Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MANDIRI

MATA KULIAH PELAYANAN KB DAN KESEHATAN REPODUKSI

Dosen : YAN SARTIKA, SST, M.Keb

“PELAYANAN KONTRASEPSI DENGAN BERBAGAI METODE”

NAMA/ KELAS:

SARITA AZHARIA VIANDRI / II B

P031915401074

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES RIAU

2020
1. Metode Amenorea Lactasi (MAL)
Metode Amenorea Laktasi (MAL) atau Lactational Amenorrhea Method
(LAM) adalah metode kontrasepsi sementara yang mengandalkan pemberian
Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI saja tanpa
tambahan makanan dan minuman lainnya.
Cara kerja dari Metode Amenorea Laktasi (MAL) adalah menunda atau
menekan terjadinya ovulasi. Pada saat laktasi/menyusui, hormon yang
berperan adalah prolaktin dan oksitosin. Semakin sering menyusui, maka
kadar prolaktin meningkat dan hormon gonadotrophin melepaskan hormon
penghambat (inhibitor). Hormon penghambat akan mengurangi kadar
estrogen, sehingga tidak terjadi ovulasi.
Syarat agar metode MAL efektif :
 Digunakan selama enam bulan pertama setelah melahirkan (Umur bayi
kurang dari 6 bulan)
 Belum mendapat haid pasca melahirkan
 Menyusui secara eksklusif (tanpa memberikan makanan atau minuman
tambahan)
 Menyusui secara penuh (full breast feeding), lebih efektif bila diberikan
minimal 8 kali sehari

Keuntungan
Manfaat Kontrasepsi :
 Efektifitas tinggi (98 persen)
 Dapat segera dimulai setelah melahirkan.
 Tidak memerlukan prosedur khusus, alat maupun obat.
 Tidak memerlukan pengawasan medis.
 Tidak mengganggu senggama.
 Mudah digunakan.
 Tidak perlu biaya.
 Tidak menimbulkan efek samping sistemik.
 Tidak bertentangan dengan budaya maupun agama.
Manfaat Bayi
 Kekebalan pasif.
 Peningkatan gizi.
 Dapat mengurangi resiko penyakit menular.
 Terhindar dari keterpaparan terhadap kontaminasi air, susu formula atau
alat minum yang dipakai.

Manfaat Ibu
 Mengurangi perdarahan post partum/setelah melahirkan.
 Membantu proses involusi uteri (uterus kembali normal).
 Mengurangi resiko anemia.
 Meningkatkan hubungan psikologi antara ibu dan bayi.

Keterbatasan
 Memerlukan persiapan dimulai sejak kehamilan.
 Metode ini hanya efektif digunakan selama 6 bulan setelah melahirkan,
belum mendapat haid dan menyusui secara eksklusif.
 Tidak melindungi dari penyakit menular seksual termasuk Hepatitis B
ataupun HIV/AIDS.
 Tidak menjadi pilihan bagi wanita yang tidak menyusui.
 Kesulitan dalam mempertahankan pola menyusui secara eksklusif.

2. Metode Keluarga Berencana Alamiah


a. Metode Kalender
Metode kalender atau Pantang Berkala merupakan cara atau metode
kontrasepsi sederhana yang dilakukan oleh pasangan suami istri dengan
tidak melakukan senggama atau hubungan seksual pada masa subur/ovulasi.

Keuntungan
Metode kalender atau pantang berkala lebih sederhana, dapat digunakan
oleh setiap wanita yang sehat, tidak membutuhkan alat atau pemeriksaan
khusus dalam penerapannya, tidak mengganggu pada saat berhubungan
seksual, kontrasepsi dengan menggunakan metode kalender dapat
menghindari resiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi, tidak
memerlukan biaya, dan tidak memerlukan tempat pelayanan kontrasepsi.

Keterbatasan
Memerlukan kerjasama yang baik antara suami istri, harus ada motivasi dan
disiplin pasangan dalam menjalankannya, pasangan suami istri tidak dapat
melakukan hubungan seksual setiap saat, pasangan suami istri harus tahu
masa subur dan masa tidak subur, harus mengamati siklus menstruasi
minimal enam kali siklus, siklus menstruasi yang tidak teratur (menjadi
penghambat), lebih efektif bila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi
lain.

b. Metode Suhu Basal


Suhu tubuh basal adalah suhu terendah yang dicapai
oleh tubuh selama istirahat atau dalam keadaan istirahat (tidur).
Tujuan pencatatan suhu basal untuk mengetahui kapan terjadinya masa
subur/ovulasi. Suhu basal tubuh diukur dengan alat yang berupa termometer
basal. Suhu normal tubuh sekitar 35,5-36 derajat Celcius. Pada
waktu ovulasi, suhu akan turun terlebih dahulu dan naik menjadi 37-38
derajat kemudian tidak akan kembali pada suhu 35 derajat Celcius. Pada
saat itulah terjadi masa subur/ovulasi.

c. Metode Lendir Servik (MOB = Metode Ovulasi Billings)


Metode mukosa serviks atau metode ovulasi merupakan metode keluarga
berencana alamiah (KBA) dengan cara mengenali masa subur dari siklus
menstruasidengan mengamati lendir serviks dan perubahan rasa
pada vulva menjelang hari-hariovulasi.
Pengamatan lendir serviks dapat dilakukan dengan:
1) Merasakan perubahan rasa pada vulva sepanjang hari.
2) Melihat langsung lendir pada waktu tertentu.
Metode mukosa serviks ini memiliki kelebihan, antara lain:

1) Mudah digunakan.
2) Tidak memerlukan biaya.
3) Metode mukosa serviks merupakan metode keluarga berencana alami
lain yangmengamati tanda-tanda kesuburan.

