Anda di halaman 1dari 14

NUZUL AL-QUR’AN

MAKALAH PENGANTAR STUDI AL-QUR’AN DAN HADITS

Ditulis untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Pengantar


Studi al-Qur’an dan Hadits

OLEH KELOMPOK 13

Nurwidad Bari’ah (2116030103)


Wulan Elvisa (2116030119)
Wanda Afri Necco (2116030115)

Dosen Pengampu
Mustapa, S.Th.I., M.Hum

KELAS MBS C

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS SYARI’AH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG
2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Segala puji dan syukur kita panjatkan bagi Allah SWT. serta
sholawat dan salam penulis sampaikan hanya bagi tokoh dan teladan kita
Nabi Muhammad SAW. Sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini dengan baik dan tepat waktu.

Adapun penulisan makalah ini dibuat sebagai media pembelajaran


dalam rangka memenuhi Mata Kuliah Pengantar Studi al-Qur’an dan
Hadits dengan judul "Nuzul al-Qur’an". Penulis menyadari dalam
menyelesaikan tugas makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak


yang telah memberikan motivasi dan saran dalam proses pembuatan
makalah ini. Demikian makalah ini penulis buat dan semoga dapat
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis khususnya.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Padang, 20 Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan Makalah ........................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
A. Pengertian, Cara dan Fase Turunnya Al-Qur’an .......................................... 3
B. Tujuan dan Hikmah Turunnya Al-Qur’an Secara Bertahap ........................ 7
C. Urgensi Kajian Tentang Nuzul Al-Qur’an ................................................... 9
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 10
A. Kesimpulan ................................................................................................ 10
B. Saran ........................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur’an adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah subhanahu


wa ta'ala melalui Nabi Muhammad untuk diajarkan kepada umat manusia.
Mempelajari al-Qur’an adalah kewajiban bagi seorang muslim. Karena al-
Qur’an merupakan petunjuk bagi manusia untuk mencapai keselamatan di
dunia maupun di akhirat. Oleh sebab itu, kita sebagai umat Islam
hendaknya mempelajari serta memahami maupun mengamalkannya dalam
kehidupan kita sehari-hari, dan juga senantiasa menjaga al-Qur’an dengan
semaksimal mungkin.

Turunnya al-Qur’an pasti memiliki banyak rahasia yang


terkandung di dalamnya. Peristiwa turunnya al-Qur’an itu seperti apa,
bagaimana tahapannya, dan sebagainya. Masih banyak permasalahan yang
belum terungkap di dalam al-Qur’an dan masih menjadi perdebatan para
ulama sampai saat sekarang ini.

Sebelum mempelajari lebih lanjut atau lebih dalam ilmu-ilmu yang


terkandung dalam al-Qur’an, sebaiknya kita harus mengetahui dulu
beberapa pengetahuan tentang al-Qur’an. Hal ini yang akan diangkat
menjadi permasalahan didalam makalah ini. Dimana kita akan
mempelajari dan memahami apa yang disebut dengan peristiwa turunnya
al-Qur’an, bagaimana sejarah turunnya al-Qur’an dan juga bagaimana
proses-proses maupun tahapan turunnya al-Qur’an kepada Nabi
Muhammad saw. beserta hikmahnya, dan pentingnya kita mempelajari
tentang turunnya al-Qur’an.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka


permasalahan yang menjadi bahan kajian dalam makalah ini adalah sebagai
berikut.
1. Apa pengertian Nuzul al-Qur’an?
2. Apa saja cara dan fase turunnya al-Qur’an?
3. Apa tujuan dan hikmah diturunkannya al-Qur’an secara bertahap?
4. Bagaimana urgensi kajian tentang Nuzul al-Qur’an?

