Anda di halaman 1dari 19

Bahasa Arab

TAWABI’
Pengertian Tawabi’

 At-tawaabi’ secara bahasa adalah bentuk


plural dari At-taabi’, yaitu isim faa’il dari
taba’a-yatba’u yang berarti yang mengikuti.
Sedangkan pengertian taabi’ secara istilah
adalah kalimat-kalimat yang ketentuan
i’rabnya mengikuti i’rab kalimat sebelumnya
baik itu marfu’, manshub atau majrur secara
mutlak.
Pembagian Tawabi’

 At-tawabi terbagi menjadi empat macam,


yaitu: Na’at, Athof, Taukid, Badal.
 Na’at (sifat)
Na’at atau shifat adalah sifat sedangkan
man’ut atau maushuf adalah kata yang
disifati
Contoh Na’at

ٌ ِ‫م عَاد‬
‫ل‬ ٌ ‫ما‬
َ ِ ‫جا َء إ‬
َ
Sudah datang imam yang adil

 Maka “imam” adalah man’ut sedangkan


“yang adil” adalah na’at.
Kaidah na’at man’ut
 Na’at dan man’ut harus sama jenis Bilangan man’utnya
mudzakkar, maka na’atnya wajib mudzakkar. Sebaliknya jika
man’utnya muannats, maka na’atnya wajib muannats.
 Na’at dan man’ut harus sama bilangan Bila man’utnya mufrad,
maka na’atnya wajib mufrad, begitupun bila man’utnya tastniyah
atau jamak, maka na’atnya harus mengikuti bilangan man’utnya.
 Na’at man’ut harus sama dari sisi ma’rifat dan nakirah
 Bila man’utnya ma’rifat, maka na’atnya wajib ma’rifat.
Sebaliknya jika man’utnya nakirah, maka na’atnya wajib nakirah
 Na’at dan man’ut harus sama dari sisi I’rab Bila man’utnya
marfu’, maka na’atnya wajib marfu’. Begitupun bila man’utnya
manshub atau majrur, maka na’atnya harus menyesuaikan I’rab
dari man’utnya. Kesimpulannya, na’at dan man’ut harus sama
dari semua sisi berbeda dengan mubtada dan khabar yang hanya
harus sama jenis dan bilangannya saja.
Athof
Huruf ‘athaf adalah kata sambung,
ma’thuf adalah istilah yang digunakan
untuk kata yang disambungkan
sedangkan ma’thuf alaih adalah kata
yang dijadikan sandaran untuk
disambungkan
Contoh Athof

‫س‬ ‫ر‬ َ ‫د‬


ُ ِّ ُ َ‫م‬‫ال‬ ‫و‬ ‫ب‬
ُ ِ ‫ل‬ ‫ا‬َّ ‫ض َر الط‬
َ ‫ح‬
َ
Murid dan guru telah datang
 

Maka “Guru” Adalah Athof dan “Murid”


sebagai Ma’thuf Ilaih
Huruf athof
 Huruf athof ada 10:
 1. ‫( و‬dan)
 2. ‫(ف‬maka)
 3.‫( ُ ث َّم‬kemudian)
 4.‫تى‬ َّ ‫( َح‬hingga)
 5. ‫و‬ َ ‫( أ‬atau)
ْ
 6. ‫( َأ ْم‬ataukah)
 7.‫( َ ب ْل‬bahkan)
 8. َ ‫( ال‬tidak)
 9.‫( لك ِ ْن‬akan tetapi)
 10. ‫ما‬
ّ ‫( إ‬adakalanya)
Kaidah Athof

Kaidah yang berlaku pada ‘athaf – ma’thuf


adalah wajib sama dari sisi I’rab saja.
Apabila ma’thuf ‘alaih nya marfu’, maka
ma’thufnya wajib marfu’ dan Apabila
ma’thuf ‘alaih nya manshub, majrur, atau
majzum, maka ma’thufnya wajib
mengikutinya.
Badal (pengganti)

Badal secara bahasa artinya


pengganti. Dinamakan demikian
karena badal bisa menggantikan
posisi kata yang digantikan
Contoh Badal

‫ك‬ ُ َ ‫جاءَ َزيْد ٌ ا‬


َ ْ ‫خو‬ َ
Zaid sudah  datang, yakni  saudaramu.

Lafadz saudaramu ialah  badal (pengganti)


dari lafadz Zaid (mubdal minhu), dan antara
lafadz saudara dan Zaid terdapat kesesuaian 
dan kesesuaian.
Pembagian Badal

 Badal Syai Minasyai atau badal kul min kul, yakni 


badal yang sesuai  dan cocok  dengan mubdal
minhunya dalam urusan  maknanya. Contoh :

ُ ‫د َا‬
‫خوْ َك‬ ٌ ْ ‫ = َجا َء َزي‬Zaid sudah  dalang, yakni 
saudaramu.

Lafadz saudaramu ialah  badal (pengganti) dari


lafadz Zaid (mubdal minhu), dan antara lafadz
saudara dan Zaid terdapat kesesuaian  dan
kesesuaian.
 Badal ba’dh minal kul atau badal beberapa 
dari semuanya. Contoh :

ُ َ ‫ف ثلُث‬
‫ه‬ ُ َ ْ ‫ = َا َكل ُْتال َّر ِغي‬Aku sudah  memakan roti
tersebut  sepertiganya (bukan semuanya)

Roti yang sepertiga tersebut  adalah bagian


dari borongan  roti.
 Badal Isytimal, yakni  badal yang berisi  arti 
bagian dari matbu’nya, namun  dalam urusan 
maknawi (bukan mempunyai  sifat  materi),
misal  :

‫ه‬ ُ ْ ‫ىزي ْ ٌد ِعل‬


ُ ‫م‬ َ ِ ‫فعَن‬
َ ‫ = َ ن‬Zaid telah berfungsi  bagiku
yaitu  ilmunya.

