Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN TUGAS

“PSIKOLOGI DALAM PRAKTIK KEBIDANAN”


KONSEP PSIKOLOGI DAN KOMUNIKASI IBU DAN BAYI

Disusun Oleh:

1. ELIZA FERAWATI
2. ELLEN WIDYOWATI
3. ERLA WIDIAWATI
4. FADHILAH RAHAYU
5. FEBRILIANTI HARTATO
6. FEYLA ENGGAR W.N

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN
KEBIDANAN CURUP
T.A 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan laporan tugas Konsep Psikologi dan Komunikasi Ibu dan Bayi
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Kami juga mengucapkan
terimakasih kepada Ibu Lydia Febrina, SST,M.Keb selaku Psikologi dalam
Praktik Kebidanan, orang tua, teman-teman dan seluruh pihak yang terlibat
dalam membantu terselesaikannya makalah ini.
Laporan tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Psikologi dalam Praktik Kebidanan. Kami berharap laporan tugas ini dapat
menjadi referensi.
Dalam laporan tugas ini kami menyadari masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu segala saran dan kritik guna perbaikan dan
kesempurnaan sangat kami nantikan. Semoga laporan tugas ini dapat
bermanfaat khususnya bagi penyusun dan para pembaca pada umumnya.
Rejang Lebong, 16 Juli 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
A. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
B. Tujuan ................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Hakikat Orang Tua ............................................................................... 3
B. Perencanaan Menjadi Orang Tua ......................................................... 4
C. Peranan Orang Tua dalam Keluarga ..................................................... 5
D. Bounding Attachment ..............................................................................9

BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................15
B. Saran ......................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menjadi orang tua merupakan salah satu hal yang didambakan oleh semua
orang. Orang tua merupakan komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan
ibu, mereka merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang
dapat membentuk sebuah keluarga. Berbagai perencanaan disiapkan untuk
menanti kehadiran buah hati agar dirinya menjadi orang tua.
Menjadi orang tua bukanlah hal yang mudah seperti membalikan telapak
tangan. Berbagai perencanaan harus disiapkan, baik itu fisik, psikologis,
maupun finansial. Orang tua bertanggung jawab atas anaknya, ia harus
mampu mendidik, mengasuh, dan membimbing anaknya agar mampu
menjalani hidup dengan penuh kemandirian, bertanggung jawab, berdisiplin,
mempunyai motivasi yang tinggi, dan lain sebagainya. Karena orang tua
merupakan sekolah pertama bagi anak-anaknya.
Ikatan antara ibu dan bayinya telah terjadi sejak masa kehamilan dan pada
saat persalinan ikatan itu akan semakin kuat. Bidan sebagai tenaga kesehatan
dapat memfasilitasi perilaku ikatan awal ini dengan cara menyediakan sebuah
lingkungan yang mendukung sehingga kontak dan interaksi yang baik dari
orang tua kepada anak dapat terjadi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang di atas, permasalahan yang akan


dibahas dalam laporan tugas ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana hakikat orang tua?
2. Bagaimana perencanaan menjadi orang tua?
3. Bagaimana peranan orang tua dalam keluarga?
4. Apa itu bounding attachment?

1
C. Tujuan
Berdasarkan pada latar belakang di atas, tujuan yang akan dicapai
dalam laporan tugas ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui tentang hakikat orang tua.
2. Untuk mengetahui tentang perencanaan menjadi orang tua
3. Untuk mengetahui tentang peranan orang tua dalam keluarga
4. Untuk mengetahui tentang bounding attachment

