Disusun Oleh ;
Kelompok V
1. Nia Komala Sari
2. Tuti Alawiyah
3. Desi Davia
4. Silvia
5. Weni Riance
6. Susi Indriani
7. Rukmini
8. Ilen Martha Lestari
9. Reza Mareta Ramadona
10. Sri Gustina
11. Nopi Raudatul
12. Eva Yulia
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Dalam menyelesaikan tugas ini, kelompok banyak mendapat bantuan, dorongan dan
bimbingan dari berbagai pihak sehingga pada kesempatan ini kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Akhirnya, kami menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
dengan senang hati kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
sempurnanya tulisan ini.
Penulis
i
Daftar Isi
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
Daftar Isi...................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................................1
1.3. Tujuan Pembahasan.....................................................................................................1
1.4. Manfaat Makalah.........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
2.1. Peran Ayah Dalam Keluarga.......................................................................................3
2.2. Keterlibatan Ayah dalam Mengasuh Anak..................................................................4
2.3. Faktor-faktor yang Memengaruhi Keterlibatan Ayah dalam Pengasuhan Anak.........4
2.4. Tanda Ayah Mengalami Gangguan Psikologis...........................................................6
2.5. Faktor Penyebab Gangguan Psikologis Pada Ayah.....................................................7
BAB III PENUTUP....................................................................................................................8
3.1. Kesimpulan..................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno: psyche = jiwa dan logos = kata. Dalam
arti bebas.
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa atau mental. Psikologi tidak
mempelajari jiwa atau mental secara langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi
membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa atau mental yang berupa tingkah laku dan
proses atau kegiatannya.
Masalah psikologis atau gangguan kepribadian biasanya kerap muncul pada orang
tua. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia pengertian orang tua adalah ayah dan ibu kandung:
orang yang dianggap tua (cerdik, pandai, ahli dan sebagainya). Biasanya gangguan psikologis
muncul karna kurangnya kesiapan mental ibu dan ayah menjadi orang tua.
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan suatu masalah penelitian yaitu:
1
3. Untuk Mengetahui Bagaimana keterlibatan ayah dalam mengasuh anak?
4. Untuk Mengetahui Apa saja faktor-faktor yang melibatkan ayah dalam pengasuhan
anak?
1. Memberikan informasi kepada orang awam tentang persiapan psikologis seorang ayah
menjadi orang tua.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Ayah merupakan salah satu sosok yang berperan dalam keluarga. Menurut McBride,
peran ayah dalam keluarga meliputi:
1. Paternal engagement adalah pengasuhan langsung, interaksi satu lawan satu dengan
anak, memiliki waktu untuk bersantai atau bermain. Interaksi tersebut seperti makan,
memakai pakaian, berbicara, bermain, mengerjakan pekerjaan rumah.
2. Paternal accessibility adalah bentuk keterlibatan yang lebih rendah. Ayah ada di dekat
anak tetapi anak tidak berinteraksi secara langsung dengan anak, ibaratnya hanya
sebatas kemudahan anak untuk menghubungi ayahnya.
3. Paternal responsibilily adalah keterlibatan yang mencakup tanggung jawab dalam hal
perencanaan, pengambilan keputusan dan pengaturan. Atau dengan kata lain ayah
bertanggung jawab pada kebutuhan materi anak.
Ayah sebagai orang yang memenuhi kebutuhan finansial anak untuk membeli segala
keperluan anak (economic provider)
Ayah sebagai teman bagi anak termasuk teman bermain (friend and playmate)
Ayah berperan mendidik dan member contoh teladan yang baik (teacher and role
models)
Ayah berperan memantau atau mengawasi dan menegakkan aturan disiplin (monitor
and disciplinarian)
3
Ayah mempunyai karakteristik peran yang khas yaitu sebagai sosok yang memenuhi
kebutuhan keluarga atau pencari nafkah. Namun demikian, selain tugas pokok sebagai
penyedia kebutuhan anak, ayah juga memiliki peran penting dalam berinteraksi dengan anak
melalui kegiatan bermain, membantu anak bereksplorasi, peletak dasar kemampuan
intelektual anak, serta mengajarkan anak tentang kebijaksanaan. (YORITA,2017)
Pengasuh merupakan perilaku yang dasarnya mempunyai kata kunci yang hangat,
sensitif, penuh penerimaan, bersifat resiprokal, ada pengertian, dan respons yang tepat pada
kebutuhan anak. Allen & Daly mengemukakan bahwa konsep "keterlibatan ayah“ lebih dari
sekedar melakukan interaksi yang positif dengan anak-anak mereka, tetapi juga
memperhatikan perkembangan anak-anak mereka, terlihat dekat dengan nyaman, hubungan
ayah dan anak, dan dapat memahami dan menerima anak-anak mereka. Pengasuhan dengan
ciri-ciri tersebut melibatkan kemampuan untuk memahami kondisi dan kebutuhan anak,
kemampuan untuk memilih respons yang paling tepat baik secara emosional, efektif, maupun
instrumental.
