Anda di halaman 1dari 7

E.ISSN.

2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.10 No.2 Edisi Mei 2022

EKSPLORASI NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL SUKU BATAK


ANGKOLA DALAM PENCEGAHAN PENULARAN COVID 19
Oleh:
Cipto Duwi Priyono1), Salman Alparis Sormin2), Rudolfus Ruma Bay3)
1
Universitas Graha Nusantara
2-3
Universitas Musamus Merauke
1
cipto.dp84@gmail.com

Abstrak
Artikel ini bertujuan mengulas nilai kearifan lokal Suku Batak Angkola yang dapat dijadikan sebagai
upaya pencegahan penularan virus Covid 19 di Kota Padangsidimpuan. Suku Batak Angkola kaya akan budaya
kearifan lokal yang masih lestari hingga hari ini. Pandemi covid 19 telah mempengaruhi aktivitas kehidupan
diwilayah Kota Padangsidimpuan. Rendahnya, kesadaran mematuhi protocol kesehatan salah satu faktor
penyebab meningkatnya resiko penularan. Sehingga eksplorasi terhadap kearifan lokal merupakan alternatif
untuk mendukung suksesnya kampanye adaptasi kebiasaan baru. Metode penelitian yang digunakan untuk
memperoleh data penelitian menggunakan metode kualitatif eksploratif. Data penelitian dianalisis dengan
Teknik Miles dan Huberman yang terdiri dari pengumpulan data, kondensasi data, display data dan penarikan
kesimpulan. Berdasarkan analisis terhadap kearifan lokal Suku Batak Angkola, peneliti menemukan kearfian
lokal poda na lima sebagai media sosialisai kesadaran pencegahan virus covid 19 di Kota Padangsidimpuan.
Poda na lima diartikan sebagai nasihat/petuah yang lima. Dalam poda na lima ada 5 (lima) nilai yang dapat
dijadikan model dalam pencegahan covid 19 (1). Paias rohamu, artinya bersihkan jiwamu yang bermakna hidup
harus selalu berfikiran positif. (2). Paias pamatangmu, artinya bersihkan badanmu, bahwa senatiasa harus
menjaga kebersihan tubuh, (3). Paias parabitonmu, menjaga kebersihan pakaian, (4). Paias bagasmu, menjaga
kebersihan rumah, dan (5). Paias pakaranganmu menjaga kebersihan lingkungan.

Kata Kunci: Nilai, Kearifan Lokal, Covid 19

1. PENDAHULUAN Rani, Gulo Bevy, Adventy Riang, Simanjuntak,


Munculnya wabah Virus Covid 19 telah 2021).
banyak mempengaruhi berbagai aspek kehidupan Oleh sebab itu, berbagai upaya sangat perlu
bermasyarakat. Selain dampak Kesehatan virus dilakukan dalam rangka menekan laju penularan
corona juga menimbulkan dampak sosial yang virus ini, sebab pencegahan virus ini bukan saja
meresahkan masyarakat dengan ketakutan dan tanggung jawab pemerintah akan tetapi merupakan
kecemasan (Damanik, Kawati Rani, Gulo Bevy, tanggung jawab seluruh warga masyarakat Indonesia
Adventy Riang, Simanjuntak, 2021). Resiko yang harus taat dengan aturan ini. Quyumi
penularan virus yang sangat tinggi mengharuskan mengemukakan pencegahan penularan virus corona
pemerintah mengeluarkan kebijakan pembatasan merupakan tanggung jawab bersama, baik
sosial, mengurangi kegiatan kerumuman dan lain pemerintah maupun masyarakat harus secara
sebagainya. Akan tetapi, dengan berbagai macam bersama-sama berpartisipasi dalam pencegahan
kebijakan pemerintah juga belum bisa menghentikan penularan (Quyumi & Alimansur, 2020). Akan tetapi,
laju penularan Covid 19 hingga saat ini. Sekalipun persoalannya adalah masih banyak masyarakat yang
kegiatan vaksinasi dan penyuluhan terkait protokol tidak sadar akan protokol kesehatan yang ditetapkan
kesehatan selama masa pandemi terus digencarkan pemerintah. Bahkan sebagaian masyarakat masih
pemerintah. Hal ini disebabkan sebagian besar kasus menganggap sepele dengan kasus virus corona ini.
infeksi corona susah dikenali, secara umum gejalanya Rendahnya pemahaman masyarakat terkait protokol
dapat berupa batuk, demam, inflensa dan bahkan kesehatan tidak terlepas dari media sosialisasi terkait
tanpa gejala. Oleh sebab itu cara paling tepat dalam protokol kesehatan yang belum optimal dilakukan
mengendalikan virus corona adalah dengan khususnya bagi masyarakat pedesaan yang belum
melakukan pencegahan penularan.(Quyumi & melek informasi dan teknologi. Berdasarkan data
Alimansur, 2020). Senada dengan pendapat tersebut yang ditemukan pada halaman website resmi
Damanik, dkk mengemukakan cara untuk Pemerintah Provinsi Sumatera Utara
mengendalikan laju penularan virus corona adalah (https://covid19.sumutprov.go.id) penularan covid 19
dengan melakukan pencegahan dan mitigasi seperti; di Kota Padangsidimpuan hingga bulan juni 2021
mencuci tangan dengan sabun, menghindari sebanyak 379 akumulasi kasus konfirmasi positif,
menyentuh mata, menggunakan masker, menjaga dengan 249 diantaranya telah sembuh dan 16 lainnya
jarak dan menghindari kerumunan (Damanik, Kawati meninggal dunia kasus ini menjadikan Kota
Padangsidimpuan di tetapkan sebagai zona merah.

