DISUSUN
SILA CHINTYA INYA LONDONG
PO.530324119041
DISUSUN
i
LEMBAR PESETUJUAN
DISUSUN OLEH
SILA CHINTYA INYA LONDONG
NIM : PO530324119041
Telah mendapat persetujuan
Pembimbing I
ii
LEMBARAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah dengan judul ”Hubungan Pengetahuan Gizi Seimbang Dengan Status
gizi Remaja Di SMAN 12 Kota Kupang” telah dipertahankan di depan Penguji Ujian
Seminar Karya Tulis Ilmiah pada Tanggal 17 Juni 2022
Penguji II
iii
BIODATA PENULIS
iv
ABSTRAK
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas
berkat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul
“Hubungan Pengetahuan gizi seimbang dengan status gizi remaja di SMAN 12 Kota
Kupang”. Karya Tulis Ilmiah ini penulis susun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya Gizi di Program Studi Gizi Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Kupang.
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini telah mendapat banyak bimbingan dan bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ragu Harming Kristina, SKM., M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Kupang
2. Agustina Setia, SST., M.Kes selaku Ketua Program Studi Gizi Poltekkes
Kemenkes Kupang
3. Maria Goreti Pantaleon,S.KM, MPH selaku pembimbing yang telah meluangkan
waktu untuk membantu menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Orang tua tercinta dan keluarga besar yang selalu memberi semangat, doa dan
dukungan
Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu persatu yang telah
membantu memberikan bantuan materi maupun moril kepada penulis dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Saya menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini
masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 12. Hubungan pengetahuan tentang gizi seimbang dengan status gizi .................... 31
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan dapat terjadi dengan pesat di usia remaja baik pertumbuhan fisik,
pertumbuhan kognitif, dan psikososial atau tingkah laku. Waktu terjadinya puncak
pertumbuhan terjadi saat masa remaja. Pertumbuhan yang pesat di usia remaja
berpengaruh terhadap perkembangan komposisi tubuh remaja, perubahan pada berat
badan dan juga masa tulang, serta aktivitas fisik, sehingga kondisi ini membuat
kebutuhan gizi pada remaja ikut berubah(Setiawati et al., 2019).
Saat ini Indonesia mempunyai tiga beban masalah gizi (triple burden) yaitu
stunting, wasting dan obesitas serta kekurangan zat gizi mikro seperti anemia. Data
Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa 25,7% remaja usia 13-15 tahun dan 26,9%
remaja usia 16-18 tahun dengan status gizi pendek dan sangat pendek. Selain itu,
terdapat 8,7 remaja usia 13-15 tahun dan 16-18 tahun dengan kondisi kurus dan
sangat kurus. Sedangkan prevalensi berat badan lebih dan obesitas sebesar 16,0%
pada remaja usia 13-15 tahun dan 13,5% pada remaja usia 16-18 tahun(Riskesdas,
2018).
1
Asupan zat-zat gizi yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan remaja akan
membantu remaja mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Masalah
gizi remaja akan berdampak negatif pada tingkat kesehatan masyarakat, misalnya
penurunan konsentrasi belajar, resiko melahirkan bayidengan BBLR ataupun
penurunan kesegaran jasmani yang akhirnya akan mempengaruhi kinerja dan
produktivitas suatu bangsa. (Dewi, 2014 : 95)
Pengetahuan gizi memberikan bekal pada remaja bagaimana memilih
makanan yang sehat dan mengerti bahwa makanan berhubungan erat dengan gizi dan
kesehatan. Beberapa masalah gizi dan kesehatan pada saat dewasa sebenarnya bisa
diperbaiki pada saat remaja melalui pemberian pengetahuan dan kesadaran tentang
kebiasaan makan dan gaya hidup yang sehat. (Emilia, 2009).
SMAN 12 Kupang merupakan salah satu sekolah menengah atas yang ada di
wilayah Kecamatan Alak.Seiring dengan perkembangan zaman, remaja masa kini
cenderung lebih mengenal makanan-makanan siap saji dan makanan kantin
dibandingkan dengan membawa bekal sendiri dari rumah.Hal ini dapat memicu
kerugian terhadap keseimbangan asupan gizi para remaja, sehingga patut diteliti
bagaimana hubungan pengetahuan gizi seimbang dan status gizi para siswanya.
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam
kegiatan ini adalah “bagaimana hubungan pengetahuan gizi seimbang dengan status
gizi remaja”.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan pengetahuan gizi seimbang dengan status gizi remaja.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengetahuan gizi seimbang pada remaja di SMAN 12 Kota
Kupang
b. Mengetahui status gizi remaja SMAN 12 Kota Kupang
c. Mengetahui hubungan pengetahuan gizi seimbang dengan status gizi remaja di
SMAN 12 Kota Kupang.
D. Manfaat penelitian
1. Bidang penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai data dasar untuk penelitian
lebih lanjut mengenai hubungan pengetahuan tentang gizi seimbang dengan status
gizi remaja berdasarkan antropometri pada dan selanjutnya dapat digunakan
sebagai rujukan dalam mengontrol upaya status gizi remaja.
2. Bidang pendidikan
Penelitian ini diharapkan sebagai sarana untuk berfikir secara logis dan sistematis
serta mampu menyelenggarakan suatu penelitian berdasarkan metode yang baik
dan benar.
3. Bidang pelayanan masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang benar bagi
masyarakat mengenai informasi yang berhubungan dengan hubungan pengetahuan
tentang gizi seimbang dengan status gizi remaja.
