Anda di halaman 1dari 26

TUGAS KELOMPOK 6

MATA KULIAH ASKEB NEONATUS

Dosen : Ani Laila, SST, M.Biomed

“MAKALAH ASUHAN PRIMER PADA BAYI”

NAMA KELOMPOK 6:

SARITA AZHARIA VIANDRI P031915401074

SUHAILA IHSAN P031915401075

TASYA AMMELINDA P031915401076

TIARA OKTA NURFAIZA P031915401077

TRI FAJAR RAHMAWATI P031915401078

WIDRI SHABRINA HANUM P031915401079

YENISHA CHERINA P031915401080

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES RIAU
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah kelompok Askeb Neonatusdengan judul
“Makalah Asuhan Primer Pada Bayi”
Dalam penulisan makalah ini juga tidak lepas dari dukungan berbagai pihak sehingga
penulisan makalah ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, Tidak lupa mengucapkan terima kasih
kepada teman-teman yang telah bekerja sama dalam pembuatan makalah kelompok ini.
Penulis menyadari walaupun sudah berusaha sekuat kemampuan yang maksimal,
mencurahkan segala pikiran dan kemampuan yang dimiliki, makalah ini masih banyak
kekurangan dan kelemahannya, baik dari segi bahasa, pengolahan, maupun dalam
penyusunan.Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik yang sifatnya membangun demi
tercapai suatu kesempurnaan dalam memenuhi kebutuhan dalam bidang mata ajar Askeb
Neonatus.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua.

Pekanbaru, 09 September 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang................................................................................................... 1


1.2. Tujuan................................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................... 2

1.1. Peran Ibu Dalam Masa Nifas Pada Proses Bounding Attachment............................. 2
1.2. Bagaimana Peran Ibu Saat Memberikan ASI Pada Proses Bounding Attachment.... 4
1.3. Kelemahan Pada Ibu Yang Memberikan Susu Formula Atau Susu Botol Dari Segi
Bounding Attachment................................................................................................ 4
1.4. Bagaimana Membangun Kedekatan/Bounding Attachment Antara Ayah Dan Bayi 5
1.5. Peran Bidan dalam Melakukan Bounding Attachment........................................... 10
1.6. Mitos yang berhubungan dengan Bounding Attachment........................................ 11
1.7. Kebutuhan Asuh, Asih Dan Asah Pada Bayi........................................................... 12

BAB III PENUTUP .............................................................................................................. 21

A. Kesimpulan.......................................................................................................... 21
B. Saran .................................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 22

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Asuhan pada bayi sampai usia 6 minggu dikhususkan pada Bounding Attachment (Ikatan
Kasih Sayang Orang Tua dan Bayi). Rutinitas untuk dilakukan Bounding Attachment harus lebih
ditingkatkan. Bounding merupakan saat dimulainya interaksi emosi, sensori, fisik antara orang
tua dan bayi segera setelah lahir (Nelson, 1986), sedangkan attachment merupakan ikatan efektif
yang terjalin diantara dua individu meliputi pencurahan perhatian, hubungan emosi dan fisik
yang akrab (Nelson, 1986).
Asuhan ini diberikan dengan tujuan agar bidan dapat memberikan asuhan komprehensip
kepada bayi baru lahir saat masih berada diruang rawat serta mengajarkan kepada orang tua dan
memberi motivasi agar menjadi orang tua yang percaya diri. Setelah kelahiran, akan menjadi
serangkaian perubahan tanda-tanda vital dan tampilan klinis jika bayi reaktif terhadap proses
kelahiran.

1.2. Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui Bagaimana peran ibu dalam masa kehamilan pada proses bounding
attachment?
2. Mengetahui Bagaimana peran ibu pada saat memberikan asi pada proses bounding
attachment?
3. Mengetahui Apa kelemahan pada ibu yang memberikan bayinya susu formula/susu botol
dari segi bounding attachment!
4. Mengetahui Bagaimana membangun kedekatan/bounding attachment antara ayah dan
bayi?
5. Mengetahui Bagaimana peran bidan untuk mencapai keberhasilan bounding attachment
pada masa kehamilan?
6. Mengetahui mitos yang berhubungan dengan bounding attachment!
7. Mengetahui kebutuhan asah asih dan asuh pada bayi

1
BAB II
PEMBAHASAN

1.1. Peran Ibu Dalam Masa Nifas Pada Proses Bounding Attachment

Seorang perempuan setelah menjalani proses melahirkan akan mengalami perubahan


peran yaitu menjadi seorang ibu. Periode ini, ibu postpartum berada pada periode
ketidakstabilan, ibu dituntut untuk merubah perilakunya untuk menjadi orangtua.Fungsi peran
menjadi ibu dapat diperlihatkan dalam bentuk tugas, tanggung jawab dan sikap yang baik.
Pencapaian peran menjadi orangtua memerlukan proses pendewasaan diri, salah satunya dengan
memulai mengasuh bayinya. Kemampuan ibu dalam menunjukkan kelembutan, ikatan kasih
sayang dan mementingkan kepentingan orang lain dari pada kepentingan diri sendiri merupakan
karakteristik individu seorang ibu(Hidayati, 2015).

Bonding attachment (ikatan antara ibu dan bayi) dapat melalui tatap muka, suara, bau,
sentuhan dan pelukan bertujuan untuk memberikan kehangatan pada bayi, memberi rasa nyaman,
serta meningkatkan perkembangan emosi, intelektual dan fisik bayi sejak awal sampai dengan
dewasa. Kekuatan dan kualitas ikatan cinta yang terbentuk antara ibu dan bayi setelah persalinan
membuat hubungan ibu dan bayi semakin erat sampai masa depan. Pentingnya awal kehidupan
tersebut bagi ibu dan bayi, maka diperlukan peningkatan hubungan bonding attachment antara
ibu dan bayi (Kurniawati, 2017).