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 528
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.10 No.2 Edisi Mei 2022

Selain peningkatan kasus konfirmasi positif virus Toru (Sormin et al., 2019). Budaya lokal muncul
covid 19 di Kota Padangsidimpuan, masalah terkait secara turun-temurun dan terdapat makna mendalam
dengan pemhaman virus Covid 19 juga menimbulkan di balik kemunculannya. “Kearifan lokal merupakan
persoalan ditengah-tengah masyarakat di Kota salah satu sumber pengetahuan (kebudayaan)
Padangsidimpuan. Kasus tersebut seperti terjadi pada masyarakat, ada dalam tradisi dan sejarah, dalam
tanggal 31 Agustus 2020, puluhan warga Silandit, pendidikan formal dan informal, seni, agama, dan
Kecamatan Padangsidimpuan (Psp) Selatan dan dari interpretasi kreatif lainnya. Kearifan lokal merupakan
Desa Aek Bayur, Kecamatan Psp Batunadua, kecerdasan manusia yang dimiliki oleh kelompok
memblokir jalan menuju TPU milik Pemko di etnis tertentu yang diperoleh melalui pengalaman
Silandit, yang dijadikan sebagai pemakaman jenazah masyarakat. Artinya, kearifan lokal adalah hasil dari
Covid-19. Akibatnya, jenazah Suspek telantar. masyarakat tertentu melalui pengalaman mereka dan
Forkominda pun turun ke lokasi guna melakukan belum tentu dialami oleh masyarakat yang lain nilai-
mediasi. Namun, warga tetap bertahan agar nilai tersebut akan melekat sangat kuat pada
pemakaman untuk jenazah Covid-19 tak lagi masyarakat tertentu dan nilai itu sudah melalui
dilakukan di tempat tersebut. Selanjutnya pada perjalanan waktu yang panjang, sepanjang
tanggal 22 Mei 2021 sejumlah masyarakat menolak keberadaan masyarakat tersebut (Yanuar et al.,
adanya satu warga terkonfirmasi Covid-19 yang 2017).
meninggal dan dimakamkan di area perkuburan Kota Padangsidimpuan adalah sebuah kota
umum di Lingkungan I, Kelurahan Aek Tampang, madya yang terletak dipinggir pantai barat sumatera.
Kecamatan Padang Sidimpuan Selatan, Kota Kota ini merupakan pemekaran dari Kabupaten
Padangsidimpuan. Penolakan tersebut berujung Tapanuli Selatan pada tahun 2001. Masyarakat di
dengan aksi pembakaran area makam warga yang Kota Padangsidimpuan mayoritas dihuni oleh etnik
dikebumikan dan upaya pembongkaran paksa. Batak Angkola. Sormin menjelaskan bahwa Suku
Sebelum aksi pembakaran dan pembongkaran Batak Angkola dibangun berdasarkan sistem
dilakukan, sejumlah warga memprotes kebijakan Tim kekerabatan adat dalihan na tolu yang berfungsi
Satgas Covid-19 Kota Padangsidimpuan, yang sebagai sumber nilai dalam mengatur hubungan
melakukan pemakaman satu warga meninggal akibat bermasyarakat (Sormin et al., 2019). Sistem
Covid-19 di area pemakaman umum Katolik, di Kota kekerabatan adat dalihan na tolu, menjadi system
Padangsidimpuan. nilai yang mengatur cara hidup Suku Batak Angkola,
Beberapa kasus di atas, menunjukkan bahwa seperti hubungan yang baik sesama manusia,
penanganan pandemic Covid 19 di Kota hubungan terhadap alam maupun hubungan dengan
Padangsidimpuan belum mendapatkan dukungan pencipta.
yang besar dari masyarakat. Sehingga hal ini Berdasarkan pemaparan tersebut, penelitian
mendorong peneliti untuk melakukan eksplorasi ini sangat urgen dilakukan mengingat hingga saat ini
terkait dengan budaya ataupun kearifan lokal yang penularan virus corona masih tinggi, khususnya di
dapat dijadikan sebagai alternatif media sosialisasi Kota Padangsidimpuan. Adapun tujuan utama
protokol kesehatan. Penularan virus covid 19 telah penelitian ini dilakukan adalah untuk menemukan
sampai ke berbagai wilayah dipelosok tanah air, nilai-nilai kearifan lokal pada Suku Batak Angkola di
termasuk Kota Padangsidimpuan. Gagasan tentang Kota Padangsidimpuan yang dapat dijadikan sebagai
nilai budaya sebagai pencegah penularan covid 19 alternatif pencegahan virus corona berbasis budaya
telah terbukti khususnya pada Suku Baduy yang lokal.
belum terinfeksi virus corona karena tetap
mempertahankan kearifan lokalnya. Nugroho 2. METODE PENELITIAN
mengemukakan masyarakat baduy tidak terinfeksi Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif
virus corona karena tetap mempertahankan kearifan dengan desain penelitian studi kasus yang menguji
lokalnya yang tetap patuh terhadap aturan adat secara secara instensif terhadap suatu etnis tunggal yang
turun temurun. Atas kepatuhan terhadap pikukuh dilegkapi dengan sumber dan bukti objek maupun
Baduy menjadi factor utama suku baduy tidak objek yang diamati serta terbatas pada ruang dan
terinfeksi virus corona (Satria, 2020). Sehingga waktu. Penelitian ini dilaksanakan pada masyarakat
dalam kajian ini peneliti merasa terdorong untuk Batak Angkola di daerah Angkola Julu Kota
melakukan pencarian nilai-nilai kearifan lokal Suku Padangsidimpuan. Penetapan daerah ini sebagai
Batak Angkola di Kota Padangsidimpuan. Prasetyo lokasi pengambilan data karena Angkola Julu
menjelaskan bahwa kearifan lokal yang tetap lestari merupakan daerah pusat kebudayaan Batak Angkola
merupakan solusi konstruktif jangka panjang terkait di Kota Padangsidimpuan yang masih tetap
dengan permasalahan kehidupan bermasyarakat menjungjung tinggi adat istiadat dalihan na tolu
(Prasetyo, 2019). Senada dengan pendapat tersebut hingga saat ini. Subjek dalam penelitian ini diperoleh
Sormin dalam penelitiannya mengemukakan bahwa melalui teknik purposive sampling dimana para
kearifan lokal adat dalihan na tolu pada masyarakat informan telah terlebih dahulu ditentukan peneliti.
Batak Angkola merupakan resolusi konflik Informan dalam penelitian terdiri dari tokoh adat
pertambangan emas yang terjadi di Hutan Batang (hatobangon), harajaon, raja panusunan bulung,

