Anda di halaman 1dari 26

TUGAS KELOMPOK

ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS

“KEBUTUHAN ASIH, ASUH, DAN ASAH”

Dosen Pengampu : Ni Gusti Kompiang Sriasih, M.Kes

OLEH:

KELOMPOK IV

1. Ni Putu Nusrani 9. Ni Made Sri Wahyuni

2. Ni Ketut Astariani 10. Sitri Arweli Nombala

3. Ni Kadek Sudiari 11. Ni Wayan Aryanti

4. Ni Komang Juliani 12. Ni Wayan Julia Damayanti

5. Ni Putu Indah Prabawati Nigrum 13. Siti Hamidah Ali Wahid Tuan Dasi

6. Anak Agung Putu Sherlin Regina AR 14. Ni Luh Ekawathi

7. Ni Wayan Eka Nopiarmi 15. Maria Oktofia Ule

8. Ni Km Ari Cendani GP

KEMENTRIAN KESEHATAN REPOBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEBIDANAN AFILIASI
PRODI SERJANA TERAPAN
2022

PENDAHULUAN

Memiliki anak dengan tumbuh kembang yang optimal adalah dambaan setiap
orangtua. Untuk mewujudkannya tentu saja para orangtua harus selalu
memperhatikan, mengawasi, dan merawat anak secara seksama. Proses tumbuh
kembang anak dapat berlangsung secara alamiah, tetapi proses tersebut sangat
tergantung kepada pola asuh dari orang tua.
Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita karena
masa ini pertumbuhan dasar akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan
anak selanjutnya. Pada masa balita ini perkembangan kemampuan berbahasa,
kreativitas, kesadaran sosial, emosional, dan intelegensia berjalan sangat cepat dan
merupakan landasan perkembangan berikutnya. Pada masa periode kritis ini,
diperlukan rangsangan atau stimulasi agar potensinya berkembang. Perkembangan
anak akan optimal bila interaksi diusahakan sesuai dengan kebutuhan anak pada
berbagai tahap perkembangannya, bahkan sejak bayi masih dalam kandungan.
Kualitas anak masa kini merupakan penentu kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM) dimasa yang akan datang. Pembangunan manusia masa depan dimulai
dengan pembinaan anak masa datang. Masa depan manusia perlu dipersiapkan, agar
anak bisa tumbuh dan berkembang seoptimal mungkin sesuai dengan
kemampuannya. Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh dan berkembang, secara garis
besar dikelompokkan ke dalam 3 kelompok yaitu kebutuhan asah, asih, asuh. Jadi
dalam membesarkan anak ini hendaknya dipakai falsafah “ asah, asih, asuh” supaya
anak bisa tumbuh dan berkembang optimal sesuai dengan kemampuannya agar
menjadi manusia yang berguna

A. KEBUTUHAN ASIH, ASUH, ASAH


1. KEBUTUHAN ASIH (KEBUTUHAN EMOSIONAL DAN KASIH
SAYANG )
Asih adalah kebutuhan emosi dan kasih sayang yang dapat dilakukan
sejak seorang masih dalam kandungan yang namanya kontak batin antara anak
dan orang tua. Kontak batin antara anak dan orangtua disebut dengan bonding
attachment. Bonding adalah proses pembentukan hubungan atau interaksi
antara ibu dengan bayi yang dimulai segera setelah bayi lahir. Attachment
adalah ikatan yang terbentuk antara ibu dan bayi yang berlangsung secara
terus menerus untuk membangun keakraban dari hubungan fisik dan
emosional diantara orangtua dan bayi, jadi bonding attachment adalah sebuah
peningkatan hubungan kasih saying dan keterikatan batin antara orangtua
dengan bayinya yang dimulai segera setelah dilahirkan. Menurut Klause dan
Kennel dalam Riordan (2009), bonding attachment adalah interaksi orang tua
dan bayi secara nyata, baik fisik, emosi, maupun sensori pada beberapa menit
dan jam pertama segera sesudah bayi lahir. Nelson dalam Pitriani (2014),
bonding adalah dimulainya interaksi emosi sensorik fisik Antara orang tua dan
bayi segera sesudah lahir, sedangkan attachment adalah ikatan yang terjalin di
antara individu yang meliputi pencurahan perhatian, yaitu hubungan emosi
dan fisik yang akrab. Jadi dapat disimpulkan oleh peneliti bahwa bonding
attachment adalah suatu ikatan yang terjadi antara orang tua dan bayi baru
lahir, yang meliputi pemberian kasih sayang dan pencurahan perhatian yang
saling tarik-menarik. Prakondisi yang mempengaruhi ikatan dalam Bonding
attachment Antara lain :
1. Kesehatan emosional orang tua
Orang tua yang mengharapkan kehadiran si anak dalam
kehidupannya tentu akan memberikan respon emosi yang berbeda dengan
orang tua yang tidak menginginkan kelahiran bayi tersebut. Respon emosi
yang positif dapat membantu tercapainya proses bonding attachment.
2. Sistem dukungan sosial yang meliputi pasangan hidup, teman, dan
keluarga
Dukungan dari keluarga, teman, terutama pasangan merupakan faktor
yang juga penting untuk diperhatikan karena dengan adanya dukungan dari
orang-orang terdekat akan memberikan suatu semangat/ dorongan positif
yang kuat bagi ibu untuk memberikan kasih sayang yang penuh kepada
bayinya.
3. Suatu tingkat kemampuan, komunikasi dan ketrampilan untuk merawat
anak
Dalam berkomunikasi dan ketrampilan dalam merawat anak, orang tua
satu dengan yang lain tentu tidak sama tergantung pada kemampuan yang
dimiliki masing-masing. Semakin cakap orang tua dalam merawat bayinya
maka akan semakin mudah pula bonding attachment terwujud.
4. Kedekatan orang tua dengan bayi
Dengan metode rooming in dan program inisiasi menyusu dini
kedekatan antara orang tua dan anak dapat terjalin secara langsung dan
menjadikan cepatnya ikatan batin terwujud diantara keduanya, hal ini yang
akan mendukung keberhasilan bonding attachment.
Terdapat tiga tahap dalam bonding attachment (Rini & Kumala, 2016) :
1) Perkenalan (acquaintance)
cara perkenalan bisa dilakukan dengan melakukan kontak mata
dengan bayi, menyentuh bayi dengan lembut, berbicara dengan bayi, dan
mengeksplorasi segera sesudah mengenal bayinya. MenurutKlaus (1982),
bagian penting dari ikatan adalah perkenalan
2) Bonding (keterikatan)
Bonding merupakan proses pembentukan hubungan Antara ibu dengan
bayinya
3) Attachment
Perasaan kasih sayang yang mengikat individu dengan individu lain.
Artinya perasaan saying dari orangtua kepada bayi.
Adapun 7 elemen bonding attachment (Rini & Kumala, 2016). Elemen
bonding ini perlu diketahui oleh orangtua agar orangtua dapat mengetahui apa
saja yang harus dilakukan pada saat bonding. Elemen bonding attachment
Antara lain :
1. Sentuhan
Sentuhan atau indera peraba dipakai secara ekstensif oleh orang tua
dan
pengasuh lain sebagai suatu sarana untuk mengenali bayi baru lahir dengan
cara mengeksplorasi tubuh bayi dengan ujung jarinya.
2. Kontak mata
Ketika bayi baru lahir mampu secara fungsional mempertahankan
kontak mata, orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk
saling memandang. Beberapa ibu mengatakan, dengan melakukan kontak mata
akan merasa lebih dekat dengan bayinya.
3. Suara
Saling mendengarkan dan merespon suara antara orang tua dan
bayinya juga penting. Orang tua menunggu tangisan pertama bayinya dengan
tegang. Sedangkan bayi akan menjadi tenang dan berpaling kearah orang tua
mereka saat orang tua mereka berbicara dengan suara bernada tinggi.
4. Aroma
Perilaku lain yang terjalin antara orang tua dan bayi adalah respon
terhadap aroma atau bau masing-masing. Ibu mengetahui setiap anak memiliki
aroma yang unik. sedangkan bayi belajar dengan cepat untuk membedakan
aroma susu ibunya.
5. Entraiment
Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan
orang dewasa. Bayi menggerak-gerakkan tangan, mengangkat kepala,
menendang-nendangkan kakinya mengikuti nada suara orang tuanya.
Entraiment ini terjadi saat anak mulai berbicara (noceh) Irama ini memberikan
umpan balik positif kepada orang tua dan menegakkan suatu pola komunikasi
efektif yang positif.
6. Bioritme
Anak yang belum lahir atau baru lahir dapat dikatakan senada dengan
ritme alamiah ibunya. Untuk itu, salah satu tugas bayi baru lahir adalah
membentuk ritme personal (bioritme). Orang tua dapat membantu proses ini
dengan memberi kasih sayang yang konsisten dan dengan memanfaatkan
waktu saat bayi mengembangkan perilaku yang responsive. Hal ini dapat
meningkatkan interaksi sosial dan kesempatan bayi untuk belajar.
7. Kontak dini
Saat ini tidak ada bukti-bukti alamiah yang menunjukkan bahwa
kontak dini sesudah lahir merupakan hal yang penting hubungan orang tua dan
anak. Namun dengan adanya perlekatan lebih dini akan memunculkan rasa
ikatan yang luarbiasa Antara orangtua dengan bayi. Menurut Klaus dalam Rini
dan Kumala (2016), ada beberapa keuntungan fisiologis yang dapat diperoleh
dari kontak dini, yaitu:
a) Kadar oksitosin dan prolaktin meningkat pada ibu
Hal ini terjadi karena ketika bayi didekap atau dilakukan inisiasi menyusu
dini maka akan meningkatkan hormon prolactin pada ibu
b) Reflek menghisap dilakukan dini
Refleks menghisap terbentuk karena segera setelah lahir sudah dikenalkan
dengan puting ibunya.
c) Pembentukan kekebalan mulai aktif
Pembentukan kekebalan ini dapat terjadi pada saat kontak kulit atau
inisiasi menyusu dini bayi akan mendapat kolostrum dari ibu yang banyak
mengandung kekebalan tubuh.
d) Mempercepat proses ikatan antara orang tua dan anak

