Anda di halaman 1dari 27

Pengertian isim ma’rifat adalah :

‫ن‬
ٍ َّ ‫معَي‬ َّ َ ‫ما د‬
ُ ‫ل ع َلى‬ َ
Lafadz yang menunjukan benda tertentu.
Jadi, yang dimaksud dengan isim ma’rifat adalah lafadz yang khusus
menunjukan benda tertentu, misalnya kata “rumah” tentu maknanya
berbeda dengan kata “rumah itu”, kata “rumah itu” maknanya jelas
menunjukan sebuah rumah ini yang dmaksud dengan isim ma’rifat, kalau
“rumah” saja berarti dia masih umum dan ini yang dimaksud dengan isim
nakirah yang mana penjelasan lebih lanjutnya akan dibahas pada tulisan
selanjutnya.
Adapun anggota dari isim ma’rifat tersebut ada lima, yaitu :
1. Isim mudhmar, seperti lafadz ‫اَنَا‬ (kamu) dan ‫ت‬
َ ْ ‫اَن‬ (kamu).
2. Isim ‘alam (nama), seperti lafadz zaid (nama orang) dan Jakarta (nama
kota).
3. Isim mubham (samar atau belum jelas), seperti ‫هذا‬ (untuk menunjukan
perkara yang dianggap mudzakar), ‫ه>>ذه‬ (untuk menunjukan perkara yang
dianggap muannats), ‫هؤالء‬ (untk menunjukan jamak mudzakar). Selain itu,
iaim mubham juga mencakup isim isyarah dan isim mausul. Untuk
penjelasan kedua isim ini akan dibahas pada tulisan selanjutnya.
4. Isim yang diberi alif dan lam, seperti lafad ْ ‫الس>>يّا َ َرة‬ (sebuah
َ mobil)
ُ
dan ‫منْزِل‬
َ ‫ال‬ (sebuah rumah).
5. Isim yang diidofatkan pada salahsatu diantara bagian yang empat di
atas, seperti ‫ك‬ َ ُ ‫ارت‬
َ َّ ‫سي‬ َ ُ ‫كِتَاب‬ (bukumu).
َ  (mobilmu) ‫ك‬

Isim Nakiroh dan Isim Ma’rifat dan Beberapa Faidahnya Dalam AlQur’an

Dalam bahasa arab, ada istilah isim nakiroh dan isim ma’rifat istilah baru


yang tidak ada padanannya dalam Bahasa Indonesia. Jadi, istilah ini sesuatu
yang ‘baru’ bagi kita yang baru belajar bahasa arab.
Seberapa penting memahami nakiroh dan ma’rifat ? Penting sekali karena
dari keduanyalah selanjutnya akan dibentuk hal – shohibul hal, na’at –
man’ut / sifah – mausuf, mubtada – khobar. Bahkan, isim nakiroh di dalam
Al-Quran memiliki makna dan tafsir yang ‘berbeda’ nantinya. Penting banget
ya?!
Isim ada dua jenis, isim nakiroh dan isim ma’rifat
Isim nakiroh (‫)اسم نكرة‬
–> ‫م‬ٌ ‫ج‬
َ ْ ‫مع‬ ٌ ُ ‫كُت‬ : ‫مثْل‬
ُ  ,‫ب‬ ِ  .‫معَيَّنًا‬
ُ ‫س‬َ ْ ‫يءٍ لَي‬
ْ َ‫ل ع َلَى ش‬
ُّ ُ ‫م يَد‬
ٌ ‫اس‬,
–> Isim yang menunjukkan sesuatu yang tidak tertentu atau belum
tertentu. Misal: ‫م‬ ٌ ‫ج‬
َ ْ ‫مع‬ ٌ ُ ‫كُت‬
ُ  ,‫ب‬
–> Isim nakiroh juga dikenal sebagai isim yang dapat dimasuki alif-lam (‫)ال‬
di awalnya dan menyebabkan dia menjadi ma’rifat. Jika dia tidak menjadi
ma’rifat ketika dimasuki alif-alm maka ia bukan isim nakiroh [1]
–> Contoh :

1. ‫كِتَابًا‬ ‫أُرِيْد ُ أن أشْ تَرِي‬


(aku ingin membeli kamus)
Kata ‘kamus‘ disini adalah isim nakiroh, yaitu belum tertentu, belum tau
kamus yang mana. Masih ‘kamus’ secara umum.
2.‫س؟‬ُ ‫تَد ْ ُر‬ ‫ة‬ ٍ َّ ‫كُلِّي‬ ِّ‫فِي أي‬
(Di jurusan mana kamu belajar)
Kata ‘jurusan‘ disini adalah isim nakiroh, belum tertentu, belum tahu
jurusannya apa.
Isim yang nakiroh umumnya ditandai dengan Tanwin. Baik fathatain,
kasrotain, maupun dhommatain. TAPI tidak semua yang bertanwin itu Isim
Nakiroh.—
Isim Ma’rifat (‫معرفة‬ )
–> ‫ن‬ ٍ َّ ‫معَي‬
ُ ٍ‫يء‬ْ َ‫ل ع َلَى ش‬ ُّ ُ ‫م يَد‬
ٌ ‫اس‬
–> Isim yang menunjukkan sesuatu yang sudah sudah tertentu.
–> Isim Ma’rifat memiliki tingkatan tingkatan diantaranya yaitu:

1. ‘Alam (‫ )علم‬atau nama yang mencakup :

– (‫م‬ٌ ‫م كري‬ ٌ ‫ )اس‬Nama lengkap, Misalnya:  ‫ي‬ ٌ ِ ‫‘( عَل‬Aliyun), ٌ ‫سعِيد‬


َ (Sa’idun),  –>
Tanwin disini bukan tanwin nakiroh. Dia sudah ma’rifat karena dia
adalah ‘alam (nama) | ‫م ُر‬ َ ُ ‫‘( ع‬Umar) –> Tidak di tanwin karena  dia
termasuk ismulladdzi laa yanshorif (>‫ )اسم الذي ال ينصرف‬isim isim yang tidak
boleh di tanwin
ٌ َ ‫ )كُنْي‬Kunyah, Misalnya: ‫م معَاذ‬
– (‫ة‬ ُّ ‫( أ‬Ummu Muaa’dz)

ٌ ‫ )لَق‬Gelar, Misalnya  ‫( الفَروق‬Al Faruuq)


– (‫َب‬

2. ‘Dhomir (‫ )الضمير‬atau Kata ganti. Seperti ‫( هو‬dia – laki laki) | ‫( هي‬dia –


perempuan) ini sudah termasuk ‘tertentu’

3. Isim Isyaaroh (‫ )اسم اإلشارة‬atau kata tunjuk. Misal: ‫( هَذ َا‬ini) | ‫( ذلك‬itu)

4. Isim Maushuul (‫ )اإلسم الموصول‬atau kata hubung. Misal: ‫( الذي‬yang)

5. Ma’rifat dengan Alif-lam (‫المعرف بـــ – ال‬


َّ ) Atau isim isim yang menjadi
ma’rifat dengan sebab alif-lam.
Misal:
َ
–   ‫هد‬
َ ‫ع‬ َ ‫ال‬ ‫ب إلَى‬
ْ ‫م‬ ُ َ‫أذْه‬
–  Aku pergi ke ma’had

–  Ma’had disini ma’rifat karena sudah tertentu. Sudah jelas ma’had yang


mana walaupun tidak disebut Mahad apa.
6. Mudhof kepada salah satu isim ma’rifat yang telah disebutkan di atas (
‫ )المضاف لواحد من المذكورات‬.

َ ‫دَفْت َ ُ>ر‬ —> dari isim nakiroh  ‫دَفْت َ ٌر‬ dan isim ma’rifat berupa


Misal:   ‫ك‬
dhomir ‫ك‬ َ  Jadilah dia ma’rifat karena bersandar kepada salam satu isim
ma’rifat yang telah disebutkan diatas. Misalnya lagi ‫دَفْت َ ُرعلي‬ dan ‫دَفْت َ ُرهذا‬
7. Munaada al-Maqsuud (‫ )المنادى المقصود‬atau Panggilan Yang Sudah tertentu.

–> Misal: ُ ‫( !يَا أستاذ‬Yaa Ustadz!) Maksudnya sudah tertentu adalah, orang
yang dimaqsud itu sudah ada.

Inilah isim isim ma’rifat yang tertentu. Isim isim ini memiliki tingkat ke-
ma’rifat-an. Berdasarkan urutannya, isim paling ma’rifat adalah dhomir dan
selanjutnya. Namun ada ulama nahwu yang berpendapat bahwa Isim yang
paling ma’rifat adalah Allah karena seluruh makhluq pada fitrahnya
mengenali siapa penciptanya. [1]

Faidah Penggunaan Isim Nakiroh di Al-Qur’an


Tadi di pengantar telah disebutkan bahwa isim nakiroh dapat memunculkan
tafsir dan makna yang khusus.

1. Isim nakiroh di surat Alam Nasyroh. Perhatikan ayat berikut ini:


ً ‫سرا‬ ْ ُ ‫سرِ ي‬ْ ُ‫معَ الْع‬
َ ‫ن‬َّ ِ ‫فَإ‬ – Qs 94: 5
ً ‫سرا‬ْ ُ ‫سرِ ي‬ ْ
ْ ُ‫معَ الع‬َ ‫ن‬ َّ ِ ‫إ‬ – Qs 94: 6
Al ‘Usr (‫“ )العسر‬kesulitan” adalah isim ma’rifat dan yusron (‫)يسرا‬ ً
“kemudahan”  adalah isim nakiroh.

