Anda di halaman 1dari 10

ISIM NAKIRAH DAN MA’RIFAH

Dosen : Nur Suraiya, M.pd, I


Penyusun : - M Sandika Ardiansyah
- Salman Djay

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI LANGSA

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat dan nikmat-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tepat pada waktunya.

Dalam penulisan makalah ini Kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada dosen
pembimbing yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, serta kepada teman -
teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide dan gagasan sehingga makalah ini
dapat tersusun.

Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan para pembaca.Namun
terlepas dari itu kami memahami bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat Kami
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Langsa mei 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................2
DAFTAR ISI....................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................4
A. LATAR BELAKANG.............................................................4
B. RUMUSAN MASALAH........................................................4
C. Tujuan................................................................................4

BAB 2 PEMBAHASAN....................................................5
A. Pengertian Isim nakirah dan ma’rifah.....................5
B. Macam macam Isim ma’rifah..................................6
1. Isim Dhomir...............................................................6
2. Isim Maushul.............................................................6
3. Isim Alam................,..................................................6
4. Isim isyarah................................................................7
C. Perbedaan Isim Isyarah dan ma’rifah..................................7

BAB 3 PENUTUP........................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................10

3
BABI
PENDAHULUAN

A. Belakang

Bahasa arab adalah bahasa Al-Qur’an. Setiap orang yang bermaksud menyelami
ajaran islam yang sebenarnya dan lebih mendalam, tiada jalan kecuali harus mampu
menggali dari sumber asalnya, yaitu Al-qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. Oleh karena itu,
menurut kaidah hukum Islam, mengerti akan ilmu Nahwu bagi mereka yang ingin
memahami Al-Qur’an, hukumnya Fardhu Ain. Namun bagi orang-orang A’jam (selain Arab)
mereka perlu belajar bahasa Arah terlebih dahulu untuk dapat memahami bahasa Arab
sekaligus memahami Al-Qur’an. Bukan hanya itu saja, Al-qur’an adalah kitab sastra yang
tidak cukup memahaminya hanya menggunakan pengetahuan penerjemah saja, melainkan
perlu pengetahuan Badi”, Ma’ani, Bayan, dan sebagainya. Belum tentu orang Arab sendiri
mampu memahami Al-Qur’an secara detail dengan bahasa Al-Qur’an yang begitu tinggi
sastranya. Apalagi orang-orang selain Arah. Untuk itu, diantara cara memahami Al-Qur’an
yaitu mengenai kaidah-kaidah bahasa seperti yang akan kami tuturkan yaitu mengenai Isim
Nakirah dan Isim Ma’rifat.

B. Rumusan Masalah
a. Pengertian Isim nakirah dan Isim Mar’ifah

b. Macam macam Isim ma’rifah


c. Perbedaan Isim nakirah dan ma’rifah

C. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui pengertian dari Isim Nakirah dan ma’rifah
b. Mengetahui macam macam Isim ma’rifah
c. Mengetahui perbedaan Isim nakirah dan ma’rifah

4
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Isim Nakirah dan Isim Ma'rifah

- Isim nakiroh ialah isim yang jenisnya bersifat umum yang tidak menentukan suatu perkara
dan lainnya. Secara sederhana, definisi atau ta’rifnya adalah isim yang memiliki arti yang
bersifat umum atau global.

Pakar nahwu lainnya mendefinisikan isim nakirah sebagai isim yang layak masuk
ُٓ ‫ ) ٓر ُح‬artinya laki-laki (yang tidak ditentukan siapa laki-laki itu
alif lam ( ‫)ال‬. Contoh )‫ل‬
sehingga masih bersifat umum). Pada kataٓ)ُٓ‫ ) ٓرجُل‬atas maknanya masih umum dan
masih butuh penjelasan, oleh karena itu isim nakirah harus diberi alif lam (JI) yang bisa
memaʼrifatkan (mengkhususkan) isim tersebut.

