Menyusui sangat penting untuk tumbuh kembang bayi dan anak, baik untuk kesehatan ibu dan ekonomis
bagi keluarga. Meskipun ASI sangat bermanfaat bagi tumbuh kembang bayi tetapi banyak sebagian ibu
ibu yang tidak memberikan ASI pada bayi mereka. Hal ini dapat dilihat dari data di Dinas Kesehatan
Kabupaten Grobogan tahun 2008 sebanyak 6,5 %, tahun 2009 sebanyak 10,5 %, tahun 2010 sebanyak
19,2 % serta pada bulan Januari hingga Agustus 2011 hanya 8,3 % bayi yang mendapat ASI Eksklusif.
Angka tersebut masih rendah mengingat berdasarkan target dari Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia pada tahun 2015 minimal ibu menyusui bayi secara eksklusif sebesar 80 %.
Keuntungan lain yang tidak kalah pentingnya bagi bayi yang disusui ASI lebih sehat dan dapat terhindar
dari berbagai penyakit infeksi terutama diare dan pneumonia. Hal ini dapat dilihat berdasarkan data
kematian bayi di Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan akibat aspirasi susu formula di tahun 2009
sebanyak 5 bayi, tahun 2010 sebanyak 4 bayi, serta tahun 2011 sebanyak 5 bayi.
ASI eksklusif adalah pemberian air susu ibu kepada bayi umur 0 6 bulan tanpa diberikan makanan atau
minuman tambahan selain obat untuk terapi ( pengobatan penyakit ). ASI merupakan satu jenis
makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik, psikologi sosial maupun spiritual. ASI
mengandung nutrisi , hormon, unsur kekebalan pertumbuhan, anti alergi, serta anti inflamasi. Nutrisi
dalam ASI mencakup hampir 200 unsur zat makanan. ASI adalah sebuah cairan tanpa tanding ciptaan
Allah yang memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan
penyakit. Keseimbangan zat zat gizi dalam air susu ibu berada pada tingkat terbaik dan air susu
memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang masih muda. Pada saat yang sama ASI juga sangat
kaya akan sari sari makanan yang mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan system
saraf.
a. a.Mudah dicerna
b. b.ASI mengandung zat zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi.
c. c.Protein ASI lebih mudah diserap dibanding pada susu sapi.
d. d.Bermanfaat untuk kecerdasan, karena mengandung asam lemak dan asam amino yang penting
untuk perkembangan otak.
e. e.Meningkatkan kekebalan, sehingga bayi tidak mudah sakit.
f. f.Bersih dan bebas pencemaran.
g. g.Kontak langsung antara ibu dengan bayi akan membentuk ikatan kasih sayang yang bisa
membantu pertumbuhan dan perkembangan psikologis bayi.
h. h.Bersih dan murah, sehingga aman untuk bayi dan hemat.
Adapun bagi ibu menyusui dapat menunda haid dan kehamilan ( berfungsi sebagai kontrasepsi ) serta
mengurangi resiko kanker payudara. Bayi yang tidak mendapatkan ASI memiliki risiko tumbuh kembang
yang tidak optimal diakibatkan asupan nutrisi yang kurang serta lebih mudah terkena penyakit infeksi.
Disamping itu pemberian susu formula secara dini akan menyebabkan kerugian secara materi.
a. a.Mencegah perdarahan.
b. b.Mempercepat pengecilan rahim setelah melahirkan.
c. c.Mengurangi pengeroposan tulang.
d. d.Mengurangi resiko kanker payudara.
e. e.Mudah dan praktis serta hemat.
f. f.Bagi ibu bekerja akan jarang bolos karena bayi sakit.
