BOUNDING ATTACHMENT
Oleh :
NIM. P07124222094
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas individu dalam melakukan interpretasi “Skoring
Bounding Attachment pada Ibu Nifas”. Tugas individu ini penulis susun secara maksimal
dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui, Poltekkes
Kemenkes Denpasar jurusan Sarjana Terapan Kebidanan Alih Jenjang tahun 2022. Selama
proses penyusunan tugas individu ini, penulis mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, baik
bantuan secara moril maupun materiil. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
1. Ibu Ni Made Dwi Mahayati, SST., M.Keb. selaku Pembimbing Mata Kuliah Asuhan
Kebidanan Nifas dan Menyusui yang telah membimbing dan membina penulis dalam
2. Semua pihak yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung,baik berupa
Penulis menyadari bahwa tugas individu ini masih memiliki banyak kekurangan baik dari
segi susunan maupun tata bahasanya. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan
kekurangan tersebut. Dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik yang
membangun dari pembaca dengan harapan agar penulis mampu menyusun tugas individu dengan
lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap semoga tugas individu ini dapat memberikan
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................................3
C. Tujuan...........................................................................................................................................3
BAB II.........................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................4
A. Bonding Attachment.....................................................................................................................4
B. Faktor Bounding Attachment......................................................................................................5
C. Hal – Hal Yang Mempengaruhi Proses Bonding Attachment...................................................7
D. Tahapan Bonding Bonding Attachment........................................................................................8
E. Elemen-Elemen Bounding Attachment.......................................................................................8
F. Skoring Bounding Attachment pada Ibu Nifas.........................................................................9
a. Karakteristik responden...............................................................................................................9
b. Pelaksanaan Bounding Attachment.......................................................................................10
c. Adapun hal-al yang mempengaruhi keberhasilan......................................................................11
G. Peran Bidan Dalam Mendukung Terjadinya Bounding Attachment.....................................12
BAB III......................................................................................................................................................14
PENUTUP.................................................................................................................................................14
A. Kesimpulan.................................................................................................................................14
B. Saran............................................................................................................................................14
a. Bagi ibu Nifas............................................................................................................................14
b. Bagi bidan..................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa nifas atau postpartum merupakan masa yang penuh stres kedua
dibandingkan masa kehamilan bagi seorang ibu. Secara psikologi ibu nifas sering
mengalami emosi yang labil, sedih dan mudah tersinggung, hal ini merupakan dasar
satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap perkembang anak. Lingkungan yang baik
dapat memberikan pengaruh yang baik. Sebaliknya, lingkungan yang buruk dapat
memberikan pengaruh yang buruk. Lingkungan bagi anak antara lain adalah keluarga,
sekolah dan masyarakat. Lingkungan keluarga merupakan pilar yang utama pada
perkembangan anak usia dini dalam membentuk baik buruknya pribadi manusia agar
berkembang baik dalam beretika, moral dan akhlaknya.1 Peran keluarga sangat penting
dalam proses perkembangan anak salah satunya ialah fungsi sosialisasi. Sosialisasi dalam
keluarga akan membentuk kepribadian anak. Melalui interaksi sosial dalam keluarga,
anak mempelajari pola-pola sikap, tingkah laku, keyakinan, cita-cita, dan nilai-nilai di
orang tua menjadi penting karena hal tersebutlah yang mendasari awal perkembangan
sosial anak. interaksi – interaksi tersebut merupakan proses bonding orang tua untuk
membangun attachment atau kelekatan kepada anak. Hubungan keluarga yang erat
memberikan pengaruh lebih besar pada anak daripada pengaruh sosial – sosial lainnya
(Virgina, 2021)
1
Ikatan ibu dan anak haruslah dibentuk sejak dalam kandungan. Kurangnya
pengetahuan bounding attachment pada ibu hamil trimester III dapat menghambat
terjadinya bounding attachment. Masalah yang akan terjadi jika bounding attachment
terhambat seperti tingkah laku streotype, social abnormal, kemunduran motorik, kognitif,
Bounding attachment atau ikatan batin sangat berperan penting untuk ibu dan
bayi, ikatan batin yang diberikan ibu kepada bayi akan memberikan kehangatan dan
kenyaman, ia akan terasa seperti diberikan kasih sayang, perhatian, dicintai, dipercaya
serta menumbuhkan sikap sosial sehingga berdampak pada bayi yaitu pertumbuhan
psikologi yang sehat, merasa aman, berani untuk melakukan eksplorasi dan tumbuh
kembang bayi. Secara hormonal ikatan tersebut akan membentuk hormon oxytocin dan
prolaktin yang memiliki hubungan dengan kontraksi uterus dan menyusui (Tahapary et
all 2022).