Dampak positif yang dapat diperoleh dari bonding attachment :


 Bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap
sosial
 Bayi merasa aman dan berani mengadakan eksplorasi

Hambatan Bonding Atatchment :


 Kurangnya support system/dukungan baik dari dalam diri
sendiri,lingkungan, (keluarga)
 Ibu dengan resiko atau ibu sakit
Untuk keadaan ini tidak diperkenankan untuk dilakukan bonding
karena akan menulari bayinya dan bisa memperburuk kondisi ibu
 Bayi dengan resiko seperti bayi dengan premature dan bayi dengan
catat fisik
 Kehadiran bayi yang tidak diinginkan
Beberapa pemikiran dasar dari keterkaitan ini, antara lain
keterkaitan atau ikatan batin ini tidak dimulai saat kelahiran, tetapi ibu
telah memelihara bayinya selama kehamilan, baik ibu maupun ayah sangat
mengharapkan untuk kehadiran seorang bayi. Hal ini dapat menimbulkan
perasaan positif, negatif, atau netral. Sejalan dengan perkembangan pada
beberapa bulan pertama kehidupan, bayi dan ibunya saling mengadakan
hubungan dan ikatan batin. Jika seorang ibu konsisten dalam responnya
terhadap kebutuhan bayi dan mampu menafsirkan dengan tepat isyarat
seorang bayi, perkembangan bayi akan terpacu dan terbentuk ikatan batin
yang kokoh. Keberhasilan dalam hubungan dan ikatan batin antara bayi
dan ibunya dapat mempengaruhi hubungan sepanjang masa (Bahiyatun,
2009). Anak yang masih dalam kandungan itu harus di ajak berbicara atau
bisa juga diberi stimulus gerakan mengelus. Lalu saat anak tersebut sudah
lahir maka orang tua pun wajib memberikan pelukan hangat pertama untuk
sang anak agar anak dapat merasakan kasih sayang orang tuanya. Dengan
begitu anak akan lengket dengan ibu terutama agar sang anak selalu
mengingat ibunya saat dia dewasa. Kebutuhan rasa aman, kasih sayang,
diperhatikan, dihargai, mendapat pengalaman baru, diberi pujian, dan
diberi rasa tanggung jawab dan mandiri yakni memenuhi kebutuhan rasa
aman dari kejahatan yang mengancam kehidupan anak, di penuhi nya
kasih sayang membuat anak menjadi lebih baik dan mampu mandiri dan
menjadi pribadi yang lemah lembut, diperhatikan selalu maka anak itu pun
belajar bahwa sebuah perhatian kecil itu sangatlah berharga, anak yang
selalu dihargai kehadiranya maka anak tersebut mampu membuat orang
juga nyaman disekitarnya karena mereka mendapatkan hal tersebut dari
lingkungan terdekatnya, anak juga mendapat pengalaman baru yang bisa di
rasakan oleh anak agar anak lebih mengenal dunia yang akan dia hadapi
dengan baik dan dia pasti tau cara mengatasinya bila dia mendapat suatu
masalah, anak yang selalu diberi pujian akan selalu berusaha keras untuk
menunjukkan hasil terbaik nya dan membuat orang sekitarnya bahagia
melihatnya dengan begitu anak bisa faham tentang arti pujian, anak yang
juga sudah dididik menjadi mandiri dan bertanggung jawab maka anak itu
akan mudah dalam menyelesaikan setiap ada masalah dan menjadi anak
yang membuat bangga orang tuanya. Kebutuhan asih ini meliput :
1) Kebutuhan Kasih Sayang
Kasih sayang orang tua yang hidup rukun berbahagia dan sejahtera
yang memberi bimbingan, perlindungan, perasaan aman kepada anak
merupakan salah satu kebutuhan yang diperlukan anak untuk tumbuh dan
berkembang seoptimal mungkin.Kasih sayang merupakan sebuah
perwujudan kebutuhan asih yang dapat memberikan ketenteraman secara
psikologis pada anak karena anak berusaha mendapatkan cinta, kasih
sayang, dan perhatian dari orang tuanya. Sumber cinta dan kasih sayang
dari seorang bayi adalah orang tuanya terutama pada ibu melalui
komunikasi dari kata-kata yang diucapkan dan perlakuan ibu pada
anaknya. Terpenuhinya kebutuhan kasih sayang akan membuat
perasaan anak bahagia, tenteram, dan aman karena kasih sayang dari orang
tuanya akan menciptakan ikatan yang erat. Bayi yang normal biasanya
akan mulai menampakkan rasa cemas bila ditinggalkan ibunya pada umur
antara 7 sampai 9 bulan. Hubungan antara ibu dan anak pada umur dua
tahun pertama dalam kehidupan anak harus cukup memberikan
kepercayaan pada anak, kalau berlebihan dapat menyebabkan anak
menjadi manja. Kekurangan kasih sayang ibu pada tahun-tahun pertama
kehidupan mempunyai dampak negatif pada tumbuh kembang anak, baik
fisik, mental maupun sosial emosi yang disebut “Sindrom Deprivasi
Maternal”