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 529
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.10 No.2 Edisi Mei 2022

orakkaya adat, naposo bulung (remaja laki-laki) 1. Paias Rohamu (bersihkan jiwamu)
nauli bulung (remaja perempuan), unsur Dapat diartikan secara harfiah bersihkan jiwa
pemerintahan (lurah/kepala desa) dan budayawan mu, yang bermakna senantiasa harus menjaga hati
atau pemerhati budaya Batak Angkola. dari hal-hal yang dapat mengotori jiwa dan fikiran
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini seperti prasangka buruk, iri hati, dengki, sombong,
dengan, (1) Observasi, dimana digunakan observasi bohong dsb. Aktualisasi nilai ini dilakukan dengan
secara langsung(observer langsung bertemu dengan menghindari segala perbuatan yang mengarah kepada
objek) dan secara tidak langsung (observasi perilaku yang membuat hati kotor dan senantiasa
dilakukan melalui rangkaian poto, film maupun slide) harus penuh harap dan selalu bersikap optimis dan
dan (2) Wawancara mendalam, dilakukan dengan postif dalam setiap aspek kehidupan. ST. Tinggi
informan dengan melakukan wawancara secara Barani (74 Tahun) selaku tokoh adat Suku Batak
mendalam dengan menanyakan atau mengklarifikasi Angkola mengemukakan bahwa poda paias rohamu
informasi yang sudah didapatkan dalam wawancara adalah untuk menjaga hati dari sifat gut-gut, (iri)
sebelumnya kepada informan yang sama dengan dokki (dengki), gabus (bohong) dengan menjaga
tujuan agar lebih mendalami lagi informasi yang setiap aktifikas yang dilakukan dalam kehidupan
telah didapatkan. Analisis data dalam penelitian ini sehari-hari agar selalu hatinya ikhlas dan bersih.
dilakukan dalam dua tahap, yaitu analisis ketika di Senada dengan penuturan di atas, Zainal Hasibuan
lapangan dan analisis pasca lapangan. Analisis ketika (56 Tahun) Budayawan Suku Batak Angkola
di lapangan dilakukan untuk menemukan kesimpulan mengemukakan bahwa, pada zaman dahulu sering
sementara untuk kemudian dilakukan penelitian terjadi gutgut (iri) diantara sesama warga dan
kembali dan seterusnya. Adapun analisis akhirnya berbuat aji-aji (tenun) dan bahkan sering
pascalapangan dilakukan dengan menelaah seluruh terjadi saling serang. Maka untuk mengurangi
data yang telah diperoleh dari lapangan untuk kejadian tersebut, poda na lima selalu diterapkan
kemudian didapatkan hasil dalam bentuk laporan. dalam setiap aktivitas adat maupun dalam kehidupan
Data hasil observasi dan wawancara kemudian diolah sehari dengan senantiasa menjunjung dalihan na tolu.
dengan teknik analisis Miles dan Huberman yaitu Kebersihan jiwa dalam Suku Batak sangat
analisis data dilakukan secara bersamaan mulai dari penting dan harus dijaga selalu dalam setiap
pengumpulan data, kondensasi data, display data kehidupan, baik dalam hubungan bermasyarakat
yang dilakukan secara terus menerus selama proses maupun dalam mencari nafkah seperti Bertani harus
penelitian berlangsung (Miles, Matthew, B., senantiasa menunjukkan sikap yang tulus dan ikhlas.
Huberman, and Saldana, 2014). Menurut orang Suku Batak apabila hati kotor akan
berdampak pada tanaman maupun usaha yang tidak
3. HASIL DAN PEMBAHASAN menghasilkan. Penyebab hati kotor, dapat disebabkan
Berdasarkan hasil eksplorasi dan analisis yang oleh perilaku yang tidak baik seperti suka mencuri,
dilakukan selama penelitian berlangsung, kearifan mabuk-mabukan, dan memperoleh harta dengan cara
lokal yang relevan dengan pencegahan penularan yang tidak baik akan berpengaruh pada hati. Apabila
covid 19 khususnya dalam rangka melaksanakan dikaitkan dengan resiko penularan virus corona yang
protocol Kesehatan yang ditemukan dalam budaya berkembang saat ini, nilai paias rohamu sesuai
Suku Batak Angkola yaitu Poda Na Lima. Pada dengan program pemerintah yakni harus positif
zaman dahulu, Suku Batak Angkola menggunakan menyikapi pandemi, tingkat kecemasan justru akan
konsep Poda Na Lima untuk menjaga kelestarian memperparah resiko apabila terpapar virus corona.
lingkungan, kebersihan jiwa dan raga hal ini dapat Berdasarkan temuan penelitian di atas,
dibuktikan dari hasil penelitian apabila dikaitkan menunjukkan bahwa Suku Batak Angkola memiliki
dengan protocol Kesehatan selama pandemi covid kearifan lokal yang berkaitan dengan kesehatan.
19. Seperti yang telah dikemukakan pada bagian Temuan ini didukung Prasetyo dalam temuan
pendahuluan di atas, salah satu factor meningkatnya penelitiannya mengemukakan kearifan lokal
penularan virus covid 19 adalah pola hidup yang tradisional masyarakat Indonesia merupakan
tidak menjaga kebersihan dan tidak taat pada alternatif dalam pencegahan, penanggulangan
protocol kesehatan. Dari hasil penelusuran peneliti, dampak maupun mitigasi bencana (Prasetyo, 2019).
Suku Batak Angkola memiliki kearifan lokal yang Senada dengan pendapat tersebut Sormin dalam
berbicara soal Kesehatan yaitu poda penelitiannya mengemukakan bahwa kearifan lokal
(petuah/nasihat/norma) yang ketat diwariskan secara Suku Batak Angkola di Tapanuli Selatan merupakan
turun temurun. Poda Na Lima menurut sejarahnya alternatif pencegahan dan penangan konflik baik
adalah kebijakan para raja untuk mengatur sesama masyarakat maupun dengan swasta dan
masyarakatnya untuk menjaga kebersihan pemerintah (Sormin et al., 2019). Hal senada juga
lingkungan, menjaga kebersihan tubuh dan menjaga dikemukakan Siregar pada penelitiannya yang
kebersihan hati. Poda na lima secara harfiah dapat berikutnya yaitu pada masyarakat Suku Batak
diartikan sebagai petuah/nasihat yang lima ataupun Angkola, mengemukakan setiap huta (kampung)
lima nilai hidup Suku Batak. Adapun kelima nilai memiliki 24 fungsionaris yang berasaskan konsep
tersebut sebagai berikut: adat dalihan na tolu, masing-masing fungsionaris

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 530
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.10 No.2 Edisi Mei 2022