C. Tujuan Penulisan Makalah

Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan makalah ini


sebagai berikut.
1. Mengetahui pengertian Nuzul al-Qur’an.
2. Menjelaskan cara dan fase turunnya al-Qur’an.
3. Menjelaskan tujuan dan hikmah diturunkannya al-Qur’an secara
bertahap.
4. Memahami urgensi kajian tentang Nuzul al-Qur’an.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian, Cara dan Fase Turunnya Al-Qur’an

a. Pengertian Nuzulul Qur’an


Kata nuzul al-Qur'an merupakan gabungan dari dua kata, yang
dalam bahasa Arab susunan semacam ini disebut dengan istilah tarkib
idlafi, dalam bahasa Indonesia dapat diartikan dengan, turunnya Al-
Qur'an.
Dalam bahasa Arab, kata "nazala" dapat berarti; meluncur dari
tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Pengertian konteks
semacam ini, misalnya, dapat disimak di dalam salah satu ayat Al-
qur'an yang berbunyi :
ِّ ِّ
َْ ‫ْي ال ُْم ْن ِّزل‬
‫ي‬ ُ ْ ‫ت َخ‬
َ ْ‫ٰباكا َّواَن‬ ْ ِّ ‫َوقُ ْل َّرب اَنْ ِّزل‬
َ ‫ِْن ُم ْن َزاًل ُّم ر‬
“Dan berdoalah; Ya Tuhanku, turunkanlah aku di tempat yang
diberkahi, karena Engkau adalah sebaik-baiknya yang memberikan
tempat”. Q.S. (23):29.

Secara etimologi nuzul berarti singgah atau tiba di tempat


tertentu. Makna nuzul dalam pengertian yang disebut terakhir ini dalam
kebiasaan orang Arab menurut 'Abdul 'Azhim al-Zarqaniy sebagai
makna hakiki. Sehingga kata singgah, mampir atau tiba umpannya,
sering diungkapkan oleh orang Arab sebagai "seorang pengusaha
singgah atau tiba di suatu tempat”.1
Dr. Ahmad al-Sayyid al-Kumi dan Dr. Muhammad Ahmad Yusuf
al-Qasim mengemukakan; setidaknya ada lima makna nuzul, yaitu
singgah, tiba ditempat tertentu, tertib, teratur dan perkumpulan.

1
Muhammad ‘Abd al-‘Azhim al-Zarqani, Manahil al-‘Irfan fi ‘Ulum Al-Qur’an, j.l, t.k: ‘Isa al-
Babi al-Halabi, t.t), hlm. 41.
Kemudian nuzul juga berarti "turun secara berangsur-angsur dan
terkadang sekaligus".2
Dengan mengutip pernyataan Al-Zarqaniy mengenai pemahaman
lafal nuzul yang diartikan I'lam sebagaimana telah dikemukakan di atas,
Rifaat Syauqi Nawawi dan M.Ali Hasan berkomentar.
Dalam kaitannya dengan makna nuzul yang pertama diatas,
'Abdul 'Azim al- Zarqaniy menegaskan :
“Menurut bahasa, kata nuzul dalam redaksi yang lain diformulasikan
sebagai, pindahnya sesuatu dari atas ke bawah. Lebih dari itu, kadang-
kadang nuzul juga diartikan bergeraknya sesuatu dari atas ke bawah”.3
Sudah pasti, tandas al-Zarqaniy, bawa pengertian Nuzulul
semacam itu tidak layak diberikan untuk maksud diturunkannya
Alquran oleh Allah, karena pengertian tersebut lebih tepat dan lazim
digunakan dalam perihal yang berkenaan dengan tempat dan benda-
benda atau materi yang memiliki berat jenis tertentu. Sedangkan Al-
Qur'an bukanlah semacam benda yang memiliki tempat perpindahan
dari atas ke bawah, baik yang berkaitan dengan kalimat-kalimat
ghaibiyat yang 'azali (kalam al-nafs) maupun Alquran dalam pengertian
lafal-lafal yang mengandung i'jas (kalam lafzhi). Kalau begitu, maka
penggunaan kata nuzul dalam kaitanya dengan Nuzulul al-Qur’an
dimaksudkan dalam pengertian yang majazi, yaitu sebagai ungkapan
yang tidak harus dipahami secara harfiah. Selanjutnya ia mengatakan:
“Dan agaknya pengertian majazi bagi lafal Nuzulul al-Qur’an adalah
pemberitahuan mengenai al-Quran dari segala segi dan aspek-
aspeknya”.
Oleh karena itu, pengertian Nuzul al-Qur’an bukanlah tergambar
dalam wujud berpindah atau turunnya al-Qur’an dari atas ke bawah,
tetapi haruslah dipahami bahwa segenap penghuni langit dan bumi telah
diberitahukan oleh Allah mengenai al-Qur’an dengan segala aspeknya.

