Anda di halaman 1dari 33

1

KUISIONER PENGKAJIAN KOMUNITA

Oleh :

Radianas, S.Kep Syafdian yuliana,S.Kep


Misra Yanti, S.Kep Rio rejeski, S.Kep
Yassinta Sari, S.Kep Roni Oktavian, S.Kep
Gusti hariani, S.Kep Hendra ferdian, S.kep
Novriatilova, S.Kep Nova Ayu Kelly, S.Kep
Triwidiantini, S.Kep

PEMBIMBING KLINIK PEMBIMBING AKADEMIK

(Ns. Nurwahyuni, S.Kep) (Ns.Pera Putra Bungsu,M.Kep.Sp.Kom)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI SUMATERA BARAT

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

2020

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Corona virus disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit menular yang disebabkan
oleh corona virus, yang menjadi krisis kesehatan dunia karena penyebarannya yang sangat cepat
(WHO, 2020). COVID-19 mulai terjadi pada bulan Desember 2019, wabah virus ini pertama kali
terjadi di kota Wuhan di Provinsi Hubei Tengah Cina (Holshue et al, 2020). Pada tanggal 11
Januari Cina mengumumkan kematian COVID-19 yang pertama yaitu pada seorang pria berusia
61 tahun, yang terpapar saat ke pasar makanan laut. Di tengah meningkatnya kematian di
Tiongkok, kematian pertama di luar China yaitu pada seorang pria yang berasal dari Tiongkok di
Filipina pada 2 Februari (WHO, 2020). Cina total kasus COVID-19 yang terkonfirmasi yaitu
sebanyak 81.077 kasus dan total kematian sebanyak 3.218, sedangkan di luar China kasus
COVID-19 yang terkonfirmasi sebanyak 86.438 kasus dengan total kematian sebanyak 3.388
pada 150 negara.( Chest Journal, 157 (4): 99-101.)
Grafik kasus virus corona secara global masih terus mengalami peningkatan. Hingga Senin
(14/12/2020) pagi, berdasarkan data Worldometers, total kasus infeksi virus corona di seluruh
dunia telah mencapai 72.585.624 kasus. Dari jumlah itu, sebanyak 1.618.103 orang meninggal
dunia, dan 50.828.878 orang dinyatakan sembuh. Amerika Serikat masih menjadi negara dengan
angka kasus tertinggi sampai saat ini. Jumlah kasus positif Covid-19 di Amerika Serikat per
Senin, 14 Desember 2020 mencapai 16,7 juta jiwa.
https://www.kompas.com/tren/read/2020/12/14/075000265/update-corona-dunia-14-desember--
72-juta-kasus-covid-19-as-mulai-vaksinasi?page=all.

Indonesia saat ini mencatat jumlah kasus aktif virus corona sebanyak 93.396 kasus.
Artinya ada 93.396 orang yang saat ini menjalani perawatan atau isolasi mandiri setelah
terinfeksi Covid-19. Jika dibandingkan dengan negara-negara Asia lainnya, Indonesia
menempati peringkat keempat dengan kasus aktif terbanyak. Berikut ini daftar negara dengan
kasus aktif Covid-19 terbanyak di Asia. Sementara itu, untuk negara-negara ASEAN, jumlah

3
kasus aktif yang dimiliki oleh Indonesia adalah yang tertinggi jika dibandingkan 10 negara yang
lain.(https://www.kompas.com/tren/read/2020/12/14/171600065/kasus-aktif-covid-19-indonesia-
nomor-1-di-asean-dan-peringkat-4-asia?page=all

Informasi Covid-19 Provinsi Sumatera Barat Senin, 14 Desember 2020 Total sampai hari
ini telah 21.743 orang Warga Sumbar terinfeksi covid-19. Terjadi penambahan 54 orang warga
sumbar positif terinfeksi covid-19. Sembuh bertambah 61 orang, sehingga total sembuh 19.606
orang.Kabupaten Sijunjung Total positif 501 orang, meninggal 15 orang (2,99%) dan sembuh
451 orang (90,02%)  (https://www.sumbarprov.go.id/home/news/19951-info-covid-19-sumbar-
senin-14 desember-2020.html).

Kasus positif COVID-19 di wilayah kerja puskesmas padang sibusuk sampai awal
desember 2020 terkonfirmasi 36 orang . Dimana sebanyak 15 kasus positif COVID-19 terdapat
dinagari padang sibusuk (https://covid-19.sijunjung.go.id/ diakses 06 desember 2020 ). Nagari
padang sibusuk terdapat pasar rakyat yang merupakan pusat perbelajaan bagi masyarakat
sekitar, selain itu juga merupakan akses keluar masuk bagi masyarakan desa kampung baru
termasuk juga Dusun Koto Lamo. Meskipun Desa Kampung baru Masih belum ada yang
terkonfirmasi positif Covid 19, Namun diwilayah ini banyak lansia yang menderita Hipertensi.
Dari data awal yang didapat dari program PTM Puskesmas Padang Sibusuk Hipertensi
merupakan penyakit terbanyak pertama yang diderita lansianya yaitu sebanyak 105 orang
penderita.