Dengan memberikan ASI pada bayi juga berarti memenuhi 10 hak-hak anak antara lain :
Tetapi adanya produk produk susu formula yang begitu banyak menyebabkan banyak masyarakat
beralih dari ASI ke susu formula. Hal ini menyebabkan banyak terjadi pemberian makanan pendamping
ASI secara dini. Beberapa penyebab ibu tidak memberikan ASI kepada bayinya disebabkan karena
kurangnya pengetahuan ibu dan masyarakat pada umumnya tentang pentingnya pemberian ASI kepada
bayi. Selain itu adanya produk susu formula yang beredar dimasyarakat menyebabkan masyarakat
memilih memberikan susu formula pada bayi. Serta merasa tidak percaya diri untuk menyusui, ASI yang
tidak keluar, ASI yang tidak mencukupi , kesibukan ibu menyusui, serta faktor sosial budaya yang terjadi
di masyarakat sehingga bayi tidak mendapatkan ASI.
Semestinya dengan mengetahui manfaat ASI penggunaan susu formula bisa dihindari pada saat bayi
dalam masa eksklusif. Serta dengan adanya Undang Undang Kesehatan Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan , hak bayi untuk mendapatkan ASI Eksklusif dapat terpenuhi. Semoga
segera dapat ditindaklanjuti dengan adanya Peraturan Daerah di Kabupaten/Kota tentang ASI Eksklusif.
(Ning)
Suami, Pendukung Utama Pemberian ASI
Dalam menyusui bayi, Bunda sebenarnya bukan hanya berjuang sendiri. Dibutuhkan peran serta
dari seluruh anggota keluarga yang lain. Yang paling utama, suami tentunya.
Sponsor Utama : Suami ! Tahukah Bunda, ketika suami punya pengetahuan mengenai
manfaat ASI untuk bayi, biasanya dia akan lebih mendukung ibu untuk menyusui? Jadi tak perlu
heran apabila Anda merasa suami tidak mendukung Anda karena masih banyak pria yang keliru
mengira menyusui hanya melibatkan ibu dan bayi saja. Bunda, beritahukan para ayah kalau
kehadiran dan keterlibatannya sangat menentukan sukses atau tidaknya ibu menyusui eksklusif.
Apa saja peran ayah dalam kehidupan bayi saat ibu menyusui :
Menciptakan suasana positif. Hal pertama yang bisa dilakukan ayah untuk menyukseskan
menyusui adalah dengan menciptakan atmostir menyusui yang positif. Jadi tidak hanya setuju
dengan istri menyusui bayi, tapi dia juga akan menciptakan suasana yang mendukung istri untuk
menyusui. Pandangan ini akan mempengaruhi pasangan dalam membuat prioritas untuk istri dan
bayi. Misalnya saat ketika akan bepergian akan mencari tempat yang menyediakan ruang laktasi
sehingga bayi akan tetap bisa menyusu pada sang ibu.
Selain itu, kendala yang biasa dialami ibu saat menyusui adalah hilang kepercayaan diri kalau
dia bisa menyusui. Bila sang ayah sampai mengatakan "Sepertinya bayi masih lapar, mungkin
perlu tambahan susu formula" bisa runtuh kepercayaan diri untuk menyusui. Suami adalah orang
yang dipercaya istri, jadi suami harus ingat untuk bersikap positif selama istri menyusui.
Memberikan dukungan dan semangat. Menyusui tidak hanya melelahkan secara fisik, tapi
secara emosional juga menuntut. Apalagi pada masa awal menyusui ibu menghadapi banyak
kendala, ASI tidak keluar bahkan bisa sampai mengalami baby blues. Istri membutuhkan
dukungan dan semangat dari pasangan. Hujani istri dengan pujian, penghargaan atas usahanya,
dan kata-kata yang bisa membangkitkan semangat istri untuk tidak menyerah dan berhenti
menyusui.