2
Ahmad Sayyid al-Kumi & Muhammad Ahmad Yusuf al-Qasim, ‘Ulum al-Qur’an, (Kairo :
Kulliyat Ushul al-Din, Jami’at al-Azhar,1976), hlm. 23.
3
Muhammad ‘Abd al-‘Azhim al-Zarqani, Manahil al-‘Irfan fi ‘Ulum Al-Qur’an, j.l, t.k: ‘Isa al-
Babi al-Halabi, t.t), hlm. 41.
dengan demikian, bila kata nuzul dita'wilkan dengan kata i'lam, maka
akan hilanglah image tentang interpretasi Nuzul dalam arti
"perpindahan sesuatu dari atas ke bawah". Sebab, pemberitahuan Allah
mengenai apapun kepada siapa saja tidak terikat oleh arah tertentu atau
tempat tertentu. Karena bila Allah hendak mengi'lamkan
(memberitahukan) Firmannya tidak harus dari atas sebab Allah tidak
mempunyai tempat tertentu sebagaimana makhlukNya.

b. Cara dan Fase Turunnya Al-Qur’an


Turunnya Al-Alaq ayat 1-5 menjadikan awal dari kenabiaan
Muhammad SAW. Selain itu waktu turunnya al-Qur’an juga awal
penyebaran agama islam. Al-Qur’an diturunkan dalam dua cara, yaitu: 4
1) Al-Qur’an diturunkan secara lengkap dimalam Lailatul Qadar
dari Lauh Mahfudz ke langit dunia
2) Usai diturunkan ke langit dunia, al-Qur’an diturunkan ke Nabi
Muhammad secara bertahap.

Selain itu, sejarah turunnya al-Qur’an dibagi menjadi dua periode,


yaitu periode Mekkah (sebelum hijrahnya Nabi) dan Madinah (setelah
hijrah). al-Qur’an pertama kali diturunkan di Gua Hira, sebelum utara
Mekkah, pada 17 Ramadhan 610 M. Selama periode Mekkah,
umumnya ayat yang diturunkan berisi tentang akidah (paham terkait
keimanan) tauhid (dasar ajaran agama islam). Pada periode tersebut,
terdapat 86 surat yang diturunkan selama 12 tahun 5 bulan. Ayat yang
diturunkan di Madinah umumnya berkaitan dengan muamalat
(hubungan manusia dengan makluk sosial), syariat dan hukum islam.
Pada periode setelah hijrahnya Nabi Muhammad ini, terdapat 28 surat
yang diturunkan selama 9 tahun 9 bulan. Ayat al-Qur’an yang terakhir
diturunkan adalah surat Al-Maidah ayat 5.

4
Lukman Hadi Subroto, Sejarah Turunnya Al-Qur’an.
https://www.kompas.com/stori/read/2022/01/14/110000679/sejarah-turunnya-al-quran?page=1.
(diakses 12 Maret 2022, pukul 12.47).
Al-Qur’an tidak hanya diturunkan pada malam Lailatul Qadar
pada bulan Ramadhan saja, al-Zarqani menyebutkan ada tiga fase kitab
suci ini diturunkan:5

1. Fase Pertama
Kitab suci ini diturunkan ke Lauhul Mahfudz secara keseluruhan.
Dalil fase pertama ini adalah firman Allah SWT berikut,
)21( ٞ‫ان َّم ِجيد‬ٞ ‫ بَ ۡل ه َُو قُ ۡر َء‬22(‫وظ‬
ِ ُ‫فِي لَ ۡو ٖح َّم ۡحف‬
Artinya : “Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al-Qur,an
yang mulia, yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuzh.” (QS. Al-
Buruj [85]: 21-22)

