Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH TENTANG MA’RIFAH DAN NAKIRAH

Mata Kuliah : Bahasa Arab

Disusun Oleh :

Ravi Naldi Putra

Dosen Pembimbing ;

Dr. Antoni Akbar, M.Ag

Kelas : MBS C

PRODI MANAJEMEN BISNIS SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG

TAHUN 2021 M/1442 H

1
KATA PENGANTAR
Assalamualaikun Warahnatullahi Wabarakatu

Puji sukur marilah kita ucapkan kepada allah subhanahu wata’ala atas rahmatnya, kita dapat
menyelesaikan tugas penulis makalah mata kuliah pengantar bisnis dengan tepat waktu. Tidak lupa
shalawat beserta salam tercurahkan kepada Rasullulah Sallahu’Alaihi Wassallam yang syaf’atnya
menolong kita di hari akhir kelak.

Penulis makalah berjudul “Isim Ma’rifah dan Isim Nakirah” dapat kami selesaikan tepat
waktu. Kami berharap malakah ini menjadi referensi bagi berbagi pihak. Selain itu, kami juga
berharap agar pembaca dapat mengetahui bagaimana cara bisa mempelajari bahasa arab yang benar.

Penulis menyadari makalah ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama pada bagian
isi. Kami menerima segala bentuk keritikan dan saran pembaca demi penyempurnaan malakah ini.
Apabila terdapat banyak kesalahan pada malakah ini, kami memohon maaf.

Demikian yang dapat kami sampaikan. semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca,

Sijunjung 16 September , 2021

Ravi Naldi Putra

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................

DAFTAR ISI .............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................

A. Latar Belakang ................................................................................


B. Rumusan Masalah ............................................................................
C. Tujuan penulisan ..............................................................................

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................

A. Pengertian Isim Ma’rifah ..................................................................


B. Macam Macam isim ma’rifah ...........................................................
C. Pengertian Isim Nakirah ...................................................................
D. Karakteristik isim Nakirah ...............................................................

BAB III PENUTUPAN ..............................................................................

A. Kesimpulan .....................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................

3
PENDAHULUAN

A. Latar bekalang
Bahasa Arab adalah bahasa Al-Qur’an. Setiap orang muslim yang bermaksud menyelami ajaran
Islam yang sebenarnya dan lebih mendalam, tiada jalan lain kecuali harus mampu menggali dari
sumber asalnya, yaitu Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. Oleh karena itu, menurut kaidah hukum
Islam, mengerti akan ilmu Nahwu bagi mereka yang ingin memahami Al-Qur’an, hukumnya fardhu
‘ain.
Kaidah-kaidah bahasa Arab dibahas lebih rinci sehingga dapat membantu para pembaca untuk
lebih memahami kaidah-kaidah bahasa Arab dan diharapkan lebih membantu dalam memahami
ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi.
Bagi orang yang ingin memperdalam ilmu agama islam, penguasaan terhadap bahasa arab
adalah syarat mutlak. Tanpa penguasaan terhadap bahasa arab, orang mustahil akan dapat
memahami ajaran islam dari sumber-sumbernya yang asli, yang semuanya ditulis dalam bahasa
arab.1 Oleh karena itu, mempelajari bahasa arab merupakan suatu hal yang sangat penting.
Al-qur’an dan al-hadist sebagai sumber pokok ajaran islam, ditulis dalam bahasa arab, sehingga
tidak heran kalau bahasa arab ini menjadi bahasa resmi internasional. Bahkan Imam Bahwani dalam
bukunya mengatakan bahwa adalah kenyataan yang tak dapat di bantah, barat mengalami kemajuan
karena mereka sebelumnya mempelajari bahasa arab.2
Bagi kalangan muslim, yang hendak mempelajari bahasa arab, salah satu kendala yang dihadapi
dalam mempelajarinya adalah tingkat kerumitan struktur bahasanya yang relative berbeda dengan
bahasa-bahasa dunia lainnya. Karena sedemikian rumitnya, sehingga untuk menguasainya
membutuhkan kesungguhan dan ketelitian.
Al qur’an adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw melalui
malaikat Jibril dengan menggunakan bahasa Arab. Oleh karena al-Qur’an turun di bangsa Arab,