ikatan yang kuat antara ibu dan bayi. Ikatan batin ini dapat dibangun melalui interaksi
berupa sentuhan, belaian, ungkapan cinta, tatapan penuh cinta dan kasih sayang dari ibu
kepada bayinya. Dalam proses ini, ada penggabungan berdasarkan cinta dan penerimaan
yang tulus dari orang tua untuk anak-anak mereka dan memberikan dukungan
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan tersebut, pada mata Kuliah Asuhan Kebidanan pada Ibu
nifas dan menyusui kali ini akan dibahas mengenai Skoring Biunding Attachment pada
Ibu Nifas.
C. Tujuan
Untuk melakukan identifikasi skoring bounding attachment pada ibu nifas di Puskesmas I
Denpasar Timur.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Bonding Attachment
“Interaksi orangtua dan bayi secara nyata, baik fisik, emosi, maupun sensori pada
Bounding attachment dapat dimulai pada saat persalinan memasuki kala IV, dengan cara
diadakan kontak antara ibu-ayah-anak yang berada dalam ikatan kasih sayang (Nasution,
2014)
Orang tua akan membentuk bonding dengan anak melalui kasih sayang, perhatian,
pengasuhan, perlindungan dan afeksi yang sesuai dengan kebutuhan bayi.15 Dari
penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa ketika anak lahir sedini mungkin dipersatukan
dengan ibunya sehingga ibu bisa segera melalukan interaksi kepada bayinya baik itu
secara fisik maupun emosi. Bonding sudah mulai terbentuk sejak bayi dalam kandungan
dan berlangsung terus sampai beberapa tahun kemudian. Oleh karena itu setiap gangguan
yang terjadi sejak masa kandungan sampai dengan lahirnya anak dapat berdampak
Sejalan dengan perkembangan pada beberapa bulan pertama kehidupan, bayi dan
ibunya saling mengadakan hubungan dan ikatan batin. Jika seorang ibu konsisten dalam
responnya terhadap kebutuhan bayi dan mampu menafsirkan dengan tepat isyarat seorang
bayi, perkembangan bayi akan terpacu dan terbentuk ikatan batin yang kokoh.
Keberhasilan dalam hubungan dan ikatan batin antara bayi dan ibunya dapat
4
Berdasarkan pendapat diatas dapat dipahami bahwa bonding ialah interaksi antara orang
tua dengan bayi secara nyata baik itu fisik maupun emosi sejak dalam kandungan sampai
awal kehidupan anak untuk membangun hubungan antara anak dan orang tua sehingga
Ketika sang anak diasuh oleh ayah atau ibu yang pernah diasuh oleh orang tuanya
dengan cara yang keras atau sering diberikan hukuman jika ada kesalahan sedikit,
maka kemungkinan anak akan dididik dengan cara yang sama seperti bagaimana
mereka dididik.
Beberapa masyarakat mempercayai bahwa ibu dan bayinya yang baru lahir
tidaklah bersih dan diisolasi dari ayahnya selama waktu yang telah ditetapkan, hal
c) Nilai-nilai kehidupan
seseorang, dalam agama islam bayi yang baru lahir sesegera mungkin di adzankan
oleh sang ayah. Keadaan ini memberikan kesempatan ayah untuk mencoba
menggendong bayi pertama kalinya dan bayi mendengarkan suara sang ayah. Hal
5
d) Hubungan antar sesama
yang harmonis, mudah bersosialisasi, hal ini akan menciptakan respon yang
seperti abortus, plasenta previa, akan membuat ayah atau ibu maupun keluarga
Pasangan suami istri yang telah mendambakan dikaruniai anak tentulah akan
dikandungan.
Ketika pengungjung memberikan ucapan serta pujian atas kelahiran anaknya. hal
tersebut akan memberikan orang tua perasaan bahagia atas kehadiran anaknya
tersebut.
a) Kesehatan emosional orang tua, baik itu emosi ayah maupun ibu.
b) Sistem dukungan sosial yang meliputi pasangan hidup, teman dan keluarga.
kompeten.
