Anda di halaman 1dari 10

1.

KALAM SERTA PEMBAGIANNYA

A. Pengertian Kalam
‫ اسم َو ِفْعٌل َو َح ْر ٌف َج اَء ِلَم ْع ًنى‬: ‫ َاْلُمِفيُد ِباْلَو ْض ِع َو َأْقَس اُم ُه َثاَل َثٌة‬, ‫ هو َالَّلْفُظ َاْلُمَر َّك ُب‬: ‫َاْلَكاَل ُم‬

Artinya Kalam adalah ucapan yang tersusun sehingga pendengar memahami maksudnya. Sesuai dengan objek
pembicaraannya, maka ucapan tersebut harus dalam bahasa Arab. Sehingga suatu ucapan disebut kalam apabila
memenuhi 4 (empat kriteria), yakni:

 Diucapan ( ‫ ) َم ْلُفْو ٌظ‬/ Lafadz; yaitu :


‫الَّصْو ت الُم ْشَتِم ُل على َبْع ِض الُح ُر وِف الِهَج ائيِة‬
“Suara yang melengkapi atas sebagian huruf hijaiyah”
 Disusun ( ‫) ُمَر َّك ٌب‬, yaitu :
‫َم ا َتَر َّك َب ِم ْن َك ِلَم َتْيِن فــاْك َثَر‬
“sesuatu yang tersusun dari pada dua kalimat, maka seterusnya ( lebih dari pada dua, yaitu tiga kalima, empat dan
setrusnya)”
 Difahami dan (‫) ُمِفْيٌد‬, yaitu:
‫ما َأَفاَد فاِئَد ًة َيْح ُسُن الُّس ُك وُت ِم ن الُم َتَك ِّلِم َو الَّس اِم ِع َع َليها‬
“Sesuatu yang memberikan faidah dengan sempurna yaitu sekiranya mutakallim (pembicara) dan pendengar diam
(tidak memberikan tanggapan)”.
Pada saat menyebut oleh si Mutakallim (orang yang berbicara), terdiamlah si sami’ (orang yang mendengar). Dalam
arti orang yang mendengar mengerti atas apa yang di capkan oleh orang yang berbicara, tidak timbul pertanyaan
terhadap yang di sampaikan itu.

 Berbahasa Arab ( ‫;)َو ْض ُع ْالَعَر ِبَّية‬


Ada dua kemungkinan mengenai makna yang terkandung dari kata ‫الَو ْض ع‬tersebut. Yang pertama adalah ‫ الَقْص ُد‬artinya
bahwa lafadz yang tersusun serta memberikan pengertian sempurna itu “dimaksudkan” oleh mutakallim, ada juga
yang mengartikan bahwa ‫ الَو ْض ع‬itu maksudnya adalah ‫ الَو ْض ُع الَعَر ِبُّي‬artinya bahwa lafadz yang sudah tersusun dan
memberikan pengertian sempurna tersebut sudah sesuai dengan wadlo (peletakan makna) yang telah ditetapkan oleh
orang Arab.
Sesuatu yang sengaja diucapakan oleh orang yang berbicara. Dalam hal ini maka tiada termasuklah kalam-kalam
orang yang lagi mengigau.

Sedangkan menurut ulama Nahwu bahwa kalam adalah :

‫ َكَالُم ُهْم َلْفٌظ ُمِفْيٌد ُم ْســــــَنُد‬¤ .‫َو ْالكلـِْـَم ُة الَّلْفُظ ْالُمِفْيُد ْالُم ْفَر ُد‬
Kalam Menurut ulama Nahwu : adalah lafadz yang berfaedah sertadimusnadkan dengan lafadz yang lain.
Dan Kilmah adalah lafadz mufidyang tunggal
1. Pembagian Kalam
Spektrum kalam (kalimat) inilah yang akan mewarnai femahaman kita dalam klasifikasi kalam. Para ulama nahwu
(Nuhhaat) mengklasifikasikan kalam ke dalam 3 jenis, yakni: Kalimat Isim, Kalimat Fi’il dan Harf.
1) Kalimat isim (Kata benda)
2) Kalimat fi’il (kata kerja)
3) Kalimat huruf (kata keterangan)

2. FIIL SERTA PEMBAGIANNYA


Secara bahasa, ‫ ِفْعٌل‬atau fiil artinya pekerjaan.