Bonding attachment sangat penting pada masa postpartum.Bonding diartikan sebagai


gambaran hubungan antara orang tua dan bayi. Bonding dapat dimulai pada masa kehamilan dan
akan berkembang sampai kelahiran. Attachment menggambarkan kasih sayang antara orang tua
dan bayi. Hubungan ini akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup, ketahanan, dan
kesejahteraan bayi sampai masa depan (Davie, 2016). Attachment dapat membentuk hubungan
fisik seperti mencium, sentuhan, mendengar dan melihat dan emosi antara orangtua dan
bayi.Hubungan emosi yang baik antara orang tua dan bayiakan membentuk sifat empati dan
penguasaan diri yang baik pada bayi sampai anak-anak (Yodatama et al., 2015).

2
Contohnya :

1. Insiasi dini : setelah bayi lahir, dengan segera bayi ditempatkan diatas ibu. Ia akan
merangkak dan mencari putting susu ibunya. Dengan demikian, bayi dapat melakukan
reflek sucking dengan segera.
2. Pemberian ASI eksklusif : dengan dilakukannya pemberian ASI secara ekslusif segera
setelah lahir, secara langsung bayi akan mengalami kontak kulit dengan ibunya yang
menjadikan ibu merasa bangga dan diperlukan, rasa yang dibutuhkan oleh semua
manusia.
3. Rawat gabung : rawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar
antara ibu dengan bayi terjalin proses lekat (early infant mother bounding) akibat
sentuhan badan antara ibu dan bayinya.
4. Kontak mata : beberapa ibu berkata begitu bayinya bisa mamandang mereka, mereka
merasa lebih dekat dengan bayinya. Orang tua dan bayi akan menggunaka lebih banyak
memandang. Seringkali dalam proses bertatapan. Bayi baru lahir dapat diletakkan lebih
dekat untuk dapat melihat pada orang tuanya.
5. Suara : mendengar dan merespon suara antara orang tua dan bayinya sangat penting.
Orang tua menunggu tangisan pertama bayi mereka dengan tegang. Suara tersebut
membuat mereka yakin bahwa bayinya dalam keadaan sehat. Tangis tersebut membuat
mereka melakukan tindakan menghibur. Sewaktu orang tua berbicara dengan nada suara
tinggi, bayi akan menjadi tenang dan berpaling kearah mereka.
6. Aroma : setiap anak memiliki aroma yang unik dan bayi belajar dengan cepat untuk
mengenali aroma susu ibunya.
7. Entrainment : bayi mengembangkan irama akibat kebiasaan. Bayi baru lahir bergerak-
gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang dewasa. Mereka menggoyangkan
tangan, menggangkat kepala, menendang-nendang kaki. Entraiment terjadi pada saat
anak mulai bicara.
8. Bioritme : salah satu tugas bayi baru lahir adalah membentuk ritme personal ( bioritme).
Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberikan kasih sayang yang konsisten
dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan perilaku yang responsif.

3
1.2. Bagaimana Peran Ibu Saat Memberikan ASI Pada Proses Bounding Attachment?
Beri Contoh!

Bounding attachment akan membantu memperlancar pemberian ASI. Karena dalam


tubuh ibu menyusui ada hormon oksitosin.Hormon ini sangat perpengaruh pada kesehatan emosi
ibu.Jika ibu tenang dan bahagia karena dapat mendekap bayinya, maka hormon ini meningkat
dan ASI pun cepat keluar sehingga bayi lebih puas mendapatkan ASI. Manfaat lain dari
perawatan rooming in adalah bagi bayi akan lebih cepat menyesuaikan dengan waktu tidur dan
bangun dengan ibu. Selain itu jika bayi menangis akan langsung di dekap ibu sehingga bayi akan
tenang mendengarkan detak jantung ibu.

Rawat gabung merupakan salah satu cara perawatan bounding attachment dimana ibu dan
bayi yang baru dilahirkan diberikan perhatian khusus dan tidak dipisahkan melainkan di
tempatkan dalam ruangan atau kamar, bersama-sama dengan bayinya selama 24 jam penuh
dalam seharinya

1.3. Kelemahan Pada Ibu Yang Memberikan Susu Formula Atau Susu Botol Dari Segi
Bounding Attachment.

Susu formula boleh diberikan pada bayi jika indikasi medis dan rujukan dari dokter.
Sebaliknya, dokter anak dan badan kesehatan dunia(WHO) menganjurkan agar orang tua
memberikan ASI sebagai makanan satu-satunya sampai bayi berusia 6 bulan. Pada proses
menyusui, tercipta bonding dan pemberian stimulasi. Saat menyusui langsung, ibu akan
melakukan kontak mata dengan bayi, mengelus kepala dengan penuh kasih sayang,
memerhatikan dan mengajak bicara bayi yang menyusu. Sehingga ibu akan lebih mudah
mendeteksi adanya kelainan dan segera mengambil tindakan secepat mungkin, misalnya bayi
usia 4 bulan tidak mau melakukan kontak mata sehingga ibu bisa langsung konsultasi ke ahli
tumbuh kembang.

Bila bayi terpaksa mesti minum susu formula atas indikasi medis, sebaiknya menghindari
pemberian susu menggunakan dot, tapi menggunakan alat lain seperti cup feeding, sendok,

4
maupun pipet. Karena saat bayi menyusu dengan dot dan sudah bisa memegang botolnya
sendiri, biasanya orang tua tidak akan terlalu memerhatikan bayi saat minum. Apabila
menggunakan cup feeding, sendok, maupun gelas, maka otomatis ibu akan memegang media
tersebut sehingga bisa fokus memerhatikan anak.

Selain itu, ibu tetap bisa memberikan stimulasi seperti sentuhan mengelus kepala, melihat
anak minum susunya sampai habis atau tidak, kontak mata, dan sambil mengajak anak
mengobrol.

Jika bayi menggunakan dot, anak akan sibuk sendiri dan ibu biasanya akan pergi
meninggalkan anak, untuk melakukan kesibukan lainnya. Dampak lain penggunaan berisiko
membuat bayi nipple confusion, sehingga bayi tidak mau menetek dan menurunkan produksi
ASI. Efek samping dot yang lain adalah meningkatkan risiko kelainan bentuk gigi, karies gigi,
radang tenggorokan, radang telinga, dan penyakit infeksi lain.

1.4. Bagaimana Membangun Kedekatan/Bounding Attachment Antara Ayah Dan


Bayi?

Menemani ibu saat melahirkan adalah awal yang baik dalam membangun ikatan antara
ayah dan bayi.Penelitian menunjukkan bahwa ayah yang menemani ibu melahirkan dan
menyentuh bayinya setelah lahir mempunyai ikatan ayah-bayi yang hampir mirip dengan ikatan
yang dialami ibu-bayi pada beberapa minggu pertama setelah kelahiran.Ayah yang banyak
menghabiskan waktu dengan bayi selama bulan-bulan pertama setelah kelahiran dapat
membangun hubungan baik antara ayah-bayi sampai bayi tumbuh lebih besar.

Berikut sebagian cara menjalin ikatan antara ayah dan bayi baru lahir:

1. Usap Perut
Menunjukkan kasih sayang pada bayi ternyata bisa dilakukan sejak ia dalam kandungan.
Mengusap perut sang istri berarti juga mengusap calon bayi Anda. Cara ini dapat mengalirkan
elektron-elektron positif yang berasal dari tubuh Anda kepada bayi sehingga sifat-sifat baik
serta aura positif Anda akan turun padanya. Efek jangka pendeknya, janin merasa aman,

5
nyaman, terlindungi dan disayangi. Biasanya bayi akan merespon melalui gerakan atau
tendangan sesaat setelah Anda mengusap-usap perut bunda.

2.    Mengajak ngobrol janin
Komunikasi intensif dengan mengajak berbincang janin dapat menyiptakan dan
membangun bonding yang kuat di antara keduanya. Begini metodenya:

 Jadilah pendengar aktif yang berarti Anda menyampaikan obrolan yang sifatnya
mengundang cerita anak. Lakukan obrolan ringan pada janin, misalnya, “Adik sedang apa
di dalam? Oh, sedang main-main ya, Nak? Hebat! Anak Ayah sudah bisa menendang-
nendang. Adik mau jadi pemain sepak bola, ya?”
 Menceritakan aktivitas dan perasaan Anda dengan pendekatan “I message”. Anda juga
bisa memberitahu janin betapa Anda menantikan kehadirannya.

3.    Memotong tali pusat

Jika keadaan memungkinkan dan dokter mengizinkan, Anda dapat memotong tali pusat
bayi sesaat setelah ia dilahirkan. Ini dapat menimbulkan ikatan batin antara Anda dan bayi.
Proses pemotongan tali pusat diibaratkan “peresmian” dimulainya hidup si buah hati di dunia
dan alangkah baiknya jika Anda sendiri yang melakukannya.
Syaratnya, Anda harus mencuci tangan dengan sabun terlebih dahulu untuk menghindari
perpindahan kuman.Tunggu instruksi dari dokter, sebab sebelum dipotong, tali pusat harus
diklem terlebih dahulu oleh dokter dan gunakan gunting yang sudah disediakan. Sebelum
melakukan ini, Anda juga harus siap mental karena akan ada banyak darah di sekeliling bayi.
    Terdapat beberapa metode dalam pemotongan tali pusat bayi yang harus Anda ketahui,
antara lain:

 Dipotong segera maupun ditunda beberapa menit setelah bayi baru lahir dengan
menggunakan klem dan gunting.
 Ditunda beberapa menit atau beberapa jam lalu dipotong dengan menggunakan api
(burning cord).

6
 Tidak dilakukan pemotongan sama sekali hingga tali pusat tersebut puput atau lepas
dengan sendirinya atau bisa disebut lotus birth.

4.   Mengadzankan atau membacakan doa


Salah satu ritual umat muslim yang biasa dilakukan sesaat setelah sang anak dilahirkan
adalah dengan melafalkan adzan di telinga kanan dan iqamah di telinga kirinya dengan suara
yang lemah-lembut. Selain sebagai salah satu cara bersyukur kepada Sang Pencipta atas
kelahiran bayi, ritual ini juga merupakan momen mengharukan dan berharga bagi seorang ayah.
Saat ini pula lah untuk pertama kali seorang ayah berinteraksi atau bertatap muka dengan anak
yang selama ini dinantikan kehadirannya.“Selamat datang buah hatiku.”

5.    Kanguru care


Serupa dengan seekor anak kanguru yang dilindungi oleh induknya di dalam kantung bagian
depan tubuhnya, cara ini juga suatu cara orangtua untuk menjaga buah hati dengan cara
menggendong dan memeluknya di dada tanpa terbungkus pakaian. Dengan cara ini terdapat
kontak kulit antara Anda dan bayi yang bermanfaat untuk menjaga suhu tubuh bayi, mengatur
kecepatan jantung dan pernafasan bayi, menenangkan tangis bayi dan bahkan dapat menambah
berat badan bayi. Secara emosional bayi akan merasa lebih nyaman dan aman. Hal ini akan
membanguan rasa percaya diri Anda dalam memberikan perawatan dan perhatian terbaik bagi
anak.

6.    Selalu siaga


Menjadi ayah bukan tradisi turun-temurun atau sekadar status sosial, melainkan “profesi”
yang menuntut tanggung jawab besar.Mulai dari melindungi istri yang sedang hamil hingga
menyiapkan kedatangan bayi, baik secara finansial maupun secara fisik. Hasil studi University
College London, mengatakan bahwa kebanyakan pria cenderung bisa punya kelekatan dengan
anak-anak mereka setelah anak mencapai usia pubertas. Padahal, keterlibatan ayah dalam pola
pengasuhan anak, terutama pada masa-masa emas tumbuh kembang anak (usia 0–3 tahun) akan
sangat menentukan perkembangan mental dan perilaku anak di kemudian hari. Jika seorang ayah
bisa lebih banyak terlibat dan merefleksikan kasih sayang serta emosinya, ikatan batin akan

7
terjalin dan membantu mengoptimalkan tumbuh kembang anak bahkan ketika masih berada di
dalam rahim sang bunda.

7.    Menggendong

Inilah momen yang tepat untuk memulai kedekatan dengan bayi.Namun kenyataannya, tak
jarang para ayah merasa ‘takut’ untuk menyentuh bayinya untuk pertama kali.Padahal, begitu
Anda menggendong bayi baru itu artinya semakin dini pula bayi Anda mengenal sosok ayah.
Pelukan dan dekapan saat menggendong secara tidak sadar akan membuat aroma tubuh Anda
masuk ke dalam indera penciuman bayi dan sentuhan dini yang diberikan akan melatih bayi
untuk mengenal Anda sebagai figur yang dekat dengannya selain bunda. Dunia kedokteran pun
mengakui bahwa menggendong dan menyentuh bayi dapat menurunkan hormon stres
atau cathecholamine, yang berpengaruh pada kekebalan tubuh.Sentuhan juga memperbaiki
sirkulasi darah dan pernafasan.Sentuhan di kulit bayi merangsang berbagai hormon
pertumbuhan dan hormon serotonin, sehingga membuat bayi nyaman dan tumbuh lebih baik.

8.    Memandikan dan memakaikan baju

Dua hal ini bukan semata-mata tugas seorang ibu. Ikatan batin antara ayah dan bayi akan
terjalin baik saat Ayah mencoba melakukannya. Ayah juga dapat membantu ibu memandikan,
memakaikan baju, dan menggantikan popok bayi.Hal ini juga membantu menjalin ikatan antara
ayah dan bayi.Semakin sering ayah terlibat dalam mengurus bayi, semakin mudah ayah untuk
menjalin ikatan dengan bayi.Mungkin saat pertama menggendong bayi, memandikan,
memakaikan baju, dan menggantikannya popok, ayah takut salah dan melukai bayi karena
ayah merasa bayi sangat rapuh.Tetapi, jangan karena takut sehingga ayah tidak melakukannya.

Melakukan kesalahan adalah wajar. Jika ayah terus mencobanya berkali-kali, pasti seiring
waktu  ayah akan bisa melakukannya dengan baik.

9.    Membacakan buku cerita

8
Meski bayi akan memberi respon terhadap bunyi yang didengarnya, namun suara yang
keluar dari mulut orangtua lah yang paling menarik perhatiannya. Ia akan belajar dengan cepat
mengenal suara Anda ketika sedang gembira, sedih, tenang, khawatir ataupun marah. Ketika
ayah mulai membacakan cerita, bayi memang belum mengerti arti kata dan kalimat yang
terucap, namun ia memiliki kemampuan belajar yang cepat. Kegembiraan dan kehangatan
ketika Anda membacakan cerita tertanam di memorinya bahwa membaca merupakan saat-saat
yang menyenangkan.Pilih buku yang memiliki jalan cerita sederhana dan material buku terbuat
dari bahan yang lembut.Tak perlu kaku mengikuti teks yang ada di dalam buku.Bacalah dengan
pelafalan kata yang jelas dan ekspresif.Jangan ragu menirukan berbagai macam jenis suara,
seperti suara hewan, petir, angin, pintu dibuka atau ditutup.Biarkan bayi ikut memegang atau
menyentuh buku yang Anda bacakan. Setelah selesai membacakan, letakkan buku yang terbuat
dari material yang lembut disekitar bayi, sehingga ia dapat bersentuhan dengan buku tersebut
kapanpun juga. Tinggalkan buku dalam keadaan terbuka untuk memancing rasa ingin tahunya.

10.    Menggantikan popok

Sebelum Anda ganti popok bayi, yakinkan dulu Anda melakukannya dalam ruangan yang
bersuhu hangat.Selain itu, persiapkan semua barang yang dibutuhkan dalam jangkauan
Anda.Ingat, jangan meninggalkan bayi sendirian, walau sebentar.Gantilah popok bayi dengan
lembut dan perlahan-lahan, serta dalam suasana yang menyenangkan. 

11.    Dampingi saat anak sakit

Ketika sakit, biasanya bayi lebih rewel. Bukan semata-mata manja tetapi secara naluriah
karena ia mencari rasa nyaman untuk kesembuhan. Kehadiran ayah ditambah sentuhan
membuat bayi merasa aman, nyaman, dihargai dan disayang, sehingga memiliki semangat
untuk sembuh.Sentuhan dapat memindahkan panas tubuh bayi kepada orang yang memeluk,
sehingga menurunkan demamnya.Pijatan lembut juga menimbulkan relaksasi pada otot
pernafasan, sehingga meringankan gejala batuk dan asma.Saat bayi sakit perut, pijatan lembut
di perut merangsang hormon serotonin, sehingga meringankan gejala.

12.    Menjadi ayah ASI

9
Dukunglah sang istri dalam membrikan ASI. Kehadiran Anda sangat menentukan sukses
atau tidaknya pemberianASI eksklusif juga dapat menjalin bonding dengan bayi.Yang harus
Anda lakukan adalah ciptakan atmosfer menyusui yang positif. Misalnya ketika bepergian, cari
tahu letak ruang laktasi sehingga  bayi tetap dapat menyusu pada sang ibu, beri dukungan
positif dan semangat agar sang ibu tetap percaya diri dalam menyusui. Hujani istri dengan
pujian, penghargaan atas usahanya dan kata-kata yang bisa membangkitkan semangat untuk
tidak berhenti menyusui. Ketika menghadapi situasi dimana Andai tidak tahu bagaimana cara
mendukung pasangan katakan “Aku tidak tahu apa yang harus diucapkan, tapi aku akan selalu
mendukung apapun keputusanmu”.

13.    Bermain bersama anak

Bermain merupakan kegiatan yang menyenangkan sekaligus cara untuk memperkuat rasa
cinta dan kedekatan anak dengan sang ayah. Tapi perlu diingat bahwa ketertarikan dan rentang
perhatian bayi berbeda – beda terhadap suatu permainan. Jadi, jangan sampai berlebihan!
Segera berhenti bermain dan beristirahat begitu bayi memalingkan muka, mengalihkan
pandangan matanya atau mulai rewel. 

14. Menemaninya tidur

Menidurkan bayi dan menemaninya tidur juga salah satu cara untuk menjalin ikatan dengan
bayi. Ayah dapat menidurkan bayi sambil menyanyikan lagu atau membacakan cerita untuk
bayi. Hal ini juga membantu agar bayi akrab dengan suara ayahnya, sehingga setiap bayi
mendengar suara ayah, bayi mengerti ia sedang bersama ayah dan merasa nyaman.

1.5. Peran Bidan dalam Melakukan Bounding Attachment

1. Membantu menciptakan terjadinya ikatan antara ibu dan bayi dalam jam pertama pasca
kelahiran.
2. Memberikan dorongan pada ibu dan keluarga untuk memberikan respon positif tentang
bayinya, baik melalui sikap,ucapan maupun tindakan.
3. Saat pemeriksaan ANC,Bidan selalu mengingatkan ibu untuk menyentuh dan meraba
perutnya yang semakin membesar.

10
4. Bidan mendorong ibu untuk selalu mengajak janin berkomunikasi.
5. Bidan memberi support kepada ibu agar dapat meningkatkan kemampuan dan
keterampilannya dalam merawat anak.

1.6. Mitos yang berhubungan dengan Bounding Attachment

Ada mitos yang berkembang di kalangan ibu muda, dipercaya turun temurun, tapi akhir-
akhir ini menuai kontroversi : BAU TANGAN. Bagi mereka yang percaya, terlalu sering
menggendong anak memicu apa yang disebut bau tangan, situasi dimana anak bersikap manja
dan “nempel” tidak bisa ditinggal orangtuanya. Bagi yang menganggap mitos, tidak ada
kaitannya anak manja dengan terlalu sering digendong dan dipeluk. Bayi terlahir dengan “pusat
penghasilan emosi” di otak yang berkembang lebih cepat daripada “pusat penafsiran dan kendali
emosi”, sehingga mereka memiliki emosi yang meletup-letup. Penghasilan emosi pada bayi yang
baru lahir merupakan bentuk komunikasi tentang kebutuhannya. Ternyata, orangtua yang lebih
sensitif terhadap kebutuhan bayi dan cepat merespons tanda-tanda emosi, cenderung
membesarkan anak yang bisa mengatur emosi dengan lebih baik. Anak yang lebih mampu
mengelola emosi, lebih baik dalam pengendalian diri.Pengendalian diri yang baik mendorong
kemampuan anak untuk berempati lebih baik. Segera menggendong dan memeluk bayi yang
emosinya sedang bermasalah, selain memperkuat bonding (attachment) , juga berpotensi melatih
kemampuan pengendalian diri lebih baik. 

Jika kita pernah mendengar “French parenting” yang membiarkan anak menangis hingga 30
menit, bahkan hingga mereda sendiri, sangat tidak dianjurkan berdasarkan prinsip “brain based
parenting”. Diamnya anak bukan berarti melatih anak mampu mengontrol emosinya, justru
beresiko membuat anak merasa diabaikan. Anak di bawah usia 2 tahun sedang ada dalam fase
“belajar percaya pada dunia” dari orang terdekatnya, bahwa ketika ia dalam masalah akan ada
yang menolong dan melindunginya. Fase ini sangat perlu dilalui dengan “rasa diterima”, karena
ini adalah bekal anak merasa aman hidup di dunia dan membuatnya percaya diri. Namun, terlalu
sering menggendong anak di saat emosi anak baik-baik saja beresiko menghambat
perkembangan fisik anak. Anak yang ada pada masa stimulasi duduk dan merangkak ataupun
berjalan, perlu diberi kesempatan sebanyak-banyaknya melakukan itu agar ia belajar posisi

11
duduk yang benar, merangkak yang benar, dan berjalan yang benar. Menggendongnya justru
menghambat proses belajar.

1.7. Kebutuhan Asuh, Asih Dan Asah Pada Bayi

Tumbuh dan kembang seorang anak secara optimal dipengaruhi oleh hasil interaksi antara
faktor genetis, herediter, dan konstitusi dengan faktor lingkungan.Agar faktor lingkungan
memberikan pengaruh yang positif bagi tumbuh kembang anak, maka diperlukan pemenuhan
atas kebutuhan dasar tertentu.

Menurut Soetjiningsih kebutuhan dasar ini dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu :
 Asuh (Fisik-Biomedis)
 Asih (Psikologi)
 Asah (Stimulasi Mental)

1. Asuh (Fisik-Biomedis)
Kebutuhan asuh merupakan kebutuhan fisik dan biologis yang meliputi kebutuhan
nutrisi, imunisasi, kebersihan badan dan lingkungan tempat tinggal, pengobatan, bergerak
dan bermain.
Soetjiningsih dan Roesli (dalam Sulistiyani, 2010) menyatakan bahwa asuh menunjukkan
kebutuhan bayi dalam mendukung pertumbuhan otak dan jaringan tubuh, sehingga bayi
membutuhkan nutrisi yang penuh dengan makanan bergizi.
Macam-macam Kebutuhan Asuh :
 Pemberian Pangan atau Nutrisi
Pertumbuhan anak yang cepat sangat membutuhkan energi yang besar, sehingga
anak cenderung mudah lelah.Nutrisi ini harus terpenuhi sejak anak masih dalam
rahim.Ibu memberikan nutrisi seimbang melalui konsumsi makanan yang bergizi
dan menu seimbang. Air susu ibu (ASI) yang merupakan nutrisi yang paling lengkap
dan seimbang bagi bayi terutama pada 6 bulan pertama (ASI Ekslusif). Keberhasilan

12
perkembangan anak ditentukan oleh keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan
otak.Jadi dapat dikatakan bahwa nutrisi selain mempengaruhi pertumbuhan, juga
mempengaruhi perkembangan otak.Sampai umur 6 bulan ASI adalah makanan
terbaik yang ideal untuk bayi baik ditinjau dari segi kesehatan fisis maupun
psikis.Sejak berumur enam bulan, sudah waktunya anak diberi makanan tambahan
atau makanan pendamping asi.

 Perawatan Kesehatan Dasar


Untuk mencapai keadaan kesehatan anak yang optimal diperlukan beberapa
upaya seperti imunisasi, kontrol ke puskesmas secara berkala, diperiksa segera bila
sakit.Dengan upaya tersebut, keadaan kesehatan anak dapat dipantau secara dini,
sehingga bila ada kelainan maka anak segera mendapatkan penanganan yang benar.
 Pakaian
Anak perlu mandapatkan pakaian yang bersih dan nyaman dipakai.Karena
aktivitas anak lebih banyak, hendaknya pakaian terbuat dari bahan yang mudah
menyerap keringat.Pakaian yang layak, bersih dan aman (tidak mudah terbakar,
tanpa pernik-pernik yang mudah menyebabkan anak kemasukan benda asing).
 Perumahan
Dengan memberikan tempat tinggal yang layak maka hal tersebut akan
membantu anak untuk bertumbuh dan berkembang secara optimal. Tempat tinggal
yang layak tidak berarti rumah yang berukuran besar, tetapi bagaimana upaya kita
untuk mengatur rumah kita menjadi sehat, cukup ventilasi serta terjaga kebersihan
dan kerapiannya, tanpa mempedulikan berapapun ukurannya.
 Hygiene Diri dan Sanitasi Lingkungan
Kebersihan badan dan lingkungan yang terjaga berarti sudah mengurangi resiko
tertularnya berbagai penyakit infeksi. Selain itu lingkungan yang bersih akan
memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan aktifitas bermain secara
aman.
 Bermain, Aktivitas Fisik, dan Tidur

13
Anak perlu bermain, melakukan aktifitas fisik dan tidur karena hal ini dapat:

 Merangsang hormon pertumbuhan, nafsu makan, merangsang metabolisme


karbohidrat, lemak dan protein
 Merangsang pertumbuhan otot dan tulang
 Merangsang perkembangan

 Rekreasi, Waktu Luang, dan Kebugaran Jasmani


Aktivitas olah raga dan rekreasi digunakan untuk melatih kekuatan otot-otot
tubuh dan membuang sisa metabolisme, selain itu juga membantu meningkatkan
motorik anak, dan aspek perkembangan lainnya.Aktivitas olah raga dan rekreasi bagi
anak balita merupakan aktivitas bermain yang menyenangkan.

2. Asih (Psikologi)
Kebutuhan asih merupakan kebutuhan bayi guna mendukung perkembangan emosi,
kasih sayang, dan spiritual anak (Soetjiningsih dan Roesli dalam Sulistiyani,2010).
Kebutuhan asih juga dapat memberikan rasa aman jika dapat terpenuhi dengan cara kontak
fisik dan psikis sedini mungkin dengan ibu. Bahkan sejak anak berada dalam kandungan,
perlu diupayakan kontak psikologis antara ibu dan anak, mis: dengan mengajak berbicara.
Setelah lahir upaya tersebut dapat dilakukan dengan mendekap bayi di dada ibu.
Pemenuhan kebutuhan asih dipenuhi dengan tidak mengutamakan hukuman pada
anak dengan kemarahan, namun orang tua dapat lebih banyak memberikan contoh bagi anak
dengan penuh kasih sayang (Rahmawati, 2008).Asih merupakan bagaimana mempercayakan
dan mengasihi untuk memberikan rasa aman kepada anak.Lebih kepada ikatan emosional
yang terjadi antara anak dan orang tua.Kadang selalu bertindak selaku teman dan kadang
juga orang tua yang protektif.

Macam-macam Kebutuhan Asuh :

 Kasih Sayang Orang Tua


Orang tua yang harmonis akan mendidik dan membimbing anak dengan penuh
kasih sayang. Kasih sayang tidak berarti memanjakan atau tidak pernah memarahi,

14
tetapi bagaimana orang tua menciptakan hubungan yang hangat dengan anak,sehingga
anak merasa aman dan senang.
Bayi yang normal biasanya akan mulai menampakkan rasa cemas bila ditinggalkan
ibunya pada umur antara 7 sampai 9 bulan. Hubungan antara ibu dan anak pada umur
dua tahun pertama dalam kehidupan anak harus cukup memberikan kepercayaan pada
anak, kalau berlebihan dapat menyebabkan anak menjadi manja. Kekurangan kasih
sayang ibu pada tahun-tahun pertama kehidupan mempunyai dampak negatif pada
tumbuh kembang anak, baik fisik, mental maupun sosial emosi yang disebut “ Sindrom
Deprivasi Maternal”. Kasih sayang dari orang tuanya (ayah-ibu) akan menciptakan
ikatan yang erat (bonding) dan kepercayaan dasar (basic trust).

 Menciptakan Rasa Aman dan Nyaman, Anak Merasa Dilindungi


Seorang anak akan merasa diterima oleh orang tuanya apabila ia merasa bahwa
kepentingannya diperhatikan serta merasa ada hubungan yang erat antara anak dan
keluarganya. Anak yang sedang berada pada kondisi terancam mengalami
ketidakpastian dan ketidakjelasan, sehingga anak membutuhkan dukungan dari orang tua
yang dapat mengurangi rasa takut yang dihadapi anak.
Rasa aman dan nyaman dapat terwujud dengan kehangatan dan rasa cinta dari orang
tua, serta kestabilan keluarga dalam mengendalikan stres. Kebutuhan rasa aman dan
nyaman juga ditunjukkan dengan penerimaan anak oleh orang tua, pemenuhan segala
kebutuhan anak, anak selalu diperhatikan, didukung dengan hubungan yang baik dalam
sebuah keluarga.

 Harga Diri
Setiap anak ingin diakui keberadaan dan keinginannya.Apabila anak diacuhkan
maka hal ini dapat menyebabkan frustasi.

 Mandiri
Agar anak menjadi pribadi yang mandiri, maka sejak awal anak harus dilatih untuk
tidak selalu tergantung pada lingkungannya.Dalam melatih anak untuk mandiri tentunya
harus menyesuaikan dengan kemampuan dan perkembangan anak.

15
 Dukungan dan Dorongan
Dalam melakukan aktifitas anak perlu memperoleh dukungan dari lingkungannya.
Apabila orang tua sering melarang aktivitas yang akan dilakukan, maka hal tersebut
dapat menyebabkan anak ragu-ragu dalam melakukan setiap aktivitasnya. Selain itu
orang tua perlu memberikan dukungan agar anak dapat mengatasi stressor atau masalah
yang dihadapi.
 Rasa Memiliki
Anak perlu dilatih untuk mempunyai rasa memiliki terhadap barang-barang yang
dipunyainya, sehingga anak tersebut akan mempunyai rasa tanggung jawab untuk
memelihara barangnya.

 Kebutuhan Akan Sukses


Anak perlu diberikan kesempatan untuk berkembang sesuai dengan kemampuan dan
sifat-sifat bawaannya.Tidak pada tempatnya jika orang tua memaksakan keinginannya
untuk dilakukan oleh anak tanpa memperhatikan kemauan anak.

3. Asah (Stimulasi Mental)


Soetjiningsih dan Roesli dalam Sulistiyani (2010) menyebutkan bahwa kebutuhan asah
merupakan kebutuhan rangsangan atau stimulasi yang dapat meningkatkan perkembangan
kecerdasan anak secara optimal.Kebutuhan asah berhubungan dengan perkembangan
psikomotor anak. Pemberian ASI eksklusif pada anak akan melatih anak untuk berhubungan
dengan manusia lainnya khususnya dengan ibunya, sehingga perkembangan psikososial
anak dapat mulai berkembang dengan baik
Asah merupakan proses pembelajaran bagi anak, agar anak tumbuh dan berkembang
menjadi anak yang cerdas ceria dan berakhlak mulia, maka periode yang menentukan
sebagai masa keemasan (golden period), jendela kesempatan (window of opportunity) dan
masa krisis (critical period) yang mungkin tidak terulang. Stimulasi untuk tumbuh kembang
anak dapat dilakukan dengan memberikan permainan atau bermain dengan anak.
Tindakan stimulasi tidak hanya bersumber dari permainan melainkan berbagai aktivitas,
seperti latihan gerak, berbicara, berpikir, kemandirian, dan sosialisasi.Stimulasi sesuai

16
dengan umur dan prinsip stimulasi.Aktivitas stimulasi dilakukan dengan prinsip bahwa
stimulasi merupakan sebuah ungkapan kasih sayang pada anak, bermain dengan
anak.Stimulasi dilakukan bertahap dan berkelanjutan sesuai dengan tahap perkembangan
anak (Suherman, 2000).
Stimulasi juga dapat berfungsi sebagai penguat yang bermanfaat bagi perkembangan
anak. Berbagai macam stimulasi seperti stimulasi visual (penglihatan), verbal (bicara),auditif
(pendengaran), taktil (sentuhan) dan lain-lain dapat mengoptimalkan perkembangan anak.

Dasar Perlunya Stimulasi Dini

a. Milyaran sel otak dibentuk sejak anak di dalam kandungan usia 6 bulan dan belum ada
hubungan antar sel-sel otak (sinaps)
b. Orang tua perlu merangsang hubungan antar sel-sel otak
c. Bila ada rangsangan akan terbentuk hubungan-hubungan baru (sinaps)
d. Semakin sering dirangsang akan makin kuat hubungan antar sel-sel otak
e. Semakin banyak variasi maka hubungan antar se-sel otak semakin kompleks/luas
f. Merangsang otak kiri dan kanan secara seimbang untuk mengembangkan multiple
inteligen dan kecerdasan yang lebih luas dan tinggi. Stimulasi mental secara dini akan
mengembangkan mental-psikososial anak seperti: kecerdasan, budi luhur, moral, agama
dan etika, kepribadian
g. Keterampilan berbahasa, kemandirian, kreativitas, produktifitas, dan seterusnya
h. Orang tua perlu menganut pola asuh demokratik, mengembangkan kecerdasan
emosional, kemandirian, kreativitas, kerjasama, kepemimpinan dan moral-spiritual
anak. Selain distimulasi, anak juga perlu mendapatkan kegiatan SDIDTK lain yaitu
deteksi dini (skrining) adanya kelainan/penyimpangan tumbuh kembang, intervensi dini
dan rujukan dini bila diperlukan.

Asal-Usul Asah (Pendidikan)

a. Pendidikan informal (di rumah, dalam keluarga)


b. Pendidikan formal : SD, SMP, SMU, PT dan lain-lain
c. Pendidikan nonformal (pendidikan ketiga), di masyarakat, kelompok pengajian, sekolah
minggu, pramuka, dan lain-lain.

17
Contoh Alat Permainan Balita dan Perkembangan yang Distimulasi :

1. Pertumbuhan fisik/motorik kasar :


Sepeda roda tiga/dua, bola, mainan yang ditarik atau didorong
2. Motorik halus :
Gunting, pensil, bola, balok, lilin.
3. Kecerdasan/kognitif :
Buku bergambar, buku cerita, puzzle, lego, boneka, pensil warna, radio.
4. Bahasa :
Buku bergambar, buku cerita, majalah, radio tape, TV
5. Menolong diri sendiri :
Gelas/piring plastik, sendok, baju, sepatu, kaos kaki
6. Tingkah laku social :
Alat permainan yang dapat dipakai bersama, misalnya congklak, kotak pasir,bola, tali.

Alat Permainan Untuk Anak Dibawah Usia 5 Tahun

Usia 0 – 12 bulan
Tujuan:
a. Melatih refleks-refleks (untuk anak berumur 1 bulan), misalnya mengisap,
menggenggam.
b. Melatih kerja sama mata dengan tangan
c. Melatih kerja sama mata dengan telinga
d. Melatih mencari obyek yang ada tetapi tidak kelihatan
e. Melatih mengenal sumber asal suara
f. Melatih kepekaan perabaan
g. Melatih keterampilan dengan gerakan berulang-ulang
Alat permainan yang dianjurkan:
a. Benda-benda yang aman untuk dimasukkan mulut atau dipegang
b. Alat permainan yang berupa gambar atau bentuk muka
c. Alat permainan lunak berupa boneka orang atau binatang
d. Alat permainan yang dapat digoyangkan dan keluar suara

18
e. Alat permainan berupa selimut dan boneka
f. Giring-giring

Usia 12 – 24 bulan
Tujuan:
a. Mencari sumber suara/mengikuti sumber suara
b. Memperkenalkan sumber suara
c. Melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik
d. Melatih imajinasinya
e. Melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam bentuk kegiatan yang
menarik
Alat permainan yang dianjurkan:
a. Genderang, bola dengan giring-giring didalamnya
b. Alat permainan yang dapat didorong dan ditarik
c. Alat permainan yang terdiri dari: alat rumah tangga (cangkir, piring, sendok,botol
plastik, ember dan lain-lain), balok-balok besar, kardus-kardus besar, bukubergambar,
kertas-kertas untuk dicoret, krayon/pensil warna.

Usia 25 – 36 bulan
Tujuan:
a. Menyalurkan emosi/perasaan anak
b. Mengembangkan keterampilan berbahasa
c. Melatih motorik halus dan kasar
d. Mengembangkan kecerdasan (memasangkan, menghitung, mengenal dan membedakan
warna)
e. Melatih kerja sama mata dan tangan
f. Melatih daya imajinasi
g. Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda

Alat permainan yang dianjurkan:


a. Lilin yang dapat dibentuk
b. Alat-alat untuk menggambar

19
c. Puzzle sederhana
d. Manik-manik ukuran besar
e. Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna berbeda
f. Bola

Usia 36 – 72 bulan
Tujuan:
a. Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan
b. Mengembangkan kemampuan berbahasa
c. Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah, mengurangi
d. Merangsang daya imajinasi dengan berbagai cara bermain pura-pura(sandiwara)
e. Membedakan benda dengan perabaan
f. Menumbuhkan sportivitas
g. Mengembangkan kepercayaan diri
h. Mengembang kreativitas
i. Mengembangkan koordinasi motorik (melompat, memanjat, lari dan lain-lain)
j. Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus dan kasar
k. Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan orang diluarrumahnya
l. Memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan, misalnya pengertian
terapung dan tenggelam
m. Mengenalkan suasana kompetisi, gotong royong

Alat permainan yang dianjurkan:

a. Berbagai benda dari sekitar rumah, buku bergambar, majalah anak-anak, alat gambar
dan tulis, kertas untuk belajar melipat, gunting, air
b. Teman-teman bermain: anak sebaya, orang tua, orang lain diluar rumah. Tindakan
stimulasi tidak hanya bersumber dari permainan melainkan berbagai aktivitas, seperti
latihan gerak, berbicara, berpikir, kemandirian, dan sosialisasi. Stimulasi sesuai dengan
umur dan prinsip stimulasi. Aktivitas stimulasi dilakukan dengan prinsip bahwa

20
stimulasi merupakan sebuah ungkapan kasih sayang pada anak, bermain dengan anak.
Stimulasi dilakukan bertahap dan berkelanjutan sesuai dengan tahap perkembangan anak

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Bounding attachment merupakan proses dimana sebagai hasil dari suatu interaksi terus-
menerus antara bayi dan orang tua yang bersifat saling mencintai memberikan keduanya
pemenuhan emosional dan saling membutuhkan. ASI ekslusif merupakan makanan terbaik bagi
bayi. Namun karena informasi ASI yang kurang, tanpa kita sadari sudah menggangu proses
kehidupan manusia sebagai makhluk mamalia. Inisiasi Menyusui Dini memang hanya 1 jam, tapi
mempengaruhi seumur hidup si Bayi.

B. Saran

Diharapkan seluruh pembaca baik bidan maupun mahasiswi kebidanan dapat mengerti
dan dapat mempelajari serta menjalankan teori ini dalam pelaksanaan tugasnya

21
DAFTAR PUSTAKA

Astuti S, dkk. 2016. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah. Jakarta
Selatan : Pusdik SDM.

Lusiana, dkk. 2019. Buku AjarAsuhan Kebidanan Pada Neonatus, Bayi Dan Balita.
Sidoarjo :Indomedia Pustaka.

Siti Nurhasiyah, dkk. 2017. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Neonatus, Bayi, Balita dan
Anak Pra Sekolah. Ciputat :Fakultas Kedokteran dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Ambarwati, 2008. Asuhan  Kebidanan  Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 63-65)

https://www.neliti.com/publications/286536/gambaran-pengetahuan-motivasi-ibu-nifas-dan-
peran-bidan-terhadap-bounding-attach

https://lusa.afkar.id/bounding-attachment

https://media.neliti.com/media/publications/286536-gambaran-pengetahuan-motivasi-ibu-nifas-
ba3aab27.pdf

Prichila,Fina.2018. Tips Ciptakan Bonding dengan Bayi yang Diberi Susu


Formula.https://kumparan.com/kumparanmom/tips-ciptakan-bonding-dengan-bayi-yang-diberi-
susu-formula-1537337371429904055(diakses tanggal 9 September 2020).

22
https://hellosehat.com/parenting/tips-parenting/tips-menjalin-ikatan-batin-ayah-dan-bayi/

https://www.ayahbunda.co.id/bayi-tips/bonding-ayah-dengan-bayi

https://www.slideshare.net/erliinawati/bounding-attachment

23

Anda mungkin juga menyukai