Kata “al ‘usr (kesulitan)” yang diulang dalam surat Alam Nasyroh hanyalah
satu. Al ‘usr dalam ayat pertama sebenarnya sama dengan al ‘usr dalam
ayat berikutnya karena keduanya menggunakan isim ma’rifah (seperti kata
yang diawali alif lam). Sebagaimana kaedah dalam bahasa Arab, “Jika isim
ma’rifah  diulang, maka kata yang kedua sama dengan kata yang pertama,
terserah apakah isim ma’rifah tersebut menggunakan alif lam jinsi ataukah
alif lam ‘ahdiyah.” Intinya, al ‘usr (kesulitan) pada ayat pertama sama
dengan al ‘usr (kesulitan) pada ayat kedua.

Sedangkan kata “yusro (kemudahan)” dalam surat Alam Nasyroh itu ada
dua. Yusro (kemudahan) pertama berbeda dengan yusro (kemudahan) kedua
karena keduanya menggunakan isim nakiroh (seperti kata yang tidak diawali
alif lam). Sebagaimana kaedah dalam bahasa Arab, “Secara umum, jika isim
nakiroh itu diulang, maka kata yang kedua berbeda dengan kata yang
pertama.” Dengan demikian, kemudahan itu ada dua karena berulang. Ini
berarti ada satu kesulitan dan ada dua kemudahan. [2]
2. Kaidah ushul fiqh: Jika Isim Nakiroh Terletak dalam Konteks
Penafian/Peniadaan, Larangan, Syarat, Pertanyaan Menunjukkan Keumuman.
Misalnya pada ayat berikut:

‫ه وَاَل تُشْ رِكُوا> بِهِ شَ يْئًا‬


َ َّ ‫وَاعْبُدُوا الل‬ – Qs 4:36
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan
sesuatu apapun” . ( An Nisa’ : 36 ).
Isim nakiroh di ayat tersebut adalah Syai’an. Maka maksud dari ayat
tersebut adalah larangan terhadap syirik baik itu syirik dalam niat–niat,
perkataan-perkataan, perbuatan–perbuatan, baik itu dari syirik akbar, syirik
ashghor/kecil, syirik yang tersembunyi (terletak di hati), syirik yang jelas.
Maka terlarang bagi seorang hamba menjadikan tandingan apapun bagi
Allah Subhanahu wa Ta’ala dan sekutu pada salah satu dari semua hal-hal
yang tersebut di atas. [3]
Ada banyak lagi contoh contoh faidah isim nakiroh di AlQur’an. Inilah
AlQur’an. “Diturunkan dari Tuhan Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk
kaum yang mengetahui..” Qs Fushilat 41: 2-3 “Dan jikalau Kami jadikan Al
Quraan itu suatu bacaan dalam bahasa selain Arab, tentulah mereka
mengatakan: “Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?” Qs Fushilat 41:44
Semoga yang sedikit ini bermanfaat.

Nas’alullahal ikhlaas

alam ilmu bahasa Arab, isim dhamir itu secara umum terbagi menjadi dua:
1. ‫ل‬ ُ ‫ص‬ ِ َ‫منْف‬ ُ ْ ‫مي ْ ُر ال‬
ِ ‫ض‬ َّ ‫( اَل‬kata ganti yang tidak bersambung).
2. ‫ل‬ ُ ‫ص‬ ِ َّ ‫مت‬ ُ ْ ‫مي ْ ُر ال‬
ِ ‫ض‬ َّ ‫( اَل‬kata ganti yang bersambung).
Mari kita telaah penjelasan masing-masing dari kedua isim dhamir ini.
ُ ‫ص‬
‫ل‬ ِ ‫ف‬ ُ ْ ‫مي ْ ُر ال‬
َ ْ ‫من‬ ِ ‫ض‬ َّ ‫اَل‬ (Kata Ganti yang Tidak Bersambung)
Dhamir munfashil terbagi menjadi 12:
1. َ‫( هُو‬Dia [laki-laki]): untuk orang ketiga (yang dibicarakan),
tunggal (mufrad), mudzakkar.
2. ‫ما‬ َ ُ‫( ه‬Mereka berdua [laki-laki/perempuan]): untuk orang ketiga,
ganda (mutsanna), baik mudzakkar maupun muannats.
3. ‫م‬ ْ ُ‫( ه‬Mereka [banyak laki-laki]): untuk orang ketiga,
jamak, mudzakkar.
4. ‫ي‬
َ ِ ‫( ه‬Dia [perempuan]): untuk orang ketiga, mufrad, muannats.
5. ‫ن‬ َّ ُ‫( ه‬Mereka [banyak perempuan]): untuk orang ketiga,
jamak, muannats.
6. ‫ت‬ َ
َ ْ ‫( أن‬Kamu [laki-laki]): untuk orang kedua (lawan
bicara), mufrad, mudzakkar.
7. ‫ما‬ َ
َ ُ ‫( أنْت‬Kalian berdua [laki-laki/perempuan]): untuk orang
kedua, mutsanna, baik mudzakkarmaupun muannats.
8. ‫م‬ َ
ْ ُ ‫( أنْت‬Kalian [banyak laki-laki]): untuk orang kedua,
jamak, mudzakkar.
9. ‫ت‬ َ
ِ ْ ‫( أن‬Kamu [perempuan]): untuk orang kedua, mufrad, muannats.
10. ‫ن‬ َ
َّ ُ ‫( أنْت‬Kalian [banyak perempuan]): untuk orang kedua,
jamak, muannats.
11. ‫( أَنَا‬Saya [laki-laki/perempuan]): untuk orang pertama (si
pembicara) mufrad, baik mudzakkar maupun muannats.
12. ‫ن‬ ُ ‫ح‬ْ َ ‫( ن‬Kami [laki-laki/perempuan]): untuk orang pertama, jamak,
baik mudzakkar maupun muannats; digunakan juga untuk orang
pertama tunggal (mufrad) yang mengagungkan dirinya.

Penggunaan Isim  Dhamir Munfashil dalam Kalimat


Perhatikanlah contoh-contoh kalim
at
berikut ini!

Adapun penggunaan dhamir (kata ganti) untuk mutsanna, perhatikanlah


contoh-contoh berikut!
ُ ْ ‫لِل‬
  (Untuk isim mutsanna) ‫مثَنَّى‬

Perhatikanlah kembali penggunaan isim dhamir munfashil dalam kalimat-


kalimat berikut!
 
Faedah
Kata ‫ات‬ٌ َ ‫ ءَاي‬termasuk jamak muannats salim (jamak
dengan alif dan ta’ tambahan). Isim mufradnya adalah ‫ة‬ ٌ َ ‫آي‬. Bentuk jamaknya
serupa dengan bentuk jamak bagi isim mufrad ‫ت‬ ٌ ْ ‫بِن‬, yaitu ‫ات‬ ٌ َ ‫بَن‬, atau bentuk
jamak bagi isim mufrad ‫ْت‬ ‫خ‬ُ ‫أ‬, yaitu ‫أَخَوات‬.
ٌ ٌ َ
Dalil lain yang menunjukkan bahwa kata ‫ات‬ ٌ َ ‫ ءَاي‬termasuk jamak muannats
salim adalah bahwa huruf terakhir kata ini dikasrah ketika kedudukannya
dalam kalimat adalah nashab. Hal ini dijelaskan dalam banyak ayat al-
Qur’an, di antaranya:

ُ ‫ص‬
‫ل‬ ُ ْ ‫مي ْ ُر ال‬
ِ َّ ‫مت‬ َّ ‫اَل‬ (Kata Ganti yang Bersambung)
ِ ‫ض‬
Ada dhamir muttashil yang bersambung dengan isim dan ada yang
bersambung dengan fi’il. Contoh yang bersambung dengan isim:
 

Contoh dhamir muttashil yang bersambung dengan fi’il:

 
Ri
ngkasan
o Secara umum, dhamir (kata ganti) terbagai menjadi dua, yaitu dhamir
munfashil (kata ganti yang tidak bersambung) dan dhamir muttashil (kata
ganti yang bersambung).
o Kata ganti (‫ن‬
َّ ُ‫ ه‬,‫ما‬
َ ُ ‫ ه‬,‫ي‬
َ ِ ‫ ه‬,َ‫ )هُو‬pada dhamir munfashil, dan (‫ن‬ َّ ُ‫ ه‬,‫ما‬
َ ُ‫ ه‬,‫ هَا‬,ُ‫)ه‬
pada dhamir muttashil bisa juga dipergunakan untuk selain manusia.
o Semua kata ganti ini adalah mabni (harakat akhirnya tidak berubah,
bagaimanapun kedudukan kata tersebut dalam kalimat).
o Secara umum, kata ganti ‫ن‬ َّ ُ‫ ه‬dipergunakan juga untuk
menggantikan jamak muannats salim(jamak
dengan alif dan ta’ tambahan) yang tidak berakal. Hal ini
membedakannya dengan kata ganti ‫ي‬ َ ِ ‫ ه‬yang secara umum juga
digunakan untuk menggantikan jamak taksir yang tidak berakal.
o Jamak muannats salim yang tidak berakal dan jamak taksir yang tidak
berakal boleh diberi sifat (na’at) dalam bentuk
isim mufrad muannats atau jamak muannats.
o Ada dhamir muttashil (kata ganti yang bersambung) yang bersambung
dengan isim, dan ada yang bersambung dengan fi’il.