Dalam ilmu nahwu, definisi fi’il adalah sebagai berikut:


‫هو كلمة دّلت على معنى في نفسها واقترنْت بأحد اَألْز ِم َنِة الثالثة‬

Fi’il adalah kata yang menunjukkan makna kepada dirinya sendiri, serta bersamaan dengan salah satu
dari zaman yang ada 3.

“Ciri-ciri fi’il adalah didahului oleh qad, huruf sin, saufa, dan huruf ta’ yang disukun dan menunjukkan
perempuan sebagai pelakunya.

zaman atau waktu itu terbagi menjadi 3:

 Zaman lampau (madhi), yang artinya telah.


 Zaman sekarang (hal) yang artinya sedang.
 Zaman akan datang (mustaqbal) yang artinya akan.

Pembagian Fi’il
‫اال فعال ثالثة ماض ومضارع وامر نحو ضرب يضرب واضرب‬

Fi’il itu ada tiga macam, yaitu fi’il madhi, fi’il mudhari’, dan fi’il amar,[1] contoh: ‫َنَص َر َينْلُصُر َنْص ًرا‬
atau ‫َض َرَب َيْض ِرُب َض ْر ًبا‬

Pengertian dan alamatnya fi’il madhi

‫ما دّل على حدث مضى وانقضى وعالمته ان تقبل تاء الّتأنيث الّساكنة‬

Lafadz yang menunjukkan makna kejadian (perbuatan) yang telah berlalu. Alamatnya ialah sering
dimasuki ta’ ta’nits yang disukun.
Pengertian dan alamat fi’il mudhari’

‫ما دّل على حدث يقبل الحال واالستقبال وعالمته أن يقبل الّسين وسوف ولم ولن‬

Lafadz yang menunujukkan makna kejadian (perbuatan) yang sedang berlangsung dan yang akan
datang. Alamatnya ialah, sering dimasuki, sin, saufa, lam, dan lan.
Pengertian dan alamat fi’il Amar

‫ما دّل على حدث في المستقبل وعالمته أن يقبل ياء المؤّنثة المخاطبة ويدّل على الّطلب نحو اضرب فصار اضربي أنصر‬
‫فصار أنصري‬

Lafadz yang menunjukkan makna kejadian (perbuatan) pada masa yang akan datang (perintah).
Alamatnya ialah; sering diberi ya’ muannats mukhatabah dan menunjukkan makna thalab.

3. Isim serta Pembagiannya

‫االسم كلمة دلت على معنى فى نفسها ولم تقترن باحد االزمنة الثالثة وضعا‬
Definisi yang dinamakan kalimat isim adalah apabila ada kalimat menunjukkan pada makna dengan sendirinya dan
tidak bersamaan dengan salah satu zaman yang ada tiga, yaitu zaman madhi, zaman hal dan zaman istiqbal serta
menetapi asal dibuat dari orang Arab, maka itu dinamakan kalimat isim. Seperti contoh: ‫ بكر‬،‫ عمر‬،‫زيد‬

 ‫ = بِالَخ ْفِض‬kasrah

Jadi, kalau kita menjumpai lafadz dalam bahasa arab yang huruf akhirnya dikasrah, itu isim.
Contohnya:
– ‫ِبْس ِم ِهللا الَّرْح َمِن الَّر ِح يِم َبْيُت الُمِد يِر‬
– ‫( الُمِد يِر‬kalimat ‫ الُمِد يِر‬adalah isim karena dikasrah)

 ‫ =الَّتْنِويِن‬tanwin

Tanwin itu adalah ً (fathatain), ٍ (kasrahtain), dan ٌ (dhomatain)


Jadi kalau kita menjumpai sebuah lafadz yang huruf akhirnya bertanwin, maka itu kata benda. Bukan fi’il,
juga bukan huruf.
Contoh:
– ‫ َز ْيٌد‬atau ‫ َز ْيًد‬atau ‫َز ْيٍد‬.
Kenapa isim? Karena lafadz ini diakhiri dengan tanwin.