Dalam konteks COVID-19 pasien dengan komorbid memiliki tingkat mortalitas yang
lebih tinggi dari pada pasien biasa. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan National Institute of
Health (NIH) telah mengeluarkan rekomendasi berdasarkan bukti klinis dan panduan ahli untuk
perawatan pasien COVID-19. Pasien konfirmasi positif COVID-19 dengan komordit atau
penyakit bawaan menjadi kelompok yang rentan, bahkan komordit menjadi penyebab terbanyak
kematian pasien COVID-19.(Depkes,Desember 2020).
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Oktober
2020, dari total kasus yang terkonfirmasi positif COVID-19, sebanyak 1.488 pasien tercatat
memiliki penyakit penyerta. Di mana presentase terbanyak diantaranya penyakit hipertensi
sebesar 50,5%, kemudian diikuti Diabetes Melitus 34,5% dan penyakit jantung 19,6%.

4
Sementara dari jumlah 1.488 kasus pasien yang meninggal diketahui 13,2% dengan hipertensi,
11,6% dengan Diabetes Melitus serta 7,7% dengan penyakit jantung
(.http://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20201013).
Penularan COVID-19 dapat dicegah apabila masyarakat mengikuti protokol kesehatan
COVID-19 3 M yaitu memakai masker, menjaga jarak aman dan mencuci tangan. Apabila
masyaakat memiliki pengetahuan, sikap dan perilaku protokol kesehatan COVID-19 maka dapat
memutuskan mata rantai penularannya.( Kementerian Kesehatan R.I. 2020.)
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” yang terjadi setelah seseorang melakukan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia,
yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba.
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang tidak dapat dilihat namun dapat
ditafsirkan dan merupakan kecenderungan yang berasal dari dalam diri individu untuk
berkelakuan dengan pola-pola tertentu terhadap suatu objek akibat pendirian dan perasaan
terhadap objek tersebut. Sikap tidak sama dengan perilaku dan perilaku tidak selalu
mencerminkan sikap seseorang, namun sikap dapat menimbulkan pola cara berfikir yang dapat
mempengaruhi tindakan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam membuat keputusan yang
penting.
Perilaku adalah serangkaian tindakan yang dibuat oleh individu, organisme, sistem,
atau entitas buatan dalam hubungannya dengan dirinya sendiri atau lingkungannya,[1] yang
mencakup sistem atau organisme lain di sekitarnya serta lingkungan fisik (mati). Perilaku adalah
respons yang dikomputasi dari sebuah sistem atau organisme terhadap berbagai rangsangan atau
input, baik internal atau eksternal, sadar atau bawah sadar, terbuka atau rahasia,
dan sukarela atau tidak sukarela.
Oleh karena itu Mahasiswa tertarik untuk melakukan pengkajian komunitas mengetahui
bagaimana gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku KK terhadap COVID-19 dan kondisi
kesehatan lansia Hipertensi sebagai komorbid Covid 19 di Wilayah kerja Puskesmas Padang
Sibusuk Kecamatan Kupitan Kabupaten Sijunjung khususnya di dusun koto lamo. Agar dapat
dilakukan implementasi keperawatan komunitas yang tepat di wilayah tersebut.

5
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Memberikan asuhan keperawatan komunitas pada masyarakat dusun koto lamo
1.2.2 Tujuan Khusus
a) Melakukan pengkajian keperawatan kepada Keluarga di desa koto lamo
terhadap COVID-19 dan Hipertensi.
b) Melakukan Diagnosa keperawatan kepada Keluarga di desa koto lamo terhadap
COVID-19 dan Hipertensi..
c) Melakukan analisa keperawatan kepada Keluarga di desa koto lamo terhadap
COVID-19 dan Hipertensi..
d) Terlaksananya intervensi keperawatan kepada Keluarga di desan koto lamo
terhadap COVID-19 dan Hipertensi..
e) Terlaksananya implementasi keperawatan kepada Keluarga di desa koto lamo
terhadap COVID-19 dan Hipertensi..
f) Terlaksananya evaluasi dan rencana keperawatan kepada Keluarga di desa koto
lamo terhadap COVID-19 dan Hipertensi.

6
BAB II
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

2.1 GAMBARAN UMUM MASYARAKAT KOTO LAMO


Dusun koto lamo terdapat di desa kampung baru wilayah kerja puskesmas padang
sibusuk dengan batas wilayah .
Barat : Dusun Koto ateh
Selatan : Nagari Batu Manjulur
Utara : Jorong Guguk tinggi padang Sibusuk
Timur : Nagari koto baru IV Nagari
Dusun koto lamo di huni oleh 398 penduduk dengan mata pencarian sebagai besar
sebagai petani, dusun koto lamo dikepalai oleh ibuk dusun

2.2 DATA INTI


2.2.1 Sejarah
Berdasarkan dari hasil wawancara dengan tokoh masyarakat dusun koto lamo
didapatkan data bahwa dahulu dusun koto lamo merupakan memukiman yang
pertama yang ditempati oleh suku melayu yang pertama datang, sehingga kata koto
lamo berasal dari perkampungan yang terlama. Dahulu jarang transportasi sehingga
masyarakat yang berjalan kaki, sekarang masyarakat semakin berkembang dan
penduduknya semakin padat sehingga transpotrasi masyarakat semakin lancar,
masyarakat sudah menggunakan alat transportasi mobil dan motor.
2.2.2 Data Demografi
Hasil pengkajian menunjukan data umum sebagai berikut jumlah penduduk
sebanyak 398 jiwa terdiri dari 210 orang laki-laki dan 188 orang perempuan dengan
jumlah KK sebanyak 114 KK.

