskripsikan akhlaq pada manusia
2. Supanya hubungan antar tetangga dan masyarakat sejahtera
3. Untuk menghindari pergaulan muda-mudi yang tidak baik
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Akhlaq Bertamu Dan Menerima Tamu

Orang yang beriman kepada Allah SWT dan hari akhir akan mengimani wajibnya
memuliakan seorang tamu sehingga ia akan menempatkannya sesuai dengan
kedudukannya. Rasulullah shalllallahu’alaihi wa sallam bersapda

ِ َ‫اآلخ ِر فَ ْلي‬
‫ و َمن‬،ُ‫صلْ َر ِح َمه‬ ِ ‫وم‬ Rِ َ‫ و َمن كانَ يُْؤ ِمنُ باهَّلل ِ والي‬،ُ‫ض ْيفَه‬َ ‫وم اآل ِخ ِر فَ ْليُ ْك ِر ْم‬ Rِ َ‫َمن كانَ يُْؤ ِمنُ باهَّلل ِ والي‬
‫ت‬ْ ‫ر فَ ْليَقُلْ خَ ْيرًا أوْ لِيَصْ ُم‬Rِ ‫كانَ يُْؤ ِمنُ باهَّلل ِ واليَو ِمآل ِخ‬

Artinya: Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya ia
memuliakan tamunya, dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir
hendaknya ia menyambung tali silaturahmi dan barang siapa yang beriman kepada Allah
dan hari akhir maka hendaknya ia berkata baik atau diam” ( HR BUKHARI )

Bertamu adalah berkunjung ke rumah orang lain dalam rangka mempererat tali
silaturahim. Bertamu tentu ada maksud dan tujuannya , antara lain menjenguk teman
yang sedang sakit, ngobrol-ngobrol biasa, membicarakan bisnis, membicarakan masalah
keluarga dan sebagainya. Tujuan utama bertamu menurut islam adalah menyambung tali
silaturahhim ,silaturahim di sini maksudnya tidak hanya bagi saudara sedarah, saudara
seiman dan dengan non muslim juga. Allah swt memerintahkan agar kita menyambung
hubungan baik dengan orang tua, saudara, kaum kerabat, dan orang-orang mu’min yang
lainnya. Silaturahim tidak hanya mempererat tali persaudaraan tetapu juga akan
menambang ilmu atau wawasan pada saat brinteraksi terjadinya pembahsan yang
berkaitan dengan bisnis apa yang sedang tran sekarang dan sebagainnya.

Apabila manusia memutuskan apa-apa yang di perintahkan oleh Allah untuk di


hubungkan, maka ikatan sosial masyarakat akan berantakan permusuhan terjadi di mana-
mana sifat egoisme muncul,apatis, sehingga setiap individu masyarakat menjalani hidup
tanpa petunjuK. Di dalam Al-qur’an surat An-nisa ayat 1 Allahh berfirman

ۚ ‫ث ِم ْنهُ َما ِر َجااًل َكثِ ْيرًا َّونِ َس ۤا ًء‬


َّ َ‫ق ِم ْنهَا زَ وْ َجهَا َوب‬ ٍ ‫ٰيٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْ ا َربَّ ُك ُم الَّ ِذيْ خَ لَقَ ُك ْم ِّم ْن نَّ ْف‬
َ َ‫س َّوا ِح َد ٍة َّوخَ ل‬
R‫م ۗ اِ َّن هّٰللا َ َكانَ َعلَ ْي ُك ْم َرقِ ْيبًا‬Rَ ‫َواتَّقُوا هّٰللا َ الَّ ِذيْ تَ َس ۤا َءلُوْ نَ بِ ٖه َوااْل َرْ َحا‬
Artinya; Wahai manusia , bertakwalah kepada tuhanmu yang telah menciptakan kamu
dari yang satu ( ADAM ), dan Allah menciptakan pasangannya ( HAWA ), dan dari
dirinya dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang
banyak. Bertaqwalah kepada Allah yang dengan Namanya kamu saling meminta dan
peliharalah hubungan kekeluargaan sesungguhnya Allah selalu menjaga dan
mengawasimu.
Dalam islam diterangkan beberapa adab bertamu,baik yang berkaitan dengan tuan rumah
dan tamu.

A. Adab bagi tuan rumah


1. Ketika mengundang seseorang, hendaknya mengundang orang-orang yang
bertaqwa, bukan orang yang fatir (Bermudah-mudahan berbuat dosa),
sebagai mana sabda Rasulullah sahallallahu ‘alaihi wa sallam,

َ ‫احبْ ِإالَّ ُمْؤ ِمنًا َوالَ يَْأ ُكلْ طَ َعا َم‬


‫ك ِإالَّ تَقِ ٌّي‬ ِ ‫ص‬َ ُ‫الَ ت‬

Artinya: “ Janganlah engakau berteman melainkan dengan seorang


mukmin, dan janganlah memakan makananmu melainkan orang yang
bertaqwa ( HR. Abu Daud dan Tirmizi )

2. Menghormati tamu dan menyediakan hidangan untuk makanan


semampunya saja. Akan tetapi, tetap berusaha sebaik mungkin untuk
menyediakan makanan yang terbaik. Allah ta’ala telah berfirman yang
mengisahkan nabi Ibrahim alaihis salam Bersama tamu-tamunya Dalam
Qur’an surat Adz Dzariyat ayat 26-27 Allah berfirman