 ‫ = َو ُد ُخ وِل األلف والالم‬huruf alif dan lam

Jadi kalau kita menjumpai lafadz yang awalnya alif lam, maka itu isim.
Contoh:
– ‫ ِكَتاٌب‬diberikan ‫ ال‬menjadi ‫الِكَتاُب‬
Catatan: tidak akan bertemu antara alif lam dengan tanwin dalam satu lafadz. Kalau misalnya kita
berbicara ‫الِكَتاٌب‬, maka ini salah.

 ‫ = الَخ ْفِض‬huruf jar

‫ الالم‬، ‫ الكاف‬، ‫ الباء‬، ‫ ُرّب‬، ‫ في‬، ‫ َع َلى‬، ‫ َعَن‬، ‫ إلى‬، ‫من‬


Contoh: ‫َج اَء َزْيٌد ِم َن المسجِد‬
Kalimat ‫ المسجِد‬adalah isim. Cirinya:
– ada ‫ال‬,
– kasrah,
– kemasukan huruf jar (‫)من‬.

Penjelasan: ‫َز يٌد ِفي البيِة‬


Kalimat ‫ البيِة‬adalah isim. Cirinya ada ‫ال‬, kemasukan huruf kasrah dan kemasukan jar. Kalau ‫ ال‬dibuang,
maka kalimatnya menjadi ‫َز يٌد ِفي بيٍة‬.

Kalau tidak ada ‫ال‬, pasti akhirannya adalah ٍ (tanwin). Kalau ada ‫ال‬, pasti ِ (i).

 ‫ = َقَس م‬qasam

Huruf ‫ َقَس م‬ada tiga. Yaitu ‫َت‬, ‫ِب‬, ‫َو‬.Ini disebut huruf qasam karena huruf tersebut adalah alat untuk
bersumpah.
Contoh: ‫ِر‬ ‫َو اْلَع ْص‬.
Kenapa ‫ اْلَع ْص ُر‬berubah menjadi kasrah? Karena ‫ َو‬disini adalah ‫ َو‬qasam. Sering kita mendengar ‫َوِهللا‬,
karena ‫ َو‬di sini adalah ‫ َو‬qasam. Jadi kalau kita bersumpah, kata diakhiri dengan kasrah. Di al-Qur’an
banyak dengan ‫َو‬.

Pembagian isim dilihat dari jumlahnya


Isim dilihat dari jumlah dibagi menjadi tiga macam yaitu

1. Isim Mufrod “‫”اسم مفرد‬


Isim mufrad adalah isim yang merujuk pada suatu makna dengan jumlah tunggal (satu). "‫َم ا َدَّل َع َلى َو اِحٍد أو‬
‫"َو اِح َدٍة‬. Semua isim yang belum mengalami perubahan dengan penambahan di akhir kata maupun
perubahan bentuk, secara otomotis mengandung makna jumlah tunggal. Contoh ; ‫( ِكَت اٌب‬satu
buku), ‫( َقَلٌم‬satu bolpoin), ‫( ِح َص اٌن‬satu kuda).

2. Isim Mutsanna “‫”اسم مثنى‬


Isim mutsanna adalah isim yang merujuk pada suatu makna dengan jumlah ganda (dua) dengan
menambahkan alif dan nun (‫)ان‬ pada kondisi rafa’ atau ya’ dan nun (‫)ين‬ pada
kondisi nashab dan jar. Contoh : ‫( َح َض َر الَّطاِلَباِن‬dua siswa itu telah datang), ‫( َر َأْيُت الَطاِلَبْيِن‬saya melihat dua
siswa), ‫( َم َر ْر ُت ِبَطاِلَبْيِن‬saya melewati dua siswa).

