A. Definisi Kalimah
Menurut Muhammad bin „Abdillah Ibnu Malik di dalam Nazhm al-
Alfiyyah, kata “kalimah” ( )وٍّخberbentuk mufrad (tunggal, satuan) dan
berasal dari isim jenis “kalim” (ٍُ)و. Ibnu „Aqil al-Hamadzani, seorang
pensyarah Nazhm al-Alfiyyah terkemuka, menegaskan bahwa “kalimah”
itu bermakna tunggal, sedangkan “kalim” menunjukkan makna tidak
tunggal atau lebih dari dua. Ibnu „Aqil mengatakan:
ىي اللفظ: والكلمة،".... "إن قام زيد: كقولك، ما تركب من ثالث كلمات فأكثر:الكلم
.الموضوع لمعنى مفرد
Artinya: “Kalim” (ٍُ )وialah susunan kalimat yang terdiri atas tiga kalimah
atau lebih, seperti ucapan: “...،ذ٠( ”إْ لبَ صJika Zaid berdiri…), sedangkan
“kalimah” ( )وٍّخialah lafazh (ujaran) yang sengaja diucapkan untuk makna
yang tunggal (mufrad).
Akan tetapi, “kalimah” kadang juga digunakan untuk makna
“kalâm”, yaitu lafazh yang tersusun dan mengandung pengertian
sempurna, seperti ucapan ( وٍّخ اإلخالصkalimah al-ikhlash) dan ذ١دٛوٍّخ اٌز
(kalimah al-tauhîd), yaitu ( ال إٌٗ إال هللاlâ ilâha illallâh: tiada tuhan selain Allah).
Juga, seperti sabda Nabi Saw.:
: يريد قصيدة لبيد بن ربيعة العامري التي أولها.""أفضل كلمة قالها شاعر كلمة لبيد
وكل نعيم ال محالة زائل/ أال كل شئ ما خال اهلل باطل
Artinya: “Sebai-baik kalimah yang diucapkan oleh penyair adalah kalimah
Lubaid”. Maksudnya, senandung syair dari Lubaid bin Rabi„ah al-„Amiri
yang dimulai dengan: “Ingatlah, segala sesuatu yang bukan karena Allah
itu batil (rusak), dan setiap kesenangan itu pasti akan sirna.”
Kalimah (kata), sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu „Aqil dan para
ahli tata bahasa Arab, adalah unsur pembentuk kalimat yang lazim
disebut kalâm, atau dalam istilah lain adalah “jumlah”. Menurut Ibnu
Malik, kalâm ialah ujaran (lafzh) yang memberikan makna kepada lawan
bicara, seperti kata “َُْ ( ”اعْزمistaqim): “bersikap luruslah” atau “tetaplah
dalam kebaikan”, meskipun ujaran “َُْ ”اعْزمitu tidak tersusun dari dua kata
atau lebih. Sedangkan “kalim” ialah susunan tiga kalimah atau lebih,
meskipun tidak memberikan makna kepada lawan bicara, seperti ucapan:
“...،ذ٠( ”إْ لبَ صApabila Zaid berdiri…) yang belum sempurna.
Dalam al-Mu„jam al-Wasîth, dikatakan:
(الكلمة والكلمة) اللفظة الواحدة و (عند النحاة) اللفظة الدالة على معنى مفرد بالوضع سواء
الجملة أو العبارة التامة المعنى كما في قولهم "ال إلو- و.أكانت حرفا واحدا كالم الجر أم أكثر
و،) وفي التن زيل العزيز (وكلمة اهلل ىي العليا. حكمو أو إرادتو: وكلمة اهلل.إال اهلل" كلمة التوحيد
، أو خطبة، قصيدة، الكالم المؤلف المطول-(كذلك حقت كلمة ربك على الذين فسقوا)؛ و
. أو رسالة،أو مقالة
“Kalimah” dan “Kilmah”: ujaran/lafazh yang tunggal; menurut ahli nahwu
(tata bahasa): lafazh tunggal yang menunjukkan makna satuan dengan
cara disengaja, baik ia berupa satu harf (partikel), seperti lâm al-jarr (lam
yang menyebabkan isim setelahnya dibaca jarr) maupun lebih dari satu
kalimah. “Kalimah” berarti: kalimat atau ungkapan yang sempurna
maknanya, seperti ucapan orang Arab: “Lâ ilâha illallâh ialah kalimah
tauhid.” Kalimah Allah: hukum-Nya dan kehendak-Nya. Di dalam Al-
Quran dikatakan, “Kalimah (hukum dan kehendak) Allah itulah yang
tinggi.” Dan, “Demikianlah hukum Tuhanmu itu tetap bagi orang-orang
yang fasik.” “Kalimah” berarti juga: ucapan yang tersusun panjang;
kasidah/kumpulan puisi; khutbah; makalah; atau surat.
Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa makna leksikal
“kalimah” ialah ujaran bahasa yang tunggal. Secara umum, maksud
ujaran bahasa yang tunggal adalah kata, sehingga dapat dikatakan
bahwa arti kalimah adalah kata. Sedangkan penggunaan “kalimah”
memiliki maksud yang berbeda-beda, di antaranya: kalimat, hukum,
ucapan yang tersusun panjang, kasidah/kumpulan puisi, khutbah,
makalah, atau surat. Selain itu, di dalam bahasa Arab kontemporer,
dijumpai variasi penggunaan yang lain, seperti:
1. ٌٗ اٌىٍّحٝأعط: saya memberinya kesempatan bicara,
2. وزاٍُٝ عٙاجرّعد وٍّر: mereka bersepakat kata tentang masalah ini,
3. شج١اٌىٍّاخ األخ: kata-kata atau pesan terakhir sebelum wafat,
4. شج١اٌىٍّح األخ: keputusan terakhir,
5. ا١ٍاٌىٍّح اٌع: kekuasaan, pendapat, keputusan,
6. ح١اٌىٍّح اٌّفراد: kata kunci,
7. ِا ٔفزخ وٍّاخ هللا: tidak akan habis ilmu-ilmu Allah, dan lain sebagainya
Adapun menurut ahli nahwu (tata bahasa Arab), kalimah (kata)
ialah sebuah ujaran (bunyi bahasa) yang membentuk kalâm atau jumlah.
