Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH BOUNDING ATTACHMENT

BOUNDING ATTACHMENT

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Ikatan antara ibu dan bayinya telah terjadi sejak masa kehamilan dan pada saat persalinan ikatan itu
akan semakin kuat. Bidan sebagai tenaga kesehatan dapat memfasilitasi perilaku ikatan awal ini dengan
cara menyediakan sebuah lingkungan yang mendukung sehingga kontak dan interaksi yang baik dari
orangtua kepada anak dapat terjadi. Jam pertama setelah melahirkan mereka sangat waspada dan siap
untuk mempelajari dunia baru mereka. Jika tidak ada komplikasi yang serius setelah bayi lahir dapat
langsung diletakkan di atas perut ibu. Kontak segera ini akan sangat bermanfaat baik bagi ibu maupun
bayinya karena kontak kulit dengan kulit membantu bayi tetap hangat.

Mengingat pentingnya kasih sayang (Bounding Attechment) antara ibu dan anak, dan masih kurangnya
pengetahuan masyarakat dengan hal tersebut, maka di dalam makalah ini akan dibahas pengertian dan
bagaimana cara mewujudkan kasih sayang tersebut. Keterikatan kasih sayang bisa terwujud dari janin
masih berada di dalam kandungan dan untuk mempereratnya bayi yang baru lahir bisa dilakukan IMD
(inisiasi menyusu dini), dari hal tersebut selain manfaat ASI yang didapatkan begitu besar juga sangat
bermanfaat untuk psikologis ibu dan anak karena sebuah kasih sayang bisa berawal dari sebuah
sentuhan, dan dekapan ibu kepada anaknya di saat dilakukan IMD.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.Apa pengertian Bounding Attechment?

2.Apa saja prakondisi yang mempengaruhi ikatan / Bounding Attachment ?

3.Apa saja tahap-tahap Bounding Attachment?

4.Apa saja elemen-elemen Bounding Attachment?

5.Apa saja prinsip-prinsip dan upaya untuk meningkatkan Bounding Attachment?

6.Apa saja dampak positif bounding attachment?


7.Apa saja hambatan Bounding Attachment?

1.3 TUJUAN

1.Untuk mengetahui pengertian Bounding Attechment

2.Untuk mengetahui apa saja prakondisi yang mempengaruhi ikatan / Bounding Attachment

3.Untuk mengetahui tahap-tahap Bounding Attachment

4.Untuk mengetahui elemen-elemen Bounding Attachment

5.Untuk mengetahui apa saja prinsip-prinsip dan upaya untuk meningkatkan Bounding Attachment

6.Untuk mengetahui dampak positif bounding attachment

7.Untuk mengetahui hambatan Bounding Attachment


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Bounding Attachment

Bounding attachment terjadi pada kala IV dimana diadakan kontak antara ibu-ayah-anak dan berada
dalam ikatan kasih. Pengertian Bounding Attachment menurut beberapa ahli yaitu :

a. Menurut Klause dan Kennel (1983) adalah interaksi orang tua dan bayi secara nyata, baik fisik,
emosi, maupun sensori pada beberapa menit dan jam pertama segera bayi setelah lahir.

b. Nelson (1986), bounding : dimulainya interaksi emosi sensorik fisik antara orang tua dan bayi
segera setelah lahir, attachment: ikatan yang terjalin antara individu yang meliputi pencurahan
perhatian; yaitu hubungan emosi dan fisik yang akrab.

c. Saxton dan Pelikan (1996), bounding: adalah suatu langkah untuk mengunkapkan perasaan afeksi
(kasih sayang) oleh ibu kepada bayinya segera setelah lahir; attachment: adalah interaksi antara ibu dan
bayi secara spesifik sepanjang waktu.

d. Bennet dan Brown (1999), bounding: terjadinya hubungan antara orang tua dan bayi sejak awal
kehidupan, attachment: pencurahan kasih sayang di antara individu.

e. Brozeton (dalam Bobak, 1995): permulaan saling mengikat antara orang-orang seperti antara
orang tua dan anak pada pertemuan pertama.

f. Parmi (2000): suatu usaha untuk memberikan kasih sayang dan suatu proses yang saling merespon
antara orang tua dan bayi lahir.
g. Perry (2002), bounding: proses pembentukan attachment atau membangun ikatan; attachment:
suatu ikatan khusus yang dikarakteristikkan dengan kualitas-kualitas yang terbentuk dalam hubungan
orang tua dan bayi.

h. Subroto (cit Lestari, 2002): sebuah peningkatan hubungan kasih sayang dengan keterikatan batin
antara orang tua dan bayi.

i. Maternal dan Neonatal Health: adalah kontak dini secara langsung antara ibu dan bayi setelah
proses persalinan, dimulai pada kala III sampai dengan post partum.