7
Tabel. 2.1 Distribusi Frekuensi Demografi KK (N89) di Dusun Koto Lama
Kampung Baru Kecamatan Kupitan

Variabel Kategori Frekuensi Presentase Total


Jenis Kelamin Laki-laki 210 52,76% 100%
Perempuan 188 47,24%
Usia 48,80
Bayi Laki-laki 1 33,33% 100 %
Perempuan 2 66,67%
Balita Laki-laki 12 75% 100 %
Perempuan 4 25%
Lansia 38 100%
Remaja 86 100%
Bumil 3 100%
Suku Minang 83 93,2 % 100 %
Jawa 3 3,4 %
Batak 3 3,4 %
Lainnya 0 0%
Sumber : Mahasiswa STIKes YARSI Bukittinggi 2020

8
Diagram 2.1 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Warga di Dusun Koto Lama
Kampung Baru Kecamatan Kupitan

Jenis Kelamin
54.00%

53.00%

52.00%

51.00%

50.00%

Axis Title 49.00%

48.00%
47.24%
47.00%

46.00%

45.00%

44.00%
Laki-laki Perempuan

Diagram 2.2 Distribusi Frekuensi Bayi di Dusun Koto Lama Kampung Baru
Kecamatan Kupitan

Jenis Kelamin
80.00%

70.00%

60.00%

50.00%
Jenis Kelamin
40.00%

30.00%

20.00%

10.00%

0.00%
Laki-laki Perempuan

9
Diagram 2.3 Distribusi Frekuensi Balita di Dusun Koto Lama Kampung Baru
Kecamatan Kupitan

80.00% 75.00%
70.00%

60.00%

50.00%

40.00%

30.00% 25.00%
20.00%

10.00%

0.00%
Laki-laki Perempuan

Jenis Kelamin

Diagram 2.4 Distribusi Frekuensi Suku KK (N89) di Dusun Koto Lama


Kampung Baru Kecamatan Kupitan

Suku
100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00% Suku
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
Minang Jawa Batak Lainnya

Berdasarkan tabel tampak rata-rata umur responden adalah 48,8 tahun dan suku
terbanyak adalah Minang yaitu 83 KK (93,2%).

10
2.2.3 Statistik Vital
Berdasarkan hasil wawancara beberapa KK mengatakan tidak terlalu percaya
dengan covid-19 dan sebagian lainnya percaya dengan adanya covid-19. Dari hasil
kuisioner terlihat KK belum begitu kenal dengan istilah new normal dengan
persentase 62,9 % (56 KK). Berdasarkan hasil kuesioner tingkat pengukuran
pengetahuan didapat 42,7% (38 KK) memiliki pengetahuan yang kurang, 56,2% (50
KK) memiliki kuran sikap sangat negatif dan 49,4% (44 kk) memiliki ukuran
perilaku sangat negatif pula
2.2.4 Nilai dan Keyakinan
Tabel. 2.3 Distribusi Frekuensi Nilai dan Keyakinan KK (N89) di Dusun
Koto Lama Kampung Baru Kecamatan Kupitan

Agama Frekuensi Presentase


Islam 89 100 %
Kristen/Protestan 0 0%
Hindu 0 0%
Budha 0 0%
Sumber : Mahasiswa STIKes YARSI Bukittinggi 2020

Diagram 2.5 Distribusi Frekuensi Agama KK (N89) di Dusun Koto Lama


Kampung Baru Kecamatan Kupitan

Frekuensi
120%

100%

80%
Frekuensi
60%

40%

20%

0%
Islam Kristen/Protestan Hindu Budha

Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 89 KK semuanya beragama Islam.

11
2.3 Subsistem
2.3.1 Lingkungan
Dusun Koto Lamo merupakan lingkungan rata-rata rumah penduduknya permanen,
rumah yang saling berdekatan dan banyak gang-gang kecil yang dilewati oleh
pejalan kaki dan motor. Lingkungan dusun koto lama merupakan lingkungan yang
padat.
2.3.2 Pelayanan Kesehatan
Dusun Koto Lama memiliki fasilitas kesehatan dan pelayanan sosial. Sarana
kesehatan dan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) :

a) Puskesmas :1
b) Posyandu lansia :1
c) Posyandu balita :3
d) Kader dasawisma :5
e) Kader lansia :1

2.3.3 Ekonomi
Tabel. 2.3 Distribusi Frekuensi Penghasilan KK (N89) di Dusun Koto Lama
Kampung Baru Kecamatan Kupitan

Penghasilan Frekuensi Presentase


< 500.000 12 13,5 %
500.000 – 1.000.000 66 74,2 %
> 1.000.000 11 12,4 %
Total 89 100 %
Sumber : Mahasiswa STIKes YARSI Bukittinggi 2020

12
Diagram 2.6 Distribusi Frekuensi Penghasilan KK (N89) di Dusun Koto Lama
Kampung Baru Kecamatan Kupitan

Frekuensi
80.00%

70.00%

60.00%

50.00%
Frekuensi
40.00%

30.00%

20.00%

10.00%

0.00%
< 500.000 500.000 - 1.000.000 >1.000.000

Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 89 KK sebagian besar 74,2% (66 KK)
memiliki pendapatan Rp 500.000 – 1.000.000, 13,5 % (12 KK) memiliki
pendapatan Rp < 500.000 dan 12,4% (11 KK) memiliki pendapatan Rp >
1.000.000.
2.3.4 Transportasi
Jarak terjauh ke puskesmas adalah 5 km, rata-rata waktu tempuh adalah 10-15
menit. Transportasi dari dusun koto lama menggunakan alat transportasi berupa
mobil, motor dan jalan kaki. Jalan-jalan terbuat dari aspal dan beton. Namun ada
juga jalan-jalan yang berupa gang sepit yang hanya dapat dilalui kendaraan beroda
dua
2.3.5 Politik dan Pemerintahan
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam memperhatikan kesehatan
warga di dusun koto lama adalah penyuluhan kesehatan tentang covid 19 ditempat-
tempat umum seperti dipasar disertai dengan adanya pembagian masker.

