Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN SEKITAR


TERHADAP PERILAKU REMAJA

Disusun dan Diajukan Guna Melengkapi dan Memenuhi Syarat-syarat Mengikuti


Ujian Seminar dan Munaqosyah

Oleh:

Listyani Nury Handayani

181221126

Dosen Pembimbing Lapangan:

Ernawati,S.PSI,M.SI

NIK/NIDN. 1982033 0201701 2 122

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA

2021
HALAMAN PENGESAHAN

Disusun oleh:

LISTYANI NURY HANDAYANI


NIM 181221126

Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi pengembangan Prodi


Bimbingan dan Konseling Islam selanjutnya.

Surakarta, 20 - 10- 2021

Dosen Pembimbing Lapangan Pembimbing Lapangan,

Ttd & Stempel Lembaga

Ernawati,S.PSI,M.SI .........................................
NIK/NIDN. 19820330 201701 2 122

Mengetahui,
Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah

Dr. Islah .
NIP. 19730522 2003121 001

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun ucapkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala


karena atas rahmat dan karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan laporan PPL
(Praktek Pengalaman Lapangan) di Kantor Dinas Sosial Kabupaten Boyolali
tanpa adanya hambatan apapun sehingga bisa menyelesaikan laporan PPL ini. Dan
tak lupa sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW atas suri tauladan yang telah diberikan.

Tujuan penyusunan laporan laporan PPL ini untuk memberikan gambaran


secara luas tentang kegiatan yang dilakukan saat kegiatan PPL dan memberikan
kemampuan bagi mahasiswa untuk mengenal dunia kerja sesuai dengan
kurikulum dan kompetensi yang telah dikembangkan di Prodi BKI. Dalam
pelaksanaan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) serta dalam penyusunan
laporan ini penulis menyadari telah banyak mendapat bantuan dan bimbingan baik
secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak.

Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada Bu


Ernawati,S.PSI,M.SI selaku dosen Pembimbing PPL dan penulis mengucapka
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan
kegiatan PPL yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Banyak sekali
pengetahuan dan pengalaman yang penulis dapatkan selama melaksanakan PPL.
Akhirnya penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan
dalam penulisan laporan ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan laporan ini.

Boyolali, 20 September 2021

Penyusun

ii
Daftar Isi

Halaman judul……………………………………………………………………..
Lembar pengesahan……………………………………………………………….i
Kata pengantar……………………………………………………………………ii
Daftar isi…………………………………………………………………………iii
Daftar
tabel……………………………………………………………………….iv
Daftar lampiran…………………………………………………………………...v
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………....1
A. Latar belakang……………………………………………………..1

B. Tujuan dan
Manfaat………………………………………………..3
C. Deskripsi Lokasi
PPL……………………………………………...3
BAB II KEGIATAN-KEGIATAN
PPL………………………………………….4
A. Profil Klien………………………………………………………..4
B. Assesmen dan Diagnosis (Minggu I)………………………………
4
C. Tindakan/Intervensi Bimbingan dan Konseling (Minggu II)
……...4
D. Tindakan//Intervensi Bimbingan dan Konseling (Minggu III)……4

E. Evaluasi (Minggu IV)……………………………………………..4


BAB III PEMBAHASAN………………………………………………………...6
BAB IV PENUTUP……………………………………………………………..10
A. Kesimpulan………………………………………………….......10
B. Saran…………………………………………………………….10
DAFTAR KEPUSTAKAAN……………………………………………………12

iii
LAMPIRAN-LAMPIRAN……………………………………………………...13

iv
KEPALA DINAS
PURWANTO, SH.