Kantong Kosakataku
Dhamir munfashil dan dhamir muttashil

َ ‫ والل‬.‫— اَلْحمد لِله‬


— ‫اب‬
ِ َ ‫صو‬ ُ َ ‫ه أع ْل‬
َّ ‫م بِال‬ ُ َ ِ ُ ْ َ
[1] Nashab adalah istilah untuk menunjukkan fathah atau
pengganti fathah, yang akan dijelaskan pada pembahasan i’rab (perubahan
akhir-akhir suatu kata), insya Allah.

Tentang Dhomir (Kata Ganti) Bag. 1: Macam Macam Dhomir


Bismillah..

Dhomir itu bahasa Indonesia nya ‘kata ganti’. Seperti ‘aku’, ‘kamu’, ‘kita’
dan ‘dia’. Dhomir dalam bahasa arab ada 14. Sedangkan dalam bahasa
inggris dan bahasa Indonesia jumlah kata ganti hanya 7 (bener gak?).
Dhomir adalah Isim Mabni, yaitu Isim yang tidak berubah harokat akhirnya
baik dalam keadaan rofa, nashob maupun jarr sehingga kalau di i’rob nanti
begini: “Fii mahalli rof’in/jarrin/nashbin” [menempati kedudukan rofa’/ jarr/
nashob]. Hanya menempati kedudukan, tapi harokat akhir tidak berubah
Dhomir ada yang terpisah/ berdiri sendiri yaitu dhomir munfashil ( ‫مي ْ ٌر‬ ِ ‫ض‬
َ
‫ل‬ٌ ‫ص‬ ‫ف‬
َ
ِ ْ ُ ‫ن‬‫م‬) misalnya  ‫ب‬ ‫ي‬
ٌ ِْ ‫ب‬َ ‫ط‬ ‫و‬
َ ُ ‫ه‬. Ada juga dhomir yang bersambung dengan
kalimat yaitu dhomir muttasil (‫ل‬ ٌ ‫ص‬
ِ َّ ‫مت‬
ُ ‫مي ْ ٌر‬
ِ ‫ض‬
َ ) baik dengan fiil (cth:‫ت‬ ُ ْ ‫ )كَتَب‬isim
(cth: ِ‫ )كِتَاب ِه‬atau huruf (cth: ِ‫)فِيه‬.
Dhomir ada yang menempati kedudukan rofa’, nashob dan jarr.
Rofa’ sebagai mubtada’, khobar, fa’il atau naibul fa’il, isim kaana;
Nashobsebagai maf’ul bihi dan isim inna; dan jarr sebagai mudhof
ilayhi dan majrur karena didahului huruf jar. Tidak ada dhomir yang
menempati kedudukan Jazm karena dhomir adalah isim dan isim tidak ada
yang majzum. Apa itu rofa’, nashob, jarr, jazm? baca ini dulu.
Dhomir bisa tampak (‫مي ْ ٌر ظَاه ِ ٌر‬ ِ ‫ض‬
َ ) misalnya ‫ت‬ ُ ْ ‫كَتَب‬ada juga yang tidak tampak (
‫ستَت ِ ٌر‬
ْ ‫م‬ُ ‫مي ْ ٌر‬
ِ ‫ض‬
َ ) contohnya ‫ب‬ َ َ ‫كَت‬.
Perinciannya bgini:

Dhomir, terbagi menjadi 3, dhomir munfashil dhomir muttasil dan dhomir


mustatir . Ada juga yang membaginya menjadi dhomir baariz/dzohir
(tampak) dan dhomir mustatir (tersembunyi) dan selanjutnya dhomir dzohir
terbagi menjadi dhomir munfashil dan dhomir muttasil. Sama aja.
1. Dhomir Munfashil (‫ل‬ ٌ ‫ص‬ِ َ‫منْف‬ُ ‫مي ْ ٌر‬ِ ‫ض‬
َ )  yaitu dhomir yang terpisah, berdiri
sendiri. Dhomir munfashil dapat berkedudukan:
o Rofa (‫ )ضمائر رفع منفصلة‬sebagai
1. Mubtada (‫ )مبتدأ‬diawal kalimat,
2. Khobar (‫)خبر‬,
3. Faa’il (‫ )فاعل‬dan
4. Naa’ib Faa’il (‫)نائب الفاعل‬
o Nashob (‫ )ضمائر نصب منفصلة‬sebagai
1. Maf’ul Bihi (‫مفعوال به‬
2. Dhomir Muttashil (‫ل‬ ٌ ‫ص‬ِ َّ ‫مت‬
ُ ‫مي ْ ٌر‬
ِ ‫ض‬
َ ) yaitu dhomir yang selalu bersambung
dengan kata (‫ )الكلمة‬setelahnya. Dhomir Muttashil dapat berkedudukan:
o Rofa’ (‫صل‬ ّ ‫ )ضمائر رفع مت‬sebagai
1. Faa’il (‫ )فاعل‬yaitu ketika bersambung dengan Fi’il (‫)فعل‬. [cth:‫ت‬ َ ‫ص ْر‬َ َ ‫]ن‬
2. Isim Kaana dan saudara saudaranya (>‫ ;)اسم كان و أخواتها‬yaitu ketika
bersambung dengan Kaana dan saudara-saudaranya. [cth: ‫ت‬ ُ ْ ‫]كُن‬
o Nashob (‫صل‬ ّ ‫)ضمائر نصب مت‬sebagai
1. Maf’uulun bihi (‫ )مفعول به‬yaitu ketika bersambung dengan fi’il (‫)فعل‬.
[cth:‫ك‬َ ‫]إِيَّا‬
2. Isim Inna dan saudara saudaranya (‫ن و أخواتها‬ ّ ‫ إ‬ ‫ )اسم‬yaitu ketika
bersambung dengan Inna dan saudara saudaranya (‫)إن َّه‬
o Jarr/Khofd (‫صل‬ ّ ‫جر مت‬
ّ  ‫)ضمائر‬
1. Susunan Jar-Majrur (‫ )جر و مجرور‬ketika bersambung dengan huruf Jar (
‫الجر‬
ّ ‫)حرف‬. [cth: ‫ه‬ ِ ْ ‫في‬
ِ ]
2. Mudhof ilayh (‫ )مضاف إليه‬ketika bersambung dengan Isim (‫)االسم‬.
[cth: ُ‫]بَل َدُه‬
3. Dhomir Mustatir (‫ستَت ِ ٌر‬ ْ ‫م‬
ُ ‫مي ْ ٌر‬
ِ ‫ض‬
َ yaitu dhomir yang tidak
tampak/tersembunyi dan tidak juga di lafadzkan.
Dhomir mustatir ada dua macam, (1) dhomir mustatir wujuban { ‫الضمير‬
‫}المستتر وجوبا‬  dan (2) dhomir mustatir jawazan {‫}الضمير المستتر جوازا‬

1. Dhomir Mustatir Wujuban {‫ }الضمير المستتر> وجوبا‬adalah dhomir yang


tidak bisa digantikan oleh isim dhohir yang semakna. Isim dhohirnya
wajib gak tampak. Dhomir ini hanya ada pada beberapa fiil yaitu:
ُ
o Pada Fi’il Amr dengan dhomir ‘anta [‫ب‬ ْ ُ ‫]أكْت‬
o Pada Fi’il Mudhori yang diawali dengan
-Ta’ khitoob waahid (‫ )تاء خطاب الواحد‬yaitu‫تَشْ ك ُ ُر‬

-Hamzah (‫ )الهمزة‬yaitu‫أَشْ ك ُ ُر‬

-Nuun -nahnu- yaitu‫نَشْ ك ُ ُر‬

2.   Dhomir Mustatir Jawazan {‫}الضمير المستتر وجوبا‬adalah dhomir yang bisa


digantikan oleh isim dhohir yang semakna.
Yang termasuk dhomir mustatir jawazan ini adalah semua fiil
madhi dan mudhori dengan dhomir ghooib/ghooibah
Contoh lengkap dhomir dhomir yang telah disebutkan diatas dapat dilihat di
tabel berikut:

– Dhomir Dhohir (‫مي ْ ٌر ظَاه ِ ٌر‬


ِ ‫ض‬
َ )
Yang berwarna merah itu adalah dhomirnya. Yang paling kanan
adalah dhomir munfashil (dhomir yang berdiri sendiri), sisanya 
adalah dhomir muttasil
– Dhomir Mustatir/ Tersembunyi (‫ت‬
ِ َ ‫ست‬
ْ ‫م‬
ُ ‫مي ْ ٌر‬
ِ ‫ض‬
َ )
Kalau dhomir mustatir tidak ada yang berwarna merah karena seluruh
dhomirnya tidak tampak dan tidak juga di lafadzkan.

‫عل‬
ْ ‫ف‬
ِ
FI’IL (Kata Kerja)

Fi’il atau Kata Kerja dibagi atas dua golongan besar menurut waktu


terjadinya:
1. FI’IL MADHY ( ‫ضي‬ ِ ‫ما‬ َ  ‫عل‬ ْ ‫ف‬
ِ  ) atau Kata Kerja Lampau.
2. FI’IL MUDHARI’ ( ‫ارع‬ِ ‫ض‬َ ‫م‬
ُ ‫عل‬
  ْ ‫ف‬
ِ  ) atau Kata Kerja Kini/Nanti.

Baik Fi’il Madhy maupun Fi’il Mudhari’, senantiasa mengalami perubahan


bentuk sesuai dengan jenis Dhamir dari Fa’il ( ‫عل‬ َ  ) atau Pelaku pekerjaan
ِ ‫فا‬
itu.
Untuk Fi’il Madhy, perubahan bentuk tersebut terjadi di akhir kata,
sedangkan untuk Fi’il Mudhari’, perubahan bentuknya terjadi di awal kata
dan di akhir kata.