13
2.3.6 Komunikasi
Media komunikasi yang sering dijumpai adalah televisi yang dimiliki hampir semua
warga dan telephone seluler pribadi yang dimiliki oleh beberapa KK.
2.3.7 Pendidikan
Tabel. 2.4 Distribusi Frekuensi Pendidikan KK (N89) di Dusun Koto Lama
Kampung Baru Kecamatan Kupitan

Pendidikan Frekuensi Presentase


Tidak sekolah 4 4,5 %
SD 54 60,7 %
SMP 15 16,8 %
SMA 16 18 %
Total 89 100 %
Sumber : Mahasiswa STIKes YARSI Bukittinggi 2020

Diagram 2.7 Distribusi Frekuensi Pendidikan KK (N89) di Dusun Koto Lama


Kampung Baru Kecamatan Kupitan

70.00%
60.70%
60.00%

50.00%

40.00%

30.00%

20.00% 16.80% 18.00%

10.00%
4.50%
0.00%
Tidak seklah SD SMP SMA

Frekuesi

Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa dari 89 KK sebagian besar pendidikannya
terdiri dari 60,7 % (54 KK) SD, 18 % (16 KK) SMA, 16,8 % (15 KK) SMP dan
34,5 % (4 KK) tidak sekolah.

2.3.8 Rekreasi
14
Tempat rekreasi di dusun koto lama adanya lapangan sepak bola dan terdapat
lapangan voli yang juga digunakan untuk olah raga, dan ajang saling berkumpul
dan saling berbagi informasi.
2.4 Persepsi
Berikut akan ditampilkan tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku KK di dusun Koto
Lama.

Tabel. 2.5 Frekuensi Persepsi Pengetahuan KK (N89) tentang COVID-19 di Dusun


Koto Lama Kampung Baru Kecamatan Kupitan

Variabel Kategori Frekuensi Presentase Total


Pengetahuan Kurang 38 42,7%
100%
Cukup 29 32,6%
Baik 22 24,7%
Sumber : Mahasiswa STIKes YARSI Bukittinggi 2020

Diagram 2.8 Frekuensi Persepsi Pengetahuan KK (N89) tentang COVID-19 di


Dusun Koto Lama Kampung Baru Kecamatan Kupitan

Pengetahuan
45.00% 42.70%
40.00%
35.00% 32.60%
30.00%
24.70%
25.00%
20.00%
15.00%
10.00%
5.00%
0.00%
Kurang Cukup Baik

Pengetahuan

Berdasarkan diagram dapat dilihat masih banyak KK yang memiliki pengetahuan kurang
terhadap COVID-19 yaitu 42,7% (38 KK)(Arikunto, 2013).

15
Tabel. 2.6 Frekuensi Persepsi Sikap KK (N89) tentang COVID-19 di Dusun Koto
Lama Kampung Baru Kecamatan Kupitan

Variabel Kategori Frekuensi Presentase Total


Sikap Sangat Negatif 50 56,2%
100%
Sangat Positif 39 43,8%
Sumber : Mahasiswa STIKes YARSI Bukittinggi 2020

Diagram 2.9 Frekuensi Persepsi Sikap KK (N89) tentang COVID-19 di Dusun Koto
Lama Kampung Baru Kecamatan Kupitan

Sikap
60.00% 56.20%

50.00%
43.80%
40.00%

30.00%

20.00%

10.00%

0.00%
Sangat Negatif Sangat Positif

Sikap

 Berdasarkan diagram dapat dilihat masih banyak KK yang memiliki sikap yang sangat
negatif terhadap COVID-19 yaitu 56,2% (50 KK)(Skala Likert). Dan dari hasil survey
48% warga menyatakan penolakan untuk selalu memakai masker, dengan alasan tidak
nyaman dan sesak.

Tabel. 2.7 Frekuensi Persepsi Perilaku KK (N89) tentang COVID-19 di Dusun Koto
Lama Kampung Baru Kecamatan Kupitan

Variabel Kategori Frekuensi Presentase Total


Perilaku Sangat Negatif 44 49,4%
100%
Sangat Positif 45 50,6%
Sumber : Mahasiswa STIKes YARSI Bukittinggi 2020

16
Diagram 2.10 Frekuensi Persepsi Perilaku KK (N89) tentang COVID-19 di Dusun
Koto Lama Kampung Baru Kecamatan Kupitan

Perilaku
50.80%
50.60%
50.60%
50.40%
50.20%
50.00%
49.80%
49.60%
49.40%
49.40%
49.20%
49.00%
48.80%
Sangat Negatif SangatPositif

Perilaku

Berdasarkan diagram dapat dilihat masih banyak KK yang memiliki perilaku sangat
negatif terhadap COVID-19 yaitu 49,4% (44 KK).