3. Isim Jama’ “‫”اسم جمع‬


Isim jama’ adalah isim yang merujuk pada suatu makna dengan jumlah lebih dari dua. Isim jama’ sendiri
dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu jama’ mudzakar salaim (jama’ yang menunjukkan makna
maskulin), jama’ mu’anas salim (jama’ yang menunjukkan makna feminism), jama’ taksir (jama’ yang
cara pembentukkannya berbeda-beda). Berikut contoh dari tiga jenis jama’ tersebut;

‫َذ َهَب الُم ْس ِلُم ْو َن ِإَلى الَم ْس ِج ِد‬


Orang-orang Islam (lk) pergi ke masjid

4. I’rab Serta ciri cirinya

‫اِإْل ْع َر اُب ُهَو َتْغ ِيُر َاَوِخ ْيِرْالَك ِلِم ِاِل ْخ ِتاَل ِف ْالَع َو اِم ِل الَّد ِخ َلِة َع َلْيَها َلْفًظا َاْو َتْقِد ْيًرا َو َاْقَس اُم ُه َاْر َبَع ٌة َر ْفٌع َو َنْص ٌب َو َخ ْفٌض َو َج ْز ٌم‬

Artinya; I’rab itu artinya adalah berubahnya pada akhir-akhir kalimat karena disebabkan adanya
perbedaan ’amil yang masuk atasnya baik lafadznya ataupun taqdirnya.

Maksdudnya; Arti dari I’rab itu adalah berubahnya harokat pada akhir kalimat. Penyebabnya adalah;
karena adanya ‘amil-‘amil yang masuk pada kalimat tersebut. Berubahnya pada akhir kalimat
tersebut, itu bisa saja secara langsung lafadznya tau bisa jadi juga hanya taqdirnya saja.

Bagian I’rab
I’rab itu terbagi menjadi empat bagian yaitu;
I’rab rofa’
Nashab.
Khofdz.
Dan I’rab Jazm.
Jadi cukup jelas bahwa keempat I’rab tersebut adalah perubahannya pada akhir kalimat dengan
dhommah, Fathah, Jar dan sukun atau mati.

Ciri-cirinya Iirab
Adapun ciri- sirinya irab masing-masing itu tidak sama. Dan lebih lengkapnya baca dan pelajari
dalam jurumiyah Bab alamatil-I’rab.

Pada halaman ini saya hanya menyampaikan bahwa keempat I’rob tersebut itu diperuntukan dua
kalimah yaitu;
Kalmiah Isim
Kalimah fiil

‫َو ْالَخ ْفُض َو اَل َج ْز َم ِفْيَها َو ِلَاْلْفَع ِل ِم ْن َذ ِلَك الَّر ْفُع َو الَّنْص ُب َو اْلَج ْز ُم َو اَل َخ ْفَض ِفْيَها‬

Artinya: maka bagi beberapa isim dari I’rab tersebut adalah rofa’, nashab, khofdz dan tidak adak jazm
pada isim. Lalu bagi beberapa fiil dari I’rab tersebut adalah rofa’, nashab, jazm dan tidak ada khofdz
pada fi’il.

Penjelasan
Jadi Khusus buat kalimat isim dari keempat irab di atas itu hanya digunankan tiga saja. Artinya yang
berlaku buat isim itu hanya I’raob rofa’, nashab dan khofdz. Jadi tidak berlaku buat isim I’ron jazm.

Kemudian begitu juga buat fiil, I’rob tersebut di atas yang berlaku buat fiil hanya I’rab rofa’, nashab
dan jazm, karena pada kalimat fiil tidak ada istilah Khofdz atau jar.