- Sedangkan isim Ma’rifah adalah isim yang menunjukkan pada sesuatu yang tertentu dan
dapat langsung diketahui maksudnya, yang diistilahkan dalam bahasa Indonesia adalah kata
khusus.

Contoh Isim nakirah


Rumah : ‫ت‬
ٓ ‫بي‬
Pena: ‫قلم‬
Buku : ‫كتاب‬

Cuaca: ٓ‫قس‬
ٓ ‫ط‬
Warna : ٓ‫ٓل ْون‬

Contoh Isim ma’rifah

Ini buku saya : ٌ‫ي‬


ٓ ٓ‫هٓذٓآكٓتٓاب‬
Hari ini hujan : ‫آْٓلٓي ْٓومٓٓتٓ ْٓمطٓ ُٓر‬
Ini pulpen mu : ٓ.‫هٓذٓآقٓلٓ ُمك‬

5
Ini buku matematika : ٓ‫هٓذٓآكٓتٓابٓٓ ٓريٓاضٓيٓات‬

B. MACAM MACAM ISIM MA’RIFAH

1. Isim dhamir (kata ganti) ialah lafadz yang menunjukkan pada mutakallim,
mukhathab Dan ghaib.

Contoh :ٓ.‫ هُٓو‬،ُٓ‫ٓنَحْ نُٓه‬،‫ٓأَنَا‬،َٓ‫ٓأَيْن‬,‫ٓٓأَنتٓٓأنتما‬،‫ٓأنتما‬،‫ٓأنت‬،ٓ‫ٓهُن‬،‫ٓٓهُ َما‬،‫ٓفي‬،‫ٓهُ ْٓم‬،‫هُ َما‬

-Dia laki laki : ٌ ‫هُٓوٓٓ ٓذكُٓ ٓر‬

ٓ ٓ‫هُٓ ْٓمٓن‬
- Mereka perempuan ; ٓ‫ساء‬

- Saya laki laki : ‫انٓذ ْك ٓر‬

- saya perempuan : ٓ‫آنٓنسء‬

- kita laki-laki : ‫ٓنحْ نُهُٓذ ْك ٓر‬

2. Isim maushul adalah kata penghubung dalam Bahasa Arab.Isim maushul


berfungsi menghubungkan beberapa kalimat atau pokok pikiran menjadi satu
kesatuan.

Contoh : - murid itu telah datang : ُ‫جٓا ءٓ ٓالتلْمي ٓذ‬

- Saya sedang membaca buku : ‫آنٓآاقٓرٓآكٓتٓاب‬

- Layla sedang tidur : ‫ٓة‬


ٓ ‫ٓليْلٓٓنائٓم‬

ُٓ ُٓ‫ٓأْك‬
- Dika belum makan : ‫ل‬ ٓ‫دٓيكٓآلٓٓت‬

3. Isim alam adalah isim yang menyatakan kepada sesuatu secara mutlak,
contohnya sepertiٓٓnama laki-lakiٓnama perempuan, nama desa, nama kota, ٓ
nama hewan.

Contoh : - Muhammad ٓ:ٓ‫ُمٓحٓمد‬

6
- Layla : ‫ْل‬
ٓ ‫لٓي‬
- Aisyah : ‫ٓة‬
ْ ‫عٓائٓش‬

- Dika : ‫ْيك‬
ْ ‫د‬

- Jakarta : ٓ‫جٓكرْ ت‬

- kucing :ٓٓ‫ٓط ة‬
ٓ‫ق‬

4. Isim isyarah adalah kata tunjuk yang berfungsi untuk menunjuk sesuatu baik itu
dalam jarak dekat atau jauh.

Contoh: - ini buku : ‫ٓاب‬


ْ ‫هذٓٓكٓت‬

- itu mobil : ‫ٓٓرة‬


ٓ ‫سٓي‬

ْٓ ‫تٓلْكٓمٓ ْخ‬
- itu lemari : ٓٓ‫ٓزنُٓة‬

- Ini meja : ٓ‫هٓذٓ طٓا وٓلة‬

- Ini kursi : ٓ‫هٓذٓا كُٓرْ سي‬

C. Perbedaan antara Isim Narifah dan Isim Mar’ifah

Nakirah adalah isim yang masih asli, umum, tidak tertentu, dan tidak khusus, dan
bersinonim dengan kata umum dalam bahasa Indonesia. Sedangkan isim Ma’rifah
adalah isim yang menunjukkan pada sesuatu yang tertentu dan dapat langsung
diketahui maksudnya, yang diistilahkan dalam bahasa Indonesia adalah kata khu

1. Segi kalimat
Apabila isim tersebut tidak ada alif lam (JI) maka dikatakan isim nakiroh , dan apabila
terdapat alif lam (JI) maka dikatakan isim ma'rifah.

7
2. Segi makna
Apabila lafaz isim tersebut memiliki makna yang masih umum atau belum tentu maka
termasuk kepada isim nakiroh, dan apabila lafaz isim tersebut memiliki makna Yang sudah
tentu maka termasuk kepada isim ma’rifah.

8
PENUTUP

Isim nakiroh ialah isim yang jenisnya bersifat umum yang tidak menentukan suatu
perkara dan lainnya. Isim nakirah itu bisa menerima alif lam (JI) dan setelah kemasukan alif
lam tersebut menyebabkan kema’rifatannya. Contoh ‫ل‬ ُٓ ‫( ٓر ُج‬laki-laki) menjadi ‫ل‬
ُٓ ‫لر ُج‬
ٓ ‫( ا‬seorang
laki- laki). Isim ma’rifah ialah lafaz yang menunjukkan benda tertentu atau sudah pasti suatu
perkaraTersebut. Isim maʼrifat dibagi menjadi enam macam yaitu isim dhamir, isim alam,
isim isyaroh, isim maushul, isim yang kemasukan alif lam (JI), dan isim yang idhofah.

Antara isim nakiroh dan isim ma’rifah dapat dibedakan dari dua segi, yaitu segi kalimat
dan segi makna. Apabila isim tersebut tidak ada alif lam (JI) maka dikatakan isim nakiroh
(ada pengecualian sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya), dan apabila terdapat alif lam
(J) maka dikatakan isim ma’rifah. Apabila lafaz isim tersebut memiliki makna yang masih
umum atau belum tentu maka termasuk kepada isim nakiroh, dan apabila lafaz isim
tersebut memiliki makna yang sudah tentu maka termasuk kepada isim ma’rifah.
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi pokok yang menjadi
pembahasan dalam makalah ini. Saya sadari tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, dikarenakan terbatasnya pengetahuan kami, sumber ataupun referensi yang
berhubungan dengan judul makalah ini.Harapan penulis terhadap semua pembaca bisa
memberikan kritik dan saran yang Membangun kepada penulis demi kesempurnaan atau
kelengkapan daripada makalah ini.Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis
khususnya juga para pembaca pada umumnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Moch, 2005. Ilmu Nahwu; Terjemahan Al-Jurumiyah dan Imrithy Berikut
Penjelasannya. Bandung: Sinar Baru A
Bisyri Musthofa Ar-Rombani. TT. Syarah Nadzom Al-Sarfi Al-Umriti. Kudus: Pustaka
Mathbaah Menara Kudus. Grafindo
Fahmi, Akrom. 2002. Ilmu Nahwu dan Sharaf 3 (Tata Bahasa Arab). Jakarta: Raja Persada.

Mu’minin, Iman Saiful. 2009. Kamus Ilmu Nahwu dan Sharaf. Jakarta: Amzah.
Muhammad ibn Abdullah ibn Malik Al-Andalusi. TT. Alfiyah ibn Malik Fi Al-Nahw wa Sharf.
Kudus: Pustaka Mathbaah Menara Kudus.

10

Anda mungkin juga menyukai