2.5 Analisis Data dan Diagnosis Keperawatan


Analisa masalah kesehatan pada KK di dusun koto lamo terhadap pencegahan COVID-19
tahun 2020
Data Masalah
Survey Copying komunitas
 52 % Partisipasi masyarakat kurang terhadap COVID-19 tidak efektif
 Data penyakit komordit terutama hipertensi masih tinggi berhubungan dengan
(31 orang) paparan bencana
Wawancara (wabah / bencana alam
 Hasil wawancara dengan kepala desa dan beberapa warga atau buatan manusia)
dusun Koto Lamo mengatakan banyak yang menderita
hipertensi di Dusun tersebut.
Survey Perilaku kesehatan
 43,80% warga di dusun koto lamo sikapnya rendah cenderung beresiko

17
terhadap COVID-19 berhubungan dengan
 48% warga menyatakan penolakan untuk selalu memakai kurang terpapar
masker, dengan alasan tidak nyaman dan sesak. informasi
 42% Warga di dusun koto lamo menunjukan upaya
peningkatan status kesehatan yang minimal (tidak
berkunjung ke pelayanan kesehatan seperti ke puskesmas)
 Dari hasil survey yang dilakukan 98 % warga masih
belum banyak menyediakan tempat cuci tangan didepan
rumahnya.

Wawancara
 68% warga mengatakan saat keluar rumah tidak selalu
menggunakan masker masker.
 98% Warga mengatakan new normal itu kembali kepada
kebiasaan lama sebelum COVID-19
Survey Ketidak patuhan
 Sebanyak 49,40% warga memiliki prilaku negative berhubungan dengan
tentang Covid- 19 ketidak adekuatan
Wawancara pemahaman
 55% hasil wawancara terhadap warga didusun koto lamo
mengatakan masih sering keluar rumah meski bukan
keperluan penting atau mendesak
 62% hasil wawancara terhadap warga didusun koto lamo
mengatakan masih tidak menjaga jarak dengan orang lain
jika berada di luar rumah
 63% hasil wawancara terhadap warga didusun koto lamo
mengatakan tidak melakukan olahraga 30 menit dalam
sehari serta tidak rutin makan buah dan sayur setiap hari

2.6 Pohon Masalah Web of Coution (WoC)

18
Copying komunitas tidak efektif
berhubungan dengan paparan bencana
(wabah / bencana alam atau buatan
manusia)

Perilaku krsehatan cenderung beresiko Ketidakpatuhan berhubungan dengan


berhubungan dengan kurang terpapar ketidakadekuatan pemahaman
informasi

Penurunan fungsi tubuh Faktor resiko perilaku

2.7 Prioritas Masalah


N Masalah A B C D E F G H I J K Total Prioritas
keperawatan
o
1 Copying 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 31
komunitas tidak
efektif
berhubungan
dengan paparan
bencana (wabah /
bencana alam atau
buatan manusia)
2 Perilaku krsehatan 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 30
cenderung
beresiko
berhubungan
dengan kurang
terpapar informasi
3 Ketidak patuhan 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 29
berhubungan
dengan ketidak
adekuatan
pemahaman

Ket Pembobotan : A= tingkat risiko kejadian I = fasilitas kesehatan


1 = Sangat rendah B= tingkat risiko permasalahan J= Biaya

19
2= Rendah C= Potensi ditangani dengan pendidikan kes K= sumber daya/tenaga
3= Cukup D= minat Masyarakat L= sesuai dengan fungsi keperawatan
4= tinggi E= kemungkinan masalah teratasi komunitas
F= sesuai dengan program pemerintahan
G= tempat
H= waktu

2.8 Prioritas Masalah


a. Copying komunitas tidak efektif berhubungan dengan paparan bencana ( wabah /
bencana alam atau buatan manusia)
b. Perilaku kesehatan cenderung beresiko berhubungan dengan kurang terpapar informasi
c. Ketidakpatuhan berhubungan dengan ketidakadekuatan pemahaman

20
BAB III
PERENCANAAN, IMPLEMENTASI, EVALUASI DAN RTL

3.1 Perencanaan
Diagnosa
N
Data Keperawatan Kriteria Hasil/Outcome (SLKI) SIKI
o
(SDKI)
1 Survey Copying Dalam satu bulan diharapkan Observasi
 52 % Partisipasi komunitas tidak kapasitas komunitas untuk  Identifikasi kesiapan dan
masyarakat kurang efektif beradaptasi dan berfungsi secara kemampuan menerima
terhadap COVID-19 positif setelah mengalami kesulitan informasi
 Data penyakit atau krisis (COVID-19)  Identifikasi faktor-faktor
komordit terutama meningkat, dengan kriteria hasil : yang dapat meningkatkan
hipertensi masih 1. Keberlanjutan pelayanan rutin dan menurunkan motivasi
tinggi (31 orang) komunitas dari menurun 1 ke perilaku hidup bersih dan
Wawancara cukup meningkat 4 sehat
 Hasil wawancara 2. Ketersediaan pelayanan Terapeutik
dengan kepala desa kesehatan dari menurun 1 ke  Sediakan materi dan media
dan beberapa warga cukup meningkat 4 pendidikan kesehatan
dusun Koto Lamo 3. Ketersediaan sumber daya  Jadwalkan pendidikan
mengatakan banyak untuk memenuhi kebutuhan kesehatan sesuai
yang menderita dasar dari menurun 1 ke kesepakatan
hipertensi di Dusun cukup meningkat 4

21
tersebut 4. Kesiapan komunitas untuk  Berikan kesempatan untuk
tanggap krisis dari menurun 1 bertanya
ke cukup meningkat 4 Edukasi
5. Adaptasi komunitas terhadap  Jelaskan faktor risiko yang
perubahan dari menurun 1 ke dapat mempengaruhi
cukup meningkat 4 kesehatan
6. Persipan komunitas  Ajarkan perilaku hidup
menghadapi tantangan di bersih dan sehat
masa depan dari menurun 1  Ajarkan strategi yang dapat
ke cukup meningkat 4 digunakan untuk
7. Berkolaborasi dengan badan meningkatkan perilaku
pemerintah dari menurun 1 ke hidup bersih dan sehat
cukup meningkat 4