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Orang Tua


Orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan
ibu,mereka merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang
dapat membentuk sebuah keluarga. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk
mendidik,mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk mencapai tahapan
tertentu.Orang tua merupakan orang yang lebih tua atau orang yang dituakan.
Namunpada umumnya di masyarakat pengertian orang tua itu adalah orang
yang telah melahirkan dan menafkahi kita yaitu Ibu dan Bapak.
Ibu dan Bapak selain telah melahirkan dan menafkahi kita, keduanya juga
yang mengasuh dan yang telah membimbing anak-anaknya dengan cara
memberikan contoh yang baik dalam menjalani kehidupan sehari-hari, selain
itu orang tua juga telah memperkenalkan anaknya kedalam hal-hal yang
terdapat di dunia ini dan menjawab secara jelas tentang sesuatu yang tidak
dimengerti oleh anak. maka pengetahuan yang pertama diterima oleh anak
adalah dari orang tuanya. Karena orang tua adalah pusat kehidupan rohani
anak dan sebagai penyebab berkenalnya dengan alam luar, maka setiap reaksi
emosi anak dan pemikirannya
dikemudian hari terpengaruh oleh sikap terhadap orang tuanya di
permulaan hidupnya dahulu.
Menurut Ngalim Purwanto (2006 : 80) orang tua adalah pendidik sejati,
pendidik karena kodratnya. Oleh karena itu kasih sayang orang tua terhadap
anak-anak hendaklah kasih sayang yang sejati pula, yang berarti pendidik atau
orang tua mengutamakan kepentingan dan kebutuhan anak-anak, dengan
mengesampingkan keinginan dan kesenangan sendiri.Dalam hal ini hendaknya
orang tua harus ingat bahwa pendidikan berdasarkan kasih sayang saja
kadangkadang mendatangkan bahaya.Kasih sayang harus dijaga jangan
sampai berubah menjadi memanjakan anak.Kasih sayang harus dilengkapi
dengan pandangan yang sehat tentang sikap orang tua terhadap anak.Dari

3
penjelasan diatas,dapat disimpulkan bahwa peran orang itu sangat
penting,karena tanpa peran orang tua,semuanya tidak sesuai dengan apa yang
kita harapkan,merekalah yang memberikan kita kasih sayang yang tulus,yang
tidak pernah kita dapatkan kepada orang lain.
B. Perencanaan Menjadi Orang Tua
Untuk perencanaan mejadi orang tua, maka para calon orang tua wajib
mempersiapkan diri meraka masing-masing dengan cara sebagai berikut:
1. Persiapan Fisik
Persiapan fisik penting untuk perencanaan menjadi orang tua. Perbanyak
olah raga dan mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi tinggi.
Himbauan berlaku bagi calon ayah dan ibu. Perokok aktif dan pasif dapat
membuat janin mengalami gangguang pertumbuhan. Asap rokok yang
terhisap oleh calon ibu dapat mengambat suplai oksigen, sehingga resiko
janin premature menjadi lebih tinggi. Minuman beralkohol membuat calon
ibu menghadapi resiko keguguran kandungan karena kandungan menjadi
melemah. Sedangkan para pria, kadar alkohol yang tinggi membuat jumlah
sel sperma sedikit jumlahnya sehingga tidak cukup untuk pembuahan.
2. Persiapan Psikologis
Bagi calon ayah dan ibu, proses kehamilan hingga melahirkan akan
menjadi pengalaman yang luar biasa akan dirasakan ketika pasangan suami
istri menjadi orangtua. Jadi sebelum memiliki anak sebaiknya didikusikan
perubahan dan tantangan hidup yang akan dialami sehingga calon orangtua
telah siap dengan segala kemungkinan yang akan terjadi.
3. Persiapan Finansial
Selain dua hal diatas persiapan finisial memang bukan segalanya. Namun
faktor ini bisa dikatakan paling penting. Persiapan yang dimaksud adalah
perencanaan keungan untuk mencukupi keperluan anak sejak masih berada
dalam kandungan hingga lahir. Kelahiran seorang bayi berarti pertambahan
biaya tetap bagi sebuah keluarga, yang secara tetap akan meningkat seinring
kebutuhan pertumbuhan anak.

