Anda di halaman 1dari 18

TUGAS INDIVIDU

ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI

BOUNDING ATTACHMENT

Dosen : Ni Made Dwi Mahayati, SST., M.Keb

Oleh :

NI MADE PUSPITA DEWI

NIM. P07124222094

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR PROGRAM STUDI

SARJANA TERAPAN KEBIDANAN ALIH JENJANG

2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-

Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas individu dalam melakukan interpretasi “Skoring

Bounding Attachment pada Ibu Nifas”. Tugas individu ini penulis susun secara maksimal

dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui, Poltekkes

Kemenkes Denpasar jurusan Sarjana Terapan Kebidanan Alih Jenjang tahun 2022. Selama

proses penyusunan tugas individu ini, penulis mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, baik

bantuan secara moril maupun materiil. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan

terima kasih kepada Yth:

1. Ibu Ni Made Dwi Mahayati, SST., M.Keb. selaku Pembimbing Mata Kuliah Asuhan

Kebidanan Nifas dan Menyusui yang telah membimbing dan membina penulis dalam

menyelesaikan tugas individu ini.

2. Semua pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung,baik berupa

material maupun non-material demi terselesaikannya tugas individu ini.

Penulis menyadari bahwa tugas individu ini masih memiliki banyak kekurangan baik dari

segi susunan maupun tata bahasanya. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan

kekurangan tersebut. Dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik yang

membangun dari pembaca dengan harapan agar penulis mampu menyusun tugas individu dengan

lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap semoga tugas individu ini dapat memberikan

manfaat dan inspirasi bagi pembaca.

Denpasar, 13 September 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................................3
C. Tujuan...........................................................................................................................................3
BAB II.........................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................4
A. Bonding Attachment.....................................................................................................................4
B. Faktor Bounding Attachment......................................................................................................5
C. Hal – Hal Yang Mempengaruhi Proses Bonding Attachment...................................................7
D. Tahapan Bonding Bonding Attachment........................................................................................8
E. Elemen-Elemen Bounding Attachment.......................................................................................8
F. Skoring Bounding Attachment pada Ibu Nifas.........................................................................9
a. Karakteristik responden...............................................................................................................9
b. Pelaksanaan Bounding Attachment.......................................................................................10
c. Adapun hal-al yang mempengaruhi keberhasilan......................................................................11
G. Peran Bidan Dalam Mendukung Terjadinya Bounding Attachment.....................................12
BAB III......................................................................................................................................................14
PENUTUP.................................................................................................................................................14
A. Kesimpulan.................................................................................................................................14
B. Saran............................................................................................................................................14
a. Bagi ibu Nifas............................................................................................................................14
b. Bagi bidan..................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Masa nifas atau postpartum merupakan masa yang penuh stres kedua

dibandingkan masa kehamilan bagi seorang ibu. Secara psikologi ibu nifas sering

mengalami emosi yang labil, sedih dan mudah tersinggung, hal ini merupakan dasar

terjadinya kelainan psikologik selanjutnya (Winarni, 2018). Lingkungan menjadi salah

satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap perkembang anak. Lingkungan yang baik

dapat memberikan pengaruh yang baik. Sebaliknya, lingkungan yang buruk dapat

memberikan pengaruh yang buruk. Lingkungan bagi anak antara lain adalah keluarga,

sekolah dan masyarakat. Lingkungan keluarga merupakan pilar yang utama pada

perkembangan anak usia dini dalam membentuk baik buruknya pribadi manusia agar

berkembang baik dalam beretika, moral dan akhlaknya.1 Peran keluarga sangat penting

dalam proses perkembangan anak salah satunya ialah fungsi sosialisasi. Sosialisasi dalam

keluarga akan membentuk kepribadian anak. Melalui interaksi sosial dalam keluarga,

anak mempelajari pola-pola sikap, tingkah laku, keyakinan, cita-cita, dan nilai-nilai di

masyarakat dalam rangka perkembangan kepribadiannya.2 Interaksi antara anak dengan

orang tua menjadi penting karena hal tersebutlah yang mendasari awal perkembangan

sosial anak. interaksi – interaksi tersebut merupakan proses bonding orang tua untuk

membangun attachment atau kelekatan kepada anak. Hubungan keluarga yang erat

memberikan pengaruh lebih besar pada anak daripada pengaruh sosial – sosial lainnya