3
E. Keaslian Penelitian
Tabel 01. Keaslian Penelitian
Peneliti Judul Persamaan Perbedaan
Yunda Dwi Jayanti, Hubungan Pengetahun Tentang Sama-sama meneliti tentang lokasi penelitan, dan data siswa
Nidya Elsa Gizi Seimbang Dengan Status hubungan pengertahuan tentang
Novananda Gizi Pada Remaja Putri Kelas XI gizi seimbang dengan status gizi
Akuntansi 2 (DI SMK PGRI 2 remaja
Kota Kediri
Cara pengumpulan data dengan
wawancara terstruktur
menggunakan kuesioner dan form
recall. Untuk data status gizi
penimbangan berat badan
menggunakan timbangan digital,
pengukuran tinggi badan
menggunakan microtoys
Fransiska, dkk. Intensitas Penggunaan Media Sama- sama meneliti tentang tatus lokasi penelitan, dan data siswa
Amerta Nutr Sosial, Kebiasaan Olahraga, dan gizi remaja
Obesitas Pada Remaja Di SMA
Negeri6 Surabaya Tahun 2019
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Remaja
1. Pengertian Remaja
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak kemasa
dewasa, masa ini sering disebut dengan masa pubertas. Namun demikian, menurut
beberapa ahli selain istilah pubertas digunakan juga istilah adolesens (dalam
bahasa inggris: adolescence). Para ahli merumuskan bahwa istilah Pubertas
digunakan untuk menyatakan perubahan biologis baik bentuk maupun fisiologis
yang terjadi dengan cepat dari masa anak-anak ke masa dewasa, terutama
perubahan alat reproduksi. Sedangkan istilah adolesens lebih ditekankan pada
perubahan psikososial atau kematangan yang menyertai masa pubertas
(Soetjiningsih dalam Aryani, 2012).
2. Perkembangan Remaja dan Ciri-cirinya
Berdasarkan sifat atau ciri perkembangan remaja, masa (rentang waktu)
remaja ada tiga tahap (Widyastuti, 2011) yaitu:
a. Masa remaja awal (10-12 tahun)
1) Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya.
2) Tampak dan merasa ingin bebas.
3) Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan
mulai berpikir yang khayal (abstrak).
b. Masa remaja tengah (13-15 tahun)
1) Tampak dan merasa ingin mencari identitas diri.
2) Ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis.
3) Timbul perasaan cinta yang mendalam.
4) Kemampuan berpikir abstrak (berkhayal) makin berkembang.
5) Berkhayal mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seksual.
5
c. Masa remaja akhir (16-19 tahun)
1) Menampakkan Pengungkapan kebebasan diri.
2) Dalam mencari teman sebaya lebih selektif.
3) Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya.
4) Dapat mewujudkan perasaan cinta.
5) Memiliki kemampuan berpikir khayal atau abstrak
6
Standar Antropometri didasarkan pada parameter berat badan dan
panjang/tinggi badan yang terdiri atas 4(empat) indeks meliputi indeks
BB/U, Indeks PB/U atau TB/U, indeks BB/PB atau BB/TB dan Indeks
IMT/U (PMK RI, 2020). Indeks IMT/U adalah indikator untuk menilai
massa tubuh sebagai bahan skrining berat badan lebih dan obesitas (Buku
Penuntun Diet Anak, 2014). Menurut SK Kemenkes 2010, Indeks ini
digunakan untuk mengukur status gizi sangat kurus, kurus, normal, gemuk
dan obesitas pada anak berumur 5-18 tahun sehingga termasuk didalamnya
adalah remaja. Selain menggunakan rumus Z-Skor, penentuan Standar
Deviasi dari indeks ini adalah dengan menggunakan aplikasi WHO Antro
Plus, Indeks Massa Tubuh berhubungan dengan depresi dan obesitas serta
kekurangan energi pada remaja putri (Leonore M de Wit et al, dan Rini S
dalam Situmorang 2015).
b. Secara Tidak Langsung
Penilaian status gizi secara tidak langsung dapat dilakukan dengan
survei konsumsi makanan, statistik vital dan faktor ekologi.Survei Konsumsi
Makanan, yakni dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi
untuk memberikan gambaran konsumsi zat gizi untuk mengidentifikasi
kelebihan dan kekurangan zat gizi. Dalam survey konsumsi juga dapat
ditemukan pola konsumsi individu (Wijono, 2011). Survei konsumsi pangan
dipandang sebagai upaya pencegahan penyakit degeneratif dan sebagai riset
pendahuluan terhadap besarnya resiko kesehatan di masa mendatang karena
tidak seimbangnya asupan makanan dalam periode Swaktu yang lama.
Metode atau cara yang digunakan dalam pengukuran konsumsi pangan
adalah dengan Food Weighing, Food Record, Food Recall, Food Frekuensi
Questionaire, Dietary History, dan Food Account, yang semuanya memiliki
kekurangan dan kelebihan dalam pemakaiannya (Sirajuddin, 2014).
7
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi Remaja
Di usia remaja, ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi status gizi
merekayaitu kejadian infeksi, sanitasi lingkungan,status ekonomikeluarga,
pengetahuan gizi, dan pola makan.
a. Kejadian Infeksi
Kejadian infeksi merupakan penyebab langsung masalah gizi (Wijono,
2011). Penyakit infeksi dapat berupa diare, ISPA dan paru-paru kronis
(Susanti, 2012). Dalam keadaan ini, bahan makanan yang seharusnya
dimetabolisme oleh tubuh bisa hilang dalam kondisi diare dikarenakan
muntah (Septiarini, 2015).
b. Sanitasi Lingkungan
Jika lingkungan dalam keadaan bersih dapat mengurangi resiko terkena
penyakit infeksi. Perilaku hidup bersih dan sehat serta penyediaan air bersih
dapat mendukung terciptanya sanitasi lingkungan yang baik bagi kesehatan
tubuh (Wijono, 2011). Kesehatan lingkungan merupakan kondisi lingkungan
yang secara optimal memberi pengaruh positif pada terwujudnya status
kesehatan yang baik dalam masyarakat (Notoatmodjo, 2011).