2) Kebutuhan Rasa Aman


Seorang anak akan merasa diterima oleh orangtuanya apabila ia merasa
bahwa kepentingannya diperhatikan serta merasa ada hubungan yang erat
antara anak dan keluarganya. Faktor lingkungan menyebabkan anak
mengalami perubahan-perubahan yang dapat membuat anak merasa
terancam. Anak yang sedang berada pada kondisi terancam mengalami
ketidakpastian dan ketidakjelasan, sehingga anak membutuhkan
dukungan dari orang tua yang dapat mengurangi rasa takut yang dihadapi
anak . Rasa aman dan nyaman dapat terwujud dengan kehangatan dan rasa
cinta dari orang tua, serta kestabilan keluarga dalam mengendalikan stres.
Kebutuhan rasa aman dan nyaman juga ditunjukkan dengan penerimaan
anak oleh orang tua, pemenuhan segala kebutuhan anak, anak selalu
diperhatikan, didukung dengan hubungan yang baik dalam sebuah
keluarga .
3) Kebutuhan Harga Diri
Setiap anak selalu ingin mendapat tempat dihati keluarganya dan selalu
ingin diperhatikan oleh orang-orang disekelilingnya. Bayi dan anak
memiliki kebutuhan harga diri dan ingin merasa dihargai. Anak selalu
ingin merasa dihargai dalam tingkah lakunya. Apabila anak diacuhkan,
maka hal tersebut dapat menyebabkan frustasi .
4) Dukungan/dorongan dalam melakukan aktivitas, anak perlu memperoleh
dukungan dari lingkungannya. Apabila orang tua sering melarang aktivitas
yang akan dilakukan, maka hal tersebut dapat menyebabkan anak ragu-
ragu dalam melakukan setiap aktivitasnya. Selain itu, orang tua perlu
memberikan dukungan agar anak dapat mengatasi stressor atau masalah
yang dihadapi.
5) Mandiri Agar anak menjadi pribadi yang mandiri, maka sejak awal anak
harus dilatih untuk tidak selalu tergantung pada lingkungannya. Dalam
melatih anak untuk mandiri tentunya harus menyesuaikan dengan
kemampuan dan perkembangan.
6) Rasa memiliki Anak perlu dilatih untuk mempunyai rasa memiliki
terhadap barang-barang yang dimilikinya, sehingga anak tersebut akan
mempunyai rasa tanggung jawab untuk memelihara barangnya.
7) Kebutuhan akan sukses, mendapatkan kesempatan, dan pengalaman Anak
perlu diberikan kesempatan untuk berkembang sesuai dengan kemampuan
dan sifat-sifat bawaannya. Tidak pada tempatnya jika orang tua
memaksakan keinginannya untuk dilakukan oleh anak tanpa
memperhatikan kemauan anak. Asih di panti gunanya yaitu memberikan
kasih sayang seperti anak sendiri agar mereka merasa dianggap ada dan
hadir. Dan juga agar anak jga bisa saling menyayangi satu sama lain
dengan anggota panti baik yang bayi maupun masih anak sekolah

2. ASUH ( KEBUTUHAN FISIK- BIOMEDIS )


Merupakan kebutuhan yang menyangkut pada fisik seorang dan kesehatan
alami dari tubuh seorang tersebut. Kebutuhan anak yang terkait dengan
gizi, imunisasi, sandang, pangan, papan (Tempat tinggal) kebutuhan satu
ini terkait dengan tentang gizi dari makanan dan minuman yang dia serap
karena bila makanan dan minuman yang masuk di dalam tubub adalah
makanan dan minuman yang baik maka suatu saat anak itu akan tumbuh
menjadi anak baik. Dan juga anak juga harus sering di beri imunisasi agar
daya tahan tubuh anak selalu sehat dan anak mampu mengejar dunia nya
dan mampu bermain dengan teman temannya dengan riang dan ceria, dan
anak pun harus di beri tempat tinggal yang layak yang tidak harus mewah
namun cukup untuk menjadi tempat berteduh dari panasnya matahari dan
dinginya malam hari dan juga bila terjadi hujan agar anak juga merasa
aman dan nyaman.
Termasuk kebutuhan asuh adalah :
1) Pangan/gizi merupakan kebutuhan terpenting yang mencukupi
pada anak harus sudah dimulai sejak dalam kandungan, yaitu
dengan pemberian nutrisi yang cukup memadai pada ibu hamil.
Setelah lahir, harus diupayakan pemberian ASI secara eksklusif,
yaitu pemberian ASI saja sampai anak berumur 4-6 bulan. Sejak
berumur 6 bulan, sudah waktunya anak diberikan makanan
tambahan atau makanan pendamping ASI. Pemberian makanan
tambahan ini penting untuk melatih kebiasaan makan yang baik
dan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang mulai meningkat pada
masa bayi dan prasekolah, karena pada masa ini pertumbuhan dan
perkembangan yang terjadi adalah sangat pesat, terutama
pertumbuhan otak.
2) Perawatan kesehatan dasar untuk mencapai keadaan kesehatan
anak yang optimal, diperlukan beberapa upaya, misalnya imunisasi,
kontrol ke Puskesmas / Posyandu secara berkala, diperiksakan
segera bila sakit. Dengan upaya tersebut, keadaan kesehatan anak
dapat dipantau secara dini, sehingga bila ada kelainan maka anak
segera mendapatkan penanganan yang benar.
3) Pakaian Anak perlu mendapatkan pakaian yang bersih dan
nyaman dipakai. Karena aktivitas anak lebih banyak, hendaknya
pakaian terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat.
4) Pemukiman yang layak dengan memberikan tempat tinggal yang
layak, maka hal tersebut akan membantu anak untuk bertumbuh
dan berkembang secara optimal. Tempat tinggal yang layak tidak
berarti rumah yang berukuran besar, tetapi bagaimana upaya kita
untuk mengatur rumah menjadi sehat, cukup ventilasi, serta terjaga
kebersihan dan kerapiannya,tanpa mempedulikan berapapun
ukurannya.
5) Kesegaran jasmani (olah raga dan rekreasi) Aktivitas olah raga
dan rekreasi digunakan untuk melatih otototot tubuh dan
membuang sisa metabolisme, selain itu juga membantu
meningkatkan motorik anak, dan aspek perkembanganlainnya.
Aktivitas olah raga dan rekreasi bagi anak balita merupakan
aktivitas bermain yang menyenangkan23 . Asuh pada panti
gunanya untuk memberikan hak asuh yang harus di terima anak
panti dengan baik dengan memberikan pengasuhan yang baik dan
tepat sehingga sesuai dengan usia dan sifat anak yang
berbeda.denggan begitu anak mampu mencontoh pengasuhan dari
pengasuh untuk di terapkan pada masa datang.