Jadi bisa kita simpulkan Bounding adalah proses pembentukan sedangkan attachment (membangun
ikatan), jadi bounding attachment adalah sebuah peningkatan hubungan kasih sayang dengan
keterikatan batin antara orangtua dan bayi. dimulai pada kala III sampai dengan postpartum. Hal ini
merupakan proses dimana sebagai hasil dari suatu interaksi terus-menerus antara bayi dan orang tua
yang bersifat saling mencintai memberikan keduanya pemenuhan emosional dan saling membutuhkan.

2.2 Prakondisi yang mempengaruhi ikatan / Bounding Attachment (Mercer, 1996) yaitu :

1. Kesehatan emosional orangtua

Orang tua yang mengharapkan kehadiran si anak dalam kehidupannya tentu akan memberikan respon
emosi yang berbeda dengan orang tua yang tidak menginginkan kelahiran bayi tersebut. Respon emosi
yang positif dapat membantu tercapainya proses bounding attachment ini.

2. Suatu tingkat ketrampilan dalam berkomunikasi dan dalam memberi asuhan yang kompeten.

Dalam berkomunikasi dan ketrampilan dalam merawat anak, orang tua satu dengan yang lain tentu
tidak sama tergantung pada kemampuan yang dimiliki masing-masing. Semakin cakap orang tua dalam
merawat bayinya maka akan semakin mudah pula bounding attachment terwujud.

3. Dukungan sosial seperti keluarga, teman dan pasangan

Dukungan dari keluarga, teman, terutama pasangan merupakan faktor yang juga penting untuk
diperhatikan karena dengan adanya dukungan dari orang-orang terdekat akan memberikan suatu
semangat / dorongan positif yang kuat bagi ibu untuk memberikan kasih sayang yang penuh kepada
bayinya.

4. Kedekatan orangtua dengan bayi

Dengan metode rooming in kedekatan antara orang tua dan anak dapat terjalin secara langsung dan
menjadikan cepatnya ikatan batin terwujud diantara keduanya.

5. Kecocokan orangtua denagn bayi ( termasuk keadaan, temperamen dan jenis kelamin)

Anak akan lebih mudah diterima oleh anggota keluarga yang lain ketika keadaan anak sehat / normal
dan jenis kelamin sesuai dengan yang diharapkan. Pada awal kehidupan, hubungan ibu dan bayi lebih
dekat dibanding dengan anggota keluarga yang lain karena setelah melewati sembilan bulan bersama,
dan melewati saat-saat kritis dalam proses kelahiran membuat keduanya memiliki hubungan yang unik.

Namun demikian peran kehadiran seorang ayah dan anggota keluarga yang lain juga dibutuhkan dalam
perkembangan psikologis anak yang baik nantinya. Beberapa hal yang dapat dilakukan seorang laki-laki
dalam proses perubahan peran menjadi seorang ayah, diantaranya :

Ketika ibu hamil, seorang suami akan merasa bangga karena dia akan mempunyai keturunan dan dia
akan menjadi seorang ayah.

Ketika bayi lahir, maka suami akan merasa bahagia dan juga perhatian yang disebabkan oleh :

Ø cemas akan biaya persalinan dan perawatan bayinya kelak

Ø kekhawatiran adanya kecacatan pada bayinya, antara lain: kecewa, gelisah tentang bagaimana
perawatan bayi dan bagaimana nasibnya kelak, dan lain sebagainya.

Ø Gelisah tentang kemampuan merawat dan mendidik anaknya (pesimis akan keberhasilannya sebagai
seorang ayah)

Ø Harapan orang tua tidak sesuai dengan kenyataan, khususnya maasalah jenis kelamin.

2.3 Tahap-Tahap Bounding Attachment

Perkenalan (acquaintance), dengan melakukan kontak mata, menyentuh, berbicara, dan mengeksplorasi
segera setelah mengenal bayinya.

Bounding (keterikatan)

Attachment, perasaan sayang yang mengikat individu dengan individu lain.

2.4 Elemen-Elemen Bounding Attachment

Sentuhan – Sentuhan, atau indera peraba, dipakai secara ekstensif oleh orang tua dan pengasuh lain
sebagai suatu sarana untuk mengenali bayi baru lahir dengan cara mengeksplorasi tubuh bayi dengan
ujung jarinya.

Kontak mata – Ketika bayi baru lahir mampu secara fungsional mempertahankan kontak mata, orang tua
dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling memandang. Beberapa ibu mengatakan,
dengan melakukan kontak mata mereka merasa lebih dekat dengan bayinya (Klaus, Kennell, 1982).