c. Status Ekonomi Keluarga
Distribusi pendapatan dalam suatu negara bisa jadi tidak dalam
keadaan merata sehingga ada ketimpangan antara pendapatan yang membagi
masyarakat menengah ke bawah dan menengah ke atas. Kemampuan atau
daya beli mereka terhadap penyediaan bahan pangan di rumah tangga dapat
berpengaruh terhadap keanekaragaman bahan pangan yang dikonsumsi
sehingga dapat berpengaruh terhadap asupan zat gizi sehari-hari.
d. Pengetahuan Gizi
Penelitian Nurwulan, 2017 menemukan bahwa 81,8% remaja dengan
pengetahuan gizi yang cukup ternyata memiliki status gizi
normal.Pengetahuan merupakan domain penting untuk terbentuknya
perilaku seseorang. Menurut Notoatmodjo, pengetahuan di dalam domain
kognitif mempunyai 5 tingkat, yaitu :
8
1) Tahu (know)
Diartikan memanggil memori yang telah ada sebelumnya
setelah mengamati sesuatu. tingkatan ini adalah mengingat kembali
materi yang telah dipelajari atau stimulus yang telah diterima.
2) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan kemampuan menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi secara benar.
Orang yang telah memahami materi setidaknya dapat menyimpulkan
apa yang telah dipelajari.
3) Aplikasi (application)
Apabila orang memahami informasi dapat mengaplikasikan
prinsip yang telah diketahui tersebut pada situasi nyata.
4) Analisis (analysis)
Sebagai kemampuan seseorang untuk menjabarkan kemudian
menghubungkan antara komponen-komponen. Indikasi bahwa
pengetahuan seseorang tersebut sudah sampai pada tingkat analisis
apabila orang tersebut dapat menghubungkan antara pengetahuan dan
realita.
5) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk suatu kemampuan seseorang untuk
merangkum dalam satu hubungan yang logis dari komponen-
komponen pengetahuan. Dengan kata lain sintesis adalah suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi
yang telah dipahami
6) Evaluasi (evaluation)
Berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan
penilaian terhadap suatu objek didasarkan pada suatu kriteria yang
ditentukan sendiri atau yang telah ada.
9
5. Faktor Penyebab Masalah Gizi Remaja
1. Kebiasaan Makan yang Buruk
Kebiasaan makan yang buruk, berpangkal pada kebiasaan makan
keluarga yang tidak baik sudah tertanam sejak kecil akan terus terjadi pada
usia remaja. Mereka seadanya tanpa mengetahui kebutuhan akan berbagai zat
gizi dan dampak tidak terpenuhinya kebutuhan zat gizi terhadap kesehatan
mereka.
a) Pemahaman Gizi yang Keliru
Tubuh yang langsing sering menjadi idaman bagi para remaja terutama
remaja perempuan, hal ini sering menjadi penyebab masalah, karena untuk
memelihara kelangsingan tubuh mereka menerapkan pembatasan makanan
secara keliru. Sehingga kebutuhan gizi mereka tidak terpenuhi. Hanya makan
sekali sehari atau makanan-makanan seadanya, tidak makan nasi merupakan
penerapan prinsip pemeliharaan gizi yang keliru dan mendorong terjadinya
gangguan gizi.
b) Kesukaan berlebihan terhadap makanan tertentu
Kesukaan yang berlebihan terhadap makanan tertentu saja
menyebabkan kebutuhan gizi tidak terpenuhi. Keadaan seperti ini biasanya
terkait dengan “mode” yang tengah marah di kalangan remaja. Di tahun1960-
an misalnya, remaja Amerika Serikat sangat menggandrungi makanan berupa
Hot Dog dan minuman Coca Cola. Kebiasaan ini kemudian menjalar ke
remaja di berbagai negara lain, termasuk Indonesia.
c) Promosi yang berlebihan melalui media massa
Usia remaja merupakan usia di mana mereka sangat mudah tertarik
pada sesuatu yang baru. Kondisi ini dimanfaatkan oleh pengusaha makanan
dengan mempromosikan produk makanan mereka, dengan cara yang sangat
memengaruhi para remaja. Apalagi jika promosi produk ini dilakukan dengan
menggunakan bintang film yang menjadi idola mereka
d) Masuknya produk-produk makanan baru
Produk makanan baru yang berasal dari negara lain secara bebas
membawa pengaruh terhadap kebiasaan makan para remaja. Jenis makanan
siap santap (fast food) yang berasal dari negara Barat seperti Hot Dog, Piza,
Hamburger, Fried Chicken, dan French Fries, berbagai makanan yang berupa
10
kripik (Junk Food) sering dianggap, labang atau gimbal kehidupan modern
oleh para remaja
Zaman sekarang orang inginnya semua serba cepat, serba praktis.
Urusan perut juga inginnya yang simple, bisa diterima lidah dan cukup
mengenyangkan. Akhirnya makanan cepat sajilah yang menjadi andalan
utama. Sayangnya demi kepraktisan dan kelezatan, nilai gizi sering kali
diabaikan oleh konsumen ataupun oleh produsen makanan tersebut.