5. Fail

Fa'il adalah isim yang dibaca Rafa' yang jatuh setelah Fi'il (Pekerjaan). Contoh : ‫ َيْنُصُر َز ْيٌد َعْم ًرا‬.
Seperti yang sudah saya singgung tadi bahwa Fa'il (Pelaku) merupakan isim yang jatuh
setelahnya Fi'il (Pekerjaan). Lafadz ‫ َيْنُصُر‬kedudukannya adalah sebagai Fi'il Mudhori' (Pekerjaan
yang sedang/akan dikerjakan). Sedangkan ‫ َز ْيٌد‬kedudukannya adalah sebagai Isim Fa'il (Pelaku
pekerjaan). Dan lafadz ‫ َعْم ًرا‬kedudukannya adalah sebagai Maf'ul Bih (Objek pekerjaan dari
pelaku).
Isim Fa'il itu selamanya dibaca Rafa', dan Rafa' sendiri memiliki 4 alamat, yaitu Dhomah, Wawu,
Alif, Nun.
Pembagian Fa'il
Fa'il sendiri terbagi menjadi 2, yaitu Fa'il Isim Dzahir dan Fa'il Isim Dhomir. Dzahir maksudnya
adalah Fa'il tersebut nyata atau wujudnya ada. Contoh : Zaid, Umar, Bakar dan lain sebagainya.
Sedangkan Dhomir maksudnya adalah Fa'il tersebut tersimpan atau dikira-kirakan saja. Contoh :
Dia laki-laki satu, Dia laki-laki dua, Mereka, Kalian dan lain-lain.
Pengertian Fa'il Isim Dzohir
Fa'il Isim Dzohir adalah Isim Fa'il yang secara mutlak jelas ada keberadaannya tanpa adanya
ikatan, maksudnya adalah bukan berupa kata ganti seperti, dia, kamu, mereka, kalian dan lain
sebagainya. Contoh : ‫( َز ْيٌد‬Zaid), ‫( َعْم ًرا‬Amr),
[Pengertian Fa'il Isim Dhomir
Fa'il Isim Dhomir atau yang sering kita sebut Fa'il Mudhmar adalah lafadz yang menunjukkan arti
Mutakallim, Mukhatab dan Ghaib.

Jadi, Isim Dhomir terbagi menjadi 12 dan dipecah menjadi 3, yaitu Mutakallim, Mukhatab dan
Ghaib.
Mutakallim adalah orang yang berbicara. Didalam Nahwu, Mutakallim terbagi menjadi
dua. Pertama Mutakallim Wahdah. yaitu : (Saya). ‫ َاَنا‬Yang kedua adalah Mutakallim
Ma'al Ghair. yaitu: ‫( َنْح ُن‬Kami/kita).

Ghaib adalah orang yang dibicarakan tidak ada. Didalam bahasa Indonesia, kita sering
menyebutnya sebagai orang ke 3.

6. Naib Fail
Secara bahasa, naibul fail terdiri dari dua kata, yakni naib ( ‫ )َناِئٌب‬yang artinya pengganti dan fail ( ‫)َفاِع ٌل‬
dengan arti pelaku. Sehingga naibul fail merupakan pengganti dari pelaku. Sedangkan secara istilah,
pengertian naibul fail adalah isim marfu yang didahului dengan fiil majhu atau syibhul majhul dengan
menggantikan failnya.

Pembentukan Naibul Fail


Apabila fi’i tersebut terdiri dari fiil madly, maka huruf awalnya didhamahkan dan huruf yang sebelum
akhirnya dikasrahkan. Dan apabila fiilnya terdiri dari fiil mudlori, maka huruf pertamanya
didhamahkan dan huruf yang sebelum akhirnya difatahkan.

Dari penjelasan di atas, untuk membuat naibul fail, pertama yang perlu dilakukan adalah membuat
susunan fiil, fail, dan marul bih. Kemudian, hilangkan failnya dan diganti dengan marfu yang
ditempatkan pada fail sambil dirafakan. Kemudian fiil harus dimabni mafulkan. Cara untuk mabni
maful yakni:

Jika Fiil madly yaitu dhamakhan huruf yang bertama dan kasrahkan huruf sebelum akhir

Contoh:

‫َقَتَل‬

Berubah menjadi

‫ُقِتَل‬

Jika fiil mudlori yakni didhamahkan huruf yang pertama dan fatahkan huruf sebelum akhir

Contoh

‫َيْض ِرُب‬

Berubah menjadi

‫ُيْض َر ُب‬

7. Mubtada dan Khobar


‫َباُب َاْلُم ْبَتَد ِأ َو اْلَخ َبِر‬
‫ هو َااِل ْس ُم َاْلَم ْر ُفوُع َاْلَع اِري َع ْن َاْلَع َو اِم ِل َالَّلْفِظ َّيِة‬: ‫َاْلُم ْبَتَد ُأ‬