(Virgina, 2021)

1
Ikatan ibu dan anak haruslah dibentuk sejak dalam kandungan. Kurangnya

pengetahuan bounding attachment pada ibu hamil trimester III dapat menghambat

terjadinya bounding attachment. Masalah yang akan terjadi jika bounding attachment

mengalami hambatan, maka mengakibatkan perkembangan tingkah laku anakjuga

terhambat seperti tingkah laku streotype, social abnormal, kemunduran motorik, kognitif,

verbal dan bersikap apatis (Putri et all, 2021).

Bounding attachment atau ikatan batin sangat berperan penting untuk ibu dan

bayi, ikatan batin yang diberikan ibu kepada bayi akan memberikan kehangatan dan

kenyaman, ia akan terasa seperti diberikan kasih sayang, perhatian, dicintai, dipercaya

serta menumbuhkan sikap sosial sehingga berdampak pada bayi yaitu pertumbuhan

psikologi yang sehat, merasa aman, berani untuk melakukan eksplorasi dan tumbuh

kembang bayi. Secara hormonal ikatan tersebut akan membentuk hormon oxytocin dan

prolaktin yang memiliki hubungan dengan kontraksi uterus dan menyusui (Tahapary et

all 2022).

Bounding attachment merupakan aktivitas refleksi dari kemampuan ibu untuk

menerima kehadiran bayinya dan mengungkapkan kasih sayangnya. Ini membentuk

ikatan yang kuat antara ibu dan bayi. Ikatan batin ini dapat dibangun melalui interaksi

berupa sentuhan, belaian, ungkapan cinta, tatapan penuh cinta dan kasih sayang dari ibu

kepada bayinya. Dalam proses ini, ada penggabungan berdasarkan cinta dan penerimaan

yang tulus dari orang tua untuk anak-anak mereka dan memberikan dukungan

pengasuhan dalam pengasuhan mereka (Adams et al., 2020).

2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan tersebut, pada mata Kuliah Asuhan Kebidanan pada Ibu

nifas dan menyusui kali ini akan dibahas mengenai Skoring Biunding Attachment pada

Ibu Nifas.

C. Tujuan
Untuk melakukan identifikasi skoring bounding attachment pada ibu nifas di Puskesmas I

Denpasar Timur.

3
BAB II

PEMBAHASAN
A. Bonding Attachment

Klause dan Kennel dalam Sembiring menyatakan bahwa bonding merupakan,

“Interaksi orangtua dan bayi secara nyata, baik fisik, emosi, maupun sensori pada

beberapa menit dan jam pertama segera bayi setelah lahir.

Bounding attachment dapat dimulai pada saat persalinan memasuki kala IV, dengan cara

diadakan kontak antara ibu-ayah-anak yang berada dalam ikatan kasih sayang (Nasution,

2014)

Orang tua akan membentuk bonding dengan anak melalui kasih sayang, perhatian,

pengasuhan, perlindungan dan afeksi yang sesuai dengan kebutuhan bayi.15 Dari

penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa ketika anak lahir sedini mungkin dipersatukan

dengan ibunya sehingga ibu bisa segera melalukan interaksi kepada bayinya baik itu

secara fisik maupun emosi. Bonding sudah mulai terbentuk sejak bayi dalam kandungan

dan berlangsung terus sampai beberapa tahun kemudian. Oleh karena itu setiap gangguan

yang terjadi sejak masa kandungan sampai dengan lahirnya anak dapat berdampak

terhadap perkembangan anak (Virginia, 2021).

Sejalan dengan perkembangan pada beberapa bulan pertama kehidupan, bayi dan

ibunya saling mengadakan hubungan dan ikatan batin. Jika seorang ibu konsisten dalam

responnya terhadap kebutuhan bayi dan mampu menafsirkan dengan tepat isyarat seorang

bayi, perkembangan bayi akan terpacu dan terbentuk ikatan batin yang kokoh.

