Anda di halaman 1dari 51

Peran ASI bagi Ibu dan Bayi

Menyusui sangat penting untuk tumbuh kembang bayi dan anak, baik untuk kesehatan ibu dan ekonomis
bagi keluarga. Meskipun ASI sangat bermanfaat bagi tumbuh kembang bayi tetapi banyak sebagian ibu
ibu yang tidak memberikan ASI pada bayi mereka. Hal ini dapat dilihat dari data di Dinas Kesehatan
Kabupaten Grobogan tahun 2008 sebanyak 6,5 %, tahun 2009 sebanyak 10,5 %, tahun 2010 sebanyak
19,2 % serta pada bulan Januari hingga Agustus 2011 hanya 8,3 % bayi yang mendapat ASI Eksklusif.
Angka tersebut masih rendah mengingat berdasarkan target dari Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia pada tahun 2015 minimal ibu menyusui bayi secara eksklusif sebesar 80 %.

Keuntungan lain yang tidak kalah pentingnya bagi bayi yang disusui ASI lebih sehat dan dapat terhindar
dari berbagai penyakit infeksi terutama diare dan pneumonia. Hal ini dapat dilihat berdasarkan data
kematian bayi di Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan akibat aspirasi susu formula di tahun 2009
sebanyak 5 bayi, tahun 2010 sebanyak 4 bayi, serta tahun 2011 sebanyak 5 bayi.

ASI eksklusif adalah pemberian air susu ibu kepada bayi umur 0 6 bulan tanpa diberikan makanan atau
minuman tambahan selain obat untuk terapi ( pengobatan penyakit ). ASI merupakan satu jenis
makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik, psikologi sosial maupun spiritual. ASI
mengandung nutrisi , hormon, unsur kekebalan pertumbuhan, anti alergi, serta anti inflamasi. Nutrisi
dalam ASI mencakup hampir 200 unsur zat makanan. ASI adalah sebuah cairan tanpa tanding ciptaan
Allah yang memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan
penyakit. Keseimbangan zat zat gizi dalam air susu ibu berada pada tingkat terbaik dan air susu
memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang masih muda. Pada saat yang sama ASI juga sangat
kaya akan sari sari makanan yang mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan system
saraf.

Manfaat ASI antara lain :

a. a.Mudah dicerna
b. b.ASI mengandung zat zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi.
c. c.Protein ASI lebih mudah diserap dibanding pada susu sapi.
d. d.Bermanfaat untuk kecerdasan, karena mengandung asam lemak dan asam amino yang penting
untuk perkembangan otak.
e. e.Meningkatkan kekebalan, sehingga bayi tidak mudah sakit.
f. f.Bersih dan bebas pencemaran.
g. g.Kontak langsung antara ibu dengan bayi akan membentuk ikatan kasih sayang yang bisa
membantu pertumbuhan dan perkembangan psikologis bayi.
h. h.Bersih dan murah, sehingga aman untuk bayi dan hemat.

Adapun bagi ibu menyusui dapat menunda haid dan kehamilan ( berfungsi sebagai kontrasepsi ) serta
mengurangi resiko kanker payudara. Bayi yang tidak mendapatkan ASI memiliki risiko tumbuh kembang
yang tidak optimal diakibatkan asupan nutrisi yang kurang serta lebih mudah terkena penyakit infeksi.
Disamping itu pemberian susu formula secara dini akan menyebabkan kerugian secara materi.

Dari hal itu keuntungan menyusui bagi bayi diantaranya yaitu :

a. a.Sebagai sumber gizi yang lengkap.


b. b.Imunisasi awal yang berguna meningkatkan daya tahan tubuh bayi.
c. c.Meningkatkan kecerdasan otak serta emosional dan spiritual bayi.
d. d.Menyusui merupakan hak bayi.

Adapun keuntungan menyusui bagi ibu dan keluarga diantaranya yaitu :

a. a.Mencegah perdarahan.
b. b.Mempercepat pengecilan rahim setelah melahirkan.
c. c.Mengurangi pengeroposan tulang.
d. d.Mengurangi resiko kanker payudara.
e. e.Mudah dan praktis serta hemat.
f. f.Bagi ibu bekerja akan jarang bolos karena bayi sakit.

Dengan memberikan ASI pada bayi juga berarti memenuhi 10 hak-hak anak antara lain :

1. 1.Hak untuk hidup dan mendapat makanan.


2. 2.Hak untuk kesehatan.
3. 3.Hak untuk tumbuh kembang.
4. 4.Hak untuk perlindungan.
5. 5.Hak untuk pendidikan.
6. 6.Hak untuk berpartisipasi.
7. 7.Hak untuk bermain.
8. 8.Hak persamaan.
9. 9.Hak untuk mendapat nama dan kebangsaan.
10. 10.Hak untuk rekreasi.

Tetapi adanya produk produk susu formula yang begitu banyak menyebabkan banyak masyarakat
beralih dari ASI ke susu formula. Hal ini menyebabkan banyak terjadi pemberian makanan pendamping
ASI secara dini. Beberapa penyebab ibu tidak memberikan ASI kepada bayinya disebabkan karena
kurangnya pengetahuan ibu dan masyarakat pada umumnya tentang pentingnya pemberian ASI kepada
bayi. Selain itu adanya produk susu formula yang beredar dimasyarakat menyebabkan masyarakat
memilih memberikan susu formula pada bayi. Serta merasa tidak percaya diri untuk menyusui, ASI yang
tidak keluar, ASI yang tidak mencukupi , kesibukan ibu menyusui, serta faktor sosial budaya yang terjadi
di masyarakat sehingga bayi tidak mendapatkan ASI.

Semestinya dengan mengetahui manfaat ASI penggunaan susu formula bisa dihindari pada saat bayi
dalam masa eksklusif. Serta dengan adanya Undang Undang Kesehatan Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan , hak bayi untuk mendapatkan ASI Eksklusif dapat terpenuhi. Semoga
segera dapat ditindaklanjuti dengan adanya Peraturan Daerah di Kabupaten/Kota tentang ASI Eksklusif.
(Ning)
Suami, Pendukung Utama Pemberian ASI
Dalam menyusui bayi, Bunda sebenarnya bukan hanya berjuang sendiri. Dibutuhkan peran serta
dari seluruh anggota keluarga yang lain. Yang paling utama, suami tentunya.

Sponsor Utama : Suami ! Tahukah Bunda, ketika suami punya pengetahuan mengenai
manfaat ASI untuk bayi, biasanya dia akan lebih mendukung ibu untuk menyusui? Jadi tak perlu
heran apabila Anda merasa suami tidak mendukung Anda karena masih banyak pria yang keliru
mengira menyusui hanya melibatkan ibu dan bayi saja. Bunda, beritahukan para ayah kalau
kehadiran dan keterlibatannya sangat menentukan sukses atau tidaknya ibu menyusui eksklusif.
Apa saja peran ayah dalam kehidupan bayi saat ibu menyusui :

Menciptakan suasana positif. Hal pertama yang bisa dilakukan ayah untuk menyukseskan
menyusui adalah dengan menciptakan atmostir menyusui yang positif. Jadi tidak hanya setuju
dengan istri menyusui bayi, tapi dia juga akan menciptakan suasana yang mendukung istri untuk
menyusui. Pandangan ini akan mempengaruhi pasangan dalam membuat prioritas untuk istri dan
bayi. Misalnya saat ketika akan bepergian akan mencari tempat yang menyediakan ruang laktasi
sehingga bayi akan tetap bisa menyusu pada sang ibu.

Selain itu, kendala yang biasa dialami ibu saat menyusui adalah hilang kepercayaan diri kalau
dia bisa menyusui. Bila sang ayah sampai mengatakan "Sepertinya bayi masih lapar, mungkin
perlu tambahan susu formula" bisa runtuh kepercayaan diri untuk menyusui. Suami adalah orang
yang dipercaya istri, jadi suami harus ingat untuk bersikap positif selama istri menyusui.

Memberikan dukungan dan semangat. Menyusui tidak hanya melelahkan secara fisik, tapi
secara emosional juga menuntut. Apalagi pada masa awal menyusui ibu menghadapi banyak
kendala, ASI tidak keluar bahkan bisa sampai mengalami baby blues. Istri membutuhkan
dukungan dan semangat dari pasangan. Hujani istri dengan pujian, penghargaan atas usahanya,
dan kata-kata yang bisa membangkitkan semangat istri untuk tidak menyerah dan berhenti
menyusui.

Ayah juga harus ingat, tidak mudah memberi semangat bila sang istri tampaknya tidak
menghargai dukungan pasangannya. Ada kalanya dalam keadaan stress, istri justru marah-marah
saat dipuji. Suami pun bingung, sebenarnya istri masih ingin mendengar dukungan Anda atau
tidak. Ketika menghadapi situasi dimana suami tidak tahu bagaimana cara mendukung pasangan
katakan Saya tidak tahu perkataan apa yang terbaik, tapi saya selalu mendukung apapun
keputusanmu.

Tidak hanya diawal saja, tapi terus selama istri menyusui Anda juga terus memberikan dukunga.
Misalnya, memberikan istri hadiah kejutan atau buket bunga yang membuatnya merasa dicintai.
Ingatkan kembali istri, kalau dia masih menarik. Kejutan kecil tersebut menghapus semua stress.
MAKALAH
PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

D
I
S
U
S
U
N

OLEH :

NAMA : VERAWATI, S.KM


NIP : 19840203 201001 2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya,

sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk
memenuhi tugas DUPAK dalam kenaikan pangkat.
Sehubungan dengan penyelesaian penelitian sampai dengan tersusunnya makalah ini,
dengan rasa rendah hati disampaikan rasa terimakasih yang setulustulusnya Semoga amal baik
dari semua pihak mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Amin.

Disadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna oleh karena itu, kritik dan saran dari
semua pihak sangat diharapkan guna penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat.

Namang, September 2012

Penyusun
DAFTAR ISI

JUDUL ....................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................................... ii

DAFTAR ISI .............................................................................................. iii


BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................. 3
1.3 Tujuan ................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Asi Eksklusif ...................................................... 5
2.2 Bagaimana Mencapai Asi Eksklusif ..................................... 5
2.3 Kesalahpahaman Mengenai Asi Eksklusif ............................ 6
2.4 Kebaikan Asi dan Menyusui ................................................ 6
2.5 Manfaat Asi Untuk Bayi ...................................................... 7
2.6 Proses Terbentuknya Asi ...................................................... 8
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Defenisi Asi .......................................................................... 23
3.2 Motivasi untuk menyusui. .................................................... 26
3.3 Keterampilan Menyusui ........................................................ 27
3.4 Tanda Cukup Asi .................................................................. 29
3.5 Tips Sukses Asi Eksklusif ..................................................... 30

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan ........................................................................... 32
4.2 Saran ..................................................................................... 32

Daftar Pustaka
PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan merupakan salah satu aspek dari kehidupan masyarakat mutu hidup,
produktifitas tenaga kerja, angka kesakitan dan kematian yang tinggi pada bayi dan anak-
anak, menurunnya daya kerja fisik serta terganggunya perkembangan mental adalah akibat
langsung atau tidak langsung dari masalah gizi kurang.
Sebagaimana diketahui bahwa salah satu masalah gizi yang paling utama pada saat
ini di Indonesia adalah kurang kalori, protein hal ini banyak ditemukan bayi dan anak yang
masih kecil dan sudah mendapat adik lagi yang sering disebut kesundulan artinya
terdorong lagi oleh kepala adiknya yang telah muncul dilahirkan. Keadaan ini karena anak
dan bayi merupakan golongan rentan.
Terjadinya kerawanan gizi pada bayi disebabkan karena selain makanan yang
kurang juga karena Air Susu Ibu (ASI) banyak diganti dengan susu botol dengan cara dan
jumlah yang tidak memenuhi kebutuhan. Hal ini pertanda adanya perubahan sosial dan
budaya yang negatif dipandang dari segi gizi Pertumbuhan dan perkembangan bayi
sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi
lainnya yang terkandung di dalam ASI tersebut. ASI tanpa bahan makanan lain dapat
mencukupi kebutuhan pertumbuhan sampai usia sekitar empat bulan. Setelah itu ASI
hanya berfungsi sebagai sumber protein vitamin dan mineral utama untuk bayi yang
mendapat makanan tambahan yang tertumpu pada beras.
Dalam pembangunan bangsa, peningkatan kualitas manusia harus dimulai sedini
mungkin yaitu sejak dini yaitu sejak masih bayi, salah satu faktor yang memegang peranan
penting dalam peningkatan kualitas manusia adalah pemberian Air Susu Ibu (ASI).
Pemberian ASI semaksimal mungkin merupakan kegiatan penting dalam pemeliharaan
anak dan persiapan generasi penerus di masa depan. Akhir-akhir ini sering dibicarakan
tentang peningkatan penggunaan ASI.
Dukungan politis dari pemerintah terhadap peningkatan penggunaan ASI termasuk
ASI EKSLUSIF telah memadai, hal ini terbukti dengan telah dicanangkannya Gerakan
Nasional Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (GNPP-ASI) oleh Bapak Presiden pada
hari Ibu tanggal 22 Desember 1990 yang betemakan Dengan Asi, kaum ibu mempelopori
peningkatan kualitas manusia Indonesia. Dalam pidatonya presiden menyatakan juga
bahwa ASI sebagai makanan tunggal harus diberikan sampai bayi berusia empat
bulan.Pemberian ASI tanpa pemberiaan makanan lain ini disebut dengan menyusui secara
ekslusif. Selanjutnya bayi perlu mendapatkan makanan pendamping ASI kemudian
pemberian ASI di teruskan sampai anak berusia dua tahun. ASI merupakan makanan yang
bergizi sehingga tidak memerlukan tambahan komposisi. Disamping itu ASI mudah
dicerna oleh bayi dan langsung terserap.
Diperkirakan 80% dari jumlah ibu yang melahirkan ternyata mampu menghasilkan
air susu dalam jumlah yang cukup untuk keperluan bayinya secara penuh tanpa makanan
tambahan. Selama enam bulan pertama. Bahkan ibu yang gizinya kurang baikpun sering
dapat menghasilkan ASI cukup tanpa makanan tambahan selama tiga bulan pertama.
ASI sebagai makanan yang terbaik bagi bayi tidak perlu diragukan lagi, namun
akhir-akhir ini sangat disayangkan banyak diantara ibu-ibu meyusui melupakan
keuntungan menyusui. Selama ini dengan membiarkan bayi terbiasa menyusu dari alat
pengganti, padahal hanya sedikit bayi yang sebenarnya menggunakan susu botol atau susu
formula. Kalau hal yang demikian terus berlangsung, tentunya hal ini merupakan ancaman
yang serius terhadap upaya pelestarian dari peningkatan penggunaan ASI.
Hasil penelitian yang dilakukan di Biro Konsultasi Anak di Rumah Sakit UGM
Yogyakarta tahun 1976 menunjukkan bahwa anak yang disusui sampai dengan satu tahun
50,6%. Sedangkan data dari survei Demografi Kesehatan Indonesia (SKDI) tahun 1991
bahwa ibu, yang memberikan ASI pada bayi 0-3 bulan yaitu 47% diperkotaan dan 55%
dipedesaan (Depkes 1992) dari laporan SKDI tahun 1994 menunjukkan bahwa ibu-ibu
yang memberikan ASI EKSLUSIF kepada bayinya mencapai 47%, sedangkan pada
repelita VI ditargetkan 80%.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr.Moh. Efendi di R.S. Umum Dr.
Kariadi Semarang tahun 1977 didapatkan pemberian ASI setelah umur 2 bulan 31,6%, ASI
+ Susu botol 15,8% dan susu botol 52,6%. Sedangkan sebelumnya yaitu pada umur 1
bulan masih lebih baik yaitu 66,7% ASI dan 33,3% susu botol, dalam hal ini tampaknya
ada pengaruh susu botol lebih besar.
Juga hasil penelitian Dr. Parma dkk di Rumah Sakit Umum Dr. M. Jamil Padang
tahun 1978 -1979 di dapatkan bahwa lama pemberian ASI saja sampai 4-6 bulan pada ibu
yang karyawan adalah 12,63% dan pada ibu rumah tangga sebanyak 21,27%. Apabila
dilihat dari pendidikannya ternyata 75% dari ibu-ibu yang berpendidikan tamat SD telah
memberikan makanan pendamping ASI yang terlalu dini pada bayi.
Berbagai alasan dikemukakan oleh ibu-ibu mengapa keliru dalam pemanfaatan ASI
secara Eksklusif kepada bayinya, antara lain adalah produksi ASI kurang, kesulitan bayi
dalam menghisap, keadaan puting susu ibu yang tidak menunjang, ibu bekerja, keinginan
untuk disebut modern dan pengaruh iklan/promosi pengganti ASI dan tdak kalah
pentingnya adalah anggapan bahwa semua orang sudah memiliki pengetahuan tentang
manfaat ASI .