memiliki tanggung jawab untuk mewujudkan Kemudian alat yang digunakan sebelum adanya
kesejahteraan masyarakat dengan bertugas secara sabun Suku Batak Angkola menggunakan rempah-
kolegial sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan rempah untuk mebersihakan tubuh. Sedankan untuk
bersama dalam musyawarah adat (Siregar & Sormin, membersihkan gigi biasanya menggunakan oma
2021). Hasil penelitian Sormin, menunjukkan bahwa (sejenis rumput) sebagai pengganti sikat gigi.
Suku Batak Angkola memiliki sistem yang teratur Tradisi menjaga kebersihan tubuh pada Suku
dan rapi dalam kehidupan sehari-harinya jauh Batak Angkola telah lama diwariskan secara turun-
sebelum masuknya pemerintahan colonial Belanda temurun. Banyak jenis-jenis ramuan yang ditemukan
maupun setelah era kemerdekaan dengan system dalam mebersihkan tubuh seperti pangir akan tetapi
pemerintahan yang kita kenal saat ini. Apabila dari hasil observasi sudah tidak ditemukan lagi. Akan
dikaitkan dengan resiko penularan Virus Covid 19, tetapi kesadaran terhadap kebersihan tubuh masih
nilai paias rohamu (bersihkan jiwamu), sangat erat tetap diwariskan hingga saat ini. Konsep paias
kaitannya. Hal ini tidak terlepas dari, fikiran positif pamatangmu dalam Suku Batak Angkola, apabila
akan memperkuat imun tubuh, selain itu dengan dikaitkan dengan program protocol kesehatan saat ini
memelihara fikiran positif selama masa pandemic sangat relevan seperti mencuci tangan dengan sabun.
resiko stress akibat dari kebijakan pembatasan sosial Dengan menjaga kebersihan tubuh selain mengurangi
juga akan terkendali. Yulifah kecemasan dapat resiko terpapar virus Covid 19, juga akan
meningkatkan resiko stress yang berdampak pada meningkatkan daya tahan tubuh seseorang
memburuknya kondisi Kesehatan, sehingga pada (Jiwandono et al., 2020). Salah satu cara yang dapat
masa pandemic sangat diperlukan sekali sikap positif dilakukan untuk mencegah penularan virus Covid 19
(Salista Budi, 2021). Selanjutnya Partono yakni dengan melaksanakan pola hidup bersih
mengemukakan bahwa sikap optimis adalah kunci dengan senantiasa menjaga kebersihan tubuh seperti,
imun menjadi kuat, sehingga dengan masyarakat mencuci tangan dengan benar (Aso et al., 2021).
harus menjaga pola fikir positif seperti optimis, Sehingga nilai paias pamatangmu merupakan nilai
peduli dan mengikuti anjuran pemerintah (Rosada & budaya Suku Batak Angkola sangat relevan dengan
Partono, 2020). Sehingga nilai paias rohamu sesuai pencegahan virus Covid 19 sebagaimana dalam
dengan kaidah yang berlaku dalam tradisi Suku penelitian sebelumnya. Dengan, merevitalisasi poda
Batak Angkola, relevan untuk digunakan dalam paias matangmu dapat mendorong kesadaran
rangka mengendalikan persebaran virus covid 19 protocol kesehatan, khususnya terhadap masyarakat
khususnya di Kota Padangsidimpuan. Suku Batak Angkola di Kota Padangsidimpuan.