Survey Perilaku Dalam waktu 6 hari diharapkan Observasi


 43,80% warga di kesehatan perilaku kesehatan masyarakat  Identifikasi perilaku upaya
dusun koto lamo cenderung membaik dengan kriteria hasil : kesehatan yang dapat
sikapnya rendah beresiko 1. Penerimaan terhadap ditingkatkan
terhadap COVID-19 perubahan status kesehatan dari Terapeutik
 48% warga menurun 1 ke cukup meningkat  Berikan lingkungan yang
menyatakan empat mendukung kesehatan
penolakan untuk 2. Kemampuan melakukan  Orientasi pelaanan kesehatan
selalu memakai tindakan pencegahan masalah yang dapat dimanfaatkan

22
masker, dengan kesehatan dari menurun 1 ke Edukasi
alasan tidak nyaman cukup meningkat 4  Anjurkan mencuci tangan
dan sesak. 3. Kemampuan peningkatan dengan air bersih dan sabun
 42% Warga di dusun kesehatan dari menurun 1 ke  Anjurkan makan sayur dan
koto lamo cukup meningkat 4 buah setiap hari
menunjukan upaya 4. Pencapaian pengendalian  Anjurkan melakukan
peningkatan status kesehatan dari menurun 1 ke aktifitas fisik setiap hari
kesehatan yang cukup meningkat 4  Anjurkan untuk mematuhi
minimal (tidak protokol COVID-19
berkunjung ke
pelayanan kesehatan
seperti ke puskesmas)
 Dari hasil survey
yang dilakukan 98 %
warga masih belum
banyak menyediakan
tempat cuci tangan
didepan rumahnya.

Wawancara
 68% warga

23
mengatakan saat
keluar rumah tidak
selalu menggunakan
masker masker.
 98% Warga
mengatakan new
normal itu kembali
kepada kebiasaan
lama sebelum
COVID-19
Survey Ketidak patuhan Dalam waktu 6 hari diharapkan Observasi
 Sebanyak 49,40% tingkat kepatuhan masyarkat  Identifikasi kepatuhan
warga memiliki meningkat dengan kriteria hasil : menjalani program
prilaku negative 1. Verbalisasi kemauan pengobatan
tentang Covid- 19 mematuhi program Terapeutik
Wawancara perawatan atau pengobatan  Buat komitmen menjalani
 55% hasil wawancara dari menurun 1 ke cukup program pengobatan dengan
terhadap warga meningkat 4 baik
didusun koto lamo 2. Verbalisasi mengikuti  Dokumentasikan aktivitas
mengatakan masih anjuran dari menurun 1 ke selama menjalani proses
sering keluar rumah cukup meningkt 4 pengobatan
meski bukan 3. Risiko komplikasi  Diskusikan hal-hal yang
keperluan penting penyakit/maslah kesehatan

24
atau mendesak dari menurun 5 ke cukup dapat mendukung atang
 62% hasil wawancara meningkat 2 menghambat berjalannya
terhadap warga 4. Perilaku mengikuti pengobatan
didusun koto lamo program  Libatkan keluarga untuk
mengatakan masih perawatan/pengobatan dari mendukung program
tidak menjaga jarak memburuk 1 ke cukup pengobatan yang dijalani
dengan orang lain jika membaik 4 Edukasi
berada di luar rumah 5. Perilaku menjalankan  Informasikan program
 63% hasil wawancara anjuran dari menurun 1 ke pengobatan yang harus
terhadap warga cukup membaik 4 dijalani
didusun koto lamo  Informasikan manfaat yang
mengatakan tidak akan diperoleh jika teratur
melakukan olahraga menajalani program
30 menit dalam sehari pengobatan
serta tidak rutin  Anjurkan pasien dan
makan buah dan keluarga melakukan
sayur setiap hari konsultasi ke pelayanan
kesehatan terdekat, jika
perlu

3.2 Implementasi dan Evaluasi


25
No
No Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi Paraf
Dx.
1  Mengidentifikasi kesiapan dan S: - warga mengatakan siap untuk
kemampuan menerima informasi menerima informasi kesehatan.
 Mengidentifikasi faktor-faktor - warga bersedia untuk dilakukan
yang dapat meningkatkan dan MMD satu guna mendiskusikan
menurunkan motivasi perilaku masalah kesehatannya
hidup bersih dan sehat O:- Terlaksananya MMD 1(laporan
 Menyediakan materi dan media pelaksanaan MMD 1 terlampir)
pendidikan kesehatan - Terlaksananya penyuluhan

 Menjadwalkan pendidikan kesehatan Tentang covid 19 dan

kesehatan sesuai kesepakatan hipertensi pada tanggal 19

 Memberikan kesempatan untuk Desember 2020 (SAP penyuluhan

bertanya terlampir)

 Menjelaskan faktor risiko yang - warga tampak antusias dan

dapat mempengaruhi kesehatan berperan aktif dalam penyuluhan,


terlihat dari dari banyaknya warga
 Mengajarkan perilaku hidup
yang mengajukan pertanyaan.
bersih dan sehat
- nilai postest menunjukkan
 Mengajarkan strategi yang dapat
peningkatan dari nilai pretes
digunakan untuk meningkatkan
setelah dilakukan penyuluhan
perilaku hidup bersih dan sehat
A: masalah teratasi sebagian
P: Melakukam MMD 2 untuk