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka rumusan masalah dalam
penulisan ini adalah bagaimana pemberian ASI secara eksklusif saai umur bayi 4 bulan dan
faktor-faktor apa yang mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif.

1.3 Tujuan Penulisan


1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan ini adalah untuk mengetahui pemberian ASI
EKSKLUSIF dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
2. Tujuan Khusus.
- Mengetahui cara pemberian ASI EKSLUSIF pada bayi
- Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI pada bayi usia 4
bulan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Asi Eksklusif


Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan
garam-garam anorganik yang sekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna sebagai
makanan bagi bayinya. ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman
tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Bahkan air putih tidak diberikan
dalam tahap ASI eksklusif ini.
ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada bayi dan dapat
memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama. ASI merupakan makanan alamiah
yang pertama dan utama bagi bayi sehingga dapat mencapai tumbuh kembang yang
optimal. Pada tahun 2001 World Health Organization / Organisasi Kesehatan Dunia
menyatakan bahwa ASI eksklusif selama enam bulan pertama hidup bayi adalah yang
terbaik. Dengan demikian, ketentuan sebelumnya (bahwa ASI eksklusif itu cukup empat
bulan) sudah tidak berlaku lagi.

2.2 Bagaimana Mencapai Asi Eksklusif


WHO dan UNICEF merekomendasikan langkah-langkah berikut untuk memulai
dan mencapai ASI eksklusif yaitu dengan menyusui dalam satu jam setelah kelahiran
Menyusui secara ekslusif: hanya ASI. Artinya, tidak ditambah makanan atau minuman
lain, bahkan air putih sekalipun. Menyusui kapanpun bayi meminta (on-demand), sesering
yang bayi mau, siang dan malam. Tidak menggunakan botol susu maupun empeng.
Mengeluarkan ASI dengan memompa atau memerah dengan tangan, disaat tidak bersama
anak serta mengendalikan emosi dan pikiran agar tenang.

2.3 Kesalahpahaman Mengenai Asi Eksklusif


Setelah ASI ekslusif enam bulan tersebut, bukan berarti pemberian ASI
dihentikan. Seiiring dengan pengenalan makanan kepada bayi, pemberian ASI tetap
dilakukan, sebaiknya menyusui dua tahun menurut rekomendasi WHO

2.4 Kebaikan Asi dan Menyusui


ASI sebagai makanan bayi mempunyai kebaikan/sifat sebagai berikut:
a. ASI merupakan makanan alamiah yang baik untuk bayi, praktis, ekonomis, mudah
dicerna untuk memiliki komposisi, zat gizi yang ideal sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan pencernaan bayi.
b. ASI mengadung laktosa yang lebih tinggi dibandingkan dengan susu buatan.
Didalam usus laktosa akan dipermentasi menjadi asam laktat. yang
bermanfaat untuk:
* Menghambat pertumbuhan bakteri yang bersifat patogen.
* Merangsang pertumbuhan mikroorganisme yang dapat menghasilkan asam
organik dan mensintesa beberapa jenis vitamin.
* Memudahkan terjadinya pengendapan calsium-cassienat.
* Memudahkan penyerahan herbagai jenis mineral, seperti calsium,
magnesium.
c. ASI mengandung zat pelindung (antibodi) yang dapat melindungi bayi selama 5-6
bulan pertama, seperti: Immunoglobin, Lysozyme, Complemen C3 dan C4,
Antistapiloccocus, lactobacillus, Bifidus, Lactoferrin.
d. ASI tidak mengandung beta-lactoglobulin yang dapat menyebabkan alergi pada bayi.
e. Proses pemberian ASI dapat menjalin hubungan psikologis antara ibu dan bayi.
Selain memberikan kebaikan bagi bayi, menyusui dengan bayi juga dapat
memberikan keuntungan bagi ibu, yaitu:
a. Suatu rasa kebanggaan dari ibu, bahwa ia dapat memberikan kehidupan kepada
bayinya.
b. Hubungan yang lebih erat karena secara alamiah terjadi kontak kulit yang erat, bagi
perkembangan psikis dan emosional antara ibu dan anak.
c. Dengan menyusui bagi rahim ibu akan berkontraksi yang dapat menyebabkan
pengembalian keukuran sebelum hamil
d. Mempercepat berhentinya pendarahan post partum.
e. Dengan menyusui maka kesuburan ibu menjadi berkurang untuk beberpa bulan
(menjarangkan kehamilan)
f. Mengurangi kemungkinan kanker payudara pada masa yang akan datang.
g. Menambah panjang kembalinya kesuburan pasca melahirkan, sehingga
h. Memberi jarak antar anak yang lebih panjang alias menunda kehamilan berikutnya
i. Karena kembalinya menstruasi tertunda, ibu menyusui tidak membutuhkan zat
besisebanyak ketika mengalami menstruasi
j. Ibu lebih cepat langsing. Penelitian membuktikan bahwa ibu menyusui enam bulan
lebih langsing setengah kg dibanding ibu yang menyusui empat bulan.

2.5 Manfaat Asi Untuk Bayi


Pemberian ASI merupakan metode pemberian makan bayi yang terbaik, terutama
pada bayi umur kurang dari 6 bulan, selain juga bermanfaat bagi ibu. ASI mengandung
semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh gizi bayi pada 6 bulan
pertama kehidupannya.Pada umur 6 sampai 12 bulan, ASI masih merupakan makanan
utama bayi, karena mengandung lebih dari 60% kebutuhan bayi. Guna memenuhi semua
kebutuhan bayi, perlu ditambah dengan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI).
Setelah umur 1 tahun, meskipun ASI hanya bisa memenuhi 30% dari kebutuhan
bayi, akan tetapi pemberian ASI tetap dianjurkan karena masih memberikan manfaat. ASI
disesuaikan secara unik bagi bayi manusia, seperti halnya susu sapi adalah yang terbaik
untuk sapi.

2.6 Proses Terbentuknya Asi


Tahapan-tahapan yang terjadi dalam proses laktasi mencakup :
1. Mammogenesis : Terjadi pertumbuhan payudara baik dari ukuran maupun berat dari
payudara mengalami peningkatan.
2. Laktogenesis :
Tahap 1 (kehamilan akhir) : Sel alveolar berubah menjadi sel sekretoris
Tahap 2 (hari ke-3 hingga ke-8 kelahiran) : Mulai terjadi sekresi susu, payudara
menjadi penuh dan hangat. Kontrol endokrin beralih menjadi autokrin.
3. Galaktopoiesis
4. Involution Komposisi ASI ideal untuk bayi
Dokter sepakat bahwa ASI mengurangi resiko infeksi lambung-usus, sembelit, dan
alergi.Bayi ASI memiliki kekebalan lebih tinggi terhadap penyakit. Contohnya, ketika si
ibu tertular penyakit (misalnya melalui makanan seperti gastroentretis atau polio), antibodi
sang ibu terhadap penyakit tersebut diteruskan kepada bayi melalui ASI. Bayi ASI lebih
bisa menghadapi efek kuning (jaundice). Level bilirubin dalam darah bayi banyak
berkurang seiring dengan diberikannya kolostrum dan mengatasi kekuningan, asalkan bayi
tersebut disusui sesering mungkin dan tanpa pengganti ASI.
ASI selalu siap sedia setiap saat bayi menginginkannya, selalu dalam keadaan steril
dan suhu susu yang pas.
Dengan adanya kontak mata dan badan, pemberian ASI juga memberikan
kedekatan antara ibu dan anak. Bayi merasa aman, nyaman dan terlindungi, dan ini
mempengaruhi kemapanan emosi si anak di masa depan. Apabila bayi sakit, ASI adalah
makanan yang terbaik untuk diberikan karena sangat mudah dicerna. Bayi akan lebih cepat
sembuh. Bayi prematur lebih cepat tumbuh apabila mereka diberikan ASI perah.
Komposisi ASI akan teradaptasi sesuai dengan kebutuhan bayi, dan ASI bermanfaat untuk
menaikkan berat badan dan menumbuhkan sel otak pada bayi prematur.
Beberapa penyakin lebih jarang muncul pada bayi ASI, di antaranya: kolik, SIDS
(kematian mendadak pada bayi), eksim, Chrons disease, dan Ulcerative Colitis. IQ pada
bayi ASI lebih tinggi 7-9 point daripada IQ bayi non-ASI. Menurut penelitian pada tahun
1997, kepandaian anak yang minum ASI pada usia 9 1/2 tahun mencapai 12,9 poin lebih
tinggi daripada anak-anak yang minum susu formula. Menyusui bukanlah sekadar memberi
makan, tapi juga mendidik anak. Sambil menyusui, eluslah si bayi dan dekaplah dengan
hangat. Tindakan ini sudah dapat menimbulkan rasa aman pada bayi, sehingga kelak ia
akan memiliki tingkat emosi dan spiritual yang tinggi. Ini menjadi dasar bagi pertumbuhan
manusia menuju sumber daya manusia yang baik dan lebih mudah untuk menyayangi
orang lain.
Untuk Ibu
1. Hisapan bayi membantu rahim menciut, mempercepat kondisi ibu untuk kembali ke
masa pra-kehamilan dan mengurangi risiko perdarahan
2. Lemak di sekitar panggul dan paha yang ditimbun pada masa kehamilan pindah ke
dalam ASI, sehingga ibu lebih cepat langsing kembali
3. Penelitian menunjukkan bahwa ibu yang menyusui memiliki resiko lebih rendah
terhadap kanker rahim dan kanker payudara.
4. ASI lebih hemat waktu karena tidak usah menyiapkan dan mensterilkan botol susu,
dot, dsb
5. ASI lebih praktis karena ibu bisa jalan-jalan ke luar rumah tanpa harus membawa
banyak perlengkapan seperti botol, kaleng susu formula, air panas, dsb
6. ASI lebih murah, karena tidak usah selalu membeli susu kaleng dan perlengkapannya
7. ASI selalu bebas kuman, sementara campuran susu formula belum tentu steril
Penelitian medis juga menunjukkan bahwa wanita yang menyusui bayinya mendapat
manfaat fisik dan manfaat emosional
8. ASI tak bakalan basi. ASI selalu diproduksi oleh pabriknya di wilayah payudara. Bila
gudang ASI telah kosong. ASI yang tidak dikeluarkan akan diserap kembali oleh
tubuh ibu. Jadi, ASI dalam payudara tak pernah basi dan ibu tak perlu memerah dan
membuang ASI-nya sebelum menyusui.
Untuk Keluarga
1. Tidak perlu uang untuk membeli susu formula, botol susu kayu bakar atau minyak
untuk merebus air, susu atau peralatan.
2. Bayi sehat berarti keluarga mengeluarkan biaya lebih sedikit (hemat) dalam perawatan
kesehatan dan berkurangnya kekhawatiran bayi akan sakit.
3. Penjarangan kelahiran karena efek kontrasepsi LAM dari ASI eksklusif.
4. Menghemat waktu keluarga bila bayi lebih sehat.
5. Memberikan ASI pada bayi (meneteki) berarti hemat tenaga bagi keluarga sebab ASI
selalu siap tersedia.
6. Lebih praktis saat akan bepergian, tidak perlu membawa botol, susu, air panas, dll.
Untuk Masyarakat dan Negara
1. Menghemat devisa negara karena tidak perlu mengimpor susu formula dan peralatan
lain untuk persiapannya.
2. Bayi sehat membuat negara lebih sehat.
3. Terjadi penghematan pada sektor kesehatan karena jumlah bayi sakit lebih sedikit.
4. Memperbaiki kelangsungan hidup anak dengan menurunkan kematian.
5. Melindungi lingkungan karena tak ada pohon yang digunakan sebagai kayu bakar
untuk merebus air, susu dan peralatannya.
6. ASI adalah sumber daya yang terus menerus diproduksi dan baru.
PRODUKSI ASI
Proses terjadinya pengeluaran air susu dimulai atau dirangsang oleh isapan mulut
bayi pada putting susu ibu. Gerakan tersebut merangsang kelenjar Pictuitary Anterior
untuk memproduksi sejumlah prolaktin, hormon utama yang mengandalkan pengeluaran
Air Susu. Proses pengeluaran air susu juga tergantung pada Let Down Replex, dimana
hisapan putting dapat merangsang kelenjar Pictuitary Posterior untuk menghasilkan
hormon oksitolesin, yang dapat merangsang serabutotot halus di dalam dinding saluran
susu agar membiarkan susu dapat mengalir secara lancar.
Kegagalan dalam perkembangan payudara secara fisiologis untuk menampung air susu
sangat jarang terjadi. Payudara secara fisiologis merupakan tenunan aktif yang tersusun
seperti pohon tumbuh di dalam putting dengan cabang yang menjadi ranting semakin
mengecil.
Susu diproduksi pada akhir ranting dan mengalir kedalam cabang-cabang besar menuju
saluran ke dalam putting. Secara visual payudara dapat di gambarkan sebagai setangkai
buah anggur, mewakili tenunan kelenjar yang mengsekresi dimana setiap selnya mampu
memproduksi susu, bila sel-sel Myoepithelial di dalam dinding alveoli berkontraksi,
anggur tersebut terpencet dan mengeluarkan susu ke dalam ranting yang mengalir ke
cabang-cabang lebih besar, yang secara perlahan-lahan bertemu di dalam aerola dan
membentuk sinus lactiterous. Pusat dari areda (bagan yang berpigmen) adalah putingnya,
yang tidak kaku letaknya dan dengan mudah dihisap (masuk kedalam) mulut bayi.
Berdasarkan waktu diproduksi, ASI dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Colostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar mamae yang
mengandung tissue debris dan redual material yang terdapat dalam alveoli dan ductus
dari kelenjar mamae sebelum dan segera sesudah melahirkan anak.
Tentang colostrum
- Disekresi oleh kelenjar mamae dari hari pertama sampai hari ketiga atau keempat,
dari masa laktasi.
- Komposisi colostrum dari hari ke hari berubah.
- Merupakan cairan kental yang ideal yang berwarna kekuning-kuningan, lebih
kuning dibandingkan ASI Mature.
- Merupakan suatu laxanif yang ideal untuk membersihkan meconeum usus bayi
yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan bayi untuk menerima
makanan selanjutnya.
- Lebih banyak mengandung protein dibandingkan ASI Mature, tetapi
berlainan dengan ASI Mature dimana protein yang utama adalah casein pada
colostrum protein yang utama adalah globulin, sehingga dapat memberikan daya
perlindungan tubuh terhadap infeksi.
- Lebih banyak mengandung antibodi dibandingkan ASI Mature yang dapat
memberikan perlindungan bagi bayi sampai 6 bulan pertama.
- Lebih rendah kadar karbohidrat dan lemaknya dibandingkan dengan ASI Mature.
- Total energi lebih rendah dibandingkan ASI Mature yaitu 58 kalori/100 ml
colostrum.
- Vitamin larut lemak lebih tinggi. Sedangkan vitamin larut dalam air dapat lebih
tinggi atau lebih rendah.
- Bila dipanaskan menggumpal, ASI Mature tidak.
- PH lebih alkalis dibandingkan ASI Mature.
- Lemaknya lebih banyak mengandung Cholestrol dan lecitin di bandingkan ASI
Mature.
- Terdapat trypsin inhibitor, sehingga hidrolisa protein di dalam usus bayi menjadi
krang sempurna, yangakan menambah kadar antobodi pada bayi.
- Volumenya berkisar 150-300 ml/24 jam.