Dhamir Fi’il Madhy Fi’il Mudhari’ Tarjamah


‫أَنَا‬ ‫ت‬ ُ ْ ‫عل‬ َ ‫ف‬ َ ‫ل‬ُ ‫ع‬ َ ‫ف‬ ْ َ‫أ‬ = saya mengerjakan
‫ن‬ُ ‫ح‬ ْ َ‫ن‬ ‫علنَا‬ ْ َ ‫ف‬ َ ‫ل‬ ُ ‫ع‬ َ ‫ف‬ ْ َ‫ن‬ = kami mengerjakan
َ
‫ت‬ َ ْ ‫أن‬ ‫ت‬ َ ْ ‫عل‬ َ ‫ف‬ َ ‫ل‬ ُ ‫ع‬ َ ‫ف‬ ْ َ‫ت‬ = engkau (lk) mengerjakan
‫ت‬ َ ْ َ ْ َ‫ت‬
ِ ْ ‫أن‬ ‫ت‬ ِ ‫عل‬ َ ‫ف‬ ‫ن‬ َ ْ ‫علِي‬ َ ‫ف‬ = engkau (pr) mengerjakan
َ ْ
‫ما‬ َ ُ ‫أنْت‬ ‫ما‬ َ ُ ‫علت‬ َ ‫ف‬ َ ‫ن‬ ِ َ ‫عال‬ َ ‫ف‬ ْ َ‫ت‬ = kamu berdua mengerjakan
‫م‬ َ ْ َ ُ ْ َ‫ت‬
ْ ُ ‫أنْت‬ ‫م‬ ْ ُ ‫علت‬ َ ‫ف‬ ‫ن‬ َ ‫و‬ ْ ‫عل‬ َ ‫ف‬ = kalian (lk) mengerjakan
َ
‫ن‬ َّ ُ ‫أنْت‬ ‫ن‬َّ ُ ‫علْت‬ َ ‫ف‬ َ ‫ن‬ َ ‫عل‬ ْ َ ‫ف‬ ْ َ‫ت‬ = kalian (pr) mengerjakan
‫و‬
َ ‫ه‬ ُ َ‫عل‬ َ ‫ف‬ َ ُ‫عل‬ َ ‫يَف‬ ْ = dia (lk) mengerjakan
‫ي‬ َ ‫ه‬ ِ ‫ت‬ ْ َ ‫عل‬ َ ‫ف‬ َ ‫ل‬ ُ ‫ع‬ َ ‫ف‬ ْ َ‫ت‬ = dia (pr) mengerjakan
َ ‫عال‬ = mereka berdua (lk)
‫ما‬
َ ‫ه‬
ُ َ
َ ‫ف‬ ِ َ ‫عال‬
‫ن‬ ْ َ‫ي‬
َ ‫ف‬ mengerjakan
= mereka berdua (pr)
‫ما‬
َ ‫ه‬
ُ ‫علَتَا‬ َ ‫ف‬ َ ‫ن‬ ِ َ ‫عال‬ َ ‫ف‬ ْ َ‫ت‬
mengerjakan
‫م‬ ْ ‫ه‬
ُ ‫وا‬ْ ُ ‫عل‬ َ ‫ف‬ َ ‫ن‬َ ‫و‬ ْ ُ ‫عل‬َ ‫ف‬ ْ َ‫ي‬ = mereka (lk) mengerjakan
‫ن‬
َّ ‫ه‬ ُ ‫ن‬
َ ‫عل‬ْ َ ‫ف‬ َ ‫ن‬
َ ‫عل‬ ْ َ ‫ف‬ ْ َ‫ي‬ = mereka (pr) mengerjakan

Perlu diketahui, bahwa dalam sebuah JUMLAH FI’LIYYAH ( ‫علِيَّة‬ ِ  ‫ملَة‬


ْ ‫ف‬ ْ ‫ج‬
ُ  ) atau
Kalimat Verbal (kalimat sempurna yang mengandung Kata Kerja), letak Fa’il
(Pelaku) bisa di depan dan bisa pula di belakang Fi’il (Kata Kerja).

1) Untuk Dhamir Ghaib atau “orang ketiga” ( ‫و‬


َ ‫ه‬
ُ  – ‫ي‬
َ ‫ه‬
ِ  – ‫ما‬
َ ‫ه‬
ُ  – ‫م‬
ْ ‫ه‬
ُ  – ‫ن‬
َّ ‫ه‬
ُ  ).

a. Bila Fa’il mendahului Fi’il maka perubahan bentuk dari Fi’il tersebut harus
mengikuti ketentuan Mudzakkar/Muannats dan Mufrad/Mutsanna/Jamak.

Contoh Jumlah Fi’liyyah dengan Fi’il Madhy yang terletak setelah Fa’il:

َ‫جد‬ِ ‫س‬ ْ ‫م‬ َ ْ ‫َل ال‬ َ ‫دخ‬ َ ‫م‬ ُ ِ ‫سل‬ ْ ‫م‬ ُ ْ ‫اَل‬ = muslim itu memasuki masjid
َ‫جد‬ ِ ‫س‬ ْ ‫م‬ َ ‫ت ال‬ْ َ
ِ ‫ة دَخَل‬ ُ ‫م‬َ ِ ‫سل‬ ْ ‫م‬ ُ ْ ‫اَل‬ = muslimah itu memasuki masjid
kَ‫جد‬ ِ ‫س‬ ْ ‫م‬ َ ْ ‫ان دَخَال َ ال‬ ِ ‫م‬ َ ِ ‫سل‬ ْ ‫م‬ ُ ْ ‫اَل‬ = dua muslim itu memasuki masjid
kَ‫جد‬ ِ ‫س‬ ْ ‫م‬ ْ َ
َ ‫ان دَخَلتَا ال‬ ِ َ ‫مت‬ َ ِ ‫سل‬ ْ ‫م‬ ُ ْ ‫اَل‬ = dua muslimah itu memasuki masjid
kَ‫جد‬ ِ ‫س‬ ْ ‫م‬ َ ْ ‫دخَلُوا ال‬ َ ‫ن‬ َ ‫و‬ ْ ‫م‬ ُ ِ ‫سل‬ ْ ‫م‬ ُ ْ ‫اَل‬ = kaum muslimin memasuki masjid
kَ‫جد‬ ِ ‫س‬ ْ ‫م‬ َ ‫ن ال‬ْ ْ
َ ‫ات دَخَل‬ ُ ‫م‬ َ ِ ‫سل‬ ْ ‫م‬ ُ ْ ‫اَل‬ = kaum muslimat memasuki masjid

Contoh Jumlah Fi’liyyah dengan Fi’il Mudhari’ yang terletak setelah Fa’il:

kَ‫جد‬ ِ ‫س‬ ْ ‫م‬ َ ْ ‫ُل ال‬


ُ ‫م يَدْخ‬ ُ ِ ‫سل‬ْ ‫م‬ ُ ْ ‫اَل‬ = muslim itu memasuki masjid
kَ‫جد‬ ِ ‫س‬ ْ ‫م‬ َ ْ ‫ُل ال‬
ُ ‫ة تَدْخ‬ ُ ‫م‬َ ِ ‫سل‬ْ ‫م‬ ُ ْ ‫اَل‬ = muslimah itu memasuki masjid
َ‫جد‬ِ ‫س‬ ْ ‫م‬ ْ
َ ‫ن ال‬ َ
ِ ‫ان يَدْخُال‬ kِ ‫م‬ َ ِ ‫سل‬ْ ‫م‬ ُ ْ ‫اَل‬ = dua muslim itu memasuki masjid
= dua muslimah itu memasuki
َ‫جد‬ ِ ‫س‬ ْ ‫م‬ َ ْ ‫ن ال‬ ِ َ ‫ان تَدْخُال‬ kِ َ ‫مت‬َ ِ ‫سل‬ ْ ‫م‬ ُ ْ ‫اَل‬ masjid
= kaum muslimin memasuki
kَ‫جد‬
ِ ‫س‬ َ ْ ‫ن ال‬
ْ ‫م‬ ْ ُ ‫ن يَدْخُل‬
َ ‫و‬ َ ‫و‬
ْ ‫م‬
ُ ِ ‫سل‬ ُ ْ ‫اَل‬
ْ ‫م‬ masjid
= kaum muslimat memasuki
kَ‫جد‬
ِ ‫س‬ َ ْ ‫ن ال‬
ْ ‫م‬ َ ْ ‫ات يَدْخُل‬
ُ ‫م‬َ ِ ‫سل‬ ُ ْ ‫اَل‬
ْ ‫م‬ masjid

b. Sedangkan bila Fi’il mendahului Fa’il, maka bentuk Fi’il tersebut selalu
Mufrad, (meskipun Fa’il-nya Mutsanna atau Jamak). Tetapi untuk bentuk
Mudzakkar dan Muannats tetap dibedakan dengan adanya huruf Ta Ta’nits
( ‫ت تَأْنِيْث‬ ) atau “Ta Penanda Muannats” pada Fi’il yang Fa’il-nya adalah
Muannats.

