Anda di halaman 1dari 90

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/349379224

ASI: Dari Ayah untuk Ibu dan Bayi

Book · July 2009

CITATIONS READS

6 1,368

1 author:

Judhiastuty Februhartanty
Nutrition Department Faculty of Medicine Universitas Indonesia/SEAMEO RECFON
69 PUBLICATIONS 599 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Judhiastuty Februhartanty on 17 February 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Disampaikan dengan gaya bahasa yang ringan, buku ini berisi informasi
yang lengkap tentang seluk beluk ASI dan praktik menyusui serta
peran apa yang dapat dimainkan oleh Ayah.

Materi yang dibahas dalam buku ini meliputi:


1. ASI bagi tumbuh kembang bayi dan balita
2. Pemberian ASI yang benar
3. Kesulitan dan keluhan dalam masa menyusui
4. Peran Ayah dalam membantu kelancaran proses me-
nyusui

Buku ini dilengkapi dengan beberapa ilustrasi es-


ensial tentang tehnik menyusui, ringkasan dari tiap
bagian untuk memudahkan pembaca, testimoni dari
beberapa Ayah mengenai pengalamannya menjadi
ayah dan perannya mendukung keberhasilan me-
nyusui serta daftar website dan organisasi peng-
giat kampanye ASI.
Buku ini sangat diperlukan oleh pasangan
orangtua, pasangan yang sedang menanti buah
hati, bahkan pasangan yang tengah meren-
canakan kehamilan. Para pengajar dan praktisi
kebidanan, keperawatan serta kesehatan ma-
syarakat juga dapat memanfaatkan isi buku ini
sebagai sumber inspirasi dalam bidang pekerjaan
mereka masing-masing.

ISBN: 978-979-16102-9-2
ASI:
Dari ayah untuk
ibu dan bayi
Panduan Praktis Peran
Ayah dalam Mendukung
Keberhasilan Pemberian ASI

Judhiastuty Februhartanty
ASI: DARI AYAH UNTUK IBU DAN BAYI
Panduan Praktis Peran Ayah dalam Mendukung
Keberhasilan Pemberian ASI

Judhiastuty Februhartanty

Tata Letak: zmastergrafis


Desain Sampul: zmastergrafis

Hak Cipta © 2009, Penerbit Semesta Media


Pertokoan Cahaya Timbul Blok C No. 8
Jl. Moch. Kahfi II No. 90 Jagakarsa
Jakarta Selatan 12640
Telp. 021-7121 8284, 7888 1383
Faks. 021-7888 1383

Februhartanty, Judhiastuty

ASI: DARI AYAH UNTUK IBU DAN BAYI/


Judhiastuty Februhartanty

Jakarta: Penerbit Semesta Media, 2009


1 jil., 11 x 18 cm, 98 hal.

ISBN: 978-979-16102-9-2

1. Kesehatan 2. ASI
I. Judul II. Judhiastuty Februhartanty
Ucapan Terima Kasih

P
uji syukur tentunya saya panjatkan kepada Sang
Maha Pencipta karena atas cinta dan kasih Nya
saya diberi keberanian untuk menulis buku
ilmiah populer ini untuk pertama kalinya dan diberi
kesabaran untuk akhirnya dipertemukan dengan Mas
Praja dan Pak Ismet sehingga akhirnya buku ini dapat
terbit. Alhamdulillah!

Tak lupa saya haturkan terimakasih yang sedalam-


dalamnya pada Hubby yang selalu memompakan
semangat dan tak lelah menjadi teman diskusi
baik dari segi isi materi buku, juga tentang adab
berkomunikasi dengan pihak-pihak yang baru saya
kenal seumur hidup saya yaitu pihak penerbit.

Terimakasih juga kepada semua ayah yang telah


menginspirasi saya dalam buku ini. Semoga buku ini
juga dapat menjadi inspirasi bagi para ayah dan para
pengguna lainnya. Semoga karya-karya lain dapat
dilahirkan untuk menyuarakan pentingnya dukungan

iii
Ucapan Terimakasih

semua pihak atas keberhasilan menyusui sebagai bekal


peningkatan kualitas sumberdaya manusia Indonesia.

Salam ASI!

Jakarta, Juli 2009


Judhiastuty Februhartanty

iv
Kata Pengantar

Praktik Pemberian Air Susu Ibu:


Apa Hubungannya Dengan Ayah?

A
khir-akhir ini, begitu sering kita dengar dan
lihat adanya anak-anak balita yang menderita
gizi buruk di negeri ini. Yang perlu dipahami
adalah bahwa gizi buruk tidak terjadi dalam semalam,
dan ngerinya bahkan mungkin juga menimpa anak
balita yang berasal dari keluarga yang mampu.
Karenanya faktor ekonomi bukanlah satu-satunya
penyebab fenomena ini. Lalu penyebab mendasar
apa yang mengakibatkan seorang balita menderita
gizi buruk? Kepedulian orangtua terhadap gizi dan
kesehatan anak ternyata masih kurang. Pengetahuan
orangtua tentang gizi dan kesehatan serta pola
pangasuhan anak juga belum memadai.

Menyedihkan sekali bahwa anak yang saat balita


(terutama ketika ia berusia di bawah 2 tahun)
mengalami gizi kurang/buruk maka keadaan ini sulit

v
Kata Pengantar

dikoreksi sehingga akan berakibat pada penurunan daya


intelegensia dan produktivitas di masa dewasa. Hal ini
berujung dengan penurunan daya saing sumberdaya
manusia Indonesia dengan negara-negara lain. Fakta
ini tentunya merupakan gambaran masa depan yang
tidak menyenangkan dan jelas merugikan.

Padahal anak yang bergizi baik sangat ditentukan oleh


keadaan gizi dan kesehatannya saat ia masih bayi yaitu
saat ia berusia 0-12 bulan. Pemberian ASI saja sejak
lahir hingga bayi berusia 6 bulan (disebut ASI eksklusif
hingga 6 bulan) telah dikonfirmasi oleh berbagai studi
di seluruh dunia sebagai investasi penting dan tidak
boleh terlewatkan jika kita ingin memperbaiki keadaan
gizi balita secara umum.

Menyusui adalah salah satu bagian yang penting dalam


hubungan ikatan antara ibu dan bayi. Lalu di manakah
posisi ayah? Sebagai ayah dari bayi yang menyusu, anda
berperan dalam menyediakan suasana yang kondusif
dan turut serta secara aktif dalam pengasuhan bayi.

Keterlibatan ayah dapat berupa bermacam-macam


bentuk. Seringkali keterampilan menenangkan bayi
justru lebih dimiliki ayah dibandingkan ibu. Memandikan,
memijat, memeluk, dan bermain dengan bayi adalah
hal-hal lain yang dapat dilakukan oleh ayah. Ayah juga
perlu melakukan kontak kulit-ke-kulit dengan bayi
agar ia dapat mendengar ritme degup jantung anda,

vi
Kata Pengantar

atau merasakan pola helaan napas anda. Biarkan sekali-


sekali bayi anda tertidur di dada anda. Makin sering
anda berinteraksi dengan bayi anda, maka makin dekat
anda dengannya dan anda akan merasakan keajaiban
tiada tara yang telah dianugerahkan Tuhan kepada anda
dan pasangan anda. Indahnya....

Nah, para ayah sekalian, pengetahuan dan sikap positif


tentang gizi dan kesehatan bayi termasuk pemberian ASI
merupakan modal dasar yang anda harus miliki untuk
membangun kerjasama yang baik dengan pasangan
anda dalam mengasuh dan membesarkan buah hati
anda. Sesuai tema Pekan ASI 2008 ”Mother Support:
Going for the Gold”, saya berkeyakinan anda sangat
peduli tentang hal ini. Karenanya, selamat menikmati
bacaan ringan berikut. Buku ini ditulis berdasarkan
inspirasi yang saya dapat saat melakukan penelitian
dengan judul ”Peran Ayah dalam Optimalisasi Praktik
Pemberian ASI” di Jakarta Selatan. Saya bertemu
beberapa ayah yang begitu antusias mengharapkan
adanya semacam buku panduan bagi para ayah agar
dapat turut serta membantu ibu mencapai keberhasilan
menyusui. Mudah-mudahan buku inilah yang dimaksud.
Jika anda mendapat manfaat dari bacaan ini, silahkan
berbagi dengan rekan-rekan anda yang lain. Hadiahkan
kritik dan saran anda kepada saya dan tujukan ke
judhiastuty@yahoo.com.

vii
Kata Pengantar

Keberhasilan pemberian ASI berkontribusi mengurangi


risiko anak mengalami gizi buruk. Ayo selamatkan anak-
anak Indonesia dari gizi buruk dengan meningkatkan
kembali pemberian ASI.

viii
Daftar Isi

Kata Pengantar ......................................... v

BAGIAN 1
Tahukah Ayah Fakta Lain tentang
ASI bagi Tumbuh Kembang Bayi
dan Balita? ................................................ 1
Karakteristik Unik ASI .................................... 2
Pola Pemberian ASI dan Pola Makan Bayi
yang Benar ....................................................... 3
• Pemberian ASI segera setelah Persalinan. 3
• Pemberian ASI Eksklusif mulai Lahir
hingga Bayi Berusia 6 Bulan ..................... 6
• Pemberian MP-ASI mulai Usia 6 Bulan
dan Lanjutkan ASI hingga 2 Tahun ........... 7

BAGIAN 2
Ayah Dapat Membantu Meyakinkan
Ibu tentang Cara Pemberian ASI
yang Benar ................................................ 13
Produksi ASI .................................................... 14
Pengeluaran ASI ............................................... 16
Daftar Isi

Bagaimana Mengevaluasi Apakah


Tehnik Menyusui sudah Dipraktikkan
dengan Benar? ................................................. 22

BAGIAN 3
Apa yang Ayah Ketahui tentang Kesulitan dan
Keluhan yang Umum Dihadapi Ibu
dalam Masa Menyusui?..................................... 27
Puting Susu Luka.............................................. 29
Payudara Bengkak............................................ 32
Persepsi ASI Kurang ........................................ 34
Mudah Emosional/Marah dan Merasa Kelelahan 36
Ibu Bekerja ..................................................... 37

BAGIAN 4
Peran Ayah dalam Membantu Kelancaran
Proses Menyusui ....................................... 45
Berbagai Jenis Peran Ayah ............................... 47
Tantangan yang Umumnya Dihadapi Ayah ...... 53
Dengan ASI, Keluarga Sehat dan Bahagia ........ 58

Halaman Testimonial ................................ 61


Daftar Pustaka .......................................... 69
Daftar Sumber Informasi tentang ASI dan
Peran Ayah ............................................... 73
Daftar Istilah dan Singkatan .................... 75

x
Bagian 1

Tahukah Ayah Fakta Lain


tentang ASI bagi
Tumbuh Kembang Bayi dan
Balita?
ASI
Dari ayah untuk ibu dan bayi

Karakteristik Unik ASI


Tuhan menganugrahi air susu pada setiap mamalia
sebagai makanan bagi bayi yang baru dilahirkannya. Air
susu ini dikenal bersifat species-specific, artinya masing-
masing jenis air susu hanya cocok untuk makhluknya
masing-masing disesuaikan dengan kebutuhan, laju
pertumbuhan, dan kebiasaannya menyusu. Karenanya,
bayi manusia hanya cocok diberi Air Susu Ibu (ASI).

Mengapa? Karena ASI mengandung semua zat gizi untuk


kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan bayi,
juga mengandung zat antibodi yang dapat melindungi
bayi dari serangan berbagai penyakit, serta sekaligus
mengandung enzim yang membantu dicernanya ASI
secara sempurna oleh tubuh bayi. Karenanya ASI
dikenal mengandung bahan ”hidup” yang tidak dapat
ditiru oleh susu lain, dengan formulasi yang hebat
sekalipun karena bahan ini khusus dibuat oleh Sang
Maha Pencipta. ASI juga tersedia dalam temperatur
yang tepat sesuai kebutuhan bayi, dan terlebih lagi,
terjamin kebersihannya.

Menariknya lagi, komposisi ASI bersifat unik antara ibu


yang satu dengan yang lain karena usia bayi serta karena
karakteristik isapan yang juga unik antara bayi yang satu
dengan bayi yang lain. Komposisi ASI yang diproduksi
ibu yang melahirkan bayi prematur berbeda dengan
ASI yang diproduksi oleh ibu yang melahirkan cukup
bulan. Selanjutnya, komposisi ASI yang keluar pada

2
ASI
Dari ayah untuk ibu dan bayi

beberapa hari pertama setelah kelahiran (kolostrum)


berbeda dengan ASI yang diproduksi pada saat bayi
memasuki usia 1 minggu (ASI transisi), juga berbeda
dengan ASI selanjutnya (ASI matur). Bahkan dalam
satu kali pemberian, foremilk (ASI yang diisap pada 5
menit pertama) umumnya bersifat lebih ’encer’ karena
mengandung kadar air dan protein yang dimaksudkan
sebagai appetizer atau pembasah lidah bagi bayi,
dengan berlanjutnya pengisapan maka komposisi
hindmilk (ASI pada akhir menyusui yaitu setelah 15-
20 menit) makin kental akan zat-zat gizi penting
terutama lemak sehingga mengenyangkan. Kandungan
lemak pada hindmilk bisa mencapai 3 kali lebih banyak
dibandingkan foremilk. Sekali lagi, keunikan ini tidak
dapat diformulasikan di dalam minuman/makanan lain
hasil buatan pabrik alias buatan manusia yang tentu saja
kita ketahui mempunyai berbagai keterbatasan.

Pemahaman tentang karakteristik unik ASI sangatlah


penting bagi ayah dan ibu agar meyakini bahwa mustahil
ASI tergantikan oleh minuman/makanan lain.

Anjuran Pola Pemberian ASI dan Pola


Makan Bayi yang Benar
• Pemberian ASI Segera setelah
Persalinan
Pada satu jam pertama setelah kelahirannya, bayi
harus langsung diperkenalkan ASI, yang dikenal dengan

3
ASI
Dari ayah untuk ibu dan bayi

nama kolostrum yang mengandung banyak protein


dan zat antibodi untuk melindungi bayi dari berbagai
penyakit. Pada kesempatan ini, bayi sekaligus belajar
cara menyusu.

Pendekatan inisiasi menyusu dini (IMD) yang sekarang


dianjurkan adalah dengan metode breast crawl di mana
segera setelah bayi lahir ia diletakkan di perut ibu dan
dibiarkan merangkak untuk mencari sendiri puting
ibunya dan akhirnya mengisapnya tanpa bantuan.
Karenanya proses ini menekankan kata ’menyusu’
bukan ’menyusui’ sebab bayilah yang menjadi pusat
perhatian untuk aktif melakukannya sendiri.

Penelitian menunjukkan bahwa proses ini memakan


waktu sekitar 30 menit hingga 1 jam. Penelitian
juga menemukan bahwa bayi baru lahir yang sudah
dimandikan akan malas mengisap puting ibunya untuk
pertama kali, apalagi bayi yang sudah sempat dipisahkan
dari ibunya lebih dari satu jam.

Metode breast crawl bermaksud mengikuti naluri


alamiah bayi dan mengambil momen singkat ini
sehingga saat bayi betul-betul haus dan atas usahanya
sendiri, ia dapat menyusu yang pertama kalinya dengan
benar.

IMD dengan metode breast crawl juga bermanfaat


untuk kelangsungan hidup bayi baru lahir karena

4
ASI
Dari ayah untuk ibu dan bayi

menstimulasi kontak kulit ibu ke bayi untuk mencegah


bayi kedingingan, serta mengurangi risiko infeksi
nosokomial (yaitu infeksi yang terjadi/ditularkan dari
tempat fasilitas kesehatan seperti Rumah Sakit, klinik,
dll). Pada masa ini juga dan beberapa hari setelah
persalinan, bayi akan mendapatkan ASI yang pertama
(kolostrum) yang mengandung banyak zat anti infeksi
yang berfungsi untuk melindungi bayi dari berbagai
penyakit.

Gambar 1.
Ilustrasi inisiasi menyusu dini (IMD)

5
ASI
Dari ayah untuk ibu dan bayi

Sayangnya, belum semua rumah sakit atau klinik


bersalin mempraktikkan metode ini. Karenanya, ada
baiknya anda dan pasangan anda mencari tahu fasilitas
kesehatan mana yang menjalankan metode ini dan
mendiskusikannya dengan dokter kebidanan anda.

Di samping itu, cara persalinan (normal atau


operasi caesar) juga menjadi pertimbangan dalam
mempraktikkan metode ini karena diperlukan
persiapan khusus bagi ibu dan bayi yang menjalani
proses persalinan secara operasi agar siap dan sukses
melakukan IMD.

• Pemberian ASI Eksklusif mulai Lahir


hingga Bayi Berusia 6 Bulan
Keberhasilan menyusu sedini mungkin menentukan
keberhasilan menyusu pada tahap selanjutnya. Badan
Kesehatan Dunia (WHO - World Health Organization)
merekomendasikan pemberian ASI saja hingga bayi
berusia 6 bulan atau dikenal dengan pemberian ASI
eksklusif selama 6 bulan.

Definisi ASI eksklusif adalah ASI saja tanpa minuman lain


termasuk air putih dan susu formula, tanpa makanan
lain seperti bubur susu atau pisang kerik, tetapi obat
cair dan suplemen diperbolehkan. Sebagian ayah
dan ibu menganggap bahwa bayinya yang menolak
susu formula adalah bayi ASI eksklusif. Perlu diingat
pemberian ASI eksklusif juga berarti tidak memberikan

6
ASI
Dari ayah untuk ibu dan bayi

makanan selain ASI pada saat bayi baru lahir hingga


berusia 6 bulan.

Penelitian menunjukkan bahwa bayi yang diperkenalkan


makanan dan/atau minuman lain sebelum usia 6 bulan,
mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk terserang
penyakit (terutama diare dan batuk/pilek) sehingga
jika terjadi berulang-ulang maka bayi akan mengalami
pertumbuhan dan perkembangan yang kurang optimal.
Hal ini menunjukkan bahwa ASI saja selama 6 bulan
pertama adalah sumber makanan utama bagi bayi dan
justru berbahaya jika bayi diberikan makanan/minuman
lain seperti susu formula atau pisang atau bubur susu
sebelum waktunya.

• Pemberian MP-ASI mulai Usia 6 Bulan


dan Lanjutkan ASI hingga 2 Tahun
Setelah usia 6 bulan, selain ASI, bayi harus mendapatkan
makanan dan/atau minuman lain pendamping ASI
(dikenal dengan MP-ASI). Karena pada usia ini ASI
saja tidak mencukupi kebutuhan bayi, maka secara
bertahap, makanan cair, lumat, semi padat dan
akhirnya pada usia 1 tahun makanan keluarga harus
diperkenalkan pada bayi.

Seiring dengan bertambahnya umur bayi, ia memerlukan


asupan selain ASI, karenanya pastikan bahwa bayi anda
mendapat asupan yang cukup sesuai kebutuhannya.
Sebagian orang tua dilaporkan menjadi terlalu percaya

7
ASI
Dari ayah untuk ibu dan bayi

diri (over convident) terhadap ASI, karena merasa


bayinya telah ’lulus’ diberi ASI secara eksklusif selama
6 bulan. Namun demikian, banyak ditemui adanya
perlambatan pertumbuhan bayi pada usia sekitar 7-8
bulan di mana pada masa ini bayi seharusnya sudah
mulai mendapat asupan makanan/minuman selain ASI
yang sesuai kebutuhannya.

Seringkali proses pengenalan makanan kurang


mendapat perhatian yang serius dari orang tua sehingga
anak mengalami sulit makan dan akhirnya menjadi
terlalu pemilih (picky eater) saat beranjak besar.

Peralihan dari makanan cair hingga makanan keluarga


yang padat juga membutuhkan kesabaran dan trik-trik
khusus. Diskusikan dengan dokter anak anda tentang
seberapa banyak MP-ASI yang diperlukan bayi anda
sesuai usianya. Panduan WHO/UNICEF pada Tabel
1 dapat dijadikan sebagai acuan pemberian MP-ASI
secara umum bagi bayi dan balita yang masih menyusu
dan tidak dalam keadaan sakit.

Selain itu,
o Sumber protein hewani seperti daging sapi, daging
ayam, ikan, atau telur sebaiknya diberikan setiap
hari, demikian juga buah-buahan kaya vitamin A
dan segala macam sayur mayur.
o Bagi bayi dan balita yang tidak mendapat ASI lagi,
maka frekuensi makan di atas harus ditambah.

8
ASI
Dari ayah untuk ibu dan bayi

Tabel 1.
Panduan Pemberian MP-ASI

Jumlah
Kalori yang Frekuensi dan Pemberian
Usia dibutuhkan Bentuk MP-ASI ASI
6-8 200 Kkal per - 2-3 kali makanan ASI sesering
bulan hari utama dapat berupa mungkin
makanan cair, lumat,
atau puree
- 1-2 kali camilan
bergizi (misalnya jus
buah tanpa gula, roti,
atau biskuit yang
dihancurkan)
9-11 300 Kkal per - 3-4 kali makanan ASI sesering
bulan hari utama berupa mungkin
makanan semi padat
- 1-2 kali camilan
bergizi (misalnya buah
potong, roti, atau
biskuit yang dapat
dipegang sendiri oleh
bayi – finger food )
12-24 550 Kkal per - 3-4 kali makanan ASI sesering
bulan hari utama berupa mungkin
makanan padat
- 1-2 kali camilan
bergizi (apapun yang
sesuai untuk anak-
anak)

9
ASI
Dari ayah untuk ibu dan bayi

Anjuran WHO/UNICEF di atas menunjukkan bahwa


pemberian ASI sebaiknya dilanjutkan hingga bayi
berusia 2 tahun atau lebih. Pada masa ini zat-zat gizi
yang dikandung dalam ASI masih dibutuhkan bayi dan
memenuhi sekitar 30% kebutuhannya.

Disamping itu menyusui hingga 2 tahun juga berguna


untuk meningkatkan bonding antara ibu-bayi,
mengurangi kejadian serangan penyakit pada bayi, dan
memantapkan fase pertumbuhan dan perkembangan
bayi.

Dalam panduan WHO/UNICEF jelaslah bahwa susu formula tidak


menjadi kebutuhan wajib bagi bayi setelah usia 6 bulan, karenanya
tetap berikan ASI dan makanan/minuman pendamping ASI sesuai
kebutuhan bayi.

Susu formula dapat diperkenalkan pada bayi saat berusia 2 tahun


dimana ia mulai disapih dan sudah mempunyai pola makan yang
baik.

Keberhasilan pemberian ASI dan MP-ASI pada masa 2


tahun pertama kehidupan bayi menjamin kebutuhan
gizi yang diperlukannya untuk tumbuh dan berkembang

10
ASI
Dari ayah untuk ibu dan bayi

secara optimal. Karena pada masa ini bayi mempunyai


”bekal” untuk menghadapi kehidupan selanjutnya.

Sebaliknya, adanya gangguan pertumbuhan dan


perkembangan pada masa ini cenderung tidak dapat
dikoreksi pada masa berikutnya. Artinya, penanganan
gizi buruk pada masa ini dapat dianggap terlambat.

Karenanya, investasi anda dan pasangan anda pada masa


awal kehidupan bayi merupakan investasi keluarga
untuk jangka panjang. Carilah informasi sebanyak-
banyaknya dan jadilah orang tua yang selalu ingin tahu
saat mempraktikkan anjuran pola pemberian ASI dan
pola makan bayi yang benar.

Ringkasan
Rekomendasi WHO tentang pemberian ASI:
1. menyusu sedini mungkin dalam 1 jam pertama setelah kelahiran
2. pemberian kolostrum
3. pemberian ASI eksklusif hingga 6 bulan pertama dan
melanjutkan pemberian ASI ditambah makanan/minuman
pendamping ASI (MP-ASI)
4. melanjutkan pemberian ASI hingga usia 2 tahun atau lebih

11
ASI
Dari ayah untuk ibu dan bayi

12
Bagian 2

Ayah Dapat Membantu


Meyakinkan Ibu tentang
Cara Pemberian ASI yang
Benar
ASI
Dari ayah untuk ibu dan bayi

B
agaimana ayah dapat melakukannya? Informasi
berikut berisi tentang teknik menyusui yang
benar. Pemahaman ayah akan informasi ini
dapat membantu ayah untuk bekerjasama dengan
ibu tentang cara pemberian ASI yang benar. Anda
dan pasangan anda dapat mendiskusikan informasi
ini dengan tenaga kesehatan yang anda kunjungi saat
pemeriksaan kehamilan dan bisa juga bahkan saat anda
berdua merencanakan kehamilan.

Produksi ASI
Menyusui mempunyai 2 pengertian, yaitu produksi dan
pengeluaran ASI.

Banyak pendapat menyatakan bahwa ukuran payudara


mempengaruhi jumlah ASI yang diproduksi, hal ini tidak
benar. Proses produksi ASI dikenal bersifat hormonal.
Hormon prolaktin adalah hormon yang berperan
dalam memproduksi ASI.

Karenanya produksi ASI akan terganggu jika ibu menyusui


mengalami kegelisahan dan ketidaknyamanan secara
psikologis. Bahkan berbagai penelitian menemukan
bahwa ibu yang merasa pesimistis mengenai jumlah
ASI yang dapat dihasilkannya ternyata benar-benar
mengalami gangguan produksi ASI.

14
ASI
Dari ayah untuk ibu dan bayi

Sebaliknya perasaan nyaman dan adanya ikatan


emosional antara ibu dan bayi saat proses menyusui,
merangsang produksi ASI karena semakin sering
bayi mengisap payudara ibu, maka makin banyak
ASI diproduksi. Pengosongan payudara secara
tuntas merangsang kerja hormon prolaktin untuk
memproduksi kembali ASI. Singkatnya, selama proses
menyusui hormon bekerja mengirim pesan ke otak
bahwa jumlah ASI yang diproduksi habis terpakai/
dikeluarkan melalui isapan bayi sehingga ASI baru
harus diproduksi lagi untuk memenuhi kebutuhan
berikutnya.

Terdapat sebuah pandangan tentang makin banyak ibu


makan makanan bergizi maka makin banyak pula ASI
diproduksi. Hal ini separuh benar karena ibu menyusui
harus mempunyai asupan gizi yang memadai untuk
memenuhi kebutuhan untuk dirinya dan bayinya
melalui ASI yang diproduksi.

Namun, tanpa pengosongan payudara yang tepat


artinya jika tidak sering menyusui maka lama kelamaan
produksi ASI akan berkurang, bahkan akhirnya berhenti
sama sekali. Prinsip kerjanya adalah hormon memberi
pesan ke otak bahwa ASI yang sudah diproduksi tidak
terlalu banyak dipakai/dikeluarkan sehingga ASI baru
tidak perlu diproduksi. Karenanya perlu ditekankan
lagi bahwa pengosongan payudara harus tuntas agar
ASI diproduksi kembali.

15
ASI
Dari ayah untuk ibu dan bayi

Kualitas ASI tentunya dipengaruhi juga dengan gizi ibu menyusui.


Karenanya ayah wajib menganjurkan dan menyediakan makanan
yang bergizi bagi ibu.

Diharapkan ayah tidak terlalu memusingkan postur tubuh ibu yang


menggemuk pasca persalinan dan dalam masa menyusui. Pada masa
menyusui, ibu membutuhkan sekitar ¼ porsi makan yang lebih
banyak dibandingkan dalam keadaan tidak menyusui.

Disarankan agar ibu menyusui tidak mempunyai pantangan makanan,


perbanyak minum dan makan sayuran dan buah-buahan. Dengan
cara ini maka lidah bayi telah diperkenalkan dengan ASI yang
mengandung rasa berbagai jenis makanan yang dimakan ibunya.

Pengeluaran ASI
Selanjutnya, proses pengeluaran ASI atau pengosongan
payudara secara umum akan mempengaruhi
keberhasilan menyusui. Pada proses ini, hormon
oksitosin bekerja memacu kontraksi otot agar ASI
dapat dipompa keluar.

Keberhasilan menyusui diawali dengan teknik menyusui


yang benar. Teknik ini meliputi posisi menyusui dan
pelekatan yang benar.

16
ASI
Dari ayah untuk ibu dan bayi

Yang dimaksud dengan posisi menyusui yang benar


adalah posisi antara ibu dan bayi yang ditandai dengan
perut bayi yang bersentuhan dengan perut ibu, wajah
bayi menghadap ke payudara ibu, kepala bayi tidak
”menoleh” ke arah payudara ibu. Untuk menjamin
posisi menyusui yang benar, seringkali ibu dianjurkan
agar menyusui dalam posisi duduk dan diberi sandaran
bantal di bawah kepala bayi.

Gambar 2
Posisi menyusui

17
ASI
Dari ayah untuk ibu dan bayi

Selanjutnya, akronim CALM (Chin, Areola, Lips,


Mouth) dapat digunakan untuk mengenali ciri-ciri
pelekatan yang benar sebagai berikut:

Chin dagu bayi menempel pada payudara


Areola bagian kehitaman di sekitar puting
payudara ibu terutama yang bagian bawah masuk
ke dalam mulut bayi
Lips bibir bayi bagian bawah dower
Mouth mulut bayi terbuka lebar

Sebagai tambahan, bayi yang menyusu dengan benar


memperlihatkan gerakan geraham bagian bawah
dan bentuk pipi yang membulat saat proses isapan
dilakukan. Bayi yang menyusu dengan bunyi …cup…
cup…cup... menandakan pelekatan yang kurang baik
antara mulut bayi terhadap payudara ibu. Pada keadaan
tersebut kemungkinan besar bayi hanya mengisap pada
bagian puting, padahal pelekatan yang benar adalah
bayi mengisap sebagian besar areola karena pada
bagian itu terdapat kelenjar penyimpan susu yang siap
dikeluarkan dengan isapan mulut bayi.

IMD seperti yang telah dijelaskan di bagian 1 bertujuan


sebagai sarana pembelajaran bagi ibu dan bayi tentang
teknik menyusui yang benar.

18
ASI
Dari ayah untuk ibu dan bayi

Gambar 3
Pelekatan

Menariknya, bayi-bayi yang mendapat perawatan


IMD melakukan pelekatan dengan cara yang tepat,
tanpa diajari! Silahkan anda kunjungi website www.
breastcrawl.org untuk menyaksikan video proses
menyusu pertama kalinya oleh seorang bayi baru lahir
di sebuah daerah di India atau www.aimi-asi.org untuk
bayi Indonesia. Video yang sangat menyentuh!

Hal ini jelas menunjukkan bahwa bayi terlahir dengan


dikaruniai insting untuk bertahan hidup. Intervensi
berupa memandikan bayi dan memberikan minuman
lain (biasanya susu formula, madu, atau air putih sesuai
kebiasaan beberapa masyarakat kita) sebelum bayi baru
lahir merasakan makanan yang memang diperuntukkan
baginya yaitu ASI, telah ditemukan sebagai salah satu
faktor yang meningkatkan risiko kegagalan menyusui.
Karenanya, IMD juga bertujuan untuk merangsang
produksi dan mengeluarkan ASI yang pertama.

19
ASI
Dari ayah untuk ibu dan bayi

Frekuensi menyusui sebaiknya tidak dibatasi dan tidak


dijadwal. Bayi yang sehat dapat mengosongkan satu
payudara dalam waktu sekitar 5-7 menit dan ASI
dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam.
Jadi jangan kaget, jika bayi anda yang baru saja disusui
ASI akan minta kembali disusui ASI karena ASI mudah
dicerna (perlu diingat karena sistem pencernaan
bayi belum berkembang dan belum berfungsi
secara sempurna maka ASI dilengkapi dengan enzim
pencerna) sehingga bayi mudah lapar dan sering minta
disusui lagi. Keadaan ini berlawanan dengan bayi yang
diberi susu formula yang umumnya tidak mudah lapar.
Pada awalnya bayi akan menyusu dengan jadwal tidak
teratur, dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1-2
minggu kemudian.

Selain itu, fasilitas rawat gabung saat di tempat


bersalin memudahkan akses ibu menyusui bayi baru
lahir sesering yang diinginkan bayi. Hal ini membantu
ibu, bayi, dan ayah juga anggota keluarga yang lain
membiasakan diri dengan pola menyusu bayi. Pastikan
anda dan pasangan anda mengetahui ada tidaknya
fasilitas ini di tempat bersalin yang anda pilih.

Ibu menyusui selalu disarankan agar memberikan ASI


secara tuntas dalam satu kali pemberian agar seluruh zat
gizi yang diperlukan dapat masuk ke dalam tubuh bayi
karena seperti dijelaskan sebelumnya ASI mengandung
foremilk dan hindmilk.

20
ASI
Dari ayah untuk ibu dan bayi

Pengosongan payudara oleh isapan bayi harus dituntaskan


pada satu payudara sebelum berpindah ke payudara yang
lainnya. Dalam hal ini, ibu juga harus mempelajari pola
menyusu bayi, ibu harus dapat membedakan tanda mana
yang menunjukkan bayi lapar, dan yang mana yang bukan
alias ’false signs’.

Menyusui harus
PRODUKSI ASI dalam keadaan
hormon prolaktin nyaman dan
S
tenang
U
K
Pengosongan
S
payudara secara
E
MENYUSUI tuntas dan sering
S
akan merangsang
produksi ASI
M
E
POSISI: wajah N
bayi menghadap Y
payudara ibu, U
PENGELUARAN ASI
perut-ke-perut S
/PENGOSONGAN
PAYUDARA U
hormon oksitosin PELEKATAN: I
Chin-Areola-Lips-
Mouth

Gambar 4
Bagan tentang produksi dan pengeluaran ASI

21
ASI
Dari ayah untuk ibu dan bayi

Seringkali ibu menyusui bayi untuk menenangkan


tangisannya sehingga proses menyusui hanya sekedar
’ngempeng’ dan tidak tuntas, hal ini tentunya dapat
mengganggu produksi ASI.

Dengan berjalannya waktu, umumnya ibu dapat


membedakan jenis-jenis tangisan seperti bayi menangis
karena ingin diajak main, ada bagian tubuh yang sakit,
ngompol, atau karena kepanasan, dan bayi menangis
karena ingin mendapat asupan ASI.

Ketrampilan mengenali tangisan bayi ini juga sebaiknya


dipelajari oleh ayah sehingga ibu dan ayah dapat bekerja
sama demi keberhasilan menyusui.

Keberhasilan mengenali dan mempraktikkan teknik


menyusui yang benar dapat mengurangi adanya keluhan-
keluhan yang berhubungan dengan praktik menyusui
yang akan dibahas lebih lanjut dalam bagian berikutnya.

Bagaimana Mengevaluasi Apakah


Tehnik Menyusui sudah Dipraktikkan
dengan Benar?
Penting juga diketahui oleh ayah dan ibu bahwa teknik
menyusui yang benar menjamin bayi usia 0-6 bulan
cukup diberi ASI saja yang ditandai oleh beberapa
hal sebagai berikut:

22
ASI
Dari ayah untuk ibu dan bayi

o Bayi kelihatan kenyang setelah puas menyusu


misalnya puting dilepas sendiri, bersendawa, atau
tertidur pulas
o Bayi pipis setidaknya 6-8 kali dalam sehari dan air
seni tidak berbau pekat
o Faeces/tinja bayi normal, tidak keras/kering/
berwarna gelap
o Berat badan bayi meningkat setiap bulan sesuai
grafik pertumbuhan bayi di KMS (Kartu Menuju
Sehat) pada Gambar 5 – kenaikan berat badan
minimal (KBM) bulan ke-1: 800 gr, bulan ke-
2: 900 gr, bulan ke-3: 800 gr, bulan ke-4: 600
gr, bulan ke-5: 500 gr, bulan ke-6: 400 gr, dan
seterusnya kenaikan berat badan minimal adalah
sekitar 300 gr.
o Dalam waktu 2 minggu, berat badan lahir sudah
tercapai kembali (bayi baru lahir akan mengalami
penurunan berat, jangan khawatir karena hal ini
wajar)

Perlu diperhatikan bahwa kewajiban ayah dan ibu


untuk selalu menimbang bayi anda rutin setiap bulan
guna mengetahui laju pertumbuhan bayi sehingga
deteksi dini (early warning) bisa diperoleh jika
ditemukan laju pertumbuhan yang terganggu. Anda
dapat melakukannya di Posyandu di sekitar tempat
tinggal anda atau saat anda berkunjung ke dokter anak
anda di fasilitas kesehatan seperti Puskesmas, Rumah
Sakit, dan sebagainya.

23
ASI
Dari ayah untuk ibu dan bayi

Perhatikan dan diskusikan nilai berat badan bayi anda


dengan kader Posyandu atau dokter anak anda. Bayi
laki-laki dan perempuan mempunyai laju pertumbuhan
yang berbeda karena itu digambarkan dalam grafik yang
berbeda. Gambar 5 menunjukkan grafik pertumbuhan
bayi perempuan. Pita no. 2-5 (biasanya berwarna
gradasi hijau) pada KMS atau grafik pertumbuhan
bayi anda adalah area di mana berat badan bayi anda
menunjukkan keadaan normal dibandingkan terhadap
umurnya. Namun begitu, setiap bayi yang bertambah
umur, harus bertambah berat badannya. Jadi anda patut
waspada jika berat badan bayi anda tidak bertambah
secara signifikan dalam beberapa bulan meskipun
masih berada di area pita hijau. Sekali lagi, diskusikan
hal ini dengan kader Posyandu atau dokter anak anda,
bila perlu carilah second opinion berupa informasi dari
sumber-sumber lain.

Perlu diketahui bahwa bayi yang mendapat ASI


secara eksklusif selama periode 0-6 bulan kelihatan
mempunyai postur tubuh yang tidak segemuk bayi
yang sudah diberi formula pada usia yang sama. Hal
ini dikarenakan ASI memenuhi kebutuhan gizi bayi
secara pas takaran.

Dalam hal ini beberapa penelitian telah menemukan


bahwa bayi berusia di bawah 6 bulan yang diberi susu
formula mempunyai risiko mengalami kegemukan

24
ASI
Dari ayah untuk ibu dan bayi

4
Garis Merah
5 menunjukkan
status gizi
6 yang buruk.
Waspadailah!

Gambar 5.
Grafik pertumbuhan dari KMS untuk bayi
perempuan usia 0-24 bulan

saat anak-anak. Anda dan pasangan anda tentu tidak


menginginkan hal ini terjadi pada buah hati anda karena
bayi sehat bukanlah semata-mata bayi yang gemuk,
tapi bayi yang lincah dan tumbuh berkembang sesuai
usianya.

25
ASI
Dari ayah untuk ibu dan bayi

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa praktik inisiasi


menyusu dini dan pemberian ASI eksklusif hingga 6
bulan masih rendah di Indonesia. Ketidakberhasilan ini
seringkali disebabkan oleh timbulnya masalah berupa
kesulitan/keluhan dan rintangan yang dihadapi ibu
selama masa awal menyusui. Karena ketidaktahuan
serta kurangnya dukungan keluarga, seringkali
pemberian ASI eksklusif terhenti sebelum bayi
menginjak usia 6 bulan.

Karenanya, mencari informasi seputar kesehatan dan


gizi bayi serta praktik pemberian ASI bukan monopoli
ibu saja. Ayah sebagai partner ibu dalam membesarkan
anak, juga wajib meluangkan waktu untuk hal ini.

Ringkasan
Teknik menyusui yang benar:
1. Ditandai oleh posisi dan pelekatan yang benar
2. Dampak teknik menyusui yang benar adalah bayi yang cukup
diberi ASI ditandai oleh:
a. Terlihat puas setelah selesai menyusu
b. Sering pipis
c. Feces/tinja normal
d. Berat badan naik setiap bulan

26
Bagian 3

Apa yang Ayah Ketahui


tentang Kesulitan dan
Keluhan yang Umum
Dihadapi Ibu dalam Masa
Menyusui?
ASI
Dari ayah untuk ibu dan bayi

M
engingat menyusui berlangsung dalam jangka
waktu yang cukup panjang (sesuai anjuran
WHO—setidaknya hingga 2 tahun), telah
banyak penelitian yang mendokumentasikan berbagai
kesulitan dan keluhan yang umumnya dihadapi ibu
menyusui yang akhirnya menghambat kesuksesan
menyusui.

Hambatan-hambatan ini umumnya dirasakan ibu


pada masa awal pasca persalinan sehingga seringkali
menggagalkan pemberian ASI eksklusif hingga 6 bulan,
bahkan menggugurkan pemberian ASI hingga 2 tahun
karena produksi ASI berhenti akibat penambahan
minuman/makanan lain sebelum waktunya.

Hambatan ini dapat berupa kesulitan yang berhubungan


dengan fungsi fisiologis payudara yang terganggu
sehingga perlu bantuan medis untuk merawatnya,
hingga kesulitan yang berupa kelelahan mental/fisik
yang umumnya dapat diatasi dengan adanya dukungan
keluarga dan lingkungan di sekeliling ibu menyusui.

28
ASI
Dari ayah untuk ibu dan bayi

Kesulitan/keluhan yang berhubungan dengan proses menyusui yang


dilaporkan oleh ibu menyusui pada umumnya adalah kesulitan yang
tidak memerlukan penanganan medis.

Dalam banyak hal, ayah dapat berperan aktif membantu mengurangi


keluhan-keluhan tersebut.

Berikut ini akan dibahas kesulitan dan keluhan yang


paling umum dilontarkan oleh ibu menyusui, dan
menariknya bahkan dikemukakan juga oleh ayah.
Apakah anda pernah mengalaminya pada anak
sebelumnya?

Puting Susu Luka


Pada saat pertama kali menyusui, ibu menyusui
umumnya merasakan rasa nyeri/perih pada puting.
Hal ini wajar saja. Namun, jika nyeri/perih tersebut
dirasakan berlebihan dan bahkan disertai puting yang
luka, maka hal ini tidak normal dan memerlukan
perawatan.

29
ASI
Dari ayah untuk ibu dan bayi

Beberapa penelitian menemukan bahwa puting yang


nyeri atau luka umumnya disebabkan karena posisi
menyusui dan pelekatan yang tidak tepat. Sebab-sebab
lainnya adalah karena bentuk puting yang pendek
atau terbenam (inverted), frenulum yang pendek pada
bagian bawah lidah bayi, penggunaan cream atau
lotion yang menyebabkan reaksi alergi pada puting,
dan penggunaan terlalu lama bantalan BH (breast pad)
yang basah.

Perawatan
Puting yang luka seringkali menjadi tempat tumbuhnya
bakteri. Karenanya keluhan ini harus mendapat
perawatan segera agar cepat sembuh. Beberapa hal
berikut adalah yang dianjurkan:
o Mulailah menyusui bayi pada payudara yang tidak
sakit, istirahatkan payudara yang sakit untuk
sementara waktu sekitar 1x24 jam, biasanya akan
sembuh sendiri dalam waktu sekitar 2x24 jam
o Selama diistirahatkan, sebaiknya ASI tetap
dikeluarkan dengan tangan (karena menggunakan
pompa akan terasa nyeri) untuk menstimulasi
refleks aliran ASI, sehingga bayi tidak mengisap
terlalu kuat pada payudara bagian ini saat sudah
sembuh
o Gunakan posisi menyusui yang berbeda agar
pengisapan pada bagian yang sakit dapat
berkurang

30
ASI
Dari ayah untuk ibu dan bayi

o Bila terlalu sakit, minum obat penghilang rasa


sakit hanya jika diperlukan. Mintalah petunjuk
dokter untuk hal ini.
o Moist treatment saat ini dianjurkan untuk merawat
puting yang luka yaitu dengan mengoleskan ASI
pada bagian yang sakit

Pencegahan
Sebelum terjadinya puting susu luka, tentunya sangat
perlu anda dan pasangan anda mengetahui bagaimana
cara mencegahnya seperti berikut ini:
o Praktikkan teknik menyusui yang benar (seperti
yang dibahas pada bagian 2)
o Susui bayi sesering mungkin sesuai sinyal yang
ditunjukkannya, upayakan untuk menyusui
sebelum bayi sangat lapar untuk mencegah
pengisapan yang terlalu kuat
o Usahakan untuk membuat payudara kering dan
bersih, upayakan untuk secara teratur mengganti
breast pad yang basah
o Hindari penggunaan produk-produk seperti
sabun, alkohol, atau sejenisnya secara berlebihan
yang dapat merusak perlindungan alamiah pada
puting
o Sebelum menyusui, lakukan pemerahan ASI
dengan tangan saat payudara terasa penuh ASI
agar mulut bayi melekat dengan sempurna

31
ASI
Dari ayah untuk ibu dan bayi

o Jika menyusui harus dihentikan, selipkan jari


telunjuk atau kelingking (yang bersih) ke dalam
mulut bayi di antara gusinya sebelum mulut bayi
dilepaskan dari payudara

Payudara Bengkak
Pertama-tama, harus dibedakan antara payudara
penuh ASI dan payudara bengkak.

Payudara penuh ASI terasa berat, panas, dan keras.


Bila diperiksa ASI keluar dan ibu tidak mengalami
demam.

Payudara bengkak terasa sakit, puting kencang, kulit


mengkilat walaupun tidak merah dan bila diperiksa
ASI tidak keluar. Badan ibu mungkin demam setelah
24 jam. Keluhan ini umumnya muncul pada hari ke-3
hingga ke-5 pasca persalinan.

Hal ini terjadi antara lain karena terlambat menyusukan


dini, pelekatan kurang baik, ASI kurang sering
dikeluarkan atau kurang sering menyusui, mungkin
juga karena ada pembatasan waktu menyusui.

Perawatan
Hal-hal berikut dapat dilakukan:
o Susui bayi lebih sering
o Apabila payudara terlalu tegang, atau bayi tidak

32
ASI
Dari ayah untuk ibu dan bayi

dapat menyusu, sebaiknya ASI dikeluarkan dengan


tangan terlebih dahulu agar ketegangan dan nyeri
pada payudara berkurang
o Suami dapat memijat bagian leher dan punggung
belakang ibu (sejajar daerah payudara)
menggunakan kedua kepalan tangan secara
perlahan-lahan
o Pijat ringan pada payudara yang bengkak perlahan-
lahan ke arah bagian areola
o Kompres payudara dengan air hangat untuk
mengurangi rasa sakit
o Selanjutnya kompres dengan air dingin pasca
menyusui
o Pakailah BH yang sesuai
o Bila terlalu sakit, dapat diberi obat penghilang
rasa sakit sesuai anjuran dokter

Pencegahan
Rekomendasi berikut bermanfaat untuk mencegah
terjadinya payudara bengkak:
o Menyusui sedini mungkin
o Menyusui tanpa jadwal, atau menyusui sesuai
yang diinginkan bayi
o Praktikkan teknik menyusui yang benar
o Hindari penggunaan terlalu dini minuman/
makanan tambahan selain ASI

33
ASI
Dari ayah untuk ibu dan bayi

Persepsi ASI Kurang


Hal lain yang juga sering dikeluhkan oleh ibu, bahkan
juga oleh ayah adalah perasaan bahwa ASI tidak
mencukupi kebutuhan bayi sehingga bayi perlu diberi
minuman dan/atau makanan tambahan lain.

Ibu bekerja dan juga ibu tidak bekerja seringkali


melaporkan bayi (utamanya bayi laki-laki) yang
kelihatan tidak kenyang setelah menyusu, ditandai
dengan tangisan.

Beberapa studi di negara Barat dan juga di Indonesia


menemukan bahwa ayah justru berperan menghentikan
pemberian ASI eksklusif dengan cara membelikan susu
formula dan meminta ibu memberikannya kepada bayi
karena ayah dan ibu mempunyai persepsi yang salah
tentang tangisan bayi. Umumnya semua jenis tangisan
bayi dianggap sebagai tanda bahwa bayi kurang
mendapat ASI. Seperti sudah dibahas sebelum, tidak
semua tangisan bayi berarti ia kurang kenyang.

Selanjutnya, jika minuman dan/atau makanan lain


diberikan sebelum bayi berusia 6 bulan maka hal ini
dapat membahayakan bayi setidaknya dalam 2 hal
berikut:
o masuknya bahan asing yang dapat menimbulkan
alergi pada bayi dan meningkatkan kemungkinan
diare pada bayi

34
ASI
Dari ayah untuk ibu dan bayi

o produksi ASI yang lama-kelamaan dapat berhenti


disebabkan keberadaannya sudah tergantikan
dengan adanya minuman/makanan lain

Cara mengatasi
Karena proses menyusui berkaitan dengan kerja
hormon saat produksi dan pengeluarannya, maka
sangat penting bagi ibu untuk mempunyai keyakinan
bahwa ia dapat menyusui dengan baik dan ASInya
cukup. Keyakinan ini harus ditumbuhkan dalam diri
ibu semenjak masa kehamilan.

Ayah sebagai partner ibu, sewajarnya juga mempunyai


keyakinan yang sama dan ikut ambil bagian dalam
memutuskan pola pemberian makan bayi yaitu dengan
berkomitmen memberikan ASI eksklusif sampai
bayi berusia 6 bulan. Minuman dan/atau makanan
pendamping ASI hanya boleh diberikan setelah bayi
berusia 6 bulan.

Seringkali sindrom ASI kurang juga disebabkan karena


teknik menyusui yang belum tepat. Meskipun menyusui
adalah proses alamiah, baik ibu dan bayi (juga ayah)
perlu mempelajari dan membiasakan diri dengan teknik
menyusui yang benar. Selama pemeriksaan kehamilan
memasuki trimester ketiga, mintalah pada tenaga
kesehatan yang merawat anda untuk mengajari anda dan
pasangan anda tentang teknik menyusui yang benar.

35
ASI
Dari ayah untuk ibu dan bayi

Untuk memastikan apakah benar bayi kurang mendapat


ASI, pertumbuhan bayi perlu dievaluasi menggunakan
tanda-tanda bayi cukup disusui ASI seperti yang sudah
dijelaskan pada bagian 2. Selama tanda-tanda tersebut
dialami oleh bayi dan berat bayi naik setiap bulan
sesuai standar kenaikan berat badan minimal dalam
KMS, maka ayah dan ibu harus yakin bahwa bayi telah
cukup diberi ASI dan ibu memproduksi ASI yang sesuai
kebutuhan bayi. Karenanya pemberian ASI harus terus
dilakukan, dan tidak memberikan minuman dan/atau
makanan lain sebelum bayi berusia 6 bulan.

Mudah Emosional/Marah dan Merasa


Kelelahan
Ibu menyusui juga umumnya mengalami keluhan
mudah marah/kesal (bad mood) dan/atau merasa
kelelahan pada masa awal pasca persalinan. Kedua
hal ini mungkin berkaitan, dikarenakan kelelahan
setelah menyusui dan mengerjakan pekerjaan rumah
lainnya serta mengurusi kebutuhan anak lainnya, maka
ibu menjadi mudah kesal. Perubahan mood ini sudah
banyak diteliti, hal ini berkaitan dengan depresi pasca
persalinan karena adanya perubahan hormonal.

Cara mengatasi
Dukungan psikologis sangatlah diperlukan pada
masa ini. Dari siapa ibu umumnya menginginkan

36
ASI
Dari ayah untuk ibu dan bayi

bentuk dukungan ini? Tentunya dari ayah sebagai


partnernya dalam suka dan juga duka. Selain itu ibu
juga membutuhkan dorongan moril dari orang-orang
terdekatnya di sekitarnya seperti keluarga, tetangga,
dan teman.

Dukungan fisik juga dibutuhkan oleh ibu pada masa ini,


meskipun tidak sepenting dukungan psikologis. Adanya
anggota keluarga lain atau pembantu rumah tangga
yang tinggal bersama, dapat meringankan kelelahan
fisik yang harus dihadapi ibu setiap harinya. Perhatian
dan pengasuhan bagi anak sebelumnya dapat dibagi
dengan ayah atau anggota keluarga lain yang tinggal
bersama. Keterbukaan dalam berkomunikasi antara
seluruh anggota keluarga dapat membuat ibu merasa
nyaman dan tidak sendirian dalam menghadapi peran
barunya sebagai ibu. Hal ini penting, karena kehadiran
anggota keluarga yang baru ini harus dirasakan oleh
seluruh keluarga agar tercipta kekompakan.

Ibu Bekerja
Seringkali alasan pekerjaan membuat seorang ibu
berhenti menyusui. Terlebih lagi jika alasan ini mendapat
pembenaran dan disetujui oleh ayah. Cuti melahirkan
yang hanya 3 bulan di negara kita memang seringkali
menjadi kendala utama bagi ibu untuk dapat memberikan
ASI secara eksklusif hingga bayi berusia 6 bulan. Namun
demikian, dengan pengetahuan yang memadai dan niat

37
ASI
Dari ayah untuk ibu dan bayi

yang kuat, cukup banyak juga ibu bekerja yang berhasil


menyusui secara eksklusif hingga 6 bulan.

Alternatif solusi bagi ibu menyusui yang


bekerja
Sebenarnya ada beberapa hal yang dapat dianjurkan
pada ibu menyusui yang bekerja seperti yang berikut:
o Pada saat ibu di rumah, sesering mungkin bayi
disusui, dan ubahlah jadwal menyusuinya sehingga
banyak menyusui di malam hari
o Susui bayi sebelum ibu bekerja
o ASI dikeluarkan untuk persediaan di rumah
sebelum berangkat bekerja
o Lakukan pengosongan payudara di tempat kerja
setiap 3-4 jam
o ASI perah dapat disimpan di lemari pendingin dan
dapat diberikan kepada bayi saat ibu bekerja
o Keterampilan mengeluarkan ASI dan merubah
jadwal menyusui sebaiknya telah dimulai sejak
satu bulan sebelum kembali bekerja
o Ibu minum dan makan makanan yang bergizi dan
cukup selama bekerja dan selama menyusui bayi

Jika memungkinkan, ibu dapat membawa bayi ke


tempat kerja dan menitipkannya di tempat penitipan
anak (TPA). Beberapa perusahaan besar saat ini telah
memiliki fasilitas ini. Pada saat-saat tertentu sesuai

38
ASI
Dari ayah untuk ibu dan bayi

ketentuan tempat kerja, ibu dapat datang ke TPA dan


menyusui.

Hal lain yang dapat dilakukan adalah jika rumah tempat


tinggal dekat dengan tempat kerja. Saat istirahat atau
jam makan siang, ibu dapat pulang untuk menyusui bayi
yang ditinggal di rumah. Sebagian pasangan ayah-ibu
menyusui memutuskan untuk menyewa rumah/kamar
di sekitar tempat kerja ibu sehingga kontak ibu-bayi
pada masa pemberian ASI eksklusif dapat terjaga. Hal
ini terutama dilakukan oleh ibu yang merasa kurang
yakin dapat memerah ASI dengan jumlah yang cukup.
Namun, konsekuensi biaya penyewaan rumah/kamar
harus menjadi bahan pertimbangan juga. Nah, pilihan
ada pada anda dan istri anda.

Sebagian besar ibu bekerja yang bertekad ingin


menyusui bayinya secara eksklusif hingga usia 6
bulan, berusaha mencari tempat yang memadai di
kantor agar dapat memerah dan menyimpan ASI yang
kemudian akan dibawanya pulang seusai jam kantor.
Penjelasan berikut memaparkan cara memerah ASI
dan penyimpanannya secara lebih terperinci.

Memerah/memompa ASI
Dalam keadaan yang manapun, ibu menyusui yang
bekerja atau ibu menyusui yang tidak bekerja namun
beberapa saat harus terpisah dari bayinya karena suatu

39
ASI
Dari ayah untuk ibu dan bayi

sebab, harus menyediakan ASI perah untuk persediaan


saat ibu tidak bersama bayi.

Cara pengeluaran ASI adalah sebagai berikut:


o Cuci tangan terlebih dahulu hingga bersih
o Keluarkan ASI sebanyak mungkin (dapat
menggunakan cara manual dengan tangan,
atau pompa – breast pump yang saat ini sudah
banyak tersedia di apotek atau toko obat). Jika
menggunakan tangan, letakkan ibu jari dan jari
telunjuk di sekitar areola, dan lakukan penekanan
ke arah dalam sampai ASI keluar.
o Tampung ASI di cangkir atau wadah lain yang
bersih
o ASI perah dalam wadah tadi diberi label sesuai
tanggal/jam pengeluaran

Cara penyimpanan ASI yang sudah dipompa adalah


sebagai berikut:
o 6-8 jam jika disimpan di suhu ruang (19-25°C)
o 1-2 hari jika disimpan di dalam lemari pendingin
(sekitar 4°C)
o 2 minggu – beberapa bulan jika disimpan di dalam
freezer (sekitar -4°C)

Namun, perlu diingat karena lemari pendingin yang


digunakan umumnya adalah lemari pendingin rumah
yang sering buka tutup, maka sebaiknya jangka waktu
terpendek yang disebutkan di atas yang dijadikan
patokan.

40
ASI
Dari ayah untuk ibu dan bayi

Gambar 6
Memerah ASI dengan tangan

Gambar 7
Berbagai contoh breast pump dan
penggunaannya

41
ASI
Dari ayah untuk ibu dan bayi

Penggunaan ASI perah yang telah disimpan di lemari


pendingin:
o Ajari anggota keluarga atau pengasuh bayi di
rumah tentang cara penggunaan ASI yang telah
disimpan ini.
o ASI beku perlu dicairkan dulu di dalam lemari
pendingin. Sangat tidak disarankan mencairkan
ASI beku di luar lemari pendingin. Pencairan ASI
beku di luar lemari pendingin meningkatkan risiko
ASI tercemar kuman.
o ASI tidak boleh dimasak/dipanaskan langsung
karena akan merusak kandungan gizinya.
o ASI yang telah cair di dalam lemari pendingin,
kemudian dihangatkan dengan cara merendamnya
bersama wadahnya di dalam air hangat
o ASI kemudian dapat diberikan ke bayi dengan
menggunakan sendok secara perlahan-lahan.
Penggunaan dot untuk ASI perah seringkali
menimbulkan masalah ”bingung puting” bagi
bayi yang dapat meningkatkan risiko bayi tidak
mau menyusu dari puting ibunya. Karenanya
penggunaan dot untuk ASI perah tidak
dianjurkan.

Keterampilan mengeluarkan, menyimpan, dan


menggunakan ASI yang telah dipompa merupakan
keterampilan yang harus dimiliki oleh ibu dan ayah.
Karena selama periode menyusui, seorang ibu pasti
harus melakukannya agar proses menyusuinya menjadi

42
ASI
Dari ayah untuk ibu dan bayi

lancar seperti yang sudah dijelaskan pada bagian


perawatan keluhan-keluhan menyusui di atas.

Dukungan ayah dalam proses memompa ASI, dapat


meningkatkan keyakinan ibu akan kemampuannya
menyusui dengan baik dan mengurangi rasa tidak
nyaman selama proses memompa ASI.

Ringkasan
KESULITAN/ KUNCI MENGATASI/
TANTANGAN MENCEGAHNYA
Puting susu luka Perhatikan posisi dan
pelekatan saat menyusui
Payudara bengkak Ibu harus sering menyusui;
ASI mungkin perlu dipompa
Persepsi ASI kurang Pelajari cara mengevaluasi
bayi cukup ASI
Mudah emosional/kesal dan Ibu perlu dukungan fisik dan
merasa kelelahan psikologis
Ibu Bekerja ASI perlu dipompa

43
ASI
Dari ayah untuk ibu dan bayi

44
Bagian 4

Peran Ayah
dalam Membantu
Kelancaran Proses
Menyusui
ASI
Dari ayah untuk ibu dan bayi

P
ada bagian 1, 2 dan 3 telah dijelaskan seluk beluk
manfaat ASI, proses menyusui yang benar dan
keluhan serta kesulitan yang umum dihadapi
ibu menyusui. Pengetahuan praktis tentang hal-hal
berkaitan dengan ASI dan menyusui bukan monopoli
ibu, melainkan wajib juga dimiliki ayah sehingga ayah
siap memberikan dukungan dan bantuan agar proses
pemberian ASI menjadi lancar dan berhasil.

Sebagian peran ayah dalam membantu kelancaran


pemberian ASI secara sepintas telah dipaparkan pada
bagian 1, 2 dan 3. Pada bagian ini, penjelasan tentang
peran ayah yang secara konkrit berhubungan dengan
kesuksesan pemberian ASI akan dijabarkan dengan
lebih terstruktur.

Peran ayah dalam mendukung keberhasilan menyusui dapat berupa


dukungan fisik dan psikologis yang dibarengi dengan karakternya
yang haus akan informasi tentang menyusui dan/atau pengasuhan
anak secara umum.

Menariknya, beberapa penelitian telah menemukan bahwa peran


ayah yang berhubungan dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif
adalah dukungannya yang bersifat psikologis.

46
ASI
Dari ayah untuk ibu dan bayi

Berbagai Jenis Peran Ayah


Peran ayah dapat dimulai sejak masa kehamilan,
persalinan, dan berlanjut hingga masa pasca persalinan.
Bentuknya dapat berupa mengantar dan ikut berdiskusi
dengan dokter saat pemeriksaan kehamilan, mengantar
dan ikut menyaksikan proses persalinan, dilanjutkan
dengan membantu pekerjaan rumah, mengurus
bayi dan/atau momong anak yang lainnya, termasuk
mengurus diri sendiri. Peran-peran ini termasuk
peran yang hard artinya menyangkut dukungan yang
bersifat fisik. Peran-peran lain yang bersifat non-fisik
dapat berupa upaya berkesinambungan dalam mencari
berbagai informasi tentang gizi dan kesehatan bayi/
anak, kesiapan ayah menjadi teman berdiskusi tentang
hal-hal yang menyangkut pola pemberian makan/
ASI bagi bayi, partisipasi ayah dalam pengambilan
keputusan mengenai pola pemberian makan/ASI bagi
bayi, dan keikhlasan ayah menjadi pemimpin sekaligus
partner dalam mengarungi biduk rumah tangga.

Secara rinci, tabel-tabel berikut memaparkan bentuk


dukungan ayah. Anda dapat melakukan penilaian diri
sendiri tentang dukungan mana yang sudah anda
lakukan dan mana yang akan anda lakukan untuk anak
anda berikutnya.

47
ASI
Dari ayah untuk ibu dan bayi

Tabel 2.
Peran Ayah pada Masa Kehamilan

Periode Sudah AKAN


Bentuk dukungan ayah dilakukan dilakukan
Belajar dan mencari
informasi tentang
kehamilan yang sehat dan
persiapan menyusui
Menemani istri
memeriksakan kehamilan
Saat Memberitahukan dan
kehamilan berdiskusi dengan bidan/
dokter bahwa Anda dan
istri berniat memberikan
ASI eksklusif pada calon
bayi Anda
Memastikan ibu mendapat
asupan gizi yang seimbang
selama masa kehamilan
Memberikan semangat
agar istri Anda siap
memberikan ASI setelah
calon bayi Anda lahir

48
ASI
Dari ayah untuk ibu dan bayi

Tabel 3.
Peran Ayah pada Saat Persalinan

Periode Sudah AKAN


Bentuk dukungan ayah dilakukan dilakukan
Belajar dan mencari
informasi tentang
persalinan yang aman
serta tehnik menyusui
segera setelah proses
kelahiran
Siap menemani istri
Saat melahirkan, bersedia
melahirkan menemani istri di dalam
ruang bersalin, dan
menunggui saat proses
menyusui pertama kali
Berdiskusi dengan bidan/
dokter penolong persalinan
bahwa Anda ingin bayi
Anda diberi ASI saja dan
menolak pemberian susu
formula
Memberikan semangat
agar istri Anda yakin
dapat menyusui dan tidak
tergoda memberikan susu
formula saat ASI pertama
belum banyak keluar

49
ASI
Dari ayah untuk ibu dan bayi

Tabel 4.
Peran Ayah pada Masa Pasca Persalinan
Periode Sudah AKAN
Bentuk dukungan ayah dilakukan dilakukan
Saat Belajar dan mencari
periode informasi tentang cara
bayi pemberian ASI eksklusif,
berusia 0-6 termasuk memompa ASI, dll
bulan Memberikan kenyamanan
bagi istri Anda dengan
membantu pekerjaan
rumah tangga, mengurusi
anak lainnya (jika ada)
Bersikap ramah saat
kebutuhan Anda
tidak dapat langsung
dilaksanakan karena istri
Anda harus menyusui bayi
Anda terlebih dahulu
Memastikan ibu mendapat
asupan gizi yang seimbang
selama masa menyusui
Membantu meyakinkan
istri Anda bahwa ASI saja
cukup untuk bayi Anda
hingga ia berusia 6 bulan
Menjadi teman diskusi istri
Anda tentang pengasuhan
dan perawatan bayi saat
melakukan kunjungan ke
fasilitas kesehatan

50
ASI
Dari ayah untuk ibu dan bayi

Banyak ayah juga ibu yang berpendapat bahwa apa


yang dilakukan oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan,
perawat, dan lainnya) adalah yang terbaik. Berbagai
pengamatan telah dilaporkan bahwa penggunaan susu
formula di sarana/fasilitas kesehatan justru seringkali
dilakukan oleh para tenaga kesehatan sendiri, baik
atas kesadaran dan ijin orangtua bayi maupun secara
terselubung dengan dalih ASI pertama belum keluar.

Namun demikian, menurut WHO fact files bulan


Agustus 2008, dilaporkan bahwa saat ini terdapat
sebanyak 20,000 fasilitas kesehatan “Sayang Bayi”
yang tersebar di 152 negara di seluruh dunia. Mudah-
mudahan Indonesia termasuk di dalamnya.

Karena itu, para orangtua sebaiknya membina


hubungan yang serasi juga dengan tenaga kesehatan
dan penolong persalinan. Jadilah orangtua yang punya
rasa ingin tahu yang tinggi dan ajaklah dokter atau
tenaga kesehatan lainnya menjadi partner berdiskusi
menyangkut urusan ASI dan pola makan bayi secara
umum. Jika ada pendapat tenaga kesehatan yang
berseberangan dengan pendapat anda, diskusikan
baik-baik dengan tenaga kesehatan tersebut dan jika
masih kurang puas cobalah cari sumber informasi
lainnya yang kompeten.

Selanjutnya, pengetahuan yang benar tentang pola


pemberian makan bayi selayaknya dapat menjadi bekal

51
ASI
Dari ayah untuk ibu dan bayi

untuk saling meyakinkan antara ayah dan ibu bahwa


setiap ibu dapat mempraktikkan pemberian ASI sesuai
yang direkomendasikan.

Seringkali dengan beranjaknya usia bayi, kekhawatiran


akan kecukupan produksi ASI menghantui orangtua
untuk segera menambah susu formula dalam pola
makan bayi mereka. Sebuah penelitian di Jakarta
menemukan bahwa kecenderungan bayi diberi susu
formula sebagai tambahan adalah saat menginjak usia
3 bulan. Pada ibu yang tidak bekerja, umumnya sang
ayahlah yang berperan aktif memilih dan membelikan
minuman/makanan pengganti ASI (PASI). Hal ini
menunjukkan bahwa kepercayaan diri dan ketrampilan
menilai kecukupan produksi ASI harus dimiliki tidak
hanya oleh ibu tapi juga ayah. Pada saat yang bersamaan,
ayah juga berperan dalam memastikan asupan gizi ibu
baik saat hamil maupun pada masa menyusui.

Selain percaya diri dan cukup gizi, ibu menyusui juga


harus diberikan kenyamanan dalam setiap proses
menyusui. Kenyamanan di sini maksudnya nyaman
secara fisik dan psikologis sehingga ibu mempunyai
cukup waktu untuk menyusui dan proses menyusui
menjadi pengalaman yang menyenangkan.

Ayah dapat berperan dengan memberikan bantuan


fisik untuk meringankan beban tugas rumah tangga.
Tak kalah pentingnya, ayah dapat juga memberikan

52
ASI
Dari ayah untuk ibu dan bayi

dukungan psikologis untuk meningkatkan kerja hormon


yang berperan dalam produksi dan pengeluaran ASI.
Dalam konteks ini, seringkali dilaporkan adanya
ketidakpuasan dari pihak ayah karena ibu terpaksa
mengurangi perhatiannya terhadap ayah. Hal ini
semacam ’persaingan’ antara ayah dan bayi untuk
mendapatkan perhatian dan perawatan dari ibu.
Kesiapan ayah untuk menghadapi hal serupa ini perlu
mendapat perhatian bahkan saat merencanakan
kehamilan. Kelas-kelas prenatal juga dilaporkan sangat
membantu pasangan yang sedang menanti buah hati
tidak saja dalam hal perawatan kehamilan, perawatan
bayi baru lahir, pemberian makan bayi tetapi yang
utama juga bagaimana menjadi orangtua yang baik dan
dapat bekerja sama.

Tabel 5 memuat contoh peran ayah dan pentingnya


lingkungan yang suportif pada 2 jenis praktik pemberian
ASI yaitu inisiasi menyusui segera setelah persalinan
dan ASI eksklusif hingga 6 bulan.

Tantangan yang Umumnya


Dihadapi Ayah
Menurut beberapa studi di negara-negara barat,
kesibukan ayah dalam bekerja sebagai upaya mencari
nafkah keluarga diketahui merupakan salah satu
hambatan yang dihadapi ayah untuk dapat lebih berperan
dalam keluarga. Namun, menurut sebuah studi di

53
Tabel 5.
Peran Ayah dan Lingkungan yang Mendukung Praktik Pemberian ASI
Praktik
Pemberian Lingkungan yang
ASI Periode Setting Orang yang berperan Mendukung
Inisiasi menyusui • Saat kelahiran Di tempat • Tenaga kesehatan: berperan dominan • Kebijakan rumah sakit
segera anak persalinan, • Ayah: membolehkan kontak ayah,
• Segera setelah misalnya rumah o Hadir saat proses persalinan ibu, dan bayi (tryad) sesegera
anak dilahirkan sakit, klinik, o Mendorong inisiasi menyusui segera mungkin.
tempat praktek – membantu kontak menyusui pertama kali • Ayah memiliki pengetahuan yang
bidan, dll o Mencegah pemberian makanan prelakteal baik mengenai pemberian ASI
ASI

54
(sebelum ASI pertama keluar) dan mengetahui perannya pada
o Meminta fasilitas rawat gabung agar proses periode ini
menyusui dapat sesering keinginan bayi
Pemberian ASI 6 bulan pertama Di rumah • Petugas kesehatan: dukungan-dukungan yang • Tryad sudah memiliki
Dari ayah untuk ibu dan bayi

eksklusif hingga pasca persalinan disediakan di tempat persalinan menjadi bekal hubungan yang solid.
bayi berusia 6 bagi ayah-ibu-bayi memulai ”hidup baru” di • Ayah memiliki pengetahuan
bulan rumah yang baik tentang pemberian
• Ayah: berperan dalam menciptakan ”waktu ASI dan sudah siap menjalankan
yang memadai dan suasana yang nyaman perannya di rumah.
selama proses menyusui”
• Orang tua: menurunkan praktik-praktik
berdasarkan pengalaman mereka di masa lampau
ASI
Dari ayah untuk ibu dan bayi

Jakarta, diketahui bahwa hambatan yang dihadapi ayah


tidak secara langsung berkaitan dengan ketersediaan
waktu ayah, namun lebih kepada aksesibilitas ayah
untuk mendapatkan informasi yang tepat mengenai
hal-hal yang berhubungan dengan pemberian ASI,
serta bagaimana ayah dapat memberikan dukungan
yang positif untuk meningkatkan praktik pemberian
ASI tersebut. Dengan begitu, menjadi sangat jelas
bahwa ayah harus mendapat akses terhadap informasi
yang berhubungan dengan hal-hal tersebut.

Banyak dilaporkan juga bahwa pola parenting yang


dijalankan ayah pada masa sekarang lebih menganut
pola shared parenting di mana urusan pengasuhan
anak menjadi tanggung jawab bersama antara ayah
dan ibu.

Hal ini menunjukkan bahwa budaya patriarki yang


lebih dianut oleh para ayah pada masa lalu, saat ini
mulai meluntur seiring dengan maraknya informasi
tentang parenting di berbagai media karena majunya
teknologi informasi belakangan ini.

Namun, perlu diakui adanya bias gender dalam


program-program kesehatan kita. Program yang
sedianya ditujukan untuk meningkatkan dukungan
terhadap ibu menyusui dari sisi keluarga justru kurang
melibatkan ayah.

55
ASI
Dari ayah untuk ibu dan bayi

Sebuah penelitian di Jakarta melaporkan bahwa ayah


seringkali justru diminta menunggu di luar ruang
periksa oleh tenaga kesehatan saat mengantarkan istri
memeriksakan kehamilan. Karena tidak ”diwajibkan”
masuk ke ruang periksa, sebagian ayah juga akhirnya
memilih menunggu di luar ruang periksa dengan alasan
ruang periksa yang sempit, takut/risih jika masuk, atau
karena menjagai anak lainnya di luar.

Tenaga kesehatan sendiri juga seringkali kurang


menyiapkan diri untuk memberikan penjelasan
mengenai dukungan yang diperlukan seorang ibu
selama menyusui dan apa konsekuensinya bagi
keluarga.

Bisa jadi karena tenaga kesehatan juga tidak dituntut


untuk dapat menyampaikan pesan-pesan yang
demikian.

Dengan begini, informasi yang ditujukan untuk ayah


sangat minim padahal ayah juga perlu mempersiapkan
diri. Ayah sering tidak diajak dalam dikusi perkembangan
janin, tidak ada program khusus untuk ayah selain
program yang meminta ayah bersiaga selama masa
kehamilan dan persalinan, padahal bagaimana ayah
dapat bersiaga jika ia tidak disiapkan dan dipaparkan
dengan pengetahuan yang memampukannya memberi
dukungan yang diharapkan.

56
ASI
Dari ayah untuk ibu dan bayi

Ternyata ’diskriminasi’ – jika boleh saya katakan


demikian – serupa ini tidak hanya terjadi di negara
kita. Belum lama ini di Inggris baru saja diluncurkan
gerakan bernama Father-Inclusive Program yang
intinya menghimbau pemerintah Inggris agar selalu
mengikutsertakan ayah dalam program-program yang
berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak (KIA).

Pada akhirnya, menjadi ayah di zaman sekarang ini


memang harus mandiri dan punya rasa ingin tahu yang
tinggi, tidak bisa hanya menunggu untuk diberitahu
namun harus sering berinisiatif untuk bertanya dan
mencari tahu.

Selain itu, ibu dan ayah wajib mendiskusikan tentang


harapan akan peran masing-masing dalam pengasuhan
selama kehamilan, menyusui, mengurus anak, serta dalam
berumahtangga. Harapan ibu yang sangat tinggi terhadap
peran ayah seringkali tidak singkron dengan dukungan
yang mampu diberikan oleh ayah, atau sebaliknya.

Komunikasikan peran apa dan sejauh mana peran


tersebut mampu dimainkan, kompromikan jika ada
gap antara harapan dan kesanggupan. Usahakan tidak
saling menuntut terlalu jauh, dan sadarkan diri anda
berdua bahwa biduk rumah tangga ini harus dijalani
dengan kesamaan tujuan dan cita-cita. Di sinilah
pentingnya menjaga komunikasi yang harmonis antara
ayah dan ibu.

57
ASI
Dari ayah untuk ibu dan bayi

Di samping itu, kemapanan ekonomi juga dinilai


menjadi salah satu faktor di mana ayah dari keluarga
dengan tingkat ekonomi menengah ke atas lebih
terpapar dengan norma pengasuhan anak oleh kedua
orangtua. Ayah yang berasal dari keluarga dengan
tingkat ekonomi kurang, tidak mempunyai keleluasaan
untuk terpapar berbagai informasi karena waktu yang
tersita untuk mencari nafkah sehingga peran yang
dapat dimainkan untuk keluarga terkesan seadanya.
Apa pendapat anda mengenai hal ini?

Menjadi ayah pendukung ASI tentu saja tidak mudah karena pada
saat yang sama ayah juga dituntut untuk berperan sebagai suami dan
sekaligus pencari nafkah keluarga.

Diperlukan pengetahuan yang memadai tentang pentingnya ASI dan


pengasuhan anak yang baik agar terbentuk niat yang kuat sehingga
segala potensi rintangan ini dapat diatasi.

Dengan ASI, Keluarga Sehat dan


Bahagia
Pada bagian akhir ini dapat disimpulkan bahwa ayah
berperan dalam pengambilan keputusan menyusui,

58
ASI
Dari ayah untuk ibu dan bayi

inisiasi menyusui, dan lamanya menyusui. Namun


sayangnya, dapat dikatakan di sini bahwa ayah juga
berperan dalam memperkenalkan minuman/makanan
pengganti ASI, karenanya ayah berperan pula dalam
menghambat/menghentikan pemberian ASI.

Dalam berbagai buku yang mengupas manfaat ASI,


disebutkan bahwa ASI berguna untuk kelangsungan
hidup dan kesehatan bayi, berperan juga untuk
meningkatkan derajat kesehatan ibu, serta bermanfaat
bagi keluarga karena dapat menekan pengeluaran
rumah tangga dalam hal pembelian susu formula dan
biaya berobat bagi anak. Fakta manfaat ASI yang lebih
luas ini hendaknya dipahami oleh para orangtua.

Karena memberikan ASI adalah komitmen bersama


dalam keluarga maka kesuksesan menyusui dapat
tercapai jika 3 keadaan berikut terpenuhi:
1. Ayah dan ibu mempunyai pengetahuan yang
memadai tentang ASI dan menyusui
2. Ayah mempunyai pola hubungan interaksi yang
kondusif dengan ibu
3. Ayah, ibu dan bayi sejak dini saling dekat demi
terciptanya hubungan yang harmonis antara
mereka bertiga (yang biasa disebut dengan ‘the
breastfeeding tryad’)

59
ASI
Dari ayah untuk ibu dan bayi

Ringkasan
Kuncinya:
1. Mencari informasi seputar kesehatan dan gizi bayi serta praktik
pemberian ASI adalah kewajiban ibu dan ayah bahkan sejak
merencanakan kehamilan
2. Ayah dan ibu saling terbuka dan berkomunikasi mengenai
harapan dan keinginan dalam hal pengasuhan selama
kehamilan, menyusui, dan mengurus anak
3. Kualitas keharmonisan hubungan antara ayah dan ibu
menentukan keberhasilan menyusui dan mempererat hubungan
ayah-ibu-bayi

60
Kolom Testimoni
Para Ayah

Dady
Papa dari Andien (8 tahun), Naufal (4
tahun), Dyaz (1 tahun) dan suami dari
Hatum

“ Ka m i s e b e t u l n y a
menginginkan Andien
diberi ASI eksklusif
sampai dia berumur 6
bulan seperti anjuran
WHO. Namun saat
Andien memasuki usia
3 bulan, istri saya yang berprofesi sebagai ahli gizi
di Puskesmas harus kembali bekerja, karena masa
cuti melahirkan sudah habis. Satu bulan pertama
istri saya bekerja, pemberian ASI eksklusif untuk
Andien masih dapat dijalankan dengan menyiapkan
ASI dalam botol untuk kebutuhan Andien selama dia
bekerja. Tetapi saat memasuki bulan kedua, keraguan
akan kecukupan zat gizi bayi kami mulai muncul.
Waktu itu istri saya merasa tidak percaya diri dengan
kecukupan zat gizi hanya dari ASI saja untuk buah

61
Kolom Testimoni Para Ayah

hati kami yang sudah mulai aktif gerakan motoriknya


pada usianya yang menginjak 4 bulan. Karena itu kami
memutuskan untuk memberi makanan pendamping
ASI pada saat ia berusia 4 bulan.

Belajar dari pengalaman pemberian ASI eksklusif


yang ‘agak kurang berhasil’ pada Andien, kami betul-
betul mempersiapkan diri dan bertekad untuk dapat
memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan kepada
Naufal dan Dyaz, kedua adik Andien.

Beruntung kami adalah pasangan yang kebetulan


dikaruniai sedikit ilmu dan kesadaran tentang
pentingnya gizi. Kami berdua sepakat untuk sungguh-
sungguh mempraktekan ilmu yang kami ketahui untuk
kebaikan anak-anak kami.

Karena itu saya mendukung dengan sepenuh hati agar


istri saya dapat memberikan ASI eksklusif. Saya selalu
berusaha untuk menciptakan suasana yang positif
dan menyenangkan agar istri saya dapat memberikan
ASI dengan tenang, sehingga kualitas dan kuantitas
ASI untuk bayi kami dapat terjaga. Saya juga selalu
memperhatikan kebutuhan gizi istri saya. Pada masa
istri saya menyusui, saya sampaikan kepadanya untuk
tidak usah ragu menambah porsi makan dari biasanya,
karena kebutuhannya meningkat dibandingkan kondisi
normal. Saya juga masih ingat sepulang kerja, saya selalu
menyempatkan diri untuk membelikan martabak keju

62
Kolom Testimoni Para Ayah

atau pisang bakar yang merupakan makanan kesukaan


istri saya. Lalu saya memandangi dengan bahagia orang
yang saya kasihi menikmati makanan kesukaannya.

Kini, kami menuai buah manisnya.....”

Yusman
Ayah dari Aisyah (3.5 tahun), akan
mempunyai anak kedua, dan suami dari
Kathy

”Pada hari ke-3 setelah


persalinan, Aisyah harus
ditinggal di rumah sakit
karena kuning. Terpaksa
kami pulang tanpa Aisyah.
Namun, sebelum pulang
istri saya memerah
ASInya terlebih dahulu
dan diserahkan ke suster
jaga untuk diberikan ke bayi kami.

Sekitar tengah malam saya kembali ke rumah sakit


membawa botol yang berisi ASI yang baru diperas.

63
Kolom Testimoni Para Ayah

Istri wanti-wanti supaya ASInya benar-benar diberikan


kepada bayi kami oleh para suster jaga.

Setelah masa cuti 3 bulan, istri saya masuk kerja kembali.


Kebetulan kami bekerja di kantor yang sama. Setelah
berunding, kami memutuskan untuk mengontrak
sebuah kamar di dekat kantor untuk tempat bayi kami.
Setiap pagi, kami sekeluarga berangkat dari rumah,
kemudian Aisyah ditinggal di kontrakan ditemani
pembantu dan neneknya. Pada jam istirahat, istri saya
datang ke kontrakan untuk menyusuinya, kemudian
kembali ke kantor setelah jam istirahat usai. Terkadang
ia naik ojek untuk menghemat waktu. Pada sore
hari, Aisyah kami jemput pulang. Dengan begitu ASI
eksklusif selama 6 bulan bisa dilakukan..

Saya pikir, itu adalah masa-masa yang berat bagi istri


dan juga bayi kami. Terkadang saya meminta tolong
supir kantor untuk mengantar istri dan anak saya
pulang bila saya harus ke luar kota atau lembur.

Pada masa menyusui, saya juga sering menganjurkan


istri saya untuk makan sea food karena katanya
makanan laut dapat membantu produksi ASI. Saat ini
kami sedang menunggu kelahiran anak kedua. Kami
sudah sepakat untuk Insya Allah memberikan ASI
eksklusif selama 6 bulan dan memberikan ASI sampai
minimal umur 2 tahun. Strateginya mungkin hampir
sama dengan anak pertama.

64
Kolom Testimoni Para Ayah

Secara tradisional sering dianggap bahwa masalah


pemberian “makanan” bayi/anak adalah kewajiban
para ibu. Karenanya pada awalnya, saya tidak begitu
yakin apakah saya sebagai ayah punya peran dalam
pemberian ASI. Menurut saya, dukungan para ayah
untuk pemberian ASI harus sudah dimulai sejak sebelum
kehamilan terjadi. Sehingga pada saat kehamilan, ayah
dapat lebih berkonsentrasi pada aktualisasinya.”

Anto
Papa dari Hubert (4 tahun)
dan suami dari Early

“Saya sempat mengala-


mi turbulensi emosional
yang cukup besar saat
pertama kali menjadi
seorang ayah. Kehadiran
putra tercinta kami, Hu-
bert, sejujurnya mem-
berikan ’mixed feelings’
pada saya saat itu, kebahagiaan dan kebanggaan yang
tidak terkira tapi juga sekaligus rasa cemas, takut dan
khawatir.

65
Kolom Testimoni Para Ayah

Kami berdua memang memutuskan untuk menjadi


keluarga mandiri dengan melibatkan orang tua kami
sesedikit mungkin dalam proses berkeluarga, termasuk
saat kami harus menghadapi situasi yang benar-benar
baru buat kami, yaitu memiliki seorang anak.

Meskipun kami rajin membaca literatur dan buku-


buku yang sangat ’advance’, tapi ternyata memiliki
anak adalah suatu pengalaman fisik dan emosional
yang terbukti tidak dapat diilustrasikan dan dijelaskan
dengan teori apapun dan juga pengalaman yang sangat
individual sifatnya. Karena hal itu tidak hanya tentang
si anak, tapi juga tentang kami, saya dan istri saya.
Kelelahan fisik di kantor dan kebingungan tentang
peran yang seharusnya saya mainkan dalam proses
panjang memiliki buah hati seperti yang sudah diajarkan
norma yang ada seringkali membuat ’emotional burst’
pada diri saya sendiri.

Sampai saya akhirnya melakukan ’cultural hypnosis’,..


dan menjalankan peran yang saya yakini secara pribadi
harusnya saya lakukan sebagai seorang ayah, bukan
peran yang didefinisikan secara normatif. Hasilnya?…
saya lebih enjoy dalam menjalankan peran saya sebagai
seorang ayah, karena semuanya datang dari dalam diri
dan hati saya dan bukan seperti apa yang digariskan
secara normatif. Hubungan saya dengan putra tercinta
saya menjadi lebih natural dan kami membangun
kompatibilitas emosional secara alami. Sekarang saya

66
Kolom Testimoni Para Ayah

merasa lebih excited dalam menjalani peran saya


sebagai seorang ayah……”

Joko
Suami dari Eka yang sedang hamil 7
bulan anak pertama

”Kami termasuk pasangan


muda. Kami berdua bekerja.
Beruntung saya bekerja
di sebuah kantor yang
berkecimpung di bidang
kesehatan dan istri saya
mempunyai latar belakang
pendidikan gizi/kesehatan
serta bekerja di bidang yang
sama.

Namun demikian, hal ini tidak menjamin kesiapan


kami berdua untuk menghadapi masa transisi dalam
kehidupan berkeluarga. Saya sangat gundah pertama
kali istri menunjukkan sikap dan perilaku yang aneh
setelah beberapa bulan usia pernikahan kami.

67
Kolom Testimoni Para Ayah

Beruntung kami tinggal dengan ibu saya, ibu lalu


menyarankan istri saya untuk melakukan tes kehamilan
dan ternyata benar ...positif. Saya baru tahu bahwa wanita
yang sedang hamil muda ternyata berperilaku ’aneh’,
mungkin tidak semuanya tapi istri saya mengalaminya.

Saya senang mengetahui istri saya hamil namun jujur


saja saya tidak siap menerima sikapnya yang saat itu
’lain’. Ibu saya berkali-kali membantu menenangkan
saya dan mengajarkan bahwa sikap yang ditunjukkan
istri saya adalah lumrah bagi wanita yang sedang hamil
muda. Saya kemudian dapat menerima keadaan ini
karena saya sangat menyayangi istri saya. Beranjak
ke bulan demi bulan, trimester demi trimester, kami
menjalaninya dengan lebih baik. Saya khusus membaca
atau mencari informasi sendiri untuk menyiapkan diri
saya menjadi ayah yang baik kelak.

Namun, saat memasuki trimester ketiga, sikap istri


saya kembali berubah. Saya benar-benar dituntut
untuk mempunyai tingkat kemakluman yang tinggi
akan keadaan ini. Berulang kali saya ingatkan diri saya
sendiri bahwa saya bukan saja sayang pada istri saya
tetapi juga pada buah hati kami yang saat ini sedang
dikandungnya... cara seperti ini ternyata ampuh. Kini
kami berdua benar-benar bahagia menanti kedatangan
buah cinta kami”.

68
DAFTAR PUSTAKA

Bar-Yam NB, Darby L. Fathers and breastfeeding: A review of


literature. Journal of Human Lactation 1997; 13 (1): 45-50.
Coleman WL, Garfield C, Committee on Psychosocial Aspects
of Child and Family Health. Fathers and Pediatricians:
Enhancing men’s roles in the care and development of their
children. Pediatrics 2004; 113 (5): 1406-1411. Didownload
dari http://www.pediatrics.org/cgi/content/full/113/5/1406.
Diakses pada tanggal 7 Agustus 2006.
Condon J. What about dad? Psychosocial and mental health issues
for new fathers. Australian Family Physician 2006; 35 (9):
690-692.
Draper J. Whose welfare in the labour room? A discussion of
increasing trend of fathers’ birth attendance. Midwifery
1997; 13: 132-138.
Falceto OG, Giugliani ERJ, and Fernandes CLC. Couples
relationships and breastfeeding: Is there an association?
Journal of Human Lactation 2004; 20 (1): 46-55.
Februhartanty J, Bardosono S, Septiari AM. Problems during
lactation are associated with exclusive breastfeeding in
DKI Jakarta Province: Father’s potential roles in helping
to manage these problems. Malaysian Journal of Nutrition
2006; 12 (2): 167-180.
Februhartanty J, Bardosono S, Septiari AM. Support for exclusive
breastfeeding practice: Do fathers in Jakarta provide this
support? Majalah Kesehatan Perkotaan 2007; 14 (1): 25-
33.
Februhartanty J, Muslimatun S, and Septiari AM. Fathers help to
improve breastfeeding practices: Can Indonesian fathers
provide the same help? UNIVERSA MEDICINA 2007; 26
(2): 90-100.

69
Daftar Pustaka

Februhartanty J. Strategic roles of fathers in optimizing breastfeeding


practices: A study in an urban setting of Jakarta. Summary of
the dissertation. Jakarta: UI Press, 2008. Dapat didownload
di http://www.gizi.net/makalah/download/Summary-Eng-
Indo-Yudhi.pdf. Terakhir diakses pada tanggal 7 Apri 2008.
Giugliani ERJ. Common problems during lactation and their
management. Journal of Pediatrics (Rio J) 2004; 80 (5 Suppl):
S147-S154. Didownload dari http://www.jped.com.br/
conteudo/04-80-S147/ing.asp. Diakses pada tanggal 1 April
2008.
Lawrence RA and Lawrence RM. Breastfeeding: A guide for the
medical profession. 6th edition. Philadelphia: Mosby Inc.,
2005.
Departemen Kesehatan RI. Strategi nasional: Peningkatan pemberian
air susu ibu sampai tahun 2005. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, 2002.
Nystrom K, Ohrling K. Parenthood experiences during the child’s
first year: Literature review. Journal of Advanced Nursing 2004;
46 (3): 319-330.
PERINASIA (Perkumpulan Perinatologi Indonesia). Manajemen
Laktasi: Menuju persalinan aman dan bayi baru lahir sehat.
Cetakan ke-2. Jakarta: PERINASIA, 2004
Pisacane A, Continisio GI, Aldinucci M, et al. A controlled trial of
father’s role in breastfeeding promotion. Electronic article.
Pediatrics 2005; 116(4): e494-e498. Didownload dari http://
www.pediatrics.aappublications.org/cgi/content/full/116/4/
e494. Diakses pada tanggal 31 Oktober 2005.
Pohlman S. The primacy of work and fathering preterm infants:
Findings from an interpretive phenomenological study.
Advanced Neonatal Care 2005; 5 (4): 204-216.
Pruett KD. Role of the father. Pediatrics 1998; 102: 1253-1261.
Didownload dari http://www.pediatrics.org/cgi/content/
full/102/5/SE1/1253. Diakses pada tanggal 18 Oktober
2006.
St John W, Cameron C, McVeigh C. Meeting the challenge of
new fatherhood during the early weeks. Journal of Obstetry
Gynecology and Neonatal Nursing 2005; 34 (2): 180–189.

70
Daftar Pustaka

Sullivan ML, Leathers SJ, and Kelley MA. Family characteristics


associated with duration of breastfeeding during early infancy
among primiparas. Journal of Human Lactation 2004; 20 (2):
196-205.
Suradi R. Menempatkan kembali peran air susu ibu (ASI) dalam
pembinaan tumbuh kembang bayi dan anak: Manfaat, kendala,
serta usaha pencapaiannya. Pidato pada Upacara Pengukuhan
sebagai Guru Besar Tetap Ilmu Kesehatan Anak pada Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta: 2004.
Vehvilainen-Julkunen K, Liukkonen A. Father’s experiences of
childbirth. Midwifery 1998; 14: 10-17.
WHO/UNICEF. Innocenti Declaration on the protection,
promotion, and support of breastfeeding. Florence: WHO/
UNICEF, 1990.
WHO/UNICEF. Complementary feeding of young children
in developing countries: A review of current scientific
knowledge. Geneva: WHO,1998.
WHO/UNICEF. Global strategy for infant and young child feeding.
Geneva: WHO, 2003.

71
Daftar Pustaka

72
Daftar Sumber Informasi
tentang ASI dan Peran Ayah

Internasional
www.fatherinitiatives.org
www.fatherhoodinstitute.org
www.breastcrawl.org
www.wellstart.org
www.lalecheleague.org
www.who.int
www.unicef.org

Indonesia
www.gizi.net
www.idai.or.id
www.dunia-ibu.org
asiforbaby@yahoogroups.com

AIMI (Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia)


Sekretariat:
Graha MDS Lt. 3, Duta Mas
Fatmawati Blok B1/34
Jl. R.S. Fatmawati No. 39
Jakarta Selatan 12150
Telp: 021-72790165
Website: www.aimi-asi.org

SELASI (Sentra Laktasi Indonesia)


Sekretariat:
Jl. Tebet Utara 1F No. 12 Jakarta Selatan
Phone/Fax: 021-83795168
Hotline CURHAT ASI: 021-91264737
Email: kontak@selasi.net

73
Daftar Pustaka

Website: www.selasi.net
Blog: sentralaktasi.multiply.com
Facebook: Sentra Laktasi Indonesia
www.facebook.com/s.php?ref=search&init=quick&q=sentralaktasi#
/profile.php?id=1077821958&ref=ts

IBCLC Indonesia
Dengan alamat: SENTRA LAKTASI INDONESIA (SELASI)
Jl. Tebet Utara I F No.12, Jakarta Selatan 12820
Tel/Fax: 021- 83795168
Email: ibclc.indonesia@gmail.com
Facebook group: Konsultan Laktasi Indonesia
http://www.facebook.com/group.php?gid=226675995191&ref=
mf

PERINASIA (Perkumpulan Perinatologi Indonesia)


Sekretariat:
Jl. Tebet Utara IA No. 22
Jakarta 12820
Telp: 021-8281243; 83794513
Fax: 021-8281243
E-mail: perinasi@centrin.net.id

Jakarta Breastfeeding Center


Sekretariat:
Wisma Bayuadji Lt.2 Jl. Gandaria Tenggah III no.44 Jakarta
Selatan Jakarta, Indonesia12130
Tel: 021-91305744
E-mail: jakartabreastfeedingcenter@rocketmail.com
Facebook: Komunitas Asi www.facebook.com/komunitas.
asi?ref=ts

ASI Pasti
Facebook: www.facebook.com/komunitas.asi?v=info&viewas=10778
21958&ref=ts#/asi.pasti?v=info&viewas=1077821958&ref=ts
Blog: http://asipasti.blogspot.com

74
Daftar Istilah dan
Singkatan

ASI: Air Susu Ibu


ASI eksklusif: praktik pemberian ASI saja (kecuali
obat dan suplemen, cairan/makanan lain tidak
boleh diberikan) sejak bayi lahir hingga usia 6
bulan
breast crawl: posisi bayi baru lahir yang merangkak
di atas dada/perut ibunya untuk menemukan
puting ibunya dan kemudian menyusu pertama
kalinya
breast pad: bantalan BH yang biasanya digunakan
ibu menyusui untuk mengurangi rembesan ASI
ke BH dan pakaian yang sedang dikenakan
breast pump: alat untuk mempompa/memerah
ASI
CALM: singkatan dari Chin, Areola, Lips, Mouth yang
menunjukkan bagian-bagian pada tubuh ibu dan
bayi yang harus diperhatikan agar pelekatan yang
benar dipraktikkan selama proses menyusui
frenulum: jaringan di bawah lidah yang melintang
antara rahang bawah dan lidah bagian tengah

75
Daftar Istilah dan Singkatan

hormon oksitosin: hormon yang berperan dalam


proses pengeluaran ASI
hormon prolaktin: hormon yang berperan dalam
proses produksi ASI
IMD: inisiasi menyusu dini
kolostrum: ASI yang pertama kali keluar pada sekitar
5-7 hari setelah persalinan, mengandung protein
yang tinggi dan bersifat sebagai imunisasi awal
karena dapat mencegah infeksi penyakit pada
bayi baru lahir
MP-ASI: makanan dan/atau minuman lain pendamping
ASI
PASI: pengganti ASI
puting inverted:bentuk puting yang terbenam
shared parenting: juga disebut co-parenting,
maksudnya pola pengasuhan yang mengutamakan
kerja sama antara ayah dan ibu
TPA: tempat penitipan anak
UNICEF: United Nation Children’s Fund
WHO: World Health Organization

76
Tentang Penulis

Sebagai staf pengajar di SEAMEO-TROPMED


Regional Center for Community Nutrition sejak tahun
1999, penulis mendalami beberapa bidang dalam
gizi komunitas seperti pola pengasuhan anak, gizi/
kesehatan ibu dan anak, perencanaan proyek gizi/
kesehatan, antropologi gizi/kesehatan, serta promosi
kesehatan dalam program gizi.
Penulis mantap mendedikasikan peminatannya
pada hal-hal yang berhubungan dengan ASI sejak 9
tahun yang lalu. Terinspirasi dari pengalaman rekan
kerja tentang dukungan ayah dalam keberhasilan
praktik pemberian ASI eksklusif, penulis mendalami
isu ini dan menjadikannya sebagai disertasi doktornya

77
Tentang Penulis

yang berjudul “Peran Ayah dalam Optimalisasi


Praktik Pemberian ASI: Sebuah Studi di Jakarta”
yang diselesaikannya pada bulan Januari 2008. Penulis
saat ini aktif dalam Forum Komunikasi Gizi dan
Kesehatan (FKGK) serta Jaringan Informasi Gizi dan
Pangan (JIPG). Penulis juga saat ini sedang mengambil
kursus sertifikasi menjadi konsultan laktasi/menyusui.

78
View publication stats

Anda mungkin juga menyukai