Keberhasilan dalam hubungan dan ikatan batin antara bayi dan ibunya dapat

mempengaruhi hubungan sepanjang masa (Nasution, 2014).

4
Berdasarkan pendapat diatas dapat dipahami bahwa bonding ialah interaksi antara orang

tua dengan bayi secara nyata baik itu fisik maupun emosi sejak dalam kandungan sampai

awal kehidupan anak untuk membangun hubungan antara anak dan orang tua sehingga

akan membentuk dasar nilai – nilai interpersonal anak (Virginia, 2021).

B. Faktor Bounding Attachment

a. Faktor internal terdiri dari:

a) Bagaimana bayi diasuh oleh orang tua

Ketika sang anak diasuh oleh ayah atau ibu yang pernah diasuh oleh orang tuanya

dengan cara yang keras atau sering diberikan hukuman jika ada kesalahan sedikit,

maka kemungkinan anak akan dididik dengan cara yang sama seperti bagaimana

mereka dididik.

b) Kebudayaan yang diinternalisasikan dalam diri

Beberapa masyarakat mempercayai bahwa ibu dan bayinya yang baru lahir

tidaklah bersih dan diisolasi dari ayahnya selama waktu yang telah ditetapkan, hal

tersebut akan menyulitkan terbentuknya ikatan batin dengan sang ayah.

c) Nilai-nilai kehidupan

Kepercayaan dan nilai-nilai dalam kehidupan dapat mempengaruhi perilaku

seseorang, dalam agama islam bayi yang baru lahir sesegera mungkin di adzankan

oleh sang ayah. Keadaan ini memberikan kesempatan ayah untuk mencoba

menggendong bayi pertama kalinya dan bayi mendengarkan suara sang ayah. Hal

tersebut akan membentuk proses bonding antara anak dengan ayahnya.

5
d) Hubungan antar sesama

Hubungan antar sesama dapat memberikan pengalaman secara tidak langsung.

Seperti contohnya apabila sang ayah mempunyai hubungan dalam lingkungan

yang harmonis, mudah bersosialisasi, hal ini akan menciptakan respon yang

positif terhadap ayah dan anaknya.

e) Riwayat kehamilan sebelumnya

Apabila pada kehamilan terdahulu ibu mengalami komplikasi dalam kehamilan

seperti abortus, plasenta previa, akan membuat ayah atau ibu maupun keluarga

sangat menjaga dan melindungi bayi dengan sebaiknya.

b. Faktor eksternal terdiri dari:

a) Keinginan menjadi orang tua yang telah diimpikan

Pasangan suami istri yang telah mendambakan dikaruniai anak tentulah akan

merespon dengan bahagia. Perhatian penuh akan diberikan sejak anak

dikandungan.

b) Sikap dan perilaku pengunjung

Ketika pengungjung memberikan ucapan serta pujian atas kelahiran anaknya. hal

tersebut akan memberikan orang tua perasaan bahagia atas kehadiran anaknya

tersebut.

c. Pra kondisi yang mempengaruhi proses bonding

a) Kesehatan emosional orang tua, baik itu emosi ayah maupun ibu.

b) Sistem dukungan sosial yang meliputi pasangan hidup, teman dan keluarga.

c) Suatu keterampilan dalam berkomunikasi dan dalam memberi asuhan yang

kompeten.

6
d) Kedekatan orang tua dengan anak. tentulah jika ingin membentuk bonding pada

anak, haruslah terlebih dahulu dekat anak. hal tersebut berlaku bagi ayah maupun

ibu

e) Kecocokan orang tua-anak (termasuk keadaan, tempramen dan jenis kelamin).

C. Hal – Hal Yang Mempengaruhi Proses Bonding Attachment

a) Kesehatan emosional orang tua

Rrespon emosi yang positif akan membantu tercapainya proses bonding.

b) Tingkat kemampuan komunikasi dan keterampilan untuk merawat anak.

Semakin terampil orang tua dalam merawat anak maka akan semakin mudah pula

bonding attachment terwujud.

c) Dukungan sosial

Dukungan sosial dari orang – orang terdekat seperti keluarga, pasangan atau

teman akan memberikan dorongan positif kepada ibu untuk untuk memberikan

kasih sayang kepada anaknya.

d) Kedekatan orang tua dengan anak Program inisiasi menyusui dini akan

membentuk kedekatan antara orang tua dan anak dapat terjalin dan menjadikan

ikatan batin terwujud diantara keduanya.

e) Kesesuaian antara orang tua dan anak Anak akan lebih mudah diterima oleh

keluarganya apabila anak terlahir dalam keadaan sehat dan jenis kelamin sesuai

dengan yang diharapkan.

7
D. Tahapan Bonding Bonding Attachment

a) Perkenalan ( acquaintance ), pada tahap awal merupakan proses membentuk

keterikatan ( bonding ) antara orang tua dengan anak yang dilakukan ketika anak

lahir berupa kontak secara langsung baik itu secara fisik maupun emosi. Seperti

yang telah disebutkan bahwa proses bonding dilakukan sejak lahir sampai tahun

kehidupan awal anak. Perlakukan tersebut tidak hanya dilakukan oleh ibu saja

melainkan ayah dan anggota keluarga lainnya agar anak dapat memiliki figur

lekat dalam keluarganya.

b) Bonding ( keterikatan ), proses bonding dapat terbentuk menjadi bonding yang

positif maupun bonding yang negatif. Proses tersebutlah yang akan menghasilkan

lekat pada anak.

c) Attachment ( kelekatan ). Apabila proses bonding yang dibangun positif maka

akan terbentuk lekat yang aman. Sebaliknya, apabila proses bonding yang

dibangun negatif maka akan terbentuk lekat yang tidak aman.

E. Elemen-Elemen Bounding Attachment

a) Sentuhan

b) Kontak mata

c) Suara

d) Aroma

e) Entrainment (sinkronisasi)

f) Bioritme

g) Kontak dini

8
F. Skoring Bounding Attachment pada Ibu Nifas

a. Karakteristik responden

Dalam tugas ini, penulis melakukan skoring Bounding Attachment kepada 2 orang

ibu nifas hari pertama (KF 1) primipara.

Gambar 1. Ibu nifas hari pertama lahir di B Gambar 1. Ibu nifas hari pertama lahir di Pusk. I

“R” Dentim

Kelahiran akan membawa perubahan yang sangat besar bagi seorang wanita, disamping

perubahan fisik juga terjadi perubahan pada kondisi psikis. Perubahan ini terlihat jelas pada ibu

yang telah melahirkan seorang anak untuk pertama kalinya dengan kondisi lengkap dan sehat di

dunia yang biasa dikenal dengan sebutan ibu primipara. Primipara yang berhasil dalam

menyesuaikan diri dengan peran dan aktivitas barunya akan bersemangat mengasuh bayinya,

namun sebagian primipara yang kurang berhasil menyesuaikan diri dengan baik akan mengalami

perubahan emosi (Oktaputrining et all, 2017).

9
b. Pelaksanaan Bounding Attachment

Dari hasil observasi, ini adalah kelahiran anak pertama yang sangat diharapkan.

Kedua ibu primipara tersebut sangat antusias dengan kelahiran bayinya. Pada proses

persalinan kedua ibu tersebut melakukan IMD dimana sentuhan pertama kali sudah

tentu terjadi. Kedua ibu nifas tersebut tampak tersenyum yang didampingi oleh

suami dengan raut wajah yang memancarkan kebahagiaan pula. Setelah ibu

dipindahkan ke ruang Nifas, sesekali melakukan kontak mata dan dibarengi dengan

suara sapaan dari ibu ke bayi. Ayah yang berperan sebagai pendamping melakukan

tugas dengan baik dan memberikan doa di telinga bayi.