Contoh Jumlah Fi’liyyah dengan Fi’il Madhy yang terletak sebelum Fa’il:

َ‫جد‬ِ ‫س‬ْ ‫م‬َ ْ ‫م ال‬ ُ ِ ‫سل‬ ْ ‫م‬ ُ ْ ‫َل اَل‬ َ ‫دَخ‬ = muslim itu memasuki masjid
‫د‬ ‫ج‬ ‫س‬
َ ِ ْ َ ‫م‬ ْ ‫ال‬ ‫ة‬
ُ ‫م‬ ِ
َ ْ ُ‫ل‬ ‫س‬ ‫م‬ ْ ‫ال‬ ‫ت‬ِ َ ‫دَخَل‬ = muslimah itu memasuki masjid
kَ‫جد‬ِ ‫س‬ْ ‫م‬ ْ
َ ‫ان ال‬ ِ ‫م‬ َ ِ ‫سل‬ْ ‫م‬ ْ
ُ ‫َل ال‬ َ ‫دَخ‬ = dua muslim itu memasuki masjid
= dua muslimah itu memasuki
kَ‫جد‬ِ ‫س‬ ْ ‫م‬ َ ْ ‫ال‬ ‫ان‬
ِ َ ‫مت‬ َ ِ ‫سل‬ ْ ‫م‬ ُ ْ ‫ت ال‬ ِ َ ‫دَخَل‬
masjid
َ‫جد‬ِ ‫س‬ ْ ‫م‬ َ ْ ‫ال‬ ‫ن‬
َ ‫و‬ ْ ‫م‬ُ ِ ‫سل‬ ْ ‫م‬ ُ ْ ‫َل ال‬
َ ‫دَخ‬ = kaum muslimin memasuki masjid
kَ‫جد‬ ِ ‫س‬ ْ ‫م‬ َ ْ ‫ال‬ ‫ات‬ُ ‫م‬ َ ِ ‫سل‬ ْ ‫م‬ ْ
ُ ‫ت ال‬ ِ َ ‫دَخَل‬ = kaum muslimat memasuki masjid

Contoh Jumlah Fi’liyyah dengan Fi’il Mudhari’ yang terletak sebelum Fa’il:

kَ‫جد‬
ِ ‫س‬ ْ ‫م‬ َ ْ ‫ال‬ ‫م‬ ُ ِ ‫سل‬ ْ ‫م‬ ُ ْ ‫ُل اَل‬ ُ ‫يَدْخ‬ = muslim itu memasuki masjid
kَ‫جد‬ِ ‫س‬ ْ ‫م‬ َ ْ ‫ال‬ ‫ة‬
ُ ‫م‬ ِ
َ ْ ُ ‫ل‬ ‫س‬ ‫م‬ ْ ‫ال‬ ُ ‫تَدْخ‬
‫ُل‬ = muslimah itu memasuki masjid
kَ‫جد‬ ِ ‫س‬ ْ ‫م‬ َ ْ ‫ال‬ ‫ان‬ ِ ‫م‬ َ ِ ‫سل‬ ْ ‫م‬ ْ
ُ ‫ُل ال‬ ُ ‫يَدْخ‬ = dua muslim itu memasuki masjid
kَ‫جد‬ ِ ‫س‬ ْ ‫م‬ َ ْ ‫ال‬ ‫ان‬ ِ َ ‫ت‬ ‫م‬ ِ
َ ْ ُ ‫ل‬ ‫س‬ ‫م‬ ْ ‫ال‬ ُ ‫تَدْخ‬
‫ُل‬ = dua muslimah itu memasuki masjid
kَ‫جد‬ ِ ‫س‬ ْ ‫م‬ َ ْ ‫ال‬ ‫ن‬َ ‫و‬ ْ ‫م‬ ُ ِ ‫سل‬ ْ ‫م‬ ُ ‫ُل ال‬ْ ُ ‫يَدْخ‬ = kaum muslimin memasuki masjid
kَ‫جد‬ ِ ‫س‬ ْ ‫م‬ َ ْ ‫ال‬ ‫ات‬ ُ َ ْ ُ ‫م‬ ِ ‫ل‬ ‫س‬ ‫م‬ ْ ‫ال‬ ُ
‫ُل‬ ‫تَدْخ‬ = kaum muslimat memasuki masjid

2) Untuk Fa’il lainnya ( ‫أَنَا‬ – ‫ن‬


ُ ‫ح‬
ْ َ ‫ن‬ – ‫ت‬
َ
ِ ْ ‫أن‬ – ‫ت‬
َ
َ ْ ‫أن‬ – ‫ما‬
َ
َ ُ ‫أنْت‬ – ‫م‬
َ
ْ ُ ‫أنْت‬ – ‫ن‬
َ
َّ ُ ‫أنْت‬ )

tetap mengikuti pola perubahan bentuk Fi’il sebagaimana mestinya.

Fi’il Madhy Fi’il Mudhari’


kَ‫جد‬ِ ‫س‬ ْ ‫م‬ َ ْ ‫ت ال‬ ُ ْ ‫دَخَل‬ kَ‫جد‬ِ ‫س‬ ْ ‫م‬ َ ْ ‫ُل ال‬ ُ ‫(أَنَا) أَدْخ‬
saya telah memasuki masjid saya memasuki masjid
kَ‫جد‬ ِ ‫س‬ ْ ‫م‬ َ ْ ‫دَخَلْنَا ال‬ kَ‫جد‬ ِ ‫س‬ ْ ‫م‬ َ ْ ‫ُل ال‬ ُ ‫ن) نَدْخ‬ ُ ‫ح‬ ْ َ ‫(ن‬
kami telah memasuki masjid kami memasuki masjid
َ
kَ‫جد‬ ِ ‫س‬ ْ ‫م‬ َ ْ ‫ت ال‬ َ ْ ‫دَخَل‬ kَ‫جد‬ ِ ‫س‬ ْ ‫م‬ َ ْ ‫ُل ال‬ ُ ‫ت) تَدْخ‬ َ ْ ‫(أن‬
engkau telah memasuki masjid engkau memasuki masjid
َ
kَ‫جد‬ ِ ‫س‬ ْ ‫م‬ َ ْ ‫ت ال‬ ِ ْ ‫دَخَل‬ kَ‫جد‬ ِ ‫س‬ ْ ‫م‬ َ ْ ‫ن ال‬ َ ْ ‫خلِي‬ ُ ْ‫ت) تَد‬ ِ ْ ‫(أن‬
engkau (pr) telah memasuki masjid engkau (pr) memasuki masjid
َ
kَ‫جد‬ ِ ‫س‬ ْ ‫م‬ َ ْ ‫ما ال‬ َ ُ ‫دَخَلْت‬ kَ‫جد‬ ِ ‫س‬ ْ ‫م‬ َ ْ ‫ن ال‬ ِ َ ‫ما) تَدْخُال‬ َ ُ ‫(أنْت‬
kamu berdua telah memasuki masjid kamu berdua memasuki masjid
َ
kَ‫جد‬ ِ ‫س‬ ْ ‫م‬ َ ْ ‫م ال‬ ُ ُ ‫دَخَلْت‬ َ‫جد‬ ِ ‫س‬ ْ ‫م‬ َ ْ ‫ن ال‬ َ ‫و‬ ْ ُ ‫م) تَدْخُل‬ ْ ُ ‫(أنْت‬
kalian (lk) telah memasuki masjid kalian (lk) memasuki masjid
َ
kَ‫جد‬ ِ ‫س‬ ْ ‫م‬ َ ْ ‫ن ال‬َّ ُ ‫دَخَلْت‬ kَ‫جد‬ ِ ‫س‬ ْ ‫م‬ َ ْ ‫ن ال‬ َ ْ ‫ن) تَدْخُل‬ َّ ُ ‫(أنْت‬
kalian (pr) telah memasuki masjid kalian (pr) memasuki masjid

A.    Pengertian Fi’il
Fi’il adalah kata yang menunjukkan arti pekerjaan atau peristiwa yang
terjadi pada suatu masa atau waktu tertentu (lampau, sekarang dan yang
akan datang). Hampir seperti pengertian kata kerja dalam bahasa Indonesia,
namun ada perbedaan sedikit.
Contoh :
ْ ‫ع‬
Bekerjalah                         =          ‫ــل‬ ُ ‫ف‬ ْ ُ‫ا‬
Sedang/ akan bekerja        =          ‫ــل‬ ُ ‫ع‬ ُ ‫فــ‬ ْ َ‫ي‬
Telah bekerja                     =          ‫ــل‬َ ‫ع‬ َ ‫ــ‬ ‫ف‬َ

B.     Macam-Macam Fi’il
1.      Fi’il Madhi (Lampau)
Secara terpisah fi’il berarti kata kerja. Sedangkan madhi  berarti yang
telah lampau atau lewat. Jadi, apabila digabung fi’il madhi ialah kata kerja
yang menunjukkan terjadinya suatu pekerjaan atau peristiwa pada waktu
lampau.

a.       Ciri-ciri Fi’il Madhi


Ciri-cirinya antara lain tampak pada huruf asli kata kerjanya dan pada
َ
umumnya mengandung suara “a” , misalnya ‫ـب‬ َ َ ‫كَـت‬ (telah menulis),  ‫ــرأ‬ َ َ‫ق‬ (telah
membaca) karena dia berharakat fathah.
  
b.      Bentuk Fi’il Madhi
N Dhamir Fiil Madhi Arti Keterangan
o
1 َ‫هُو‬ َ َ ‫كَت‬
‫ب‬ Dia (lk) telah Bentuk asli tanpa
menulis perubahan
2 ‫هِـي‬ ْ َ ‫كَتَب‬
‫ـت‬ Dia (pr) telah + ‫ـت‬ pada
ْ huruf
menulis terakhir
3 ‫ـت‬
َ ْ ‫ن‬َ ‫ا‬ ‫ـت‬ َْ‫ب‬ ‫ت‬َ ‫ك‬ Kamu (lk) +  ‫ْـــت‬ pada
َ huruf
telah menulis terakhir
4 ‫ـت‬ِ ْ ‫ان‬ َ ‫ـت‬
ِ ْ ‫كتَب‬ َ Kamu (pr) + ‫ْــت‬ pada
ِ huruf
telah menulis terakhir

Contoh fi’il madhi


saya telah memasuki masjid                =          kَ‫جد‬
ِ ‫س‬ َ ْ ‫ت ال‬
ْ ‫م‬ ُ ْ ‫دَخَل‬
kamu (pr) telah memasuki masjid       =          kَ‫جد‬ ِ ‫س‬
ْ ‫م‬ َ ْ ‫ت ال‬ ِ ْ ‫دَخَل‬
Contoh penggunaan fi'il madhi dalam kalimat
Anak itu telah membuka pintu            =          ‫اب‬ َ َ ‫ولَدُ الْب‬ َ ْ ‫ح ال‬ َ
َ َ ‫فت‬
Ahmad telah mengirim surat               =          ٌ‫سالة‬ َ َ َ ‫س‬ َ
َ ‫ر‬ ِ kُ‫مد‬َ ‫ح‬ ْ ‫لأ‬ َ ‫أ ْر‬

2.      Fi'il Mudhari' (Sekarang)


Fi’il mudhari’ adalah kata yang menunjukan arti dalam dirinya yang
dikaitkan dengan waktu yang mengandung arti sekarang atau yang akan
datang.
a.       Ciri-ciri Kalimah Fi’il Mudhari’ adalah dimulai dengan huruf Mudhoro’ah
yang empat yaitu ‫ت‬ – ‫ي‬ – ‫ن‬ – ‫أ‬ .

b.      Bentuk Fi’il Mudhari’

N Dhamir Fiil mudhari’ Arti


o
1 ‫ت‬ َ ُ ‫ع‬ ْ َ‫ت‬
َ ْ ‫أن‬ ‫ل‬ َ ‫ف‬ kamu (lk)
mengerjakan
2 ‫ت‬ َ ْ َ‫ت‬
ِ ْ ‫أن‬ ‫ن‬
َ ْ ‫علِي‬
َ ‫ف‬ kamu (pr)
mengerjakan
3 ‫و‬
َ ‫ه‬
ُ ُ ‫ع‬
‫ل‬ ْ َ‫ي‬
َ ‫ف‬ dia (lk)
mengerjakan
4 ‫ي‬
َ ‫ه‬
ِ ُ ‫ع‬
‫ل‬ ْ َ‫ت‬
َ ‫ف‬ dia (pr)
mengerjakan

Contoh Fi'il Mudhari'
            Dia akan menulis                                 =          ‫ب‬ ُ ُ ‫يَكْت‬
Dia akan membuka                             =          ‫ح‬ ُ َ ‫فت‬ ْ َ‫ي‬
Dia akan  mengirim                             =          ‫سل‬ ُ ِ ‫ي ُ ْر‬
Dia akan membantu, menolong          =          ُ‫عد‬ ِ ‫سا‬ َ ُ‫ي‬
Contoh penggunaan fi'il mudhari' dalam kalimat
Anak itu membuka pintu                    =          ‫اب‬ َ َ ‫ولَدُ الْب‬َ ْ ‫ح ال‬ ْ َ‫ي‬
ُ َ ‫فت‬
Ahmad mengirim surat                       =          ٌ‫سالة‬ َ َ ُ
َ ‫ر‬ ِ kُ‫مد‬َ ‫ح‬ ْ ‫سل أ‬ ِ ‫ي ُ ْر‬

3.      Fi’il Amr
Fi'il Amar atau Kata Kerja Perintah adalah fi'il yang berisi pekerjaan yang
dikehendaki oleh Mutakallim (pembicara) sebagai orang yang memerintah
agar dilakukan oleh Mukhathab (lawan bicara) sebagai orang yang
diperintah.

Ciri-ciri Fi’il Amr dapat menerima Nun Taukid beserta menunjukkan perintah.


Contoh Fi'il Amar
tulislah !                      =          ‫ب‬ْ ُ ‫اُكْت‬
bukalah !                     =          ‫ح‬ ِ َ ‫فت‬ْ ِ‫ا‬
 kirimlah !                    =          ‫ل‬ ِ ‫س‬ِ ‫ْر‬
bantulah !                    =          ْ‫عد‬ ِ ‫سا‬ َ

Contoh penggunaan fi'il amar dalam kalimat


َ َ ‫الْب‬ ‫ح‬
Bukalah pintu itu !                               =          ‫اب‬ ِ َ ‫فت‬ْ ِ‫ا‬
Kirimlah surat itu wahai Ahmad !        =          kُ‫أحمد‬ ‫يَا‬ ‫ة‬ َ ‫الرسال‬ ‫ل‬ َ
ِ ‫س‬
ِ ‫أ ْر‬
Pengertian dan Contoh Huruf Jar

Dalam catatan sebelumnya, tepatnya pada kitab durusul lughah jilid satu.
Penulis menyinggung sedikit mengenai huruf jar di point pertama. Ada
beberapa huruf jar yang dikenalkan dan langsung dipraktekkan alias
langsung latihan.

Sekarang, saya akan menyebutkan secara lengkap mengenai huruf jar


seperti yang terdapat pada kitab Al-Muyassar fi 'ilmi an nahwi.

Pengenalan dan pengertian huruf jar

Huruf jar adalah huruf-huruf tertentu yang membuat kata benda (isim)
menjadi majrur (contoh majrur untuk isim mufrad adalah tanda harakat
kasrah).

Lihat tanda majrur untuk jenis isim lainnya di i'rab (perubahan) pada isim
(kata benda) di: 
Kaidah huruf jar
- Huruf jar itu setelahnya adalah isim, ia bersambung pada isim.
- Huruf jar itu tidak bersambung pada fi'il (kata kerja yang terikat waktu).
- Huruf jar merupakan tanda pengenal isim.

Contoh dan jumlah huruf jar

Huruf jar berjumlah sembilan huruf, yaitu:

1. ‫ن‬ ْ ‫م‬ ِ  = dari


2. ‫لى‬
َ ِ ‫ إ‬ = ke
3. ‫َن‬ ْ ‫ع‬ = dari
4. ‫َلى‬
َ ‫ع‬ = di atas
5. ‫فِي‬ = di dalam
6. ‫ب‬ َّ ‫ر‬ =
ُ banyak/sedikit
7. ‫ب‬ = dengan
8. ‫ ك‬ = seperti
9. ‫ل‬ = milik/kepunyaan

Contoh penggunaan ‫ن‬ ْ ‫م‬


ِ  adalah:
- isim = ‫س‬
ُ ‫النَّا‬ , artinya manusia
- karena didahului oleh huruf jar ‫ن‬ ْ ‫م‬
ِ  , maka isim menjadi majrur = ‫اس‬
ِ َّ ‫الن‬ 
- jadinya = ‫اس‬ِ َّ ‫ن الن‬
َ ‫م‬
ِ  = minan naasi
- Artinya = dari manusia.

Contoh penggunaan ‫لى‬ َ ِ ‫ إ‬ adalah:


- isim = ُ‫سوْق‬
ُّ ‫ ال‬ , artinya pasar
- karena didahului oleh huruf jar ‫لى‬ َ ِ ‫ إ‬ , maka isim menjadi majrur =  ‫ق‬
ِ ْ ‫سو‬
ُّ ‫ال‬ 
- jadinya = ‫ق‬ ِ ْ ‫سو‬
ُّ ‫ال‬  ‫لى‬
َ ِ ‫إ‬  = ilas suuqi
- artinya = ke pasar

Contoh penggunaan ‫َن‬ ْ ‫ع‬ adalah:


- isim = ‫ي‬
ُّ ِ ‫ النَّب‬ , artinya nabi
- karena didahului oleh huruf jar ‫َن‬ ْ ‫ع‬ , maka isim menjadi majrur = ‫ي‬
ِّ ِ ‫النَّب‬ 
- jadinya = ‫ي‬ ِّ ِ ‫َن النَّب‬
ِ ‫ع‬  = 'anin nabiyyi
- artinya = dari nabi

Contoh penggunaan ‫َلى‬ َ ‫ ع‬adalah:


- isim = ‫ب‬ ْ
ُ َ ‫مكت‬ َ ‫ ال‬, artinya meja
- karena didahului oleh huruf jar ‫َلى‬ ِ َ ‫مكْت‬
َ ‫ ع‬, maka isim menjadi majrur = ‫ب‬ َ ‫ال‬
- jadinya = ‫ب‬ ْ
ِ َ ‫مكت‬َ ‫َلى ال‬
َ ‫ع‬
- artinya = di atas meja

Contoh penggunaan ‫في‬ ِ adalah:


- isim = ُ ‫جد‬
ِ ‫س‬
ْ ‫م‬
َ ‫ ال‬, artinya masjid
- karena didahului oleh huruf jar ‫ فِي‬, maka isim menjadi majrur = ِ ‫جد‬
ِ ‫س‬
ْ ‫م‬
َ ‫ال‬
- jadinya =  ِ ‫جد‬ ِ ‫س‬
ْ ‫م‬
َ ‫ فِي ال‬ = fil masjidi
- artinya = di dalam masjid

Contoh penggunaan ‫ب‬ َّ ‫ ُر‬ adalah:


- isim = ‫م‬ ٌ ‫ج‬
ٌ ِ ‫ل ع َال‬ ُ ‫ر‬ 
َ
- karena didahului oleh huruf jar ‫ب‬ َّ ‫ ُر‬ , maka isim menjadi majrur = ٍ ‫ل ع َالِم‬
ٍ ‫ج‬
ُ ‫َر‬
- jadinya = ٍ ‫ل ع َالِم‬ ٍ ‫ج‬
ُ ‫ َر‬  ‫ب‬
َّ ‫ ُر‬  = rubba rojulin 'aalimin
- artinya = banyak pemuda alim

Contoh penggunaan ‫ ب‬adalah:


ُ َ ‫الْقَل‬ 
- isim = ‫م‬
- karena didahului oleh huruf jar ‫ب‬ , maka isim menjadi majrur = ِ ‫الْقَلَم‬ 
- jadinya = ِ ‫ بِالقَلَم‬ = bil qalami
- artinya = dengan pena

Contoh penggunaan ‫ ك‬ adalah:


َ َ‫الْق‬ 
- isim = ‫م ُر‬
َ َ‫الْق‬ 
- karena didahului oleh huruf jar ‫ ك‬, maka isim menjadi majrur = ِ‫مر‬
- jadinya = ِ‫مر‬ ْ َ
َ َ‫ كالق‬  = kal qamari
- artinya = seperti bulan

Contoh penggunaan ‫ ل‬adalah:


- isim = ُ ‫ستَاذ‬ ُ
ْ ‫األ‬ 
- karena didahului oleh huruf jar ‫ ل‬, maka isim menjadi majrur ِ ‫ستَاذ‬ ُ
ْ ‫األ‬ 
- jadinya = ِ ‫ستَاذ‬ ُ
ْ ‫ لِأل‬ = lil ustaadzi
- artinya = milik/kepunyaan ustadz

َ ‫ر‬
‫فة‬ ِ ‫ع‬
ْ ‫م‬
َ – ‫نَك ِ َرة‬

NAKIRAH (Umum) – MA’RIFAH (Khusus)

Menurut penunjukannya, Isim dapat dibagi dua:

1) ISIM NAKIRAH atau kata benda bentuk umum atau tak dikenal (tak tentu).

2) ISIM MA’RIFAH atau kata benda bentuk khusus atau dikenal (tertentu).

Isim Nakirah merupakan bentuk asal dari setiap Isim, biasanya ditandai
dengan huruf akhirnya yang bertanwin ( ً ٍ ٌ ). Sedangkan Isim Ma’rifah
biasanya ditandai dengan huruf Alif-Lam ( ‫ال‬ ) di awalnya.
ٌ ْ ‫بَي‬ (= sebuah rumah), ٌ‫ولَد‬ (=
Contoh Isim Nakirah: ‫ت‬ َ seorang anak)

ُ ْ ‫اَلْبَي‬ (= rumah itu), ُ‫ولَد‬


Contoh Isim Ma’rifah: ‫ت‬ َ ْ ‫اَل‬ (= anak itu)

Coba bandingkan dan perhatikan perbedaan makna dan fungsi antara Isim
Nakirah dan Isim Ma’rifah dalam dua buah kalimat di bawah ini:

= Itu sebuah rumah. Rumah itu baru. .‫ت كَبِي ْ ٌر‬ُ ْ ‫ اَلْبَي‬.‫ت‬ َ ِ ‫ذَل‬
ٌ ْ ‫ك بَي‬
= Datang seorang anak. Anak itu sopan. .‫ب‬ ٌ ِّ‫ؤد‬ ُ ُ‫ولَد‬
َ ‫م‬ َ ْ ‫ اَل‬.ٌ‫ولَد‬َ َ‫جاء‬ َ

Selain Isim yang berawalan Alif-Lam, yang juga termasuk Isim Ma’rifah
adalah:

1. ISIM ‘ALAM (Nama). Semua Isim ‘Alam termasuk Isim Ma’rifah, meskipun


diantara Isim ‘Alam tersebut ada yang huruf akhirnya bertanwin.

Contoh: ُ‫مد‬ َ َ  (= Ali), ُ‫مكَّة‬


َ ‫ح‬
ْ ‫أ‬ (= Ahmad), ‫ي‬
ٌّ ِ ‫عل‬ َ  (= Makkah)

2. ISIM DHAMIR (Kata Ganti). Yaitu kata yang mewakili atau menggantikan


penyebutan sesuatu atau seseorang atau sekelompok benda/orang.

Contoh: ‫أَنَا‬ (= aku, saya), ‫ن‬


ُ ‫ح‬
ْ َ ‫ن‬ (= kami, kita), ‫و‬
َ ‫ه‬
ُ  (= ia, dia)

Isim Dhamir ini kelak akan dibahas tersendiri secara terinci.


ُ
Bapak ‫ب‬ٌ َ ‫ا‬ , Ibu ‫م‬
ٌ ‫أ‬ dan anak adalah unit terkecil dalam keluarga, Pada
kesempatan ini kita akan belajar Kosakata Anggota Keluarga dalam
bahasa Arab dan Artinya. Nama anggota keluarga dalam bahasa arab
sudah tidak asing lagi didengar, karena dalam kehidupan sehari-hari ada
sebagian orang yang memanggil bapak ibunya dengan istilah bahasa Arab
seperti Abi, Umi. sekarang kita tambah lagi kosakata dengan nama yang
lainnya ya! bahkan dengan Bahasa Inggrisnya juga. 

Berikut Nama Anggota Keluarga Dalam Bahasa Arab Dan Artinya

Bahasa
Bahasa Indonesia Bahasa Inggris
Arab

Keluarga ُ َ ‫عائِل‬
‫ة‬ َ ْ ‫اَل‬ Family
ُ
Keluarga ْ ‫اَأْل‬
ُ‫س َرة‬ Family

Sanak saudara ُ‫ربَاء‬ ْ َ ‫اَأْل‬


ِ ‫ق‬ Relatives
َ
Orang Tua ‫ن‬ َ َ ‫اَأْل ب‬
ِ ْ ‫وي‬ Parents
Ibu ‫م‬ ُ
ٌ ‫أ‬ Father

Bapak ٌ َ‫ا‬
‫ب‬ Mother

Kakek ٌّ‫جد‬
َ Grandfather

Nenek ٌ‫جدَّة‬
َ Grandmother

Anak Laki-laki ٌ‫ولَد‬


َ Son

Anak Perempuan ‫ت‬


ٌ ْ ‫بِن‬ Daughter

Saudara Laki-laki ٌ َ‫أ‬


‫خ‬ Sister

Saudara ُ
‫ْت‬
ٌ ‫أخ‬ Brother
Perempuan

Younger
Adik laki-laki ‫غيْر‬
ِ ‫ص‬ ُ َ‫أ‬
َّ ‫خ ال‬ Brother

‫ْت‬ ُ
Adik perempuan ُ ‫أخ‬ Younger Sister
ُ‫غي ْ َرة‬ ِ ‫ص‬
َّ ‫ال‬
kakak laki-laki ‫خ كَبِي ْ ٌر‬ ٌ َ‫أ‬ Older Brother

Kakak Perempuan ٌ‫ْت كَبِي ْ َرة‬ ُ


ُ ‫أخ‬ Older Sister

Bibi ‫ة‬
ٌ ‫م‬
َّ ‫ع‬
َ Aunt

Paman ‫َم‬
ٌّ ‫ع‬ Uncle

‫ة‬
ُ َ ‫إِبْن‬/‫ن‬ ُ ْ ‫إِب‬
saudara sepupu ْ Cousin
‫م‬ِّ ‫ع‬
َ ‫ال‬

Keponakan laki-laki ‫خ‬ َ ‫أْل‬ َ


ِ ‫أبْنَاءُ ا‬ Nephew

Keponakan َ
ِ ‫أبْنَاءُ اأْل ُخ‬
‫ْت‬ Niece
perempuan

Cucu laki-laki ‫ط‬


ٍ ْ ‫سب‬
َ ُ‫فيْد‬
ِ ‫ح‬
َ Grandson

ُ‫فيْدَة‬ِ ‫ح‬َ
Cucu Perempuan َ Granddaughter
‫ة‬
ِ ‫ط‬ ‫ب‬
ْ َ‫س‬

Ibu Tiri ‫ة‬


ٌ َ ‫ربِيْب‬/ٌ
َ ‫َرابَّة‬ Step Mother

Ayah Tiri ‫اب‬


ٌّ ‫َر‬ Step Father

Ayah Mertua ‫و‬


ٌ ‫م‬
ْ ‫ح‬
َ Father in law
Ibu Mertua ٌ ‫ما ة‬
َّ ‫ح‬
َ Mother in law

Ipar Perempuan ٌ‫ه َرة‬


ْ ‫ص‬
َ Sister in law

Ipar laki-laki ‫ه ٌر‬


ْ ‫ص‬
َ Brother in law

Menantu Laki-laki ‫ن‬


ٌ َ ‫خت‬
َ Son in law

Menantu Daughter in
‫ة‬
ٌ َ ‫ختْن‬
َ
Perempuan law

Buyut ٌ ْ ‫سب‬
‫ط‬ َ Great Grand

Bayi ‫ع‬
ٌ ْ ‫ضي‬
ِ ‫َر‬ Baby

ٌ َ ‫مل‬ َ
Janda ‫ة‬ ٌ ِّ ‫ثَي‬
َ ‫ أ ْر‬/‫ب‬ Widow

Duda ُ ‫م‬
‫ل‬ َ
َ ‫أ ْر‬ Widower

Istri ‫ج‬
ٌ ‫و‬
ْ ‫َز‬ Wife

Suami ‫ة‬
ٌ ‫ج‬
َ ‫و‬
ْ ‫َز‬ Husband

Anak Angkat ُ ُ‫ولَد‬


‫متَبَنِّى‬ َ Adopted child

Pengantin ‫س‬
ٌ ‫و‬
ْ ‫ع ُُر‬ Bride

Tunangan ‫ة‬ ْ ُ‫اَلْخُط‬


ُ َ ‫وب‬ Fiance

Perjaka ‫ب‬ َ
ٌ ‫أع َْز‬ Bachelor

Perawan ‫بِك ْ ٌر‬ Maid

Anak Laki-laki ٌ‫ولَد‬


َ Boy

Anak gadis ‫ت‬


ٌ ْ ‫بِن‬ Girl

Laki-laki ٌ ‫ج‬
‫ل‬ ُ ‫َر‬ Male

Perempuan ٌ‫م َرأَة‬


ْ ِ‫ا‬ Female
‫مع‬ َ - ‫مثَنَّى‬
ْ ‫ج‬ ْ ‫م‬
ُ - ‫ف َرد‬ ُ
MUFRAD (Tunggal) - MUTSANNA (Dual) - JAMAK

Dari segi bilangannya, bentuk-bentuk Isim dibagi tiga:


1) ISIM MUFRAD (tunggal) kata benda yang hanya satu atau sendiri.
2) ISIM MUTSANNA (dual) kata benda yang jumlahnya dua.
3) ISIM JAMAK (plural) atau kata benda yang jumlahnya lebih dari dua.
Isim Mutsanna (Dual) bentuknya selalu beraturan yakni diakhiri dengan
huruf NunKasrah ( ‫ن‬ ), ِ baik untuk Isim Mudzakkar maupun Isim Muannats.
Contoh:
Mufrad Tarjamah Mutsanna Tarjamah
‫ل‬ ٌ ‫ج‬ ُ َ ‫ر‬ = seorang laki-laki ‫ن‬
ِ َ ‫ال‬ ‫ج‬ ُ َ ‫ر‬ = dua orang laki-laki
‫ة‬
ٌ َّ ‫جن‬ َ = sebuah kebun ‫ان‬ِ َ ‫جنَّت‬ َ = dua buah kebun
‫م‬ ٌ ْ ُ ِ ‫ل‬ ‫س‬ ‫م‬ = seorang muslim ‫ان‬ ِ َ ْ ُ ‫م‬ ِ ‫ل‬ ‫س‬ ‫م‬ = dua orang muslim
‫ة‬ٌ ‫م‬ َ ِ ‫سل‬ ْ ‫م‬ ُ = seorang muslimah ‫ان‬ ِ َ ‫مت‬ َ ِ ‫سل‬ ْ ‫م‬ ُ = dua orang muslimah
Adapun Isim Jamak, dari segi bentuknya terbagi dua macam:
1. JAMAK SALIM ( ‫سالِم‬ َ   ‫مع‬ ْ ‫ج‬ ) yang bentuknya beraturan:
Mufrad Tarjamah Jamak Tarjamah
‫ن‬ ٌ ْ ‫اِب‬ = seorang putera ‫ن‬
َ ‫و‬ ْ ُ ‫بَن‬ = putera-putera
‫ت‬ ٌ ِ ْ ‫ن‬ ‫ب‬ = seorang puteri ‫ات‬ٌ َ ‫ن‬ َ ‫ب‬ = puteri-puteri
‫م‬ ٌ ِ ‫سل‬ ْ ‫م‬ ُ = seorang muslim ‫ن‬َ ‫و‬ ْ ‫م‬ ُ ِ ‫سل‬ ْ ‫م‬ ُ = muslim-muslim
‫ة‬ ٌ ‫م‬ َ ْ ُ ِ ‫ل‬ ‫س‬ ‫م‬ = seorang muslimah ‫ات‬ ٌ َ ْ ُ ‫م‬ ِ ‫ل‬ ‫س‬ ‫م‬ = muslimah-muslimah
2. JAMAK TAKSIR (‫سيْر‬ ْ
ِ ‫تَك‬ ‫مع‬ ْ ‫ج‬
َ  ) yang bentuknya tidak beraturan:
Mufrad Tarjamah Jamak Tarjamah
‫ل‬ ٌ ‫و‬ ْ ‫س‬ ُ ‫َر‬ = seorang rasul ‫ل‬ ٌ ‫س‬ ُ ‫ُر‬ = rasul-rasul
‫م‬ ٌ ِ ‫ل‬ ‫َا‬ ‫ع‬ = seorang alim ُ ‫ء‬ ‫ا‬ ‫م‬
َ َ ‫ُل‬ ‫ع‬ = orang-orang alim
‫ل‬ ٌ ‫ج‬ ُ ‫َر‬ = seorang laki-laki ٌ ‫ج‬
‫ال‬ َ ‫ر‬ ِ = para laki-laki
= perempuan-
ٌ‫م َرأَة‬ ْ ِ‫ا‬ = seorang perempuan ٌ‫ساء‬ َ ِ‫ن‬ perempuan
-
Selanjutnya, dari anggota isim-isim yang dinashabkan, adalah zharaf zaman
kemudian zharaf makan. Secara bahasa, arti dari kata ‫ظ>>>رف‬ adalah
“keadaan” sedangkan ‫زم>>>ان‬ adalah “waktu” dan ‫مك>>>ان‬ adalah “tempat”,
sehingga secara sederhananya yang dimaksud dengan kedua zharaf ini
adalah lafadz yang menunjukan keadan waktu dan tempat. Sampai disini
saya kira sudah sangat mudah untuk dipahami.
Baca juga : Definisi Masdar Dalam Bahasa Arab

Zharaf Zaman & Zharaf Makan


Sedangkan pengertian zharaf zaman menurut ilmu nahwu ialah sebagai
berikut :
‫ى‬ْ ِ‫ب بِتَقْدِيْرِ ف‬
ُ ْ ‫صو‬
ُ ْ ‫من‬
َ ‫ان ال‬
ِ ‫م‬َ ‫م ال َّز‬
ُ ‫س‬
ْ ‫ان هُوَ ا‬
ِ ‫م‬ ُ ‫ظ َ ْر‬
َ ‫ف ال َّز‬
Artinya : zharaf zaman ialah isim yang menunjukan waktu (zaman) yang
i’rabnya dinashabkan dengan memperkirakan makna fii (pada / dalam).
Jadi, setiap lafadz yang mengandung makna fii (pada/dalam) dan
menunjukan waktu  maka itu adalah zharaf zaman. Contoh :
Lafadz Terjemah Lafadz Terjemah

َ ْ‫اَلْيَو‬
‫م‬ Pada hari ini ‫ة‬
ً ‫م‬
َ َ ‫عَت‬ Waktu sore / isya
Pada waktu
َ َ ‫اللَّيْل‬
‫ة‬ Pada malam ini ‫حا‬
ً ‫صبَا‬
َ subuh
ً ‫غُدْوَة‬ Pada pagi hari ً‫ساء‬
َ ‫م‬
َ Pada waktu sore
ً ‫بُك ْ َرة‬ Waktu pagi ‫اَبَدًا‬ Selamanya
‫ح ًرا‬
َ ‫س‬
َ Waktu sahur َ َ‫ا‬
‫مدًا‬ Selamanya
‫غَدًا‬ Besok ‫حيْنًا‬
ِ ketika

Contoh kalimat zharaf zaman :

ِ ْ ‫االِثْنَي‬ ‫م‬
‫ن‬ َ ْ‫يَو‬ ‫ت‬
ُ ‫م‬
ْ ‫ص‬
ُ  = Aku telah berpuasa pada hari senin
Zharaf Makan
Definisi zharaf makan menurut ilmu nahwu ialah sebagai berikut :
‫ى‬
ْ ِ‫ب بِتَقْدِيْرِ ف‬
ُ ْ ‫صو‬
ُ ْ ‫من‬ ِ َ ‫مك‬
َ ‫ان ال‬ َ ‫م ال‬
ُ ‫س‬ ِ َ ‫مك‬
ْ ‫ان هُوَ ا‬ ُ ‫ظ َ ْر‬
َ ‫ف ال‬
Artinya : Zharaf makan ialah isim yang menunjukan tempat (makan) yang
i’rabnya dinashabkan dengan memperkirakan makna fii (pada / dalam).
Jadi, setiap lafadz yang mengandung makna fii (pada/dalam) dan
menunjukan tempat maka itu adalah zharaf makan. Contoh :
Lafadz Terjemah Lafadz Terjemah
‫م‬ َ َ‫ا‬
َ ‫ما‬ Di depan َ ‫مع‬
َ Beserta
َ ْ ‫خَل‬
‫ف‬ Di belakang َ‫ا ِ َزاء‬ Di muka

َ ‫قُدَّا‬
‫م‬ Di depan َ‫حذ َاء‬
ِ Di dekat
َ‫وَ َرآء‬ Di belakang َ‫تِلْقَاء‬ Di hadapan
َ‫فَوْق‬ Di atas ‫هُنَا‬ Di sini
‫ت‬
َ ‫ح‬
ْ َ‫ت‬ Di bawah َّ َ ‫ث‬
‫م‬ Di sana

َ ‫عنْد‬
ِ Di dekat    

Contoh zharaf makan:


ِ‫سة‬
َ ‫مد ْ َر‬
َ ‫ال‬ ‫م‬ َ َ ‫ا‬ ‫ت‬
َ ‫ما‬ ْ َ ‫جل‬
ُ ‫س‬ َ  = Aku duduk di depan kelas.

Anda mungkin juga menyukai