SEKRETARIAT
Drs. SINUNG TRIMARGONO
SUDARYONO, S.Sos
KELOMPOK
SUB BAGIAN SUB BAGIAN
JABATAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN PERENCANAAN KEUANGAN DAN
FUNGSIONAL PELAPORAN
NUNUNG SUSILOWATI, S.Sos. EKO HARJANTO, SH

BIDANG BIDANG BIDANG

v
PEMBERDAYAAN SOSIAL DAN REHABILITASI SOSIAL PERLINDUNGAN & JAMINAN
PENANGANAN FAKIR MISKIN SOSIAL
HANIK NURIL QOYYIMAH, S.Pd. Drs. MUDZAKIR WAHYU TRIATMO, SH., MM.

SEKSI SEKSI SEKSI


IDENTIFIKASI PENGUATAN KAPASITAS DAN REHABILIT ASI SOSIAL ANAK, LANJUT PERLINDUNGAN SOSIAL KORBAN
PENDAMPINGAN BANTUAN STIMULAN USIA DAN PENYANDANG DISABILITAS BENCANA ALAM & BENCANA SOSIAL
RUJITO RATA UTAYA, SH FAUZI S,Sos, MM.

SEKSI SEKSI SEKSI


PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, REHABILITASI SOSIAL TUNA SOSIAL JAMINAN SOSIAL KE LUARGA
KELEMBAGAAN DAN RE STORASI SOSIAL DAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG
PUSPITASARI DWI ARIANI, S.Psi. DADUT SETYADI, S.IP. KURNIATI, S.Sos.

UPTD
Daftar Lampiran

1. Home visit (kunjungan kerumah klien)


2. Kunjungan panti sosial anak
3. Kunjungan rumah singgah ODGJ (Orang Dalam Gangguan Jiwa)

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Remaja merupakan aset masa depan suatu bangsa. Namun saat ini
banyak sekali yang terjadi pada diri remaja, seperti narkoba dan genk
motor. Hal ini merupakan masalah yang sudah tidak asing lagi. Kenakalan
remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma
hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Untuk mengatasinya maka
bimbingan dari orang tua dan juga lingkungan yang baik bisa menjadi
penentu bagi perkembangan remaja tersebut.
Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa.
Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanakkanak,
namun ia masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia
sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering
dilakukan melalui metoda coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan.
Kesalahan yang dilakukannya sering menimbulkan kekawatiran serta
perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungannya, orangtuanya.
Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang
berusia 13-18 tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui masa
kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan
dewasa. Ia berada pada masa transisi dan pencarian jati diri, yang
karenanya sering melakukan perbuatan-perbuatan yang dikenal dengan
istilah kenakalan remaja. Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang
menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh
remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang
di sekitarnya. (Sumara, D; Humaedi, S; Santoso, 2017)
Ulah para remaja yang masih dalam tahap pencarian jati diri sering
sekali mengusik ketenangan orang lain. Kenakalan-kenakalan ringan yang
mengganggu ketentraman lingkungan sekitar seperti sering keluar malam
dan menghabiskan waktunya hanya untuk hura-hura seperti minum-

1
minuman keras, menggunakan obat-obatan terlarang, berkelahi, berjudi,
dan lain-lainnya itu akan merugikan dirinya sendiri, keluarga, dan orang
lain yang ada disekitarnya. Salah satu faktor yang menjadi penyebab
munculnya kenakalan pada remaja biasanya adalah lingkungan keluarga
dan sekitarnya.
Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang memberikan fondasi
primer bagi perkembangan anak. Sedangkan lingkungan sekitar dan
sekolah ikut memberikan nuansa pada perkembangan anak. Karena itu
baik buruknya struktur keluarga dan masyarakat sekitar memberikan
pengaruh baik atau buruknya pertumbuhan kepribadian anak. Keadaan
lingkungan keluarga yang menjadi sebab timbulnya kenakalan remaja
seperti keluarga yang broken-home, rumah tangga yang berantakan
disebabkan oleh kematian ayah atau ibunya, keluarga yang diliputi konflik
keras, ekonomi keluarga yang kurang, semua itu merupakan sumber yang
subur untuk memunculkan kenakalan remaja.
Dalam kehidupan berkeluarga, kurangnya pembinaan agama juga
menjadi salah satu faktor terjadinya kenakalan remaja. Dalam pembinaan
moral, agama mempunyai peranan yang sangat penting karena nilai-nilai
moral yang datangnya dari agama tetap tidak berubah karena perubahan
waktu dan tempat. Pembinaan moral ataupun agama bagi remaja melalui
rumah tangga perlu dilakukan sejak kecil sesuai dengan umurnya karena
setiap anak yang dilahirkan belum mengerti mana yang benar dan mana
yang salah, juga belum mengerti mana batas-batas ketentuan moral dalam
lingkungannya.
Di dalam kehidupan bermasyarakat, remaja sering melakukan
keonaran dan mengganggu ketentraman masyarakat karena terpengaruh
lingkungan dari luar atau pergaulan dengan teman sebayanya yang sering
mempengaruhi untuk mencoba. Dan remaja yang berbuat kesalahan
dalam kehidupan masyarakat, dampaknya akan buruk bagi dirinya dan
keluarga. Masyarakat akan menganggap bahwa remaja itu adalah tipe