Ayah juga harus ingat, tidak mudah memberi semangat bila sang istri tampaknya tidak
menghargai dukungan pasangannya. Ada kalanya dalam keadaan stress, istri justru marah-marah
saat dipuji. Suami pun bingung, sebenarnya istri masih ingin mendengar dukungan Anda atau
tidak. Ketika menghadapi situasi dimana suami tidak tahu bagaimana cara mendukung pasangan
katakan Saya tidak tahu perkataan apa yang terbaik, tapi saya selalu mendukung apapun
keputusanmu.
Tidak hanya diawal saja, tapi terus selama istri menyusui Anda juga terus memberikan dukunga.
Misalnya, memberikan istri hadiah kejutan atau buket bunga yang membuatnya merasa dicintai.
Ingatkan kembali istri, kalau dia masih menarik. Kejutan kecil tersebut menghapus semua stress.
MAKALAH
PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya,
sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk
memenuhi tugas DUPAK dalam kenaikan pangkat.
Sehubungan dengan penyelesaian penelitian sampai dengan tersusunnya makalah ini,
dengan rasa rendah hati disampaikan rasa terimakasih yang setulustulusnya Semoga amal baik
dari semua pihak mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Amin.
Disadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna oleh karena itu, kritik dan saran dari
semua pihak sangat diharapkan guna penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat.
Penyusun
DAFTAR ISI
JUDUL ....................................................................................................... i
Daftar Pustaka
PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
BAB I
PENDAHULUAN
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Defenisi Asi
ASI merupakan malanan alamiah yang pertama dan utama bagi bayi baru lahir. ASI
dapat memenuhi kebutuhan bayi akan energi dan gizi selama 4-6 bulan pertama
kehidupannya, sehingga dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal. Selain sebagai
sumber energi dan zat gizi, pemberian ASI juga merupakan media untuk menjalin hubungan
psikologis antara ibu dan bayinya.
Hubungan ini akan menghantarkan kasih sayang dan perlindungan ibu kepada
bayinya serta memikat kemesraan bayi terhadap ibunya, sehingga terjalin hubungan yang
harmonis dan erat. Namun sering ibu-ibu tidak berhasil menyusui bayinya atau
menghentikan menyusui lebih dini. Untuk itu dalam Bab pembahasan ini akan dibahas
Mengapa ASI Ekslusif tidak diberikan, dan kemungkinan faktor-faktor yang
mempengaruhi tidak diberikannya ASI Ekslusif.
Penelitian dan pengamatan yang dilakukan diberbagai daerah menunjukkan dengan
jelas adanya kecenderungan meningkatkannya jumlah ibu yang tidak menyusui bayi ini
dimulai di kota terutama pada kelomopk ibu dan keluarga yang berpenghasilan cukup, yang
kemudian menjalar ke daerah pinggiran kota dan menyebar sampai ke desa-desa. Banyak
hal yang menyebabkan ASI Ekslusif tidak diberikan khususnya bagi ibu-ibu di
Indonesia, hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh. Antara lain:
a. Adanya perubahan struktur masyarakat dan keluarga.
Hubungan kerabat yang luas di daerah pedesaan menjadi renggang setelah
keluarga pindah ke kota. Pengaruh orang tua seperti nenek, kakek, mertua dan orang
terpandang dilingkungan keluarga secara berangsur menjadi berkurang, karena mereka
itu umumnya tetap tinggal di desa sehingga pengalaman mereka dalam merawat
makanan bayi tidak dapat diwariskan.
b. Kemudahan-kemudahan yang didapat sebagai hasil kemajuan
Teknologi pembuatan makanan bayi seperti pembuatan tepung makanan bayi, susu
buatan bayi, mendorong ibu untuk mengganti ASI dengan makanan olahan lain.
c. Iklan yang menyesatkan dari produksi makanan bayi menyebabkan ibu beranggapan
bahwa makanan-makanan itu lebih baik dari ASI
d. Para ibu sering keluar rumah baik karena bekerja maupun karena tugas-tugas sosial,
maka susu sapi adalah satu-satunya jalan keluar dalam pemberian makanan bagi bayi
yang ditinggalkan dirumah
e. Adanya anggapan bahwa memberikan susu botol kepada anak sebagai salah satu simbol
bagi kehidupan tingkat sosial yan lebih tinggi, terdidik dan mengikuti perkembangan
zaman.