3. ASAH ( KEBUTUHAN STIMULASI )


Asah merupakan kebutuhan untuk perkembangan mental
psikososial anak yang dapat dilakukan dengan pendidikan dan pelatihan.
Anak perlu distimulasi sejak dini untuk mengembangkan sedini mungkin
kemampuan sensorik, motorik, emosi-sosial, bicara, kognitif, kemandirian,
kreativitas, kepemimpinan, moral dan spiritual anak. Anak yang banyak
mendapatkan stimulasi yang terarah akan cepat berkembang dibandingkan
dengan anak yang kurang mendapatkan stimulasi. Pemberian stimulasi ini
sudah dapat dilakukan sejak masa kehamilan dan setelah lahir dengan cara
menetekkan bayi pada ibunya sedini mungkin.
Pemberian stimulasi akan lebih efektif apabila memperhatikan
kebutuhan anak sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya. Pada tahap
perkembangan Awal, anak berada pada tahap sensorik motorik. Pemberian
stimulasi visual akan meningkatkan perhatian anak terhadap lingkungannya,
bayi akan gembira dengan tertawa-tawa dan menggerak-gerakkan seluruh
tubuhnya. Pada tahun-tahun pertama, stimulus verbal sangat penting untuk
perkembangan bahasa anak pada tahun pertama kehidupannya. Kualitas dan
kuantitas vokal seorang anak dapat bertambah dengan stimulasi verbal dan
anak akan belajar menirukan kata-kata yang didengarnya.
Dasar Perlunya Stimulasi Dini
Dasar perlunya stimulasi dini meliputi:
1. Milyaran sel otak dibentuk sejak anak di dalam kandungan usia 6
bulan dan belum ada hubungan antar sel-sel otak (sinaps)
2. Orang tua perlu merangsang hubungan antar sel-sel otak
3. Bila ada rangsangan akan terbentuk hubungan-hubungan baru (sinaps)
4. Semakin sering dirangsang akan makin kuat hubungan antar sel-sel
otak
5. Semakin banyak variasi maka hubungan antar se-sel otak semakin
kompleks/luas
6. Merangsang otak kiri dan kanan secara seimbang untuk
mengembangkan multipel inteligen dan kecerdasan yang lebih luas dan
tinggi. Stimulasi mental secara dini akan mengembangkan mental-
psikososial anak seperti: kecerdasan, budi luhur, moral, agama dan
etika, kepribadian
7. Keterampilan berbahasa, kemandirian, kreativitas, produktifitas, dan
seterusnya
8. Orang tua perlu menganut pola asuh demokratik, mengembangkan
kecerdasan emosional, kemandirian, kreativitas, kerjasama,
kepemimpinan dan moral-spiritual anak. Selain distimulasi, anak juga
perlu mendapatkan kegiatan SDIDTK lain yaitu deteksi dini (skrining)
adanya kelainan/penyimpangan tumbuh kembang, intervensi dini dan
rujukan dini bila diperlukan.Orang tua harus mengetahui maksud dan
tujuan permainan sebelumpermainan itu diberikan kepada anak. Fungsi
dari bermain diantaranya adalahmembantu perkembangan motorik dan
sensorik anak, membantu perkembangankognitif anak, meningkatkan
kemampuan sosisalisasi anak, dan meningkatkan kreativitas Seorang
ahli mengatakan bahwa prioritas untuk anak adalah makanan,
perawatan kesehatan, dan bermain. Makanan yang baik, pertumbuhan
yang adekuat, dan kesehatan yang terpelihara adalah penting, tetapi
perkembangan intelektual juga diperlukan. Bermain merupakan
”sekolah” yang berharga bagi anak sehingga perkembangan
intelektualnya optimal.
Di bawah ini ada beberapa contoh alat permainan balita dan
perkembanganyang distimuli:
1) Pertumbuhan fisik/motorik kasar: Sepeda roda tiga/dua, bola,
mainan yang ditarik atau didorong
2) Motorik halus: Gunting, pensil, bola, balok, lilin.
3) Kecerdasan/kognitif: Buku bergambar, buku cerita, puzzle,
lego, boneka, pensil warna, radio.
4) Bahasa: Buku bergambar, buku cerita, majalah, radio tape, TV
5) Menolong diri sendiri: Gelas/piring plastik, sendok, baju,
sepatu, kaos kaki
6) Tingkah laku sosial: Alat permainan yang dapat dipakai
bersama, misalnya congklak, kotak pasir,bola, tali.