2. Fase Kedua
Fase ini merupakan fase lanjutan dari fase sebelumnya. Untuk fase
kedua turunnya Al-Qur’an, kitab suci ini diturunkan secara utuh
dari Lauhul Mahfudz ke Baitul ‘Izzah pada bulan Ramadhan,
bertepatan dengan malam Lailatul Qadar. Dalil yang menjadi
landasan untuk fase ini adalah firman Allah SWT berikut ini,

ِّ َ‫َّاس وب يِّرنَت ِّمن ۡٱۡلَُد رى و ۡٱل ُف ۡرق‬ ِّ ۡ ۡ ِّ ِّ ِّ ‫ش ۡهر رمضان ٱلَّ ِّذي أ‬
‫ان‬ َ َ َ َ ِّ ‫ُنز َل فيه ٱل ُقرءَا ُن هدى للن‬ ٓ َ َ ََ ُ َ
Artinya : “Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan
Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al
Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan
mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang
bathil).” (QS. Al-Baqarah [2]: 185)

Ayat Al-Qur’an diatas juga dipertegas oleh hadist berikut,


،‫الس َم ِّاء الدُّنْ يَا‬
َّ ‫ت ال ِّع َّزةِّ ِّم َن‬ ِّ
ِّ ‫ضع ِِّف ب ْي‬ ِّ ِّ
َ َ ‫ فَ ُو‬،(‫ اللوح احملفوظ‬:‫فُص َل ال ُق ْرآ ُن م َن الذ ْكر )أي‬
ِّ
‫َّب صلى هللا عليه ولل‬ ِّ ِّ‫يل عليه السالم يَ ْن ِّز ُل بِّ ِّه َعلَى الن‬ ِّ
ُ ‫فَ َج َع َل ج ِّْٰب‬
Artinya : “Al-Quran dipisahkan dari ad-Dzikr (Lauhul Mahfudz)
lalu diletakkan di Baitul Izzah di langit dunia. Kemudian Jibril
menyampaikannya kepada Nabi saw.” (HR. Hakim dalam al-
Mustadrak).

5
Muhammad ‘Abd al-‘Azhim al-Zarqani, Manahil al-‘Irfan fi ‘Ulum Al-Qur’an, j.l, t.k: ‘Isa al-
Babi al-Halabi, t.t), hlm. 43-47.
Para mufasir, seperti Ibnu Katsir dalam Tafsir Al-Qur’an Al-
‘Adzim, Fakhruddin al-Razi dalam Mafatih al-Ghaib,
Abdurrahman as Sa’di dalam pakar tafsir lainnya, sepakat bahwa
Al-Qur’an diturunkan pada bulan Ramadhan secara utuh dari
Lauhul Mahfudz ke Baitul ‘Izzah.

3. Fase Ketiga
Ini merupakan fase terakhir dari turunnya Al-Qur’an. Pada fase ini,
Al-Qur’an diturunkan melalui malaikat jibril kepada Nabi
Muhammad SAW. Ayat-ayat yang turun berangsur sesuai dengan
konteks peristiwa saat itu. Dalil yang menjadi dasar fase ketiga ini
adalah firman Allah SWT berikut :

ِّ ۡ ِّ
ٍ ‫) بِّلِّس‬194( ‫نذ ِّرين‬
‫ان َع َرِِّب ُّمبِّي‬ ِّ َ ِّ‫)علَ رى قَ ۡلب‬193( ‫ٱلروح ۡٱۡل َِّمي‬ ِّ ِّ
َ َ ‫ك لتَ ُكو َن م َن ٱل ُم‬ َ ُ ُ ُّ ‫نَ َز َل به‬
(195)

Artinya, “Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke dalam


hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara
orang-orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang
jelas." (QS. As-Syu’ara [26]: (193-195)

Sebenarnya, dari Lauhul Mahfudz, Jibril menerima Al-Qur’an dari


malaikat penjaga secara berkala selama dua puluh malam. Lalu
jibril menurunkan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW
berangsur selama dua puluh tahun.