6
d) Kedekatan orang tua dengan anak. tentulah jika ingin membentuk bonding pada
anak, haruslah terlebih dahulu dekat anak. hal tersebut berlaku bagi ayah maupun
ibu
Semakin terampil orang tua dalam merawat anak maka akan semakin mudah pula
c) Dukungan sosial
Dukungan sosial dari orang – orang terdekat seperti keluarga, pasangan atau
teman akan memberikan dorongan positif kepada ibu untuk untuk memberikan
d) Kedekatan orang tua dengan anak Program inisiasi menyusui dini akan
membentuk kedekatan antara orang tua dan anak dapat terjalin dan menjadikan
e) Kesesuaian antara orang tua dan anak Anak akan lebih mudah diterima oleh
keluarganya apabila anak terlahir dalam keadaan sehat dan jenis kelamin sesuai
7
D. Tahapan Bonding Bonding Attachment
keterikatan ( bonding ) antara orang tua dengan anak yang dilakukan ketika anak
lahir berupa kontak secara langsung baik itu secara fisik maupun emosi. Seperti
yang telah disebutkan bahwa proses bonding dilakukan sejak lahir sampai tahun
kehidupan awal anak. Perlakukan tersebut tidak hanya dilakukan oleh ibu saja
melainkan ayah dan anggota keluarga lainnya agar anak dapat memiliki figur
positif maupun bonding yang negatif. Proses tersebutlah yang akan menghasilkan
akan terbentuk lekat yang aman. Sebaliknya, apabila proses bonding yang
a) Sentuhan
b) Kontak mata
c) Suara
d) Aroma
e) Entrainment (sinkronisasi)
f) Bioritme
g) Kontak dini
8
F. Skoring Bounding Attachment pada Ibu Nifas
a. Karakteristik responden
Dalam tugas ini, penulis melakukan skoring Bounding Attachment kepada 2 orang
Gambar 1. Ibu nifas hari pertama lahir di B Gambar 1. Ibu nifas hari pertama lahir di Pusk. I
“R” Dentim
Kelahiran akan membawa perubahan yang sangat besar bagi seorang wanita, disamping
perubahan fisik juga terjadi perubahan pada kondisi psikis. Perubahan ini terlihat jelas pada ibu
yang telah melahirkan seorang anak untuk pertama kalinya dengan kondisi lengkap dan sehat di
dunia yang biasa dikenal dengan sebutan ibu primipara. Primipara yang berhasil dalam
menyesuaikan diri dengan peran dan aktivitas barunya akan bersemangat mengasuh bayinya,
namun sebagian primipara yang kurang berhasil menyesuaikan diri dengan baik akan mengalami
9
b. Pelaksanaan Bounding Attachment
Dari hasil observasi, ini adalah kelahiran anak pertama yang sangat diharapkan.
Kedua ibu primipara tersebut sangat antusias dengan kelahiran bayinya. Pada proses
persalinan kedua ibu tersebut melakukan IMD dimana sentuhan pertama kali sudah
tentu terjadi. Kedua ibu nifas tersebut tampak tersenyum yang didampingi oleh
suami dengan raut wajah yang memancarkan kebahagiaan pula. Setelah ibu
dipindahkan ke ruang Nifas, sesekali melakukan kontak mata dan dibarengi dengan
suara sapaan dari ibu ke bayi. Ayah yang berperan sebagai pendamping melakukan
Berkata 3 3
Melakukan sesuatu 3 3
Skor 10 10
Jadi secara keseluruhan ibu nifas ini telah melakukan bounding attachment
Bounding attachment dapat dimulai pada saat persalinan memasuki kala IV,
dengan cara diadakan kontak antara ibu-ayah-anak yang berada dalam ikatan kasih
misalnya orang tua dan anak pada saat pertama kali ketemu. Attachment adalah suatu
perasaan menyayangi atau loyalitas yang meningkat individu dengan individu yang
lain.
10
c. Adapun hal-al yang mempengaruhi keberhasilan
Orang tua mengharapkan kehadiran sang anak dalam kehidupannya karena ini
Dalam kasus ini keterampilan orangtua mungkin belum maksimal karena ini
b) Dukungan sosial
Dukungan sosial dari orang – orang terdekat seperti keluarga tampak antusias,
terlihat dari dukungan pendampingan saat proses persalinan. Marmi (2017) suami
adalah sosok yang memiliki potensi besar sebagai sumber dukungan sosial dan
keselaran dalam persamaan persepsi, dll yang hanya bisa didapatkan dari suami.