1
Achmad Cotip, dkk, pelajaran bahasa arab untuk Perguruan tinggi Agama Islam/IAIN Alauddin
Makassar Tingkat menengah, Jilid I (Jakarta; Departemen Agama. RI)
2
Iman Banawi, Tata Bahasa Arab, (Surabaya: Usaha Offset printing 1987) Hal. 16

4
maka al-Qur’an juga menggunakan bahasa tersebut agar dapat dipahami dengan mudah oleh orang-
orang Arab.
Namun, bagi orang-orang Ajam (selain Arab) mereka perlu belajar bahasa Arab terlebih
dahulu untuk memahami bahasa Arab sekaligus memahami al-Qur’an. Bukan hanya itu saja, al-
Qur’an adalah kitab sastra yang tidak cukup memahaminya hanya menggunakan pengetahuan
menerjemah saja, melainkan perlu pengetahuan badi’, ma’ani, bayan dan sebagainya. Belum tentu
orang Arab sendiri mampu memahami al-Quran secara detail dengan bahasa al-Qur’an yang begitu
tinggi sastranya. Apalagi orang-orang selain Arab. Untuk itu, diantara cara memahami al-Quran
yaitu mengenai kaidah-kaidah bahasa seperti yang akan kami tuturkan, yaitu mengenai Nakirah dan
Ma’rifat.

B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan isim nakirah?
2. Apa yang dimaksud dengan isim ma’rifah?

C. Tujuan penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana cara mempelajari dan
memahami bahasa arab yang mana bahasa arab merupakan bahasa yang digunakan dalam Al Quran.
Dengan demikian, untuk bisa memahami bahasa arab kita harus mempelajarinya terlebih dahulu.
Tentu mempelajari bahasa arab tidak bisa dikatakan mudah. Untuk menguasai bahasa arab kita
perlu mempelajari materei-materi yang berkaitan dengan bahasa arab. Dengan membuat makalah
ini kami bisa memberikan sedikit ilmu kepada pembaca bagaimana cara untuk memahami bahasa
arab.

5
BAB I

PEMBAHASAN
A. Pengertian ma’rifah

Menurut moch. Anwar dalam ilmu nahwu, Terjemahan Al-Jurumiah , isim makrifah ialah lafaz
yang menunjukan benda tertentu.3 Isim makrifah secara sederhana adalah isim yang memiliki arti
bersifat khusus atau spesifil. Contoh ٌ‫زَ يْد‬, kata zaidun menunjukan orang yang bernama zaid,
ٌ‫الر ُج ُل‬
َّ yang berarti seorang laki laki.

Pengertian yang disebutkan diatas dapat disimpulkan bahwa isim ma’rifah adalah isim-
isim yang menunjukan pada sesuatu yang tertentu yang dapat dikenal dengan pengenalan
yang sempurna. Apa yang dimaksudkan tersebut sudah terekam dengan baik dalam hati dan
tidak akan tercampurkan dengan hal-hal yang lain.

B. Macam macam isim ma’rifah


1. Isim dhamir (kata ganti) ialah lafadz yang menunjukan pada mutakallim, mukhathab dan
ghaib.
Contohnya : ‫هوٌهماٌهمٌهيٌهماٌهنٌاننٌانتماٌانتمٌانتٌانتماٌانتنٌاناٌنحن‬
2. Isim ‘alam (nama) ialah isim yang menentukan suatu barang yang diberi nama secara
mutlak.
Contoh : ُ‫اٌط َم ٌة‬
ِ َ‫ْبٌف‬
ُ ‫َحبِي‬
3. Isim isyarah (kata tunjuk) ialah isim yang digunakan untuk sesuatu yang
diisyaratkan/ditunjuk
Contoh :ٌَ‫هذَاٌتِ ْلكَ ٌذَاٌٌِلك‬
َ ٌ ‫َه ِذٌِه‬
4. Isim maushul (kata sambung) ialah isim yang menunjukan suatu kalimat tertentu dan
membutuhkan jumlah (kalimat)
ْ ‫ٌالَّذٌِال ِت‬
Contoh :ٌَ‫يٌال ِذيْن‬
5. Isim yang disertai alif lam
َّ ُ ‫االُ ْست َاذٌَال َم ْرأَة‬
ٌُ ‫ٌالر ُج‬
Contoh : ‫ل‬
6. Isim yang di idhafahkan pada salah satu diantara isim ma’rifah