Tabel skoring Bounding Attachment

Aspek Prilaku Ibu ke IBU NIFAS 1 IBU NIFAS 2


Bayi
Memandang 4 4

Berkata 3 3

Melakukan sesuatu 3 3

Skor 10 10

Jadi secara keseluruhan ibu nifas ini telah melakukan bounding attachment

dengan baik, dengan skore rata-rata 10.

Bounding attachment dapat dimulai pada saat persalinan memasuki kala IV,

dengan cara diadakan kontak antara ibu-ayah-anak yang berada dalam ikatan kasih

sayangBounding merupakan suatu ketertarikan mutual, pertama antar individu,

misalnya orang tua dan anak pada saat pertama kali ketemu. Attachment adalah suatu

perasaan menyayangi atau loyalitas yang meningkat individu dengan individu yang

lain.

10
c. Adapun hal-al yang mempengaruhi keberhasilan

Berdasarkan penilaian kasus bounding attachment diatas, adapun hal-hal yang

mempengaruhi keberhasilannya antaralain:

a) Kesehatan emosional orang tua

Orang tua mengharapkan kehadiran sang anak dalam kehidupannya karena ini

adalah kelahiran anak pertamanya yang tentu memberikan pengaruh terjadinya

bounding attachment ini..

a) Tingkat kemampuan komunikasi dan keterampilan untuk merawat anak.

Dalam kasus ini keterampilan orangtua mungkin belum maksimal karena ini

merupakan pengalaman pertamanya.

b) Dukungan sosial

Dukungan sosial dari orang – orang terdekat seperti keluarga tampak antusias,

terlihat dari dukungan pendampingan saat proses persalinan. Marmi (2017) suami

adalah sosok yang memiliki potensi besar sebagai sumber dukungan sosial dan

senantiasa tersedia untuk memberi bantuan dan dukungan ketika individu

membutuhkan. Kepuasan pernikahan merupakan sumber terpenting dari suatu

dukungan, karena dalam kepuasan pernikahan terdapat keintiman suatu hubungan,

keselaran dalam persamaan persepsi, dll yang hanya bisa didapatkan dari suami.

Kepuasan pernikahan tersebut didapat dari dukungan yang diberikan oleh suami

selama masa kehamilan, melahirkan hingga merawat anak

11
c) Kedekatan orang tua dengan anak

Program inisiasi menyusui dini yang telah dilakukan saat kala II persalinan

membentuk kedekatan antara orang tua dan anak dapat terjalin dan menjadikan

ikatan batin terwujud diantara keduanya.

d) Kesesuaian antara orang tua dan anak

Anak terlahir dalam keadaan sehat dan jenis kelamin sesuai dengan yang

diharapkan.

G. Peran Bidan Dalam Mendukung Terjadinya Bounding Attachment

a. Membantu menciptakan terjadinya ikatan antara ibu dan bayi dalam jam pertama

pasca kelahiran

b. Memberikan dorongan pada ibu dan keluarga untuk memberikan respon positif

tentang bayinya baik melalui sikap ucapan maupun tindakan.

c. Sewaktu pemeriksaan ANC bidan selalu mengingatkan ibu untuk menyentuh dan

meraba perutnya yang semakin membesar.

d. Bidan mendorong ibu untuk selalu mengajak bidan berkomunikasi Universitas

Sumatera Utara

e. Ketika dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan salah satu cara

bounding attachment dalam beberapa saat setelah kelahiran hendaknya bidan tidak

benar-benar memisahkan ibu dan bayi melainkan bidan mampu untuk mengundang

rasa penasaran ibu untuk mengetahui keadaan bayi dan ingin segera memeluk

bayinya. Pada kasus bayi atau ibu beresiko, ibu dapat tetap melakukanj bounding

attachment ketika ibu memberi ASI bayinya atau ketika mengunjungi bayi di ruang

perinatal.

