Pendahuluan
KKN adalah bagian dari perkuliahan yang memiliki peran strategis dalam
mengintegrasikan ranah pengabdian dengan pendidikan dan penelitian yang dijiwai semangat
responsibility) mahasiswa. Dalam situasi pandemi Covid 19 yang bergerak menuju endemi,
pelaksanaan KKN yang bisa mendorong lahirnya generasi yang bertanggung jawab dan
tanggap terhadap kondisi kekinian masyarakat. Di samping itu, tuntutan masa studi
mahasiswa yang mengharuskan pelaksanaan KKN sesuai dengan kalender akademik, maka
perlu segera dimulai tahapan pelaksanaan KKN tahun 2022. Dengan pertimbangan bahwa
situasi pandemi COVID 19 bergerak menuju endemi dan penerapan pelonggaran sosial di
beberapa kegiatan akademik di UIN Raden Mas Said Surakarta dan di masyarakat,
berdasarkan aturan yang berlaku, maka penyelenggaraan KKN akan dilaksanakan secara
luring dan berkelompok pada bulan Juni sampai dengan Juli 2022 (sesuai kalender akademik)
KKN tahun 2022 dilakukan dengan tema besar “Penguatan Ketahanan Masyarakat
Pasca Pandemi Covid-19 Berbasis Kearifan Lokal dan Moderasi Beragama”. KKN ini diberi
nama Kerso Darma (ikhlas melakukan pengabdian terbaik untuk bangsa), yang merupakan
salah satu spirit perjuangan Pahlawan Nasional Raden Mas Said (Pangeran Sambernyawa,
Mangkunegara I), agar bisa membawa semangat transformasi kelembagaan UIN Raden Mas
Said Surakarta yang penuh perjuangan dan pengabdian kepada bangsa ke dalam semua
kegiatan akademik, terutama KKN. Tahun 2022, KKN IAIN Surakarta diberi nama “Kuliah
dorongan untuk hidup lebih sehat, penguatan ketahanan sosial, ekonomi, dan budaya,
penguatan ajaran agama yang moderat dan sekaligus transformatif, pelibatan dalam
pelaksanaan ketentuan Negara di dalam masyarakat yang memiliki dimensi keagamaan dan
sosial lebih luas, seperti Zakat, Infaq, Sedekah, Produksi Halal dan berbagai upaya
masyarakat dalam menghadapi perubahan pandemi Covid-19 menjadi endemi serta segala
bencana yang potensial dihadapi, dengan jiwa transformatif dan moderasi beragama.
Berbagai aspek kehidupan masyarakat dapat diangkat sebagai tema kecil KKN di lokasi
tempat tinggal mahasiswa, baik terkait kesehatan, pendidikan, budaya, lingkungan, sosial
ekonomi, sosial keagamaan dan berbagai aspek kehidupan lain yangrelevan dalam semangat
penguatan ketahanan masyarakat di berbagai aspek kehidupan yang diiringi oleh kerawanan
masyarakat) dan wajib diikuti oleh semua mahasiswa program Strata Satu (S1) yang ada
dilingkungan Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta . Ketiga aspek Tri Dharma
Perguruan Tinggi tersebut dilaksanakan dengan proposi yang seimbang, harmonis, dan
terpadu dengan harapan agar kelak para lulusan Universitas Islam Negeri Raden Mas Said
Surakarta dapat menjadi manusia yang berilmu pengetahuan memadai dalam bidang masing-
masing, mampu melakukan penelitian, dan tersedia mengabdikan diri demi kemaslahatan
umat manusia pada umumnya dan masyarakat Indonesia pada khususnya. Oleh karena itu
terkait hal tersebut, kami kelompok 68 KKN UIN Raden Mas Said Surakarta ditugaskan
pelaksanaan program KKN bertempat di Desa Joho yang terletak di Kecamatan Mojolaban,
Kabupaten Sukoharjo.