Keterlibatan ayah dalam mengasuh anak mengandung aspek waktu, interaksi dan
perhatian. Suatu keterlibatan adalah partisipasi aktif yang mengandung pengertian berulang.
Pengasuhan anak bukanlah suatu kegiatan yang selesai dalam sehari melainkan
berkesinambungan dari waktu ke waktu dari suatu tahap pengembangan ke tahap
perkembangan berikutnya.
Keterlibatan ayah dalam mengasuh anak adalah suatu partisipasi aktif ayah secara
terus menerus dalam pengasuhan anak yang mengandung aspek frekuensi, inisiatif, dan
pemberdayaan pribadi dalam dimensi fisik, kognisi, dan afeksi diam semua area,
perkembangan anak yaitu fisik, emosi, sosial, intelektual, dan moral.
4
Faktor kesejahteraan psikologis diteliti dari dimensi negatif misalnya tingkat depresi,
tingkat stres, atau dalam dimensi yang lebih positif seperti tingkat well-being. Termasuk di
dalam kategori ini adalah identitas diri yang menunjuk pada harga diri dan kubermakanan diri
sebagai individu dalam lingkungan sosialnya.
Apabila kesejahteraan psikologis orang tua dalam kondisi rendah, orientasi orang tua
adalah lebih kepada pemenuhan kebutuhannya sendiri sehingga dapat diprediksi bahwa
perilaku orang tua terhadap anak lebih terpusat pada bagaimana orang tua mencapai
keseimbangan diri.
2. Faktor kepribadian
3. Faktor sikap
Sikap adalah suatu kumpulan keyakinan, perasaan dan perilaku terhadap orang atau
objek. Secara internal sikap akan dipengaruhi oleh kebutuhan, harapan, pemikiran dan
keyakinan yang diwarnai pula oleh pengalaman individu. Secara eksternal, sikap dipengaruhi
oleh nilai-nilai dan budaya dimana individu berada. Dalam konteks pengasuhan anak, sikap
muncul dalam area seputar kehidupan keluarga dan pengasuhan, seperti sikap tentang siapa
yang bertanggungjawab atas pengasuhan anak. Perubahan perspektif tentang pengasuhan
anak mengalami perubahan pada akhir abad 20 sehingga faktor komitmen menjadi satu aspek
dari sikap positif terhadap pengasuhan anak. Mengasuh anak membutuhkan komitmen yang
tinggi. Apabila orang tua memersepsi dan mempunyai sikap bahwa pekerjaan adalah hal yang
paling penting dalam hidupnya, pekerjaan akan menjadi lebih penting daripada pengasuhan
anak.
4. Faktor keberagamaan
Merasa frustrasi;
Sering mengeluh sakit, seperti sakit kepala atau masalah pencernaan; Sulit untuk
berkonsentrasi atau termotivasi;
Bekerja terus-menerus;
Kelelahan;
Perasaan khawatir tidak dapat mengurus sang buah hati bisa sebabkan postpartum
depression. Kasus seperti ini sering dialami oleh pasangan yang baru menikah dan memiliki
anak pertama. Tidak adanya pengalaman dalam mengurus bayi cenderung menimbulkan
perasaan cemas dan khawatir pada pria.
Pasca persalinan, istri cenderung lebih melimpahkan semua perhatiannya kepada sang
bayi. Rasa terabaikan oleh istri ini yang memicu terjadinya postpartum depression pada pria.
Kurangnya afeksi, komunikasi, dan gairah seksual menjadi masalah utama yang
menimbulkan perasaan terabaikan pada suami. Untuk itu, penting bagi suami dan istri untuk
mempunyai waktu yang berkualitas agar bisa saling membuka diri dan pikiran agar tidak ada
yang merasa terabaikan.
7
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Ayah mempunya karakteristik peran yang khas yaitu sebagai sosok yang memenuhi
kebutuhan keluarga atau pencari nafkah. Namun demikian, selain tugas pokok sebagai
penyedia kebutuhan anak, ayah juga memiliki peran penting dalam berinteraksi dengan anak
melalui kegiatan bermain, membantu anak bereksplorasi, peletak dasar kemampuan
intelektual anak, serta mengajarkan anak tentang kebijaksanaan.
8
DAFTAR PUSTAKA
Lismanda,Febri, Yorita. 2017. Fondasi Perkembangan Psikososial Anak Melalui Peran Ayah
Dalam Keluarga.
https://www.halodoc.com/artikel/tanda-ayah-juga-alami-postpartum-depression