Anda di halaman 1dari 11

Hamzah Qatha’ dan Hamzah Washal serta Perbedaannya

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas ujian tengah semester mata kuliah ilmu Sharaf

Dosen Pengampu :
Al-ustadz Daud Lintang Al-Yamin, S.S.I, M.A.

Oleh :
Afwanillah Maulida Rahmi (11190600000092)

FAKULTAS DIRASAT ISLAMIYYAH


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu Sharaf adalah salah satu cabang ilmu dalam bahasa Arab yang membahas
permasalahan bentuk suatu kalimah atau kata, baik dalam perubahan bentuk, penambahan huruf,
maupun susunan huruf yang membentuk kata.1
Mempelajari Ilmu Sharaf sangatlah penting, dengan memahami ilmu ini kita dapat
mengetahui bentuk dasar suatu kata dalam bahasa Arab dengan segala perubahannya. Baik
perubahan makna dari perubahan bentuk dasar kata atau perubahan fungsi satu kata.
Dalam ilmu Sharaf sendiri memiliki banyak pembahasan dan materi yang sangat menarik
untuk dipelajari serta sangat penting untuk membantu dalam memahami dan mempelajari bahasa
Arab. Dan pada makalah ini akan dibahasa mengenai salah satu pemnahasan dalam ilmu Sharaf
tersebut, yaitu Hamzah Qatha’ dan Hamzah Washal serta perbedaannya.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas pada pembahasan makalah ini akan di fokuskan pada :
1. Pengertian Hamzah Qatha’
2. Pengertian Hamzan Washal
3. Kaidah hamzah Qatha’ dan Hamzah Washal
3. Perbedaan Antara Hamzan Qatha’ dan Hamzah Washal
C. Tujuan Pembahasan
Untuk mengetahui definisi Hamzah Qatha’ dan Hamzah Washal, perbedaan antara
keduannya beserta contoh. Supaya tidak menimbulkan kesalahan dalam pemahaman.

1
Syekh Musthofa Al-Ghulayini, Jami’ud Durus Al-‘Arobiyyah, (Beirut : Mansyurat Al-Maktabah Al-‘Ashriyyah)
Jilid 1, Hal.207.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Hamzah Qatha’


Hamzah qatha’ adalah hamzah berharokat asli yang diucap diawal permulaan kalimat
atau di tengah-tengah kalimat. Ditulis di atas alif jika ber harokat fathah atau dhommah dan di
bawah alif jika berharokat kasroh.2 Bentuk-bentuk hamzah qatha’ adalah sebagai berikut ;
a. Hamzah qatha’ yang terdapat pada fi’il
َ َ َْ
 Fi’il madhi ruba’i yang berwazan ‫أفعل‬
 Fi’il mudhori’ yang diawali hamzah mudhoro’ah 3
 Fi’il amr ruba’i yang berwazan ‫أفعل‬
َ َ َْ
 Fi’il madhi tsulasi bina’ mahmuz4
Fi’il madhi tsulasi bina’ Fi’il mudhori’ yang
Fi’il madhi ruba’i Fi’il amr
mahmuz diawali huruf mudhoro’ah
َ َ َ َ َ َ َّ َ َ ُ ْ َ ُ َ ْ َ
‫أ َم َر – أ ُد َب – أخذ – أ ِث َم‬ َْ – ‫أت َعل ُم‬- ‫س‬ ‫أفتح – أج ِل‬ َْ
ََ َ ‫أك َر َم‬ ْ َ ‫أك ِر ْم‬
‫ أث َر‬- ‫– أ َد َم‬ ‫أ ْس َتخ ِر ُج‬

b. Hamzah qatha’ yang terdapat pada isim


Semua isism yang berawalan hamzah merupakan hamzah qatha’, selain isim ‘asyroh 5 dan
isim Masdar dari fi’il khumasi dan sudasi. Contoh:

.. ‫ إلخ‬،‫ إذا‬،‫ أنال أنت‬،‫ أخت‬،‫ أخ‬،‫ أم‬،‫ أب‬،‫أحمد‬


c. semua kalimah huruf merupakan hamzah qatha’ kecuali “alif-lam”. Contoh:

... ‫ إلخ‬،‫ ّأن‬،‫ إن‬،‫ أو‬،‫ أم‬،‫ إال‬،‫ إلى‬،‫ إذ‬،‫ إذا‬،‫إنما‬

2. Pengertian Hamzah Washal

2
Abdullah An-Nuqrath, Asy-Syamil Fi Al-Lughah Al-‘Arabiyyah (Libya : Darul Kutub Al-Wathoniyyah, 2003) Hal.
163.
3
Tanda mutakallim atau orang pertama tunggal.
4
Kata bahasa Arab yang asal hurufnya ada huruf hamzah.
5
Isim yang hamzahnya dibaca washal dan berjumlah 10.
Dalam bait pada kitab Alfiyah Ibnu Malik dijelaskan bahwa hamzah washal adalah:

‫ إال إذا ابتدي به كاستثبتوا‬# ‫للوصل همزة سابق ال يثبت‬


“Untuk mewashalkan (bacaan) diperlukan huruf hamzah yang letaknya mendahului lafazh yang
bersangkutan, dan tidak bersifat tetap, kecuali apabila diletakan di permulaan lafazh, seperti
lafazh ‫استثبتوا‬ “
Hamzah washal adalah hamzah yang terhubung pengucapannya dengan huruf mati atau
sukun yang berada setelahnya dan gugur jika bersambung dengan kata sebelumnya. 6 Dalam kitab
lain di sebutkan bahwa hamzah washal adalah hamzah yang ditulisa dan dibaca jika berada pada
permulaan kalimat dan di tulis tetapi tidak dibaca ketika berada di tengah kalimat (atau jika
didahului huruf atau kata sebelumnya).7
Hamzah washal merupakan hamzah zaidah yang berfungsi sebagai perantara atau
penyambung antara pengucapan huruf mati atau sukun yang berada setelah nya. Hamzah washal
terdapat pada fi’il, isim, dan juga huruf.
a. Hamzah wahsal yang terdapat pada fi’il
 Terdapat pada fi’il madhi dan fi’il amr khumasi dan sudasi

Fi’il madhi khumasi Fi’il amr khumasi


َْ َْ
‫ِانك َس َر‬ ‫انك ِس ْر‬
َ َْ ْ
‫ِانقط َع‬ ‫ان ْق ِط ْع‬

‫ِا ْج َت َم َع‬ ‫اج َت ِم ْع‬


ْ

‫ِا ْح َم َّر‬ ْ
‫اح َم َّر‬
Fi’il madhi sudasi Fi’il amr sudasi
ْ ْ ْ
‫ِا ْس َتخ َر َج‬ ‫اس َتخ ِر ْج‬
َ َ َ َ ْ
‫ِا ْعش ْوش َب‬ ‫اعش ْوش ْب‬
6
Syekh Ahmad bin Muhammad bin Ahmad Al-hamalawi, Syaz Al-‘urfi Fi fanni Ash-sharfi, (Riyadh : Darul Kayan,
2009), Hal. 197
7
Dr. Emil Badi Ya’kub, Mausu’ah An-Nahwu wa Ash-Sharaf wa Al-I’rab, (Beirut : Darul Ilmi Lil Malayin, 1988),
Hal.14
َ َ ْ َْ
‫ِا ْجل َّوذ‬ ‫اجل َّوذ‬
‫ِا ْح َم َّار‬ ْ
‫اح َم َّار‬

 Terdapat pada fi’il amr tsulasi


contoh :
ْ ْ ْ ْ ْ ْ ْ َْ
...‫ إلخ‬،‫ اك ُت ْب‬،‫ اف َت ْح‬،‫س‬‫ اج ِل‬،‫ اض ِرب‬،‫اعلم‬
b. Hamzah washal yang terdapat pada isim
 Terdapat pada isim mashdar khumasi dan sudasi

Mashdar fi’il khumasi Mashdar fi’il sudasi


ْ
‫ان ِك َس ًارا‬ ً ‫است ْخ َر‬
‫اجا‬ ْ
ِ
َ ْ
ً ‫اجت َم‬
‫اعا‬ ِ
ْ ‫اع ِش ْيش ًابا‬
َْ
ْ
‫اح ِم َر ًارا‬ ‫اجل َّو ًدا‬
ً ‫ْانق َط‬
‫اعا‬ ‫ْام ِش ْع َر ًارا‬
ِ

 Terdapat pada asma’ asyaroh8

‫امرؤ‬ ‫ابن‬

‫ابنم‬ ‫ابنة‬

‫ايم هللا‬ ‫اثنان‬

8
Isim yang sepuluh
‫است‬ ‫اثنتان‬

‫اسم‬ ‫امرأة‬

c. Hamzah washal yang terdapat pada huruf


Pada kalimah huruf hamzah washal hanya terdapat pada satu kalimah huruf yaitu alif lam
(‫ )ال‬yang berfungsi mema’rifatkan isim nakirah9 atau al zaidah10.

