PROPOSAL
Oleh :
PROPOSAL
Oleh :
PROPOSAL
HUBUNGAN ANTARA TERAPI RELIGIUS ZIKIR TERHADAP
PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA SISWA KELAS
XII SMA PGRI 1 JOMBANG
Oleh :
Tanggal :
Dr. Sestu Retno Dwi Andayani, S.Kp., M.Kes
NIK. 011963031520061207
i
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL
HUBUNGAN ANTARA TERAPI RELIGIUS ZIKIR TERHADAP
PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA SISWA KELAS XII
SMA PGRI 1 JOMBANG
Oleh :
KARINA PUTRI DEWI PRABANDARI
NIM. 191401035
Penguji :
Tanggal:
Dr. Sestu Retno Dwi Andayani, S.Kp., M.Kes
NIK. 011963031520061207
Jombang,
Mengetahui,
Ketua STIKES Pemkab Jombang
ii
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan dengan
lancar. Skripsi ini disusun dengan tujuan untuk menyelesaikan tugas akhir pada
program studi S1 Keperawatan dengan judul “Hubungan Antara Terapi Religius Zikir
Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pada Siswa Kelas XII SMA PGRI 1
Jombang”.
Peneliti menyadari selama penyusunan skripsi banyak mendapat bimbingan
dan dorongan dari semua pihak. Berdasarkan hal tersebut peneliti mengucapkan terima
kasih kepada : Dr. Sestu Retno D A, S.Kp., M.Kes selaku Pembimbing yang telah
mengarahkan dan membimbing saya dalam penyusunan skripsi ini.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi masih kurang sempurna.
Peneliti berharap adanya kritik dan saran yang membangun baik secara langsung
maupun tidak langsung sebagai penyempurnaan di skripsi ini. Akhir kata, saya
mengucapkan banyak terimakasih atas segala perhatian dan dukungannya.
iii
DAFTAR ISI
iv
2.2.2 Model-model terapi religius ....................................................................................... 15
2.3 Kerangka Konseptual .................................................................................................... 17
2.4 Hipotesa ........................................................................................................................ 22
BAB 3 ..................................................................................................................................... 23
METODE PENELITIAN........................................................................................................ 23
3.1 Desain Penelitian .......................................................................................................... 23
3.2 Kerangka Kerja (Operasional) ...................................................................................... 23
3.3 Populasi, Sampel dan Sampling .................................................................................... 23
3.4 Variabel Penelitian ........................................................................................................ 23
3.5 Definisi Operasional ..................................................................................................... 23
3.6 Kriteria Inklusi dan Eksklusi......................................................................................... 23
3.7 Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................................... 23
3.8 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................................ 23
3.9 Teknik Analisa Data ..................................................................................................... 23
3.11 Jadwal Penelitian ........................................................................................................ 23
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 24
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR SINGKAT
vii
BAB 1
PENDAHULUAN
manusia yang merupakan suatu proses alam yang tidak dapat dihindari oleh setiap
pada masalah kesehatan baik fisik maupun psikologis. Salah satu masalah psikologis
yang sering terjadi pada usia ini pada kondisi kehidupan sosial adalah kecemasan.
Kecemasan mengartikan suatu kondisi emosi yang ditimbulkan oleh kejadian yang
dalam gangguan kesehatan mental karena perasaan yang tidak menentu ini pada
psikologis (misalnya panik, tegang, bingung dan tidak bisa berkonsentrasi). Penelitian
emosional (depresi dan kecemasan) sebanyak 9,8%. Hal ini terlihat peningkatan jika
1
dibandingkan data Riskesdas tahun 2013 sebanyak 6% (Riskesdas, 2013). Riset
Kesehatan Dasar tahun 2013 di Jawa Timur menunjukkan prevalensi gangguan jiwa
berat sebanyak 0,22% atau 58.602 orang. Secara nasional prevalensi gangguan jiwa
emosional juga dilaporkan dalam Riskesdas 2013 di Jawa Timur sebesar 6% atau
sebesar 1.598.224 orang (Riskesdas, 2013). Berdasarkan data profil kesehatan Jawa
Timur tahun 2019 untuk kunjungan pasien gangguan jiwa tahun 2019 adalah 569.713
sedangkan untuk tahun 2020 adalah 110.175. Jumlah kunjungan gangguan jiwa di
sarana pelayanan kesehatan Kabupaten Jombang pada tahun 2019 yaitu 15.867
kesehatan Kabupaten Jombang pada tahun 2020 yaitu 164.512 kunjungan jiwa.
