Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PSIKOLOGI DALAM PRAKTEK KEBIDANAN


“BONDING ATTAACHMENT AND BONDING ATTUNEMENT”

Disusun Oleh :
Kelompok 1 Tingkat IV

1. Alta Milltri
2. April Yanti Rizki Hasanah
3. Bella Yolanda

DOSEN PEMBIMBING: Rina M.Tr.Keb

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
PRODI SARJANA TERAPAN AHLI JENJANG KEBIDANAN
TA 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan
karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Bonding Attachment and Bonding Attunement” sebagai salah satu tugas mata
kuliah Psikologi dalam praktik kebidanan dengan baik. Penyelesaian makalah ini
tidak lepas dari bantuan berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bunda Rina, M.Tr.Keb selaku dosen pengajar mata kuliah Psikologi dalam
praktik Kebidanan.
2. Rekan - rekan mahasiswa yang turut membantu dalam penyusunan Makalah
ini.
Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga
saran pembaca sangat kami harapkan untuk perbaikan penyusunan makalah
berikutnya. Semoga Makalah ini dapat memberikan pengetahuan kepada kita
semua serta memberikan manfaat dan berguna di masa yang akan datang .

Bengkulu, Januari 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................. i

KATA PENGANTAR........................................................................... ii

DAFTAR ISI.......................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ............................................................................ 1


B. Rumusan masalah........................................................................ 1
C. Tujuan.......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Bonding Attunement................................................................... 3
B. Bonding Attunement .................................................................. 10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................. 13
B. Saran............................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelahiran adalah sebuah moment yang dapat membentuk suatu
ikatan antara ibu dan bayinya. Saat bayi dilahirkan adalah saat yang sangat
menakjubkan bagi seorang ibu, terutama Ketika ia dapat melihat,
memegang dan memberikan ASI pada bayinya untuk yang pertama kali.
Masa tersebut juga merupakan masa tenang setelah melahirkan, karena ibu
sudah merasa rileks, sehingga memberikan peluang ideal untuk memulai
pembentukan ikatan batin.
Seorang bayi yang baru lahir mempunyai kemampuan yang banyak
misalnya mencium, merasa, mendengar, dan melihat. Kulit mereka sangat
sensitive terhadap suhu dan sentuhan. Selain itu, selama satu jam pertama
setelah melahirkan mereka juga sangat waspada dan siap untuk
mempelajari dunia baru mereka. Jika tidak ada komplikasi yang serius,
maka segera setelah lahir, bayi dapat langsung diletakkan diatas perut ibu.
Kontak segera ini akan sangat bermanfaat, baik bagi ibu maupun bayinya
karena kontak kulit dengan kulit membantu bayi tetap hangat.
Ikatan antara ibu dan bayinya telah terjadi sejak masa kehamilan
dan pada saat persalinan ikatan itu akan semakin kuat. Bidan sebagai
tenaga kesehatan dapat memfasilitasi perilaku ikatan awal ini dengan cara
menyediakan sebuah lingkungan yang mendukung sehingga kontak dan
interaksi yang baik dari orang tua kepada anak dapat terjadi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara mengetahui Bonding Attaachment?

2. Bagaimana cara mengetahui Bonding Attunement?.”

1
2

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Bonding Attaachment
2. Untuk mengetahui apa aitu Bonding Attunement
BAB II

PEMBAHASAN

A. Bonding Attaachment
1. Pengertian
Bonding adalah dimulainya interaksi emosi sensorik fisik antara
orang tua dan bayi segera sesudah lahir, sedangkan attachment adalah
ikatan yang terjalin di antara individu yang meliputi pencurahan
perhatian, yaitu hubungan emosi dan fisik yang akrab. Jadi dapat
disimpulkan bahwa bonding attachment adalah suatu ikatan yang terjadi
antara orang tua dan bayi baru lahir, yang meliputi pemberian kasih
sayang dan pencurahan perhatian yang saling tarik-menarik.
Bounding adalah proses pembentukan, sedangkan attachment
membangun ikatan. jadi bounding attachment adalah sebuah peningkatan
hubungan kasih sayang dengan keterikatan batin antara orangtua dan
bayi. Hal ini merupakan proses dimana sebagai hasil dari suatu interaksi
terus- menerus antara bayi dan orang tua yang bersifat saling mencintai
memberikan keduanya pemenuhan emosional dan saling membutuhkan.
Bonding attachment terjadi pada kala IV, dimana diadakan kontak antara
ibu-ayah-anak don berada dalam ikatan kasih.
Bounding attachment adalah sentuhan atau kontak kulit seawal
mungkin antara bayi dengan ibu atau ayah di masa sensitif pada menit
pertama dan beberapa jam setelah kelahiran bayi. Kontak ini menentukan
tumbuh kembang bayi menjadi optimal. Pada proses ini terjadi
penggabungan berdasarkan cinta dan penerimaan yang tulus dari orang
tua terhadap anaknya dan memberikan dukungan asuhan dalam
perawatannya. Kebutuhan menyentuh dan disentuh adalah kunci dari
insting primata. Bayi mempelajari lingkungan melalui membedakan
sentuhan dan pengalaman antara benda lembut dan yang keras sama
halnya dengan membedakan suhu panas dan dingin