2
orang yang sering membuat keonaran itu mengganggu ketentraman
masyarakat. (Batubara, 2016)
B. Tujuan dan Manfaat
Tujuan khusus:
1. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi pada klien

Tujuan umum:

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
permasalahan yang terjadi pada klien

Manfaat:
1. Bagi peneliti menambah pengetahuan serta wawasan bagi peneliti
tentang permasalahan klien dan latar belakang kehidupan klien
2. Bagi peneliti bisa mengetahui bagaimana keadaan yang pernah dialami
klien tersebut dan mengetahui orang tua dalam memperhatikan dalam
mendidik anak.
C. Deskripsi Lokasi PPL
Kantor Dinas Sosial terletak dialamat Tegalarum, Kemiri, Kec.
Mojosongo Kab. Boyolali Jawa Tengah 57311 Indonesia. Kantor dinas
sosial berdekatan dengan kantor DLH, kantor Perindustrian, Kantor
DISPERINDAK. Lokasi kantordinas menghadap ke sebelah selatan,
didalam kantor Dinas Sosial terdapat beberapa ruangan. Bidang I sebagai
ruang informasi, bidang II sebagai ruangan, bidang III sebagai ruangan
rehabilitas
Jam kerja kantor Dinas Sosial yaitu hari Senin-Jum’at. Untuk hari
Senin-Kamis jam operasi pukul 07.00-16.00 WIB sedangkan hari Jum’at
jam operasi pukul 07.00-12.00 WIB. Setiap pagi sebelum jam operasional
dimulai, semua petugas kantor Dinas Sosial harus mengikuti apel pagi
yang dilaksanakan dihalaman depan kantor Dinas Sosial.

3
BAB II

KEGIATAN-KEGIATAN PPL

A. Profil Klien
Nama : DAP
Tempat tanggal lahir : Boyolali, 20 Juli 2005
Jenis kelamin : Laki-laki
Anak ke : 3 dari 4 bersaudara
Pendidikan : SMP
Suku bangsa/Etnis : Indonesia/Jawa
Agama : Islam
Alamat : Maluan RT 005/RW 003 Teras Kab. Boyolali
B. Assesmen dan Diagnosis
Kehidupan klien saat ini tinggal bersama ibunya dirumah kampung yang
sudah tidak layak pakai. Karena kondisi hal inilah klien sering menjadi
bahan bully-an oleh teman-temannya yang mmebuat klien memutuskan
sekolahnya sehingga klien tidak bisa membaca. Setelah tidak sekolah
inilah klien menjadi pribadi yang nakal seperti klien klien sering mencuri
uang ibunya, merokok, bahkan miras. Dan hal yang paling membuat
ibunya kewalahan menghadapi sikap klien ketika klien sudah marah.
C. Tindakan/Intervensi Bimbingan dan Konseling (Minggu II)
Klien memiliki harapan bisa membangun rumah yang bagus. Klien juga
memiliki harapan ingin memiliki usaha bengkel motor sendiri. klien juga
ingin membahagiakan orangtuanya.
D. Tindakan/Intervensi Bimbingan dan Konseling (Minggu III)
Klien akhirnya bersedia untuk mengikuti sekolah khusus yang bisa
membantu klien untuk menggali kemampuan yang klien inginkan. Dan

