Anda di halaman 1dari 29

UPAYA PEMERINTAH DESA DALAM MENANGANI DAMPAK COVID-19

DIBIDANG PENDIDIKAN, (DESA MALI IHA, KECAMATAN KODI,

KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA)

PROPOSAL

Oleh

NAMA: YOHANA MEMBU NDELU

NIM : 1804070045

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS WISNUWARDHANA MALANG

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Upaya pemerintah untuk memitigasi dampak pandemi Covid-19 bagi pendidiknya,

pemerintah pusat bersama pmerintah daerah serta berbagai pemangku kepentingan

pendidikan terus berupaya meningkatkan mutu pemebalajaran diindonesia, termasuk dalam

menyiapkan pelaksanaan tatap muka (PTM) terbatas. Melalui rapat kelompok kerja tata

kelola program inovasi untuk anak sekolah Indonesia (inovasi) yang dilaksanakan seacara

daring, kementerian pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi (kemendikbudristek),

kementrian agama (kemenag), kementrian ppn atau bappenas serta perwakilan pemerintah

daerah membahas kolaborasi memitigasi dampak pandemi covid-19 terhadap dunia

pendidikan. Pada kesempatan tersebut, pemerintah pusat pemerintah daerah membahas

kesiapan sekolah dan madrasa untuk memulai pembelajaran di masa pandemi yang belum

juga usai, hambatan dari sisi sarana dan prasarana pembelajaran jarak jauh, serta penyiapan

konten pendudukung metode belajar terpadu. Bidang pendidikan tehadap kebijakan

nasional, khususnya pasca diterbitkan nya paduan penyelenggaraan pembelajaran daring

dimasa pandemi Covid-19 yang telaj diluncurkan oleh menteri pendidikan, kebuyaan, riset,

dan teknologi bersama menteri agama.

Kasus virus Corona diketahui lewat penyakit misterius yang melumpuhkan Kota China,

China Tragedi pada akhir 2019 tersebut terus berlanjut hingga penyebaran virus Corona

mewabah ke seluruh dunia. Berawal dari kasus lokal, Covid-19 menyebar ke seluruh dunia

silih berganti dengan cara penularan yang disebut kasus impor dari luar wilayah asal atau
transmisi lokal antar penduduk. Sejauh ini, berbagai peristiwa yang pertama kali terjadi

berkaitan dengan Covid-19 agaknya belum memberikan gambaran utuh tentang virus ini.

Virus ini juga lebih rentan menyebabkan kematian pada penduduk usia lanjut. Namun, ada

juga penduduk di kelompok usia ini yang berhasil sembuh dan seorang bayi juga meninggal

karena Covid-19. Untuk pertama kalinya, China melaporkan adanya penyakit baru ini pada

31 Desember 2019. Pada pengujung tahun 2019 itu, kantor Organisasi Kesehatan Dunia

(WHO) di China mendapatkan pemberitahuan tentang adanya sejenis pneumonia yang

penyebabnya tidak diketahui. Infeksi pernapasan akut yang menyerang paru-paru itu

terdeteksi di kota Wuhan, Provinsi Hubei, China.

Di Desa Mali Iha terdapat dua orang kasus virus corona, dan orang tersebut dilarikan ke

puskesmas terdekat agar menangani secepat mungkin, supaya tidak tertular keorang lain,

setelah ditengani oleh para medis orang tersebut sudah sembuh dan dipulangkan

kerumahnya, sesuai aturan yang berlaku ia di karantina selama 14 hari di rumahnya dan

tidak boleh berjabatan tangan dengan mereka. Sampai sekarang sudah tidak ada lagi yang

terdampak covid-19 di Desa Mali Iha.

Seiring dengan perkembangan dan penyebaran Covid-19 di dunia, Presiden Joko

Widodo mengumumkan secara resmi kasus pertama Covid- 19 di Indonesia di Istana

Negara tanggal 2 Maret 2020. Dua warga Negara Indonesia yang positif Covid-19 tersebut

mengadakan kontak dengan warga negara Jepang yang datang ke Indonesia. Sebulan lebih

sesudah masuknya Covid-19 ke Indonesia, untuk pertama kalinya tercatat angka

kesembuhan pengidap Covid-19 lebih besar dari jumlah penduduk yang meninggal karena

virus tersebut. Tanggal 16 April 2020, data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19
menunjukkan 548 pasien yang sembuh, sedangkan jumlah pasien meninggal 496 orang.

Namun, data kesembuhan pasien Covid-19 yang melampaui angka pasien meninggal

bukanlah tanda bahwa wabah virus ini akan segera teratasi di Indonesia. Sejauh ini, angka

kasus Covid-19 di Indonesia terus meningkat. Baru sebulan lebih sejak dinyatakan resmi

muncul jumlah kasus pengidap virus korona di Indonesia mencapai di atas 5.500

kasus. Pendidikan merupakan kemajuan suatu bangsa. Pendidikan dapat meningkatkan

kualitas sumber daya manusia. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan

kualitas sumber daya manusia adalah meningkatkan mutu pendidikan. Oleh karena itu, pem

baharuan di bidang Pendidikan demi kemajuan suatu bangsa harus selalu dilakukan agar da

pat menciptakan kualitas pendidikan nasional yang mampu bersaing di dunia internasional

Menurut Undang-undang RI No.20 tahun 2003, Sistem pendidikan nasional harus

mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi

dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan

perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan

pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan. Bahwa UU Nomor 2 Tahun

1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional tidak memadai lagi dan perlu diganti serta perlu

disempurnakan agar sesuai dengan amanat perubahan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945. Dasar hukum UU ini adalah Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28 C

ayat (1), Pasal 31, dan Pasal 32 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945.