Berdasarkan keterangan dari para sesepuh Desa Joho pada kegiatan penyerahan
mahasiswa KKN di kelurahan Desa Joho pada hari Kamis, tanggal 30 Juni 2022 bersama
perangkat Desa, diketahui bahwasanya pada zaman dahulu, Desa Joho hanyalah Kawasan
luas yang hanya dikelilingi oleh pepohonan dan rerumputan belum ada penghuninya, hingga
suatu saat tumbuhlah pohon besar, tinggi dan rindang. Pohon tersebut jarang dijumpai dilain
tempat sehingga dapat dikategorikan sebagai pohon langka yang bernamakan pohon “Joho”.
Pada tahun 1002, oleh orang yang pertama kali bertempat tinggal di daerah tersebut
dahulunya bernama “Kariyo Gendogo”. Tempat tersebut dinamakan padukuhan Joho yang
diambil dari nama pohon tersebut. Pada pemerintahan PB IX tahun 1921, PB IX menugaskan
seseorang untuk menjadi petugas atau lurah yang bernama R. Hadi Panuksmo. Filosofi yang
terkandung pada nama Desa Joho diibaratkan seperti pohon Joho yang besar, kukuh, rindang
dan tinggi yang diharapkan Desa Joho berkembang seperti pohon tersebut yaitu menonjol,
Potensi terbesar mata pencaharian Desa Joho didominasi oleh sektor pertanian. Sektor
pertanian merupakan tumpuan perekonomian di Desa Joho, sebab sektor pertanian mampu
menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar dan juga dapat terlihat dari ketersediaan
lahan pertanian di desa Joho. Komoditas utama dari lahan pertanian di Desa Joho adalah
tanaman padi.
Identifikasi Masalah
Observasi minggu pertama dari kelompok kami berfokus pada bidang kesehatan dan
juga sektor pertanian di Desa Joho. Berdasarkan pengamatan kami, pada petemuan di Rumah
Desa Sehat (RDS), kami dapat menyimpulkan bahwasanya di Desa Joho terdapat
problematika yang tengah berkembang di masyarakat yaitu keberadaan jentik-jentik.
Perkembangan jentik-jentik tersebut akan berimbas pada timbulnya permasalahan baru yaitu
Demam Berdarah Dengue atau yang biasa disebut dengan DBD. Demam Berdarah Dengue
(DBD) adalah penyakit demam yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti yang menyerang
system peredaran darah. Selain berkembangnya Demam Berdarah Dengue (DBD), karena
Desa Joho mayoritas didominasi sektor pertanian, maka juga muncul permasalahan dimana
para petani kesulitan untuk membeli pestisida. Pestisida berguna untuk memberantas hama
yang menjadi penyebab timbulnya jentik-jentik tersebut yaitu disebabkan oleh perilaku
Ketidakbersihan bak mandi akan menyebabkan perkembangbiakan jentik- jentik hingga dapat
berpotensi pada berkembangnya nyamuk Aedes Aegypti yang dapat menimbulkan penyakit
Demam Berdarah Dengue (DBD). Masyarakat yang ignoran pada kebersihan akan merasa
malas dan enggan untuk membersihkan bak mandi lantaran beberapa hal, diantaranya adalah
tidak memiliki cukup waktu untuk bersih- bersih, merasa sayang untuk membuang air yang
masih ditampung di bak mandi dan malasnya masyarakat untuk mengikuti regulasi dan
kekhawatiran para petani yaitu dengan berkembangnya hama tikus. Dengan mewabahnya
hama tikus di area pertanian Desa Joho akan membuat sejumlah lahan pertanian menjadi
rusak dan mengakibatkan penghasilan petani terus menerus menurun secara signifikan. Ciri
ataupun karakteristik hama pertanian adalah jika di berantas pada musim ini, maka akan ada
serangan hama sebanyak dua kali lebih besar di musim yang akan datang.