4
keluarganya juga mendukung klien ditempatkan disekolah agar bisa
meraih cita-citanya dan menjadi pribadi yang lebih baik.
E. Evaluasi (Minggu IV)
Selama melakukan kegiatan asessment tidak mengalami kendala yang
berat. Tetapi kadang klien susah dan malu untuk mengatakan keinginan
dan perubahan yang ingin dicapai selama ini. Klien juga susah untuk
mengatakan kenakalan apa saja yang pernah klien lakukan selama klien
putus sekolah.

5
BAB III
PEMBAHASAN
Kasus kenakalan remaja memang sering terjadi didalam kehidupan
masyarakat. Seringkali masyarakat mengeluh sikap yang dilakukan pada
anak remaja. Masa remaja sering dikenal dengan istilah masa
pemberontakan. Pada masa-masa ini, seorang anak yang baru mengalami
pubertas seringkali menampilkan beragam gejolak emosi, menarik diri dari
keluarga, serta mengalami banyak masalah, baik di rumah, sekolah, atau di
lingkungan rumah maupun di lingkungan pertemanannya. Kenakalan
remaja pada saat ini, seperti yang banyak diberitakan di berbagai media,
sudah dikatakan melebihi batas yang sewajarnya. (Fatmawaty, 2017)
Kenakalan remaja adalah perbuatan-perbuatan yang melanggar
norma-norma kesopanan, kesusilaan dan pelanggaran norma-norma
hokum tetapi anak tersebut tidak dituntut oleh pihak yang berwajib
(Sumiyanto, 1994:21). Kenakalan remaja menurut Benyamin Fine
meliputi “Perbuatan dan tingkah laku yag melanggar norma hokum pidana
dan pelanggaran-pelanggaran terhadap kesusilaan, ketertiban dan norma-
norma yang berlaku dimsyarakat, yang dilakukan oleh anak-anak berumur
dibawah 21 tahun (Simanjuntak, dalam Sumiyanto, 1994:22).
(Taufiqrianto Dako, 2004)
Untuk kasus ini tidak hanya terjadi pada klien namun juga anggota
keluarganya. Ibunya mempunyai masalah dengan suami dan juga
saudaranya. Ibu klien ini pernah menikah 2 kali pernikahan yang pertama
secara resmi menurut catatan sipil negara dan agama dan pernikahan yang
kedua pernikahan secara siri. Dimana dalam pernikahan yang sah tersebut
memiliki 2 anak laki-laki. Anak tersebut sudah bekerja merantau ke kota
Jakarta dan yang satunya bekerja sebagai tukang parkir.