Ciri Alat Permainan Untuk Anak Dibawah Usia 1 Tahun

1. Usia 0 – 12 bulan
Tujuan:
 Melatih refleks-refleks (untuk anak berumur 1 bulan), misalnya
mengisap, menggenggam.
 Melatih kerja sama mata dengan tangan
 Melatih kerja sama mata dengan telinga
 Melatih mencari obyek yang ada tetapi tidak kelihatan
 Melatih mengenal sumber asal suara
 Melatih kepekaan perabaan
 Melatih keterampilan dengan gerakan berulang-ulang
Alat permainan yang dianjurkan:

 Benda-benda yang aman untuk dimasukkan mulut atau


dipegang
 Alat permainan yang berupa gambar atau bentuk muka
 Alat permainan lunak berupa boneka orang atau binatang
 Alat permainan yang dapat digoyangkan dan keluar suara
 Alat permainan berupa selimut dan boneka
 Giring-giring
B. TUJUAN ASIH, ASUH, ASAH
Tujuan asah, asih, dan asuh adalah sebuah proses yang bertujuan untuk
mengembangkan pertumbuhan dan perkembangan aspek yang ada di dalam diri anak
sejak bayi hingga dewasa. Ini harus di lakukan oleh guru dan orang tua. Agar anak
mampu membedakan baik dan buruk yang harus dilakukan atau di contoh . Karena
bisa saja merekalah orang yang akan anak temui di lingkungan sekitar dan yang
merawat mereka dengan cara dan aturan mereka sendiri.
Dengan menggunakan asah asih asuh di dalam sebuah lingkungan maka akan
membuat anak menjadi pribadi mempunyai mental yang bagus memiliki kecerdasan
dan kepribadian yang baik serta mempunyai rasa untuk saling menyanyangi sesama.
a. Membantu belajar dan membibimng anak untuk bertanggung jawab atas
segela perbuatan yang dilakukan. Misal kan menggosok gigi . Setelah gosok
gigi sikat gigi harus di letakkan kembali pada tempatnya.
b. Membantu belajar dan membimbing anak untuk mandiri agar anak mampu
melakukan hal yang mungkin di sendiri bisa lakukan tanpa bantuan orang lain
dan anak juga bisa belajar agar tidak terlalu bergantung dengan orang lain.
Misalkan membersihkan kamar tidur, peralatan makan, dan kebutuhan
hidupnya sendiri.
c. Membantu dan melatih anak untuk dapat berpendapat agar anak mampu
menyuarakan pendapat dengan baik dan mampu berkomunikasi dengan baik
pula. Misalkan dengan di ajak ke dalam sebuah forum pertemuan dan lain lain.

C. Pola Tidur Pada Bayi dan Balita


Tidur memegang peranan penting dalam proses tumbuh kembang anak. Saat
tidur terjadi banyak aktivasi sel otak yang berperan besar dalam perkembangan
kematangan otak pada tahun-tahun pertama kehidupan. Tidur juga memiliki sifat
restoratif yang terkait dengan pemeliharaan daya tahan tubuh dan pertumbuhan
fisik, menghilangkan kelelahan, serta memperbaiki fokus dan konsentrasi.
Saat baru lahir, irama tubuh yang terbentuk dari siklus waktu siang-
malam belum terbentuk sempurna, sehingga bayi dapat dengan mudah tidur
sepanjang siang dan malam hari. Pola tidur-bangun tidak teratur dan lebih
dipengaruhi oleh waktu makan, sehingga ketika lapar bayi akan terbangun menangis,
kemudian setelah kenyang tidur kembali.
Pada usia satu bulan hingga satu tahun, irama tidur mulai berkembang
menjadi pola yang lebih teratur. Pengaturan pola tidur mengalami perkembangan
selama tahun pertama kehidupan. Saat bayi bertambah usia, konsolidasi jadwal dan
lama tidur mulai tampak pada malam hari. Bayi mulai terjaga lebih lama di siang hari
dan tidur lebih panjang di malam hari.
Pada akhir tahun pertama, seorang anak tidur sekitar 14-15 jam per hari,
dengan proporsi terbanyak pada malam hari dan sisanya berupa satu atau dua kali
tidur siang. Setelah berusia satu tahun, perubahan pola tidur pada anak melambat
dibandingkan dengan pada masa bayi. Siklus tidur- bangun dan jumlah tidur yang
diperlukan seorang anak ditentukan secara fisiologis oleh usia dan tingkat
perkembangan serta dipengaruhi oleh jadwal sehari-hari dalam keluarga.
Saat anak makin besar, kebutuhan tidur perlahan-lahan berkurang, sementara
tidur siang masih umum terjadi. Total waktu tidur dalam sehari berkurang
menjadi sekitar 13 jam per hari pada usia 2 tahun, 12 jam pada usia 3-4 tahun, dan
11 jam pada usia 5 tahun. Namun demikian terdapat variasi individual yang dapat
diterima. Bagian terbesar waktu tidur berlangsung di malam hari dengan rata-rata
periode waktu tidur antara 10-12 jam. Tabel 1 menunjukkan perkembangan normal
tidur pada tiga tahun pertama masa kehidupan.

Tabel 1. Perkembangan normal tidur pada batita

Kelompok Perkiraan Pola Tidur


lama
(0-28 Hari) periode bangun. Jumlah tidur

Bayi 14-15 jam - Usia 3-6bln 10 jam tidur malam dan 5


(1bulan-1 jam tidur siang
tahun) - Usia 9 bulan 2-4 jam tidur siang dan 11
jam tidur malam
- Usia 12 bulan 2,5 jam tidur siang dan

Anak (1-3 12-14 jam 11 jam tidur malam, dan 2-3 jam di siang

Anak (4- 10-12 jam 8-9 jam tidur malam, dan 2 jam di siang
6 tahun)
D. Pola Eliminasi Urine (BAK) Pada Bayi
Bayi mengalami pola buang air kecil yang berbeda karena dipengaruhi banyak
faktor salah satunya pola makan pada bayi. Hingga usia 3 bulan biasanya bayi
akan BAK setiap satu jam. Selanjutnya, hingga ia berusia 12 bulan, selang
waktunya akan bertambah menjadi setiap 2-3 jam.
- Frekuensi Buang Air Kecil Pada Bayi
Normalnya bayi yang masih ASI eksklusif memang BAK sebanyak 10-20
kali sehari. Semakin bertambahnya usia pada bayi, frekuensi semakin
berkurang. Usia 0-4 bulan biasanya bayi BAK sebanyak 10-20 kali. Usia
5-6 bulan biasanya bayi BAK sebanyak
10-15 kali. Usia 1 tahun biasanya bayi BAK sebanyak 5-10 kali. Bayi
harus buang air kecil minimal 6 kali sehari sebagai tanda
mendapatkan asupan cairan yang cukup baik dari ASI maupun formula.
Frekuensi urin yang normal pada bayi berkisar antara 1-2 ml/kgBB/jam.
Konsistensi urin yang sehat pada bayi juga berwarna jernih kekuningan.
Jika urin pada bayi berwarna kuning tua, sedikit pekat, itu berarti menandakan
kurangnya cairan pada bayi
E. Pemberian ASI
Menurut WHO, sebagai rekomendasi kesehatan publik secara global, bayi
harus mendapatkan ASI ekslusif pada enam bulan pertama hidupnya, agar ia bisa
memiliki pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan optimal. Setelah itu, untuk
mencukupi kebutuhan nutrisinya, bayi harus menerima makanan pendamping ASI
dan sebaiknya mengonsumsi ASI hingga menginjak usia dua tahun atau lebih.
- Frekuensi bayi menyusu
Umumnya bayi akan menyusu antara 8-12 kali sehari atau setiap
1-3 jam karena volume lambung yang sangat kecil. Susui bayi sesuai
kehendaknya (on demand). Untuk bayi yang termasuk kategori bayi kuning
biasanya memerlukan frekuensi menyusu yang sangat sering untuk
menormalkan kembali kadar bilirubinnya.
Cara menyusui yang benar
 Cuci tangan sebelum dan sesudah menyusui
 Tekan areola antara ibu jari dan telunjuk hingga keluar beberapa
tetes ASI
 Oleskan pada putting susu dan sekitar areola
 Bayi diletakkan menghadap payudara (puting susu) ibu
 Ibu duduk atau berbaring dengan santai.
 Bayi dipegang pada belakang bahunya dengan satu lengan,
kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu (kepala tidak boleh
menengadah dan bokong bayi ditopang dengan telapak tangan)
 Rangsang bayi untuk membuka mulut dengan cara
menempelkan pipinya ke payudara
Lalu, masukkan puting ke mulut bayi. Pastikan dia mengisap seluruh area
gelap dari payudara (areola) dan bukan hanya putingnya saja karena jika yang
dihisap hanya putingnya saja maka ASI yang keluar hanya sedikit. Selesai
mengisap payudara tersebut, pindahkan dia ke payudara yang satu lagi
sampai selesai menyusui.