f. Ibu takut bentuk payudara rusak apabila menyusui dan kecantikannya akan hilang.
g. Pengaruh melahirkan dirumah sakit atau klinik bersalin. Belum semua petugas
paramedis diberi pesan dan diberi cukup informasi agar menganjurkan setiap ibu untuk
menyusui bayi mereka, serta praktek yang keliru dengan memberikan susu botol kepada
bayi yang baru lahir.
Sering juga ibu tidak menyusui bayinya karena terpaksa, baik karena faktor intern dari
ibu seperti terjadinya bendungan ASI yang mengakibatkan ibu merasa sakit sewaktu
bayinya menyusu, luka-luka pada putting susu yang sering menyebabkan rasa nyeri,
kelainan pada putting susu dan adanya penyakit tertentu seperti tuberkolose, malaria
yang merupakan alasan untuk tidak menganjurkan ibu menyusui bayinya, demikian juga
ibu yang gizinya tidak baik akan menghasilkan ASI dalam jumlah yang relatif lebih
sedikit dibandingkan ibu yang sehat dan gizinya baik.
Disamping itu juga karena faktor dari pihak bayi seperti bayi lahir sebelum
waktunya (prematur) atau bayi lahir dengan berat badan yang sangat rendah yang mungkin
masih telalu lemah abaila mengisap ASI dari payudara ibunya, serta bayi yang dalam
keadaan sakit.
Memburuknya gizi anak dapat juga terjadi akibat ketidaktahuan ibu mengenai cara
cara pemberian ASI kepada anaknya. Berbagai aspek kehidupan kota telah membawa
pengaruh terhadap banyak para ibu untuk tidak menyusui bayinya, padahal makanan
penganti yang bergizi tinggi jauh dari jangkauan mereka. Kurangnya pengertian dan
pengertahuuan ibu tentang manfaat ASI dan menyusui menyebabkan ibu ibu mudah
terpengaruh dan beralih kepada susu botol (susu formula).Kesehatan/status gizi bayi/anak
serta kelangsungan hidupnya akan lebih baik pada ibu- ibu yang berpendidikan rendah. Hal
ini karena seorang ibu yang berpendidikan tinggi akan memiliki pengetahuan yang luas serta
kemampuan untuk menerima informasi lebih tinggi.
Pada penelitian di Pakisttan dimana tingkat kematian anak pada ibu ibu yang lama
pendidikannya 5 tahun adalah 50 % lebih rendah daripada ibu ibu yang buta huruf.
Demikian juga di Indonesiabahwa pemberian makanan padat yang terlalu dini.Sebahagian
besar dilakukan oleh ibu- ibu yang berpendidikan rendah , agaknya faktor ketidaktauanlah
yang menyebabkannya.
Faktor lain yang berpengaruh terhadap pemberian ASI adalah sikap ibu terhadap
lingkungan sosialnya dan kebudayaan dimana dia dididik. Apabila pemikiran tentang
menyusui dianggap tidak sopan dan memerlukan , maka let down reflex (reflex keluar)
akan terhambat. Sama halnya suatu kebudayaan tidak mencela penyusunan, maka
pengisapan akan tidak terbatas dan du demand (permintaan) akan menolong pengeluaran
ASI.
Selain itu kemampuan ibu yang seusianya lebih tua juga amat rendah produksi ASInya,
sehingga bayi cendrung mengalami malnutrisi. Alasan lain ibu ibu tidak menyusui bayinya
adalah karena ibu tersebut secara tidak sadar berpendapat bahwa menyusui hanya ibu
merupakan beban bagi kebebasan pribadinya atau hanya memperburuk potongan dan ukuran
tubuhnya.