2. Air Susu Masa Peralihan (Masa Transisi)


a. Merupakan ASI peralihan dari colostrum menjadi ASI Mature.
b. Disekresi dari hari ke 4 hari ke 10 dari masa laktasi, tetapi ada pula yang
berpendapat bahwa ASI Mature baru akan terjadi pada minggu ke 3 ke 5.
c. Kadar protein semakin rendah, sedangkan kadar lemak dan karbohidrat semakin
tinggi.
d. Volume semakin meningkat.
3. Air Susu Mature
- ASI yang disekresi pada hari ke 10 dan seterusnya, yang dikatakan komposisinya
relatif konstan, tetapi ada juga yang mengatakan bahwa minggu ke 3 sampai ke 5
ASI komposisinya baru konstan.
- Merupakan makanan yang dianggap aman bagi bayi, bahkan ada yang mengatakan
pada ibu yangs ehat ASI merupakan makanan satu-satunya yang diberikan selama 6
bulan pertama bagi bayi.
- ASI merupakan makanan yang mudah di dapat, selalu tersedia, siap diberikan pada
bayi tanpa persiapan yang khusus dengan temperatur yang sesuai untuk bayi.
- Merupakan cairan putih kekuning-kuningan, karena mengandung casienat,
riboflaum dan karotin.
- Tidak menggumpal bila dipanaskan.
- Volume: 300 850 ml/24 jam
- Terdapat anti microbaterial factor, yaitu:
Antibodi terhadap bakteri dan virus.
Cell (phagocyle, granulocyle, macrophag, lymhocycle type T)
Enzim (lysozime, lactoperoxidese)
Protein (lactoferrin, B12 Ginding Protein)
Faktor resisten terhadap staphylococcus.
Complecement ( C3 dan C4)

Volume Produksi ASI


Pada minggu bulan terakhir kehamilan, kelenjar-kelenjar pembuat ASI mulai
menghasilkan ASI. Apabila tidak ada kelainan, pada hari pertama sejak bayi lahir akan
dapat menghasilkan 50-100 ml sehari dari jumlah ini akan terus bertambah sehingga
mencapai sekitar 400-450 ml pada waktu bayi mencapai usia minggu kedua.(9) Jumlah
tersebut dapat dicapai dengan menysusui bayinya selama 4 6 bulan pertama. Karena itu
selama kurun waktu tersebut ASI mampu memenuhi lkebutuhan gizinya. Setelah 6 bulan
volume pengeluaran air susu menjadi menurun dan sejak saat itu kebutuhan gizi tidak lagi
dapat dipenuhi oleh ASI saja dan harus mendapat makanan tambahan.
Dalam keadaan produksi ASI telah normal, volume susu terbanyak yang dapat
diperoleh adalah 5 menit pertama. Penyedotan/penghisapan oleh bayi biasanya
berlangsung selama 15-25 menit.
Selama beberapa bulan berikutnya bayi yang sehat akan mengkonsumsi sekitar
700-800 ml ASI setiap hari.Akan tetapi penelitian yang dilakukan pada beberpa kelompok
ibu dan bayi menunjukkan terdapatnya variasi dimana seseorang bayi dapat mengkonsumsi
sampai 1 liter selama 24 jam, meskipun kedua anak tersebut tumbuh dengan kecepatan
yang sama.
Konsumsi ASI selama satu kali menysui atau jumlahnya selama sehari penuh
sangat bervariasi. Ukuran payudara tidak ada hubungannya dengan volume air susu yang
diproduksi, meskipun umumnya payudara yang berukuran sangat kecil, terutama yang
ukurannya tidak berubah selama masa kehamilan hanya memproduksi sejumlah kecil ASI.
Pada ibu-ibu yang mengalami kekurangan gizi, jumlah air susunya dalam sehari sekitar
500-700 ml selama 6 bulan pertama, 400-600 ml dalam 6 bulan kedua, dan 300-500 ml
dalam tahun kedua kehidupan bayi.
Penyebabnya mungkin dapat ditelusuri pada masa kehamilan dimana jumlah
pangan yang dikonsumsi ibu tidak memungkinkan untuk menyimpan cadangan lemak
dalam tubuhnya, yang kelak akan digunakan sebagai salah satu komponen ASI dan sebagai
sumber energi selama menyusui. Akan tetapi kadang-kadang terjadi bahwa peningkatan
jumlah produksi konsumsi pangan ibu tidak selalu dapat meningkatkan produksi air
susunya. Produksi ASI dari ibu yang kekurangan gizi seringkali menurun jumlahnya dan
akhirnya berhenti, dengan akibat yang fatal bagi bayi yang masih sangat muda. Di daerah-
daerah dimana ibu-ibu sangat kekurangan gizi seringkali ditemukan merasmus pada
bayi-bayi berumur sampai enam bulan yang hanya diberi ASI.
Komposisi ASI
Kandungan colostrum berbeda dengan air susu yang mature, karena colostrum
mengandung berbeda dengan air susu yang mature, karena colostrum dan hanya sekitar 1%
dalam air susu mature, lebih banyak mengandung imunoglobin A (Iga), laktoterin dan sel-
sel darah putih, terhadap, yang kesemuanya sangat penting untuk pertahanan tubuh bayi,
terhadap serangan penyakit (Infeksi) lebih sedikit mengandung lemak dan laktosa, lebih
banyak, mengandung vitamin dan lebih banyak mengandung mineral-mineral natrium (Na)
dan seng (Zn).
Dimana susu sapi mengandung sekitar tiga kali lebih banyak protein daripada
ASI. Sebagian besar dari protein tersebut adalah kasein, dan sisanya berupa protein whey
yang larut. Kandungan kasein yang tinggi akan membentuk gumpalan yang relatif keras
dalam lambung bayi. Bila bayi diberi susu sapi, sedangkan ASI walaupun mengandung
lebih sedikit total protein, namun bagian protein wheynya lebih banyak, sehingga akan
membetuk gumpalan yang lunak dan lebih mudah dicerna serta diserapoleh usus bayi.
Sekitar setengah dari energi yang terkandung dalam ASI berasal dari lemak, yang
lebih mudah dicerna dan diserap oleh bayi dibandingkan dengan lemak susu sapi, sebab
ASI mengandung lebih banyak enzim pemecah lemak (lipase). Kandungan total lemak
sangat bervariasi dari satu ibu ke ibu lainnya, dari satu fase lakatasi air susu yang pertama
kali keluar hanya mengandung sekitar 1 2% lemak dan terlihat encer. Air susu yang
encer ini akan membantu memuaskan rasa haus bayi waktu mulai menyusui. Air susu
berikutnya disebut Hand milk, mengandung sedikitnya tiga sampai empat kali lebih
banyak lemak. Ini akan memberikan sebagian besar energi yang dibutuhkan oleh bayi,
sehingga penting diperhatikan agar bayi, banyak memperoleh air susu ini.
Laktosa (gula susu) merupakan satu-satunya karbohidrat yang terdapat dalam air
susu murni. Jumlahnya dalam ASI tak terlalu bervariasi dan terdapat lebih banyak
dibandingkan dengan susu sapi.
Disamping fungsinya sebagai sumber energi, juga didalam usus sebagian laktosa akan
diubah menjadi asam laktat. Didalam usus asam laktat tersebut membantu mencegah
pertumbuhan bakteri yang tidak diinginkan dan juga membantu penyerapan kalsium serta
mineral-mineral lain.
ASI mengandung lebih sedikit kalsium daripada susu sapi tetapi lebih mudah
diserap, jumlah ini akan mencukupi kebutuhan untuk bahan-bahan pertama kehidupannya
ASI juga mengandung lebih sedikit natrium, kalium, fosfor dan chlor dibandingkan dengan
susu sapi, tetapi dalam jumlah yang mencukupi kebutuhan bayi.
Apabila makanan yang dikonsumsi ibu memadai, semua vitamin yang diperlukan
bayi selama empat sampai enam bulan pertama kehidupannya dapat diperoleh dari ASI.
Hanya sedikit terdapat vitamin D dalam lemak susu, tetapi penyakit polio jarang terjadi
pada aanak yang diberi ASI, bila kulitnya sering terkena sinar matahari. Vitamin D yang
terlarut dalam air telah ditemukan terdapat dalam susu, meskipun fungsi vitamin ini
merupakan tambahan terhadap vitamin D yang terlarut lemak.
Manajemen Laktasi
Manajemen laktasi adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk menunjang
keberhasilan menyusui. Dalam pelaksanaannya terutama dimulai pada masa
kehamilan, segera setelah persalinan dan pada masa menyusui selanjutnya.

Adapun upaya-upaya yang dilakukan adalah sebagai berikut:


a. Pada masa Kehamilan (antenatal)
- Memberikan penerangan dan penyuluhan tentang manfaat dan keunggulan
ASI, manfaat menyusui baik bagi ibu maupun bayinya, disamping bahaya
pemberian susu botol.
- Pemeriksaan kesehatan, kehamilan dan payudara/keadaan putting susu,
apakah ada kelainan atau tidak. Disamping itu perlu dipantau kenaikan berat
badan ibu hamil.
- Perawatan payudara mulai kehamilan umur enam bulan agar ibu mampu
memproduksi dan memberikan ASI yang cukup.
- Memperhatikan gizi/makanan ditambah mulai dari kehamilan trisemester
kedua sebanyak 1 1/3 kali dari makanan pada saat belum hamil.
- Menciptakan suasana keluarga yang menyenangkan. Dalam hal ini perlu
diperhatikan keluarga terutama suami kepada istri yang sedang hamil untuk
memberikan dukungan dan membesarkan hatinya.
b. Pada masa segera setelah persalinan (prenatal)
- Ibu dibantu menyusui 30 menit setelah kelahiran dan ditunjukkan cara
menyusui yang baik dan benar, yakni: tentang posisi dan cara melakatkan
bayi pada payudara ibu.
- Membantu terjadinya kontak langsung antara bayi-ibu selama 24 jam sehari
agar menyusui dapat dilakukan tanpa jadwal.
- Ibu nifas diberikan kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000S1) dalam waktu
dua minggu setelah melahirkan.
c. Pada masa menyusui selanjutnya (post-natal)
- Menyusui dilanjutkan secara ekslusif selama 6 bulan pertama usia bayi,
yaitu hanya memberikan ASI saja tanpa makanan/minuman lainnya.
- Perhatikan gizi/makanan ibu menyusui, perlu makanan 1 kali lebih
banyak dari biasa dan minum minimal 8 gelas sehari.
- Ibu menyusui harus cukup istirahat dan menjaga ketenangan pikiran dan
menghindarkan kelelahan yang berlebihan agar produksi ASI tidak
terhambat.
- Pengertian dan dukungan keluarga terutama suami penting untuk
menunjang keberhasilan menyusui.
- Rujuk ke Posyandu atau Puskesmas atau petugas kesehatan apabila ada
permasalahan menysusui seperti payudara banyak disertai demam.
- Menghubungi kelompk pendukung ASI terdekat untuk meminta
pengalaman dari ibu-ibu lain yang sukses menyusui bagi mereka.
- Memperhatikan gizi/makanan anak, terutama mulai bayi 4 bulan, berikan
MP ASDI yang cukup baik kuantitas maupun kualitas.
Makanan Bayi Berusia 0-4 bulan
Ibu-ibu seharusnya bersyukur bila payudaranya, ternyata dapat memproduksi air susu yang
berlimpah, karena anugrah tuhan ini tidak dimiliki oleh semua ibu. Meskipun demikian,
diperkirakan 80% dari jumlah ibu yang melahirkan ternyata mampu menghasilkan air susu
dalm jumlah yang cukup untuk keperluan bayinya, secara penuh tanpa makanan tamabahan
selama enam bulan pertama. Bahkan ibu yang gizinya kurang baikpun sering dapat
menghasilkan ASI cukup tanpa makanan tambahan selama 3 bulan pertama (Warno FG,
1990 hal.175).
Dalam usia 0-4 bulan bayi sepenuhnya mendapat makanan berupa ASI dan tidak
perlu di beri makanan lain, kecuali jka ada tanda-tanda produksi ASI tidak mencukupi.
Keadaan gizi anak pada waktu lahir sangat dipengaruhi oleh keadaan gizi semasa
hamil. Ibu yang semasa hamilnya menderita gangguan gizi selain akan melahirkan anak
yang gizinya tidak baik, juga kemungkinan dapat melahirkan anak dengan berbagai
kelainan dalam pertumbuhannya, atau mungkin anak akan lahir mati. Sejak terjadinya
pembuahan terhadap sel telur dalam rahim ibu.
Hanya makanan yang memenuhi syarat gizi bagi anak dan bagi ibunya yang dapat
membantu syarat gizi bagi wanita hamil dan pengaturan makanan anak yang sesuai
merupakan masalah pokok yang perlu dihayati oleh para ibu. Menyusui adalah cara makan
aanak-anak yang tradisional dan ideal, yang biasanya sanggup memenuhi kebutuhan gizi
seseorang bayi untuk masa hidup empat sampai enam bulan pertama. Bahkan setelah
diperkenankan bahan makanan tambahan yang utama, ASI masih tetap merupakan sumber
utama yang bisa mencukupi gizi.
Dalam tahap usia sejak lahir sampai 4 bulan, ASI merupakan makanan yang paling
utama. Pemberian ASI masa ini memberikan beberpa keuntungan.
Betapapun tingginya dan baiknya mutu ASI sebagai makanan bayi, manfaatnyabagi
pertumbuhan dan perkembangan bayi sangat ditentukan oleh jumlah ASI yang dapat
diberikan oleh ibu. Kebaikan dan mutu ASI yang dapat dihasilkan oleh ibu tidak sesuai
dengan kebutuhan bayi, dan akibatnya bayi akan menderita gangguan gizi.
ASI sebagai makanan tunggal harus diberikan sampai bayi berumur 4bulan. Hal ini
sesuai dengan kebijaksanaan PP-ASI yaitu ASI diberikan selama 2 tahun dan baru pada
usia 4 bulan bayi mulai di beri makanan pendamping ASI, paling lambat usia 6 bulan
karena ASI dapat memenuhi kebutuhan bayi pada 4 bulan pertama.
Adapun makanan bayi umur 0-4 bulan adalah sebagai berikut:
- Susui bayi segera 30 menit setelah lahir.
Kontak fisik dan hisapan bayi akan merangsang produksi ASI. Pada periode ini ASI
saja sudah dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi, karena ASI adalah makanan terbaik
untuk bayi. Menyusui sangat baik untuk bayi dan ibu. Dengan menysusui akan terjalin
hubungan kasih sayang antara ibu dan anak.
- Berikan Kolostrum
- Berikan ASI dari kedua payudara, kiri dan kanan secara bergantian, tiap
kali sampai payudara terasa kosong. Payudara yang dihisap sampai
kosong merangsang produksi ASI yang cukup.
- Berikan ASI setiap kali meminta/menangis tanpa jadwal.
- Berikan ASI 0-10 kali setiap hari, termasuk pada malam hari.
Faktor-faktor yang memperoleh Produksi ASI
Adapun hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI antara lain adalah:
a. Makanan Ibu
Makanan yang dimakan seorang ibu yang sedang dalam masa menyusui
tidak secara langsung mempengaruhi mutu ataupun jumlah air susu yang
dihasilkan. Dalam tubuh terdapat cadangan berbagai zat gizi yang dapat
digunakan bila sewaktu-waktu diperlukan. Akan tetapi jika makanan ibu terus
menerus tidak mengandung cukup zat gizi yang diperlukan tentu pada akhirnya
kelenjar-kelenjar pembuat air susu dalam buah dada ibu tidak akan dapat bekerja
dengan sempurna, dan akhirnya akan berpengaruh terhadap produksi ASI.
Unsur gizi dalam 1 liter ASI setara dengan unsur gizi yang terdapat dalam
2 piring nasi ditambah 1 butir telur. Jadi diperlukan kalori yang setara dengan
jumlah kalori yang diberikan 1 piring nasi untuk membuat 1 liter ASI. Agar Ibu
menghasilkan 1 liter ASI diperlukan makanan tamabahan disamping untuk
keperluan dirinya sendiri, yaitu setara dengan 3 piring nasi dan 1 butir telur.
Apabila ibu yang sedang menyusui bayinya tidak mendapat tambahan makanan,
maka akan terjadi kemunduran dalam pembuatan ASI. Terlebih jikapada masa
kehamilan ibu juga mengalami kekurangan gizi. Karena itu tambahan makanan
bagi seorang ibu yang sedang menyusui anaknya mutlak diperlukan. Dan
walaupun tidak jelas pengaruh jumlah air minum dalam jumlah yang cukup.
Dianjurkan disamping bahan makanan sumber protein seperti ikan, telur dan
kacang-kacangan, bahan makanan sumber vitamin juga diperlukan untuk
menjamin kadar berbagai vitamin dalam ASI.
b. Ketentraman Jiwa dan Pikiran
Pembuahan air susu ibu sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan. Ibu yang
selalu dalam keadaan gelisah, kurang percaya diri, rasa tertekan dan berbagai
bentuk ketegangan emosional, mungkin akan gagal dalam menyusui bayinya.
Pada ibu ada 2 macam, reflek yang menentukan keberhasilan dalam
menyusui bayinya, reflek tersebut adalah:
1. Reflek Prolaktin
Reflek ini secara hormonal untuk memproduksi ASI. Waktu bayi
menghisap payudara ibu, terjadi rangsangan neorohormonal pada putting susu
dan aerola ibu. Rangsangan ini diteruskan ke hypophyse melalui nervus vagus,
terus kelobus anterior. Dari lobus ini akan mengeluarkan hormon prolaktin,
masuk ke peredaran darah dan sampai pada kelenjar kelenjar pembuat ASI.
Kelenjar ini akan terangsang untuk menghasilkan ASI.
2. Let-down Refleks (Refleks Milk Ejection)
Refleks ini membuat memancarkan ASI keluar. Bila bayi didekatkan
pada payudara ibu, maka bayi akan memutar kepalanya kearah payudara ibu.
Refleks memutarnya kepala bayi ke payudara ibu disebut :rooting reflex
(reflex menoleh). Bayi secara otomatis menghisap putting susu ibu dengan
bantuan lidahnya. Let-down reflex mudah sekali terganggu, misalnya pada ibu
yang mengalami goncangan emosi, tekanan jiwa dan gangguan pikiran.
Gangguan terhadap let down reflex mengakibatkan ASI tidak keluar. Bayi
tidak cukup mendapat ASI dan akan menangis.
Tangisan bayi ini justru membuat ibu lebih gelisah dan semakin
mengganggu let down reflex.
c. Pengaruh persalinan dan klinik bersalin
Banyak ahli mengemukakan adanya pengaruh yang kurang baik terhadap
kebiasaan memberikan ASI pada ibu-ibu yang melahirkan di rumah sakit atau
klinik bersalin lebih menitik beratkan upaya agar persalinan dapat berlangsung
dengan baik, ibu dan anak berada dalam keadaan selamat dan sehat. Masalah
pemebrian ASI kurang mendapat perhatian. Sering makanan pertama yang
diberikan justru susu buatan atau susu sapi. Hal ini memberikan kesan yang tidak
mendidik pada ibu, dan ibu selalu beranggapan bahwa susu sapi lebih dari ASI.
Pengaruh itu akan semakin buruk apabila disekeliling kamar bersalin dipasang
gambar-gambar atau poster yang memuji penggunaan susu buatan.
d. Penggunaan alat kontrasepsi yang mengandung estrogen dan
progesteron.
Bagi ibu yang dalam masa menyusui tidak dianjurkan menggunakan
kontrasepsi pil yang mengandung hormon estrogen, karena hal ini dapat
mengurangi jumlah produksi ASI bahkan dapat menghentikan produksi ASI
secara keseluruhan oleh karena itu alat kontrasepsi yang paling tepat digunakan
adalah alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) yaitu IUD atau spiral. Karena
AKDR dapat merangsang uterus ibu sehingga secara tidak langsung dapat
meningkatkan kadar hormon oxitoksin, yaitu hormon yang dapat merangsang
produksi ASI.
e. Perawatan Payudara
Perawatan fisik payudara menjelang masa laktasi perlu dilakukan, yaitu
dengan mengurut payudara selama 6 minggu terakhir masa kehamilan.
Pengurutan tersebut diharapkan apablia terdapat penyumbatan pada duktus
laktiferus dapat dihindarkan sehingga pada waktunya ASI akan keluar dengan
lancar.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Defenisi Asi
ASI merupakan malanan alamiah yang pertama dan utama bagi bayi baru lahir. ASI
dapat memenuhi kebutuhan bayi akan energi dan gizi selama 4-6 bulan pertama
kehidupannya, sehingga dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal. Selain sebagai
sumber energi dan zat gizi, pemberian ASI juga merupakan media untuk menjalin hubungan
psikologis antara ibu dan bayinya.
Hubungan ini akan menghantarkan kasih sayang dan perlindungan ibu kepada
bayinya serta memikat kemesraan bayi terhadap ibunya, sehingga terjalin hubungan yang
harmonis dan erat. Namun sering ibu-ibu tidak berhasil menyusui bayinya atau
menghentikan menyusui lebih dini. Untuk itu dalam Bab pembahasan ini akan dibahas
Mengapa ASI Ekslusif tidak diberikan, dan kemungkinan faktor-faktor yang
mempengaruhi tidak diberikannya ASI Ekslusif.
Penelitian dan pengamatan yang dilakukan diberbagai daerah menunjukkan dengan
jelas adanya kecenderungan meningkatkannya jumlah ibu yang tidak menyusui bayi ini
dimulai di kota terutama pada kelomopk ibu dan keluarga yang berpenghasilan cukup, yang
kemudian menjalar ke daerah pinggiran kota dan menyebar sampai ke desa-desa. Banyak
hal yang menyebabkan ASI Ekslusif tidak diberikan khususnya bagi ibu-ibu di
Indonesia, hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh. Antara lain:
a. Adanya perubahan struktur masyarakat dan keluarga.
Hubungan kerabat yang luas di daerah pedesaan menjadi renggang setelah
keluarga pindah ke kota. Pengaruh orang tua seperti nenek, kakek, mertua dan orang
terpandang dilingkungan keluarga secara berangsur menjadi berkurang, karena mereka
itu umumnya tetap tinggal di desa sehingga pengalaman mereka dalam merawat
makanan bayi tidak dapat diwariskan.
b. Kemudahan-kemudahan yang didapat sebagai hasil kemajuan
Teknologi pembuatan makanan bayi seperti pembuatan tepung makanan bayi, susu
buatan bayi, mendorong ibu untuk mengganti ASI dengan makanan olahan lain.
c. Iklan yang menyesatkan dari produksi makanan bayi menyebabkan ibu beranggapan
bahwa makanan-makanan itu lebih baik dari ASI
d. Para ibu sering keluar rumah baik karena bekerja maupun karena tugas-tugas sosial,
maka susu sapi adalah satu-satunya jalan keluar dalam pemberian makanan bagi bayi
yang ditinggalkan dirumah
e. Adanya anggapan bahwa memberikan susu botol kepada anak sebagai salah satu simbol
bagi kehidupan tingkat sosial yan lebih tinggi, terdidik dan mengikuti perkembangan
zaman.
f. Ibu takut bentuk payudara rusak apabila menyusui dan kecantikannya akan hilang.
g. Pengaruh melahirkan dirumah sakit atau klinik bersalin. Belum semua petugas
paramedis diberi pesan dan diberi cukup informasi agar menganjurkan setiap ibu untuk
menyusui bayi mereka, serta praktek yang keliru dengan memberikan susu botol kepada
bayi yang baru lahir.
Sering juga ibu tidak menyusui bayinya karena terpaksa, baik karena faktor intern dari
ibu seperti terjadinya bendungan ASI yang mengakibatkan ibu merasa sakit sewaktu
bayinya menyusu, luka-luka pada putting susu yang sering menyebabkan rasa nyeri,
kelainan pada putting susu dan adanya penyakit tertentu seperti tuberkolose, malaria
yang merupakan alasan untuk tidak menganjurkan ibu menyusui bayinya, demikian juga
ibu yang gizinya tidak baik akan menghasilkan ASI dalam jumlah yang relatif lebih
sedikit dibandingkan ibu yang sehat dan gizinya baik.
Disamping itu juga karena faktor dari pihak bayi seperti bayi lahir sebelum
waktunya (prematur) atau bayi lahir dengan berat badan yang sangat rendah yang mungkin
masih telalu lemah abaila mengisap ASI dari payudara ibunya, serta bayi yang dalam
keadaan sakit.
Memburuknya gizi anak dapat juga terjadi akibat ketidaktahuan ibu mengenai cara
cara pemberian ASI kepada anaknya. Berbagai aspek kehidupan kota telah membawa
pengaruh terhadap banyak para ibu untuk tidak menyusui bayinya, padahal makanan
penganti yang bergizi tinggi jauh dari jangkauan mereka. Kurangnya pengertian dan
pengertahuuan ibu tentang manfaat ASI dan menyusui menyebabkan ibu ibu mudah
terpengaruh dan beralih kepada susu botol (susu formula).Kesehatan/status gizi bayi/anak
serta kelangsungan hidupnya akan lebih baik pada ibu- ibu yang berpendidikan rendah. Hal
ini karena seorang ibu yang berpendidikan tinggi akan memiliki pengetahuan yang luas serta
kemampuan untuk menerima informasi lebih tinggi.
Pada penelitian di Pakisttan dimana tingkat kematian anak pada ibu ibu yang lama
pendidikannya 5 tahun adalah 50 % lebih rendah daripada ibu ibu yang buta huruf.
Demikian juga di Indonesiabahwa pemberian makanan padat yang terlalu dini.Sebahagian
besar dilakukan oleh ibu- ibu yang berpendidikan rendah , agaknya faktor ketidaktauanlah
yang menyebabkannya.
Faktor lain yang berpengaruh terhadap pemberian ASI adalah sikap ibu terhadap
lingkungan sosialnya dan kebudayaan dimana dia dididik. Apabila pemikiran tentang
menyusui dianggap tidak sopan dan memerlukan , maka let down reflex (reflex keluar)
akan terhambat. Sama halnya suatu kebudayaan tidak mencela penyusunan, maka
pengisapan akan tidak terbatas dan du demand (permintaan) akan menolong pengeluaran
ASI.
Selain itu kemampuan ibu yang seusianya lebih tua juga amat rendah produksi ASInya,
sehingga bayi cendrung mengalami malnutrisi. Alasan lain ibu ibu tidak menyusui bayinya
adalah karena ibu tersebut secara tidak sadar berpendapat bahwa menyusui hanya ibu
merupakan beban bagi kebebasan pribadinya atau hanya memperburuk potongan dan ukuran
tubuhnya.
Kendala lain yang dihadapi dalam upaya peningkatan penggunaan ASI adalah sikap
sementara petugas kesehatan dari berbagai tingkat yang tidak bergairah mengikuti
perkembangan ilmu kedokteran dan kesehatan. Konsep baru tentang pemberian ASI dan
mengenai hal hal yang berhubungan dengan ibu hamil, ibu bersaliin, ibu menyusui dan
bayi baaru lahir. Disamping itu juga sikap sementara penaggung jawab ruang bersaliiin dan
perawatan dirumah sakit,rumah bersalinn yang berlangsung memberikan susu botol pada
bayi baru lahir ataupun tidak mau mengusahakan agar iibu mampu memberikan ASI kepada
bayinya, serta belum diterapkannya pelayanan rawat disebagian besar rumah sakit /klinik
bersalin.
Semua faktor faktor terebut diatas yang dianggap sebagai penyebab semakin
melorotnya kegiatan meminumkan air susu ibu ke kalangan para ibu ibu saat ini.
Oleh sebab itu upaya yang dapat dilakukan antara lain :