Joseph Ilyas dan George Nasief di dalam al-Wajîz fi al-Sharf wa al-Nahw wa
al-I„râb mengatakan:
أو في غيره إذا استوى في جملة، لفظ يدل على معنى فيو:الكلمة
“Kalimah ialah lafazh (ujaran) yang menunjukkan arti pada dirinya, atau
menunjukkan arti pada selainnya ketika tersusun dalam sebuah jumlah
atau kalimat.”
Maksud “menunjukkan arti pada dirinya” ialah memiliki arti
sendiri, seperti kalimah isim dan fi„il, sedangkan maksud “menunjukkan
arti pada selainnya” ialah tidak memiliki arti sendiri tetapi harus
bersambung dengan kalimah lain, seperti kalimah harf atau partikel.
Dalam linguistik umum, kata ialah satuan bunyi bahasa terkecil yang
dapat diujarkan sabagai bentuk yang bebas dan mengandung makna;
atau satuan (unsur) bahasa yang berupa morfem bebas dan mengandung
makna.
Dalam definisi lain diungkapkan:
. وحرف، وفعل،اسم ٍ
ٌ وىي ثالثةُ أقسام.معنى ُمفرد
ً ظ يدل على
ٌ الكلمةُ لف
“Kalimah ialah lafzh (ujaran, kata) yang menunjukkan makna
tunggal. Kalimah dibagi tiga, yaitu: isim, fi„il, dan harf
B. Klasifikasi Kalimah
Dalam bahasa Arab, kalimah (kata) dibagi ke dalam tiga kelas, yaitu
isim, fi‟il, dan harf. Sedangkan dalam linguistik umum, dikenal beberapa
label kelas kata, yaitu: nomina (n), verba (v), adjektiva (a), adverbial (adv),
numeralia (num), partikel (p), pronominal (pron).
Berikut ini diurakan takrif kalimah isim, fi„il, dan harf.
1. Isim (kata benda atau sejenisnya)
Di dalam Syarh Matn al-Âjurûmiyyah, isim ditakrifkan sebagai
berikut:
.االسم ىو كلمة دلت على معىن يف نفسها ومل تقرتف بزمن وضعاً كزيد وأنا وىذا
Isim ialah kalimah (kata) yang menunjukkan arti pada dirinya dan
situasinya tidak disertai dengan kala/waktu, seperti kata ذ٠( صZaid;
nama orang), ( أٔاsaya; kata ganti orang pertama), dan ( ٘زاini; kata
tunjuk).
Atau dapat diungkapkan:
كلمة دلت على معىن يف نفسها ومل تقرتف بأحد األزمنة الثالثة
“Kalimah yang menunjukkan makna pada dirinya dan tidak disertai
dengan kala/waktu yang tiga (mâdhî/lalu, mudhârî/sekarang, dan
mustaqbal/nanti).”
Dalam definisi lain diungkapkan:
ٍ ٍ
.وحنطة وماء ُ معىن يف نفسو غًن ُمق ِرتف بزماف كخالد َو َفر ٍس
وعصفوٍر ودا ٍر َّ
ً ما دؿ على: االسم
أو،" واأللف من "كتبَا" والواو من "كتبوا،""كتبت
ُ اإلخبار عنو كالتاء من
ُ صح
ّ َ أف ي:وعالمتو
اجلر كاعتمد
ِّ حرؼ
َ أو،الناس
ُ حرؼ النداء كيا أيُّها
َ أو،كفرس
َ ، أو التنوين،"أؿ" كالرجل ْ يقبل
َ
ِ
.على من تث ُق بو
“Isim ialah kata yang menunjukkan makna pada dirinya yang tidak
disertai dengan kala/waktu, seperti kata: “( خبٌذkhâlid; nama orang),
( فشطfaras; kuda), سٛ„( ػظفushfûr; burung), ( دٕطخhinthah; gandum), dan
( ِبءmâ‟; air). Ciri-ciri isim ialah: dapat digantikan oleh lafazh yang
berfungsi untuk memberitahukan, seperti dhamîr َ دpada kata: َنَرجْذ
(katabtu: saya telah menulis), dhamîr “ ”اpada kata ( نَرجبkatabâ: dua
orang telah menulis), dan dhamîr “ٚ” pada kata اٛ( نَرجkatabû: mereka
[3 orang atau lebih] telah menulis), menerima “ ”ايdi awal, seperti kata
ً( اٌشجlaki-laki itu), menerima tanwin ( َ ) ـًــٍــdi akhir, seperti kata َفشط,
menerima harf (partikel) sapaan “ب٠” seperti pada kata: ب إٌبطٙ٠َا أ٠ (hai
manusia!), atau harf al-jarr (partikel yang men-jarr-kan isim), seperti
kalimat: ٗٓ رضكَ ثَْ ِ ٍَٝ( ا ْػزّ َْذ َعberpeganglah kepada orang yang kamu
percayai!)”