Salah satu factor yang menyebabkan kecemasan adalah adanya stress. Stress
berkeringat, dan nafas pendek; 2) perubahan mental, khawatir, gelisah, bingung, dan
2
cemas, seringkali merasa tidak tenang. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka kita
harus melakukan kegiatan yang bersifat positif. Sedangkan pada usia siswa-siswi
kelas XII ini, sangat rentan dengan perasaan sensitive karena adanya tekanan dari diri
sendiri dan dari lingkungan sekolah. Agar perasaan menjadi lebih rileks dan tenang,
biasanya dilakukan kegiatan religius yaitu zikir. Karena zikir tidak membutuhkan
tenaga yang banyak, sehingga lebih disukai oleh para siswa. Selain dapat
menenangkan hati, zikir juga termasuk ke dalam salah satu cara mendekatkan diri
Dilihat dari World Health Organization yang menyatakan bahwa aspek agama
(spiritual) merupakan salah satu unsur dari pengertian kesehatan seutuhnya (Hawari,
2011). Dipandang dari sudut kesehatan jiwa, doa dan dzikir mengandung unsur
diri dan rasa optimisme. Dua hal ini yang menjadi dasar bagi penyembuhan suatu
penyakit disamping obat-obatan dan tindakan medis lainnya (Hawari, 2011). Subandi
(2009) juga mengatakan bahwa untuk menurunkan stres dan afek negatif diperlukan
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan analisa tentang
hubungan terapi religius terhadap penurunan tingkat kecemasan pada siswa kelas XII
3
1.2 Identifikasi Masalah
Dari latar belakang diatas, didapatkan kunci identifikasi adalah sebagai berikut :
kesehatan mental.
3) Upaya penanganan pada siswa kelas XII yang sedang cemas dengan cara
zikir.
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dari penelitian ini
Agar penelitian lebih terfokus dan tidak meluas dari pembahasan yang
hubungan pemberian terapi religius (zikir) dengan penurunan tingkat kecemasan pada
4
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan
terapi religius terhadap tingkat kecemasan pada siswa kelas XII di SMA PGRI 1
Jombang.
Jombang
b. Mengidentifikasi terapi religius yang dapat diberikan pada siswa kelas XII di
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi ilmu pengetahuan
5
2) Bagi akademik, hasil penelitian diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai
3) Bagi tempat penelitian, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tolak
kecemasan pada siswa yang akan beralih ke jenjang yang lebih tinggi.
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Kecemasan (ansietas) adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak
didukung oleh situasi. Ketika merasa cemas, individu merasa tidak nyaman atau takut
atau memiliki firasat akan ditimpa malapetaka padahal ia tidak mengerti mengapa
merupakan perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respon
autonom (Nanda, 2013). Cemas juga diartikan sebagai perasaan yang berlebihan
tentang sesuatu yang tidak jelas dan dianggap sebagai suatu ancaman (Hyman dan
Pedrick, 2011).
berkeringat, dan nafas pendek; 2) perubahan mental, khawatir, gelisah, bingung, dan
7
Cemas merupakan pengalaman yang tidak menyenangkan dan meningkatkan
kewaspadaan terhadap bahaya yang akan datang (DiTomasso dan Gosch, 2002 dalam
Stein et al., 2009). Kecemasan tingkat tinggi dapat mengganggu ingatan, bahasa,
sesuatu yang buruk akan terjadi. Kecemasan akan termanifestasi dalam empat hal
yaitu pikiran seseorang, kebiasaan, reaksi fisik atau biologis dan perasaan. Menurut
dipelajari.
berlebihan terhadap sesuatu hal yang tidak jelas dan meningkatkan kewaspadaan
dengan menunjukkan berbagai rentang respon baik yang adaptif maupun maladaptif.
8
Respon tubuh terhadap kecemasan meliputi tiga hal, yaitu perubahan fisik, mental,
dan perilaku.
disebabkan oleh dua impuls yaitu impuls yang datang dari luar dan impuls yang
datang dari dalam diri individu. Darajat (1990: 27) menyebutkan faktor-faktor yang
a. Cemas yang timbul akibat melihat dan mengetahui ada bahaya dekat yang
mengecam dirinya, cemas ini lebih dekat dengan rasa takut, karena sumbernya
b. Rasa cemas yang berupa penyakit dan terlihat dalam beberapa bentuk yang
paling sederhana ialah cemas yang kurang jelas dan tidak ada hubungannya
dengan keyakinan atau hati nurani, cemas ini sering pula menyangkut gejala-
Kondisi lingkungan saat ini yang tidak menentu akibat keterpurukan ekonomi dan
9
perubahan tata nilai yang serba cepat yang dirasakan oleh individu dan masyarakat,
dapat menjadi tekanan dan halangan bagi individu tersebut dalam menjalani
kehidupan dan pemenuhan kebutuhannya, tekanan dan halangan ini nantinya justru
Menurut Tallis (dalam Kartono, 1985: 50) ada beberapa faktor yang mempengaruhi
Adapun stresor pencetus dari kecemasan (Stuart & Sundeen, 1998: 181) mungkin
berasal dari sumber internal dan eksternal. Stresor pencetus dapat dikelompokan
yang akan datang atau menurunnya kapasitas untuk melakukan aktivitas hidup
sehari-hari.