Suara – Saling mendengar dan merespon suara antara orang tua dan bayinya juga penting. Orang tua
menunggu tangisan pertama bayinya dengan tegang.

Aroma – Ibu mengetahui bahwa setiap anak memiliki aroma yang unik (Porter, Cernoch, Perry, 1983).
Sedangkan bayi belajar dengan cepat untuk membedakan aroma susu ibunya (Stainto, 1985).
Entrainment – Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang dewasa.
Mereka menggoyang tangan, mengangkat kepala, menendang-nendangkan kaki, seperti sedang
berdansa mengikuti nada suara orang tuanya. Entrainment terjadi saat anak mulai berbicara. Irama ini
berfungsi memberi umpan balik positif kepada orang tua dan menegakkan suatu pola komunikasi efektif
yang positif.

Bioritme – Anak yang belum lahir atau baru lahir dapat dikatakan senada dengan ritme alamiah ibunya.
Untuk itu, salah satu tugas bayi baru lahir ialah membentuk ritme personal (bioritme). Orang tua dapat
membantu proses ini dengan memberi kasih sayang yang konsisten dan dengan memanfaatkan waktu
saat bayi mengembangkan perilaku yang responsif. Hal ini dapat meningkatkan interaksi sosial dan
kesempatan bayi untuk belajar.

Kontak dini – Saat ini , tidak ada bukti-bukti alamiah yang menunjukkan bahwa kontak dini setelah lahir
merupakan hal yang penting untuk hubungan orang tua–anak.

Penelitian belum dapat membuktikan bahwa kontak dini merupakan hal yang penting untuk hubungan
orangtua-anak. Namun menurut Klaus, Kennel (1982), ada beberapa keuntungan fisiologis yang dapat
diperoleh dari kontak dini :

Kadar oksitosin dan prolaktin meningkat.

Reflek menghisap dilakukan dini.

Pembentukkan kekebalan aktif dimulai.

Mempercepat proses ikatan antara orang tua dan anak , body warmth (kehangatan tubuh); waktu
pemberian kasih sayang; stimulasi hormonal).

2.5 Prinsip-prinsip dan upaya meningkatkan Bounding Attachment :

a) Menit pertama jam perrtama

b) Sentuhan orangtua pertama kali

c) Adanya ikatan yang baik dan sistematis

d) Terlibat proses persalinan

e) Kontak sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam memberi kehangatan pada bayi,
menurunkan rasa sakit ibu serta memberi rasa nyaman.

f) Fasilitas untuk kontak lebih lama

g) Perawat maternitas khusus (bidan)

h) Libatkan anggota keluarga lainnya

i) Informasi bertahap mengenai bonding attachment


2.6 Dampak positif bounding attachment

1. Bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap social

2. Bayi merasa aman, berani mengadakan eksplorasi

3. Hambatan bounding attachment

4. Kurang support sistem

5. Ibu dengan risiko

6. Bayi dengan risiko

7. Kehadiaran bayi yang tidak diinginkan

2.7 Hambatan Bounding Attachment

1. Kurangnya support sistem.

2. Ibu dengan resiko (ibu sakit).

3. Bayi dengan resiko (bayi prematur, bayi sakit, bayi dengan cacat fisik).

4. Kehadiran bayi yang tidak diinginkan.

2.8 Cara untuk melakukan Bounding Attachment ada bermacam-macam antara lain:

Pemberian ASI ekslusif

Dengan dilakukannya pemberian ASI secara ekslusif segera setelah lahir atau yang biasa disebut dengan
IMD (Inisiasi Menyusu Dini), secara langsung bayi akan mengalami kontak kulit dengan ibunya yang
menjadikan ibu merasa bangga dan diperlukan , rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia.
Manfaat Inisiasi Menyusu Dini

1.Untuk bayi

a. Kehangatan

Christensson et al, (1992) melaporkan bahwa dibandingkan bayi-bayi yang diletakan dalam boks
ternyata bayi-bayi yang kontak kulit dengan kulit ibunya mempunyai suhu tubuh yang lebih hangat dan
stabil.

b. Kenyamanan

Ternyata bayi-bayi yang dilakukan inisiasi dini lebih jarang menangis dibandingkan dengan bayi-bayi
yang dipisahkan dari ibunya.

c. Kualitas perlekatan

Di banding bayi yang dipiosahkan dari ibunya, bayi-bayi yang di lakukan inisiasi dini mempunyai
kemampuan perlekatan mulut yang lebih baik pada waktu menyusu.

1.Untuk ibu

Pelepasan plasenta yang lebih cepat akan mengurangi resiko terjadinya pendarahan.

Manfaat Kontak Kulit Bayi ke Kulit Ibu

Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat. Kulit ibu akan menyesuaikan suhunya dengan kebutuhan
bayi. Kehangatan saat menyusu menurunkan risiko kematian karena hypothermia (kedinginan).