Mubtada adalah isim yang dirafa’kan yang terbebas dari amil-amil lafadzh

‫ َنْح َو َقْو ِلَك َزْيٌد َقاِئٌم‬,‫َو اْلَخ َبُر ُهَو َااِل ْس ُم َاْلَم ْر ُفوُع َاْلُم ْسَنُد ِإَلْيِه‬
‫َو الَّز ْيَداِن َقاِئَم اِن َو الَّز ْيُد وَن َقاِئُم وَن‬

Khabar adalah isim yang dirafa’akan yang disandarkan kepada mubtada’.


‫والمبتدأ ِقْس َم اِن َظاِهٌر َوُم ْض َم ٌر‬

Mubtada itu ada dua bagian, yaitu mubtada (isim) dzahir dan mubtada (isim) dhamir
‫َفالَّظاِهُر َم ا َتَقَّد َم ِذ ْك ُر ُه‬
Mubtada (isim) dzahir itu adalah sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya (seperti contoh di
atas)

‫والمضمر اثنا عشر وهى‬


‫أنا ونحن وأنَت وأنِت و وأنتما وأُنتم وأنتن وهو وهى وهما وهم وهن نحو قولك (أنا قائم) و(نحن قائمون) وما أشبه ذلك‬

Mubtada isim dhamir itu ada dua belas :

‫( أنا‬saya)
‫( نحن‬kami)
‫( أنَت‬kamu seorang laki-laki)
‫( أنِت‬kamu seorang perempuan)
‫( أنتما‬kamu dua orang laki-laki/perempuan)
‫( أُنتم‬kalian para laki-laki)
‫( أنتن‬kalian para perempuan)
‫( هو‬dia seorang laki-laki)
‫( هى‬dia seorang perempuan)
‫( هما‬dia dua orang laki-laki/perempuan)
‫( هم‬mereka para laki-laki)
‫( هن‬mereka para perempuan)
Dan apa yang menyerupai contoh ini:
‫ أنا قائم‬saya adalah orang yang berdiri
‫ نحن قائمون‬kami adalah orang yang berdiri
‫ مفرد وغير مفرد‬: ‫والخبر قسمان‬

Khabar itu ada dua bagian, yaitu khabar mufrad dan khabar ghair (bukan) mufrad

‫فالمفرد نحو زيد قائم‬

Khabar mufrad contohnya: ‫زيد قائم‬

‫ وزيد‬,‫ وزيدعندك‬,‫ زيد فى الدار‬: ‫وغير المفرد (اربعة اشياء )الجار والمجرور والظرف والفعل مع فاعله والمبتدأ مع خبره نحة قولك‬
‫ وزيد جاريته ذاهبة‬,‫قائم أبوه‬

Khabar ghair mufrad itu ada empat:


Jar dan majrur
Dzharaf
Fi’il beserta faa’ilnya
Mubtada beserta khabarnya

8. Kana, inna, dzana dan akhwatnya


‫َتْر َفُع َك اَن اْلُم ْبَتَدا اْس َم ًا َو اْلَخ َبْر َتْنِص ُبُه َكَك اَن َسِّيَد ًا ُع َم ْر‬
Kaana merofa’kan pada Mubtada’ sebagai isimnya, dan kepada Khabar yakni menashabkannya

‫َكَك اَن َظَّل َباَت َأْض َح ى َأْص َبحا َأْمَس ى َو َص اَر َلْيَس َز اَل َبِرَح ا‬
Adalah seperti Kaana (merofa’kan pada Mubtada’ sebagai isimnya dan menashobkan khobarnya)
yaitu lafazh: Zholla (menjadi di siang hari), Baata (menjadi di malam hari), Adh-ha (menjadi diwaktu
dhuha), Amsaa (menjadi diwaktu sore), Shooro (menjadi), Laisa (tidak). Zaala (senantiasa), Bariha
(senantiasa)
‫وترفع الخبر‬،‫فإنها تنصب االسم‬،‫وأما ان واخواتها‬

Inna menasabkan isimnya dan merafa’kan khabarnya


Inna Wa Akhwatuha (huruf inna dan saudara-saudaranya) adalah sekelompok huruf atau kata depan
yang biasanya ditambahkan sebelum isim. Apabila inna dan saudaranya masuk dalam jumlah
ismiyah, hukum I’rabnya dengan menashabkan mubtada’ dan juga merafa’kan khabbar.
huruf yang termasuk inna dan saudaranya antara lain.