10
b. Ancaman terhadap sistem diri seeorang yang dapat membahayakan identitas,
kecemasan yaitu
a) Lingkungan keluarga
Keadaan rumah dengan kondisi yang penuh dengan pertengkaran atau penuh
b) Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kecemasan
individu. Jika individu tersebut berada pada lingkungan yang tidak baik, dan individu
tersebut menimbulkan suatu perilaku yang buruk, maka akan menimbulkan adanya
munculnya kecemasan.
Kecemasan timbul karena adanya ancaman atau bahaya yang tidak nyata dan
sewaktu-waktu terjadi pada diri individu serta adanya penolakan dari masyarakat
11
Lumban Gaol, 2004: 24). Sedangkan Page (Elina Raharisti Rufaidah, 2009: 31)
a. Faktor fisik
tersinggung.
12
d. Gangguan pola tidur, mimpi yang menegangkan.
Maher (dalam Sobur, 2003: 346) menyebutkan tiga komponen dari reaksi kecemasan
a. Emosional, orang tersebut mempunyai ketakutan yang amat sangat dan secara
sadar.
lingkungan.
c. Psikologis, tanggapan tubuh terhadap rasa takut berupa pengerasan diri untuk
2) Gejala kejiwaan antara lain, sangat takut, rasa akan terjadai bahaya atau
13
terasa akan terjadi kesuraman, kelemahan dan kemurungan, hilang
kepercayaan dan ketenangan, dan ingin lari dari menghadapi suasana hidup.
meliputi beberapa aspek, yaitu aspek fisik (fisiologis), psikologis dan aspek
kognitif.
beberapa aspek, yaitu aspek fisik (fisiologis), psikologis dan aspek kognitif.
bahwa aspek agama (spiritual) merupakan salah satu unsur dari pengertian
kesehatan seutuhnya. Pada tahun 1947, WHO memberikan batasan sehat hanya dari
3 aspek, yaitu sehat dalam arti fisik (organobiologik), sehat dalam arti mental
(psikologik/psikiatrik) dan sehat dalam arti sosial. Pada tahun 1984 batasan tersebut
sudah ditambah dengan aspek agama (spiritual), yang oleh American Psychiatric
Dipandang dari sudut kesehatan jiwa, doa dan dzikir mengandung unsur
14
diri dan rasa optimisme. Dua hal ini yang menjadi dasar bagi penyembuhan suatu
penyakit disamping obat-obatan dan tindakan medis lainnya (Hawari, 2011). Subandi
(2009) juga mengatakan bahwa untuk menurunkan stres dan afek negatif diperlukan
Hal yang perlu diperhatikan adalah dari sejumlah penelitian yang sudah
dilakukan menunjukkan bahwa dzikir bisa menurunkan stres, afek negatif, dan
memiliki pengaruh serta manfaat yang baik terhadap kondisi psikologis seorang
individu sehingga berdasarkan inilah maka dilakukan penelitian kepada siswa kelas
a. Terapi Shalat
Shalat adalah ibadah yang di dalamnya terjadi hubungan rohani antara manusia
dan Tuhannya. Shalat juga dipandang sebagai munajat berdo’a dalam hati yang
kushuk kepada Allah. Orang yang sedang mengerjakan shalat dengan kushuk tidak
Suasana spiritual seperti ini dapat menolong manusia untuk mengungkapkan segala
Ritual shalat memiliki pengaruh yang sangat luar biasa untuk terapi rasa galau
dan gundah dalam diri manusia, dengan mengerjakan shalat dengan khusyu’ yakni
15
dengan niat menghadapkan dan berserah diri secara total kepada Allah SWT, serta
takut, menjaga keseimbangan jiwa, memberikan harapan yang terus ada dan
memunculkan ketenangan pada dirinya. Ada empat aspek terapeutik yang terdapat
dalam shalat, yaitu aspek olahraga, aspek meditasi, aspek autosugesti, aspek
kebersamaan.