Biasanya bayi berhenti mengisap lalu melepaskan puting susu ibu setelah
merasa kenyang. Selesai makan, bayi dapat dibantu bersendawa satu atau dua
kali dengan cara:
 Posisikan tubuh bayi secara vertikal (tegak), dengan dagu
menyandarkan ke bahu ibu. Wajah bayi menghadap ke
belakang ibu. Sangga leher dan punggung bayi dengan tangan
sambil menepuk-nepuk punggung dengan lembut punggung
bagian tengah
 Telungkupkan bayi di pangkuan Anda. Letakkan bagian
perut bayi di pangkuan dan sangga bagian badannya. Usap
lembut bagian punggungnya dan tunggu sampai ia
bersendawa
 Dudukkan bayi pada pangkuan, kepala bersandar miring ke
depan sementara dada ditahan oleh tangan anda. Beri tepukan
atau usapan lembut pada punggung dan pastikan kepala bayi
tidak terdongak ke belakang
Ciri-ciri bayi yang kenyang menyusu:
 Bayi biasanya kenyang menyusu jika menunjukkan tanda-tanda
berikut ini:
 Melepaskan payudara dengan sendirinya
 Mengantuk
 Bayi kelihatan relaks, tangan dan bahu keliahatn relaks,
dan tangan yang biasanya mengepal saat lapar juga tidak lagi
mengepal
 Tertidur hingga dia merasa lapar Kembali
 Payudara terasa lebih lembek, tidak lagi keras setelah beberapa
saat menyusu.

KETERAMPILAN MERAWAT BAYI


1. Merawat Mata
Perawatan mata bayi merupakan bagian penting dari perawatan bayi secara
keseluruhan. Perawatan mata yang benar bisa menghindari bayi terkena infeksi
mata. Hasil penelitian sebelumnya membuktikkan bahwa setiap 3 detik, sumber
air mata akan mengeluarkan air mata, yang kemudian mengalir ke saluran di
ujung tengah mata dekat hidung. Pada bayi baru lahir, karena di kandungan belum
pernah menangis, maka sumber air mata belum bisa berproduksi. Jadi, salurannya
masih tertutup. Bisa juga, kadang terbuka tapi lalu menutup lagi, sehingga air
mata yang seharusnya sudah mengalir jadi tergenang. Tujuan perawatan mata
adalah menjaga kebersihan mata dan mencegah terjadinya infeksi pada mata
karena kurang dibersihkan di daerah sekiar mata
2. Merawat Genetalia
a. Pada bayi laki-laki
 Jika tidak disunat
Jika bayi tidak disunat, kita tidak perlu melakukan pembersihan khusus.
Cukup bersihkan area penis dan bagian luar kulup (foreskin) atau kulit khatan
saat mengganti popok dengan air hangat atau gunakan sabun khusus bayi 
(mengandung pelembab) saat mandi.
Jangan pernah mencoba melepas/menarik kulup. Di usia ini, kulit khatan
menyatu dengan kepala penis. Dan jika menemukan cairan berwarna putih
susu (disebut smegma) di area bawah kulup, jangan membersihkannya
berlebihan karena bisa menyebabkan rasa sakit atau pendarahan. Cairan itu
normal, dan berasal dari sel kulit mati dan sekresi alami.
 Jika Disunat
Berarti kulit yang kendur menutupi bagian kepala penisnya telah dilepas dan
ujungnya terbuka. Setelah prosedur sunat selesai, biasanya penis akan diolesi
petroleum jelly dan dibungkus dengan kain kasa. Biarkan kasa terlepas alami
(biasanya sampai beberapa kali ganti popok). Begitu penis sudah mulai pulih,
hentikan penggunaan kasa. Cukup olesi petroleum jelly pada ujung penis
untuk menghindari gesekan atau penis lengket di popok.
Untuk membersihkan kotoran pada penis dan skrotum bayi, gunakan sabun
bayi, kapas bola, dan air hangat. Lalu keringkan dengan menepuk-nepuknya
menggunakan handuk lembut. Jika Anda melihat di bagian luka berwarna
merah dan ada cairan kental putih atau kerak kuning, itu normal. Jangan
dikorek agar luka tidak semakin melebar.
b. Pada bayi perempuan
Area labia vagina bayi biasanya berkeringat, kemerahan, dan terdapat cairan yang
berkumpul di dalamnya. Untuk merawat dan membersihkanya, Anda perlu sabar
dan lakukan cara di bawah ini:
- Gunakan bola kapas yang dibasahi air hangat untuk membersihkan bagian
labia.
- Mulailah dari depan dan bersihkan ke belakang. Lalu keringkan dengan
handuk lembut.
- Jangan menggosok terlalu kencang.
- Ganti popok sesering mungkin.
- Jangan mengolesi atau menyemprotkan deodorant atau pewangi apapun ke
vagina bayi karena bisa mengganggu keseimbangan kimiawi alami dari vagina
dan meningkatkan risiko infeksi.
- Hindari menggunakan bedak, termasuk di sekitar alat kelamin bayi. Bedak,
terutama yang berbentuk bubuk (talcum) memiliki partikel halus yang bisa
dihirup bayi Anda