‫فَ َرا َغ اِ ٰلٓى اَ ْهلِ ٖه فَ َج ۤا َء بِ ِعجْ ٍل َس ِم ْي ۙ ٍن‬


َ‫ال اَاَل تَْأ ُكلُوْ ن‬
َ َ‫فَقَ َّربَهٗ ٓ اِلَ ْي ِه ۚ ْم ق‬

Artinya: Dan Ibrahim datang pada keluarganya dengan membawa daging


anak sapi gemuk kemudian ia mendekatkan makanan tersebut pada
mereka ( tamu-tamu Ibrahim ) sambil berkata ‘ Tidakkah kalian makan ?
( QS; Adz Dzarriyatat )

3. Dalam penyajiannya tidak bermaksud untuk Bermegah-megah dan


berbangga-bangga, tetapi bermaksud untuk mencontoh Rasulullah
shallallahu’alihi wa sallam dan para nabi sebelum beliau seperti nabi
Ibrahim ‘alaihis sallam. Dia di ber gelar “ ABU DHIFAN “ ( Bapak para
tamu ) karena betapa mulianya dalam menjamu tamu.
4. Diantara adab orang yang memberikan hidangan ialah mengajak mereka
berbincang-bincang dengan pembicaraan yang menyenangkan, tidka tidur
sebelum mereka tidur, tidak mengeluhkan kehadiran mereka, bermuka
manis Ketika mereka datang dan merasa kehilangan tatkala pamitan
pulang
B. Adab bagi tamu
1. Bagi seorang yang di undang, hendaknaya memenuhinya sesui waktu
kecuali ada udzur, seperti takut ada sesuatu yang menimpa dirinya atau
agamanya, Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu’ alaihi wa
sallam;

‫َمنْ ُد ِع َي فَ ْليُ ِج ْب‬

Artinya: “Barang siapa yang di undang maka datangilah ( HR.Abu Dawud dan Ahmad )

ُ‫ي هَّللا ُ َع ْنهُ َأنَّه‬ ِ ‫ج ع َْن َأبِي ه َُري َْرةَ َر‬


Rَ ‫ض‬ ِ ‫ب ع َْن اَأْل ْع َر‬ ٍ ‫ك ع َْن ا ْب ِن ِشهَا‬ ٌ ِ‫ُف َأ ْخبَ َرنَا َمال‬ Rَ ‫َح َّدثَنَا َع ْب ُد هَّللا ِ بْنُ يُوس‬
َ ‫َصى هَّللا‬َ ‫ك ْالفُقَ َرا ُء َو َم ْن ت ََركَ ال َّد ْع َوةَ فَقَ ْد ع‬
ُ ‫َكانَ يَقُو ُل َشرُّ الطَّ َع ِام طَ َعا ُم ْال َولِي َم ِة يُ ْدعَى لَهَا اَأْل ْغنِيَا ُء َويُ ْت َر‬
‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
َ ُ‫َو َرسُولَه‬

Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin yusuf telah mengabarkan kepada
kami dari ibnu syihab dari Al A’raj dari Abu Hurairah rdiallahu ‘anhu, bahwa Ia berkata :
“ Seburuk-buruk jamuan adalah jamuan walimah, yang di undang sebatas orang-orang
kaya, sementara orang-orang miskin tidak di undang, siapa yang tidak memenuhi
undangan maka sungguh ia telah bermaksiat kepada Allah dan Rasul-nya ( HR.Bukhari )

Untuk menghindari undangan, maka hendaknya memperhatikan syrat-syarat


berikut:
1) Orang yang mengundang bukan orang yang harus dihindari dan di jauhi
2) Tidak ada kemungkaran pada tempat undangan tersebut
3) Orang yang mengundang adalah muslim.
Penghasilan orang yang mengundang bukan dari penghasilan yang di haramkan.
Namun, ada Sebagian ulama menyatakan boleh menghindari undangan yang
pengundangnya berpengasilan haram. Dosanya bagi orang yang mengundang,
tidak bagi yang di undang.

2. Sebagai tamu, kita di anjurkan membawa hadiah untuk tuan rumah kerena
hal ini dapat mempererat kasih sayang antara sesama muslim.

Hadis Riawayat Abu Musa Al-Asy’ary ra, dia berkata: “ Rasulullah bersabda, minta izin
masuk rumah itu tiga kali, jika diizinkan untuk masuk dan jika tidak pulanglah! ( HR.
Bukhari dan muslim )
Berpakaian yang rapi dan pantas. Bertamnu dengan memakai pakaian yang pantas berarti
menghormati tuan rumah dan dirinya sendiri. Tamu yang berpakaian rapi dan pantas akan
lebih di hormati oleh tuan rumah, demikian pula sebaliknya. Firman Allah,
Artinya; Jika kamu berbuat baik ( berarti ) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika
kamu berbuat jahat maka ( kejahatan ) itu bagi dirimu sendiri ! ( QS. Al Isra )
Sebagaimana juga terdapat dalam hadist dari kildah ibn al-hambal radhiallahu’anhu, ia
berkata “ Aku mendatangi Rasulullah lalu aku masuk ke rumahnya tanpa mengucap
salam. Maka Rasulullah bersapda, Keluar dan ulangi lagi dengan mengucap
assalamualaikum ‘ boleh aku masuk ? ( HR. Abu Daud dan Tirmizi berkata Hadists hasan
)

Anda mungkin juga menyukai