b. Terapi Zikir
Zikir atau mengingat Allah adalah sebaik-baiknya ibadah. Semua ibadah pada
hakikatnya adalah satu usaha untuk mengingat Allah, baik dengan takbir, tahlil,
tahmid maupun bentuk syukur. Zikir kepada Allah bisa membangkitkan rasa aman,
tentram, dalam jiwa karena aktivitas ini merupakan sebentuk terapi bagi kegelisahan
yang biasa dirasakan orang saat menghadapi dirinya lemah dan tidak mampu
c. Terapi Doa
memberikan kekuatan bagi dirinya saat dia lemah, dan ketika berbagai masalah yang
dihadapinya sudah sangat sulit dicari jalan keluarnya. Seseorang manusia itu
sesuatu yang dapat menenangkan kegundahan hati dan jiwanya. Bagi orang-orang
yang beriman, dengan berdoa segala kesulitan dapat dihadapi dengan tenang karena
16
dengan berdoa kepada Allah yang maha mendengar dan maha mengabulkan doa,
Di dalam Al Quran sebagai dasar dan sumber ajaran islam banyak ditemui ayat-
ayat yang berhubungan dengan ketenangan dan kebahagiaan jiwa sebagai hal yang
keutamaan yang sangat besar untuk menjernihkan hati dan membersihkan jiwa.
perasaan gundah yang muncul karena perasaan berdosa, namun bacaan Alquran juga
mental.
sebagai “Holistic adaptif system”dalam segala aspek yang merupakan satu kesatuan.
System adalah suatu kesatuan yang di hubungkan karena fungsinya sebagai kesatuan
untuk beberapa tujuan dan adanya saling ketergantungan dari setiap bagian-
bagiannya. System terdiri dari proses input, output, kontrol dan umpan balik (Roy,
1. Input
17
Roy mengidentifikasi bahwa input sebagai stimulus, merupakan kesatuan
informasi, bahan-bahan atau energi dari lingkungan yang dapat menimbulkan respon,
c) Stimulus residual yaitu ciri-ciri tambahan yang ada dan relevan dengan
situasi yang ada tetapi sukar untuk diobservasi meliputi kepercayan, sikap,
sifat individu berkembang sesuai pengalaman yang lalu, hal ini memberi
proses belajar untuk toleransi. Misalnya pengalaman nyeri pada pinggang ada
2. Kontrol
Proses kontrol seseorang menurut Roy adalah bentuk mekanisme koping yang di
gunakan. Mekanisme kontrol ini dibagi atas regulator dan kognator yang merupakan
subsistem.
a) Subsistem regulator
18
Subsistem regulator mempunyai komponen-komponen : input-proses dan
system adalah kimia, neural atau endokrin. Refleks otonom adalah respon
neural dan brainsistem dan spinal cord yang diteruskan sebagai perilaku
output dari regulator sistem. Banyak proses fisiologis yang dapat dinilai
b) Subsistem kognator
output dari regulator subsistem dapat menjadi stimulus umpan balik untuk
3. Output
Output dari suatu sistem adalah perilaku yang dapat di amati, diukur atau secara
subyektif dapat dilaporkan baik berasal dari dalam maupun dari luar. Perilaku ini
19
merupakan umpan balik untuk sistem. Roy mengkategorikan output sistem sebagai
respon yang adaptif atau respon yang tidak maladaptif. Respon yang adaptif dapat
Feedback
20
Gambar 2. 2 Kerangka konsep penelitian
Kecemasan
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak diteliti
: Berhubungan
21
2.4 Hipotesa
H0 : Tidak ada penurunan kecemasan dengan pemberian terapi religius pada siswa
H1 : Ada penurunan kecemasan dengan pemberian terapi religius pada siswa kelas
22
BAB 3
METODE PENELITIAN
23
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI. (2018). Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018. Kementrian
Kesehatan RI, 53(9), 1689–1699.
Bakhtiar, M. I., & Asriani. (2015). Efektivitas Strategi Problem Focused Coping dan
Emotion Focused Coping Dalam Meningkatkan Pengelolaan Stres Siswa di SMA
Negeri 1 Barru. Jurnal Ilmu Pendidikan, Psikologi, Bimbingan dan Koseling. 5(2).
24
Rambe, Y. S. (2017). Hubungan self efficacy dan dukungan sosial dengan kecemasan
siswa menghadapi ujian nasional berbasis komputer (UNBK) SMK swasta PAB 12
saentis. Analitika, 9(1).
Widyartini, N, W, E., & Diniari, N, K, S. (2016). Tingkat ansietas siswa yang akan
menghadapi ujian nasional tahun 2016 di SMA Negeri 3 Denpasar. E-jurnal Medika,
5(6).
M. Hamdani Bakran Adz-Dzaky. Psikoterapi & Konseling islam, (Fajar Pustaka Baru
: Yoqyakarta, 2001), hal. 221
Musfir bi Said Az-Zahrani, Konseling Terapi, (Jakarta: Gema insane Press, 2005)
hlm.494
25