Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PEMBERIAN ASI

Disusun dan di ajukan untuk Melengkapi


Tugas Mata Kuliah Psikolog Dalam Praktik Kebidanan

Disusun Oleh
JULIA TAMARA AZMARANI
(21101047)

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN UNIVERSITAS


HANGTUAH PEKANBARU PROVINSI RIAU TA. 2023/2024
HALAMAN PENGESAHAN

KASUS KEBIDANAN PADA PEMBERIAN ASI

MAKALAH

DISUSUN OLEH :

JULIA TAMARA AZMARANI


Nim. 21101047

Telah Diperiksa Dan Di Setujui :

Dosen pengampu
OCTA DWIENDA R, SKM. M.Kes

Pada Tanggal :
KATA PENGANTAR

Penulis memanjatkan puji syukur kehadirat allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Psikologi kebidanan tentang
bayi baru lahir ini dengan baik .

Penyusunan makalah ini di tujukan intuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mengikuti
mata kuliah kasus kebidanan. Terimakasih yang tak terhingga di sampakian ke pada beberapa
pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan rangkuman ini, baik bantuan yang berupa
bimbingan, semangat, dan penyampaian dalam berbagai informasi sehingga tugas ini dapat
terselesaikan dengan tepat waktu.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu segala kritik
dan saran yang membangun selalu penulis harapkan. Selanjutnya, penulis berharap makalah ini
mampu memberikan manfaat kepada semua pihak.

Pekanbaru, 15 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………………………i


HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………………………………..ii
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………….. iii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………….iv

BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………………………………


A. Latar Belakang …………………………………………………………………
B. Rumusan Masalah ………………………………………………………………….
C. Tujuan …………………………………………………………………………
BAB II. PEMBAHASAN …………………………………………………………………
A. Pengertian ASI…………………………
B. Keterampilan Menyusui ……………………………………
C. Tanda Cukup Asi……………………………………………
D. Tips sukses Asi eklisif ……..……………………
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………………………..
A. Kesimpulan ………………………………………………………………
B. Saran ………………………………………………………………
BAB IV. DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemberian ASI merupakan suatu proses yang alamiah dan sangat bermanfaat bagi tumbuh
kembang bayi. Namun, pemberian ASI sejak hari pertama tidak selalu mudah karena banyak
wanita menghadapi masalah dalam melakukannya. Keadaan yang sering terjadi pada hari
pertama menyusui yaitu sulitnya ASI keluar . Hal ini membuat ibu berpikir bayi mereka tidak akan
mendapat cukup ASI sehingga ibu sering mengambil langkah berhenti menyusui dan
menggantinya dengan susu formula. Disamping itu, ada juga ibu yang merasa takut dan
menghindar menyusui, akibatnya akan terjadi pembendungan ASI karena akan mengurangi
isapan bayi pada payudara maka jumlah ASI yang dikeluarkan sedikit. Sedangkan di negara
berkembang banyak ibu yang merasa cemas dan menggunakan skala dalam pemberian ASI
sehingga kuantitas ASI yang dihasilkan tidak mencukupi kebutuhan bayi.

Walaupun pemerintah telah menghimbau dan memberikan dukungan pemberian ASI


eksklusif melalui Keputusan Menteri Kesehatan Indonesia nomor: 450/MENKES/SK/VI/2011
tetapi pemberian ASI di Indonesia masih rendah dengan alasan produksi ASI rendah (Depkes,
2011).

Sementara target pemerintah cakupan ASI 0-6 bulan harus sudah mencapai 80% pada tahun
2012. Menurunnya angka pemberian ASI ini disebabkan rendahnya pengetahuan para ibu
mengenai manfaat ASI dan cara menyusui yang benar, kurangnya pelayanan konseling laktasi,
kurangnya dukungan dari petugas tenaga kesehatan, ibu bekerja dan pemasaran susu formula
mempengaruhi pemikiran ibu. (Depkes, 2011). Agar ibu berhasil dalam memberikan ASI secara
eksklusif maka ibu menyusui perlu mengetahui hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI
khususnya pada ibu primigravida supaya mampu mempersiapkan diri dan mampu mengatasi
kendala yang dihadapi saat memberikan ASI, dan juga dikarenakan ibu primigravida belum
mempunyai pengalaman dalam memberikan ASI sehingga perlu didukung dengan memberikan
pengetahuan tentang produksi ASI. Beberapa faktor yang mempengaruhi produksi adalah gizi
pada masa menyusui, penggunaan obat-obatan saat menyusui dan adapun faktor pendukung
yang mempengaruhi produksi ASI adalah pengaruh isapan bayi, ketentraman jiwa dan pikiran ibu,
pengaruh persalinan dan kebijakan petugas di tempat persalinan, penggunaan alat kontrasepsi,
dan perawatan payudara (Roesli, 2000; Arifin, 2004; Depkes, 2005; Ria Riksani 2012).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka rumusan masalah dalam penulisan
ini adalah bagaimana pemberian ASI dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi pemberian ASI
Eksklusif.

C. Tujuan
Mengetahui cara pemberian Asi pada bayi dan Mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi
pemberian Asi pada Bayi.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian asi

ASI merupakan malanan alamiah yang pertama dan utama bagi bayi baru lahir. ASI dapat
memenuhi kebutuhan bayi akan energi dan gizi selama 4-6 bulan pertama
kehidupannya,sehingga dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal.

Selain sebagai sumber energi dan zat gizi, pemberian ASI juga merupakan media untuk
menjalin hubungan psikologis antara ibu dan bayinya. Hubungan ini akan menghantarkan kasih
sayang dan perlindungan ibu kepada bayinya serta memikat kemesraan bayi terhadap ibunya,
sehingga terjalin hubungan yang harmonis dan erat. Namun sering ibu-ibu tidak berhasil
menyusui bayinya atau menghentikan menyusui lebih dini. Untuk itu dalam Bab pembahasan ini
akan dibahas “Mengapa ASI Ekslusif tidak diberikan, dan kemungkinan faktor-fak tor yang
mempengaruhi tidak diberikannya ASI Ekslusif.”

Penelitian dan pengamatan yang dilakukan diberbagai daerah menunjukkan dengan jelas
adanya kecenderungan meningkatkannya jumlah ibu yang tidak menyusui bayi ini dimulai di
kota terutama pada kelomopk ibu dan keluarga yang berpenghasilan cukup, yang kemudian
menjalar ke daerah pinggiran kota dan menyebar sampai ke desa-desa. Banyak hal yang
menyebabkan ASI Ekslusif tidak diberikan khususnya bagi ibu-ibu di Indonesia, hal ini
kemungkinan dipengaruhi oleh. Antara lain:

a. Adanya perubahan struktur masyarakat dan keluarga. Hubungan kerabat yang luas di daerah
pedesaan menjadi renggang setelah keluarga pindah ke kota. Pengaruh orang tua seperti nenek,
kakek, mertua dan orang terpandang dilingkungan keluarga secara berangsur menjadi berkurang,
karena mereka itu umumnya tetap tinggal di desa sehingga pengalaman mereka dalam merawat
makanan bayi tidak dapat diwariskan.

b. Kemudahan-kemudahan yang didapat sebagai hasil kemajuan Teknologi pembuatan


makanan bayi seperti pembuatan tepung makanan bayi, susu buatan bayi, mendorong ibu untuk
mengganti ASI dengan makanan olahan lain.

c. Iklan yang menyesatkan dari produksi makanan bayi menyebabkan ibu beranggapan bahwa
makanan-makanan itu lebih baik dari ASI

d. Para ibu sering keluar rumah baik karena bekerja maupun karena tugas-tugas sosial, maka
susu sapi adalah satu-satunya jalan keluar dalam pemberian makanan bagi bayi yang
ditinggalkan dirumah.
e. Adanya anggapan bahwa memberikan susu botol kepada anak sebagai salah satu simbol
bagi kehidupan tingkat sosial yan lebih tinggi, terdidik dan mengikuti perkembangan zaman.
f. Ibu takut bentuk payudara rusak apabila menyusui dan kecantikannya akan hilang.

g. Pengaruh melahirkan dirumah sakit atau klinik bersalin. Belum semua petugas paramedis
diberi pesan dan diberi cukup informasi agar menganjurkan setiap ibu untuk menyusui bayi
mereka, serta praktek yang keliru dengan memberikan susu botol kepada bayi yang baru lahir.

2. KETERAMPILAN MENYUSUI

Banyak permasalahan dalam menyusui seperti (nyeri pada puting susu, susu yang jumlahnya
sedikit, atau ibu tidak nyaman dalam menyusui) bisa dipecahkan dengan meningkatkan teknik
dasar dalam menyusui, khususnya dalam memposisikan ibu dan bayi dengan benar.

Posisi Ibu :
•Duduklah dengan nyaman dan carilah posisi yang paling nyaman ketika duduk diatas kursi, atau
kursi goyang, kursi berlengan atau bahkan duduk diatas kasur dengan bersandar pada dinding
atau sandaran kasur.

•Letakkan bantal dibelakang punggung, dan dibawah lengan yang akan memberikan tumpuan
ketika ibu menggendong bayi.

•Gunakan tumpuan kaki atau pijakan bila ibu duduk, khususnya bila menggunakan kursi yang
cukup tinggi.

• Bisa juga ibu bersandar pada sandaran kasur dengan posisi menghadap bayi dengan
menggunakan bantal sebagai penyangga kepala, leher, punggung dan kaki bagian atas. Posisi bayi
:

•Disarankan untuk memulai persiapan pemberian ASI dengan mengenakan pakaian yang
sederhana pada bayi atau bahkan tidak mengenakan pakaian, untuk meningkatkan kontak
dengan ibu.

• Baringkan bayi dalam dekapan ibu, dengan posisi menghadap payudara. Posisi leher pada
lipatan lengan, badan terbaring disepanjang lengan dan pantat dipegang oleh tangan.

•Setelah itu putarlah tubuh bayi sedemikian rupa sehingga posisi bayi berhadapan dengan
badan ibu.

• Posisi tubuh bayi harus dalam kedaan tegak lurus menghadap tubuh ibu, jangan memutar
leher bayi untuk mencapai putting susu ibu.

•Jika posisi bayi kurang tinggi, gunakan bantal untuk menyangga lengan.
• Posisikan lengan bayi dengan baik, lengan bawah diposisikan di bawah payudara dan lengan
yang atas bila mengganggu bisa ditahan dengan menggunakan ibu jari lengan yang
menggendong. Posisi payudara

• Hal yang pertama perlu dilakukan dalam persiapan payudara menjelang menyusui. Secara
manual pijatlah payudara untuk mendapatkan beberapa tetes ASI pada puting ibu, hal ini akan
melembabkan payudara ibu.

•Tahanlah payudara, beban payudara ditahan dengan telapak tangan dan jari-jemari di
bawahnya dan ibu jari di atasnya.

• Jauhkan jari dari daerah areola, sehingga menjauhi daerah tempat bayi menghisap susu, hal ini
bertujuan untuk menghindari kontaminasi. Memulai menyusui :

•Dekatkan mulut bayi pada puting yang sudah lembab tadi, lalu pijatlah bibir bayi dengan lembut
untuk merangsang refleks menghisap pada bayi.

•Ketika mulut bayi terbuka, segeralah melekatkan mulut bayi di tengah payudara dan dekatlah
bayi dengan erat ke tubuh ibu.

• Pastikan bayi menghisap hingga areola payudara bukan puting susu ibu, dengan ini nyeri pada
payudara selama menyusui bisa dihindari.

•Buatlah penyesuaian dengan irama pernafasan bayi.

• ketika bayi sudah menghisap ASI dengan baik maka pastikan kita mengatur posisi payudara
dengan baik, tahan berat payudara dengan tangan sehingga berat payudara tidak seluruhnya
membebani mulut dan bibir bayi.

•Hal terakhir yang cukup penting adalah, ketika kita akan menghentikan pemberian ASI, jangan
menarik mulut bayi dari payudara ketika bayi masih menghisap. Maka hentikan dahulu hisapan
bayi lalu jauhkan bayi dari payudara dengan perlahan-lahan, hal ini bertujuan agar penghentian
menyusui ini tidak melukai payudara, yang bisa berakibat nyeri hingga infeksi payudara.

3. TANDA CUKUP ASI


Banyak ibu yang kurang memperhatikan apakah bayinya sudah cukup mendapatkan ASI, atau
bahkan banyak juga ibu yang bingung dengan berapa banyak atau berapa sering pemberian ASI
yang baik itu. Oleh karena itu, berbagai tanda dibawah ini dapat dijadikan pedoman untuk
mengevaluasi kecukupan pemberian ASI, yaitu :

• Bayi menunjukan keinginan dan gairah yang kuat untuk bangun secara teratur untuk menyusui.
• Irama hisapan yang ritmis dan teratur, bagian depan telinga bayi akan terlihat sedikit bergerak
dan ibu bisa mendengar bayinya menghisap dan menelan ASI yang diberikan.

• Berikan ASI selama rata-rata 15-20 menit pada masng-masing payudara setiap menyusui.

•Berikan ASI setidaknya setiap 1-3 jam selama dua bulan pertama. Disarankan juga untuk
membangunkan bayi setiap 2-3 jam untuk memberikan ASI selama beberapa minggu awal.
Setelah lebih dari dua bulan bayi akan mampu menghabiskan ASI lebih cepat, maka pemberian
ASI dilakukan lebih jarang hingga setiap 3-5 jam dan durasi menyusui menjadi lebih singkat.

•Bayi ngompol hingga 6-8 kali menandakan masukan cairan yang cukup.

•Bayi tubuh dengan kecepatan pertumbuhan yang normal, mengalami peningkatan berat, tinggi
badan, dan ukuran lingkar kepala.

•Memiliki tonus otot yang baik, kulit yang sehat dan warna kulit yang sehat pula.

4. TIPS SUKSES ASI EKSKLUSIF

Itips sukses ASI eksklusif sampai 6 bulan walaupun ASI tidak termasuk yang berlimpah dan
sukses KB alamiah sampai si kecil 7 bulan.
1. Susui bayi sesering mungkin. Payudara kanan dan kiri. Jangan dijadwalkan. Produksi ASI
mengikuti hukum permintaan, semakin sering dihisap, maka semakin banyak berproduksi.
2. Pompa payudara sehabis menyusui. Payudara yang kosong akan semakin mempercepat
produksi ASI. 3. Jangan terlalu cepat memindahkan posisi menyusui dari payudara kiri ke kanan,
dan sebaliknya. ASI yang keluar setelah 15 menit pertama justru banyak mengandung lemak yang
dapat mengenyangkan bayi. Jangan lakukan posisi menyusui tiduran sampe ketiduran kalau ibus
punya
kebiasaan tidur “pingsan”.
Bisa2 bayinya ketindihan dan gak bisa bernafas.
4. Makan makanan yang bergizi dan minum cairan yang cukup banyak. Bisa air putih, jus buah,
susu rendah lemak, kuah makanan. Makanannya usahakan banyak sayur hijau dan makanan laut.
Daun katuk segar lebih cepat menghasilkan daripada suplemen seperti Pro ASI atawa Lancar ASI.
Jangan pikirkan diet dulu. Melangsingkan tubuh bisa dilakukan kapan saja sementara menyusui
waktunya cuma sebentar sementara manfaat baiknya untuk bayi adalah untuk kecerdasan dan
daya tahan tubuhnya.
5. Minum madu juga sangat bermanfaat
6. Ibu harus cukup istirahat dan jangan stres! Stres bikin ASI mendadak kering.
7. Kalau bayi masih tampak kurang puas juga, pompa ASI dan masukkan ke botol untuk
diberikan ke bayi. Tapi sebenarnya penggunaan dot tidak dianjurkan paling tidak sampai usia bayi
6 bulan sebab dapat mengganggu perkembangan sistem syaraf dan struktur tulang kepala. 8. Ini
yang paling penting, yaitu RASA PERCAYA DIRI bahwa kita MAMPU untuk memberikan yang
terbaik untuk bayi kita yaitu ASI. Memberikan ASI eksklusif terutama sangat dianjurkan untuk
bayi2 yang dilahirkan dengan cara cae
8. sar. Bayi “caesar” mengalami intensitas kesakitan yang
9. sangat tinggi dibandingkan dengan bayi lahir normal yang sudah mengalami exercise dalam
proses kelahiran sebelum khirnya muncul ke dunia dan beradaptasi dengan dunia luar. Dengan
memberikan ASI, maka dapat membantu mencegah infeksi dan mengurangi rasa akit yang
diderita bayi .
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Air susu ibu merupakan makanan yang terbaik bagi bayi yang harus di berikan pada bayi
sampai berusia 4 bulan tanpa makanan pendamping.

2. Adanya kecenderungan semakin tinggi tingkat pendidikan semakin besar presentasi ASI .
3. Rendahnya tingkat pengetahuan ibu-ibu tentang pemberian ASI

B. SARAN

1. Perlu peningkatan penyuluhan kesehatan secara unum khususnya tentang ASI dan menyusui
kepada masyarakat, khususnya kepada ibu Hamil tentang gizi dan perawatan payudara selama
masa kehamilan, sehingga produksi ASI cukup.

2. Perlu Ditangkap peranan tenaga kesehatan baik rumah sakit ,klinik bersalin, posyandu,
dalam memberikan penyuluhan atau petunjuk kepada ibu hamil ,melahirkan, dan ibu menyusui
tentang ASI
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. (2001). Manajemen Laktasi Buku Panduan Bagi Bidan dan Petugas
Kesehatan di Puskesmas. Jakarta: Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat.

Budiyanto, Asti, A.D., Yuwono, P. (2015). Hubungan Ketersediaan Fasilitas Penunjang Terhadap
Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu Yang Bekerja Sebagai Tenaga Kesehatan. Diakses
19 Februari 2016, https://ejournal.stikesmuhgombong.ac.id/index.php/JIKK/article/98.

Mamonto, T. (2015). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian AsSI Eksklusif pada Bayi
di Wilayah Kerja Puskesmas Kotobangon Kecamatan Kotamobagu Timur Kota Kotamobagu.
Kesmas, 4(1), 56–66.

Anda mungkin juga menyukai