Kebanyakan makanan yang praktis tersebut miskin vitamin dan mineral, tinggi
garam, lebih banyak lemak dan gula. Inilah yang kemudian diberi label junk
food atau makanan sampah, karena tidak berguna bagi tubuh. Terutama bagi
remaja yang pertumbuhannya masih berlangsung. (Adriani & Wirjatmadi
2016)
13
Pengertian gizi terbagi secara klasik dan masa sekarang yaitu :
a. Secara Klasik : Gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh
(menyediakan energi, membangun, memelihara jaringan tubuh, mengatur
proses-proses kehidupan dalam tubuh)
b. Sekarang : Selain untuk kesehatan, juga dikaitkan dengan potensi ekonomi
seseorang karena gizi berkaitan dengan perkembangan otak, kemampuan
belajar, produktivitas kerja (Amanda, dkk, 2022)
2. Aktifitas fisik
Aktifitas fisik adalah pergerakan anggota tubuh yang menyebabkan
pengeluaran tenaga secara sederhana yang sangat penting bagi pemeliharaan
fisik, mental dan kualitas hidup sehat. Pekerjaan yang dilakukan sehari-hari
dapat mempengaruhi gaya hidup seseorang. Gaya hidup yang kurang
menggunakan aktivitas fisik akan berpengaruh terhadap kondisi tubuh
seseorang. Dalam kehidupan yang semakin moderen ini dengan kemajuan
teknologi yang mutakhir, hidup jadi serba mudah bila kalori yang masuk
berlebihan dan tidak diimbangi dengan aktivitas fisik yang akan memudahkan
orang mengalami kegemukan. Meningkatnya kesibukan menyebabkan
seseorang tidak lagi mempunyai waktu yang cukup untuk berolah raga secara
teratur
15
3. Pemantauan berat badan
Pemantauan berat badan penting untuk dilakukan secara berkala.
Karena berat badan merupakan indikator yang mudah dalam menetukan status
gizi seseorang. Perubahan berat badan akan mengindikasikan status kesehatan.
Sangat penting bagi individu untuk mempertahankan berat badan ideal.
Karena dengan berat badan yang ideal, maka status kesehatan yang optimal
dapat diraih. Pemantauan berat badan secara berkala akan menjadi tindakan
preventif terhadap obesitas maupun KEK.
4. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Kebiasaan hidup bersih pada remaja harus ditanamkan sejak kecil,
terutama mengenai cuci tangan sebelum makan, menjaga kebersihan mulut
dan gigi, menutup makan dengan tudung saji, memilih jajanan makanan
minuman yang aman, tidak banyak lemak serta tidak terlalu manis dan terlalu
asin . Selain pola hidup bersih khusus untuk remaja, juga perlu diperhatikan
pola hidup sehat, seperti tidak tidak merokok, tidak menggunakan narkoba dan
tidak mengkomsumsi minuman beralkohol. Remaja harus selalu diingatkan
akan bahaya rokok, narkoba dan minuman beralkohol. Semua itu akan
berpengaruh pada pola makan yang tidak ber-Gizi Seimbang dan merugikan
kesehatan
16
D. Kerangka Teori
Faktor-Faktor Yang
Gizi seimbang pada
Mempengaruhi
remaja
Pengetahuan Gizi
• Makanan yang
• Pendidikan bervariasi
• Media Massa
• Aktivitas fisik
• Sosial budaya • Pemantauan berat
• Lingkungan badan
• Pengalaman • Perilaku hidup
• Usia bersih dan sehat
Status gizi
Gambar 1.Hubungan pengetahuan tentang gizi seimbang dengan status gizi remaja.
Sumber : Modifikasi Departemen Gizi Dan Kesahatan Masyarakat (2008) dan
Supariasa (2001).
17
E. Kerangka Konsep
18
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan
pendekatan cross sectional.
B. Lokasi dan waktu penelitian
1. Lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMAN 12 Kota Kupang
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian dilakukan pada bulan Mei 2022
19
b. Kriteria Eksklusi
1) Siswa kelas X dan XI yang tidak bersedia menjadi responden dalam
penelitian ini dan menandatangani lembar persetujuan
2) Siswa kelas X dan XI yang tidak hadir
3) Siswa kelas X dan XI yang baru sembuh dari sakit
Teknik pengambilan sampel menggunaan random sampling
yaitu pengambilan sampel secara acak berdasarkan perhitungan
𝑁
n = 1+𝑁 (𝑑)²
115
n =1+115(0,1)²
115
n =1+115(0,01)
115
n =1+1,15
115
n =2.15
20
D. Variabel penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut dan sifat atau nilai orang, faktor,
perlakuan terhadap objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Terdapat dua variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel bebas adalah yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya
atau timbulnya variabel terikat. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
a. Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuangizi seimbang
b. Variabel terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah status gizi
21
E. Definisi Operasional
Tabel 02.
Definisi Operasional
Variabel Definisi Operasional Metode Skala Kategori
22
F. Instrumen pungumpulan data
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meluputi :
1. Kuesioner yaitu untuk mengetahui karakteristik responden meliputi nama, umur,
jenis kelamin, berat badan dan tinggi badan.
2. Alat yang digunakan untuk menilai status gizi remaja adalah :
a. Timbangan untuk penguuran berat badan remaja
b. Alat ukur tinggi badan remaja
3. Dokumentasi berupa dekumen dan foto penelitian.
23
H. Pengolahan data
Adapun untuk tahapan – tahapan yang dilakukan dalam pengolahan data primer
dari variabel dependen dan variabel independen adalah sebagai berikut:
1. Seleksi data (Editing)
yaitu kuesioner yang telah diisi dilihat kelengkapan jawabannya, sebelum
dilakukan proses pemasukan data ke dalam komputer
2. Pemberian kode (Coding)
yaitu membuat klasifikasi data dan member kode pada jawaban dari setiap
pertanyaan dalam kuesioner untuk mempermudah dalam pengolahan data
3. Entry data yaitu data antropometri dan kuesioner yang telah dikode kemudian
dimasukkan kedalam program komputer untuk diolah
4. Cleaning data, yaitu data yang telah di entry dicek kembali untuk memastikan
bahwa data tersebut bersih dari kesalahan, baik kesalahan pengkodean maupun
kesalahan dalam membaca kode. Dengan demikian diharapkan data tersebut benar
– benar siap untuk dianalisis
24
J. Etika Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, memberikan penjelasan kepada responden
penelitian tentang maksud dan tujuan penelitian secara langsung, yang mana semua
data dan informasi yang terangkum dalam kuisioner penelitian ini semata hanya unuk
memenuhi kebutuhan ilmiah saja dan dijamin kerahasiaan identitas responden tidak
disebarluaskan baik melalui media elektronik maupaun media cetak yang dapat
diketahui oleh masyarakat umum.
25
BAB IV
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Lokasi Penelitian
SMAN 12 Kota Kupang adalah salah satu sekolah menengah atas yang
berada di wilayah Kota Kupang yang merupakan sekolah perbatasan antara
wilayah Kota Kupang dan Kabupaten Kupang. Letak sekolah ini berada di jalan
Jurusan Bolok, kelurahan Alak, kecamatan Alak, Kota Kupang. Sekolah
berakreditasi B ini memiliki jumlah siswa laki-laki sebanyak 58 dan siswa
perempuan sebanyak 105 dengan rombongan belajar berjumlah 7. Sekolah ini
merupakan sekolah terindah se-Kota Kupang dengan beragam keunikan dan
keindahan yang tidak dimiliki oleh sekolah-sekolah lain. SMAN 12 memiliki
segudang prestasi yang baik dan telah mendapatkan nilai akreditasi yang baik (B)
dan memiliki fasilitas yang lengkap serta SDM bapak ibu guru dalam mengelola
proses pembelajaran sangat baik.
SMAN 12 Kota Kupang merupakan salah satu sekolah menengah atas
negeri yang ada di Kota Kupang. Adapun pelajaran yang diberikan meliputi
semua mata pelajaran wajib sesuai kurikulum yang berlaku dengan tambahan
pilihan kegiatankegiatan ekstrakurikuler sekolah seperti karate, basket, futsal,
grup belajar dan lainnya. SMAN 12 Kota Kupang memiliki staf pengajar guru
yang kompeten pada bidang pelajarannya sehingga berkualitas dan menjadi salah
satu yang terbaik di Kota Kupang. Tersedia juga berbagai fasilitas sekolah seperti
ruang kelas yang nyaman, perpustakaan, lapangan olahraga, kantin dan lainnya.
26
2. Karakteristik status gizi siswa-siswi
a. Jenis kelamin
Tabel 03.
karakteristik jenis kelamin siswa SMAN 12 Kota Kupang
Kategori n %
P 25 55.6%
L 20 44.4%
Total 45 100.0%
Sumber : Data Primer terolah 2022
b. Usia remaja
Tabel 04.
Karakteristik usia siswa SMAN 12 Kota Kupang
Kategori n %
15 – 16 tahun 34 75.6%
17 – 18 tahun 11 24.4%
Total 45 100.0%
Sumber : Data Primer terolah 2022
Normal 19 42.2%
Kurang 25 55.6%
Gemuk 1 2.2%
Total 45 100.0%
Sumber : Data Primer terolah 2022
27
Dari hasil penelitian diketahui bahwa status responden dengan kategori
kurang lebih banyak dari responden kategori status gizi normal yaitu sebanyak
25 orang (55.6%)
3. Karakteristik Responden
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu
Tabel 06.
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan ibu
Kategori n %
28
c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Ibu
Tabel 08.
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Ibu
Kategori n %
29
e. Karakteristik Responden berdasarkan pendapatan Orang tua
Tabel 10.
Karakteristik Responden berdasarkan pendapatan Orang tua
Kategori n %
Kategori n %
Baik 9 20.0
Cukup 22 48.9
Kurang 14 31.1
Total 45 100.0%
Sumber : Data Primer terolah 2022
30
4. Hubungan pengetahuan gizi seimbang dengan status gizi rejama di SMAN 12
Kota Kupang
Tabel 12.
Hubungan pengetahuan tentang gizi seimbang dengan status gizi rejama SMAN
12 Kota Kupang
Pengetahuan Status gizi Total P
Gizi Gizi baik Gizi kurang Gemuk value
Seimbang
n % n % n % N %
Baik 2 4.4% 7 15.6% 0 0% 9 20.0%
Cukup 9 20.0% 13 28.9% 0 % 22 48.9%
Kurang 8 17.8% 5 11.1% 1 2.2% 14 31.1% 0.226
Total 19 42.2% 25 55.6% 1 2.2% 45 100%
Sumber : Data Terolah terolah 2022
B. Pembahasan
1. Pengetahuan gizi seimbang
Jika pengetahuan gizi seimbang remaja kurang tentang pengetahuan gizi
seimbang, maka upaya yang dilakukan remaja untuk menjaga keseimbangan
makanan yang dikonsumsi dengan yang dibutuhkan akan berkurang dan
menyebabkan masalah gizi kurang atau gizi lebih. Pengetahuan tentang konsumsi
makanan remaja yang rendah akan berpengaruh pada pola konsumsi makanan
cepat saji pada remaja tersebut(Suhardjo, 2003).
Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita
sesuaikan dengan tingkat - tingkat tersebut. Pengetahuan gizi yang baik akan
menyebabkan seseorang mampu menyusun menu yang baik untuk dikonsumsi .
Semakin baik pengetahuan gizi seseorang,maka ia akan semakin
memperhitungkan jenis dan jumlah makanan yang diperoleh untuk dikonsumsi
(Sediaotama,2000).