4
Orang tua adalah penentu kehidupan anak selanjutnya dan orang tualah
yang yang memiliki tanggung jawab untuk mendidik anak agar baik dalam
hal kepribadian, sosialisasi, penyesuaian dan pengendalian diri, kemampuan
berpikir dan lain hal yang kelak akan menentukan keberhasilan dan
kemandirian anak yang juga menentukan keberhasilah anak saat menjadi
orang tua.
C. Peranan Orang Tua Dalam Keluarga
1. Pengertian Peranan
Istilah peran sering diucapkan banyak orang, kata peran biasanya
dikaitkan dengan posisi dan kedudukan seseorang atau peran dikaitkan
dengan apa yang dimainkan oleh seorang actor dalam suatu drama, sesuai
dengan plot-nya, dengan alur ceritanya dengan lakonnya.
Peran dalam Kamus Besar Indonesia yaitu mempunyai arti pemain
sandiwara (film), tukang lawak pada permainan makyong, perangkat
tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang berkedudukan dimasyarakat.
(Kamus Besar Bahasa Indonesia,2005:854). Peran juga tidak lepas
hubungannya dengan tugas yang diemban oleh seseorang, Peran adalah
bagian utama yang harus dijalankan. (kamus besar bahasa
Indonesia,1998:667).
Peranan adalah perangkat tingkat yang diharapkan dan dimiliki oleh
orang yang berkedudukan didalam masyarakat atau tindakan yang
dilakukan oleh seseorang dalam suatu peristiwa (Depdiknas, 2005:854).
Menurut Natawidjaya (1998:40) Peranan adalah kesediaan mental individu
yang mempengaruhi,mewarnai bahkan menentukan kegiatan-kegiatan
individu yang bersangkutan dalam memberikan respons terhadap obyek
atau situasi yang mempunyai arti baginya.
2. Peranan Orang Tua Secara Umum
Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan
membimbing anak-anaknya untuk mencapai tahapan tertentu yang
menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat,
sedangkan pengertian orang tua di atas,tidak lepas dari pengertian

5
keluarga, karena orang tua merupakan bagian keluarga besar yang
sebagian telah tergantikan oleh keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak-anaknya. Fungsi orang tua sebagai edukasi, reproduksi dan
pengawasan. Menurut Gunarsa (dikutip dari Soerjono
Soekanto, 2004) dalam keluarga ideal (lengkap), maka ada dua individu
yang memainkan peranan penting yaitu peran ayah dan peran ibu.
Ada pun peranan orang tua yaitu sebagai berikut :
a. Peranan Mendidik Anak
Orang tua merupakan guru pertama dalam mendidik anak. Hal itu dapat
dilihat dari perkembangan anak mulai dari bayi, belajar berjalan, hingga
mampu berjalan. Sebagaimana kita ketahui bahwa pendidikan itu dapat
dilaksanakan dimana saja, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun
dalam lingkungan masyarakat.
Pendidikan bukan hanya ada di sekolah saja, tetapi pendidikan itu bisa
membimbing dan mengarahkan anak kepada norma-norma agama dan
pengarahan yang baik dari orang tua terhadap anak sejak usia dini.
Harapannya setelah dewasa nanti segala tindakannya akan selalu didasari
oleh nilai-nilai agama.
Oleh karena itu, sebagai orang tua wajib memberikan pendidikan
kepada anaknya. Orang tua kaitannya dengan pendidikan anak adalah
sebagai pendidika utama, maka dari itu tanggung jawab orang tua terhadap
pendidikan anak diantaranya memberikan dorongan atau motivasi, baik itu
kasih sayang, tanggung jawab moral, tanggung jawab kesejahteraan anak,
baik lahir maupun batin.
b. Peranan Mengasuh Anak
Mengasuh anak sudah kewajiban orang tua dari semenjak anak
dilahirkan. Pengasuhan menuntut sejumlah keterampilan interpersonal dan
keterlibatan emosional, meskipun demikian tidak banyak pendidikan
formal yang mengajarkan bagaimana cara melakukan tugas ini. sebagian
besar orang tua mempelajari praktik pengasuhan dari orang tuanya sendiri.
Ada beberapa hal yang diterima dan ada pula yang tidak. Sayangnya,