6
C. Isim nakirah

Menurut Moch. Anwar dalam Ilmu Nahwu; Terjemahan Al-Jurumiyah dan Imrithy Berikut
Penjelasannya, isim nakiroh ialah isim yang jenisnya bersifat umum yang tidak menentukan suatu
perkara dan lainnya.4 Isim nakiroh atau dalam bahasa Inggris diistilahkan dengan kata indefinite
(belum pasti). Secara sederhana, definisi atau ta’rifnya adalah isim yang memiliki arti yang bersifat
umum atau global.

Pakar nahwu lainnya memndefinisikan isim nakirah sebagai isim yang layak masuk alif lam
(‫)ال‬.5 Contoh ٌ ‫ر ُجل‬artinya
َ laki-laki (yang tidak ditentukan siapa laki-laki itu sehingga masih bersifat
umum). Pada kata ٌ ‫ر ُجل‬di
َ atas maknanya masih umum dan masih butuh penjelasan, oleh karena itu
isim nakirah harus diberi alif lam (‫ )ال‬yang bisa mema’rifatkan (mengkhususkan) isim tersebut.
D. Karakteristik Isim Nakirah

Syaikh ibn Malik menyatakn dalam kitabnya:6 “isim nakirah menerima alif lam yang membekas
atau isim yang menempati kedudukan isim yang menerima alif lam yang telah disebutkan alif lam”.
Maksudnya adalah isim nakirah itu bisa menerima alif lam dan setelah kemasukan aliflam tersebut
ٌُ ‫( َر ُج‬laki-laki) menjadi ‫ل‬
menyebabkan kema’rifatannya7. Contoh ‫ل‬ ٌُ ‫الر ُج‬
َّ (seorang laki-laki).

Adapun lafaz yang tidak menerima alif lam tetapi menempati lafaz yang bisa menerima alif lam
(‫)ال‬, contoh dalam lafaz :

a. Lafaz ‫ ذُ ٌْو‬yang bermakna ٌُ‫صاٌحِ ب‬


َ (orang yang memiliki)
b. Lafaz ‫ن‬ٌْ ‫ َم‬istifham atau syarat yang bermakna ٌُ‫ساٌن‬ َ ‫( اِ ْن‬orang)
c. Lafaz ‫ ما‬istifham atau syarat yang bermakna ‫ئ‬ ٌُ ‫س ْي‬
َ (sesuatu)

4
Moch. Anwar, Ilmu Nahwu; Terjemahan Al-Jurumiyah dan Imrithy Berikut Penjelasannya, (Bandung: Sinar
Baru Algensindo, 2005), hlm. 108
5
Iman Saiful Mu’minin, Kamus Ilmu Nahwu dan Sharaf, (Jakarta: Amzah, 2009), hlm. 254
6
Muhammad ibn Abdullah ibn Malik Al-Andalusi, Alfiyah ibn Malik Fi Al-Nahw wa Sharf, (Kudus: Pustaka
Mathbaah Menara Kudus, TT), hlm. 30

7
Bisyri Musthofa Ar-Rombani, Syarah Nadzom Al-Sarfi Al-Umriti, (Kudus: Pustaka Mathbaah Menara Kudus,
TT), hlm. 41-42

7
Lafaz lafaz diatas tidak menerima alif lam (‫)ال‬, tetapi makna yang digunakan bisa menerima alif
lam (‫)ال‬, oleh karenanya juga termasuk isim nakirah. Sedangkan lafaz yang dapat menerima (‫)ال‬
tetapi tidak menyebabkan kema’rifatannya tidak disebut isim nakirah, seperti lafadz ٌ‫َّاٌس‬
ُ ‫العَب‬

E. Perbedaan antara isim nakirah dan isim ma’rifah

Antara isim nakirah dan isim ma’rifah dapat dibedakan dari dua segi yaitu, segi kalimat dan
segi makna.