31
Hasil analisis menunjukan bahwa semua responden kelas X dan XI SMAN
12 Kota Kupang yang adalah 45 responden memiliki tingkat pegetahuan dengan
kategori baik 9 orang (20.0%), pengetahuan cukup 22 orang (48.9%) dan yang
memiliki pengetahuan kurang sebanyak 14 orang (31.1%). siswa-siswi yang
menjadi responden paling banyak memiliki pengetahuan yang cukup.
Pengetahuan yang baik tentang gizi seimbang dapat mempengaruhi perilaku
remaja untuk memilih makanan dan bahan pangan yang sesuai untuk diolah dan
memenuhi kebutuhan gizi remaja. Jumlah responden tidak memenuhi/tidak sesuai
dengan jumlah sampel 53 orang dikarenakan terdapat siswa yang tidak dapat hadir
dengan alasan sakit, tidak menandatangani surat persetujuan bersedia menjadi
responden, dan siswa yang baru keluar RS.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Merinta S, dkk (2012)
yang menjelaskan bahwa pengetahuan gizi bukanlah hubungan sebab akibat yang
langsung dalam menentukan status gizi seseorang. Masih ada faktor-faktor lain
yang lebih berpengaruh misalanya asupan makan dan penyakit infeksi.
2. Status gizi
Hasil analisis menunjukan bahwa remaja kelas X dan XI SMAN 12 Kota
Kupang yang memiliki status gizi baik sebanyak 19 orang (42.2%), status gizi
kurang 25 orang (55.65%), dan status gizi gemuk 1 orang (2.2%). Status gizi baik
dilhat dari berat badan dan tinggi badan remaja.Status gizi siswa juga dipengaruhi
oleh karakteristik pendidikan orang tua karena dapat memberikan informasi
kepada anak mengenai pengetahuan gizi seimbang yang baik di konsumsi dan
tidak menimbulkan penyakit. Karakteristik pendapatan orang tua salah satu
penyebab status gizi siswa kurang di karenakan pendapatan orang tua yang tidak
mencukupi kebutuhan pangan keluarga.
Status gizi merupakan gambaran ekspresi dari keadaan keseimbangan zat
gizi sebagai akibat dari konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi
(Supariasa, 2016 dan Almatsier, 2009). Status gizi dapat memperlihatkan ukuran
terpenuhinya kebutuhan gizi yang didapat dari asupan makanan yang dikonsumsi
serta zat gizi yang digunakan oleh tubuh sebagai sumber energi dalam aktivitas
sehari-hari (Buku Penuntun Diet Anak, 2014).Hasil penelitian ini sejalan dengan
hasil penelitian Herlina (2013) menyatakan bahwa status gizi remaja yang
32
cenderung mengalami status gizi kurang biasa disebabkan karena porsi makan
yang sengaja dikurangi.
3. Analisis hubungan pengetahuan gizi seimbang dengan status gizi siswa.
Beradasarkan table 12 diketahui bahwa pengetahuan gizi seimbang kategori
baik dengan status dengan status gizi baik 2 orang, pengetahuan gizi seimbang
kategori cukup dengan status gizi baik 9 orang, pengetahuan gizi seimbang
kategori kurang dengan status gizi baik 8 orang. Pengetahuan gizi seimbang
kategori baik dengan status gizi kurang 7 orang, pengetahuan gizi seimbang
kategori cukup dengan status gizi kurang 13 orang, pengetahuan gizi seimbang
kategori kurang dengan status gizi kurang 5 orang. Pengetahuan gizi seimbang
kategori baik dengan status gizi gemuk tidak ada, pengetahuan gizi seimbang
kategori cukup dengan status status gemuk tidak ada, dan pengetahuan gizi
seimbang kategori kurang dengan status gizi gemuk ada 1 orang.Berdasarkan hasil
uji chi-Square diperoleh nilai P value=0.226 sehingga nilai p value lebih besar
dari α 0.05. Hasil uji menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara pengetahuan gizi seimbang dengan status gizi remaja.Hal ini
terjadi karena status gizi tidak hanya di pengaruhi oleh pengetahuan saja
melainkan dapat dipengaruhi juga dengan kejadian infeksi, sanitasi lingkungan,
dan status ekonomi keluarga. Jadi setinggi-tingginya pengetahuan seseorang tidak
dapat menjamin bahwa status gizinya baik.
Menurut Adriani & Wirjatmadi (2016) bahwa status gizi dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu, faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang
mempengaruhi status gizi adalah usia, asupan, dan infeksi. Faktor eksternal yang
mempengaruhi status gizi adalah pendapatan, pendidikan, pekerjaan dan budaya.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ana Maria Leli
Welu (2016). Berdasarkan uji chi square diperoleh nilai p value sebesar 0,843 (p
> 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara
pengetahuan siswa dengan status gizi yang disebabkan karena jenis dan jumlah
makanan yang dikonsumsi setiap hari sama.
33
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian hubungan pengetahuan gizi seimbang dengan
setatus gizi remaja di SMAN 12 Kota Kupang, yang telah dilakukan dan terdapat
dalam pembahasan. Memiliki kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari hasil penelitian diketahui siswa-siswi SMAN 12 Kota Kupang kelas X dan
XI banyak memiliki tingkat pengetahuan cukup
2. Dari hasil penelitian diketahui siswa-siswi SMAN 12 Kota Kupang kelas X dan
XI sebagian besar memiliki status gizi kurang
3. Dari hasil penelitian diketahui Tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat
pengetahuan tentang gizi seimbang dengan status gizi yang dikarenakan status gizi
tidak hanya dipengaruhi oleh pengetahuan saja, melainkan oleh beberapa faktor
pendukung.