3
4

Bounding attachment bersifat unik, spesifik, dan bertahan lama.


Dan juga menambahkan ikatan orang tua terhadap anaknya dapat terus
berlanjut bahkan selamanya walau dipisah oleh jarak dan waktu serta
tanda-tanda keberadaan secara fisik tidak terlihat
2. Tahap-tahap bounding attachment
a. Perkenalan (acquaintance), dengan melakukan kontak mata,
menyentuh, berbicara, dan mengeksplorasi segera setelah mengenal
bayinya.
b. Bounding (keterikatan)
c. Attachment, perasaan kasih sayang yang mengikat individu dengan
individu lain.
3. Faktor yang mempengaruhi bonding attachment:
a. Kondisi Psikososial
Kondisi psikososial ibu pada masa postpartum berhubungan
dengan bagaimana ibu akan merawat bayinya. Kondisi psikososial
pada ibu postpartum terdiri dari riwayat kesehatan mental masa lalu,
trauma fisik, pelecehan seksual ataupun gangguan emosional.
Keadaan psikososial yang terganggu akan mengganggu
kesejahteraan fisik maupun emosional ibu dan bayi. Ibu dengan
gangguan psikososial akan membuat ibu tidak percaya diri dalam
perawatan terhadap bayinya.
Kondisi psikososial pada ibu yang terganggu berhubungan
dengan perilaku ibu terhadap bayinya. Ibu dengan kondisi stress,
cemas maupun depresi menyebabkan ibu kurang beraktivitas, kurang
responsif dan jarang bermain atau berkomunikasi dengan bayinya.
Ibu dengan gangguan emosional dapat menunjukan keadaan emosi
yang labil sehingga memunculkan perasaan tidak nyaman dengan
bayinya, depresi, dan menurunkan sensitivitas serta ketertertarik
dengan bayinya.
Kondisi psikososial yang berisiko karena riwayat trauma fisik
masa lalu cenderung membuat ibu untuk melakukan kembali pada
5

bayinya, tidak melakukan perawatan serta menelantarkan bayinya.


Kondisi psikososial ibu yang tidak sehat akan menyebabkan ibu
berfokus pada diri sendiri. Selain itu ibu dengan psikososial yang
berisiko membuat ibu tidak percaya diri dalam perawatan terhadap
bayinya.
Kondisi psikososial yang baik akan membantu meningkatkan
attachment antara ibu dan bayi di bangsal perawatan intensif bayi.
Peran perawat pada bangsal ini dapat dilakukan dengan mendukung
ibu, memfasilitasi kebutuhan ibu, memberikan semangat pada ibu,
terutama pada ibu yang pertama kali melahirkan. Perawat juga dapat
memberika edukasi dan emotional support untuk pengalaman
pertama ibu.
b. Temperamen bayi
Temperamen bayi merupakan status emosional, mood, dan
perilaku yang unik dari bayi yang baru saja dilahirkan. Temperamen
bayi merupakan salah satu perilaku bayi dalam memperlihatkan
kebutuhan, perasaan maupun ketidaknyamanan. Ibu yang mengerti
bahasa isyarat dari bayi akan lebih mudah dalam memenuhi
kebutuhan bayinya. Bayi yang tenang, tidak rewel dan mudah
ditenangkan saat menangis akan membuat ibu dengan mudah
memberikan perawatan.
Bayi yang mudah ditenangkan membuat ibu tenang dalam
melakukan perawatan sehingga meningkatkan ikatan antara ibu dan
bayi. Bayi laki-laki dan perempuan tidak memilik perbedaan
mengenai temperamen bayi. Temperamen bayi yang difficult atau
sulit akan menyebabkan ibu sulit untuk berinteraksi.Kesulitan dalam
memahami temperamen bayi akan mengurangi proses pengasuhan
bayi. Kesulitan dalam melakukan pengasuhan akan menyebabkan
ibu menjadi stress sehingga ibu akan mempengaruhi kondisi
emosional ibu, hal ini dapat mempengaruhi ikatan antara ibu dan
bayi.
6