Al ma’rifat Al Ghalabah11 Al zaidah


َ َ َ
‫ا ّلرجل‬ ‫املدينة‬ ‫الذي‬
َ َ
‫املؤمن‬ ‫العقبة‬ ‫اآلن‬

3. Kaidah Hamzah Qatha’ dan Hamzah Washal


 Hamzah Washal dan Hamzah Qatha’ ditulis dengan alif pada awal kalimat,
 Hamzah Washal ditulis dan dibaca apabila terdapat pada awal kalimat, tetapi tidak
ditulis dan dibaca apabila berada di tengah-tengah, misalnya: ، ‫فاس تعمل‬
‫واعتص م واس تفاد‬ .kecuali apabila dimasuki hamzah istifhamiyah. Hamzah
washal ditulis dan dibaca pada awal kalimat yang diawali dengan huruf mati agar
huruf mati sesudahnya bisa dibaca, sebab apabila hamzahnya juga tidak dibaca
maka kita kesulitan membacanya. Sebagian diberi tanda “ ‫“ صـ‬ kecil di atas alif.
 Hamzah Qatha’ dibaca dimana pun tempatnya baik di awal, di tengah, maupun di
akhir kalimat dan ditulis di atas alif dengan tanda ” ‫“ عـ‬ kecil sehingga tertulis

menjadi ” ‫“أ‬

Karakteristik Hamzah Washal dan Hamzah Qatha’

9
Isim yang bersifat umum, biasanya berharakat tanwin pada akhir dan tidak didahului alif lam
10
Alif lam yang tidak mempengaruhi ta’rif karena tanpa alif lam pun ia bisa menjadi ma’rifat
11
Khusus nama-nama tertentu
a. Karakteristik Hamzah Washal
1. Hamzah washal berfungsi sebagai perantara atau penyambung kepada
pengucapan harf saakin12 yang berada diawal kalimat agar dapat dibaca.

2. Hamzah Washal ditulis dalam bentuk huruf Alif (‫ )ا‬dan tidak boleh meletakkan
tanda Qatha’ (‫ )ء‬baik diatas maupun dibawah huruf Alif tersebut.

3. Hamzah washal dapat dibaca jika tidak didahului oleh kalimat lain.
4. Harakatnya tidak asli (bukan hamzah asli)
b. Karakteristik Hamzah Qatha’
1. Hamzah Qatha’ ditulis dengan meletakkan tanda Qatha’ (‫)ء‬.
2. Hamzah qatha’ dapat dibaca ketika diawal kalimat dan tetap dapat dibaca
ketika didahului oleh kalimat lain.
3. Harakatnya Asli

4. Perbedaan Hamzah Qatha’ dan Hamzah Washal


Karena sering terjadi kesalahan pada kedua hamzah ini, dan banyak pula yang
menganggap masalah hamzah sebagai topik yang pelik. Berikut adalah penjelasan beberapa poin
mengenai perbedaaan pada hamzah qatha’ dan hamzah washal ;
 Dari segi penulisannya
1. Hamzah qatha’ ditulis dan diucapkan pada permulaan, tengah dan akhir kata, namun
Namanya berbeda setiap saat sesuai dengan tempatnya. Dan ketika menjadi hamzah Al-
Awaliyyah yang terletak pada permulaan kata ditulis diatas alif jika berharokat fathah
atau kasroh, dan ditulis dibawah alif jika berharokat kasroh.

2. Hamzah washal ditulis dengan huruf alif saja, di ucapkan pada permulaan kata dan
tidak diucapkan di tengah kalimat, dan dihapus penulisannya dan pengucapaanya pada
lafazh basmalah, maka ditulis dengan ‫ بس م هللا ال رحمن ال رحيم‬dan bukan ditulis

seperti ‫باسم‬
13

 Dari segi posisinya dalam fi’il


1. Hamzah qatha’ ada pada fi’il mudhori’, fi’il madhi tsulasi bina’ mahmuz dan fi’il
ruba’I beserta Masdar dan fi’il amr nya.

2. Hamzah washal ada pada fi’il amr tsulasi dan ada pada fi’il madhi, fi’il amr dan
Masdar fi’il khumasi dan sudasi

12
Huruf mati atau berharokat sukun
13
Hamzah washal, www.arsco.org, diakses pada tanggal 26-04-2021
 Dari segi posisinya pada isim
1. Hamzah qatha’ ada pada semua isim kecuali isim asyaroh yang sudah disebutkan
dalam penjelasn hamzah washal

2. Hamzah washal ada pada alif lam ta’rif, dan isim asyaroh

 Dari segi posisinya pada huruf


1. Hamzah qatha’, sesungguhnya seluruh huruf yang diawali dengan hamzah merupakan
hamzah qatha’ seperti harfu nashab14, harfu athaf15, dan lain sebagainya, kecuali alif lam
ta’rif.