26
evaluasi dan musyawarah
masalah kesehatan yg blm teratasi
dan tindak lanjut kedepannya.
2  Mengidentifikasi upaya perilaku S:- Setelah dilakukan penyuluhan
kesehatan yang dapat warga mengatakan mendapatkan
ditingkatkan informasi yang sangat bermanfaat
 Memberikan lingkungan yang untuk kesehatannya,
mendukung kesehatan - warga mengatakan keinginannya
(membersihkan lingkungan untuk meningkatkan perilaku
rumah, buang sampah pada positif dalam peningkatan
tempatnya) kesehatan seperti mematuhi
 Mengorientasi pelayanan protokol covid 19
kesehatan yang dapat O:- sudah dilakukan penyululuhan
dimanfaatkan (posyandu kesehatan drmonstrasi cuci tangan
lansia,bidan, pustu) demonstrasi pemakaian masker

 Menganjurkan mencuci tangan - warga mampu melakukan

dengan air bersih dan sabun, demostrasi ulang cara cuci tangan

mengajarkan cara cuci tangan yang benar

dengan demostrasi cuci tangan - warga mengetahui protokol

 Menganjurkan makan sayur dan pencegahan covid 19

buah setiap hari A: .masalah teratasi sebagian

 Menganjurkan melakukan P : .intervensi no 3 -6 dilanjutkan.

27
aktifitas fisik setiap hari
 Menganjurkan untuk mematuhi
protokol COVID-19, (Cita mas Jaja)
3  Mengidentifikasi kepatuhan S: - warga mengatakan mau
menjalani program protokol berkomitmen untuk mematuhi
kesehatan COVID-19 protokol covid 19
 Membuat komitmen menjalani O: - warga antusias dalam
program protokol kesehatan pembentukan kelompok
COVID-19 dengan baik pencegahan hipertensi
 Mendokumentasikan aktivitas - terbentuknya kelompok
selama menjalani proses pencegahan hipertensi (KEMAS
pengobatan, KOLAM CINTA)

 Mendiskusikan hal-hal yang dapat - Sudah dilatih kader untuk

mendukung atang menghambat pelaksanaan terapy zikir dalam

berjalannya pengobatan penurunan hipertrnsi pada

 Melibatkan keluarga untuk tanggal 26 desember 2020.( SOP

mendukung program pengobatan terapy zikir terlampir)

yang dijalani - terlaksananya MMD 2 tgl 26

 Menginformasikan program desember 2020 (laporan

pengobatan yang harus dijalani, pelaksanaan MMD 2 terlampir)

membentuk kelompok - saat berkumpul melaksanakan

pencegahan hipertensi. acara MMD 2 warga sudah


menggunakan masker

28
 Menginformasikan manfaat yang A: Masalah ketidak patuhan teratasi
akan diperoleh jika teratur sebagian
menajalani program pengobatan P: interpensi 4, 6 ,7 dilanjutkan,
 Menganjurkan pasien dan pelaksanaan klmpok pencegahan
keluarga melakukan konsultasi ke hipertensi dilanjutkan oleh
pelayanan kesehatan terdekat, jika puskesmas dan kader.
perlu

29
BAB IV
PEMBAHASAN DAN IMPLIKASI

4.1 Pembahasan

Corona virus disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit menular yang disebabkan
oleh corona virus, yang menjadi krisis kesehatan dunia karena penyebarannya yang sangat cepat
(WHO, 2020). COVID-19 mulai terjadi pada bulan Desember 2019, wabah virus ini pertama kali
terjadi di kota Wuhan di Provinsi Hubei Tengah Cina (Holshue et al, 2020). Dalam kontek
COVID-19 pasien dengan komorbid memiliki tingkat mortalitas yang lebih tinggi dari pasien
biasa. Disamping itu penyakit hipertensi juga banyak di wilayah Kampung Baru, khususnya di
dusun Koto Lamo. Berdasarkan data Puskesmas Padang Sibusuk diketahui sebanyak 31 lansia di
dusun Koto Lama mengalami hipertensi, yang mana hipertensi termasuk penyakit komorbid.
Seperti yang kita ketahui pemberian asuhan keperawatan pada pasien menggunakan
pendekatan secara biologis, psikologis, sosial, budaya dan agama shingga pencapaian kesehatan
pasien tidak hanya pada kesehatan secra fisik tetapi mencakup kepada kesehatan jiwa pasien.
Salah satu upaya yang dilakukan dalam penanganan stress pada lansia adalah dengan pendekatan
spiritual karena mampu memberikan kenyamanan pada lansia dengan masalah kesehatan kronis
seperti kanker, penyakit jantung, diabetes dan lainnya (Gomez Palencia et al., 2016). Selanjutnya
penelitian yang dilakukan oleh Vincensi (2011) menjelaskan bahwa peran spiritual dalam
melakukan perawatan pada pasien sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien
terutama pada lansia dan Ebersol and Hess’ (2014) menjelaskan bertambahnya usia seseorang
akan membawa seseorang untuk lebih hidup religius dan spiritual menjadi hal yang lebih penting
dalam kehidupannya sehingga dengan pendekatan ini lebih mampu menarik minat lansia stres.
Indonesia merupakan negara yang mayoritas msyarakatnya muslim. Badan Pusat Statistik
(2010) mencatat sebanyak 87,18% penduduk Indonesia beragama islam. Umat Islam percaya
bahwa Al-Qur’an menjelaskan bahwa “Kitab Al-Qur’an ini tidak ada keraguan padanya
petunjuk bagi mereka yang bertakwa”. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Abu-Raiya
(2015) menjelaskan dalam penelitiannya bahwa Al-Qur’an dapat membantu menurunkan
kecemasan seseorang terhadap konflik yang ada dialaminya sehingga mampu mengatasi
kegelisahan dalam kehidupannya. Selain itu pendekatan spiritual untuk menurunkan stres dalam
Islam dapa dilakukan dengan sholat dan do’a. Henry (2013) menjelaskan bahwa sholat dan do’a