6
ketika metode-metode pengasuhan yang diturunkan dari suatu generasi ke
generasi berikutnya, praktik yang baik maupun yang tidak baik masih terus
dipertahankan.
Dalam usaha pembentukan kepribadian pada anak perlu adanya pola
asuh. Pola asuh orang tua merupakan perilaku yang diterapkan pada anak
dan bersifat relatif konsisten. Pola perilaku ini dapat dirasakan oleh anak,
dari segi negatif maupun positif, dimana seorang anak akan beradaptasi
dengan lingkungannya, sehingga dapat menanamkan sikap disiplin dan
mandiri. Menurut Chabib Thoha (1996) pola asuh orang tua adalah suatu
cara terbaik yang dapat ditempuh orang tua dalam mendidik anak sebagai
perwujudan dari rasa tanggung jawab kepada anak.
Adapun Hurlock (1999) membagi bentuk pola asuh orang tua menjadi 3
macam yaitu :
1) Pola Asuh Demokratis
Pola asuh demokratis adalah pola asuh yang memprioritaskan
kepentingan anak, akan tetapi tidak ragu-ragu mengendalikan mereka.
Orang tua dengan pola asuh ini bersikap rasional, selalu mendasari
tindakannya pada rasio atau pemikiran-pemikiran. Orang tua tipe ini pula
bersikap realistis terhadap kemampuan anak, tidak berharap yang
berlebihan yang melampaui kemampuan anak. Orang tua tipe ini pula
memberikan kebebasa kepada anak untuk memilih dan melakukan suatu
tindakan, dan pendekatannya kepada anak bersifat hangat.
2) Pola Asuh Otoriter
Pola asuh ini cenderung menetapkan standar yang mutlak harus dituruti,
biasanya dibarengi dengan ancaman-ancaman. Orang tua tipe ini
cenderung memaksa, memerintah, menghukum. Apabila anak tidak mau
melakukan apa yang dikatakan oleh orang tua, maka orang tua tipe ini
tidak segan menghukum anak. Orang tua tipe ini pula tidak kenal
kompromi dan dalam komunikasi biasanya bersifat satu arah. Orang tua
tipe ini tidak memerlukan umpan balik dari anaknya untuk mengerti
mengenai anaknya.

7
3) Pola Asuh Permisif
Pola asuh ini memberikan pola asuh yang sangat longgar. Memberikan
kesempatan kepada anaknya untuk melakukan sesuatu tanpa pengawasan
yang cukup darinya. Orang tua cenderung tidak menegur atau
memperingatkan anaka apabila anak sedang dalam bahaya dan sangat
sedikit bimbingan yang diberikan oleh mereka. Namun orang tua tipe ini
biasanya bersifat hangat, sehingga seringkali disukai oleh anak.
Selaras dengan penjelasan Hurlock, Baumrind mengemukakan dampak
atau pengaruh pola asuh anak, sebagai berikut :
a) Pola asuh demokratis akan menghasilakan karakteristik anak-anak yang
mandiri , dapat mengontrol diri, mempunyai hubungan baik dengan teman,
mampu menghadapi stres, mempunyai minat terhadap hal-hal baru dan
kooperatif terhadap orang lain.
b) Pola asuh otoriter akan menghasilkan karakteristik anak yang penakut,
pendiam, tertutup, tidak beriinisiatif, gemar menentang, suka melanggar
norma, berkepribadian lemah, dan cemas.
c) Pola asuh permisif akan menghasilkan karakteristik anak yang agresif,
tidak patu, manja, kurang mandiri, mau menang sendiri, dan kurang
percaya diri.
c. Peranan Membimbing Anak
Orang tua memegang peranan penting untuk memberikan bimbingan
dan latihan bagaimana belajar dengan benar, juga strategi belajar yang
tepat. Selain perlu mengembangkan kecakapan di bidang akademik, anak
juga perlu mengembangkan kecakapan lain yang berhubungan dengan
kemampuan sosialnya dan pembentukan dirinya. Bagaimana menjadi anak
yang mandiri, bertanggung jawab,berdisiplin tinggi, mempunyai motivasi
yang tinggi, mampu bekerja dengan cekatan dan banyak lagi pelajaran
yang sebaiknya didapat anak untuk menjalani kehidupannya. Ini adalah
bagian dari keterampilan belajar yang harus dikuasai anak, yang
sayangnya hanya terdapat sedikit sekali pembelajaran tersebut di sekolah.