2. Paias Pamatangmu (bersihkan tubuhmu) 3. Paias Bagasmu (bersihkan rumahmu)
Merupakan perilaku yang harus selalu Merupakan nilai yang mengantur tentang
menjaga kebersihan tubuh setiap waktu. Nilai ini menjaga kebersihan rumah dari segala kotoran agar
menjadi pedoman dalam kehidupan Suku Batak terhindar dari penyakit. Nilai ini menjadi pedoman
Angkola, sekalipun bekerja sebagai petani kebersihan bagi Suku Batak Angkola menjaga kebersihan rumah
tubuh harus diutamakan agar terhindar dari penyakit. dari berbagai kotoran seperti menyapu rumah,
Masyarakat Suku Batak Angkola memiliki tradisi memisahkan hewan ternak dari pekarangan rumah
marpangir sebagai bentuk dari aktualisasi poda paias dengan membuat kendang khusus yang disebut bara.
pamatangmu, yaitu dengan mandi dengan Tradisi membersihkan rumah secara rutin dipelihara
menggunakan rempah-rempah yang dimasak agar hingga saat ini. Dalam keluarga Suku Batak Angkola,
tubuh harum dan juga sehat. Pangir adalah sebutan tugas membersihkan rumah diajarkan kepada anak
terhadap sejumlah rempah-rempah yang direbus perempuan. Pengajaran dilakukan sejak kecil dari Ibu
biasanya terdiri dari kelapa tua, cengkeh, daun sirih, ke anak, rumah yang bersih akan menjadi indicator
sebagian juga menggunakan bunga-bungan yang kedudukan perempuan dalam Suku Batak. Seorang
beraroma harum kemudian disiramkan keseluruh perempuan yang mampu menjaga kebersihan rumah
tubuh pada saat mandi. Biasanya kegiatan marpangir akan mendapat gelar boru ni namora na mamboto
dilakukan setelah panen padi, menjelang hari besar adat (putri raja yang mengerti adat). ST. Tinggi
ataupun setelah pulang bertani. ST. Tinggi Barani (74 Barani (74 Tahun) selaku tokoh adat Suku Batak
Tahun) selaku tokoh adat Suku Batak Angkola Angkola mengemukakan bahwa poda paias bagasmu
mengemukakan bahwa paias pamatangmu adalah adalah konsep nilai yang mengatur kebersihan tempat
membersihkan badan dari kotoran dan najis agar tinggal, baik tempat tinggal berupa rumah maupun
terhindar dari berbagai peyakit. Kemudian Zainal tempat berteduh diladang maupun disawah, biasanya
Hasibuan (56 Tahun) Budayawan Suku Batak tugas membersihkan rumah tanggung jawab
Angkola, mengemukakan bahwa poda paias perempuan. Anak gadis yang dianggap baik dalam
pamatangmu adalah menjaga kebersihan tubuh, Suku Batak Angkola adalah yang mampu
setiap saat. Sehingga Suku Batak Angkola dari dulu menunjukkan kebersihan rumahnya, dan biasanya
memiliki tapian, paccur, bondar sebagai tempat akan menjadi indicator bagi laki-laki untuk
untuk membersihkan diri. Kegiatan membersihkan meminangnya. Senada dengan pendapat tersebut
diri dari dulu biasanya dilakukan pagi hari sebelum Zainal Hasibuan (56 Tahun) Budayawan Suku Batak
berangkat ke ladang dan setelah pulang dari ladang. Angkola, mengemukakan bahwa rumah yang bersih

