Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

AQSAM AL I’RAB WA ‘ALAMATUHU


Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Bahasa Arab
Dosen :
Muryanto, M.Pd.

OLEH KELOMPOK IV :
M. ALFA HASYIM (E20192003)
KIKI SEPTIANINGRUM (E20192009)
DYAH AYU CHAHYANI (E20192015)
ARINDIA REZA AMANDA (E20192045)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, hanya dengan


rahmat serta karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Aqsam al I’rab wa ‘alamatuhu” untuk memenuhi tugas mata kuliah bahasa Arab
dengan baik.

Keberhasilan ini tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak. Penulis
mengucapkan terima kasih sebanyak – banyaknya kepada :

1. Kepada kedua orang tua penulis yang telah banyak membantu, baik
berupa materil ataupun moril.
2. Kepada teman – teman yang telah membantu, sehingga makalah ini
dapat diselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari, bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak


terdapat kekurangan. Maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun.

Jember, 18 September 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................1
Daftar Isi.........................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................3
1.1 Latar Belakang................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................3
1.3 Tujuan..............................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................4
2.1 Pengertian i’rab..............................................................................4
2.2 Tanda – Tanda i’rab.......................................................................5
BAB III PENUTUP........................................................................................9
3.1 Kesimpulan......................................................................................9
3.2 Saran................................................................................................9
Daftar Pustaka...............................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Nahwu adalah kaidah – kaidah Bahasa Arab untuk mengetahui bentuk
kata dan keadaan – keadaannya ketika masih satu kata (mufrad) atau ketika
sudah tersusun (murakkab), sedangkan I’rab adalah perubahan akhir kata,
baik harakat maupun huruf yang berfungsi untuk menunjukkan kedudukan
kata itu sendiri dalam suatu kalimat.
Jadi, I’rab penekanannya adalah pada perubahan akhir kata dengan
sebab maksudnya amil – amil (bermacam – macam faktor) yang ikut
memengaruhinya. Oleh karena itu, makalah ini akan menjelaskan tentang
I’rab.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan
masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Apa pengetian I’rab ?
2. Apa saja tanda – tanda I’rab ?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan makalah ini adalah
sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan pengertian I’rab.
2. Mendeskripsikan tanda – tanda I’rab.
BAB II
PEMBAHASAN

2.3 Pengertian ‘irab


Para ulama’ Nahwu berbeda – beda dalam mendefinisikan i’rab. Tetapi
dalam perbedaan pendapat tersebut antara ulama’ satu dengan yang lainnya
mengarah ke pada satu tujuan dan maksud yang sama. Menurut Syekh Zaini
Dahlan dalam kitab Matan al – Jurumiyah menjelaskan, bahwa i’rab adalah
perubahan keadaan akhir kata karena perbedaan beberapa amil ( penyebab
perubahan akhir kata ) yang menyertainya, baik secara lafal maupun
perkiraan.
Sedangkan menurut pendapat Musthafa al Galayain dan Ahmad al –
Hasyimi. Mereka menyatakan bahwa i’rab adalah perubahan akhir kata
karena perbedaan amil – amil yang masuk pada kata yang dimaksud. Dari
pengertian tersebut, dapat dipahami bahwa segala sesuatu yang berubah
karena suatu amil maka disebut mu’ra.
Di dalam buku Ilmu Nahwu Terjemahan Matan al – Jurumiyah dan
‘imrithy di jelaskan, bahwa i’rab adalah :
‫االعرأب هو تغيير أوأخر الكلم الختالف العوامل الداخلة عليها لفظا او تقديرا‬
“i’rab ialah perubahan akhir kalimat karena perbedaan amil yang
memasukinya, baik secara lafadz ataupun secara perkiraan.”
Maksudnya i’rab itu mengubah syakal (harokat) tiap – tiap akhir
kalimat disesuaikan dengan fungsi amil yang memasukinya, baik perubahan
itu tampak jelas lafadz nya atau hanya secara diperkirakan saja
keberadaannya.
Contoh perubahan secara lafadz ;
‫ = َجا َء زَ ْي ٌد‬zaid telah datang
ُ ‫ = َرأَي‬aku telah melihat zaid
‫ْت زَ ْيدًا‬
ُ ْ‫ = َم َرر‬aku telah bertemu dengan zaid
‫ت بِ َز ْي ِد‬
ُ‫ = يَضْ ِرب‬dia memukul
‫ب‬َ ‫ = لَ ْن يَضْ ِر‬dia tidak akan dapat memukul
ْ‫ = لَ ْم يَضْ ِرب‬dia tidak memukul

Contoh perubahan secara diperkirakan keberadaan ;