30
dalam Islam dapat membantu menurunkan stres pada seseorang dan membantu dalam
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi.( Journal Religion and Health, 54(2), 387-398).
Terapi pendamping lainnya yang dapat diberikan untuk menurunkan tekanan darah tinggi
dan menurunkan stres pada lansia adalah dengan menggunakan teknik relaksasi progresif.
Penelitian yang dilakukan oleh Brook et al (2013) menyatakan bahwa relaksasi dapat
menurunkan tekanan darah pasien yang mengalami hipertensi dan Vulechek, et al (2013)
menyatakan bahwa pemberian intervensi berupa teknik relaksasi progresif dengan
mengombinasikan terapi musik merupakan terami non farmakologi yang dapat dilakukan oleh
perawat advance nursing communiti untuk meningkatkan derajat kesehatan khususnya pada
lansia.

4.2 Implikasi Pelayanan dan Penelitian


4.2.1 Melalui proses asuhan keperawatan yang dilaksanakan, kondisi keluarga memiliki risiko
kesehatan seperti lansia dengan stres apabila tidak diatasi akan menyebabkan terjadinya
penurunan produktivitas baik secara individu maupun secara kelompok (keluarga).
Asuhan keperawatan penanganan stres pada lansia hipertensi dengan relaksasi otot
progresif dan murotal diharapkan mampu membantu menurunkan beban individu dan
keluarga dalam pelaksanaan perawatan pada lansia hipertensi dengan stres.
4.2.2 Melalui penelitian perlu ditelaah cara kerja yang akan dilakukan dan terkait jenis murotal
yang akan diberikan serta lafaz zikir yang dipilih untuk diputarkan.

31
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari Hasil pengkajian ditemukan masih rendahnya tingkat pengetahuan, Sikap dan perilaku
masyarakat terhadap covid 19. Sehingga diperlukan upaya promosi kesehatan yang
berkesinambungan dan terus menerus.Dan di Dusun koto lamo penyakit hipertensi merupakan
penyakit terbanyak yang diderita warganya. Penyebab terbanyak Penyakit hipertensi disebabkan
oleh stres dan beban psikologis, Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk pencegahan
hipertensi yaitu dengan terapy zikir.Selain itu Dalam mengatasi masalah hipertensi di Dusun
Koto Lamo Kecamatan Kupitan sangat diperlukan dukungan keluarga masyarakat dan juga tim
kesehatan.

5.2 Saran
Perawat sebagai pemberi Asuhan keperawatan di komunitas sebaiknya melakukan
pengkajian langsung ke keluarga untuk mengetahui masalah kesehatan yang jelas pada
hipertensi. Tetapi modalitas dan komunikasi yang terapeutik sangat diperlukan oleh perawat
komunitas untuk menggali informasi yang tepat untuk mengambil data yang jelas dan tepat
sehingga ditemukanya masalah kesehatan yang ada dimasyarakat tersebut. Sangat diperlu
keuletan dan pengalaman yang banyak sehingga intervensi yang akan diberikan tepat guna dalam
mrnyelesaikanmasyalah kesehatan yang ada di masyarakat.

32
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Kesehatan R.I. 2020. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease
(COVID-19). Jakarta: Kementerian Kesehatan R.I.

Kementerian Kesehatan R.I. 2020. Situasi Terkini Perkembangan Covid-19.

https://covid19.kemkes.go.id/situasi-infeksi-emerging/info-coronavirus /situasiterkini-
perkembangan-coronavirus-disease-covid-19-16-september 2020/#.X2Qg2pYzbIU di akses 22
September 2020.

Badan Penanggulan Bencana Daerah. 2020. Data Pantauan COVID-19 Provinsi Sumatera Barat.

https://corona.sumbarprov.go.id/ diakses 28 September 2020

Kabupaten Sijunjung. 2020. Sijunjung Tanggap COVID-19. https://covid-19.sijunjung.go.id/ diakses


30 Oktober 2020

Zhang Y, Xu J, Li H, Cao BA. 2020. A Novel Coronavirus (COVID-19) Outbreak A Call for Action
Beijing, China. Chest Journal, 157 (4): 99-101.

Anggraieni, W. N., & Subandi. (2014). Pengaruh terapi relaksasi zikir untuk menurunkan stres pada
penderita esensial. Jurnal Intervensi Psikologi, 6(1), 81 – 02.

https://doi.org/10.20885/intervensipsikologi.vol6.issl.art6

Ebersol and Hess’. (2014). Gerontological Nursing & Healthy Aging. (Mosby, Ed.)(Fourth Edi).
United States.

Mauk, K. L. (2014). Gerentology Nursing Competencies For Care. (A. Harvey, Ed.) (3rd ed.). States
of America: Ascend Learning Company.

Henry, H. M. (2013). Spiritual Energy of Islamic Prayesrd as a Catalyst for Psychotherapy. Journal
Religion and Health, 54(2), 387-398.

http://doi.org/10.1007/s10943-013-9780-4

33

Anda mungkin juga menyukai