B. Tujuan dan Hikmah Turunnya Al-Qur’an Secara Bertahap

Al-Qur’an diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW


sebagai petunjuk bagi umat manusia. Al-Qur’an merupakan peristiwa
besar sebagai salah satu wahyu yang ada pada saat ini. Kitab al-Qur’an
diturunkan kepada Nabi Muhammad secara bertahap dilakukan dua
periode yaitu, Makkah dan Madinah. Hikmah turunnya al-Qur’an secara
bertahap merupakan suatu hal yang bermanfaat bagi kita untuk
mengaplikasikan kedua proses tersebut yang harus di lalui. Turunnya al-
Qur’an secara bertahap tentu mempunyai tujuan atau hikmahnya, proses
turunnya al-Qur’an mempunyai tujuan atau hikmah sebagai berikut :
1) Untuk menguatkan hati Nabi Muhammad SAW dalam menyampaikan
kalam Allah kepada umat manusia. Dalam menjalankan tugasnya,
Rasulullah di hadapi dengan tantangan dan hambatan. Namun dapat
juga menghibur hati beliau pada saat mendapat kesulitan dan
kesedihan dari orang kafir.
2) Turunnya Alquran kepada Nabi Muhammad adalah mukjizat besar
bagi beliau, dengan begitu Nabi Muhammad dengan mudah menjawab
dan menghadapi tantangan-tantangan dari orang kafir.
3) Memudahkan Nabi Muhammad menghafal lafaz al-Qur’an.
4) Memudahkan umat pada masa itu untuk menghafal, mencatat dan
memahami al-Qur’an. Turunnya al-Qur’an secara bertahap tentunya
hal tersebut dapat memudahkan Nabi Muhammad untuk menghafal
serta memahami isi yang terdapat dalam al-Qur’an. Hal tersebut
sangat berdampak begitu besar pada umatnya, karena pada masa nabi
menulis dan membaca sangat langkah.
5) Menjawab permasalahan yang ada dalam masyarakat. Hal ini tentunya
akan memberi petunjuk bagi masyarakat atau umat sesuai masalah
atau pertikaian yang sedang mereka hadapi.
6) Mengetahui nasikh dan mansukh dalam ayat al-Qur’an yang berkaitan
dengan Hukum.
7) Memberikan pengaruh besar terhadap umat Islam dalam pembentukan
dakwah. Proses turunnya al-Qur’an dilakukan secara 2 periode,
tentunya ini sangat bermanfaat bagi umat Nabi Muhammad, karna
pada periode Makkah diturunkan terlebih dahulu ayat-ayat yang
berhubungan dengan tauhid dan keadilan sosial. Pada periode Madina
diturunkan ayat-ayat yang berhubungan tentang hukum dalam
berbagai aspek kehidupan.
8) Penurunan al-Qur’an secara berangsur-angsur atau sistem tadrij,
memberikan ilham sangat besar untuk membaca, memahami, dan
mempelajari al-Qur’an. Bukan hanya masa lampau dimana waktu al-
Qur’an turun, tetapi kita juga dapat memahaminya dan masih
berlangsung di masa-masa sekarang.6

Manfaat lainya ialah untuk memudahkan pengikut Nabi Muhammad


untuk menghafal karena pada saat itu hanya sebagian dari pengikut Nabi
Muhammad yang bisa menulis.

C. Urgensi Kajian Tentang Nuzul Al-Qur’an

Berdasarkan pembahasan diatas, sudah jelas bahwa mempelajari nuzul


al-Qur’an sangat penting. Nuzul al-Qur’an membuat kita mengetahui seluk
beluk lain didalam al-Qur’an, yang dimana kita hanya mengetahui luarnya
saja. Al-Qur’an yang berposisi sebagai sumber tertinggi hukum Islam, dan
menjadi pedoman hidup. Al-Qur’an juga merupakan Kitab Suci yang
melengkapi dan menyempurnakan yang diturunkan melalui Rasulullah saw.,
sebagai penyatu agama-agama lain yang mempunyai kitab yang mereka
anggap suci sebelum turunnya al-Qur’an.
Dengan mempelajari dan mengkaji tentang Nuzul al-Qu’ran ini,
pastilah menumbuhkan dan menambah rasa cinta kita terhadap al-Qur’an
dan berusaha sebaiknya melindungi dan mengamalkan al-Qur’an. Terkhusus
mahasiswa, pemikiran yang sudah matang dan dewasa, melalui itu dapat
menambah keimanan dan rasa berpegang teguh akan al-Qur’an.