Kendala lain yang dihadapi dalam upaya peningkatan penggunaan ASI adalah sikap
sementara petugas kesehatan dari berbagai tingkat yang tidak bergairah mengikuti
perkembangan ilmu kedokteran dan kesehatan. Konsep baru tentang pemberian ASI dan
mengenai hal hal yang berhubungan dengan ibu hamil, ibu bersaliin, ibu menyusui dan
bayi baaru lahir. Disamping itu juga sikap sementara penaggung jawab ruang bersaliiin dan
perawatan dirumah sakit,rumah bersalinn yang berlangsung memberikan susu botol pada
bayi baru lahir ataupun tidak mau mengusahakan agar iibu mampu memberikan ASI kepada
bayinya, serta belum diterapkannya pelayanan rawat disebagian besar rumah sakit /klinik
bersalin.
Semua faktor faktor terebut diatas yang dianggap sebagai penyebab semakin
melorotnya kegiatan meminumkan air susu ibu ke kalangan para ibu ibu saat ini.
Oleh sebab itu upaya yang dapat dilakukan antara lain :
4.1 Kesimpulan
1. Air Susu Ibu merupakan makanan yang terbaik bagi bayi yang harus diberikan pada bayi
sampai bayi berusia 4 bulan tanpa makanan pendamping.
2. Adanya kecenderungan semakin tinggi tingkat pendidikan semakin besar persentase ASI
secara Eksklusif.
3. Masih rendahnya tingkat pengetahuan ibu-ibu tentang pemberian ASI.
4.2 Saran
1. Perlu peningkatan penyuluhan kesehatan secara umum khususnya tentang ASI dan
menyusui kepada masyarakat, khususnya kepada ibu hamil tentang gizi dan perawatan
payudara selama masa kehamilan, sehingga produksi ASI cukup.
2. Perlu ditingkatkan peranan tenaga kesehatan baik di rumah sakit, klinik bersalin,
Posyandu di dalam memberikan penyuluhan atau petunjuk kepada ibu hamil, ibu baru
melahirkan dan ibu menyusui tentang ASI dan menyusui.
DAFTAR PUSTAKA
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
ASI adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi
baik fisik, psikologi, sosial maupun spiritual. ASI Eksklusif merupakan makanan
pertama, utama dan terbaik bagi bayi, yang bersifat alamiah. ASI Eksklusif menurut
WHO adalah pemberian ASI saja tanpa tambahan cairan lain baik susu formula, air putih,
air jeruk ataupun makanan tambahan lain yang diberikan saat bayi baru lahir sampai
berumur 6 bulan.
4.2 Saran 1. Sebaiknya para ibu memberikan ASI semaksimal mungkin untuk
pertumbuhan dan perkembangan bayi selama 6 bulan. 2. Seharusnya para ibu tidak
mengganti ASI dengan susu formula, karena ASI memiliki semua kandungan zat penting
yang dibutuhkan oleh sang bayi. Your Online Store Builder : http://bit.ly/123sell Your
Online Store Builder : http://bit.ly/123sell Your Online Store Builder :
http://bit.ly/123sell
Your Online Store Builder : http://bit.ly/123sell
1. Pengaturan mengenai pemberian air susu ibu ("ASI") eksklusif diatur dalam Pasal 128 UU
No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (UU Kesehatan) yang berbunyi:
(1) Setiap bayi berhak mendapatkan air susu ibu eksklusif sejak dilahirkan selama 6
(enam) bulan, kecuali atas indikasi medis.
(2) Selama pemberian air susu ibu, pihak keluarga, Pemerintah, pemerintah daerah, dan
masyarakat harus mendukung ibu bayi secara penuh dengan penyediaan waktu dan
fasilitas khusus.
(3) Penyediaan fasilitas khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diadakan di tempat
kerja dan tempat sarana umum.