8
Orang tua berperan untuk membimbing anaknya agar mampu
mengembangkan segala kemampuannya. Serta, orang tua harus menerima
bakat dan kemampuan yang ada pada anak. Tetapi tidak berarti harus
menerima anak apa adanya. Supaya kemampuannya berkembang, orang
tua harus menciptakan ruang lingkup yang menggairahkan dan
merangsang. Yang harus dihindari ialah segala hal yang menekan.
Kemampuan anak harus dikembangkan, bukan cita-cita orang tua
dipaksakan kepada anak. Anak tetap anak, dan anak harus dibiarkan tetap
anak. Anak bukan dewasa kecil yang perlu dibesarkan melainkan anak
yang harus didewasakan. Jadi, jelas bahwa bimbingan harus tegas, namun
dengan sabar dan pengertian. Selain itu, bimbingan harus didasarkan atas
kepercayaan kepada anak, bukan atas kecurigaan. Oleh karena itu,
bimbingan dari orang tua harus selalu menyesuaikan diri dengan keadaan
anak.
Adapun peranan orang tua secara khusus yaitu sebagai berikut :
a) Peran Ibu
- Memenuhi kebutuhan biologis dan fisik
- Merawat dan mengurus keluarga dengan sabar dan kasih sayang.
- Mendidik,mengatur dan mengendalikan anak
- Menjadi contoh dan teladan bagi anak
b) Peran ayah
- Ayah sebagai suami yang penuh pengertian dan memberi rasa aman
bagi keluarga.
- Ayah berpartisipasi dalam mendidik anak
- Ayah sebagai pelindung atau tokoh yang tegas,bijaksana,mengasihi
keluarga dan sebagai pencari nafkah.
D. Bounding Attachment
1. Pengertian Bounding dan Attachment
Bounding adalah proses pembentukan sedangkan attachment
(membangun ikatan) jadi bounding attachment adalah sebuah peningkatan
hubungan kasih sayang dengan keterikatan batin antara orangtua dan bayi.

9
Hal ini merupakan proses dimana sebagai hasil dari suatu interaksi terus-
menerus antara bayi dan orang tua yang bersifat saling mencintai
memberikan keduanya pemenuhan emosional dan saling membutuhkan.
Bonding attachment terjadi pada kola IV, dimana diadakan kontak antara
ibu-ayah-anak don berada dalam ikatan kasih.
Sedangkan menurut Nelson & May (1996). Attachment merupakan
ikatan antara individu meliputi pencurahan perhatian serta adanya
hubungan emosi dan fisik yang akrab.
Menurut Saxton adn Pelikan :
a. Bounding adalah suatu langkah untuk mengungkapkan perasaan afeksi
(kasih sayang) oleh ibu kepada bayinya segera setelah lahir.
b. Attachment adalah interaksi antara ibu dan bayi secara spesifik sepanjang
waktu.
c. Maternal Neonatal Health :
Bounding attachment adalah kontak dini secara langsung antara ibu dan
bayi setelah proses persalinan, dimulai pada kala III sampai dengan post
partum.
d. Prakondisi yang mempengaruhi ikatan yaitu :
1) Kesehatan emosional orang tua.
2) Sistem dukungan sosial yang meliputi pasangan hidup, teman, dan
keluarga.
3) Suatu tingkat keterampilan dalam berkomunikasi dan dala memberi
asuhan yang kompeten.
4) Kedekatan orang tua dengan bayi.
5) Kecocokan orang tua-bayi (termasuk keadaan, temperamen, dan jenis
kelamin).
2. Tahap-tahap bounding attachment Menurut Klaus, Kenell tahun : 1999,
bagian penting dari ikatan ialah perkenalan.
a. Perkenalan (acquaintance), dengan melakukan kontak mata,
menyentuh, berbicara, dan mengeksplorasi segera setelah mengenal
bayinya.