3. Memandikan bayi
1) Sebelum memandikan bayi dilakukan, terlebih dahulu harus disiapkan
perlengkapan memandikan bayi antara lain : Bak mandi, cangkir untuk
menyiram, sabun bayi, shampoo bayi, dua kain lap dan kapas untuk
membersihkan mata dan telinga bayi. Dan siapkan juga peralatan setelah
bayi mandi antara lain : pakaian bayi, handuk, sisir, lotion atau minyak,
popok atau pampers, salep untuk kulit ruam serta siapkan alcohol
pembersih untuk membersihkan area tali pusar jika masih menempel.
2) Pasang bak mandi yang akan digunakan untuk memandikan bayi. Bila
tidak punya bak mandi bisa menggunakan wastafel. Jangan menggunakan
bajan mandi (bathtub) karena bajan mandi terlalu dalam dan ada
kemungkinan bayi akan terpeleset ketika mandi.
3) Isi bak dengan air hangat kuku secukupnya
4) Baringkan bayi Anda di dalam bak dengan kaki terlebih dahulu. Sokong
leher dan kepala bayi dengan satu tangan sambil menurunkannya dengan
hati-hati ke dalam bak. Terus sokong bayi Anda selama memandikannya
dengan satu tangan, dan gunakan tangan yang lain untuk
membasuhnya.Bayi bisa “mengerut” dan licin. Jadi, Anda harus sangat
berhati-hati saat tubuh bayi mulai basah.
5) Mulai mandikan bayi. Gunakan cangkir, atau tangan Anda untuk
membasahi tubuhnya. Gunakan kain lembut untuk mencuci wajah, badan,
lengan, dan kaki. Gunakan kapas untuk mengelap mata dan telinga bayi.
Gunakan juga sabun bayi yang aman dan sangat netral untuk kulit bayi,
menggosok dengan lembut dan membilas tubuhnya cukup untuk menjaga
bayi agar tetap bersih. Jangan lupa untuk membersihkan daerah-daerah
lipatan kecil, belakang telinga, dan bagian bawah leher, di mana air liur
dan keringat berkumpul dan juga bagian kemaluan bayi.
6) Cuci rambut bayi. Bila diperlukan untuk mencuci rambut bayi, bisa
dilakukan dengan cara baringkan bayi, basahi rambut lalu mulai pijat
rambut dan kepalanya dengan perlahan menggunakan shampoo khusus
untuk bayi. Lindungi mata dan telinga bayi agar air dan shampoo tidak
masuk atau mengenai mata bayi.
7) Angkat bayi dari dalam bak. Sokong kepala, leher, dan punggung
menggunakan satu tangan, dan pegang bagian bokong dan paha dengan
tangan yang lain. Baringkan bayi Anda di atas handuk kering dan berhati-
hatilah saat menutup kepalanya dengan handuk.
8) Keringkan bayi Anda menggunakan handuk. Keringkan bagian dada dan
perut bayi terlebih dahulu, dan pastikan untuk mengeringkan belakang
telinga dan lipatan kulit dengan lembut, sehingga tak ada lagi air yang
tersisa. Keringkan juga rambut bayi sekering mungkin menggunakan
handuk.
9) Oleskan obat salep jika dibutuhkan. Oleskan sedikit obat salep pada bagian
ruam akibat popok atau luka sunat jika Ada disarankan oleh dokter. Bisa
juga mengoleskan lotion atau minyak yg sudah disediakan.
10) Pakaikan bayi Anda popok dan baju. Pilihlah pakaian yang mudah dipakai,
pakaian dengan kancing berjenis snap lebih disarankan daripada pakaian
berkancing biasa.

4. Merawat Tali Pusat


1) Membersihkan tali pusar dengan benar
Mengutip Cleveland Clinic, penting untuk menjaga kebersihan tali pusar untuk
mencegah infeksi. Kita bisa membersihkannya dalam waktu mandi bayi
seperti biasa. Tak perlu khawatir, karena tali pusat yang terkena air tidak
meningkatkan risiko infeksi dan tidak membuat tali pusar akan lepas lebih
lama. Selain pada waktu mandi, kita juga bisa melakukan perawatan
membersihkan tali pusar bayi, seperti:
 Mencuci tangan terlebih dahulu.
 Gunakan kapas dan air biasa, lalu keringkan dengan hati-hati.
 Jika ada kotoran yang menempel, gunakan sabun lembut untuk
membersihkannya.
 Lalu, biarkan tali pusar mengering dengan sendirinya.
 Sebelumnya, dokter anak biasanya merekomendasikan untuk
menggunakan alkohol sebagai cara membersihkan tali pusar bayi. Akan
tetapi, kini sebagian besar dokter merekomendasikan agar menghindari
cara tersebut.
 Menggunakan alkohol atau cairan antiseptik seperti betadine,
kemungkinan bisa menimbulkan risiko iritasi kulit atau bisa menunda
penyembuhan.
2) Mandikan anak dengan sponge
 Selama belum mengalami puput pusar, mandikan bayi dengan sponge
atau waslap sebagai cara merawat dan membersihkan tali pusar bayi.
 Setelah mandi, keringkan tali pusat secara perlahan dengan handuk yang
lembut untuk menghindari iritasi. Selain itu, Anda juga bisa membiarkan
area tersebut kering dengan sendirinya.
 Hindari merendam bayi dalam bak mandi agar tidak terkena air secara
berlebihan, karena bisa membuat tali pusar terlalu lembap.
3) Jaga tali pusar tetap kering
 Perawatan tali pusar bayi baru lahir lainnya adalah menjaganya agar
tetap kering.
 Biarkan tali pusat terpapar dengan udara luar dan bersihkan dengan
lembut jika terlihat basah.
 Bayi juga bisa menggunakan pakaian longgar agar tali tidak menempel
dan memberikan akses sirkulasi udara yang lebih baik.
4) Jangan tutupi tali pusar dengan popok
 Apabila bayi menggunakan popok, lipat sedikit bagian atasnya agar tidak
menutupi tali pusat.
 Sebagai cara merawat tali pusar agar cepat kering, Anda juga bisa
menggulung ataupun menggunting popok yang menutupi tali pusar bayi.
 Lalu, Anda juga bisa menggulung dan menempelkan micropore pada
ujung popok yang menutup tali pusat. Hal ini dilakukan untuk mencegah
masuknya air seni maupun tinja ke dalam tali pusar.
 Biarkan tali pusar lepas dengan sendirinya
Anda mungkin memiliki keinginan untuk melepas sisa tunggul tali pada area
pusarnya. Akan tetapi, biarkan tali pusar bayi lepas dengan sendirinya.
Melepas atau menarik paksa tali pusat berpotensi menimbulkan perdarahan
secara terus-menerus yang memicu infeksi.
5. Menyelimuti bayi
Menyelimuti bayi dilakukan dengan cara melilitkan selimut kecil pada tubuh bayi
untuk memberi kehangatan dan perlindungan pada bayi. Menyelimuti bayi dengan
cara yang benar dapat membantu bayi tidur lebih tenang dan lebih nyaman.
Berikut beberapa manfaat menyelimuti bayi:
a) Membuat tidur bayi lebih nyenyak
Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), menyelimuti bayi
bermanfaat untuk membuat bayi tidur lebih nyenyak, nyaman, dan
menenangkan bayi bila dilakukan dengan benar.
b) Mengurangi risiko sindrom kematian bayi mendadak (SIDS)
Menyelimuti bayi dapat mengurangi risiko SIDS (Sudden Infant Death
Syndrome) pada bayi baru lahir. Namun dengan catatan bahwa bayi
harus ditempatkan pada posisi telentang menghadap ke atas.
Membedong bayi membuat bayi lebih sulit bergerak ke mana-mana
saat tidur, sehingga hal ini dapat melindunginya dari hal-hal berbahaya
yang dapat menyebabkan SIDS saat tidur.
c) Membantu bayi tidur lebih lama
Bayi biasanya mudah terbangun karena suatu hal kecil yang
mengganggu dan mengagetkannya. Membalut bayi dengan kain
selimut bisa mencegah hal tersebut dan membuat tidur lebih
lama.Dengan begitu, kebutuhan waktu tidur bayi pun terpenuhi yang
dapat mendukung perkembangan dan pertumbuhan bayi.
d) Membantu menenangkan bayi
Menyelimuti bayi dapat membuat bayi merasa lebih hangat. Hal ini
dapat mengingatkan mereka pada lingkungan saat mereka masih
berada di dalam rahim. Bayi yang diselimuti biasanya juga lebih jarang
menangis. Jika bayi menangis atau menggeliat saat diselimuti, artinya
bayi ingin lengan dan kakinya bisa bergerak bebas. Sebaiknya,
longgarkan selimut bayi.