melakukan pengecekan terhadap bak mandi warga. Kasus munculnya jentik-jentik di bak
mandi disebabkan oleh ketidakpedulian masyarakat pada kebersihan bak mandi. Pada
pengecekan tersebut dapat diketahui bahwa ada beberapa orang yang terdapat jentik-jentik di
bak mandi. Upaya pemeriksaan jentik-jentik ini dilakukan untuk menanggulangi dan
Berkaitan dengan adanya Demam Berdarah Dengue (DBD), terdapat sekitar 20-an
warga di Desa Joho yang didiagnosis menderita DBD. Warga yang terkena demam berdarah
akan merasakan beberapa gejala seperti demam, munculnya bitnik-bintik kemerahan, sakit
perut hingga muntah. DBD adalah permasalahan serius yang ada di desa Joho, sehingga
petugas kesehatan berupaya untuk memberantas persebaran Demam Berdarah Dengue. Pada
sektor pertanian, hama adalah salah satu problematika yang santer dikhawatirkan oleh para
petani, karena keberadaan hama akan membuat tanaman menjadi rusak serta membuat
partumbuhan tanaman menjadi tidak maksimal. Hama merupakan salah satu hal yang
menganggu dan kerap menjadi momok bagi para petani. Hal tersebut tentunya membutuhkan
tentang hama.
mengatasi masalah yang telah kami temukan dalam pekan pertama. Beberapa masalah telah
kami identifikasi terkait sektor Kesehatan dan pertanian. Dan telah kami temukan
dengan jentik-jentik yang ditemukan dalam kamar mandi warga setelah kami mengikuti
kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) bersama petugas kesehatan daerah. Selain itu
kami juga menemukan bahwa petani di Desa Joho telah resah dengan banyaknya hama tikus
yang menyerang lahan pertanian mereka. Namun, seiring dengan proses kami dalam
melakukan identifikasi masalah, kami memutuskan untuk berfokus pada analisis mengenai
Pada kegiatan KKN di Desa Joho, Mojolaban, Sukoharjo yang kami lakukan, kami
Dominasi sektor pertanian menjadi salah satu fokus ataupun perhatian kami karena sector
pertanian menjadi tumpuan ekonomi warga Desa Joho. Salah satu faktor yang mengakibatkan
para petani merasa resah pada lahan pertaniannya adalah adanya keberadaan hama tikus yang
mengakibatkan lahan pertanian menjadi rusak. Kami mencoba untuk ikut andil dalam aksi-
Dalam kegiatan pertanian, kami ikut andil dengan terjun langsung membantu serta
belajar dengan masyarakat di ladang maupun di sawah. Salah satu kegiatan yang kami ikuti
adalah kegiatan Kelompok Wanita Tani atau yang biasa disebut dengan KWT. Kegiatan ini
merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memberikan wadah kepada ibu-ibu di Desa Joho
untuk produktif dalam mengisi waktu luang. Berbagai macam bentuk tanaman dibudidayakan
pada kegiatan ini, diantaranya adalah cabai, seledri, lidah buaya, tomat, terong, labu hingga
padi. Kelompok Wanita Tani Desa Joho dengan metode persemaian benih yang bertujuan
untuk mempercepat pertumbuhan serta membuat pertumbuhan menjadi lebih maksimal dan
optimal. Sebab apabila kita Tarik dengan permasalahan sebelumnya yaitu hama tikus yang
terus merajalela di Desa Joho, maka Teknik ini dianggap cukup membantu meskipun tidak
besar prosentasenya.
Berbagai macam pertimbangan telah kami lakukan hingga kami memutuskan untuk
berfokus pada analisis problematika hama tikus di Desa Joho. Tikus adalah salah satu factor
yang menjadi penyebab rusaknya lahan pertanian yang dapat mengakibatkan petani
mengalami kerugian yang sangat besar baik itu pada masa pertumbuhan hingga penyimpanan
padi. Pada petanaman padi di wilayah Desa Joho, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten
Sukoharjo, keberadaan tikus sangatlah banyak hingga menimbulkan keresahan serta membuat
petani mengalami kerugian besar. Padahal pada kenyatannya, mata pencaharian utama di
Desa Joho adalah pada bidnag pertanian. Maka dari itu, kami berupaya untuk membantu
warga khususnya petani Desa Joho untuk mengatasi masalah terkait hama tikus.
Hama adalah salah satu problematika yang santer dikhawatirkan oleh para petani,
karena keberadaan hama akan membuat tanaman menjadi rusak serta membuat partumbuhan
tanaman menjadi tidak maksimal. Hama merupakan salah satu hal yang menganggu dan
kerap menjadi momok bagi para petani. Hal tersebut tentunya membutuhkan perhatian
khusus bagaimana cara mengatasi serta mengendalikan segala permasalahan tentang hama.