Undang-undang mengatur tentang dasar, fungsi, dan tujuan sistem Pendidikan Nasional;

prinsip penyelenggaraan pendidikan; hak dan kewajiban warga negara, orang tua,
masyarakat, dan pemerintah; peserta didik; jalur, jenjang, dan jenis pendidikan; bahasa

pengantar; dan wajib belajar. Selain itu diatur juga mengenai standar nasional pendidikan;

kurikulum; pendidik dan tenaga kependidikan; sarana dan prasarana pendidikan; pendanaan

pendidikan; pengelolaan pendidikan; peran serta masyarakat dalam pendidikan; evaluasi,

akreditasi, dan sertifikasi; pendirian satuan pendidikan; penyelenggaraan pendidikan oleh

lembaga negara lain; pengawasan; dan ketentuan pidana.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Dampak dari pembelajaran secara daring akan sangat terasa di Desa Mali Iha yang

jaringan nya kurang bagus, permasalahan lain selain jaringan internet kurang bagus intenet,

guru juga masih kurang memahami penggunaan aplikasi pembelajaran secara daring, orang

tua siswa yang mayoritas berpendidikan rendah dan banyak siswa yang belum mempunyai

laptop atau HP yang digunakan sebagai penunjang pembelajaran secara daring. Kepala

Desa Mali Iha berupaya menyediakan wifi, gedung untuk memfasilitasi para peserta didik

untuk belajar secara daring, supaya para peserta didik bisa belajar dirumah.

Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia) menjelaskan

pengertian pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun

maksudnya bahwa pendidikan menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak

itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai

keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.


Sejak kasus Covid-19 meningkat di Indonesia, berbagai permasalahan sosial dan ekonomi

muncul di tengah masyarakat. Tak dapat dipungkiri jika Covid-19 telah hampir

melumpuhkan kondisi sosial ekonomi masyarakat Indonesia, khususnya di beberapa daerah

dengan tingkat penyebaran tertinggi seperti Jabodetabek. Per tanggal 1 April 2020, total

jumlah pasien positif Covid-19 di Indonesia menjadi sebanyak 1.677 orang. Dari 1.677

kasus positif Covid-19 tersebut, 1.417 pasien saat ini menjalani perawatan dan 103 pasien

dinyatakan berhasil sembuh dari penyakit Covid-19. Sementara itu, WNI di luar negeri juga

sudah terdampak Corona dengan jumlah korban sebanyak 133 WNI yang positif terinfeksi

Covid-19. Semakin hari permasalahan sosial ekonomi yang ditimbulkan akibat Covid- 19

Semakin terlihat nyata bagi masyarakat. Beberapa masalah sosial ekonomi yang terjadi

akibat Covid-19 diantaranya Kelangkaan barang, adanya prasangka dan diskriminasi

terhadap korban Covid-19, peningkatan tindakan kriminal, melemahnya sektor pariwisata,

angka kemiskinan dan pengangguran meningkat.

Mengamati perkembangan yang memprihatinkan atas meningkatnya penyebaran Virus

Corona atau Covid-19 di seluruh dunia dan di Indonesia khususnya, yang telah menelan

ribuan korban jiwa dan menginfeksi puluhan ribu lainnya, memperhatikan kurangnya

penanganan serius dari pemerintah untuk mencegah penyebaran Covid-19 di berbagai

wilayah dan daerah, serta menyadari pentingnya menjaga keselamatan dan keamanan

warga komunitas adat dan seluruh wilayah nusantara. Sejumlah prosedur telah dilakukan

pemerintah terkait penemuan kasus corona di Indonesia. Mulai dari mengisolasi rumah

pasien, menjaga rumahnya hingga merawat pasien. Saat ini Pemerintah Indonesia telah

memberlakukan kebijakan seperti pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM)


yang membatasi pergerakan dan lalu lintas masyarakat dalam dan antar kota, pembatasan

jam kerja operasional transportasi publik, mengadakan check point di beberapa lokasi untuk

memantau pengendara kendaraan, membangun rumah sakit dan menunjuk rumah sakit

rujukan khusus penanganan Covid-19, mewajibkan social distancing dan physical

distancing, meliburkan sekolah dan kampus, memberlakukan sistem kerja Work From

Home bagi seluruh pegawai perkantoran (dengan mengikuti syarat tertentu), melarang

kegiatan yang menimbulkan keramaian, dan lain-lain.

Selain itu, Presiden juga telah menginstruksikan agar strategi penanganan Covid-19

dilakukan dengan aktif dan cepat khususnya yang berkaitan dengan realokasi anggaran,

memastikan ketahanan pangan, memperkuat sektor kesehatan melalui layanan kesehatan

dasar dan asuransi nasional skema (BPJS) untuk pasien Covid-19, perubahan metode

pengajaran dan pembatalan ujian nasional sekolah, memperkuat pemerintah daerah dan

ekonomi lokal, pengurangan pajak untuk komoditas tertentu, dan implementasi berbagai

strategi ekonomi dan fiskal untuk memastikan mereka yang terkena dampak menerima

kompensasi tertentu seperti misalnya adanya kartu Prakerja bagi masyarakat yang terkena

PHK.

Upaya lain yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam menanggulangi dampak

ekonomi akibat pandemi COVID-19 dengan cara memberikan bantuan sosial kepada

kelompok masyarakat rentan namun tampaknya tak berjalan mulus. Masih banyak yang

mengeluh tak menerima bantuan, padahal ekonomi mereka praktis tersendat imbas

penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah daerah. Menteri Sosial

Juliari P Batubara mengakui perkara ini, ia berdalih bantuan menyasar begitu banyak orang
sehingga tak mungkin memuaskan semua pihak. Ia pun memohon masyarakat maklum atas

situasi ini.

Melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 63 tahun 2017 Tentang

Penyaluran bantuan sosial secara non tunai. Pasal (1) Peraturan Presiden ini menjelaskan

bahwa yang dimaksud dengan: bantuan sosial adalah bantuan berupa uang, barang, atau

jasa kepada seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat miskin, tidak mampu, dan/atau

rentan terhadap risiko sosial.

Resiko sosial yang di akibatkan oleh wabah Covid-19 membuat masyarakat rentan

terhadap pemenuhan kebutuhan sandang diantaranya dalah pemenuhan kebutuhan

kehidupan masyarakat yang terdampak Covid-19 akitbat lumpuhnya ekonomi masyarakat

seperti PHK, UMKM yang sepi, dan segi-segi ekonomi masyarakat lainnya. maka seorang

pemerintah Desa memiliki upaya penting agar penyaluran bantuan sosial di berikan kepada

masyarakat yang membutuhkan khususnya yang terkena dampak Covid-19 Dengan

demikian upaya penanganan pemerintah Desa dalam melaksanakan dan memberikan

bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan.

Sebagai bentuk kepedulian masyarakat dan pemerintah Desa Mali Iha, dalam masa

pandemi global Covid-19 ini, telah dilaksanakan kegiatan pencegahan dan penanganan

penyebaran virus corona (Covid-19) di Desa Mali Iha. Para relawan Desa yang tergabung

dalam Gugus Tugas Desa Lawan Covid-19 ini, melakukan penjagaan di pintu masuk Desa

Mali Iha, guna meminimalisir kedatangan warga daerah lain yang telah berstatus wilayah

pandemi.
Selain melakukan penjagaan di pos pintu masuk juga melakukan penyemprotan desinfektan

secara rutin setiap minggu ke fasilitas umum dan rumah-rumah warga. Pemerintah sebagai

penyandang dana utama pendidikan melalui APBN. Dalam impres no.4 Tahun 2020

dinyatakan diperlukan langkah-langkah cepat, tepat, focus, terpadu, dan sinergi antara

kementerian atau lembaga dan pemerintah daerah untuk melakukan kegiatan-kegiatan,

reolokasi anggaran serta pengadaan barang dan jasa dalam rangka percepatan penanganan

Covid-19 termasuk di dalam bidang pendidikan. Penyedian ruang isolasi juga dilaksanakan

oleh relawan lawan Covid-19 di Desa Mali Iha, bertempat di Mboro. "Ruang isolasi ini

nantinya akan diperuntukkan bagi warga Desa Mali Iha, yang baru pulang dari perantauan.

Mereka akan dikarantina selama 14 hari di Mboro apabila tidak mau melakukan karantina

mandiri di rumah." Tutur Yulius Yingo Rendi, Kepala Desa Mali Iha, sekaligus Ketua

Gugus Tugas Desa Lawan Covid-19.

Berdasarkan penjelasan diatas, Penelitian ini bertujuan untuk melihat upaya pemerintah

Desa dalam menangani Masyarakat yang Terdampak Covid-19 Secara Berkeadilan di Desa

Mali Iha Kecamatan Kodi, Kabupaten Sumba Barat Daya.

B. Fokus Penelitian

1. Bagaimana dampak pandemi Covid-19 dibidang pendidikan di Desa Mali Iha,

Kecamatan Kodi, Kabupaten Sumba Barat Daya?

2. Bagaimana upaya pemerintah Desa Mali Iha, Kecamatan Kodi, Kabupaten Sumba

Barat Daya dalam membantu pembelajaran daring?

3. Analisis upaya pemerintah Desa dalam penanganan dampak covid-19 dibidang

pendidikan?
C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang dipaparkan di atas, maka

penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mendeskripsikan dampak pandemi Covid-19 dibidang pendidikan di Desa

Mali Iha, Kecamatan Kodi, Kabupaten Sumba Barat Daya.

2. Untuk mendeskripsikan upaya pemerintah Desa Mali Iha, Kecamatan Kodi,

Kabupaten Sumba Barat Daya dalam membantu pembelajaran daring.

3. Untuk menganalisis upaya pemerintah Desa dalam penanganan dampak covid-19 di

bidang pendidikan.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini di harapkan dapat membawah manfaat bagi beberapa pihak.

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini secara teoritis berguna untuk mengembangkan pemahaman tentang

konsep konsep ilmu pendidikan khususnya kewarganegaraan pada kajian hukum

dan kemasyarakatan karena di dalamnya membahas tentang covid-19.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis

Sebagai sarana untuk memperoleh pengetahuan yang telah di peroleh selama

perkuliahan dan juga merupakan kegiatan belajar untuk melatih cara berpikir kritis

dalam menghadapi persoalan persoalan yang ada di lapangan dan untuk mencari

secara ilmiah.

b. Bagi masyarakat Desa Mali Iha


Untuk menambah wawasan tentang pendidikan khususnya di masyarakat Desa Mali

Iha.

E. Defienisi Operasional

Terdapat beberapa kunci yang perlu di jelaskan makna atau definisinya agar

memudahkan para pembaca dalam memahami makna atau arti istilah tersebut:

1. Pemerintah Desa dalam penelitian ini adalah kepala Desa dan yang bantu oleh

perangkat-perangkat Desanya.

2. Penaganan covid-19 adalah upaya pemerintah Desa dalam memberikan bantuan

kepada anak usia sekolah dalam bidang Pendidikan untuk dapat mengikuti

pembelajaran melalui penyedian wifi maupun tempat untuk belajar daring.

3. Bidang Pendidikan adalah dalam membantu masyarakat untuk mengikuti kegiatan

pembelajaran.
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pemerintah Desa

Pemerintahan Desa merupakan bagian dari Pemerintahan Nasional yang

penyelenggaraannya ditujukan pada pedesaan. Pemerintahan Desa adalah suatu proses

dimana usaha-usaha masyarakat desa yang bersangkutan dipadukan dengan usaha-usaha

pemerintah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. (Maria Eni, 2006).

Dalam konsep pemerintahan desa, kepentingan masyarakat Desa menjadi tanggung jawab

Pemerintah Desa. Terlebih saat Pandemi Covid-19 yang mengancam kesehatan dan

ekonomi masyarakat Desa. Maka Desa sebagai bentuk pemerintahan terkecil memiliki

otonom terhadap kebijakan atau upaya terhadap keberlangsungan kehidupan

masyarakatnya. Pemerintahan Desa menurut (HAW Widjaja) dalam bukunya “Otonomi

Desa” Pemerintahan Desa diartikan sebagai:

“Penyelenggaraan Pemerintahan Desa merupakan subsistem dari sistem penyelenggaraan

Pemerintah, sehingga Desa memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepenting

an masyarakatnya. Kepala Desa bertanggung jawab kepada Badan Permusyawaratan Desa

dan menyampaikan laporan pelaksanaan tersebut kepada Bupati”. (Widjaya, 2003:3).

1. Undang undang tentang Desa

             Undang undang Desa nampaknya memang teduh dan membuka cakrawala, namun 

di balik itu warga dan Pemdes harus belajar banyak, mempelajari hal hal administratif. Mak

lum trilyunan uang itu harus di pertanggung jawabkan bersama, agar akuntabel dan tentu
saja tepat sasaran. 8 tahun sudah Desa belajar, mengawal, mengimplementasi dan

mengawasi.

Undang-undang ini mendefinisikan bahwa desa adalah kesatuan masyarakat

hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus

urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa

masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam

sistem pemerintahan NKRI.

Desa atau yang disebut dengan nama lain telah ada sebelum Negara Kesatuan

Republik Indonesia terbentuk. Sebagai bukti keberadaannya, Penjelasan Pasal 18

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (sebelum perubahan)

menyebutkan bahwa: Dalam teritori Negara Indonesia terdapat lebih kurang 250

“Zelfbesturende landschappen” dan “Volksgemeenschappen”, seperti desa di Jawa dan

Bali, Nagari di Minangkabau, dusun dan marga di Palembang, dan sebagainya. Daerah-

daerah itu mempunyai susunan Asli dan oleh karenanya dapat dianggap sebagai daerah

yang bersifat istimewa. Negara Republik Indonesia menghormati kedudukan daerah-

daerah istimewa tersebut dan segala peraturan negara yang mengenai daerah-daerah itu

akan mengingati hak-hak asal usul daerah tersebut. Oleh sebab itu, keberadaannya wajib

tetap diakui dan diberikan jaminan keberlangsungan hidupnya dalam NKRI. Sebelum

adanya UU 6 tahun 2014 tentang Desa. Banyak perubahan aturan namun belum dapat

mewadahi semuanya sebagaimana banyak perubahan dalam sejarah pengaturan desa,

telah ditetapkan beberapa pengaturan, yaitu:

a. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1948 tentang Pokok Pemerintahan Daerah,


b. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1957 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah,

c. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah,

d. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1965 tentang Desa Praja Sebagai Bentuk Peralihan

Untuk Mempercepat Terwujudnya Daerah Tingkat III di Seluruh Wilayah Republik

Indonesia,

e. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di

Daerah.

f. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa

g. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, dan terakhir

dengan

h. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

2. Tugas dan kewenangan kepala Desa

Kepala Bertugas untuk menyelenggarakan Pemerintahan Desa, melaksanakan Pemba

ngunan Desa, Pembinaan Kemasyarakatan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat Desa.

Kepala Desa berwenang:

a. Memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa;

b. Menyelenggarakan administrasi pemerintahan Desa dalam rangka penyelenggaraan

pemerintahan Desa, Pelaksanaan pembangunan Desa, Pembinaan kemasyarakatan;

dan Pemberdayaan masyarakat.

c. Mengangkat dan memberhentikan perangkat Desa;

d. Memegang kekuasaan pengelolaan Keuangan dan Aset Desa;

e. Menetapkan kebijakan tentang pengelolaan barang milik Desa


f. Menetapkan Peraturan Desa;

g. Menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa;

h. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban APB Desa

i. Menetapkan PPKD (Pelaksana Pengelolaan Keuangan Desa)

j. Menyetujui DPA (Dokumen Pelaksanaan Anggaran), DPPA (Dokumen Perubahan

Pelaksanaan Anggaran), dan DPAL (Dokumen Pelaksanaan Anggaran Lanjutan)

k. Menyetujui Rencana Anggaran Kas Desa (RAK Desa)

l. Menyetujui Surat Permintaan Pembayaran (SPP)

m. Membina kehidupan masyarakat Desa;

n. Membina ketenteraman dan ketertiban masyarakat Desa;

o. Membina dan meningkatkan perekonomian Desa serta mengintegrasikannya agar

mencapai perekonomian skala produktif untuk sebesar-besarnya kemakmuran

masyarakat Desa;

p. Mengembangkan sumber pendapatan Desa;

q. Mengusulkan dan menerima pelimpahan sebagian kekayaan negara guna   

meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa;

r. Mengembangkan kehidupan sosial budaya masyarakat Desa;

s. Mengoordinasikan Pembangunan Desasecara partisipatif;

t. Mewakili Desa di dalam dan di luar pengadilan atau menunjuk kuasa hukum untuk

mewakilinya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan melaksana

kan wewenang lain yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

3. Penelitian-penelitian tentang Desa


Desa merupakan kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah

yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingsn masyarakat setempat,

berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang di akui dan dihormati dalam sistem

pemerintahan NKRI (Undang-Undang Nomor 32tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

Pasal 1 Ayat 12). Undang-undang yang lebih khusus mengenai Desa, menegaskan bahwa

Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah, yang berwenang

untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat

berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, atau hak tradisional yang diakui dan

dihormati dalam sistem pemerintahan NKRI (Undang-undang nomor 6 tahun 2004 pasal 1

ayat 1)

B. Pendidikan

Pengertian pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan

pelatihan. Atau bahkan Pendidikan juga dapat diartikan sebagai proses, cara dan perbuatan

mendidik. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan

sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui

pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang

lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak. Etimologi kata pendidikan itu sendiri

berasal dari bahasa Latin yaitu ducare, berarti “menuntun, mengarahkan, atau memimpin”

dan awalan berarti “keluar”. Jadi, pendidikan berarti kegiatan “menuntun ke luar”. Serta

setiap pengalaman yang memiliki efek formatif pada cara orang berpikir, merasa, atau

tindakan dapat dianggap pula sebagai pendidikan.


Pendidikan formal umumnya dibagi menjadi tahap seperti prasekolah, sekolah dasar,

sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, dan kemudian perguruan tinggi.

Sedangkan pendidikan non-formal nya adalah seperti pengajian, pondok pesantren.

Sedangkan menurut para ahli (Ki Hajar Dewantara). (Pendidikan Nasional Indonesia):

Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya,

pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar

mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan

dan kebahagiaan setinggi-tingginya.

Tujuan pendidikan menurut UU No. 2 Tahun 1985 adalah untuk mencerdaskan

kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia yang seutuhnya, yaitu bertakwa kepada

Tuhan yang Maha Esa, memiliki pengetahuan, sehat jasmani dan rohani, memiliki budi

pekerti luhur, mandiri, kepribadian yang mantap dan bertanggung jawab terhadap bangsa

dan Negara.

1. Undang-undang sistem pendidikan

Undang-undang ini, penyelenggaraan pendidikan wajib memegang beberapa

prinsip antara lain pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta

tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi nilai hak asasi manusia, nilai keagamaan,

nilai budaya, dan kemajemukan bangsa dengan satu kesatuan yang sistemis dengan sistem

terbuka dan multimakna. Selain itu, di dalam penyelenggaraannya sistem pendidikan juga

harus dalam suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung

sepanjang hayat dengan memberi keteladanan, membangun kemauan (niat, hasrat),dan

mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran melalui


mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat

dan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam

penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan.

2. Penelitian pendidikan pembelajaran dimasa pandemi

Pendidikan merupakan hak setiap anak bangsa yang sudah tertera dalam Pembukaan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada alinea ke-4 yaitu

melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan

kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban

dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Selain itu

juga tertera pada Pasal 31 Ayat 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945 yaitu “setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan”.

Dalam pasal tersebut pemerintah seharusnya mengawasi seksama bagaimana proses

perkembangan pendidikan di Indonesia agar mengurangi hilangnya hak setiap warga negara

untuk mendapatkan pendidikan (Putri, 2020). Covid-19 adalah penyakit menular yang

disebabkan oleh jenis corona virus baru yaitu Sars-coV-2 ditemukan pertama kali di

Wuhan, Tiongkok pada tanggal 31 desember 2019. Virus corona atau Covid-19 ini bisa

menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat,

bahkan kematian. Sampai dengan saat ini setidaknya ada lima jenis virus corona yang

diidentifikasi pada manusia (Dkk, 2020). Tercatat jumlah kasus Covid-19 di Indonesia terus

meningkat setiap harinya, per tanggal 30 maret 2021 jumlah kasus Covid-19 mencapai

1.505. 775 kasus dengan angka kematian 40.754 kasus (Gugus Covid-19, 2021). Dengan
adanya pandemi Covid-19 ini pemerintah memberikan kebijakan untuk membatasi aktivitas

di luar rumah dan untuk tetap berada dirumah sampai meredanya pandemi ini. Adapun hal

yang dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran terinfeksi virus corona adalah dengan

menerapkan 3M yang dianjurkan pemerintah yaitu menjaga jarak, memakai masker, dan

mencuci tangan menggunakan sabun di air yang mengalir. Diharapkan dengan

dilaksanakannya 3M ini dapat mengurangi penyebaran virus corona di sekitar masyarakat.

Pandemi Covid-19 yang telah melanda berbagai negara didunia termasuk Indonesia

membawa dampak yang cukup besar pada berbagai bidang termasuk bidang pendidikan.

Pemerintah yang memberlakukan kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan

masyarakat (PPKM) yang dilakukan untuk mengurangi penyebaran virus corona sehingga

membuat semua kegiatan yang dilakukan diluar rumah harus dihentikan sampai pandemi

Covid-19 mereda. Akibatnya proses kegiatan belajar mengajar harus dijalankan secara

daring (dalam jaringan) dari rumah masing-masing demi meminimalisir penyebaran Covid-

19.

 Pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan penge

tahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum. Dalam Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal (1)Ayat20 bahwa pembelajaran

adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu

lingkungan belajar. Dengan kata lain, pembelajaran merupakan upaya menciptakan kondisi

agar terjadi suatu kegiatan belajar.

Berdasarkan kebijakan pemerintah dalan surat edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang

Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease
(COVID-19), pembelajaran dilaksankan secara daring atau online. Hal ini dilakukan guna

mencegah dan menghindari penyebaran Covid-19 yang tengah melanda di berbagai negara

termasuk Indonesia. Sistem pembelajaran daring yang dilakukan adalah sistem kegiatan

belajar mengajar tanpa tatap muka secara langsung antara guru dan peserta didik tetapi

dilakukan secara online menggunakan jaringan internet. Oleh karena itu pada masa

pandemi Covid-19 saat ini pendidikan menjadi aspek yang penting untuk dilihat bagaimana

perkembangannya demi meningkatkan taraf Pendidikan.

C. Covid-19

Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2)

adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit akibat infeksi virus ini disebut

Covid-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem pernapasan,

infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian. Severe acute respiratory syndrome corona

virus 2 (SARS-CoV-2) atau yang lebih dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru

dari Coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini dapat menyerang siapa saja, mulai

dari lansia (golongan usia lanjut), orang dewasa, anak-anak dan bayi, sampai ibu hamil dan

ibu menyusui. Infeksi virus Corona yang disebut Covid-19 (Corona Virus Disease 2019)

pertama kali ditemukan di kota Wuhan, China pada akhir Desember 2019. Virus ini

menular dengan sangat cepat dan menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia,

hanya dalam waktu beberapa bulan. Hal tersebut membuat beberapa negara

memberlakukan kebijakan lockdown untuk mencegah virus Corona makin meluas. Di

Indonesia, pemerintah menerapkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan

Masyarakat (PPKM) untuk menekan penyebaran virus ini. Coronavirus adalah kumpulan
virus yang menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya

menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa

menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia). Selain virus

SARS-CoV-2 atau virus Corona, virus yang termasuk dalam kelompok Coronavirus adalah

virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan virus penyebab Middle-

East Respiratory Syndrome (MERS). Meski disebabkan oleh virus dari kelompok yang

sama, yakni Coronavirus, COVID-19 memiliki beberapa perbedaan dengan SARS dan

MERS, antara lain dalam hal kecepatan penyebaran dan keparahan gejala.

1. Asal mula covid-19

Pemerintah China sebelumnya menghubungkan kasus-kasus penularan awal Covid-

19 dengan pasar makanan laut di Wuhan, yang membuat para ilmuwan berteori virus

tersebut awalnya ditularkan kepada manusia melalui hewan. Namun di awal tahun ini,

laporan dari media-media AS menyatakan adanya bukti-bukti bahwa virus itu muncul dari

laboratorium Wuhan, kemungkinan karena kebocoran tak disengaja. Di bulan Mei,

Presiden Biden memerintahkan kantor-kantor intelijen untuk menginvestigasi asal-usul

virus, termasuk teori kebocoran lab, yang kemudian ditolak oleh China. Menanggapi

laporan intelijen ini, kedutaan besar China di Washington berkata melalui pernyataan

tertulis kepada Reuters: "Langkah AS mengandalkan aparat intelijennya untuk menelusuri

asal-usul Covid-19 adalah sebuah lelucon politik. "Kami telah mendukung upaya-upaya

berbasis sains dalam penelusuran asal-usul virus, dan akan terus terlibat secara aktif.

2. Data Covid-19 di Indonesia

Jumlah yang terinfeksi Covid-19 di seluruh Indonesia telah mencapai 4.272.976.


Sedangkan yang meninggal karena virus corona sebanyak 144.178 orang, dan 8.965 masih

sakit (positif aktif), serta 4.119.833 orang dinyatakan sembuh. Grafik perkembangan kasus

kumulatif virus corona di Indonesia sejak Covid-19 masuk ke Indonesia hingga saat ini.

3. Dampak Covid-19

Coronavirus adalah virus RNA dengan ukuran partikel 120-160 nm. Coronavirus

yang menjadi etiologi Covid-19 termasuk dalam genus betacoronavirus dan subgenus yang

sama dengan coronavirus penyebab SARS pada tahun 2002-2004, yaitu Sarbecovirus.

Virus ini menginfeksi sel-sel pada saluran nafas yang melapisi alveoli. Penyakit Covid-19

harus diwaspadai karena penularan yang relative cepat, memiliki tingkat mortalitas yang

tidak dapat diabaikan dan belumadanya terapi definitif. (Adityo Susilo, dkk, 2020: 46-47,

63) Pandemi Covid-19 telah meimbulkan dampak terhadap berbagai tatanan kehidupan,

diantaranya adalah kesehatan, pendidikan, ekonomi, sosial, budaya, pariwisata, politik dan

sektor lainnya. Pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada kesehatan masyarakat,

tetapi juga memengaruhi kondisi perekonomian, pendidikan, dan kehidupan sosial

masyarakat Indonesia. Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana

(BNPB), jumlah pasien positif terinfeksi Covid-19 di Indonesia mencapai 6.575 orang per

19 April 2020. Pandemi ini menyebabkan beberapa pemerintah daerah menerapkan

kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang berimplikasi terhadap

pembatasan aktivitas masyarakat, termasuk aktivitas ekonomi, aktivitas pendidikan, dan

aktivitas sosial lainnya.

Menurunnya berbagai aktivitas ini berdampak pada kondisi sosial-ekonomi masyarakat,

khususnya masyarakat rentan dan miskin. Oleh sebab itu, pemerintah, baik di tingkat pusat
maupun daerah, mengeluarkan berbagai kebijakan untuk menanggulangi penyebaran

Covid-19 serta kebijakan kebijakan yang bersifat penanggulangan dampak sosial dan

ekonomi akibat pandemi ini. Dalam rangka Desa Tanggap Covid-19, Pemerintah membuat

regulasi-regulasi dalam penanganan Covid-19 yang dapat diuraikan sebagai berikut:

Peraturan pemerintah pengganti undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2020

tentang kebijakan keuangan negara dan stabilitas sistem keuangan untuk penanganan

pandemi corona virus disease 2019(covid-19) dan/atau dalam rangka menghadapi ancaman

yang membahayakan perekonomian nasional dan/atau stabilitas sistem keuangan;

1. Keputusan Preseiden Nomor 7 Tahun 2020 tentang gugus tugas percepatan

penanganan corona virus disease 2019 (covid-19);

2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2020 tentang penetapan

kedaruratan kesehatan masyarakat corona virus disease 2019 (covid-19);

3. Peraturan menteri Desa, pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi republik

indonesia nomor 6 tahun 2020 tentang perubahan atas peraturan menteri desa,

pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi Nomor 11 tahun 2019 tentang prioritas

penggunaan dana desa tahun 2020; Peraturan Menteri keuangan nomor 40 tahun 2020

tentang pengelolaan dana Desa.

4. Penelitian-penelitian tentang pembelajaran daring

Pandemi Covid-19 mengejutkan seluruh dunia dan berdampak pada semua lapisan

masyarakat. Dalam hitungan hari, sebagian besar institusi pendidikan memutuskan untuk

menunda kegiatan pembelajaran. Perubahan yang masif ini menjadi tekanan besar bagi

semua stakeholder yang terlibat dalam proses pendidikan yang sedang berlangsung, tetapi
di lain sisi juga merupakan kesempatan bagi para pendidik dan siswa untuk merasakan

pendidikan yang diselenggarakan daring (dalam jaringan), secara penuh pertama kalinya.

Pendidikan menjadi suatu darma yang harus dilaksanakan guna mempersiapkan warga

negara yang memiliki SDM yang unggul. Peminatan akan pembelajaran yang dilakukan

secara daring kian meningkat, salah satunya guna untuk memastikan keterjangkauan dalam

mengakses pendidikan.

Dewasa ini pembelajaran daring yang kita kenal adalah pembelajaran yang

memanfaatkan jaringan internet dengan fleksibilitas, aksesibilitas, konektivitas, dan

kapabilitas untuk memunculkan berbagai jenis interaksi pembelajaran. Dalam pembelajaran

daring, kegiatan belajar mengajar dapat dilakukan secara sinkron dan asinkron. Selain biaya

rendah, efektivitas dan kesempatan belajar yang sangat luas menjadi suatu daya tarik dalam 

penyelenggaraan pembelajaran secara daring. Selain itu, pembelajaran daring merupakan p

endekatan fleksibel, yang memungkinkan siswa untuk melakukan pembelajaran dan

mengakses kursus pada waktu dan lokasi yang berbeda.

D. Dampak Covid-19 secara umum dibidang Pendidikan

Sesuai dengan peraturan pemerintah setiap orang wajib melakukan 3 M (Memakai

masker, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak). Hal ini dilakukan untuk memutus rantai

pandemi covid-19 (Corona Virus Disease) yang sangat mematikan. Pandemi covid-19 tidak

hanya dirasakan di Indonesia saja, tetapi diseluruh dunia. Berbagai upaya telah dilakukan

agar masa pendemi segera berakhir karena pandemi menghancurkan seluruh sektor

kehidupan, salah satunya sektor Pendidikan. Di tengah pandemi yang terus melaju, dunia

Pendidikan harus terus mendapatkan perhatian khusus agar tidak terdampak buruk. Apabila
membahas tentang dunia pendidikan, maka akan membahas masa depan suatu bangsa.

Melihat dari kacamata umum sekarang ini, pandemi covid-19 memang banyak

menimbulkan ancaman bagi dunia pendidikan, namun dapat dilihat dari sudut pandang

yang berbeda, sehingga ancaman dapat diubah menjadi dampak peluang untuk memajukan

dunia pendidikan.

Pendemi covid-19 telah mengubah dunia pendidikan mulai dari proses pembelajaran,

dimana biasanya dilakukan di dalam kelas dengan tatap muka, namun sejak pandemi

berlangsung berubah menjadi belajar daring (dalam jaringan). Guru, siswa dan orang tua

dituntut untuk bisa menghadirkan proses pembelajaran yang efektif dan aktif walaupun

dilaksanakan dari rumah masing-masing. Pandemi Covid-19 yang begitu banyak

berdampak negatif juga berdampak positif bagi dunia pendidikan di Indonesia. Dampak

positif ini dapat memotivasi melalui masa-masa sulit untuk terus mencapai tujuan

pendidikan Indonesia yang lebih maju.

BAB III

METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang di lakukan ini merupakan penelitian kualitatif, yaitu penelitian

yang mendeskripsikan kualitatif suatu penelitian mendapatkan hasil yang optimal harus

menggunakan metode penelitian yang harus tepat menurut David Wiliams (1995)

B. Subjek dan tempat penelitian

Lokasi penelitian bertempat di Desa Mali Iha, Kecamatan Kodi, Kabupaten Sumba

Barat Daya. Subjek penelitian yang terdiri dari 5 orang yaitu Masyarakat dan Kepala Desa

Mali Iha. Dengan di tetapkan lokasi dalam penelitian dapat lebih mudah untuk mengetahui

tempat di mana suatu penelitian di lakukan dalam penelitian ini. Lokasi penelitian ini

bertempat di Desa Mali Iha, Kecamatan Kodi, Kabupaten Sumba Barat Daya.

C. Jenis dan sumber data

Yang di maksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data

dapat di peroleh. Apa bila penelitian menggunakan kuesioner atau wawancara dalam

pengumpulan datanya, maka sumber di sebut respenden yaitu orang merespon atau

menjawab pertanyaan penelitian, baik pertanyaan tertulis mau pun lisan data yang akan di

peroleh dalam penelitian ini ada dua macam yaitu data primer dan data sekunder.

1. Data primer

Data primer adalah sumber data penelitian yang di peroleh secara langsung dari

sumber aslinya yang berupa wawancara, dengan kepala Desa dan masyarakat pendapat dari

individu atau kelompok orang mau pun hasil wawancara dari satu objek.

2. Data sekunder
Data sekunder yaitu data yang dapat dikumpulkan melalui pihak kedua, data ini

merupakan data yang dapat secara tidak langsung, pada data ini peneliti mengambil data di

desa dan hasil rencana pelaksanaan biasanya di peroleh melalui badan atau peneliti yang

bergerak dalam proses pengumpulan data yang di lakukan oleh peneliti

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara yang di gunakan oleh peneliti

untuk mengumpulkan data atau informasi serta fakta pendukung yang ada di lapangan

untuk keperluan penelitian yaitu:

1. Wawancara

Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk

memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Wawancara ini digunakan bila ingin

mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam serta jumlah responden sedikit

2. Teknik Observasi

Dalam penelitian kualitatif observasi menggunakan indra penelitian informasi yang

di peroleh saat observasi adalah bertempat di Desa Mali Iha, Kecamatan Kodi, Sumba

Barat Daya.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adsalah mengumpulkan data dengan cara mengalir atau mengambil

data data dari catatan, dokumentasi, administrasi yang sesuai dengan masalah yang di

teliti.

E. Teknik Analisis Data


Teknik Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara deskriptif

kualitatif. sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan

bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan

kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data,

menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih

mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat

diceritakan kepada orang lain (Sugiyono, 2019).

Pada penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan peneliti menggunakan

model Miles and Huberman. Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode

tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang

diwawancarai. Miles and Huberman (1984), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis

data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai

tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu, data reduction,

data display, dan conclusion drowing/verification (Sugiyono, 2019).

Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan tiga prosedur perolehan data.

1. Reduksi Data

Reduksi data adalah proses penyempurnaan data, baik pengurangan terhadap data

yang dianggap kurang perlu dan tidak relevan, maupun penambahan data yang dirasa masih

kurang. Dengan demikian data yang akan direduksi memberikan gambaran yang lebih jelas,

dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan

mencarinya bila diperlukan (Sugiyono, 2019).


2. Penyajian data

Penyajian data atau menyajikan data akan memudahkan untuk memahami apa yang

terjadi selama penelitian berlangsung. Setelah itu perlu adanya perencanaan kerja

berdasarkan apa yang telah dipahami. Penyajian data merupakan proses pengumpulan

informasi yang disusun berdasarkan kategori atau pengelompokan-pengelompokan yang

diperlukan. . Ia mengatakan “yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam

penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif” (Sugiyono, 2019).

3. Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan Dalam penelitian kualitatif, kesimpulan yang didapat

kemungkinan dapat menjawab fokus penelitian yang sudah dirancang sejak awal penelitian.

Kesimpulan-kesimpulan diverikasi selama penelitian berlangsung. Apabila kesimpulan

yang dikemukakan pada tahap awal, didukung dengan bukti-bukti yang valid dan konsisten

saat penelitian kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel atau dapat dipercaya (Sugiyono, 2019).

Anda mungkin juga menyukai