c. Dukungan keluarga
Dukungan keluarga sangat berpengaruh terhadap
kepercayaan ibu postpartum. ibu yang memiliki emosional lebih dan
dukungan fisik dari ayah bayi dan keluarga ibu akan meningatkan
kepercayaan ibu secara signifikan. Dukungan keluarga ini memiliki
efek positif terhadap bonding attachment antara ibu dan bayi.
4. Adapun 7 elemen bonding attachment
a. Sentuhan
Sentuhan atau indera peraba dipakai secara ekstensif oleh
orang tua dan pengasuh lain sebagai suatu sarana untuk mengenali
bayi baru lahir dengan cara mengeksplorasi tubuh bayi dengan ujung
jarinya.
b. Kontak mata
Ketika bayi baru lahir mampu secara fungsional
mempertahankan kontak mata, orang tua dan bayi akan
menggunakan lebih banyak waktu untuk saling memandang.
Beberapa ibu mengatakan, dengan melakukan kontak mata akan
merasa lebih dekat dengan bayinya.
c. Suara
Saling mendengarkan dan merespon suara antara orang tua
dan bayinya juga penting. Orang tua menunggu tangisan pertama
bayinya dengan tegang. Sedangkan bayi akan menjadi tenang dan
berpaling kearah orang tua mereka saat orang tua mereka berbicara
dengan suara bernada tinggi.
d. Aroma
Perilaku lain yang terjalin antara orang tua dan bayi adalah
respon terhadap aroma atau bau masing-masing. Ibu mengetahui
setiap anak memiliki aroma yang unik. sedangkan bayi belajar
dengan cepat untuk membedakan aroma susu ibunya
7

e. Entraiment.
Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur
pembicaraan orang dewasa. Bayi menggerak-gerakkan tangan,
mengangkat kepala, menendang-nendangkan kakinya mengikuti
nada suara orang tuanya. Irama ini memberikan umpan balik positif
kepada orang tua dan menegakkan suatu pola komunikasi efektif
yang positif.
f. Bioritme
Anak yang belum lahir atau baru lahir dapat dikatakan
senada dengan ritme alamiah ibunya. Untuk itu, salah satu tugas bayi
baru lahir adalah membentuk ritme personal (bioritme). Orang tua
dapat membantu proses ini member kasih sayang yang konsisten dan
dengan memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan perilaku
yang responsive. Hal ini dapat meningkatkan interaksi sosial dan
kesempatan bayi untuk belajar.
5. Mempraktikkan Bounding Attachment
Cara untuk melakukan bounding ada bermacam-macam antara lain :

a. Pemberian ASI Ekslusif


Dengan dilakukannya pemberian ASI secara ekslusif segera
setelah lahir, secara langsung bayi akan mengalami kontak kulit
dengan ibunya yang menjadikan ibu merasa bangga dan diperlukan
rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia.
b. Rawat gabung
Rawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat
dilakukan agar antara ibu dan bayi terjalin proses lekat (early infant
mother bounding) akibat sentuhan badan antara ibu dan bayinya.
Hal ini sangat mempengaruhi perkembangan psikologis bayi
selanjutnya, karena kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi
mental yang mutlak dibutuhkan oleh bayi. Bayi yang merasa aman
8

dan terlindung, merupakan dasar terbentuknya rasa percaya diri


dikemudian hari.
Dengan memberikan ASI ekslusif, ibu merasakan kepuasan
dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya, dan tidak dapat
digantikan oleh orang lain. Keadaan ini juga memperlancar
produksi ASI, karena refleks let-down bersifat psikosomatis. Ibu
akan merasa bangga karena dapat menyusui dan merawat bayinya
sendiri dan bila ayah bayi berkunjung akan terasa adanya suatu
kesatuan keluarga.
c. Kontak mata
Beberapa ibu berkata begitu bayinya bisa memandang
mereka, mereka merasa lebih dekat dengan bayinya. Orang tua dan
bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling
memandang. Seringkali dalam posisi bertatapan. Bayi baru lahir
dapat diletakkan lebih dekat untuk dapat melihat pada orang
tuanya.
d. Suara
Mendengar dan merenspon suara antara orang tua dan
bayinya sangat penting. orang tua menunggu tangisan pertama bayi
mereka dengan tegang. Suara tersebut membuat mereka yakin
bahwa bayinya dalam keadaan sehat. Tangis tersebut membuat
mereka melakukan tindakan menghibur. Sewaktu orang tua
berbicara dengan nada suara tinggi, bayi akan menjadi tenang dan
berpaling kearah mereka.
e. Aroma
Setiap anak memiliki aroma yang unik dan bayi belajar
dengan cepat untuk mengenali aroma susu ibunya.
f. Entrainment
Bayi mengembangkan irama akibat kebiasaan. Bayi baru
lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang
dewasa. Mereka menggoyangkan tangan, mengangkat kepala,
9