e) Meningkatkan perkembangan neuromuskular


bayi dapat membatasi pergerakan tangan dan kaki bayi. Hal ini dapat
membantu mengembangkan keterampilan motorik bayi lebih baik
untuk kedepannya. Manfaat menyelimuti bayi ini terutama sangat
membantu bagi bayi prematur.

Cara menyelimuti bayi yang benar


Jika ingin menyelimuti bayi, pastikan caranya benar. Berikut ini langkah-langkah
dan cara menyelimuti bayi yang tepat:

 Taruh kain di permukaan datar dan lipat sedikit salah satu sudutnya.
 Tempatkan bayi pada lipatan selimut, bahu bayi berada tepat di atas lipatan
tersebut.
 Pastikan kedua lengan bayi berada di bawah dan mengapit tubuhnya.
 Tarik sudut selimut dekat lengan kirinya menutupi lengan kiri dan
dadanya, kemudian selipkan sudut selimut tersebut di bawah sisi kanan
tubuhnya (berikan sedikit kelonggaran agar bayi dapat bebas bergerak).
 Tarik sudut selimut dekat lengan kanannya menutupi lengan kanan dan
dadanya, kemudian selipkan sudut selimut tersebut di bawah sisi kiri
tubunya (berikan sedikit kelonggaran agar bayi dapat bebas bergerak).
 Putar atau lipat ujung bawah selimut tersebut dan selipkan ke bagian
belakang bayi. Pastikan kedua kakinya agak menekuk ke atas, serta kaki
dan pinggulnya dapat bebas bergerak
Hindari membedong bayi terlalu ketat. Hal ini bisa menyebabkan
persendian pada kaki bayi melonggar karena kaki terlalu diluruskan. Selain
itu, cara ini juga dapat merusak tulang rawan lunak dari rongga pinggul
yang mengarah pada hip dysplasia.
Beberapa hal yang harus Anda perhatikan saat membedong bayi
adalah:
 Hindari selimuti bayi terlalu ketat
Jangan menyelimuti bayi terlalu ketat terutama pada bagian kaki.
Banyak ibu yang menarik dan menekan kaki bayinya sebelum
melilitkan selimut. Hal ini dapat membuat kaki dan pinggul bayi tidak
bebas untuk bergerak. Selain itu, kaki bayi yang diluruskan dengan
paksa juga dapat menyebabkan persendian pada kaki dan pinggul bayi
melonggar. Kondisi tersebut dapat meningkatkan risiko bayi terkena
hip dysplasia (gangguan pembentukan sendi pinggul di mana bagian
atas tulang paha tidak berada tepat di rongga pinggul).
 Eratkan selimut bagian atas
Biasanya para ibu menyelimuti bayinya dengan memberikan
kelonggaran pada bagian atas selimut dan lebih erat pada selimut
bagian bawah Namun sebenarnya, yang harus dilakukan adalah
sebaliknya. Beri kelonggaran pada bagian bawah bedongan, dan
bedong lebih erat bagian atas. Pergerakan bayi akan membuat
bedongan sedikit terlepas, sehingga pastikan lengan bayi sudah
dibedong dengan erat dan bedongan sudah terlilit dengan rapi. Selimut
bedongan bagian atas yang terlepas dapat menjadi faktor risiko dari
sudden infant death syndrome (SIDS) atau kematian bayi secara
mendadak. Membedong bayi merupakan salah satu cara untuk
menurunkan risiko SIDS karena memberikan kenyamanan pada bayi
saat tertidur.
 Awasi saat bayi sedang tidur
Saat tidur, sebaiknya awasi bayi yang dibedong jangan sampai
terguling dan tidur dalam posisi telungkup. Tidur dalam posisi
telungkup dapat membuat jalan napas bayi terhalangi, sehingga dapat
memperbesar risiko bayi mengalami SIDS. Selain itu, usahakan agar
tidak ada benda-benda apapun di sekitar bayi saat ia tidur, seperti
selimut atau bantal. Benda-benda tersebut dapat menutupi hidung bayi,
sehingga ia bisa mengalami kesulitan saat bernapas..
DAFTAR PUSTAKA

https://pauddikmassulteng.id/berita/detail/para-orang-tua-harus-pahami-3-
kebutuhan-dasar-anak-asuh-asih-dan-asah/Diakses tanggal 19 agustus 2022 jam
19.00
Telli, L. Bounding Attachment. Diunduh 19 agustus 2022, jam 20.30 10:15
https://lusa.afkar.id/bounding-attachment diakses tanggal 19 agustus 2022 jam
21.07
https://hellosehat.com/parenting/bayi/perawatan-bayi/cara-bedong-bayi/ diunduh
20 Agustus 2022, Jam 21.43
Desty, dkk. 2009. Respon Orang Tua Terhadap Bayi Baru Lahir. Akademi
Kebidanan Mamba’ul ‘Ulum Surakarta.
Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC
Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai