Anda di halaman 1dari 7

KATA PENGANTAR

Sesungguhnya segala puji bagi Allah, kita memuji-Nya, memohon pertolongan dari-
Nya, meminta ampunan dari-Nya dan meminta perlindungan kepada-Nya dari kejahatan diri
kita serta keburukan amal perbuatan kita. Sholawat dan salam semoga terlimpahkan kepada
junjungan kita nabi Muhammad SAW.

Karena hidayah-Nya pula, Alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan dengan judul “


Manshubatil asma’ ” ini sebagai tugas dari mata pelajaran Fikih. Pada kesempatan ini saya
ucapkan terima kasih kepada Bapak Mujahid M.Pd.I banyak memberikan bimbingan dan
pengarahan, sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya.

Akhirnya penulis mohon kritik dan saran untuk lebih sempurnanya makalah ini.
Selanjutnya penulis berharap makalah yang sederhana ini bermanfaat, terutama bagi yang
membutuhkannnya.

Kendal, 14 september 2023

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Ilmu nahwu mempelajari prinsip-prinsip untuk mengenali kalimat-kalimat bahasa
Arab. Hal ini terutama berkaitan dengan bagaimana membunyikan bagian akhir dari
suatu kata dalam struktur kalimat. Ilmu nahwu berkaitan dengan ilmu shorof.

Ilmu shorof merupakan ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip untuk mengenal pola-
pola kalimat dan kondisi-kondisinya. Dengan ilmu Sharaf kita bisa mengeahui pola
kata, karena setiap kata dalam bahasa Arab memiliki pola.

B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan mansubatil asma?
2. Ada berapa pembagian mansubatil asma’?
3. Apa pengertian dari maful bih, maful mutlaq, maful li ajlih, maful fih, khobaru
kana wa akhowatuha, ismu inna wa akhowatuha, hal, tamyiz, istisna’, dan
munada?

C. Tujuan
Untuk mengetahui beberapa isim-isim yang dibaca nashab.
Manshubatul Asma’ | Isim yang nashabkan

Manshubatul asma' adalah isim-isim yang dinashabkan. Nashab adalah irab yang ditandai
dengan harkat fathah dan penggantinya yaitu alif, kasrah, ya’ dan membuang nun.

Nashab
Tanda nashab ada lima, yaitu:
1. Fathah
Isim menjadi tanda nashab pada kata yang berbentuk isim mufrad, jama’ taksir, dan fi’il
mudhari’.
a. Isim mufrod
Isim mufrad adalah kata yang menunjukkan makna satu. Contoh:

َ ‫ان َأ ُخ ْو‬
‫ك ُمدَرِّ سًا‬ َ ‫َك‬
b. Jama’ taksir
Jama’ taksir adalah isim yang menunjukkan makna banyak dengan mengubah bentuk
mufradnya, baik dengan menambah huruf, mengurangi huruf, mengganti harakat atau
gabungan dari ketiganya. Contoh:
ُ ‫اِ ْشتَ َري‬
‫ْت ُكــتُــبًا‬
c. Fiil mudhori yang sebelumnya ada amil nashib.
Contoh:

َ َ‫َأ ْن تَص ُْو َم َخ ْي ٌر ل‬


‫ك‬
2. Alif
Alif menjadi tanda nashab pada isim lima. Contoh:

َ ‫ِإ َّن َأ َخ‬


ٌ‫اك طَالِب‬
3. Kasrah
Kasrah menjadi tanda nashab pada jama’ muanats salim. Jama’ muannats salim adalah isim
yang menunjukkan makna banyak dengan cara ditambah alif dan ta’ di akhirnya. Contoh:
‫ت فِي ْال َمس ِْج ِد‬
ِ ‫ِإ َّن ْال ُم ْسلِ َما‬
4. Ya’
Huruf ya’ menjadi tanda nashab pada isim mutsana dan jama’ mudzakkar salim.
a. Isim mutsana
Isim tatsniyah adalah isim menunjukkan makna dua dengan cara ditambah alif dan nun ketika
rafa’ serta ya’ dan nun ketika nashab dan jar. Contoh:
‫ت َس ْل َمى قِطَّي ِْن‬
ْ َ‫ض َرب‬
َ
b. Jama’ mudzakar salim
Jama’ mudzakkar salim adalah isim yang menunjukkan makna banyak dengan ditambah wau
dan nun ketika rafa’ serta ya’ dan nun ketika nashab dan jar. Contoh:
‫ان ْال ُمدَرِّ س ُْو َن ُمحْ تَ ِر ِمي َْن‬
َ ‫َك‬
5. Membuang nun
Menghilangkan huruf nun menjadi tanda nashab pada fi’il lima. Fi’il lima adalah fi’il mudhari’
yang diakhiri alif tatsniyah, ya’ muannatsah mukhathabah dan wau jama’ serta ada nunnya.
Contoh:

‫يَ ْذهَب ُْو َن ← َأ ْن يَ ْذهَب ُْوا‬


‫تَ ْذهَب ُْو َن ← َأ ْن تَ ْذهَب ُْوا‬
‫ان ← َأ ْن يَ ْذهَبَا‬
ِ َ‫يَ ْذهَب‬
‫ان ← َأ ْن تَ ْذهَبَا‬
ِ َ‫تَ ْذهَب‬
‫تَ ْذهَبِي َْن ← َأ ْن تَ ْذهَبِي َْن‬

Maf'ul muthlaq
Ialah mashdar (isim yang menunjukkan arti dari suatu pekerjaan) yang dibaca
nashob, dengan fungsi (1).sebagai penguat amil.
contoh: ‫ضربت ضربا‬.
(2). menjelaskan jenis atau prakte rinci dari 'amil
Contoh: ‫سرت سير زيد‬.
(3.) Menjelaskan jumlah berapa kali dari 'amil.
Contoh:‫ضربت زيدا ضربتين‬.
Dinamakan maf'ul muthlaq dikarenakan status nya menjadi maf'ul secara langsung
tanpa adanya perantara, yang mana berbeda dengan maf'ul fih, maf'ul ma'ah dan
maf'ul lah.
Maf'ul muthlaq statusnya dibaca nashob, yang mana dinashobkan bisa dengan
mashdar contoh : ‫عجبت من ضربك زيدا ضربا شديدا‬.
Fi'il , contoh: ‫نصرت زيدا نصر صديق‬.
Dan shifat , contoh: ‫أنا فاتح البا فتحا لطيفا‬.

Maf'ul li ajlih atau disebut juga maf'ul lah dan maf'ul min ajlih adalah mashdar
yang memberikan alasan amilnya, yang mana mashdar dan amil tsb dilakukan oleh
pelaku dan waktu yang sama.
Contoh: ‫قمت إجالال لعمرو‬.

Maf'ul fih atau biasa disebut dzorof, ialah isim yang dibaca nashob yang
menunjukkan makna waktu atau tempat yang mana menyimpan makna dari huruf jer
‫ في‬.
Contoh: ‫هنا امكث أزمنا‬.
Dalam penggunaannya, dzorof dibagi menjadi 2, mutashorrif dan ghoiru mutashorrif.
(1). Mutashorrif
Lafadz yang bisa distatuskan sebagai dzorof atau lainnya.
Contoh: ‫يوم‬.
Karena lafadz tsb bisa menjadi dzorof , contoh : ‫سرت يوما‬
Atau bisa menjadi mubtada' , contoh: ‫يوم الجمعة يوم مبارك‬.
Juga bisa menjadi fa'il, contoh: ‫جاء يوم الجمعة‬.
(2). Ghoiru mutashorrif
Lafadz yang hanya bisa distatuskan hanya sebagai dzorof atau syibh dzorof tidak
lainnya.
Contoh lafadz ‫ سحر‬pada ayat (‫)إال آل لوط نجّ يناهم بسحر‬

Istitsna' ialah mengecualikan suatu lafadz dari lafadz lain dengan menggunakan
perantara huruf istitsna'.
Ada istilah mustatsna (lafadz yang dikecualikan dari suatu lafadz yang jatuh setelah
huruf istitsna') dan mustatsna minhu (lafadz yang darinya lafadz lain dikecualikan,
yang mana berada sebelum huruf istitsna').
Lafadz yg dikecualikan dengan huruf ‫ إال‬hukum nya dibaca nashob yang mana jatuh
setelah kalam tam ( susunan kalimat yang sudah menyebutkan fi'il fail nya) dan
mujab (tidak berupa kalimat nafi atau syibh nafi) baik berupa istitsna' muttasil
maupun munqothi'.
Contoh : ‫ مررت بالقوم إال زيدا‬،‫ ضربت القوم إال زيدا‬،‫قام القوم إال زيدا‬.
Apabila jatuh setelah kalam yang tidak mujab ( manfiy atau syibh manfiy) maka
dikategorikan menjadi 2.
¹.apabila berupa istitsna' muttasil makan i'robnya mengikuti mustastna minhu nya.
². Apabila munqothi' maka dibaca nashob.
Istitsna' muttasil ialah, ketika mustatsna adalah satu bagian dari mustatsna minhu ,
contoh : ‫قام القوم إال زيدا‬.
Sedangkan istitsna' munqothi' adalah, ketika mustatsna tidak sejenis dari mustatsna
minhu, contoh:
‫قام القوم إال حمارا‬.
Selain ‫ إال‬ada juga dengan kalimah lain, seperti lafadz ‫ غير‬akan tetapi lafadz setelah
‫ غير‬tidak dibaca nashob, melainkan dibaca jer karena menjadi idhofah, sama halnya
dengan lafadz, ‫ َسواء‬، ‫ س ًُوى‬،‫ سِ ًوى‬,lafadz yang jatuh setelah 3 lafadz ini juga dibaca jer
sebagai idhofah

Khobar nya kana dan akhowahnya, dibaca nashob yang mana


sebelumnya adalah susunan mubtada' khobar dan kemudian dimasuki 'amil
nawasikh yang berupa kana wa akhowatuha, yang mana pengamalannya adalah
merofa'kan isim yang aslinya mubtada' dan menashobkan khobar yang asalnya
adalah khobar dari mubtada' yang terbaca rofa'.
Contoh : ‫كان زيد قائما‬.
Kaana dan saudaranya dalam jenis pengamalan nya dibagi menjadi dua.
(1). Fi'il yang beramal dengan pengamalan ini tanpa adanya syarat.
Yaitu:
‫كان‬
Contoh: ‫كان زيد قائما‬،
‫ظ ّل‬
Contoh: ‫ظ ّل زيد جالسا‬،
‫بات‬
Contoh: ‫بات بكر مصلّيا‬،
‫أضحى‬
Contoh: ‫أضحى خالد معتكفا‬
‫أصبح‬
Contoh: ‫ إخوانا‬i‫فأصبح بنعمته‬
‫أمسى‬
Contoh: ‫أمسى بكر غانيا‬،
‫صار‬
Contoh: ‫ صار دقيق خبزا‬،
‫ليس‬
Contoh : ‫ليس زيد معتكفا‬
(2) fi'il yang tidak bisa memakai pengamalan ini kecuali dengan syarat, yang mana
dalam hal ini terbagi menjadi 2 bagian
A. Yang didahului nafiy, baik dzhohir maupun muqoddar, yaitu : ‫ك‬ّ ‫ انغ‬،‫ فتئ‬،‫برح‬,‫زال‬
Contoh: ‫ما زال زيد قائما‬
B. Didahului ma mashdariyah, yaitu ‫دام‬
Contoh: ‫وأوصاني بالصالة والزكاة مادمت حيّا‬