1. Inna ( ‫ )ِإَّن‬artinya sesungguhnya


2. Anna ( ‫ )َأَّن‬artinya bahwa
3. Kaanna ( ‫ )َك َأَّن‬artinya seakan-akan
4. Lakina ( ‫ )َلِكَّن‬artinya akan tetapi
5. Laalla (‫ )َلَع َّل‬artinya semoga/agar
6. Laita ( ‫ )َلْيَت‬artinya seandainya

، ‫ َو َعِلْم ُت‬، ‫ َو َر َأْيُت‬، ‫ َو َز َعْم ُت‬، ‫ َوِخ ْلُت‬، ‫ وَحِس ْبُت‬، ‫ َظَننُت‬: ‫ َوِهَي‬،‫َو َأَّم ا َظَنْنُت َو َأَخ َو اُتَها َفِإَّنَها َتْنِص ُب اْلُم ْبَتَد َأ َو اْلَخ َبَر َع َلى َأَّنُهَم ا َم ْفُعْو َالِن َلَها‬
‫ َوَسِم ْع ُت‬، ‫ َو َجَع ْلُت‬، ‫ َو اَّتَخ ْذ ُت‬، ‫َوَو َج ْدُت‬.
Zanna dan saudara saudaranya berfungsi menasabkan mubtada dan khobar yg kedua duanya
menjadi maf'ulnya (maf'ul awal ataul maf'ul sani atau kedua), yaitu; ،‫ رأيت‬،‫زعمت‬،‫ خلت‬،‫ حسبت‬،‫ظننت‬
‫ سمعت‬،‫ وجعلت‬،‫ واّتخذت‬،‫ وجدت‬،‫علمت‬

9. Naat
Secara harfiah, na’at merupakan kata atau kalimat yang menunjukkan makna sifat dari sebuah kata. Tidak
mengherankan jika na’at juga sering disebut dengan sifat. Dalam kitab Jurumiyah, na’at didefinisikan
sebagai kata yang mengikuti segi rafa’, nashab, jar, makrifat, dan nakirahnya.
Sementara itu, man’ut merupakan kata yang disifati atau diikuti. Sebagai contoh, pada kalimat ‫َقَر ْأُت اْلِكَتاَب‬
‫ اْلَج ِم ْيَل‬yang berarti “saya telah membaca buku yang bagus” di mana yang dijadikan na’at adalah ‫ اْلَج ِم ْيَل‬,
sementara kondisi yang disifati (man’ut) yakni ‫الكتاب‬.

Na’at Haqiqi adalah ;

‫هو الذي رفع ضميًرا مستترًا‬


“Na’at yang merofakan (ketika berupamustaq)isim dhomir mustatir,yang dimana dhomir tersebut kembali
pada man’ut.
Na’at Sababi adalah ;
‫هو الذي رفع اسمًا ظاهرًا‬

“Na’at yang merofakan isim dhohir,yang dimana isim dhomir tersebut mengandung dhomir (sababi)
yang kembali pada man’ut.
10. Ataf
Huruf 'Athaf
Secara etimologis, huruf 'athaf berasal dari bahasa Arab dan berarti "penghubung" atau
"penyambung." Secara terminologis, dalam bahasa Arab, huruf 'Athaf ( ‫ )َأْلُف َو اُو اْلَع ْط ِف‬adalah huruf
yang digunakan untuk menghubungkan dua kata atau frasa dalam sebuah kalimat.
Huruf 'Athaf dapat dibagi menjadi dua jenis utama, yaitu 'Athaf Bayan dan 'Athaf Nasaq.
1. Huruf 'Athaf Bayan
Huruf 'Athaf Bayan digunakan ketika huruf 'Athaf menghubungkan dua kata atau frasa di mana kata
yang mengikuti 'Athaf adalah kata benda yang sudah dikenal (makrifat). Huruf 'Athaf Bayan
membantu merinci atau menjelaskan kata yang mengikuti. Contohnya, dalam kalimat "‫قسما باهلل أبو حفص‬
‫( "عمر‬Telah bersumpah kepada Allah, Abu Hafash alias Umar), kata "‫( "عمر‬Umar) menjelaskan kata "
‫( "أبو حفص‬Abu Hafash).