1. Segi kalimat
Apabila isim tersebut tidak ada alif lam (‫ )ال‬makna dikatakan isim nakirah (ada
pengecualian sebagaimana setelah dijelaskan sebelumnya), dan apabila alif lam (‫ )ال‬maka
dikatakan isim ma’rifah.
Contoh:
Isim nakirah Isim ma’rifah
(buku) ٌُ‫َر ُجل‬ (buku kamu) ‫ل‬ٌُ ‫لر ُج‬
َّ

2. Segi makna
Apabila lafaz isim tersebut memiliki makna yang masih umum atau belum tentu maka
termasuk kepada isim nakirah, dan apabila lafaz isim tersebut memiliki makna yang sudah
tentu maka termasuk kepada isim ma’rifah.
Contoh :
Isim nakirah Isim ma’rifah
(buku) ٌُ‫ِكت َاٌب‬ (buku kamu) ٌَ‫ِكتًاٌبُك‬

8
PENUTUP
A. Kesimpulan

Isim nakirah ialah isim yang jenisnya bersifat umum yang tidak menentukan suatu perkara
dan lainnya. Isim nakirah itu bisa menerima alif lam (‫ )ال‬dan setelah memasukan alif lam tersebut
menyebabkan kema’rifatannya. Contoh ‫ل‬ ٌُ ‫( َر ُج‬laki-laki) menjadi ‫ل‬
ٌُ ‫الر ُج‬
َّ (seorang laki-laki).

Isim ma’rifah ialah lafaz yang menunjukan benda tertentu atau sudah pasti suatu perkara
tersebut. Isim ma’rifah dibagi menjadi enam macam yaitu : isim dhamir, isim ‘alam, isim isyaroh,
isim maushul, isim yang kemasukan alif lam (‫)ال‬, dan isim yang idhofah.

Antara isim ma’rifah dan isim nakirah dapat dibedakan dari dua segi yaitu segi kalimat dan
segi makna. Apabila isim tersebut tidak ada alif lam (‫ )ال‬maka dikatakan isim nakirah, dan apabila
terdapat alif lam (‫ )ال‬maka dikatakan isim ma’rifah.

Demikian yang dapat kami peperkan mengenai materi pokok yang menjadi pembahasan
dalam makalah ini. Saya sadari tentu masih banyak kekurangan dan kelemahannya, dikarenakan
terbatasnya pengetahuan kami, sumber ataupun referensi yang berhubungan dengan judul makalah
ini.

Harapan penulis terhadap semua pembaca bisa memberikan kritik dan saran kepada penulis
demi kesempurnaan atau kelengkapan dari makalah ini. Semoga makalah ini bisa dimanfaatkan
bagi penulis khususnya juga para pembaca pada umumnya.

9
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Cotip, dkk, pelajaran bahasa arab untuk Perguruan tinggi Agama Islam/IAIN Alauddin
Makassar Tingkat menengah, Jilid I (Jakarta; Departemen Agama. RI)

Iman Banawi, Tata Bahasa Arab, (Surabaya: Usaha Offset printing 1987) Hal. 16

Moch. Anwar, Ilmu Nahwu; Terjemahan Al-Jurumiyah dan Imrithy Berikut Penjelasannya, (Bandung: Sinar
Baru Algensindo, 2005), hlm. 108

Iman Saiful Mu’minin, Kamus Ilmu Nahwu dan Sharaf, (Jakarta: Amzah, 2009), hlm. 254

Muhammad ibn Abdullah ibn Malik Al-Andalusi, Alfiyah ibn Malik Fi Al-Nahw wa Sharf, (Kudus: Pustaka
Mathbaah Menara Kudus, TT), hlm. 30

Bisyri Musthofa Ar-Rombani, Syarah Nadzom Al-Sarfi Al-Umriti, (Kudus: Pustaka Mathbaah Menara Kudus,
TT), hlm. 41-42

10

Anda mungkin juga menyukai