Kepuasan pernikahan tersebut didapat dari dukungan yang diberikan oleh suami
11
c) Kedekatan orang tua dengan anak
Program inisiasi menyusui dini yang telah dilakukan saat kala II persalinan
membentuk kedekatan antara orang tua dan anak dapat terjalin dan menjadikan
Anak terlahir dalam keadaan sehat dan jenis kelamin sesuai dengan yang
diharapkan.
a. Membantu menciptakan terjadinya ikatan antara ibu dan bayi dalam jam pertama
pasca kelahiran
b. Memberikan dorongan pada ibu dan keluarga untuk memberikan respon positif
c. Sewaktu pemeriksaan ANC bidan selalu mengingatkan ibu untuk menyentuh dan
Sumatera Utara
e. Ketika dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan salah satu cara
bounding attachment dalam beberapa saat setelah kelahiran hendaknya bidan tidak
benar-benar memisahkan ibu dan bayi melainkan bidan mampu untuk mengundang
rasa penasaran ibu untuk mengetahui keadaan bayi dan ingin segera memeluk
bayinya. Pada kasus bayi atau ibu beresiko, ibu dapat tetap melakukanj bounding
attachment ketika ibu memberi ASI bayinya atau ketika mengunjungi bayi di ruang
perinatal.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
internal dan eksternal. Suami terutamanya agar memberikan dukungan fisik maupun
psikis terhadap ibu yang baru melahirkan sehingga ibu mampu beradaptasi dengan fase-
B. Saran
tentang bounding attachment melalui media cetak maupun media elektronik sehingga
mengetahui tentang teknik dan manfaat dari bounding attachment dalam rangka
b. Bagi bidan
Hendaknya bidan memberikan pemahaman kepada ibu nifas dan memberikan
pelayanan dalam penerapan bounding attachment secara langsung kepada ibu dan
bayinya, misalnya pada saat pelaksanaan inisiasi menyusui dini dan rooming in.
13
DAFTAR PUSTAKA
Winarini,L.M. 2018. Pengaruh Dukungan Suami Dan Bounding Attachment Dengan Kondisi
https://scholar.google.co.id/citations?
view_op=view_citation&hl=en&user=DplTcBEAAAAJ&citation_for_view=DplTcB
EAAAAJ:NhqRSupF_l8C
Delima,M. Andriani,Y. Putri,R.2020. Education About Early Asking And Bounding Initiations
Attachment Against The Mother's Readiness. Journal of Nursing and Health. 1 (1). e-
ISSN: 2745-7877
Besse Darmita Yuana Putri, Herinawati Herinawati, Enny Susilawati. 2021. Pengaruh Promosi
Pengetahuan Ibu Hamil. Nursing Care and Health Technology Journal (NCHAT).
view_op=view_citation&hl=en&user=cKG9OIcAAAAJ&citation_for_view=cKG9OI
cAAAAJ:mB3voiENLucC
Westy Tahapary1 , Irna Nursanti2 , Giri Widagdo. 2022. Efek Pemberian Paket Kasih Terhadap
Adams, GC dkk. (2020) 'Lampiran berdampak pada respons kebangkitan kortisol pada individu
https://doi.org/ 10.1016/j.psyneuen.2020.104778.
14
Wahyuni, E.D. 2018. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. PPSDM Kesehatan. BPPSDM
Nasution, D.K.S. 2014. Pelaksanaan Bounding Attachment Pada Ibu Nifas Di Klinik Nining
Pelawati Kecamatan Lubuk Pakam. Karya Tulis Ilmiah Program D-Iv Bidan Pendidika
Virginia,M. 2021. Hubungan Bonding Orang Tua dan Attachment terhadap Kemandirian Anak
Dila Oktaputrining, Susandi C., Suroso Suroso. 2017. Post Partum Blues: Pentingnya Dukungan
Obstetrics, Medical University of Gdansk, Polandia. Vol. 16; No. 2. ISSN online :
2579-6321
Marmer, L.W.,& Ariana A.D,. (2016). Persepsi terhadap Dukungan Suami pada Primipara yang
Mengalami Depresi Pasca Melahirkan. Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental:
Vol 5 No. 1.
Marmi. 2017. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas “Puerperium Care”.Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
15