12
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penilaian interpretasi terhadap ibu primipara dapat disimpulkan

bahwa keberhasilan bounding attachment sangat besar dipengaruhi oleh factor-faktor

internal dan eksternal. Suami terutamanya agar memberikan dukungan fisik maupun

psikis terhadap ibu yang baru melahirkan sehingga ibu mampu beradaptasi dengan fase-

fase perubahan peran yang dialami.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan antara lain adalah sebagai berikut :

a. Bagi ibu Nifas


Hendaknya ibu nifas lebih meningkatkan pengetahuan dan mengetahui informasi

tentang bounding attachment melalui media cetak maupun media elektronik sehingga

mengetahui tentang teknik dan manfaat dari bounding attachment dalam rangka

meningkatkan interaksi kasih sayang dengan anaknya. Universitas Sumatera Utara

b. Bagi bidan
Hendaknya bidan memberikan pemahaman kepada ibu nifas dan memberikan

pelayanan dalam penerapan bounding attachment secara langsung kepada ibu dan

bayinya, misalnya pada saat pelaksanaan inisiasi menyusui dini dan rooming in.

13
DAFTAR PUSTAKA
Winarini,L.M. 2018. Pengaruh Dukungan Suami Dan Bounding Attachment Dengan Kondisi

Psikologi Ibu Postpartum. Jurnal Ilmiah Bidan. 3 (2): 1-11.

https://scholar.google.co.id/citations?

view_op=view_citation&hl=en&user=DplTcBEAAAAJ&citation_for_view=DplTcB

EAAAAJ:NhqRSupF_l8C

Delima,M. Andriani,Y. Putri,R.2020. Education About Early Asking And Bounding Initiations

Attachment Against The Mother's Readiness. Journal of Nursing and Health. 1 (1). e-

ISSN: 2745-7877

Besse Darmita Yuana Putri, Herinawati Herinawati, Enny Susilawati. 2021. Pengaruh Promosi

Kesehatan Tentang Bounding Attachment Berbasis Video Animasi Terhadap

Pengetahuan Ibu Hamil. Nursing Care and Health Technology Journal (NCHAT).

1(3): 155-161. https://scholar.google.co.id/citations?

view_op=view_citation&hl=en&user=cKG9OIcAAAAJ&citation_for_view=cKG9OI

cAAAAJ:mB3voiENLucC

Westy Tahapary1 , Irna Nursanti2 , Giri Widagdo. 2022. Efek Pemberian Paket Kasih Terhadap

Keberlanjutan Bounding Attachment Pada Ibu Post Sectio Caesarea. Journal of

Telenursing (JOTING). 4(1). e-ISSN: 2684-8988

Adams, GC dkk. (2020) 'Lampiran berdampak pada respons kebangkitan kortisol pada individu

yang mengalami depresi kronis', Psikoneuroendokrinologi, 120, hlm. 104778. doi:

https://doi.org/ 10.1016/j.psyneuen.2020.104778.

14
Wahyuni, E.D. 2018. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. PPSDM Kesehatan. BPPSDM

Kesehatan. Kemenkes RI.

Nasution, D.K.S. 2014. Pelaksanaan Bounding Attachment Pada Ibu Nifas Di Klinik Nining

Pelawati Kecamatan Lubuk Pakam. Karya Tulis Ilmiah Program D-Iv Bidan Pendidika

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Virginia,M. 2021. Hubungan Bonding Orang Tua dan Attachment terhadap Kemandirian Anak

di RA Al-Mursyidiyyah. Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini Fakutlas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Uin Syarif Hidayatullah. Jakarta

Dila Oktaputrining, Susandi C., Suroso Suroso. 2017. Post Partum Blues: Pentingnya Dukungan

Sosial Dan Kepuasan Pernikahan Pada Ibu Primipara. Psikodimensia. Department of

Obstetrics, Medical University of Gdansk, Polandia. Vol. 16; No. 2. ISSN online :

2579-6321

Marmer, L.W.,& Ariana A.D,. (2016). Persepsi terhadap Dukungan Suami pada Primipara yang

Mengalami Depresi Pasca Melahirkan. Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental:

Vol 5 No. 1.

Marmi. 2017. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas “Puerperium Care”.Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

15

Anda mungkin juga menyukai