6
Sampai sekarang ini kondisi fisik dan psikis klien terlihat cukup
baik, tidak mengalami gangguan kejiwaan, kesehatan maupun kecacatan.
Dan kondisi lingkungan keluarga klien yang kurang kondusif, hal ini
karena kondisi ekonomoi yang miskin dan bertempat tinggal dirumah yang
tidak layak pakai. Karena kondisi hal inilah klien sering menjadi bahan
bully-an oleh teman-temannya yang mmebuat klien memutuskan
sekolahnya sehingga klien tidak bisa membaca. Setelah tidak sekolah
inilah klien menjadi pribadi yang nakal seperti klien klien sering mencuri
uang ibunya, merokok, bahkan miras. Dan hal yang paling membuat
ibunya kewalahan menghadapi sikap klien ketika klien sudah marah.
Hal yang menyebabkan klien marah adalah ketika makan namun
tidak ada lauknya seperti ikan atau daging. Hal inilah yang membuat ibu
dan keluarganya susah mengendalikan jkien ketika sudah marah, karena
ketika sudah marah klien akan semua benda yang ada dirumah dan itu
menyebabkan perabotan rumah tangga rusak. Menurut keterangan dari
klien sendiri sebenarnya memiliki keinginan dan semangat untuk bekerja
memiliki usaha bengkel motor sendiri sehingga bisa membangun
rumahnya lebih bagus. Karena klien intelegasinya cukup rendah, maka
sangat diperlukan dorongan untuk klien bersekolah agar pengetahuannya
bertambah.
Dengan kondisinya sekarang masih anak remaja, kondisi
psikologisnya rentan untuk dipengaruhi lingkungan pergaulan yang salah
dan masih mudah terbawa arus kenakalan. Namun hal itu juga terdapat sisi
positif dari klien yaitu klien termasuk anak yang mandiri dan mau
membantu ibunya seperti ketika klien mendapatkan gaji dari pekerjaannya
maka sebagian uangnya akan diberikan kepada ibunya. Klien saat ini
sangat membutuhkan pembinaan dan rehabilitasi sosial untuk
mengarahkan klien agar bisa bersekolah dan memperbaiki kepribadiannya
sebagai bekal masa depannya.
Kondisi keluarga klien sendiri termasuk dalam kategori rentan
terjadi permasalahan. Hal ini dikarenakan kondisi ekonomi keluarga yang

7
tidak mampu serta kondisi ibunya sekarang ini sudah sering lupa. Namun
peran ibunya salam pemenuhan kebutuhan seperti dalam memberikan
pengasuhan, pengarahan dan mendidik anaknya baik namun masih kurang
maksimal. Dan ayah klien sudah lama pergi serta tidak mau mengakui
klien, ini menyebabkan klien menjadi peribadi yang nakal dan mudah
marah karena tidak pernah merasakan atau mendapatkan pengajaran dari
figure seorang ayah.
Kondisi pendidikan orangtua klien yang rendah, sangat
memengaruhi dalam memberikan motivasi bimbingan, pengarahan dan
mendorong klien. Dan juga kondisi ekonomi keluarga klien sangat rendah
menyebabkan kebutuhan sehari-harinya klien dan juga ibunya
mendapatkan kiriman dari anaknya yang pertama dan juga mendapatkan
bantuan PKH dari pemerintah. Dalam hal ini klien harus diberikan
motivasi dan juga dorongan agar mau masuk pembinaan dan rehabilotasi
sosial dilembaga untuk melanjutkan sekolahnya dengan baik dan
memperbaiki sikap kepribadiannya sebagai bekal hidupnya yang akan
datang.
Setelah klien dilakukan penguatan dan asessment klien bersedia
masuk dalam pembinaan dan rehabiltasi sosial LKSA yang sudah
diupayakan oleh Dinsos untuk melanjutkan sekolahnya agar menambah
pengetahuannya sehingga kedepannya mendapatkan pekerjaan yang lebih
baik untuk membantu ibunya dan nantinya bisa hidup mandiri. Klien juga
menyatakan ingin mendapatkan keterampilan sesuai dengan bakat
minatnya. Keluarga klien juga memberikan izin kepada anaknya untuk
ikut program tersebut supaya kedepannya mendapatkan pekerjaan yang
baik untuk membantu meringankan beban keluarganya.

Dari kasus diatas, dapat diselesaikan dengan menggunakan teknik


behavioral rehearsal (latihan gladi/perilaku). Teknik ini merupakan salah
satu diantara banyak teknik yang berasal dari terapi perilaku (Thorpe &
Olson, 1997), tetapi teknik ini telah diadaptasi oleh berbagai konselor yang
menggunakan teknik belajar sosial. Teknik ini adalah suatu bentuk

8
bermain peran dimana klien mempelajari suatu tipe perilaku baru diluar
situasi konseling. Behavior rehearsal memasukkan beberapa komponen
kunci yaitu: meniru perilaku, menerima umpan balik dari konselor dan
sering mempratikkan/melatih perilaku yang diinginkan.