Isim nya inna dan akhiwahnya hukumnya dibaca nashob, yang mana
status sebelum nya adalah susunan mubtada' khobar, yang mana sama" terbaca
rofa', dan ketika kemasukan 'amil nawasikh berupa inna dan akhowahnya, maka
mubtada' menjadi isimnya yang dibaca nashob, dan Khobar nya mubtada' menjadi
khobar inna wa akhowatuha yang mana dibaca rofa'.
Inna dan akhowahnya yaitu
ّ‫إن‬
Contoh : ‫إنّ زيدا قائم‬
ّ‫أن‬
Contoh: ‫اعلم أنّ زيدا جالس‬
ّ‫لكن‬
Contoh : ‫إنّ زيدا بخيل لكنّ ابنه كريم‬.
ّ‫كأن‬
Contoh: ‫كأنّ زيدا قمر‬
‫ليت‬
Contoh: ‫ليت الشباب يعود يوما‬
‫لع ّل‬
Contoh: ‫لع ّل زيدا زارني‬
Adapun faedah dari inna dan anna adalah untuk taukid ( menguatkan kalimat),
lakinna untuk istidrokul kalam ( penyusulan kalimat dengan menggunakan tapi) ,
ka'anna untuk tasybih ( menyerupakan sesuatu dengan hal lain ) , laita untuk
tamanni (mengharapkan sesuatu yang tidak akan terjadi) , dan la'alla untuk tarojji
dan tawaqqu' ( mengharapkan sesuatu yang baik atau mengkhawatirkan sesuatu
yang buruk yang mungkin saja terjadi).
Hal ialah sifat yang statusnya fudhlah (tambahan/tidak sesuatu yang pokok) yang
dibaca nashob yang bertujuan untuk menjelaskan keadaan dari shohibul hal.
Contoh: ‫جاء زيد راكبا‬
Hal harus berupa isim nakiroh, ketika nanti ada contoh hal yang berupa isim
ma'rifat, maka harus di ta'wil dengan isim nakiroh.
Contoh: ‫اجتهد وحدك‬
Disitu dita'wil dengan : ‫اجتهد منفردا‬

Tamyiz atau juga disebut tafsir, mufassir , mumayyiz, mubayyin dan tabyin ialah
isim yang dibaca nashob yang menyimpan ma'na dari huruf ‫ من‬yang mana fungsinya
untuk menjelaskan isim nakiroh.
Yang mana contoh nya terdapat dalam nadzom alfiyah
‫ ومنوين عسال وتمرا‬# ‫كشبر أرضا و قفيز برّ ا‬

Munada adalah isim yang dibaca nashob yang dinashobkan oleh kalimat khusus
untuk memanggil.
Dalam keadaan memanggil, ada kalanya dengan kata yang biasa untuk memanggil
sesuatu yang jauh atau hal yang dianggap seperti hal jauh, yaitu dengan
menggunakan huruf:
‫ هيا‬،‫ أيا‬،‫ آ‬، ْ‫ أي‬،‫يا‬
Ada juga kata untuk memanggil sesuatu yang dekat, yaitu : ‫َء‬
Ada juga untuk meneriaki seseorang, seperti : ‫وا‬.َ
Dalam jenis nya, munada dibagi menjadi 4.
1. Munada mufrod alam, status nya mabni rofa'. Contoh: ‫يازيد‬
2. Munada nakiroh maqshudah yang mana juga mabni rofa', contoh : ‫يارجل‬
3. Munada nakiroh ghoiru maqshudah, status mabni nashob seperti ucapan orang
buta : ‫يا رجال خذ بيدي‬
4. Munada mudhof, dibaca mabni nashob
Contoh: ‫يا غال َم زيد‬
5. Munada syibh mudhof, juga mabni nashob , contoh: ‫يا ضارب عمرو‬
Maf'ul bih , ialah isim yang dibaca nashob yang menjadi objek dari fi'il.
Contoh lafadz ‫ عمرا‬pada susunan kalimat : ‫ضرب زيد عمرا‬.
Maf'ul bih dibagi dua, adakalanya berupa isim dzhohir seperti contoh diatas, ada
juga yang berupa isim dhomir , contoh : ‫الزيدان نصرتهما‬

Anda mungkin juga menyukai