Selanjutnya, dalam Pasal 129 UU Kesehatan diatur bahwa:
(1) Pemerintah bertanggung jawab menetapkan kebijakan dalam rangka menjamin hak
bayi untuk mendapatkan air susu ibu secara eksklusif.
(2) Ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
Pemberian ASI eksklusif juga telah diatur dalam Peraturan Bersama Menteri Negara
Pemberdayaan Perempuan, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dan Menteri
Kesehatan No. 48/MEN.PP/XII/2008, PER.27/MEN/XII/2008, dan
1177/MENKES/PB/XII/2008 Tahun 2008 tentang Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu
Selama Waktu Kerja di Tempat Kerja (Peraturan Bersama). Dalam Peraturan Bersama
tersebut antara lain disebutkan bahwa Peningkatan Pemberian ASI selama waktu kerja di
tempat kerja adalah program nasional untuk tercapainya pemberian ASI eksklusif 6 (enam)
bulan dan dilanjutkan pemberian ASI sampai anak berumur 2 (dua) tahun (lihat Pasal 1
angka 2).
Selain itu, sampai dengan artikel jawaban ini dibuat, pemerintah telah menyusun rancangan
peraturan pemerintah tentang pemberian ASI Eksklusif (RPP ASI Eksklusif) yang
diamanatkan Pasal 129 UU Kesehatan di atas. RPP ASI Eksklusif ini cukup mengundang
pro-kontra di masyarakat, khususnya di antara pengusaha dan kelompok masyarakat yang
giat mempromosikan ASI eksklusif. Pro-kontra ini dapat disimak antara lain melalui
pemberitaan hukumonline sebagai berikut:
Dalam artikel hukumonline antara lain ditulis bahwa beberapa hal yang diatur di RPP di
antaranya mengenai tanggung jawab pemerintah dan daerah dalam hal promosi susu formula
dan produk lain, mengatur pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama, pojok ASI
di tempat kerja maupun sarana umum serta kelonggaran bagi karyawan perempuan yang
menyusui.
2. Kami tidak paham maksud pertanyaan Anda mengenai apakah ibu dapat mengajukan
gugatan. Namun, dalam konteks pelanggaran terhadap pemberian ASI, UU Kesehatan
mengatur adanya sanksi pidana yaitu dalam Pasal 200 dan Pasal 201, yang berbunyi
sebagai berikut:
Pasal 200
Setiap orang yang dengan sengaja menghalangi program pemberian air susu ibu
eksklusif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 128 ayat (2) dipidana penjara paling lama
1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Pasal 201
(1) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 190 ayat (1), Pasal
191, Pasal 192, Pasal 196, Pasal 197, Pasal 198, Pasal 199, dan Pasal 200
dilakukan oleh korporasi, selain pidana penjara dan denda terhadap pengurusnya,
pidana yang dapat dijatuhkan terhadap korporasi berupa pidana denda dengan
pemberatan 3 (tiga) kali dari pidana denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 190
ayat (1), Pasal 191, Pasal 192, Pasal 196 , Pasal 197, Pasal 198, Pasal 199, dan
Pasal 200.
(2) Selain pidana denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1), korporasi dapat dijatuhi
pidana tambahan berupa:
Selain itu, ibu atau pihak lain yang merasa dirugikan dalam kegiatan pemberian ASI
eksklusif juga dapat menuntut ganti rugi kepada pihak yang melanggar ketentuan UU
Kesehatan terkait pemberian ASI eksklusif menggunakan gugatan perdata dengan gugatan
perbuatan melawan hukum (Pasal 1365 KUHPerdata). Lebih jauh simak artikel-artikel
berikut:
- Doktrin Gugatan Wanprestasi dan PMH;
4. Sebelumnya, mari kita simak apa yang dimaksud dengan hak asasi. Hak Asasi Manusia,
sesuai dengan Pasal 1 angka 1 UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (UU
HAM) adalah;
... seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati,
dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum dan Pemerintah, dan setiap orang
demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
... hak asasi manusia dan untuk kepentingannya hak anak itu diakui dan dilindungi oleh
hukum bahkan sejak dalam kandungan.