10
b. Bounding (keterikatan)
c. Attachment, perasaan kasih sayang yang mengikat individu dengan
individu lain
3. Mempraktikkan Bounding Attachment
Cara untuk melakukan bounding ada bermacam-macam antara lain :
a. Pemberian ASI ekslusif
Dengan dilakukannya pemberian ASI secara ekslusif segera setelah
lahir, secara langsung bayi akan mengalami kontak kulit dengan ibunya
yang menjadikan ibu merasa bangga dan diperlukan , rasa yang
dibutuhkan oleh semua manusia.
b. Rawat gabung
Rawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar
antara ibu dan bayi terjalin proses lekat (early infant mother bounding)
akibat sentuhan badan antara ibu dan bayinya. Hal ini sangat
mempengaruhi perkembangan psikologis bayi selanjutnya, karena
kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi mental yang mutlak
dibutuhkan oleh bayi. Bayi yang merasa aman dan terlindung,
merupakan dasar terbentuknya rasa percaya diri dikemudian hari.
Dengan memberikan ASI ekslusif, ibu merasakan kepuasan dapat
memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya, dan tidak dapat digantikan oleh
orang lain. Keadaan ini juga memperlancar produksi ASI, karena
refleks let-down bersifat psikosomatis. Ibu akan merasa bangga karena
dapat menyusui dan merawat bayinya sendiri dan bila ayah bayi
berkunjung akan terasa adanya suatu kesatuan keluarga.
c. Kontak mata
Beberapa ibu berkata begitu bayinya bisa memandang mereka,
mereka merasa lebih dekat dengan bayinya. Orang tua dan bayi akan
menggunakan lebih banyak waktu untuk saling memandang. Seringkali
dalam posisi bertatapan. Bayi baru lahir dapat diletakkan lebih dekat
untuk dapat melihat pada orang tuanya.

11
d. Suara
Mendengar dan merenspon suara antara orang tua dan bayinya
sangat penting. orang tua menunggu tangisan pertama bayi mereka
dengan tegang. Suara tersebut membuat mereka yakin bahwa bayinya
dalam keadaan sehat. Tangis tersebut membuat mereka melakukan
tindakan menghibur. Sewaktu orang tua berbicara dengan nada suara
tinggi, bayi akan menjadi tenang dan berpaling kearah mereka.
e. Aroma
Setiap anak memiliki aroma yang unik dan bayi belajar dengan cepat
untuk mengenali aroma susu ibunya.
f. Entrainment
Bayi mengembangkan irama akibat kebiasaan. Bayi baru lahir
bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang dewasa.
Mereka menggoyangkan tangan, mengangkat kepala, menendang-
nendangkan kaki. Entrainment terjadi pada saat anak mulai bicara.
g. Bioritme
Salah satu tugas bayi baru lahir adalah membentuk ritme personal
(bioritme). Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberi kasih
sayang yang konsisten dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi
mengembangkan perilaku yang responsif.
h. Inisiasi Dini
Setelah bayi lahir, dengan segera bayi ditempatkan diatas ibu. Ia
akan merangkak dan mencari puting susu ibunya. Dengan demikian,
bayi dapat melakukan reflek suckling dengan segera.
Berhasil atau tidaknya proses bounding attachment ini sangat
dipengaruhi oleh kondisi-kondisi sebagai berikut :
1) Kesehatan emosional orang tua
Orang tua yang mengharapkan kehadiran si anak dalam
kehidupannya tentu akan memberikan respon emosi yang berbeda
dengan orang tua yang tidak menginginkan kelahiran bayi tersebut.