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 531
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.10 No.2 Edisi Mei 2022

menunjukkan jiwa yang bersih, begitulah Suku Batak kaitannya dengan Kesehatan tubuh. Sebab pakaian
Angkola hingga saat ini masih meyakininya. Jika yang bersih akan menghindarkan dari serangan
rumah sebuah keluarga kotor maka akan dianggap berbagai penyakit. Sehingga apabila dikaitkan
keluarga yang tidak baik, terkadang disebut rumah dengan protocol Kesehatan pencegahan virus Covid
parrasun (sebutan terhadap orang/keluarga yang 19, nilai ini sebetulnya dapat mencegah penularan.
memiliki ilmu hitam berupa racun untuk membunuh Virus maupun bakteri yang melekat pada pakaian
orang tidak disukai). Dan biasanya akan mendapat apabila tidak dibersihkan dengan baik tentunya akan
celaan dari orang lain. membuat pemakainya diserang penyakit. Artinya,
Konsep nilai poda paias bagasmu dapat konsep nilai Kesehatan dalam kearifan lokal Suku
dimaknai sebagai pedoman untuk selalu Batak Angkola terkait dengan menjaga kebersihan
membersihak rumah. Kebersihan rumah juga pakaian sudah ada, dan dapat dijadikan sebagai
termasuk segala benda yang ada didalamnya harus media untuk menguatkan pentingnya menjaga
bersih, seperti kursi, meja, lemari dan lain protocol kesehatan selama pandemi salah satunya
sebagainya. Apabila dikaitkan dengan program dengan menjaga kebersihan pakaian yang digunakan
protocol Kesehatan pencegahan covid 19 nilai ini harus bersih. Senada dengan temuan tersebut Putri
juga dapat dijadikan sebagai media untuk dalam risetnya mengemukakan menjaga kebersihan
menguatkan pemahaman masyarakat Suku Batak semasa pandemic covid 19 salah satunya dengan
Angkola terhadap wabah virus corona hanya bisa mencuci tangan dengan benar dapat memutus siklus
dihentikan dengan kesadaran hidup bersih (Rizqi transmisi penyebaran virus corona (Putri Suryenti
Aprilia, Sugeng Winarso, 2020). Dan program Vevi et al., 2020). Melihat kearifan lokal pod ana
protocol Kesehatan tidak bertentangan dengan lima Suku Batak Angkola, berkaitan erat dengan
budaya masyarakat, bahkan program protokol edukasi Kesehatan masyarakat saat ini khususnya
kesehatan sebetulnya telah lama dimiliki oleh Suku dimasa pandemic covid 19.
Batak Angkola. Sehingga, dengan merevitalisasi 5. Paias Pakaranganmu (bersihkan
kembali poda paias bagasmu akan dapat mendukung lingkunganmu)
berhasilnya pencegahan penularan virus Covid 19 Merupakan kearifan lokal yang mengatur
khususnya di Kota Padangsidimpuan. kebersihan lingkungan sekitar, seperti membuang
4. Paias Parabitonmu (bersihkan pakaianmu) sampah pada tempatnya, membersihkan saluran
Nilai poda paias parabitonmu dapat diartikan pembuangan, mebersihkan parit, membersihkan
senantiasa harus menjaga kebersihan dan kerapian lingkungan tempat tinggal dari semak belukar dan
pakaian. Aturan dalam menggunakan parabiton lain sebagainya yang terkait dengan kebersihan
dalam Suku Batak Angkola mengandung makna yang lingkungan. Nilai ini dalam Suku Batak Angkola
sangat dalam tidak hanya berbicara soal kebersihan merupakan nilai yang menumbuhkan semangat
saja akan tetapi juga mengatur jenis pakaian yang gotong royong dalam kehidupan bermasyarakat
boleh atau tidak dikenakan disesuaikan dengan fungsi khususnya yang berkaitan dengan kebersihan
maupun kegiatan adat yang dilaksanakan. Parabiton lingkungan. Setiap semingu sekali pada hari Jum’at
dalam Suku Batak Angkola menjadi symbol masyarakat Suku Batak Angkola akan secara suka
kedudukan seseorang dalam adat. Seperti ulos, rela melakukan gotong royong membersihkan
paroppa sadun, salendang, abit godang, sitagen, lingkungan, seperti membersihkan saluran air,
sabuk, merupakan jenis kain yang dikenal dalam membabat rumput disekitar jalan kampung maupun
Suku Batak Angkola. Ulos, paroppa sadun, abit mengutip sampah yang berserakan kemudian
godang dipakai dalam acara adat/pesta, sedangkan membuangnya ketempat sampah.
sitagen, sabuk dipakai untuk berusaha/berkebun.). ST. Tinggi Barani (74 Tahun) selaku tokoh
ST. Tinggi Barani (74 Tahun) selaku tokoh adat Suku adat Suku Batak Angkola mengemukakan bahwa
Batak Angkola mengemukakan bahwa paias poda paias pakaranganmu adalah kesadaran diri
parabitonmu artinya adalah jagalah kebersihan untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Suku
pakaianmu, seseorang yang baik dapat dinilai dari Batak Angkola senantiasa menjaga lingkungannya
cara berpakaiannya. Sehingga Suku Batak melabeli dengan baik, dan sudah berlangsung turun temurun.
orang yang berpakaian rapi dan bersih sebagai anak Tidak hanya sebatas menjaga kebersihan akan tetapi
ni na mora dan boru ni raja (anak yang bermartabat nilai ini juga berkaitan erat dengan pelestarian
dan putri raja). Sedangkan Zainal Hasibuan (56 ekosistem, seperti menjaga hutan dikenal dengan
Tahun) Budayawan Suku Batak Angkola, istilah harangan rarangan (hutan larangan),
mengemukakan bahwa parabiton berarti apa yang harangan golap (hutan belantara, lubuk rarangan
kita kenakan. Artinya apa yang kita pakai untuk (sungai larangan). Selanjutnya Zainal Hasibuan (56
menutupi tubuh kita harus bersih sehingga terhindar Tahun) Budayawan Suku Batak Angkola,
dari penyakit. Kemudian pakaian harus senantiasa mengemukakan bahwa konsep nilai paias
diganti setiap hari dan kemudian dicuci dengan pakaranganmu adalah jagalah lingkunganmu.
bersih. Artinya, setiap warga Suku Batak Angkola memiliki
Memperhatikan konsep nilai poda paias tanggung jawab Bersama untuk menjaga lingkungan,
parabitonmu, dalam Suku Batak Angkola erat