Jadi, pemberian ASI eksklusif kepada bayi adalah hak asasi yang diatur dan dilindungi
undang-undang.
Dasar hukum:
1. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek, Staatsblad 1847 No. 23)
Untungnya, Negara mendukung aktivitas hak ibu menyusui saat bekerja. Bentuk dukungan
tersebut terlihat dari peraturan-peraturan yang memberikan waktu/kelonggaran dan fasilitas yang
layak bagi ibu untuk menyusui bayinya. Negara juga menjamin hak ibu menyusui agar dapat
terus memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan meskipun harus bekerja.
Konvensi ILO No. 183 tahun 2000 pasal 10 mengenai Ibu Menyusui
1. Perempuan harus diberi hak istirahat harian atau pengurangan jam kerja harian untuk
menyusui anaknya.
2. Berapa lama istirahat menyusui atau pengurangan jam kerja harian ini akan diberikan,
banyaknya dalam sehari, lamanya tiap-tiap istirahat dan cara-cara pengurangan jam kerja
harian ini diatur berdasarkan hukum dan kebiasan nasional. Istirahat dan pengurangan
jam kerja harian ini harus dihitung sebagai jam kerja dan dibayar.
Negara anggota wajib menjamin hak ibu menyusui untuk tidak bekerja. Indonesia baru
mengadopsi peraturan ini, belum meratifikasinya.
Pekerja/buruh perempuan yang anaknya masih menyusui harus diberi kesempatan sepatutnya
untuk menyusui anaknya jika hal itu harus dilakukan selama waktu kerja.
1. Setiap bayi berhak mendapatkan ASI eksklusif sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan,
kecuali atas indikasi medis
2. Selama pemberian ASI, pihak keluarga, pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat
harus mendukung ibu bayi secara penuh dengan penyediaan waktu dan fasilitas khusus
3. Penyediaan fasilitas khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diadakan di tempat
kerja dan di tempat sarana umum
Pasal 2 Peraturan Bersama Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, Menteri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi dan Menteri Kesehatan No. 48/MEN.PP/XII/2008, PER.27/MEN/XII/2008 dan
1177/MENKES/ PB/XII/2008 tahun 2008 tentang Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu Selama
Waktu Kerja di Tempat Kerja
Tujuan peraturan bersama ini adalah untuk memberi hak ibu menyusui yang berupa kesempatan
dan fasilitas kepada ibu bekerja untuk memberikan/memerah ASI selama waktu kerja dan
menyimpan ASI perah tersebut.
Karena sifatnya imbauan, perusahaan yang tidak menyediakan ruang menyusui atau pojok ASI
tidak diberikan sanksi.
Wanita berhak untuk mendapatkan perlindungan khusus dalam pelaksanaan pekerjaan atau
profesinya terhadap hal-hal yang dapat mengancam keselamatan dan atau kesehatannya
berkenaan dengan fungsi reproduksi wanita.
perlindungan khusus terhadap fungsi reproduksi yang dimaksud disini adalah pelayanan
kesehatan yang berkaitan dengan haid, hamil, melahirkan dan pemberian kesempatan untuk
menyusui anak.
Dengan diaturnya hak ibu menyusui di peraturan peraturan perundangan di atas, Ibu
mempunyai pegangan untuk menuntut haknya. Namun sayangnya, masih ada peraturan
peraturan yang belum tersosialisasi dengan baik. Seorang ibu yang tidak mendapatkan haknya
untuk memerah ASI atau menyusui bayinya dapat melakukan pendekatan, pemberian
pemahaman mengenai pentingnya ASI kepada pihak manajemen atau pimpinannya. Para Ibu
juga bisa memperjuangkan hak menyusui lewat serikat pekerja apabila perusahaan Anda
memiliki serikat.