‫ = يَ ْخ َشى‬dia merasa takut
َ ‫ = لَ ْن يَ ْخ‬dia tidak akan merasa takut
‫ش‬
‫ = لَ ْم يَ ْخ َشى‬dia tidak merasa takut
‫ = َجا َء ْالفَتَى‬telah datang seorang pemuda
‫ْت ْالفَتَى‬
ُ ‫ = َرأَي‬aku telah melihat seorang pemuda
ُ ْ‫ = َم َرر‬aku telah bertemu dengan seorang pemuda
‫ت بِالفَتَى‬

‫اعرابهم تغيير اخر الكلم * تقديرا او لفظا لعامل علم‬


“i’rab menurut mereka (ahli Nahwu) ialah perubahan akhir kalimat,
sebaik secara perkiraan maupun secara lafadz, karena ada amil yang masuk
yang dapat diketahui keberadaanya.
2.4 Tanda – Tanda I’rab
‫اقسامه اربعة رفع و نصب وخفض وجزم‬
“i’rab itu terbagi menjadi empat macam, yaitu I’rab rafa’, I’rab
Nasab, I’raf khaffadz (jer), I’raf jazem.”
1. Tanda – tanda I’rab Rafa'
I’rab rafa’ itu mempunyai empat tanda, yaitu :
a. Dhommah : menjadi tanda I’raf rafa’ itu berada pada empat
tempat, yaitu : (1) isim mufrad; (2) jamak taksir; (3) jamak
muannats salim; dan (4) fi’il mudhori’ yang pada akhir
kalimah nya tidak dimasuki salah satu dari alif tatsniyah,
wawu jamak, ya’ muannats mukhatabah.
Contoh : (1) isim mufrad )2( ;‫ َم ْس ِج ٌد‬jamak taksir)3( ; ‫ُزيُ‡‡وْ ٌد‬
ٌ ‫ ; ُم ْؤ ِمن‬dan (4) fi’il mudhori’ yang
jamak muannats salim‫َات‬
pada akhir kalimah nya tidak dimasuki salah satu dari alif
tatsniyah, wawu jamak, ya’ muannats mukhatabah ُ‫ يَ ْد ِرب‬.
b. Wawu : menjadi tanda I’rab rafa’ itu berada pada dua
tempat, yaitu : (1) jamak mudzakkar salim; (2) asma’ul
khamsah.
Contoh : (1) jamak mudzakkar salim)2( ; َ‫ َجا َء َز ْي ُدوْ ن‬asma’ul
khamsah َ‫ َجا َء اَبُوْ ك‬.
c. Alif : menjadi tanda I’rab rafa’ itu berada pada isim
tatsniyah.
Contoh : ‫ُم ْسلِ َما ِن‬
d. Nun : menjadi tanda I’rab rafa’ pada satu tempat, yaitu
pada fi’il mudlari’ yang bertemu dengan dlamir alif
tatsniyah atau dlamir wawu jamak, atau dlamir yang
muannasah mukhatabah.
Contoh : fi’il mudlari’ yang bertemu dengan dlamir alif
tatsniyah ‫تَ ْنص َُرا ِن‬, fi’il mudlari’ yang betrmu dengan dlamir
wawu jama’ َ‫ص‡‡رُوْ ن‬ ُ ‫تَ ْن‬, dan fi’il mudlari’ yang bertemu
ِ ‫تَ ْنص‬.
dengan dlamir ya’ muannats mukhatabah َ‫ُر ْين‬
2. Tanda – tanda I’rab Nasab
I’rab nasab itu mempunyai lima tanda, yaitu :
a. Fathah : menjadi tanda I’rab nasab itu berada pada tiga
tempat, yaitu : (1) isim mufrad; (2) jamak taksir; (3) fi’il
mudhari’ yang dimasuki amil yang bernasabkan, dan fi’il
mudhari’ tadi diakhir kalimahnya tidak bertemu dengan
dlamir alif tatsniyah, wawu jama’, atau dlamir ya’ muannas
mukhatabah.
ُ ‫ َرأَي‬jamak taksir‫ْت‬
Contoh : (1) isim mufrad)2( ; ‫ْت خَالِ ‡دًا‬ ُ ‫َرأَي‬
)3( ; ‫ ِر َج‡‡‡‡ ااًل‬fi’il mudhari’ yang dimasuki amil yang
bernasabkan, dan fi’il mudhari’ tadi diakhir kalimahnya
tidak bertemu dengan dlamir alif tatsniyah, wawu jama’,
atau dlamir ya’ muannas mukhatabah‫ لَ ْن يَ ْف َع َل‬.
b. Alif : menjadi tanda I’rab nasab itu berada pada asma’ul
khamsah.
ُ ‫َرأَي‬
َ ‫ْت اَبَا‬
Contoh : ‫ك‬
c. Kasrah : menjadi tanda I’rab nasab itu berada pada jama’