Ibu dan bayi merasa lebih tenang, sehingga membantu pernafasan dan detak jantung bayi lebih stabil.
Dengan demikian, bayi akan lebih jarang rewel sehingga mengurangi pemakaian energi.

Bayi memperoleh bakteri tak berbahaya (bakteri baik) yang ada antinya di ASI ibu. Bakteri baik ini akan
membuat koloni di usus dan kulit bayi untuk menyaingi bakteri yang lebih ganas dari lingkungan.

Bayi mendapatkan kolostrum (ASI pertama), cairan berharga yang kaya akan antibodi (zat kekebalan
tubuh) dan zat penting lainnya yang penting untuk pertumbuhan usus. Usus bayi ketika dilahirkan masih
sangat muda, tidak siap untuk mengolah asupan makanan.
Asi yang pertama (colostrum) mengandung beberapa Antibodi yang dapat mencegah infeks pada bayi,
sehingga menjamin kelangsungan hidup sang bayi.

Bayi memperoleh ASI (makanan awal) yang tidak mengganggu pertumbuhan, fungsi usus, dan alergi.
Makanan lain selain ASI mengandung protein yang bukan protein manusia (misalnya susu hewan), yang
tidak dapat dicerna dengan baik oleh usus bayi.

Bayi yang diberikan mulai menyusu dini akan lebih berhasil menyusu ASI eksklusif dan mempertahankan
menyusu setelah 6 bulan.

Sentuhan, kuluman/emutan, dan jilatan bayi pada puting ibu akan merangsang keluarnya oksitosin yang
penting karena:

Menyebabkan rahim berkontraksi membantu mengeluarkan plasenta dan mengurangi perdarahan ibu.

Merangsang hormon lain yang membuat ibu menjadi tenang, rileks, dan mencintai bayi, lebih kuat
menahan sakit/nyeri (karena hormon meningkatkan ambang nyeri), dan timbul rasa sukacita/bahagia.

Merangsang pengaliran ASI dari payudara, sehingga ASI matang (yang berwarna putih) dapat lebih cepat
keluar.

2. Rawat gabung

Rawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar antara ibu dan bayi terjalin proses
lekat (early infant mother bounding) akibat sentuhan badan antara ibu dan bayinya. Hal ini sangat
mempengaruhi perkembangan psikologis bayi selanjutnya, karena kehangatan tubuh ibu merupakan
stimulasi mental yang mutlak dibutuhkan oleh bayi. Bayi yang merasa aman dan terlindung, merupakan
dasar terbentuknya rasa percaya diri dikemudian hari. Dengan memberikan ASI ekslusif, ibu merasakan
kepuasan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya, dan tidak dapat digantikan oleh orang lain.
Keadaan ini juga memperlancar produksi ASI, karena refleks let-down bersifat psikosomatis. Ibu akan
merasa bangga karena dapat menyusui dan merawat bayinya sendiri dan bila ayah bayi berkunjung akan
terasa adanya suatu kesatuan keluarga.

BAB III

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Bounding attachment merupakan proses dimana sebagai hasil dari suatu interaksi terus-menerus antara
bayi dan orang tua yang bersifat saling mencintai memberikan keduanya pemenuhan emosional dan
saling membutuhkan. Bonding attachment sangat diperlukan untuk bayi dan ibu terutama bagi ibu
primipara. Bagi ibu primipara akan banyak mendapatkan pengalaman dan perubahan yang dialami
sangat banyak setelah melahirkan karena adanya pergantian peran dari seorang ibu yang dulunya belum
pernah memiliki anak dan tidak tahu cara merawat anak,sekarang sudah berganti peran dan mau tidak
mau ibu tersebut harus dapat mengambil peran antaralain merawat bayi, memberi ASI dan masih
banyak lagi peran yang berubah setelah melahirkan. Ibu di sini tidak hanya focus pada perubahan dirinya
dan perawatan untuk dirinya sendiri namun ibu harus bisa merawat bayinya juga. Bounding attachment
juga tidak hanya untuk ibu yang primipara namun juga untuk ibu yang multipara.

Pemberian ASI eksklusif dengan melakukan IMD dan rawat gabung merupakan cara yang baik untuk
menerapkan bounding attachment

3.2 SARAN

Masih banyak sekali bidan atau tenaga kesehatan yang belum melakukan hal ini begitu bayi lahir.
Banyak yang melakukan inisiasi menyusu dini namun hanya sebentar saja. Bayi langsung di bawa ke
ruang bayi tanpa mendapatkan kontak dengan ibunya secara maksimal.

Anda mungkin juga menyukai