Dalam mengatasi permasalahan ini, beberapa cara telah dilakukan oleh para petani
untuk mengendalikan persebaran hama tikus salah satunya dengan menggunakan bentangan
pagar plastik. Akan tetapi, Teknik ini dinilai tidak efektif untuk mengendalikan persebaran
hama tikus karena Teknik ini hanya berfungsi untuk mencegah masuknya tikus ke lahan
Metode yang kami rencanakan adalah dengan cara pengendalian hama tikus secara
alami dengan bahan organik. Kami mengidentifikasi bahwasanya ada dua faktor yang
menyebabkan perkembangan tikus yaitu faktor dalam dan faktor luar. Faktor dari dalam
berasal dari perkembangbiakan tikus yang didasari dari perbandingkan jenis kelamin,
kemampuan untuk mempertahankan diri, daur hidup dan usia. Di samping itu, faktor luar
dapat dilihat dari suhu, kuantitas dan kualitas makanan dan juga ekosistem. Dari faktor
tersebut, Kami terus belajar, menganalisis, mengobservasi serta mencoba mencari solusi bagi
problematika yang ada hingga akhirnya kami menemukan salah satu channel Youtube yang
membahas tentang pertanian yaitu “Hanik Channel” yang menjadikan Bapak Yoso Martono
sebagai pemeran utama. Dari channel youtube tersebut kami belajar dan berusaha mencari
metode yang tepat untuk mengatasi hama tikus di pertanian desa Joho. Hingga kami
menemukan salah satu ramuan atau obat yang dibuat oleh Bapak Yoso yang dinamakan
Bioyoso Ketika kami melakukan wawancara di kediaman Bapak Yoso yaitu di Weru,
Sukoharjo. Dan kami juga memutuskan untuk menjadikan Bapak Yoso sebagai narasumber
yang akan memberikan sosialisasi pada program kerja kami yaitu “Sosialisasi Pengendalian
Bioyoso adalah ramuan yang dibuat oleh Mbah Yoso yang berasal Tegalsari, Weru,
Sukoharjo. Ramuan tersebut pada awalnya beliau temukan hanya coba-coba manakala Mbah
Yoso sedang mengalami sakit gigi dan mencoba menggunakan getah pohon kamboja akan
tetapi ternyata gigi Mbah Yoso justru terlepas. Mulai dari situlah Mbah Yoso bereksperimen
dengan memadukan bahan-bahan alam lainnya. Mbah Yoso juga sudah bereksperimen
dengan tikus dan mengarantina tikus sebanyak empat kali, dan sudah dibuktikan bahwa tikus
tersebut ada yang mati, mengalami gigi ompong bahkan mandul. Maka dengan demikian,
Teknik tersebut dinilai dapat menjadi terobosan baru sebagai usaha untuk menghentikan
kami kelompok 68 dari KKN Kerso Darma UIN Raden Mas Said Surakarta yang didalamnya
terdapat sebagian kecil generasi bangsa yang berada dalam satu pemikiran dan kelompok
berupaya untuk mencari solusi bagi problematika yang kini berkembang di masyarakat.
Dengan mempertimbangkan identifikasi masalah dan analisis masalah yang telah kami
lakukan sebelumnya, maka kami ingin melaksanakan kegiatan sosialisasi dengan tema
dapat menganggulangi masalah umum pada pertanian padi khususnya hama tikus yang
Secara Alami dengan Bahan Organik.” tersebut, kami juga telah melakukan identifikasi
terhadap sumber daya maupun asset yang di Desa Joho. Sumber daya yang paling dominan
yang terdapat di Desa Joho adalah petani karena lahan pertanianpertanian di Joho sangatlah
luas. Meskipun sebagian besar dari petani tersebut adalah petani yang berasal dari luar Desa
Joho, akan tetapi permasalahan terkait hama tikus menjadi pokok yang harus dikendalikan
Dalam melaksanakan kegiatan sosialisasi terkait obat hama tikus yang dinamakan
bioyoso tersebut, kami juga mengidentifikasi aset atau bahan-bahan yang tersedia di Desa
Joho. Meskipun terlihat bahwasanya di Desa Joho tidak terdapat pohon Gadung, akan tetapi
para petani dapat mengakalinya dengan memanfaatkan lahan pertanian dan ditanami pohon
gadung ataupun membelinya dari daerah lain. Untuk bunga kamboja dapat ditemukan di
Tempat Pemakaman Umum (TPU) yang ada di desa Joho. Biji ragi tape juga dapat dengan
mudah ditemukan di toko-toko. Kemudian untuk ikan lele juga dapat didapatkan dari
Kelompok Wanita Tani (KWT) yang membudidayakan ikan lele. Dan tumbukan juga dapat
mudah ditemukan di pasar. Sehingga bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan obat
hama tikus bioyoso bukanlah bahan yang sulit untuk ditemukan. Maka demikian bukan hal
yang sulit bagi para petani di Desa Joho untuk mencoba menerapkan penggunaan bioyoso
Dalam menanggulangi problematika terkait hama tikus di Desa Joho, kami melakukan
pertama setelah mengidentifikasi masalah adalah menyusun rencana dimulai dengan mencari
pembuatannya. Kami melakukan wawancara dengan Bapak Yoso sekaligus meminta beliau
untuk menjadi narasumber dalam program kerja kami yaitu “Sosialisasi Pengendalian Hama
Pemateri dalam sosialisasi tersebut adalah Bapak Yoso Martono, seorang petani yang
telah melakukan banyak eksperimen tentang pembuatan pupuk dan pestisida menggunakan
bahan organik. Alasan kami memilih Bapak Yoso menjadi narasumber dikarenakan beliau
sudah melakukan banyak eksperimen dan menguji coba eksperimen tersebut di laboratorium
UGM serta beliau juga sudah memiliki sertifikat atas hasil uji cobanya.
Program tersebut dilaksanakan pada hari Sabtu, 30 Juli 2022 di kantor Desa Joho,
memberikan edukasi ataupun informasi kepada para petani di Desa Joho mengenai
sosialisasi tersebut kami melibatkan beberapa perangkat desa sebagai acuan dan juga
pedoman kami dalam melaksanakannya. Kami membuat proposal yang kemudian diajukan
kepada Bapak Lurah Desa Joho, Bapak Kepala Dusun maupun ketua kelompok Tani Desa
Joho. Selain itu kami juga meminta pendapat dan masukan dari Dosen Pembimbing
Lapangan, Bapak Zainal Arifin mengenai program kerja kami. Dan baru kemudian kami
melakukan rapat koordinasi dengan anggota kelompok. Dalam rapat koordinasi tersebut,
kami membagi tugas sesama anggota sekaligus merancang rundown acara demi kelancaran
tape, 1 Kg ikan kali atau ikan lele dan tumbukan. Bahan-bahan tersebut akan dimanfaatkan
dan digunakan untuk praktek pembuatan bioyoso oleh Mbah Yoso bersama partisipan pada
acara tersebut. Selain membuat langsung di tempat, Mbah Yoso juga menyediakan sampel
jadi yang dapat langsung dicoba oleh para petani sebagai obat untuk mengendalikan hama
tikus.
desa dengan anggota kelompok tani mengenai pembagian bantuan benih dan pupuk. Dalam
diskusi tersebut juga membahas tentang pelaksanaan penyebaran benih yang harus dilakukan
secara serentak agar masa panennya bisa bersama-sama. Anggota kelompok tani meminta
kepada kepala desa untuk diberikan subsidi pupuk, selain itu anggota kelompok tani juga
mengeluh tentang masalah hama yang menyebabkan daun padi menguning dan meminta
pembuatan pestisida organik dan manfaatnya secara langsung dari Bapak Yoso. Beliau
sawah. Selain itu, Bapak Yoso juga membawa sampel pestisida yang sudah siap pakai ke
tempat sosialisasi untuk dibagikan kepada kelompok tani Desa Joho. Tidak hanya sampel
pestisida organik saja, Bapak Yoso juga membawa sampel pupuk organik seperti hormon
mol, penyubur tanah, Pupuk Organik Cair (POC) untuk dipromosikan kepada kelompok tani
Desa Joho, dengan tujuan bagi yang ingin tahu cara membuat pupuk tersebut bisa langsung
belajar ke tempat Bapak Yoso, atau jika tidak, boleh membeli pupuk yang di buat oleh Bapak
Yoso. Terkait hal di atas, Bapak Yoso memberikan buku panduan program peningkatan
Respon para petani ketika sosialisasi berlangsung adalah positif. Banyak dari mereka
yang antusias ingin membuat dan mengetahui cara-cara serta mengetahui bahan apa saja yang
digunakan dalam pembuatan pupuk dan pestisida organik tersebut. Hal tersebut sesuai dengan
yang kami harapkan. Kelompok Tani Desa Joho juga berencana mengendalikan tikus dengan
obat pestisida yang telah disosialisasikan Bapak Yoso secara bersama-sama agar lebih efektif
membasmi tikus secara masal di sawah se-Desa Joho. Harapan kami Desa Joho sebagai
mengentaskan masalah pertanian dan meningkatkan hasil pertanian dengan bahan organik
Kesimpulan
Kuliah Kerja Nyata (KKN) menjadi salah satu bentuk pengabdian mahasiswa
terhadap masyarakat dan merupakan salah satu bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi.