Lafadz ilmunya ialah  bagian dari zaid yang


mempunyai  sifat  maknawi.
 Badal ghalat yang dengan kata lain  badal keliru atau
salah, jadi badal ghalat ini hadir  atas dasar kesalahan  si
penceramah  dalam berucap, dia tidak memiliki  maksud
apa-apa sebagaimana ketiga anggota badal di atas, ia
murni karena hendak  meralat percakapan  yang keliru.

‫س‬ ‫َر‬
‫ف‬ ‫ل‬
‫ا‬ ‫ا‬‫د‬ ‫ي‬
‫ز‬‫ت‬ ‫ي‬
‫أ‬ َ‫ر‬
َ ْ ً ْ َ ُْ َ = Aku telah menyaksikan  Zaid, yakni 
kuda.

Dalam misal  tersebut, sebetulnya  si pembicara


menyaksikan  kuda melulu  saja ia keliru (dalam
mengucapkannya) sampai-sampai  yang ucapkannya
ialah  zaid, lantas  si penceramah  meralat perkataannya
tersebut sampai-sampai  diganti dengan kata kuda. Jadi,
yang dimaksud si penceramah  sebenarnya ialah ‫ت‬ :‫َر َُْأي‬
‫س‬
َ ‫ = الف َْر‬Aku telah menyaksikan  kuda.
Taukid (penguat)

 Taukid secara bahasa berarti


menguatkan. Dan menurut  keterangan
dari  pengertian istilah taukid ialah  tabi’
yang dilafalkan  di dalam kalimat guna 
menguatkan atau menghilangkan
keragu-raguan dari si pendengar.
Pembagian Taukid
 Taukid ma’nawi, dengan kata lain  : pengukuhan dari
sisi  ma’nanya saja. Adapun lafadz lafadz yang
dipakai  pada taukid lafdzi merupakan :

a)‫ْس‬ ُ ‫ َ النَّف‬misal  : ‫ه‬ ُ ‫س‬ ُ ‫َجاءَ َزي ْ ٌد َ ن ْف‬


b)‫ ْالعَي ْ َُن‬misal  ‫ه‬ ُ ُ ‫عيْن‬
َ ‫َجاءَ َزي ْ ٌد‬
c)‫ ُكَُّل‬misal  :‫َجاءَ ْالقَوْ ُم ُكلُّهُ ْم‬
 d)‫م ُع‬ َ ‫ َاْج‬misal  ‫ن‬ : َ ْ‫َجاءَ ْالقَوْ ُم َاْجَ ُمعو‬
 e) Lafadz yang mengikuti ajma’u ‫ن‬ : َ ْ‫م ُعوْ َن َا ْكت َ ُعو‬
َ ‫َاْج‬
‫ص ُعوْ َن‬َ ‫َْابت َ ُعوْ َن َْاب‬
  
Taukid Lafdzi
 Taukid yang dilaksanakan  dengan duplikasi 
lafadzlaksana  isim, Fiil, huruff, ataupun jumlah/kalimat.
contoh:‫علي‬
. ‫ جاء علي‬Adapun taukid lafzi terbagi menjadi 6
unsur  :

¤ Isim dhohir misal  : ُ ‫َجاءَ ا ُأل ْستَاذ ُ ا ُال ْستَاذ‬


¤ Isim Dhomir misal ‫ت‬ :‫َ ق َر َْأت َ ق َر َْأت ََْأن‬
: َ‫َذهَبَذه‬
¤ Fi’il misal ‫ب‬
¤ Huruf misal  :‫ميْذا ً َ ن ِائ ٌم‬ ِ ْ ‫ن تل‬ ِ ‫ميذا ًِ َّا‬ِ ْ ‫ِ َّان ِ تل‬
¤ Jumlah laksana  ‫ل‬ ُ ِ َ ‫ظ َهر ابل‬
: ‫اط‬ َ ‫اطل‬ َ
ُ ِ َ ‫ظ َه َرابل‬
¤ Isim mutarodhif laksana  : ٌ‫طهُ َريْرة‬ ٌّ ‫ِ ق‬
Syarat Taukid
 1) Taukid mengikuti  hukum I'rab yaitu  Muakkad nya
2) Mengenai format  Isim Muakkad nya seringkali  berbentuk
ma'rifat.

Beberapa ulama Nahwu Shorof dari Kufah mengizinkan 


menggunakan Isim Nakirah sbg Muakkad nya,
ُ ‫م ُت َش ْه ًرا ُ َّكل‬
 contoh: ‫ه‬ ْ ‫( ُص‬Aku berpuasa sebulan penuh)

Dalam kalimat berposisi sebagai Maf'ul, artinya, sebulan


adalah Isim Masdhar, dan berbentuk Nakiroh. Kullahu,
berbentuk Idhofah Kullun dengan dhamir Hu, sampai-sampai 
menjadi Kulluhu. Hukumnya menjadi Manshub sebab 
mengikuti muakkad nya sampai-sampai  menjadi Kullahu.

Anda mungkin juga menyukai