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 532
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.10 No.2 Edisi Mei 2022

baik lingkungan tempat tinggal maupun lingkungan yang berkaitan erat dengan Kesehatan. Sehingga dari
alam sekitar seperti hutan dan sungai. hasil penelitian ini peneliti memberikan saran
Berkaitan dengan wabah covid 19 yang kepada: (1) Pemerintah Kota Padangsidimpuan, agar
sendang melanda saat ini, apabila dilihat dari kearifan melakukan pendekatan kearifan lokal untuk
lokal Suku Batak Angkola yang mempunyai tradisi membangun kesadaran masyarakat terkait dengan
poda na lima yaitu menjaga kebersihan, merupakan pencegahan Virus Covid 19. (2). Kepada tokoh adat
modal sosial bagi Suku Batak Angkola agar terhindar Suku Batak Angkola kiranya menguatkan kembali
dari Virus Covid 19, dimana dalam kearifan lokal nilai-nilai poda na lima dalam kehidupan
Suku Batak Angkola mewariskan nilai menjaga bermasyarakat di Kota Padangsidimpuan, dan (3).
kebersihan jiwa, menjaga kebersihan tubuh, menjaga Kepada peneliti lain hasil penelitian hendaknya dapat
kebersihan rumah, menjaga kebersihan pakaian, dilanjutkan, terkait dengan nilai-nilai kearifan lokal
kebersihan lingkungan. Hal ini sesuai dengan Rizqi yang berkaitan dengan Kesehatan khususnya pada
dkk, mengemukakan edukasi protocol kesehatan masa pandemic covid 19.
dengan menerapkan pola hidup bersih dapat
menghambat laju penularan virus Covid 19, karena 5. DAFTAR PUSTAKA
tubuh terhindar dari virus maupun bakteri (Rizqi Aso, L., Teambo, M., & Zahrani. (2021). Amal
Aprilia, Sugeng Winarso, 2020). Revitalisasi dan Ilmiah : Jurnal Pengabdian Kepada
edukasi protocol Kesehatan melalui tradisi pod ana Masyarakat. Sosialisasi Peran Bahasa Daerah
lima merupakan alternatif yang layak untuk Dalam Pencegahan Dan Penangulangan
dipraktekan Kembali ditengah-tengah masyarakat. Bahaya Virus Corona, 1(1), 101–107.
Edukasi berbasis kearifan lokal akanlebih mudah Damanik, Kawati Rani, Gulo Bevy, Adventy Riang,
dipahami masyarakat, karena telah menjalani Simanjuntak, E. Y. (2021). Upaya Pencegahan
aktivitas dalam bentuk budaya dalam kehidupan Penularan Covid-19 Melalui Sosialisasi Dan
sehari-hari. Pengemasan edukasi protocol kesehatan Penyemprotan Rumah Ibadah. Jurnal
berbasis kearifan lokal dapat dilakukan disetiap desa Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat
yang ada di Kota Padangsidimpuan dengan (PKM), 4(2), 425–433.
melibatkan para tokoh-tokoh adat yang memahami Jiwandono, I. S., Nurhasanah, H., Rosyidah, A. N.
lebih dalam karakter masyarakat dimasing-masing K., Anar, A. P., & Maulyda, M. A. (2020).
lingkungan. Mengatasi Problematika Covid-19 Di
Kalangan Mahasiswa: Webinar Peningkatan
4. KESIMPULAN Pengetahuan Mahasiswa Terkait Kebersihan
Hasil eksplorasi yang dilakukan peneliti Diri. Jurnal Pendidikan Dan Pengabdian
terkait dengan nilai-nilai kearifan lokal Suku Batak Masyarakat, 3(3), 176–181.
Angkola dalam pencegahan penularan virus Covid 19 https://jurnalfkip.unram.ac.id/index.php/JPPM
di Kota Padangsidimpuan, ditemukan ada 5 (lima) /article/view/2035
nilai kearifan lokal yang patut dikembangkan dan Miles, Matthew, B., Huberman, and Saldana, J.
direvitalisasi Kembali untuk menguatkan program (2014). Qualitative data analysis A methods