Teknik ini bisa dilakukan dalam peristiwa yang terjadi dalam


kehidupan sehari-hari yang dimain perankan oleh klien dan konselor
professional sebagai upaya mengurangi kecemasan apapun yang dialami
klien ketika mengekspresikan dirinya (Thorpe & Olson, 1997). Konselor
menginstruksikan klien untuk mengkomunikasikan perasaannya tentang
keadaan yang mengakibatkan kecemasan. Ada beberapa langkah-langkah
yang bisa digunakan konselor untuk mengimplementasikan teknik
behavior rehearsal yaitu:

1. Pratikkan perilaku yang dicontohkan


2. Bangun motivasi klien melalui strategi-strategi reinforcement
(penguatan positif)
3. Beri klien umpan balik konkret terfokus untuk membantu klien
menguasai keterampilan
4. Berbicara sebagai orang pertama, dengan menggunakan kata
saya secara reguler
5. Menyetujui pujian konselor
6. Berimprovisasi, hidup untuk saat ini

9
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Masa remaja adalah masa yang paling menyenangkan, tetapi juga
merupakan suatu masa yang banyak menimbulkan masalah, bagi remaja
yang mengalaminya maupun bagi lingkungan pada umumnya. Pada masa
ini seseorang tumbuh dan berkembang dari masa anak-anak ke masa
dewasa. Perkembangan meliputi perkembangan fisik, terutama yang
berhubungan dengan kematangan organ-organ seksual dan perkembangan
psikososial. Pada masa ini remaja berada pada suatu tahap yang secara
fisik telah dapat berfungsi sebagai orang dewasa, namun secara mental dan
sosial mereka belum matang.
Masa ini segala sesuatu ingin dicoba, segalanya ingin dirasakan
walaupun cukup rumit dan banyak persoalan yang terjadi pada masa ini,
sebagian besar remaja dapat berkembang menjadi remaja yang normal.
Kenormalan ini dapat berupa krisis identitas yang relatif lunak; hubungan
dengan keluarga, kelompok bermain, pemahaman terhadap apa yang
dilihat dari media massa dan sistem pendidikan cukup baik. Remaja-
remaja ini mempunyai kepercayaan diri, harga diri, dan mempunyai
kemampuan untuk mengatasi masalah pribadinya.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan serta manfaat penelitian maka
saran peneliti pada akhir penelitian ini adalah:

10
1. Bagi anak remaja diharapkan mampu mengkondisikan tingkah
perilaku seperti kemarahan, trauma sehingga tidak menimbullkan
kerugian untuk diri sendiri maupun orang lain
2. Bagi orangtua dapat menjadikan penelitian ini sebagai infromasi dan
juga pelajaran betapa pentingnya memberikan motivasi untuk anak
remaja yang masih memiliki tingakt emosional yang labil dan rentan
untuk dipengaruhi lingkungan pergaulan yang salah dan masih mudah
terbawa arus kenakalan

11
DAFTAR PUSTAKA

Bradley T. Erford, 2016, 40 Teknik yang Harus Diketahui Setiap Konselor,


Yogyakarta: Pustaka Belajar

Batubara, J. R. (2016). Adolescent Development (Perkembangan Remaja). Sari


Pediatri, 12(1), 21. https://doi.org/10.14238/sp12.1.2010.21-9

Fatmawaty, R. (2017). Memahami Psikologi Remaja. Jurnal Reforma, 2(1), 55–


65. https://doi.org/10.30736/rfma.v6i2.33

Sumara, D; Humaedi, S; Santoso, M. D. (2017). Kenalakan Remaja dan


Penanganannya. Penelitian & PPM, 4(kenkalan remaja), 129–389.

Taufiqrianto Dako, R. (2004). Kenakalan Remaja. Jurnal Inovasi, 9(2), 1–7.

12
Lampiran

13

Anda mungkin juga menyukai