menendang-nendangkan kaki. Entrainment terjadi pada saat anak


mulai bicara.

g. Bioritme
Salah satu tugas bayi baru lahir adalah membentuk ritme
personal (bioritme). Orang tua dapat membantu proses ini dengan
memberi kasih sayang yang konsisten dan dengan memanfaatkan
waktu saat bayi mengembangkan perilaku yang responsif.
Berhasil atau tidaknya proses bounding attachment ini sangat
dipengaruhi oleh kondisi-kondisi sebagai berikut :
a. Kesehatan emosional orang tua
Orang tua yang mengharapkan kehadiran si anak dalam
kehidupannya tentu akan memberikan respon emosi yang berbeda
dengan orang tua yang tidak menginginkan kelahiran bayi tersebut.
Respon emosi yang positif dapat membantu tercapainya proses
bounding attachment ini.
b. Tingkat kemampuan, komunikasi dan ketrampilan untuk
merawat anak
Dalam berkomunikasi dan ketrampilan dalam merawat anak,
orang tua satu dengan yang lain tentu tidak sama tergantung pada
kemampuan yang dimiliki masing-masing. Semakin cakap orang
tua dalam merawat bayinya maka akan semakin mudah pula
bounding attachment terwujud.
c. Dukungan sosial seperti keluarga, teman dan pasangan
Dukungan dari keluarga, teman, terutama pasangan merupakan
faktor yang juga penting untuk diperhatikan karena dengan adanya
dukungan dari orang-orang terdekat akan memberikan suatu
semangat / dorongan positif yang kuat bagi ibu untuk memberikan
kasih sayang yang penuh kepada bayinya.
d. Kedekatan orang tua ke anak
10

Dengan metode rooming in kedekatan antara orang tua dan


anak dapat terjalin secara langsung dan menjadikan cepatnya ikatan
batin terwujud diantara keduanya.
e. Kesesuaian antara orang tua dan anak (keadaan anak, jenis
kelamin)
Anak akan lebih mudah diterima oleh anggota keluarga yang
lain ketika keadaan anak sehat/normal dan jenis kelamin sesuai
dengan yang diharapkan. Pada awal kehidupan, hubungan ibu dan
bayi lebih dekat dibanding dengan anggota keluarga yang lain
karena setelah melewati sembilan bulan bersama, dan melewati
saat-saat kritis dalam proses kelahiran membuat keduanya memiliki
hubungan yang unik.
6. Dampak positif dan Dampak negatif yang dapat diperoleh
dari bounding attachment : 
a. Bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan
sikap sosial.
b. Bayi merasa aman.
c. Perasaan ibu lega
d. Meningkatkan hubungan batin seumur hidup
e. Menumbuhkan rasa percaya diri
7. Hambatan Bounding Attachment
a. Kurangnya support system.
b. Ibu dengan resiko.
c. Bayi dengan resiko.
d. Kehadiran bayi yang tidak diinginkan.

B. Bonding Attunement

1. pengertian Bonding Attunement

Attunement adalah kemampuan seorang anak (atau orang dewasa)


untuk menyinkronkan sistem saraf mereka dengan sistem saraf orang lain.
11

Inilah yang dipelajari anak-anak ketika mereka menangis karena


ketidaknyamanan mereka dan ibu mengangkat mereka dan mereka merasa
tenang. Detak jantung mereka merasakan ketenangan detak jantung
pengasuh dan kedua sistem saraf mulai sinkron. Bayi sudah bisa mengatur.
dengan kata lain Bonding Attunement merupakan kemampuan seorang anak
untuk mensinkronsasikan system syaraf nya dengan system syaraf
orangtua/orang dewasa lainnya.