6
Meskipun pada waktu-waktu belakangan telah ditemukan beberapa método mempelajari al-
Qur’an, semisal metode Iqra’ dan Qira’ati disamping metode-metode yang tela hada khususnya
al-Baghdadiyyah, semua teori ini pada dasarnya tetap mengajarkan pembaca al-Qur’an dengan
cara berangsur-angsur.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Nuzul quran adalah proses turunnya Alquran dari tempat yang


tinggi ke muka bumi. Secara lengkap, nuzul quran adalah peristiwa
turunnya Alquran dari Allah SWT melalui perantara malaikat Jibril kepada
Nabi Muhammad SAW di muka bumi. Nuzul quran juga dapat diartikan
sebagai penyampaian informasi atau wahyu dari Allah SWT kepada Nabi
Muhammad SAW sebagai petunjuk bagi umat manusia untuk mencapai
kebenaran.
Ada tiga fase kitab suci ini diturunkan: Fase Pertama : Kitab suci
ini diturunkan ke Lauhul Mahfudz secara keseluruhan. Fase Kedua : fase
kedua turunnya Al-Qur’an, kitab suci ini diturunkan secara utuh dari
Lauhul Mahfudz ke Baitul ‘Izzah pada bulan Ramadhan, bertepatan
dengan malam Lailatul Qadar. Fase Ketiga : Ini merupakan fase terakhir
dari turunnya Al-Qur’an. Pada fase ini, Al-Qur’an diturunkan melalui
malaikat jibril kepada Nabi Muhammad SAW.
Diturunkanya al-Qur’an secara berangsur-angsur banyak hikmah
yang akan diperoleh yaitu menetapkan hati Rasulullah, melemahkan
lawan-lawannya, mudah difahami dan dihafal, penyusunannya akan sesuai
dengan lalulintas peristiwa atau kejadian.

B. Saran

Dari paparan diatas telah jelaskan pengertian nuzul al-Qur’an, cara


dan fase turunnya, tujuan dan hikmahnya diturunkan al-Qur’an secara
bertahap, dan urgensi kajian tentang nuzul al-Qur’an. Sikap kita
khususnya mahasiswa hendaknya lebih mendalami dan mencintai al-
Qur’an. Al-Qur’an merupakan pedoman hidup umat Islam, yang menjadi
pegangan hidup kita didunia dan persiapan menuju akhirat. Semoga
dengan pembuatan makalah ini dapat bermanfaat untuk semua kalangan,
terutama mahasiswa dalam pembuatan tugas makalah terkait.
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zainal. Seluk-Beluk Al-Qur’an. (Cet. I Jakarta : 1992). PT. Rineka Cipta.

Abror, Muhammad. Tiga Fase Turunnya Kitab Suci Al-Qur’an. Islam.nu.or.id.


https://islam.nu.or.id/ramadhan/tiga-fase-turunnya-kitab-suci-al-qur-an-
KebpV. Diakses 22 Maret 2022, Pukul 03.20 WIB.

Amin, Muhammad Suma. Ulumul Qur’an. (Cet. I Jakarta : 2013). PT.


Rajagrafindo Persada.

Dwi, Maulana Kurniasih, Dyah Ayu Lestari, dan Ahmad Fauzi,. Hikmah
Penurunan Al-Qur'an Secara Berangsur. Mimbar Agama Budaya, 37 (2),
12. (Jakarta : 2020).

Hadi, Lukman Subroto. ‘Sejarah Turunnya Al-Qur’an’. Kompas.com.


https://www.kompas.com/stori/read/2022/01/14/110000679/sejarah-
turunnya-al-quran?page=1. Diakses 22 Maret 2022, Pukul 03.40 WIB.

Tim. Arti Nuzulul Quran dan Proses Turunnya Alquran ke Muka Bumi.
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20210414134528-284-
629795/arti-nuzulul-quran-dan-proses-turunnya-alquran-ke-muka-bumi.
Diakses 22 Maret 2022, Pukul 03.40 WIB.

Usman. Ulumul Qur’an. (Cet. I Yogyakarta : 2009). Teras.

Anda mungkin juga menyukai