protocol Kesehatan pemerintah antara lain: (1). Paias sourcebook. Sage Publications.
rohamu yang berarti bersihkan jiwamu, selalu Prasetyo, B. (2019). Kearifan Lokal Sebagai Basis
berfikiran positif dalam kehidupan. (2). Paias Mitigasi Bencana. Peran Matematika, Sains &
pamatangmu artinya bersihkan tubuhmu konsep nilai Teknologi Dalam Kebencanaan, 111–129.
ini mengandung makna kebersihan tubuh harus selalu Putri Suryenti Vevi, Kartini, & Furqan, A. (2020).
dijaga setiap saat agar terhindar dari penyakit. (3). PENCEGAHAN PENYEBARAN COVID-19
Paias bagasmu artinya bersihkan rumahmu, nilai ini (Cara Mencuci Tangan Yang Baik Dan
mengajarkan Suku Batak Angkola untuk senantiasa Benar). Jurnal Binakes, 1(1), 25–32.
menjaga kebersihan rumahnya setiap saat, (4). Paias https://doi.org/10.35910/binake s.v1i1.358
parabitonmu artinya bersihkan pakaianmu, nilai ini Quyumi, E., & Alimansur, M. (2020). Upaya
mengandung makna bahwa Suku Batak Angkola Pencegahan Dengan Kepatuhan Dalam
senantiasa menjaga kebersihan pakaian apapun jenis Pencegahan Penularan Covid-19 Pada
pekerjaannya, (5). Paias pakarangmu artinya Relawan Covid. Jph Recode, 4(1), 81–87.
bersihkan lingkungamu, nilai ini memiliki makna Rizqi Aprilia, Sugeng Winarso. (2020). Penerapan
bahwa Suku Batak Angkola senantiasa berusaha Protokol Kesehatan COVID-19 di Era New
menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungannya. Normal Pada Kampung Tangguh Desa
Temuan penelitian ini apabila dikaitkan dengan Karangdoro , Terminal Jajag , dan.
konsep protocol Kesehatan pencegahan virus Covid Multidisciplinary Journal, 3(1), 25–33.
19, memiliki relevansi yang dapat menguatkan. Rosada, A., & Partono, P. (2020). Sikap Optimis
Ternyata Suku Batak Angkola memiliki nilai kearifan Dimasa Pandemi Covid-19. Al-Insyiroh:
lokal yang berkaitan dengan kebersihan dan Jurnal Studi Keislaman, 6(2), 112–126.
Kesehatan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Suku https://doi.org/10.35309/alinsyiroh.v6i2.3889
Batak Angkola memiliki nilai-nilai kearifan lokal Salista Budi, Y. (2021). Upaya Pengendalian

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 533
E.ISSN.2614-6061
P.ISSN.2527-4295 Vol.10 No.2 Edisi Mei 2022

Kecemasan Masyarakat dengan Tetap Positif


dan Produktif di Masa Pandemi Covid-19
Yulifah. Jurnal Abdidas, 1(3), 149–156.
Satria, A. (2020). Kearifan Lokal Dalam Menghadapi
Pandemi Covid-19: Sebuah Kajian Literatur.
Sosietas, 10(1), 745–753.
https://doi.org/10.17509/sosietas.v10i1.26063
Siregar, E., & Sormin, S. A. (2021). Kepemimpinan
Tradisional Masyarakat Batak Angkola Di
Kerajaan Luat Marancar Pada Masa
Pendudukan Belanda Dan Jepang (1930 ….
Jurnal Education and …, 9(3), 505–511.
https://doi.org/https://doi.org/10.37081/ed.v9i
3.2456
Sormin, S. A., Siregar, A. P., Graha, U., &
Padangsidimpuan, N. (2019). Dinamika
konflik dan resolusi berbasis kearifan lokal
pertambangan emas di hutan batang toru.
Education And Development Institut
Pendidikan Tapanuli Selatan, 7(4), 336–342.
https://doi.org/https://doi.org/10.37081/ed.v7i
4.258
Yanuar, B. A., Suwandi, S., & Sahid, T. W. (2017).
Revitalisasi Peran Budaya Lokal dalam Materi
Pembelajaran Bahasa Indonesia Bagi Penutur
Asing (BIPA). Elic, 915–920.

Jurnal Education and development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan Hal. 534

Anda mungkin juga menyukai