Sebagai contoh saat bayi menangis, orangtua perlu mengetahui apakah


ia lapar atau ingin diganti popoknya, karena ia merasa tak nyaman. Hal ini
disebut Attunement, yaitu respons bayi yang terjadi, karena ia tahu bisa
mengandalkan orangtua. Ketika orangtua merespons dan hadir saat bayinya
membutuhkan, artinya orangtua sudah meyakinkan Si Kecil dan
membuatnya merasa aman. Itu artinya, cara orangtua merespons 'permintaan
tolong' Si Kecil bisa memengaruhi bonding. Attunement ini merupakan
kegiatan saling mendekatkan diri, menyesuaikan dan mengerti satu sama
lain dengan memenuhi kebutuhan bayi
2. Disebut juga dengan bereaksi, yaitu :
1. Reaksi ibu terhadap bayi
Saat bayi menangis, Ibu perlu mengetahui apakah ia lapar atau ingin
diganti popoknya, karena ia merasa tak nyaman.
2. Reaksi bayi terhadap ibu 
yaitu respon bayi yang terjadi, karena ia tahu bisa mengandalkan Ibu.
Ketika Ibu merespon dan hadir saat bayi membutuhkan, artinya Ibu
sudah meyakinkan bayi dan membuatnya merasa aman. Artinya, cara
Ibu merespon 'permintaan tolong' bayi bisa mempengaruhi bonding
antara Ibu-bayi.
3. Cara meningkatkan bonding Attunement dengan bayi :
1. Ketika berinteraksi, nikmati dan fokus momen itu tanpa terdistract
dengan hal lain. 
2. Lakukan kontak mata dengan bayi
12

3. Sesuaikan ekspresi wajah, bahasa tubuh, intonasi bahkan volume ibu


dengan bayi
4. Sesuaikan kecepatan berbicara dan bergerak sesuai bayi
5. Ketika ibu berbicara pada bayi usahakan mata sejajar dengan bayi.
Agar si Kecil benar bisa melihat ibu dan bonding akan sangat
tercipta kuat.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Bonding adalah dimulainya interaksi emosi sensorik fisik antara
orang tua dan bayi segera sesudah lahir, sedangkan attachment adalah
ikatan yang terjalin di antara individu yang meliputi pencurahan
perhatian, yaitu hubungan emosi dan fisik yang akrab. Jadi dapat
disimpulkan bahwa bonding attachment adalah suatu ikatan yang terjadi
antara orang tua dan bayi baru lahir, yang meliputi pemberian kasih
sayang dan pencurahan perhatian yang saling tarik-menarik.
Bounding attachment bersifat unik, spesifik, dan bertahan lama.
Dan juga menambahkan ikatan orang tua terhadap anaknya dapat terus
berlanjut bahkan selamanya walau dipisah oleh jarak dan waktu serta
tanda-tanda keberadaan secara fisik tidak terlihat
2. Bonding Attunement adalah kemampuan seorang anak untuk
mensinkronsasikan system syaraf nya dengan system syaraf
orangtua/orang dewasa lainnya. Bonding attunement biasa disebut juga
dengan bereaksi, yaitu :
a) Reaksi ibu terhadap bayi
Saat bayi menangis, Ibu perlu mengetahui apakah ia lapar atau
ingin diganti popoknya, karena ia merasa tak nyaman.
b) Reaksi bayi terhadap ibu 
yaitu respon bayi yang terjadi, karena ia tahu bisa mengandalkan
Ibu. Ketika Ibu merespon dan hadir saat bayi membutuhkan,
artinya Ibu sudah meyakinkan bayi dan membuatnya merasa aman.
Artinya, cara Ibu merespon 'permintaan tolong' bayi bisa
mempengaruhi bonding antara Ibu-bayi.

13
14

B. Saran
Diharapkan dapat menjadi sumber bacaan referensi bagi Mahasiswa
Kebidanan poltekkes kemenkes Bengkulu dalam menerapkan ilmu dan
institusi lebih dapat meningkatkan atau menambah referensi.
.
15

DAFTAR PUSTAKA

Nor Asiyah dkk, Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol.10 No.1 (2019)
196-205. sibling rivalry dengan bounding attachment pada ibu nifas.

Asuhan Neonatus Bayi dan balita untuk mahasiswa kebidanan

Kurniarum, Ari. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta: Pusdik SDM.

Mansur, Herawati. 2014. Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan. Jakarta :
Salemba Medika.

Nurasiah. 2014. Asuhan Persalinan Normal bagi Bidan. Jakarta : Aditama.

Rini, Susilo, dkk. 2016. Paduan Asuhan Nifas dan Evidance Based Practice.
Yogyakarta : Deepublich.

Anda mungkin juga menyukai