12
Respon emosi yang positif dapat membantu tercapainya proses
bounding attachment ini.
2) Tingkat kemampuan, komunikasi dan ketrampilan untuk merawat
anak
Dalam berkomunikasi dan ketrampilan dalam merawat anak,
orang tua satu dengan yang lain tentu tidak sama tergantung pada
kemampuan yang dimiliki masing-masing. Semakin cakap orang tua
dalam merawat bayinya maka akan semakin mudah pula bounding
attachment terwujud.
3) Dukungan sosial seperti keluarga, teman dan pasangan
Dukungan dari keluarga, teman, terutama pasangan merupakan
faktor yang juga penting untuk diperhatikan karena dengan adanya
dukungan dari orang-orang terdekat akan memberikan suatu
semangat / dorongan positif yang kuat bagi ibu untuk memberikan
kasih sayang yang penuh kepada bayinya.
4) Kedekatan orang tua ke anak
Dengan metode rooming in kedekatan antara orang tua dan anak
dapat terjalin secara langsung dan menjadikan cepatnya ikatan batin
terwujud diantara keduanya.
5) Kesesuaian antara orang tua dan anak (keadaan anak, jenis kelamin)
Anak akan lebih mudah diterima oleh anggota keluarga yang lain
ketika keadaan anak sehat/normal dan jenis kelamin sesuai dengan
yang diharapkan.
Pada awal kehidupan, hubungan ibu dan bayi lebih dekat
dibanding dengan anggota keluarga yang lain karena setelah
melewati sembilan bulan bersama, dan melewati saat-saat kritis
dalam proses kelahiran membuat keduanya memiliki hubungan yang
unik.
4. Prinsip-prinsip dan Upaya Meningkatkan Bounding Attachment :
a. Menit pertama jam pertama.
b. Sentuhan orang tua pertama kali.

13
c. Adanya ikatan yang baik dan sistematis.
d. Terlibat proses persalinan.
e. Persiapan PNC sebelumnya.
f. Adaptasi.
g. Kontak sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam memberi
kehangatan pada bayi, menurunkan rasa sakit ibu, serta memberi
rasa nyaman.
h. Fasilitas untuk kontak lebih lama.
i. Penekanan pada hal-hal positif.
j. Perawat maternitas khusus (bidan).
k. Libatkan anggota keluarga lainnya.
l. Infromasi bertahap mengenai bounding attachment.

5. Dampak positif yang dapat diperoleh dari bounding attachment :


1. Bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan
sikap sosial.
2. Bayi merasa aman, berani mengadakan eksplorasi.
6. Hambatan Bounding Attachment
1. Kurangnya support system.
2. Ibu dengan resiko.
3. Bayi dengan resiko.
4. Kehadiran bayi yang tidak diinginkan.

14
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Orang tua merupakan ayah dan ibu dari seorang anak. Perencanaan
yang disiapkan menjadi orang tua berupa fisik, psikologis, dan finansial.
karena menjadi orang tua perlu mendidik, mengasuh, dan membimbing
anaknya agar kelak dewasa nanti menjadi manusia yang ideal. Tentu hal
tersebut membutuhkan perencanaan yang disiapkan harus matang.
Bounding attachment merupakan proses dimana sebagai hasil dari suatu
interaksi terus-menerus antara bayi dan orang tua yang bersifat saling
mencintai memberikan keduanya pemenuhan emosional dan saling
membutuhkan.
ASI ekslusif merupakan makanan terbaik bagi bayi. Namun karena
informasi ASI yang kurang, tanpa kita sadari sudah menggangu proses
kehidupan manusia sebagai makhluk mamalia. Inisiasi Menyusui Dini
memang hanya 1 jam, tapi mempengaruhi seumur hidup si Bayi.
B. Saran
Diharapkan seluruh pembaca baik bidan maupun mahasiswi kebidanan
dapat mengerti dan dapat mempelajari serta menjalankan teori ini dalam
pelaksanaan tugasnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Santrock, JW (2012) Life Span Development. Jakarta: PT Gelora Aksara


Pratama.
Jurnal : Victoriana, E. Peran Orang Tua dalam Pengembangan Kepribadian
Anak di Era Globalisasi. Universitas Kristen Maranatha Bandung
Graha, C. (2007). Keberhasilan Anak di Tangan Orang Tua. Jakarta: Elex
Media Komputindo.
Admin. (2008). Peranan orang tua dalam keluarga. Diakses dari
http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/psychology/2008/
Artikel_10503078.pdf

Anda mungkin juga menyukai