2. Hamzah washal ada pada alif lam ta’rif baik alif lam syamsiyyah maupun alif lam
qamariyyah

14
Huruf yang membuat isim setelahnya ber’irab nashab atau fathah
15
Kata penghubung dalam bahasa Arab
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari keterangan diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Hamzah dibagi menjadi dua, yaitu hamzah qatha’ dan hamzah washal. Dan pengertian
dari kedua hamzah ini yaitu;
o Hamzah qatha’ yaitu hamzah berharokat asli yang ditulis dan diucap pada
permulaan kalimat maupun di tengah kalimat.16
o Hamzah washal yaitu Hamzah washal adalah hamzah yang terhubung
pengucapannya dengan huruf mati atau sukun yang berada setelahnya dan gugur
jika bersambung dengan kata sebelumnya.17

2. Kaidah Hamzah Qatha’ dan Hamzah Washal


 Hamzah Washal dan Hamzah Qatha’ ditulis dengan alif pada awal kalimat,
 Hamzah Washal ditulis dan dibaca apabila terdapat pada awal kalimat, tetapi tidak
ditulis dan dibaca apabila berada di tengah-tengah, Hamzah washal ditulis dan
dibaca pada awal kalimat yang diawali dengan huruf mati agar huruf mati
sesudahnya bisa dibaca, sebab apabila hamzahnya juga tidak dibaca maka kita
kesulitan membacanya. Sebagian diberi tanda“ ‫“ صـ‬ kecil di atas alif.
 Hamzah Qatha’ dibaca dimana pun tempatnya baik di awal, di tengah, maupun di
akhir kalimat dan ditulis di atas alif dengan tanda” ‫“ عـ‬ kecil sehingga tertulis

menjadi ” ‫“أ‬
3. Perbedaan hamzah qatha’ dan hamzah washal
1. Dari segi penulisannya
 Hamzah qatha’ ditulis dan diucapkan pada permulaan, tengah dan akhir kata,
namun Namanya berbeda setiap saat sesuai dengan tempatnya.
 Hamzah washal ditulis dengan huruf alif saja, di ucapkan pada permulaan kata
dan tidak diucapkan di tengah kalimat
2. Dari segi fi’ilnya
 Hamzah qatha’ ada pada fi’il mudhori’, fi’il madhi tsulasi bina’ mahmuz dan fi’il
ruba’I beserta Masdar dan fi’il amr nya.

16
Abdullah An-Nuqrath, Asy-Syamil Fi Al-Lughah Al-‘Arabiyyah (Libya : Darul Kutub Al-Wathoniyyah, 2003) Hal.
163.
17
Syekh Ahmad bin Muhammad bin Ahmad Al-hamalawy, Syaz Al-‘urfi Fi fanni Ash-sharfi, (Riyadh : Darul
Kayan, 2009), Hal. 197
 Hamzah washal ada pada fi’il amr tsulasi dan ada pada fi’il madhi, fi’il amr dan
Masdar fi’il khumasi dan sudasi

3. Dari segi huruf


 Hamzah qatha’, sesungguhnya seluruh huruf yang diawali dengan hamzah
merupakan hamzah qatha’ seperti harfu nashab18, harfu athaf19, dan lain
sebagainya, kecuali alif lam ta’rif.
 Hamzah washal ada pada alif lam ta’rif baik alif lam syamsiyyah maupun alif lam
qamariyyah
B. Kritik dan saran
Demikina makalah ini disajikan, sesungguhnya makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kiritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua, Aamiin.

18
Huruf yang membuat isim setelahnya ber’irab nashab atau fathah
19
Kata penghubung dalam bahasa Arab
DAFTAR PUSTAKA

An-Nuqrath, Abdullah. 2003. Asy-Syamil Fi Al-Lughat Al-‘Arabiyyah. Libya: Darul Kutub Al-
Wathoniyyah.
Al-Hamalawy, Syekh Ahmad bin Muhammad bin Ahmad. 2009. Syaz Al-‘Urfi Fi Fanni Ash-
Sharfi. Riyadh: Darul Kayan.
Al-Khotib, Dr. Abdul Lathif Bin Muhammad. 2006. Matan Alfiyah Ibnu Malik. Kuwait:
Maktanah Darul ‘Urubah Li An-Nasyri Wa At-Tauzi’.
Ya’kub, Dr. Emil Badi. 1988. Mausu’ah An-Nahwu Wa Ash-Sharf Wa Al-I’rab. Beirut: Darul
Ilmi Lil Malayin.
Al-Ghulayni, Syekh Musthofa. Jami’ud Durus Al-‘Arabiyyah. Beirut: Mansyurat Al-Maktabah
Al-Ashriyyah.
Arab Community Scientific Organization. 2018. Hamzah Washal. www.arsco.org.

Anda mungkin juga menyukai