muannas salim.
ُ ْ‫صر‬
ٍ ‫ت ُم ْسلِ َما‬
Contoh :‫ت‬ َ َ‫ن‬
d. Ya’ : menjadi tanda I’rab nasab itu berada pada isim
tatsniyah dan jama’ mudzakkar salim.
ً ‫ خَ الِ ِد ْينِ َرأَي‬dan jama’ mudzakkar
Contoh : isim tastsniyah ‫ْت‬
ُ ‫َرأَي‬
salim. َ‫ْت زَ ْي ِد ْين‬
e. Membuang nun : menjadi tanda I’rab nasab itu berada pada
fi’il yang tatkala dibaca rafa’ dengan tetap nya nun, yaitu
pada af’alul khamsah.
َ ‫ لَ ْن يَضْ ِر‬:
Contoh‫ب‬
3. Tanda – tanda I’rab Khafadz (jer)
I’rab khafadz (jer) mempunyai tiga tanda, yaitu :
a. Kasrah : menjadi tanda I’rab khafadz itu berada pada tiga
tempat, yaitu : (1) isim mufrad yang munsharif (bertanwin);
(2) jama’ ta’sir yang munsharif; dan (3) jama’ muannas
salim.
ُ ْ‫َم َرر‬
Contoh : (1) isim mufrad yang munsharif (bertanwin) ‫ت‬
)2( ; ‫ بِ َز ْي ٍد‬jama’ taksir yang munsharif‫ت‬ ُ ْ‫ ; بِ ِر َجا ٍل َم َرر‬dan (3)
jama’ muannas salim‫ت‬ ُ ْ‫ َم َرر‬.
ٍ ‫ت بِ ُم ْسلِ َما‬
b. Ya’ : menjadi tanda I’rab khafadz itu berada pada tiga
tempat, yaitu : (1) asma’ul khamsah; (2) isim tatsniyah; dan
(3) jama’ mudhakkar salim.
Contoh : (1) asma’ul khamsah)2( ; َ‫ت بِأ َ ِخ ْيك‬ ُ ْ‫ َم َرر‬isim tatsniyah
ُ ْ‫ ; َم َرر‬dan (3) jama’ mudhakkar salim َ‫ت بِزَ ْي ِد ْين‬
‫ت بِ َز ْي َد ْي ِن‬ ُ ْ‫َم َرر‬
c. Fathah : menjadi tanda I’rab khafadz itu berada pada satu
tempat, yaitu pada isim ghairu munsharif (isim yang tidak
bertanwin).
Contoh : ‫ت بِاَحْ َم َد‬
ُ ْ‫َم َرر‬
4. Tanda – tanda I’rab Jazem
I’rab jazem itu mempunyai dua tanda, yaitu sukun dan
membuang huruf illat
a. Sukun : menjadi tanda I’rab jazem itu berada pada satu
tempat yaitu pada fi’il mudhari’ yang shahih akhir.
Contoh : ْ‫لَ ْم يَ ْف َعل‬
b. Membuang huruf illat : menjadi tanda I’rab jazem berada
pada dua tempat, yaitu fi’il mudhari’ yang mu’tal akhir dan
af’alul khamsah.
Contoh : fi’il mudlari’ mu’tal akhir ‫ لَ ْم يَ ْغ‡‡‡ ُز‬dan af’alul
ُ ‫تَ ْن‬
khamsah‫ص َرا لَ ْم‬
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. I’rab adalah perubahan keadaan akhir kata karena perbedaan beberapa
amil ( penyebab perubahan akhir kata ) yang menyertainya, baik secara
lafal maupun perkiraan.
2. I’rab terbagi atas empat macam, yaitu : I’rab rafa’; I’rab nasab; I’rab
khafadz; I’rab jazem.
3.2 Saran
Pembaca yang budiman, penulis sadar bahwa masih banyak
kekurangan yang penulis miliki, baik dari segi tulisan maupun bahasa yang
penulis sajikan, oleh karena itu penulis berpesan kepada pembaca ambilah
sesuatu yang positif dari sebuah makalah yang penulis buat dan semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca dan menjadi
wawasan dalam memahaminya.
DAFTAR PUSTAKA

Musthafa al – Ghalayain, Jami’ud Durus al – Arabiyah Jilid 1, 2005

Moch. Anwar, Ilmu Nahwu Terjemah Matan al – Jurumiyah dan ‘imrithy,


Bandung, 2005

Sunarto Achmad, Ilmu Nahwu Tingkat Dasar Makna Jawa Pegon dan Terjemah
Indonesia, terj. Surabaya: Al – Miftah, 2012

Anda mungkin juga menyukai