34
B. Saran
1. Bagi peneliti sejanjutnya
Hendaknya dilakukan penelitian lebih lanjut yang memiliki variabel lebih besar
dari penelitian sebelumya.
2. Bagi Institusi
a. Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Kupang
Diharapkan semoga penelitian ini dapat digunakan menjadi informasi
tambahan dan dapat dikembangkan untuk penelitian selanjutnya.
b. SMAN 12 Kota Kupang
Diharapkan pihak sekolah mengadakan program pemantauan gizi siswa
melalui UKS, sehingga dapat memberikan informasi dini tentang makanan
yang sehat dan bergizi
3. Kepada Siswa SMAN 12 Kota Kupang
Diharapkan kepada siswa SMAN 12 Kota Kupang agar memperhatikan
pengetahuan gizi seimbang yang sesuai guna mencapai status gizi yang baik
sehingga dapat menunjang kegiatan pembelajaran sehari-hari terutama untuk
proses tumbuh kembang.
35
DAFTAR PUSTAKA
Adriani, Merryana., & Wirjatmadi, Bambang. (2016). Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan.
Jakarta: Prenadamedia Group.
Amanda, dkk. (2022) Pendidikan Ilmu Gizi. Jawa Barat: Media Sains Indonesia.
Almatsier, Sunita.2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Pt. Gramedia Pustaka Utama
Jakarta.
Aryani, R. (2012). Kesehatan Remaja: Problem dan Solusinya. Jakarta: Salemba Medika
Depertemen Kesehatan Republik Indonesia. (2014) Peraturan Kesehatan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 41 tentang Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta: Depertemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Florence Agnes Grace. 2017. Hubungan Pengetahuan Gizi Dan Pola Konsumsi Dengan
Status Gizi Pada Mahasiswa TPB Sekolah Bisnis Dan Manajemen Institusi Teknologi:
Bandung. Skripsi. Fakultas Teknik Universitas Pasundan Bandung
Herlina, D. C., Endang, N. W., dan Kristien, A. 2013. Hubungan Antara Body Image dengan
Status Gizi Siswa pada Remaja Putri Kelas XI IPS di SMA Batik 1 Surakarta. Naskah
Publikasi ; Program Studi DIII Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta. 10.
Jafar Nurhaedar. 2012. Perilaku Gizi Seimbang Pada Remaja. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Hasanuddin
Kementerian Kesehatan RI. (2014). Buku Saku Pemantauan Status Gizi. Tahun 2014
Laelatul, Dr Dewi. 2014. Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Bandung : Refika Aditama
Merinta S., Vena H., dan Djunaedi M. D. 2012.Hubungan Body Image, Pengetahuan Gizi
Seimbang, Dan Aktifitas Fisik Terhadap Status Gizi Mahasiswa Politeknik Kesehatan.
Jayapura: Media Gizi Masyarakat Indonesia, Vol. 2, Nol. 1 Agustus 2012 : 44-48.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2011. Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta.
Nuzrina, Rachmanida (2020). Upaya Peningkatan Pengetahuan Mengenai Gizi Seimbang
Pada Penjamah Makanan Kantin Universitas Esa Unggul. Jurnal Abdimas, Vol 6 No 2.
Pedoman Gizi Seimbang. 2014. Kementerian Kesehatan RI 2014. Jakarta
Penuntun Diet Anak. 2014. Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Peraturan-menteri-kesehatan-republik-indonesia-2020.pdf
Setiawati, F. S., Mahmudiono, T., Ramadhani, N., & Hidayati, K. F. (2019). Intensitas
Penggunaan Media Sosial , Kebiasaan Olahraga , dan Obesitas Pada Remaja Di SMA
Negeri 6 Surabaya Tahun 2019 Intensity of Social Media Usage , Exercise Habits , and
Obesity among Adolescent in Senior High School 6 Surabaya 2019. 142–148.
https://doi.org/10.2473/amnt.v3i3.2019.
Sediaotama, A D. 2000. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa Dan Profesi Jilid 1. Jakarta : Penerbiit
Dian Rakyat.
36
Septriani, N. (2015). Gambaran status gizi dan asupan protein pada anak usia 13-15 tahun.
Sirajuddin, dkk. 2014. Suvei Konsumsi Pangan. Jakarta : EGC.
Situmorang, M. (2015). Penentuan Indeks Massa Tubuh (IMT) melalui Pengukuran Berat dan
Tinggi Badan Berbasis MikrokontrolerAT89S51 dan PC, 03(02), 102–110.
Siyoto, Sandu., & Sodik, Ali. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Literasi
Media Publishing.
Suhaimi, Ahmad. (2019). Pangan, Gizi, dan Kesehatan. Yogyakarta: Deepublish.
Supariasa, dkk. 2016. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.
Susanti, diah ayu. (2012). Perbedaan Asupan Energi, Protein Dan Status Gizi Pada Remaja
Panti Asuhan Dan Pondok Pesantren.
Widyastuti, Y, dkk. 2011. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitrimaya
Wijono, Djoko. 2011. Manajemen Perbaikan Gizi Masyarakat –Kebijakan dan Strategi –
Pendekatan Kesehatan Komunitas. Surabaya : Penerbit Duta Prima Airlangga.
37
Lampiran 1
Peneliti Responden
38
Lampiran 2.