2. Huruf 'Athaf Nasaq


Huruf 'Athaf ini digunakan ketika huruf 'Athaf menghubungkan dua kata atau frasa di mana kata yang
mengikuti 'Athaf adalah kata benda yang belum dikenal (nakiroh). Huruf 'Athaf Nasaq membantu
menghubungkan kata-kata tersebut tanpa me…
Dan huruf athaf ada 10 yaitu:
‫حتى‬،‫لكن‬،‫ال‬،‫بل‬،‫اما‬،‫ام‬،‫او‬،‫ف‬،‫و‬
Sebagai mana dalam jumuriyah:
‫ وحتى‬،‫ ولكن‬،‫ وبل‬،‫وإما‬، ‫وأم‬، ‫وأو‬، ‫وثم‬، ‫ والفأء‬، ‫الواو‬:‫وحرف العطف عشرة وهي‬
Taukid ialah lafadz yang mengikuti pada mu’akkadnya(lafadz yang dikuatkan) pada
rofa’nya,nashobnya,jernya,dan ma’rifatnya.

11. Taukid
‫َو َتْع ِرْيِفِه‬,‫ َو َخ ْفِضِه‬،‫ َو َنْص ِبِه‬، ‫الَّتْو ِكْيُد َتاِبٌع ِلْلُم َؤ َّك ِد ِفي َر ْفِع ِه‬
Taukid itu menggukan lafadz lafadz tertentu yaitu annafsu,al’ainu,kullun,ajma’u,dan lafadz lafadz
mengikuti ajma’u yaitu akta’u,abta’u, dan absho’u yang ma’nanya sama dengan ajma’u.
Taukid ialah lafadz yang mengikuti pada mu’akkadnya(lafadz yang dikuatkan) pada
rofa’nya,nashobnya,jernya,dan ma’rifatnya.

Taukid itu telah tertentu lafadzh-lafazhnya, yaitu :‫ َو َأْج َم ُع‬, ‫ َو ُك ُّل‬, ‫ َو اْلَع ْيُن‬, ‫( َالَّنْفُس‬diri, diri, setiap, seluruh)

Yang dimaksud dengan Badal adalah : "Apabila isim diganti dengan isim atau fi’il diganti dengan
fi’il, maka ia mengikutinya pada seluruh i’rabnya, yaitu perubahan akhir lapaznya, Maka itulah yang
disebut dengan badal".
Pembagian Badal
Adapun Badal terdiri atas empat bagian :
* ‫َبَدُل َالَّش ْي ِء ِم ْن َالَّش ْي ء‬
*َ ‫َبَدُل َاْلَبْع ِض ِم ْن َاْلُك ِّل‬
*َ ‫َبَدُل َااِل ْش ِتَم اِل‬
َ* ‫َبَدُل َاْلَغ َلِط‬
Badal syaiun min syaiin, dikenal juga dengan badal kull minkul atau badal yang serasi dengan
mubdal-minunya
Badal Ba'dhi minkul, adalah badal atau pengganti dari makna keseluruhan kepada makna sebagian-
nya.
Badal Isytimal, adalah badal yang mengadung bagian dari matbu'nya(kata yang di ikuti-nya)yang
menyangkut masaalah maknawi bukan materi
Badal Ghalath, adalah badal yang tidak memiliki maksud dengan matbu'nya, badal Ghalat dikenal
juga dengan badal keliru dalam pengucapan dari maksudnya.

Anda mungkin juga menyukai