KKN kelompok 68 UIN Raden Mas Said Surakarta ditugaskan bertempat di Desa Joho yang
jentik yang menjadi penyebab Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan
problematika lain yang kami temukan adalah resahnya petani karena hama tikus yang
menyerang sejumlah lahan pertanian yang menjadi rusak dan mengakibatkan penghasilan
Berbagai macam pertimbangan telah kami lakukan hingga kami memutuskan untuk
berfokus pada analisis problematika hama tikus di Desa Joho, dominasi sektor pertanian
menjadi salah satu fokus ataupun perhatian kami karena sector pertanian menjadi tumpuan
ekonomi warga Desa Joho. Metode yang kami rencanakan untuk mengentaskan masalah
hama tikus adalah dengan cara pengendalian hama tikus secara alami dengan bahan organik
kami menemukan salah satu ramuan atau obat untuk mengendalikan hama tikus yang
dibuat oleh Bapak Yoso yang dinamakan Bioyoso. Bioyoso adalah ramuan yang dibuat oleh
Mbah Yoso yang berasal dari DesaTegalsari, Weru, Sukoharjo. Beberapa bahan harus
Kulit kamboja, 10 biji ragi tape, 1 Kg ikan kali atau ikan lele dan tumbukan. Semua bahan di
tumbuk menjadi satu dan dijemur selanjutnya obat bisa langsung dipakai di lahan pertanian.
Tiga kemungkinan yang terjadi ketika obat tikus bioyoso di makan tikus yaitu giginya
ompong karena ragi dan kulit kamboja, mandul dan mati karena racun dari kulit kamboja dan
umbi gadung.
Pengendalian Hama Tikus Secara Alami dengan Bahan Organik” yang dilaksanakan pada
hari Sabtu, 30 Juli 2022 di kantor Desa Joho, Mojolaban, Sukoharjo dengan pemateri oleh
Bapak Yoso Martono yang menemukan obat pestisida hama tikus atau Bioyoso. Kami
mengundang perwakilan kelompok tani yang ada di Desa Joho masing-masing 3 orang
perwakilan per kelompok tani dari 4 kelompok tani yang ada di Desa Joho. Tidak lupa kami
juga mengundang 5 Kepala Dusun yang ada di Desa Joho dan Pak Lurah atau Kepala Desa
Joho sebagai keynote speaker dalam membahas pelaksanaan penyebaran benih yang harus
pestisida organik dan manfaatnya secara langsung dari Bapak Yoso. Beliau mempraktikkan
secara langsung bagaimana cara membuat dan mengaplikasikan pestisida ke sawah. Selain
itu, Bapak Yoso juga membawa sampel pestisida yang sudah siap pakai ke tempat sosialisasi
untuk dibagikan kepada kelompok tani Desa Joho. Respon para petani ketika sosialisasi
berlangsung adalah positif. Banyak dari mereka yang antusias ingin membuat dan
mengetahui cara-cara serta mengetahui bahan apa saja yang digunakan dalam pembuatan
pupuk dan pestisida organik tersebut. Hal tersebut sesuai dengan yang kami harapkan.