Disusun Oleh :
Helmi Ilman Yasir
Ai Nur’aeni
Sindi Setiawati
FAKULTAS SYARI’AH
PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM CIPASUNG
TASIKMALAYA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah yang maha esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah
penjelasan tentang i’rob dan bina , makalah ini kami buat untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah bahasa arab.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
ilmu pengetahuan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat banyak kekurangan, karena itu kami mohon adanya kritik dan saran demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…….……….…………………………………..……….i
KATA PENGANTAR….…………………………………………………… ii
DAFTAR ISI.….……….……………………………………………………. iii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………1
A. Latar Belakang ….…….………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah ….………………………………………..……….. 1
C. Tujuan ……….…………………………………………………………….. 1
D. Manfaat ……….………………,,………………………………………… 2
BAB II PEMBAHASAN………..…..……………………………………3
A. Pengertian I’rob dan Bina’ …………………….………………………… 3
B. Macam-Macam/Pembaginnya I’rob………………..….. 4
C. Tanda-Tanda I’rob dan Pembagiannya…………………… 4
BAB III PENUTUP …………………………………………..………………11
A. Simpulan ………………………………………………………..….…… 11
B. Saran ……………………………………………………………..….…… 11
DAFTAR PUSTAKA …………..…………………………………………..…12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya dalam memudahkan pengkajian ilmu nahwu telah ada sejak
munculnya ilmu nahwu itu sendiri. Berbagai konsep dan metode telah
dikemukakan oleh paratokoh nahwu. Disadari atau tidak, bahwa perjalanan ilmu
nahwu terus berjalan dariabad klasik hingga abad modern bahkan kontemporer
saat ini. Tentunya terdapat banyak sejarah tokoh, pemikiran-
pemikiran, serta perdebatan yang terjadi yang telah banyak memberikan warna
tersendiri dalam khazanah ilmu nahwu. Dengan landasan itu, kiranya perlu
banyak kajian terhadap ilmu nahwu dalam rangka menggali lebih dalam sejarah
perkembangan nahwu hingga sekarang. Karena sesungguhnya hal itu akan
menjadi bukti eksistensi suatu peradaban.
Seperti halnya bahasa-bahasa yang lain, Bahasa Arab mempunyai kaidah-
kaidah tersendiri di dalam mengungkapkan atau menuliskan sesuatu hal, baik
berupa komunikasi atau informasi. Terutama dalam memahami ilmu agama yang
mana bersumber dari Al-qur’an dan Al-hadist yang harus memerlukan kaidah
nahwu yang mana di dalamnya terdapat sebagian kajian tentang I’rob dan Bina.
Yang akan dijelaskan oleh kelompok kami tentang “I’rob dan Bina”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka dapat diambil Rumusan Masalahnya :
1. Apa pengertian I’rob dan Bina’?
2. Apa saja tanda-tanda I’rob?
3. Apa saja macam-macam i”rob?
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui pengertian I’rob dan Bina’.
2. Untuk mengetahui tanda-tanda I’rob.
3. Untuk mengetahui macam-mcam I’rob.
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi rekan-rekan mahasiswa
Makalah ini dapat menambah pengetahuan dan membahasnya mengenai
penjelasan tentang pengertian I’rob dan Bina’, pembagian tanda-tanda dan
macam-macam I’rob.Merupakan salah satu materi dalam mata kuliah Bahasa
Arab.
2. Bagi Pembaca
Makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca mengenai I’rob dan
Bina’ dan agar para pembaca dapat mengimplementasikan dalam kehidupan
sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Bina’
لزوم أواخر الكلم حالة واحدة وإن اختلفت العوامل التى تسبقھا
Artinya :
“Tetapnya akhir-akhir kalimat dalam satu keadaan meskipun berbeda-bedanya
amil yang mendahului itu”
Perhatikan beberapa contoh berikut ini:
َجا َء َز ْي ٌد = Zaid telah datang
راَى خَالِ ٌد زَ ْيدًا
َ = Khalid telah melihat Zaid
َم َّر خَالِ ٌد بِ َز ْي ٍد = Khalid telah bersua dengan Zaid
Dari contoh diatas, perhatikan harokat terakhir. Disana ada dhommatain,
fathatain, kasrohtain. Jadi itulah perubahan akhir kalimat, setiap harkat pada akhir
kalimat berubah-berubah, tergantung 'amil yang memasuki sebelumnya.
Apabila kita menemukan Kalimat yang selalu berubah-ubah akhirnya, itu
dinamakan MU'ROB. Apabila kita menemukan suatu kalimat yang tidak berubah
harokat akhirnya, itu dinamakan MABNI. Harokat akhir yang tidak akan berubah
dinamakan BINA'.
Contoh kalimat mabni :
ھذا زيد = Ini Zaed
ذالك مسجد = Itu Masjid
ھو أحمد = Dia Ahmad
B. Macam-Macam/Pembaginnya I’rob
Para ulama nahwu telah menjelaskan bahwasanya i'rab itu terbagi menjadi
empat macam yaitu : i'rab rafa', i'rab nashab, i'rab khafadh, dan i'rab jazm.
Perlu diketahui, dari ke empat macam i'rob tersebut. Tidak semua bisa masuk
pada kalimat tertentu, karena tiap i'rob punya bagiannya tersendiri. Untuk lebih
jelasnya. Perhatikan keterangan dibawah ini macam-macam i'rob terdiri dari 4
bagian, yaitu :
Rofa' ( )الرفعmasuk kepada Kalimah Isim dan Kalimah Fi’il
Nashob ( )النصبmasuk kepada Kalimah Isim dan Kalimah Fi’il
Jar ( )الجرhanya masuk kepada Kalimah Isim ()االسم
Jazm ( )الجزمhanya masuk kepada Kalimah Fi’il ()الفعل
Diatas (pengertian i'rob) dijelaskan ada 'amil yang masuk secara jelas maupun
perkiraan atau samar. Pemahamannya sebagai berikut :
1. I’rob Zhahir/Jelas
I’rob Zhahir/Jelas adalah pengucapan pada akhir kalimah tidak ada penghalang
yang mencegah dalam mengucapkannya. Contohnya : َز ْي ٌد – زَ ْيدًا – َز ْي ٍد
2. I’rab Taqdir/perkiraan
I’rab Taqdir/perkiraan Adalah pengucapan pada akhir kalimah, terdapat
penghalang yang mencegah dalam melafalkannya. Baik penghalang tersebut
karena Udzur semisal َجا َء ْالفَتَى, atau karena berat semisal ض ْي
ِ جا َء ْالقَا,
َ atau karena
demi kesesuaian semisal اَبِ ْي َجا َء.
1. Harkat Dhommah
contoh : ( جاء زي ٌدZaid telah datang).
1. Harkat Fathah
Tanda I’rab Nashab dengan fathah, masuk pada :
3. Harkat Kasroh
Tanda nashab dengan kasroh hanya masuk pada Jamak muannast salim. contoh
ت
ِ خلق هللاُ السموا
4. Ya
Tanda nashab dengan Huruf Ya masuk pada :
Jamak mudzakar salim. contoh; َرايت ُ المسل ِم ْين
ُ
Isim tastniyah, contoh ;قرأت كتابَ ْي ِن
1. Harkat Kasroh
Tanda Jar dengan kasroh, masuk pada :
ِ َ قَلَ ِم ْي َعلَى ْال َم ْكت- ت بِ َزيْد
a. Isim mufrad munsharif, contoh: ب ُ ْ َم َرر- ْت بِقَلَ ٍم
ُ َكتَب
ُأ
ٍ ُ ق َر بِ ُكت
b. Jamak taksir munsharif, contoh: ب ُمتَنَ ِّو َع ٍة ْ َأ
c. Jamak muannast salim, contoh: ت اُ ْخ َرى ٍ ِه َي ت َْذهَبُ اِلَى ْال َم ْس ِج ِد بِ ُم ْسلِ َم
ا
2. Huruf Ya'
Tanda jar Ya' masuk pada:
a. Asma’ul khamsah. contoh: َق بِا َ ِخ ْيك ِ ْاَ ْذهَبُ اِلَى السُّو
َ َ َِأ ْذهَبُ اِلَى ْال َم ْكتَبَ ِة ب
b. Isim tatsniyah. contoh : ص ِد ْيق ْينِ ْي
c. Jamak mudzakar salim. contoh : َأ ْدرُسُ فِ ْي ْال َم ْد َر َس ِة بَ ْال ُمجْ تَ ِه ِدي َ=ْن
3. Harkat Fathah
Fathah hanya menempati satu kalimat, yaitu pada ISIM GHAIRU MUNSHORIF
(isim yang tidak bisa menerima tanwin). Contoh ِه ِذ ِه- مررت بِاَحْ َم َد
ُ - ْت اِلَى َم َسا ِج َد
ُ َذهَب
َال َّسيَّا َرةُ لِ َعاِئ َشة
1. Harakat Sukun
Sukun menjadi alamat bagi i’rab jazem pada fi’il mudhari’ yang pada bagian
akhirnya tidak ada huruf ‘illat. Contoh : ْ لَ ْم يَ ْد ُخل، ْ لَ ْم تَ ْفعُل، ْلَ ْم يَ ْفعُل