3.2 Motivasi untuk menyusui.


Di daerah pedesaan menyusui anak terlihat sebagai suatu proses yang normal, dan
tidak dilakukan sembunyi-sembunyi. Ibu-ibu tidak malu menyusui bayinya. Kebiasaan itu
adpat diciptakan suatu kondisi dan gairah bagi para gadis yang melihatnya, sehingga ada
kemauan naluriah melakukan hal yang sama. Bila tumbuh menjadi besar dan punya anak
meeka ingin melakukan hal yang serupa. Sebaliknya, kebiasaan ibu-ibu di kota yang malu-
nalu serta sembunyi-sembunyi menyusui bayinya, tentu akan banyak mempengaruhi tabiat
gadis-gadis disekitarnya untuk berbuat sama, dan menyusui anak merupakan sesuatu hal
yang harus dihindarkan.
Ibu-ibu harus dibangkitkan kemauan dan kesediannya untuk menyusui anaknya, terutama
sebelum melahirkan. Dan bila menyusui, hendaknya ditingkatkan pada masyarakat,
pengertian tersebut harus ditanamkan pada anak-anak gadis sejak masih usia muda, bahwa
menyusui anak merupakan bagian dari tugas biologis seorang ibu.
Didaerah perkotaan, sasaran yang harus diberi pendidikan adalah para gadis remaja.
Didaerah pedesaan, pendidikan harus diarahkan untuk tujuan mencegah marasmus.
Perkembangan teknologi yang telah dapat menciptakan humanized milk menyebabkan
nilai ASI dan kebiasaan menyusui yang pada hakekatnya memberikan fasilitas kemudahan
pengadaan susu, murah serta praktis semakin kurang diminati dan dihindari. Kemajuan
dibidang kesehatan lingkungan dan industri makanan sapihan membuat segalanya menjadi
sangat praktis sehingga para ibu lebih cenderung menggunakan susu botol. Untuk mengatasi
masalah tersebut, ibu-ibu yang mampu harus dihimbau dan diberi motivasi agar kembali
pada praktek menyusui anak sendiri. Karena hal itu mendatangkan keuntungan bagi
hubungan ibu dan anak dan terutama karena hal itu memenuhi ciri dan kodrat manusia.

3.3 Keterampilan Menyusui


Banyak permasalahan dalam menyusui seperti (nyeri pada puting susu, susu yang
jumlahnya sedikit, atau ibu tidak nyaman dalam menyusui) bias dipecahkan dengan
meningkatkan teknik dasar dalam menyusui, khususnya dalam memposisikan ibu dan bayi
dengan benar.
Posisi Ibu :
Duduklah dengan nyaman dan carilah posisi yang paling nyaman ketika duduk diatas
kursi, atau kursi goyang, kursi berlengan atau bahkan duduk diatas kasur dengan
bersandar pada dinding atau sandaran kasur.
Letakkan bantal dibelakang punggung, dan dibawah lengan yang akan memberikan
tumpuan ketika ibu menggendong bayi.
Gunakan tumpuan kaki atau pijakan bila ibu duduk, khususnya bila menggunakan kursi
yang cukup tinggi.
Bisa juga ibu bersandar pada sandaran kasur dengan posisi menghadap bayi dengan
menggunakan bantal sebagai penyangga kepala, leher, punggung dan kaki bagian atas.
Posisi bayi :
Disarankan untuk memulai persiapan pemberian ASI dengan mengenakan pakaian yang
sederhana pada bayi atau bahkan tidak mengenakan pakaian, untuk meningkatkan
kontak dengan ibu.
Baringkan bayi dalam dekapan ibu, dengan posisi menghadap payudara. Posisi leher
pada lipatan lengan, badan terbaring disepanjang lengan dan pantat dipegang oleh
tangan.
Setelah itu putarlah tubuh bayi sedemikian rupa sehingga posisi bayi berhadapan dengan
badan ibu.
Posisi tubuh bayi harus dalam kedaan tegak lurus menghadap tubuh ibu, jangan
memutar leher bayi untuk mencapai putting susu ibu.
Jika posisi bayi kurang tinggi, gunakan bantal untuk menyangga lengan.
Posisikan lengan bayi dengan baik, lengan bawah diposisikan di bawah payudara dan
lengan yang atas bila mengganggu bisa ditahan dengan menggunakan ibu jari lengan
yang menggendong.
Posisi payudara :
Hal yang pertama perlu dilakukan dalam persiapan payudara menjelang menyusui.
Secara manual pijatlah payudara untuk mendapatkan beberapa tetes ASI pada puting ibu,
hal ini akan melembabkan payudara ibu.
Tahanlah payudara, beban payudara ditahan dengan telapak tangan dan jari-jemari di
bawahnya dan ibu jari di atasnya.
Jauhkan jari dari daerah areola, sehingga menjauhi daerah tempat bayi menghisap susu,
hal ini bertujuan untuk menghindari kontaminasi.
Memulai menyusui :
Dekatkan mulut bayi pada puting yang sudah lembab tadi, lalu pijatlah bibir bayi
dengan lembut untuk merangsang refleks menghisap pada bayi.
Ketika mulut bayi terbuka, segeralah melekatkan mulut bayi di tengah payudara dan
dekatlah bayi dengan erat ke tubuh ibu.
Pastikan bayi menghisap hingga areola payudara bukan puting susu ibu, dengan ini
nyeri pada payudara selama menyusui bisa dihindari.
Buatlah penyesuaian dengan irama pernafasan bayi.
Ketika bayi sudah menghisap ASI dengan baik maka pastikan kita mengatur posisi
payudara dengan baik, tahan berat payudara dengan tangan sehingga berat payudara
tidak seluruhnya membebani mulut dan bibir bayi.
Hal terakhir yang cukup penting adalah, ketika kita akan menghentikan pemberian
ASI, jangan menarik mulut bayi dari payudara ketika bayi masih menghisap. Maka
hentikan dahulu hisapan bayi lalu jauhkan bayi dari payudara dengan perlahan-lahan,
hal ini bertujuan agar penghentian menyusui ini tidak melukai payudara, yang bisa
berakibat nyeri hingga infeksi payudara.

3.4 Tanda Cukup Asi


Banyak ibu yang kurang memperhatikan apakah bayinya sudah cukup mendapatkan
ASI, atau bahkan banyak juga ibu yang bingung dengan berapa banyak atau berapa sering
pemberian ASI yang baik itu.
Oleh karena itu, berbagai tanda dibawah ini dapat dijadikan pedoman untuk mengevaluasi
kecukupan pemberian ASI, yaitu :
Bayi menunjukan keinginan dan gairah yang kuat untuk bangun secara teratur untuk
menyusui.
Irama hisapan yang ritmis dan teratur, bagian depan telinga bayi akan terlihat sedikit
bergerak dan ibu bisa mendengar bayinya menghisap dan menelan ASI yang diberikan.
Berikan ASI selama rata-rata 15-20 menit pada masng-masing payudara setiap
menyusui.
Berikan ASI setidaknya setiap 1-3 jam selama dua bulan pertama. Disarankan juga
untuk membangunkan bayi setiap 2-3 jam untuk memberikan ASI selama beberapa
minggu awal. Setelah lebih dari dua bulan bayi akan mampu menghabiskan ASI lebih
cepat, maka pemberian ASI dilakukan lebih jarang hingga setiap 3-5 jam dan durasi
menyusui menjadi lebih singkat.
Bayi ngompol hingga 6-8 kali menandakan masukan cairan yang cukup.
Bayi tubuh dengan kecepatan pertumbuhan yang normal, mengalami peningkatan berat,
tinggi badan, dan ukuran lingkar kepala.
Memiliki tonus otot yang baik, kulit yang sehat dan warna kulit yang sehat pula

3.5 Tips Sukses Asi Eksklusif


Ini tips dari aku yang sukses ASI eksklusif sampai 6 bulan walaupun ASI-ku tidak
termasuk yang berlimpah dan sukses KB alamiah sampai si kecil 7 bulan.
1. Susui bayi sesering mungkin. Payudara kanan dan kiri. Jangan dijadwalkan. Produksi
ASI mengikuti hukum permintaan, semakin sering dihisap, maka semakin banyak
berproduksi.
2. Pompa payudara sehabis menyusui. Payudara yang kosong akan semakin mempercepat
produksi ASI.
3. Jangan terlalu cepat memindahkan posisi menyusui dari payudara kiri ke kanan, dan
sebaliknya. ASI yang keluar setelah 15 menit pertama justru banyak mengandung
lemak yang dapat mengenyangkan bayi. Jangan lakukan posisi menyusui tiduran
sampe ketiduran kalau ibus punya kebiasaan tidur pingsan. Bisa2 bayinya ketindihan
dan gak bisa bernafas.
4. Makan makanan yang bergizi dan minum cairan yang cukup banyak. Bisa air putih, jus
buah, susu rendah lemak, kuah makanan. Makanannya usahakan banyak sayur hijau
dan makanan laut. Daun katuk segar lebih cepat menghasilkan daripada suplemen
seperti Pro ASI atawa Lancar ASI. Jangan pikirkan diet dulu. Melangsingkan tubuh
bisa dilakukan kapan saja sementara menyusui waktunya cuma sebentar sementara
manfaat baiknya untuk bayi adalah untuk kecerdasan dan daya tahan tubuhnya.
5. Minum madu juga sangat bermanfaat
6. Ibu harus cukup istirahat dan jangan stres! Stres bikin ASI mendadak kering.
7. Kalau bayi masih tampak kurang puas juga, pompa ASI dan masukkan ke botol untuk
diberikan ke bayi. Tapi sebenarnya penggunaan dot tidak dianjurkan paling tidak
sampai usia bayi 6 bulan sebab dapat mengganggu perkembangan sistem syaraf dan
struktur tulang kepala.
8. Ini yang paling penting, yaitu RASA PERCAYA DIRI bahwa kita MAMPU untuk
memberikan yang terbaik untuk bayi kita yaitu ASI.
Memberikan ASI eksklusif terutama sangat dianjurkan untuk bayi2 yang dilahirkan
dengan cara caesar. Bayi caesar mengalami intensitas kesakitan yang sangat tinggi
dibandingkan dengan bayi lahir normal yang sudah mengalami exercise dalam proses
kelahiran sebelum khirnya muncul ke dunia dan beradaptasi dengan dunia luar.
Dengan memberikan ASI, maka dapat membantu mencegah infeksi dan mengurangi
rasa akit yang diderita bayi.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
1. Air Susu Ibu merupakan makanan yang terbaik bagi bayi yang harus diberikan pada bayi
sampai bayi berusia 4 bulan tanpa makanan pendamping.
2. Adanya kecenderungan semakin tinggi tingkat pendidikan semakin besar persentase ASI
secara Eksklusif.
3. Masih rendahnya tingkat pengetahuan ibu-ibu tentang pemberian ASI.
4.2 Saran
1. Perlu peningkatan penyuluhan kesehatan secara umum khususnya tentang ASI dan
menyusui kepada masyarakat, khususnya kepada ibu hamil tentang gizi dan perawatan
payudara selama masa kehamilan, sehingga produksi ASI cukup.
2. Perlu ditingkatkan peranan tenaga kesehatan baik di rumah sakit, klinik bersalin,
Posyandu di dalam memberikan penyuluhan atau petunjuk kepada ibu hamil, ibu baru
melahirkan dan ibu menyusui tentang ASI dan menyusui.
DAFTAR PUSTAKA