Keterbatasannya antara lain:

1) Tidak efektif bila digunakan sendiri, sebaiknya dikombinasikan dengan


metode kontrasepsilain (misal metode simptothermal).
2) Tidak cocok untuk wanita yang tidak menyukai menyentuh alat
kelaminnya.
3) Wanita yang memiliki infeksi saluran reproduksi dapat mengaburkan
tanda-tanda kesuburan.
4) Wanita yang menghasilkan sedikit lendir.

d. Metode Simtotermal
Metode simptothermal merupakan metode keluarga berencana
alamiah (KBA) yang mengidentifikasi masa subur dari siklus
menstruasi wanita. Metode simptothermalmengkombinasikan metode suhu
basal tubuh dan mukosa serviks. Tetapi ada teori lain yang menyatakan
bahwa metode ini mengamati tiga indikator kesuburan
yaitu perubahan suhu basal tubuh, perubahan mukosa/lendir serviks dan
perhitungan masa subur melalui metode kalender.
Metode simptothermal akan lebih akurat memprediksikan
hari aman pada wanitadaripada menggunakan salah satu metode saja.
Ketika menggunakan metode ini bersama-sama, maka tanda-tanda dari satu
dengan yang lainnya akan saling melengkapi.

3. Senggama Terputus
Coitus interuptus atau hubungan seks terputus adalah penis dikeluarkan
saat akan mencapai puncak orgasme sehingga sperma keluar di luar liang
sanggama. Metode ini kini sudah tidak dipakai lagi karena sebagian sperma
telah keluar sebelum mencapai puncak kepuasan sehingga mungkin dapat
menimbulkan kehamilan dan kepuasan pihak pria sangat terganggu.

4. Merode Barier
a. Kondom
Kondom merupakan salah satu metode kontrasepsi barier sebagai
perlindungan ganda apabila akseptor menggunakan kontrasepsi modern
dalam mencegah penularan Penyakit Menular Seksual maupun ISR dan juga
sebagai alat kontrasepsi.
Keuntungan
Tidak menimbulkan resiko terhadap kesehatan, efektifitas segera dirasakan.,
murah dan dapat dikai secara umum, praktis, memberi dorongan bagi pria
untuk ikut berpartisipasi dalam kontrasepsi, dapat mencegah ejakulasi dini,
metode kontrasepsi sementara apabila metode lain harus ditunda.

Kerugian
Angka kegagalan kondom yang tinggi yaitu 3-15 kehamilan per 100 wanita
pertahun, mengurangi sensitifitas penis, perlu dipakai setiap hubungan
seksual, mungkin mengurangi kenikmatan hubungan seksual, pada beberapa
klien bisa menyebabkan kesulitan mempertahankan ereksi.

b. Diagfragma
Diafragma ini harus tinggal dalam vagina selama 6 jam setelah melakukan
hubungan seksual. Alat kontrasepsi yang satu ini paling cocok dipakai oleh
perempuan dengan dasar panggul yang tidak longgar dan dengan tonus
dinding vagina yang baik. Namun untuk penggunannya perlu diperiksa
dahulu ukuran diafragma yang sesuai.Cervical cap terbuat dari karet atau
plastik dan berbentuk mangkuk yang pinggirnya terbuat dari karet yang
tebal. Ukurannya lebih kecil dari diafragma vaginal. Alat ini mulai jarang
dipergunakan untuk kontrasepsi.
Manfaat kontrasepsi diafragma :
1. Efektif bila digunakan dengan benar
2. Tidak mengganggu produksi ASI
3. Tidak mengganggu hubungan seksual karena telah terpasang sampai 6
jam sebelumnya
4. Tidak mengganggu kesehatan klien
5. Tidak mengganggu kesehatan sistemik

c. Spermisida
Spermisida adalah bahan kimia (biasanya non oksinol-9) digunakan untuk
menon-aktifkan atau membunuh sperma.
Jenis kontrasepsi spermasida :
1. Aerosol
2. Tablet vaginal, suppositoria, atau dissolvablefilm
3. Krim
Cara kerja kontrasepsi spermisida : Menyebabkan sel membrane
sperma terpecah, memperlambat pergerakan sperma dan menurunkan
kemampuan pembuahan sel telur. Menyebabkan selaput sel sperma pecah
sehingga motilitas dan aktifitas dalam transportasi dan fertilisasi menjadi
terganggu

KASUS

Seorang istri mendapat haid mulai tanggal 9 Agustus 2020 dan dihitung
sebagai hari pertama, maka hari ke-12 nya jatuh pada tanggal 20 Agustus 2020
dan hari ke-16 jatuh pada tanggal 24 Agustus 2020.

Pertanyaan :
a.) Kapan masa subur istri tersebut ?
Jawab : Masa subur dimulai dari hari ke-12 sampai hari ke-16 setelah haid
pertama yaitu sejak tanggal 20 Agustus 2020 hingga tanggal 24 Agustus
2020
b.) Jika pasangan ini menginginkan kehamilan, kapan sebaiknya melakukan
senggama ?

Jawab : Pada masa subur , terutama pada hari ke-14 yaitu puncak ovulasi
pada tanggal 22 Agustus 2020

c.) Jika pasangan ini ingin menunda kehamilan, kapan menggunakan


kontrasepsi ?

Jawab : Menggunakan kontrasepsi pada saat bersenggama di masa subur


agar mencegah kehamilan, yaitu menggunakan kontrasepsi jika
berhubungan di tanggal 20 Agustus 2020 - 24 Agustus 2020

Anda mungkin juga menyukai