Sumber : koleksi Mediague.wordpress.com dikumpulkan oleh RW.Hapsari


Sumber : http://superbidanhapsari.wordpress.com/2009/12/14/makalah pemberian-asi-eksklusif/
BAB I PENDAHULUAN 1
.1 Latar Belakang
Di Indonesia masalah gizi buruk hingga saat ini masih belum teratasi. Salah satu masalah gizi
yang paling utama pada saat ini, di Indonesia adalah kurang kalori, dan protein. Hal ini banyak
ditemukan pada bayi dan anak yang masih kecil. Keadaan ini karena anak dan bayi merupakan
golongan rentan. Selain itu banyak ibu yang melahirkan bayi prematur yaitu bayi dengan berat
badan rendah karena tidak sesuai dengan usia kelahirannya. Bayi dengan berat badan rendah
memiliki resiko besar terkena infeksi dan lebih memperlukan ASI lebih besar dibanding bayi
dengan berat badang normal. Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan
oleh jumlah ASI yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung di dalam
ASI. Namun, banyak ibu yang mengganti ASI dengan susu formula. Padahal hal itu sangatlah
tidak baik untuk seorang bayi. Bayi umumnya diberikan ASI hingga berusia enam bulan, setelah
itu ASI hanya berfungsi sebagai sumber protein, vitamin, dan mineral yang utama bagi bayi.
Tetapi banyak ibu-ibu yang memberikan ASI hanya selama 3 bulan bahkan ada yang hanya
memberikan ASI selama satu bulan saja dikarenakan kepentingan pekerjaan. Pemberian ASI
semaksimal mungkin merupakan kegiatan penting dalam pemeliharan dan tumbuh kembang
bayi, Oleh sebab itu maka penulis membuat makalah dengan judul ASI EKSKLUSIF. 1.2
Rumusan Masalah 1. Apa itu ASI Eksklusif? 2. Apa saja pengelompokan ASI? 3. Apa saja
manfaat ASI Eksklusif? 4. Bagaimana fisiologi pengeluaran ASI? 5. Apa saja komposisi ASI? 6.
Apa saja keunggulan ASI daripada susu formula? 7. Bagaimana cara pemberian ASI yang benar?
8. Bagaimana cara menyimpan ASI yang benar? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui
definisi ASI Eksklusif. 2. Untuk mengetahui pengelompokan ASI 3. Untuk mengetahui manfaat
ASI Eksklusif. 4. Untuk mengetahui fisiologi pengeluaran ASI 5. Untuk mengetahui komposisi
dari ASI. 6. Untuk mengetahui keunggulan ASI daripada susu formula 7. Untuk mengetahui cara
pemberian ASI yang benar. 8. Untuk mengetahui cara menyimpan ASI yang benar. 1.4 Metode
Penulisan 1. Deskriptif 2. Kajian pustaka dilakukan dengan mencari literatur di internet dan
buku-buku panduan 1.5 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2
Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Penelitian 1.4 Metode Penelitian 1.5 Sistematika Penelitian BAB
II KERANGKA TEORI 2.1 Definisi ASI Eksklusif 2.2 Pengelompokan ASI 2.3 Manfaat ASI
Eksklusif 2.4 Fisiologi Pengeluaran ASI 2.5 Komposisi ASI 2.6 Keunggulan ASI daripada Susu
Formula 2.7 Cara Pemberian ASI yang Benar 2.8 Cara Menyimpan ASI yang Benar BAB III
FAKTOR YANG PENGARUHI KETIDAKBERHASILAN ASI EKSKLUSIF 3.1 Faktor
Internal 3.2 Faktor Eksternal BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan 4.2 Saran BAB II
PEMBAHASAN 2.1 Definisi ASI Eksklusif ASI Eksklusif adalah makanan pertama, utama dan
terbaik bagi bayi, yang bersifat alamiah. (Dwi Sunar Prasetyo:2009). ASI Eksklusif menurut
WHO adalah pemberian ASI saja tanpa tambahan cairan lain baik susu formula, air putih, air
jeruk ataupun makanan tambahan lain yang diberikan saat bayi baru lahir sampai berumur 6
bulan. ASI eksklusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa tambahan cairan lain, seperti
susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat, seperti
pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan nasi tim, kecuali vitamin dan mineral dan obat
(Roesli, 2000). Selain itu, pemberian ASI eksklusif juga berhubungan dengan tindakan
memberikan ASI kepada bayi hingga berusia 6 bulan tanpa makanan dan minuman lain, kecuali
sirup obat. Setelah usia bayi 6 bulan, barulah bayi mulai diberikan makanan pendamping ASI,
sedangkan ASI dapat diberikan sampai 2 tahun atau lebih (Prasetyono, 2005). ASI adalah satu
jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik, psikologi, sosial
maupun spiritual. ASI mengandung nutrisi, hormon, unsur kekebalan pertumbuhan, anti alergi,
serta anti inflamasi. Nutrisi dalam ASI mencakup hampir 200 unsur zat makanan (Hubertin,
2004). ASI adalah sebuah cairan ciptaan Allah yang memenuhi kebutuhan gizi bayi dan
melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan penyakit. Keseimbangan zat-zat gizi
dalam air susu ibu berada pada tingkat terbaik dan air susunya memiliki bentuk paling baik bagi
tubuh bayi yang masih muda. Pada saat yang sama ASI juga sangat kaya akan sari-sari makanan
yang mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan sistem saraf (Yahya, 2007). 2.2
Pengelompokan ASI ASI dikelompokan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut: a. ASI stadium I
adalah kolostrum. Kolostrum adalah cairan yang pertama disekresi oleh kelenjar payudara dari
hari ke-1 sampai hari ke-4. Kolostrum sangat baik untuk mengeluarkan meconium yaitu air
ketuban dan cairan lain yang tertelan masuk perut bayi saat proses persalinan. Jumlah (volume)
kolostrum berkisar 150-300 cc per hari. b. ASI Stadium II adalah ASI peralihan yang keluar
setelah kolostrum sampai sebelum menjadi ASI yang matang. ASI ini diproduksi pada hari ke-4
sampai hari ke-10. c. ASI stadium III adalah ASI matur. ASI yang disekresi dari hari ke-10
sampai seterusnya. 2.3 Manfaat ASI Eksklusif Menyusui bayi dapat mendatangkan keuntungan
bagi bayi, ibu, keluarga, masyarakat, dan negara. Sebagai makanan bayi yang paling sempurna,
ASI mudah dicerna dan diserap karena mengandung enzim pencernaan. Beberapa manfaat ASI
sebagai berikut : 1. Untuk Bayi Ketika bayi berusia 0-6 bulan, ASI bertindak sebagai makanan
utama bayi, karena mengandung lebih dari 60% kebutuhan bayi, ASI memang terbaik untuk bayi
manusia sebagaimana susu sapi yang terbaik untuk bayi sapi, ASI merupakan komposisi
makanan ideal untuk bayi, pemberian ASI dapat mengurangi resiko infeksi lambung dan usus,
sembelit serta alergi, bayi yang diberi ASI lebih kebal terhadap penyakit dari pada bayi yang
tidak mendapatkan ASI, bayi yang diberi ASI lebih mampu menghadapi efek penyakit kuning,
pemberian ASI dapat semakin mendekatkan hubungan ibu dengan bayinya. Hal ini akan
berpengaruh terhadap kemapanan emosinya di masa depan, apabila bayi sakit, ASI merupakan
makanan yang tepat bagi bayi karena mudah dicerna dan dapat mempercepat penyembuhan,
pada bayi prematur, ASI dapat menaikkan berat badan secara cepat dan mempercepat
pertumbuhan sel otak, tingkat kecerdasan bayi yang diberi ASI lebih tinggi 7-9 poin
dibandingkan bayi yang tidak diberi ASI ( Roesli, 2000 ). 2. Untuk Ibu Isapan bayi dapat
membuat rahim menciut, mempercepat kondisi ibu untuk kembali ke masa prakehamilan, serta
mengurangi resiko perdarahan, lemak yang ditimbun di sekitar panggul dan paha pada masa
kehamilan akan berpindah ke dalam ASI, sehingga ibu lebih cepat langsing kembali, resiko
terkena kanker rahim dan kanker payudara pada ibu yang menyusui bayi lebih rendah dari pada
ibu yang tidak menyusui, menyusui bayi lebih menghemat waktu, karena ibu tidak perlu
menyiapkan botol dan mensterilkannya, ASI lebih praktis lantaran ibu bisa berjalan-jalan tanpa
membawa perlengkapan lain, ASI lebih murah dari pada susu formula, ASI selalu steril dan
bebas kuman sehingga aman untuk ibu dan bayinya, ibu dapat memperoleh manfaat fisik dan
emotional ( Dwi Sunar, 2009 ). 3. Untuk Keluarga Tidak perlu menghabiskan banyak uang untuk
membeli susu formula, botol susu, serta peralatan lainnya, jika bayi sehat, berarti keluarga
mengeluarkan lebih sedikit biaya guna perawatan kesehatan, penjarangan kelahiran lantaran efek
kontrasepsi dari ASI eksklusif, jika bayi sehat berarti menghemat waktu keluarga, menghemat
tenaga keluarga karena ASI selalu tersedia setiap saat, keluarga tidak perlu repot membawa
berbagai peralatan susu ketika bepergian ( Roesli, 2005 ). 4. Untuk Masyarakat dan Negara
Menghemat devisa negara karena tidak perlu mengimpor susu formula dan peralatan lainnya,
bayi sehat membuat negara lebih sehat, penghematan pada sektor kesehatan, karena jumlah bayi
yang sakit hanya sedikit, memperbaiki kelangsungan hidup anak karena dapat menurunkan
angka kematian, ASI merupakan sumber daya yang terus-menerus di produksi (Dwi Sunar, 2009
). 2.4 Fisiologi Pengeluaran ASI Pengeluaran ASI merupakan suatu interaksi yang sangat
kompleks antara rangsangan mekanik, saraf dan bermacam-macam hormon. Kemampuan ibu
dalam menyusui/laktasipun berbeda-beda. Sebagian mempunyai kemampuan yang lebih besar
dibandingkan yang lain. Laktasi mempunyai dua pengertian yaitu pembentukan ASI (Refleks
Prolaktin) dan pengeluaran ASI (Refleks Let Down/Pelepasan ASI) (Maryunani, 2009).
Pembentukan ASI (Refleks Prolaktin) dimulai sejak kehamilan. Selama kehamilan terjadi
perubahan-perubahan payudara terutama besarnya payudara, yang disebabkan oleh adanya
proliferasi sel-sel duktus laktiferus dan sel-sel kelenjar pembentukan ASI serta lancarnya
peredaran darah pada payudara. Proses proliferasi ini dipengaruhi oleh hormon-hormon yang
dihasilkan plasenta, yaitu laktogen, prolaktin, kariogona dotropin, estrogen, dan progesteron.
Pada akhir kehamilan, sekitar kehamilan 5 bulan atau lebih, kadang dari ujung puting susu keluar
cairan kolostrum. Cairan kolostrum tersebut keluar karena pengaruh hormon laktogen dari
plasenta dan hormon prolaktin dari hipofise. Namun, jumlah kolostrum tersebut terbatas dan
normal, dimana cairan yang dihasilkan tidak berlebihan karena kadar prolaktin cukup tinggi,
pengeluaran air susu dihambat oleh hormon estrogen (Maryunani, 2009). Setelah persalinan,
kadar estrogen dan progesteron menurun dengan lepasnya plasenta, sedangkan prolaktin tetap
tinggi sehingga tidak ada lagi hambatan terhadap prolaktin oleh estrogen. Hormon prolaktin ini
merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk membuat air susu ibu (Maryunani, 2009).
Penurunan kadar estrogen memungkinan naiknya kadar prolaktin dan produksi ASI pun mulai.
Produksi prolaktin yang berkesinambungan disebabkan oleh bayi menyusui pada payudara ibu.
Pada ibu yang menyusui, prolaktin akan meningkat pada keadaan : stress atau pengaruh
psikis,anestesi, operasi, rangsangan puting susu, hubungan kelamin, pengaruh obat-obatan.
Sedangkan yang menyebabkan prolaktin terhambat pengeluarannya pada keadaan: ibu gizi
buruk, dan pengaruh obat-obatan (Badriul, 2008). Pengeluaran ASI (Refleks Letdown/pelepasan
ASI) merupakan proses pelepasan ASI yang berada dibawah kendali neuroendokrin, dimana bayi
yang menghisap payudara ibu akan merangsang produksi oksitosin yang menyebabkan kontraksi
sel-sel mioepitel. Kontraksi dari sel-sel ini akan memeras air susu yang telah terbuat keluar dari
alveoli dan masuk ke sistem duktus untuk selanjutnya mengalir melalui duktus laktiferus masuk
ke mulut bayi sehingga ASI tersedia bagi bayi (Maryunani, 2009). Faktor-faktor yang memicu
peningkatan refleks letdown/pelepasan ASI ini yaitu pada saat ibu melihat bayinya,
mendengarkan suara bayi, mencium bayi, dan memikirkan untuk meyusui bayi. Sementara itu,
faktor-faktor yang menghambat refleks letdown/pelepasan ASI yaitu stress seperti keadaan
bingung atau psikis kacau, takut, cemas, lelah, malu, merasa tidak pasti atau merasakan nyeri.
Oksitosin juga mempengaruhi jaringan otot polos uterus berkontraksi sehingga mempercepat
lepasnya plasenta dari dinding uterus dan membantu mengurangi terjadinya perdarahan. Oleh
karena itu, setelah bayi lahir maka bayi harus segera disusukan pada ibunya (Inisiasi Menyusui
Dini ). Dengan seringnya menyusui, penciutan uterus akan terjadi makin cepat dan makin baik.
Tidak jarang perut ibu akan terus terasa mulas yang sangat pada hari-hari pertama menyusui, hal
ini merupakan mekanisme alamiah yang baik untuk kembalinya uterus ke bentuk semula
(Maryunani, 2009). 2.5 Komposisi ASI Susu menjadi salah satu sumber nutrisi bagi manusia,
komponen ASI sangat rumit dan berisi lebih dari 100.000 biologi komponen unik, berikut
komposisi ASI: 1. Kolostrum Cairan susu kental berwarna kuning, Kolostrum mengandung
karoten dan vitamin A yang tinggi yang berfungsi menjaga kekebalan tubuh bagi bayi. 2. Protein
Protein dalan ASI berupa casein (protein yang sulit di cerna) dan whey (protein yang mudah di
cerna). ASI lebih banyk mengandum whey di bandingkan dengan casein. 3. Lemak Lemak ASI
adalah penghasil kalori (energy) utama dan merupakan komponen yang gizi yang sangat
berfariasi.penelitian OSBORN membuktikan, bayi yang tidak mendapatkan ASI lebih banyak
menderita penyakit koroner usia muda. 4. Laktosa Merupakan karbihidrat terutama pada
ASI,fungsinya sebagai sumber energi meninggkatkan absorbs kalsium dan merang sang
pertumbuhan lactobacillus bifidus. 5. Zat Besi Meskipun ASI mengandum sedikit zat besi,
namun bayi yang menyusui jarang kekurangan zat besi. 6. Taurin Berupa asam amino dan
berfungsi sebagai neuororansmitter, berperan penting dalam maturasi otak bayi. 7. Laktobacilus
Berfungsi menghambat pertumbuhan microorganisme seperti becteri ecoli yang sering
menyebabkan diare pada bayi. 8. Laktoferin. Sebuah besi batas yang mengikat protein
ketersediaan besi untuk bakteri dalam intestines, serta memungkinkan bakteri sehat tertentu
untuk berkembang. 9. Lizozim Dapat memecah dinding bakteri sekaligus mengurangi insidens,
caries,dentis,dan maloklusi atau kebiasaan lidah yang mendorong kedepan akibat menyusu
dengan botol dan dot. 2.6 Keunggulan ASI daripada Susu Formula Perbedaan ASI Susu Formula
Komposisi ASI mengandung zat-zat gizi, antara lain:faktor pembentuk sel-sel otak, terutama
DHA, dalam kadar tinggi. ASI juga mengandung whey (protein utama dari susu yang berbentuk
cair) lebih banyak daripada kasein (protein utama dari susu yang berbentuk gumpalan) dengan
perbandingan 65:35. Tidak seluruh zat gizi yang terkandung di dalamnya dapat diserap oleh
tubuh bayi. Misalnya, protein susu sapi tidak mudah diserap karena mengandung lebih banyak
casein. Perbandingan whey: casein susu sapi adalah 20:80. Nutrisi Mengandung imunoglobulin
dan kaya akan DHA (asam lemak tidak polar yang berikat banyak) yang dapat membantu bayi
menahan infeksi serta membantu perkembangan otak dan selaput mata. Protein yang dikandung
oleh susu formula berguna bagi bayi lembu tapi kegunaan bagi manusia sangat terbatas lagipula
immunoglobulin dan gizi yang ditambah di susu formula yang telah disterilkan bisa berkurang
ataupun hilang. Pencernaan Protein ASI adalah sejenis protein yang lebih mudah dicerna selain
itu ada sejenis unsur lemak ASI yang mudah diserap dan digunakan oleh bayi. Unsur elektronik
dan zat besi yang dikandung ASI lebih rendah dari susu formula tetapi daya serap dan guna lebih
tinggi yang dapat memperkecil beban ginjal bayi. Selain itu ASI mudah dicerna bayi karena
mengandung enzim-enzim yang dapat membantu proses pencernaan antara lain lipase (untuk
menguraikan lemak), amilase (untuk menguraikan karbohidrat) dan protease (untuk menguraikan
protein). Tidak mudah dicerna: serangkaian proses produksi di pabrik mengakibatkan enzim-
enzim pencernaan tidak berfungsi. Akibatnya lebih banyak sisa pencernaan yang dihasilkan dari
proses metabolisme yang membuat ginjal bayi harus bekerja keras. Susu formula tidak
mengandung posporlipid ditambah mengandung protein yang tidak mudah dicerna yang bisa
membentuk sepotong susu yang membeku sehingga berhenti di perut lebih lama oleh karena itu
taji bayi lebih kental dan keras yang dapat menyebabkan susah BAB dan membuat bayi tidak
nyaman. Kebutuhan Dapat memajukan pendirian hubungan ibu dan anak. ASI adalah makanan
bayi, dapat memenuhi kebutuhan bayi, memberikan rasa aman kepada bayi yang dapat
mendorong kemampuan adaptasi bayi. Kekurangan menghisap payudara: mudah menolak ASI
yang menyebabkan kesusahan bayi menyesuaikan diri atau makan terlalu banyak, tidak sesuai
dengan prinsip kebutuhan. Ekonomi Lebih murah: menghemat biaya alat-alat, makanan, dll yang
berhubungan dengan pemeliharaan, mengurangi beban perekonomian keluarga. Biaya lebih
mahal: karena menggunakan alat,makanan, pelayanan kesehatan, dll. Untuk memelihara sapi.
Biaya ini sangat subjektif yang menjadi beban keluarga. Kebersihan ASI boleh langsung
diminum jadi bias menghindari penyucian botol susu yang tidak benar ataupun hal kebersihan
lain yang disebabkan oleh penyucian tangan yang tidak bersih oleh ibu. Dapat menghindari
bahaya karena pembuatan dan penyimpanan susu yang tidak benar. Polusi dan infeksi:
pertumbuhan bakteri di dalam makanan buatan sangat cepat apalagi di dalam botol susu yang
hangat biarpun makanan yang dimakan bayi adalah makanan bersih akan tetapi karena tidak
mengandung anti infeksi, bayi akan mudah mencret atau kena penularan lainnya. Ekonomis
Tidak perlu disterilkan atau lebih mudah dibawa keluar, lebih mudah diminum, minuman yang
paling segar dan suhu minuman yang paling tepat untuk bayi. Penyusuan susu formula dan alat
yang cukup untuk menyeduh susu. Penampilan Bayi mesti menggerakkan mulut untuk
menghisap ASI, hal ini dapat membuat gigi bayi menjadi kuat dan wajah menjadi cantik.
Penyusuan susu formula dengan botol susu akan mengakibatkan penyedotan yang tidak puas lalu
menyedot terus yang dapat menambah beban ginjal dan kemungkinan menjadi gemuk.
Pencegahan Bagi bayi yang beralergi, ASI dapat menghindari alergi karena susu formula seperti
mencret, muntah, infeksi saluran pernapasan, asma, bintik-bintik, pertumbuhan terganggu dan
gejala lainnya. Bagi bayi yang alergiterhadap susu formula tidak dapat menghindari mencret,
muntah,infeksi saluran napas, asma, kemerahan, pertumbuhan terganggu dan gejala lainnya yang
disebabkan oleh susu formula. Kebaikan bagi ibu Dapat membantu kontraksi rahim ibu, lebih
lambat datang bulan sehabis melahirkan sehingga dapat ber-KB alami. Selain itu dapat
menghabiskan kalori yang berguna untuk pengembalian postur tubuh ibu. Berdasarkan biodata
statistik, ibu yang menyusui ASI lebih rendah kemungkinan menderita kanker payudara, kanker
rahim dan keropos tulang. Tidak dapat membantu kontraksi rahim yang dapat membantu
pengembalian tubuh ibu jadi rahim perlu dielus sendiri oleh ibu. Tidak dapat memperlambat
waktu datang bulan yang dapat menghasilkan cara KB alami. Berdasarkan biodata statistik, ibu
yang menyusui susu formula lebih tinggi kemungkinan menderita kanker payudara. (dr.
Suririnah,2009) 2.7 Cara Pemberian ASI yang Benar 1. Cuci tangan yang bersih dengan sabun.
2. Perah sedikit ASI dan oleskan disekitar putting 3. Duduk dan berbaring dengan santai. 4. Bayi
diletakkan menghadap ke ibu dengan posisi sanggah seluruh tubuh bayi, jangan hanya leher dan
bahunya saja, kepala dan tubuh bayi lurus, hadapkan bayi ke dada ibu, sehingga hidung bayi
berhadapan dengan puting susu. 5. Dekatkan badan bayi ke badan ibu, menyetuh bibir bayi ke
puting susunya dan menunggu sampai mulut bayi terbuka lebar. 6. Segera dekatkan bayi ke
payudara sedemikian rupa sehingga bibir bawah bayi terletak di bawah puting susu. 2.8 Cara
Menyimpan ASI yang Benar 1. Masukan ASI dalam kantung plastik polietilen (misal plastik
gula); atau wadah plastik untuk makanan atau yang bisa dimasukkan dalam microwave, wadah
melamin, gelas, cangkir keramik. 2. Jangan masukkan dalam gelas plastik minuman kemasan
maupun plastik styrofoam. 3. Beri tanggal dan jam pada masing-masing wadah. 4. Dinginkan
dalam refrigerator (kulkas). Simpan sampai batas waktu yang diijinkan ( + 2 minggu). 5. Jika
hendak dibekukan, masukkan dulu dalam refrigerator selama semalam, baru masukkan ke
freezer (bagian kulkas untuk membekukan makanan). 6. Gunakan sebelum batas maksimal yang
diijinkan. (+ 3-6 bulan)
BAB III FAKTOR YANG PENGARUHI KETIDAKBERHASILAN ASI EKSKLUSIF
3.1 Faktor Internal
3.1.1 Ketersediaan ASI
Hal-hal yang dapat mengurangi produksi ASI adalah tidak melakukan inisiasi menyusui dini,
menjadwal pemberian ASI, memberikan minuman prelaktal (bayi diberi minum sebelum ASI
keluar), apalagi memberikannya dengan botol/dot, kesalahan pada posisi dan perlekatan bayi
pada saat menyusui (Badriul, 2008 ). Inisiasi menyusui dini adalah meletakkan bayi diatas dada
atau perut ibu segera setelah dilahirkan dan membiarkan bayi mencari puting ibu kemudian
menghisapnya setidaknya satu jam setelah melahirkan. Cara bayi melakukan inisiasi menyusui
dini disebut baby crawl. Karena sentuhan atau emutan dan jilatan pada puting ibu akan
merangsang pengeluaran ASI dari payudara. Dan apabila tidak melakukan inisiasi menyusui dini
akan dapat mempengaruhi produksi ASI (Maryunani, 2009). Ibu sebaiknya tidak menjadwalkan
pemberian ASI. Menyusui paling baik dilakukan sesuai permintaan bayi (on demand ) termasuk
pada malam hari, minimal 8 kali sehari. Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh seringnya bayi
menyusui. Makin jarang bayi disusui biasanya produksi ASI akan berkurang. Produksi ASI juga
dapat berkurang bila menyusui terlalu sebentar. Pada minggu pertama kelahiran sering kali bayi
mudah tertidur saat menyusui. Ibu sebaiknya merangsang bayi supaya tetap menyusui dengan
cara menyentuh telinga/telapak kaki bayi agar bayi tetap menghisap (Badriul, 2008). Seringkali
sebelum ASI keluar bayi sudah diberikan air putih, air gula, air madu, atau susu formula dengan
dot. Seharusnya hal ini tidak boleh dilakukan karena selain menyebabkan bayi malas menyusui,
bahan tersebut mungkin menyebabkan reaksi intoleransi atau alergi. Apabila bayi malas
menyusui maka produksi ASI dapat berkurang, karena semakin sering menyusui produksi ASI
semakin bertambah (Danuatmaja, 2003). Meskipun menyusui adalah suatu proses yang alami,
juga merupakan keterampilan yang perlu dipelajari. Ibu seharusnya memahami tata laksana
laktasi yang benar terutama bagaimana posisi menyusui dan perlekatan yang baik sehingga bayi
dapat menghisap secara efektif dan ASI dapat keluar dengan optimal. Banyak sedikitnya ASI
berhubungan dengan posisi ibu saat menyusui. Posisi yang tepat akan mendorong keluarnya ASI
dan dapat mencegah timbulnya berbagai masalah dikemudian hari (Cox, 2006).
3.1.2 Pekerjaan atau aktivitas
Pekerjaan adalah suatu kegiatan atau aktivitas seseorang untuk mendapatkan penghasilan guna
memenuhi kebutuhan hidupnya. Wanita yang bekerja seharusnya diperlakukan berbeda dengan
pria dalam hal pelayanan kesehatan terutuma karena wanita hamil, melahirkan, dan menyusui.
Padahal untuk meningkatkan sumber daya manusia harus sudah sejak janin dalam kandungan
sampai dewasa. Karena itulah wanita yang bekerja mendapat perhatian agar tetap memberikan
ASI eksklusif sampai 6 bulan dan diteruskan sampai 2 tahun (pusat kesehatan kerja Depkes
RI,2005). Beberapa alasan ibu memberikan makanan tambahan yang berkaitan dengan pekerjaan
adalah tempat kerja yang terlalu jauh, tidak ada penitipan anak, dan harus kembali kerja dengan
cepat karena cuti melahirkan singkat (Mardiati, 2006). Cuti melahirkan di Indonesia rata-rata tiga
bulan. Setelah itu, banyak ibu khawatir terpaksa memberi bayinya susu formula karena ASI
perah tidak cukup. Bekerja bukan alasan untuk tidak memberikan ASI eksklusif, karena waktu
ibu bekerja bayi dapat diberi ASI perah yang diperah minimum 2 kali selama 15 menit. Yang
dianjurkan adalah mulailah menabung ASI perah sebelum masuk kerja. Semakin banyak
tabungan ASI perah, seamakin besar peluang menyelesaikan program ASI eklusif (Danuatmaja,
2003).
3.1.3 Pengetahuan
Menurut Notoadmojo (2007) pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah
orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain
yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Pengetahuan akan memberikan
pengalaman kepada ibu tentang cara pemberian ASI eksklusif yang baik dan benar yang juga
terkait dengan masa lalunya. Dalam hal ini perlu ditumbuhkan motivasi dalam dirinya secara
sukarela ddan penuh rasa percaya diri untuk mampu menyusui bayinya. Pengalaman ini akan
memberikan pengetahuan, pandangan dan nilai yang akan menberi sikap positif terhadap
masalah menyusui (Erlina, 2008). Akibat kurang pengetahuan atau informasi, banyak ibu
menganggap susu formula sama baiknya , bahkan lebih baik dari ASI . Hal ini menyebabkan ibu
lebih cepat memberikan susu formula jika merasa ASI kurang atau terbentur kendala menyusui.
Masih banyak pula petugas kesehatan tidak memberikan informasi pada ibu saat pemeriksaan
kehamilan atau sesudah bersalin (Prasetyono, 2005). Untuk dapat melaksanakan program ASI
eksklusif, ibu dan keluarganya perlu menguasai informasi tentang fisiologis laktasi, keuntungan
pemberian ASI, kerugian pemberian susu formula, pentingnya rawat gabung,cara menyusui yang
baik dan benar, dan siapa harus dihubungi jika terdapat keluhan atau masalah seputar menyusui.
3.1.4 Kelainan pada payudara Tiga hari pasca persalinan payudara sering terasa penuh, tegang,
dan nyeri. Kondisi ini terjadi akibat adanya bendungan pada pembuluh darah di payudara sebagai
tanda ASI mulai banyak diproduksi. Tetapi, apabila payudara merasa sakit pada saat menyusui
ibu pasti akan berhenti memberikan ASI padahal itu menyebabkan payudara mengkilat dan
bertambah parah bahkan ibu bisa menjadi demam (Roesli, 2000). Jika terdapat lecet pada puting
itu terjadi karena beberapa faktor yang dominan adalah kesalahan posisi menyusui saat bayi
hanya menghisap pada puting. Padahal seharusnya sebagian besar areola masuk kedalam mulut
bayi. Puting lecet juga dapat terjadi pada akhir menyusui, karena bayi tidak pernah melepaskan
isapan. Disamping itu, pada saat ibu membersihkan puting menggunakan alkohol dan sabun
dapat menyebabkan puting lecet sehingga ibu merasa tersiksa saat menyusui karena sakit
(Maulana, 2007).
3.1.5 Kondisi kesehatan ibu
Kondisi kesehatan ibu juga dapat mempengaruhi pemberian ASI secara eksklusif. Pada
keadaan tertentu, bayi tidak mendapat ASI sama sekali, misalnya dokter melarang ibu untuk
menyusui karena sedang menderita penyakit yang dapat membahayakan ibu atau bayinya, seperti
penyakit Hepatitis B, HIV/AIDS, sakit jantung berat, ibu sedang menderita infeksi virus berat,
ibu sedang dirawat di Rumah Sakit atau ibu meninggal dunia (Pudjiadi, 2001). Faktor kesehatan
ibu yang menyebabkan ibu memberikan makanan tambahan pada bayi 0-6 bulan adalah
kegagalan menyusui dan penyakit pada ibu. Kegagalan ibu menyusui dapat disebakan karena
produksi ASI berkurang dan juga dapat disebabkan oleh ketidakpuasan menyusui setelah lahir
karena bayi langsung diberi makanan tambahan.

3.2 Faktor Eksternal


3.2.1 Faktor petugas kesehatan
Program laktasi adalah suatu program multidepartemental yang melibatkan bagian yang
terkait, agar dihasilkan suatu pelayanan yang komrehensif dan terpadu bagi ibu yang menyusui
sehingga promosi ASI secara aktif dapat dilakukan tenaga kesehatan. Dalam hal ini sikap dan
pengetahuan petugas kesehatan adalah faktor penentu kesiapan petugas dalam mengelola ibu
menyusui. Selain itu sistem pelayanan kesehatan dan tenaga kesehatan juga mempengaruhi
kegiatan menyusui (Arifin, 2004). Perilaku tenaga kesehatan biasanya ditiru oleh masyarakat
dalam hal perilaku sehat. Promosi ASI eksklusif yang optimal dalam setiap tumbuh kembangnya
sangatlah penting untuk mendukung keberhasilan ibu dalam menyusui bayinya (Elza, 2008).
Selain itu adanya sikap ibu dari petugas kesehatan baik yang berada di klinis maupun di
masyarakat dalam hal menganjurkan masyarakat agar menyusui bayi secara eksklusif pada usia
0-6 bulan dan dilanjutkan sampai 2 tahun dan juga meningkatkan kemampuan petugas kesehatan
dalam hal memberikan penyuluhan kepada masyarakat yang luas (Erlina, 2008).
3.2.2 Kondisi kesehatan bayi
Kondisi kesehatan bayi juga dapat mempengaruhi pemberian ASI secara eksklusif. Bayi
diare tiap kali mendapat ASI, misalnya jika ia menderita penyakit bawaan tidak dapat menerima
laktosa, gula yang terdapat dalam jumlah besar pada ASI (Pudjiadi, 2001). Faktor kesehatan bayi
adalah salah satu faktor yang dapat menyebabkan ibu memberikan makanan tambahan pada
bayinya antara lain kelainan anatomik berupa sumbing pada bibir atau palatum yang
menyebakan bayi menciptakan tekanan negatif pada rongga mulut, masalah organik, yaitu
prematuritas, dan faktor psikologis dimana bayi menjadi rewel atau sering menangis baik
sebelum maupun sesudah menyusui akibatnya produksi ASI ibu menjadi berkurang karena bayi
menjadi jarang disusui (Soetjiningsih, 1997)
3.2.3 Pengganti ASI (PASI) atau susu formula
Meskipun mendapat predikat The Gold Standard, makanan paling baik, aman, dan
satu dari sedikit bahan pangan yang memenuhi kriteria pangan berkelanjutan (terjangkau,
tersedia lokal dan sepanjang masa, investasi rendah). Sejarah menunjukkan bahwa
menyusui merupakan hal tersulit yang selalu mendapat tantangan, terutama dari
kompetitor utama produk susu formula yang mendisain susu formula menjadi pengganti
ASI (YLKI, 2005). Seperti di Indonesia sekitar 86% yang tidak berhasil memberikan ASI
eksklusif karena para ibu lebih memilih memberikan susu formula kepada bayinya. Hal
ini dapat dilihat dari meningkatnya penggunaan susu formula lebih dari 3x lipat selama 5
tahun dari 10,8% pada tahun 1997 menjadi 32,5% tahun 2002 (Depkes, 2006).
3.2.4 Keyakinan
Kebiasaan memberi air putih dan cairan lain seperti teh, air manis, dan jus kepada
bayi menyusui dalam bulan-bulan pertama umum dilakukan. Kebiasaan ini seringkali
dimulai saat bayi berusia sebulan. Riset yang dilakukan di pinggiran kota Lima, Peru
menunjukkan bahwa 83% bayi menerima air putih dan teh dalam bulan pertama.
Penelitian di masyarakat Gambia, Filipina, Mesir, dan Guatemala melaporkan bahwa
lebih dari 60% bayi baru lahir diberi air manis dan/atau teh. Nilai budaya dan keyakinan
agama juga ikut mempengaruhi pemberian cairan sebagai minuman tambahan untuk bayi.
Dari generasi ke generasi diturunkan keyakinan bahwa bayi sebaiknya diberi cairan. Air
dipandang sebagai sumber kehidupan, suatu kebutuhan batin maupun fisik sekaligus
(LINKAGES, 2002).

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
ASI adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi
baik fisik, psikologi, sosial maupun spiritual. ASI Eksklusif merupakan makanan
pertama, utama dan terbaik bagi bayi, yang bersifat alamiah. ASI Eksklusif menurut
WHO adalah pemberian ASI saja tanpa tambahan cairan lain baik susu formula, air putih,
air jeruk ataupun makanan tambahan lain yang diberikan saat bayi baru lahir sampai
berumur 6 bulan.
4.2 Saran 1. Sebaiknya para ibu memberikan ASI semaksimal mungkin untuk
pertumbuhan dan perkembangan bayi selama 6 bulan. 2. Seharusnya para ibu tidak
mengganti ASI dengan susu formula, karena ASI memiliki semua kandungan zat penting
yang dibutuhkan oleh sang bayi. Your Online Store Builder : http://bit.ly/123sell Your
Online Store Builder : http://bit.ly/123sell Your Online Store Builder :
http://bit.ly/123sell
Your Online Store Builder : http://bit.ly/123sell

1. Pengaturan mengenai pemberian air susu ibu ("ASI") eksklusif diatur dalam Pasal 128 UU
No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (UU Kesehatan) yang berbunyi:

(1) Setiap bayi berhak mendapatkan air susu ibu eksklusif sejak dilahirkan selama 6
(enam) bulan, kecuali atas indikasi medis.

(2) Selama pemberian air susu ibu, pihak keluarga, Pemerintah, pemerintah daerah, dan
masyarakat harus mendukung ibu bayi secara penuh dengan penyediaan waktu dan
fasilitas khusus.

(3) Penyediaan fasilitas khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diadakan di tempat
kerja dan tempat sarana umum.
Selanjutnya, dalam Pasal 129 UU Kesehatan diatur bahwa:

(1) Pemerintah bertanggung jawab menetapkan kebijakan dalam rangka menjamin hak
bayi untuk mendapatkan air susu ibu secara eksklusif.

(2) Ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan
Peraturan Pemerintah.

Pemberian ASI eksklusif juga telah diatur dalam Peraturan Bersama Menteri Negara
Pemberdayaan Perempuan, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, dan Menteri
Kesehatan No. 48/MEN.PP/XII/2008, PER.27/MEN/XII/2008, dan
1177/MENKES/PB/XII/2008 Tahun 2008 tentang Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu
Selama Waktu Kerja di Tempat Kerja (Peraturan Bersama). Dalam Peraturan Bersama
tersebut antara lain disebutkan bahwa Peningkatan Pemberian ASI selama waktu kerja di
tempat kerja adalah program nasional untuk tercapainya pemberian ASI eksklusif 6 (enam)
bulan dan dilanjutkan pemberian ASI sampai anak berumur 2 (dua) tahun (lihat Pasal 1
angka 2).

Kemudian, berdasarkan Peraturan Bersama, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi


bertugas dan bertanggung jawab mendorong pengusaha/pengurus serikat pekerja/serikat
buruh agar mengatur tata cara pelaksanaan pemberian ASI dalam Peraturan Perusahaan atau
Perjanjian Kerja Bersama dengan mengacu pada ketentuan Peraturan Perundang-undangan
Ketenagakerjaan (lihat Pasal 3 ayat [2] huruf a).

Selain itu, sampai dengan artikel jawaban ini dibuat, pemerintah telah menyusun rancangan
peraturan pemerintah tentang pemberian ASI Eksklusif (RPP ASI Eksklusif) yang
diamanatkan Pasal 129 UU Kesehatan di atas. RPP ASI Eksklusif ini cukup mengundang
pro-kontra di masyarakat, khususnya di antara pengusaha dan kelompok masyarakat yang
giat mempromosikan ASI eksklusif. Pro-kontra ini dapat disimak antara lain melalui
pemberitaan hukumonline sebagai berikut:

- Pengusaha Keberatan RPP ASI Eksklusif.

- AIMI Protes Pengusaha Tolak RPP ASI

Dalam artikel hukumonline antara lain ditulis bahwa beberapa hal yang diatur di RPP di
antaranya mengenai tanggung jawab pemerintah dan daerah dalam hal promosi susu formula
dan produk lain, mengatur pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama, pojok ASI
di tempat kerja maupun sarana umum serta kelonggaran bagi karyawan perempuan yang
menyusui.
2. Kami tidak paham maksud pertanyaan Anda mengenai apakah ibu dapat mengajukan
gugatan. Namun, dalam konteks pelanggaran terhadap pemberian ASI, UU Kesehatan
mengatur adanya sanksi pidana yaitu dalam Pasal 200 dan Pasal 201, yang berbunyi
sebagai berikut:

Pasal 200

Setiap orang yang dengan sengaja menghalangi program pemberian air susu ibu
eksklusif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 128 ayat (2) dipidana penjara paling lama
1 (satu) tahun dan denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

Pasal 201

(1) Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 190 ayat (1), Pasal
191, Pasal 192, Pasal 196, Pasal 197, Pasal 198, Pasal 199, dan Pasal 200
dilakukan oleh korporasi, selain pidana penjara dan denda terhadap pengurusnya,
pidana yang dapat dijatuhkan terhadap korporasi berupa pidana denda dengan
pemberatan 3 (tiga) kali dari pidana denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 190
ayat (1), Pasal 191, Pasal 192, Pasal 196 , Pasal 197, Pasal 198, Pasal 199, dan
Pasal 200.

(2) Selain pidana denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1), korporasi dapat dijatuhi
pidana tambahan berupa:

a. pencabutan izin usaha; dan/atau

b. pencabutan status badan hukum.

Selain itu, ibu atau pihak lain yang merasa dirugikan dalam kegiatan pemberian ASI
eksklusif juga dapat menuntut ganti rugi kepada pihak yang melanggar ketentuan UU
Kesehatan terkait pemberian ASI eksklusif menggunakan gugatan perdata dengan gugatan
perbuatan melawan hukum (Pasal 1365 KUHPerdata). Lebih jauh simak artikel-artikel
berikut:
- Doktrin Gugatan Wanprestasi dan PMH;

- Bagaimana Menuntut Ganti Rugi Jika Menjadi Korban Tindak Pidana?

3. Lihat jawaban nomor 1 dan 2 di atas.

4. Sebelumnya, mari kita simak apa yang dimaksud dengan hak asasi. Hak Asasi Manusia,
sesuai dengan Pasal 1 angka 1 UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (UU
HAM) adalah;

... seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati,
dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum dan Pemerintah, dan setiap orang
demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.

Kemudian, dalam Pasal 52 UU HAM diatur mengenai hak anak yaitu:

... hak asasi manusia dan untuk kepentingannya hak anak itu diakui dan dilindungi oleh
hukum bahkan sejak dalam kandungan.

Jadi, pemberian ASI eksklusif kepada bayi adalah hak asasi yang diatur dan dilindungi
undang-undang.

Dasar hukum:

1. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek, Staatsblad 1847 No. 23)

2. Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

3. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


4. Peraturan Bersama Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi, dan Menteri Kesehatan No. 48/MEN.PP/XII/2008, PER.27/MEN/XII/2008,
dan 1177/MENKES/PB/XII/2008 Tahun 2008 tentang Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu
Selama Waktu Kerja di Tempat Kerja.

Hak Ibu Menyusui di Indonesia


Alangkah bahagia apabila kita telah menjadi seorang ibu, menjadi ibu adalah anugerah tersendiri
bagi perempuan. Sebagai seorang ibu tentunya kita menginginkan yang terbaik untuk anak, salah
satunya termasuk memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan. Namun, sering kali aktifitas
menyusui terhalang berbagai masalah ketika cuti melahirkan yang dimiliki sang ibu habis. Cuti
melahirkan di Indonesia yang hanya 3 bulan, lalu apa yang terjadi saat ibu menyusui harus
kembali bekerja?

Untungnya, Negara mendukung aktivitas hak ibu menyusui saat bekerja. Bentuk dukungan
tersebut terlihat dari peraturan-peraturan yang memberikan waktu/kelonggaran dan fasilitas yang
layak bagi ibu untuk menyusui bayinya. Negara juga menjamin hak ibu menyusui agar dapat
terus memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan meskipun harus bekerja.

Berikut adalah peraturan dan Undang-Undang yang mengatur hal tersebut:

Konvensi ILO No. 183 tahun 2000 pasal 10 mengenai Ibu Menyusui
1. Perempuan harus diberi hak istirahat harian atau pengurangan jam kerja harian untuk
menyusui anaknya.
2. Berapa lama istirahat menyusui atau pengurangan jam kerja harian ini akan diberikan,
banyaknya dalam sehari, lamanya tiap-tiap istirahat dan cara-cara pengurangan jam kerja
harian ini diatur berdasarkan hukum dan kebiasan nasional. Istirahat dan pengurangan
jam kerja harian ini harus dihitung sebagai jam kerja dan dibayar.

Negara anggota wajib menjamin hak ibu menyusui untuk tidak bekerja. Indonesia baru
mengadopsi peraturan ini, belum meratifikasinya.

Pasal 83 Undang Undang No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan

Pekerja/buruh perempuan yang anaknya masih menyusui harus diberi kesempatan sepatutnya
untuk menyusui anaknya jika hal itu harus dilakukan selama waktu kerja.

Pasal 128 Undang - Undang No. 39/2009 tentang Kesehatan

1. Setiap bayi berhak mendapatkan ASI eksklusif sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan,
kecuali atas indikasi medis
2. Selama pemberian ASI, pihak keluarga, pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat
harus mendukung ibu bayi secara penuh dengan penyediaan waktu dan fasilitas khusus
3. Penyediaan fasilitas khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diadakan di tempat
kerja dan di tempat sarana umum

Pasal 2 Peraturan Bersama Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, Menteri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi dan Menteri Kesehatan No. 48/MEN.PP/XII/2008, PER.27/MEN/XII/2008 dan
1177/MENKES/ PB/XII/2008 tahun 2008 tentang Peningkatan Pemberian Air Susu Ibu Selama
Waktu Kerja di Tempat Kerja

Tujuan peraturan bersama ini adalah untuk memberi hak ibu menyusui yang berupa kesempatan
dan fasilitas kepada ibu bekerja untuk memberikan/memerah ASI selama waktu kerja dan
menyimpan ASI perah tersebut.

Karena sifatnya imbauan, perusahaan yang tidak menyediakan ruang menyusui atau pojok ASI
tidak diberikan sanksi.

Pasal 49 ayat 2 Undang-undang No. 49/1999 tentang Hak Asasi Manusia

Wanita berhak untuk mendapatkan perlindungan khusus dalam pelaksanaan pekerjaan atau
profesinya terhadap hal-hal yang dapat mengancam keselamatan dan atau kesehatannya
berkenaan dengan fungsi reproduksi wanita.

perlindungan khusus terhadap fungsi reproduksi yang dimaksud disini adalah pelayanan
kesehatan yang berkaitan dengan haid, hamil, melahirkan dan pemberian kesempatan untuk
menyusui anak.
Dengan diaturnya hak ibu menyusui di peraturan peraturan perundangan di atas, Ibu
mempunyai pegangan untuk menuntut haknya. Namun sayangnya, masih ada peraturan
peraturan yang belum tersosialisasi dengan baik. Seorang ibu yang tidak mendapatkan haknya
untuk memerah ASI atau menyusui bayinya dapat melakukan pendekatan, pemberian
pemahaman mengenai pentingnya ASI kepada pihak manajemen atau pimpinannya. Para Ibu
juga bisa memperjuangkan hak menyusui lewat serikat pekerja apabila perusahaan Anda
memiliki serikat.

Anda mungkin juga menyukai