KUESIONER PENELITIAN
No. Responden :
Tanggal :
Petunjuk Pengisian :
1. Isilah data di bawah ini dengan lengkap dan benar
2. Jawab sesuai dengan yang dilakukan sehari-hari dan tidak terpengaruh oleh jawaban
teman
3. Hasil jawaban tidak memberi pengaruh pada nilai dan guru di sekolah
A. Karakteristik Siswa
1. Nama Siswa :
2. Jenis Kelamin :
3. Tanggal Lahir :
4. Umur :
5. Kelas :
6. No. HP :
7. Alamat :
B. Status Gizi (Isilah sesuai dengan hasil pengukuran dan penimbangan yang dilakukan)
1. Berat Badan : kg
2. Tinggi Badan : cm
C. Karakteristik Orang Tua (lingkar pada opsi yang sesuai dengan jawaban)
1. Pendidikan Ayah
a. Tidak tamat SD
b. Tamat SD/Setara
c. Tamat SMP/Setara
d. Tamat SMA/Setara
e. DI/ DII
f. DIII
g. DIV/ S1
h. S2/S3
39
2. Pendidikan Ibu
a. Tidak tamat SD
b. Tamat SD/Setara
c. Tamat SMP/Setara
d. Tamat SMA/Setara
e. DI/ DII
f. DIII
g. DIV/ S1
h. S2/S3
3. Pekerjaan Ayah
a. PNS/TNI/POLRI
b. Swasta
c. Wiraswasta
d. Petani
e. Buruh
f. Tidak bekerja
g. Meninggal dunia
4. Pekerjaan Ibu
a. PNS/TNI/POLRI
b. Swasta
c. Wiraswasta
d. Petani
e. Buruh
f. Tidak bekerja
g. Meninggal Dunia
5. Pendapatan Keluarga
a. < Rp1.250.000
b. > Rp1.250.000
40
D. Pengetahuan Gizi
Petunjuk Pengisian :
1. Lingkarlah jawaban a, b atau c yang dianggap paling benar dan jangan
terpengaruh oleh jawaban teman
2. Hasil jawaban tidak ada pengaruhnya terhadap nilai dan guru di sekolah
Pertanyaan :
1. Makanan bergizi seimbang adalah?
a. Makanan yang mengandung sayur
b. Makanan yang mengandung zat gizi yang dibutuhkan tubuh
c. Makanan yang mengandung sayur dan buah
2. Apa kegunaan makanan bergizi seimbang bagi tubuh?
a. Memiliki badan ideal
b. Badan sehat dan terhindar dari penyakit
c. Badan kuat
3. Apa fungsi dari gizi seimbang?
a. Sebagai peraturan dari menteri kesehatan
b. Membantu orang agar memiliki perilaku makan yang baik dan sehat
c. Menyembuhkan orang yang sakit parah
4. Zat gizi umumnya terdiri dari?
a. Karbohidrat, lemak, nitrogen
b. Lemak, protein, oksigen
c. Karbohidrat, lemak, protein
5. Tahu, tempe, ikan, telur, daging sapi adalah sumber zat gizi?
a. Karbohidrat
b. Vitamin B
c. Protein
6. Apa saja makanan yang menjadi sumber karbohidrat?
a. Apel, bayam, tempe
b. Mie, nasi, roti
c. Nasi, anggur, bayam
7. Apa saja makanan yang menjadi sumber protein hewani?
a. Daging ikan, daging Ayam, daging sapi, telur
b. Sayur kangkung, daging ayam
c. Daging ayam, daging sapi, buah naga
8. Apa saja makanan yang menjadi sumber protein nabati?
a. Ubi Jalar, lengkuas, bawang merah
b. Tahu, tempe, kacang-kacangan
c. Beras, mie, singkong
9. Apa saja makanan yang menjadi sumber lemak?
a. Mentega, minyak, santan
b. Santan, daging, kacang
c. Mie, keju, bihun
41
10. Apa saja makanan yang menjadi sumber vitamin?
a. Tempe dan tahu
b. Sayuran dan buah
c. Daging-dagingan
11. Konsumsi buah dan sayur sebaiknya berapa kali sehari?
a. 1x sehari
b. 2x sehari
c. 3x sehari
12. Zat gizi yang memberikan dampak obesitas/kegemukan jika dikonsumsi lebih
dari seharusnya adalah?
a. Karbohidrat
b. Yodium
c. Vitamin A
13. Dampak dari seseorang yang mengalami obesitas adalah?
a. Diare
b. Demam berdarah
c. Penyakit Jantung
14. Apa kegunaan garam beryodium?
a. Mencegah terjadinya gondok
b. Memperhalus kulit
c. Mengobati penyakit hipertensi
15. Apa saja makanan yang mengandung unsur yodium?
a. Garam beryodium, kerang-kerangan, ikan laut
b. Garam beryodium, ikan asin, telur mata sapi
c. Garam beryodium, tempe, tahu
16. Apakah akibat dari kekurangan unsur yodium?
a. Malaria
b. Gondok
c. Buta
17. Garam yang baik digunakan sehari-hari adalah?
a. Garam laut
b. Garam yodium
c. Garam mahal
18. Penyakit manakah yang terkait dengan konsumsi garam yang berlebihan?
a. Hipertensi
b. Diabetes melitus
c. Kanker
19. Salah satu penyakit degeneratif adalah?
a. Diabetes melitus
b. Demam berdarah
c. Asma
20. Penyakit manakah yang terkait dengan konsumsi gula berlebihan?
a. Diabetes melitus
b. Demam berdarah
c. Asma
42
21. Apa yang dimaksud dengan Anemia?
a. Kadar HB di bawah normal
b. Kekurangan sel darah putih
c. Kelebihan sel darah merah
22. Penyebab terjadinya Anemia adalah?
a. Kurang asupan zat besi
b. Kelebihan asupan zat besi
c. Kurang asupan protein
23. Apa yang harus dilakukan jika mengalami Anemia?
a. Konsumsi tablet zat besi
b. Batasi konsumsi zat besi
c. Konsumsi buah-buahan yang banyak
24. Apa saja sumber makanan pokok?
a. Beras, jagung, singkong
b. Beras, tahu, ubi jalar
c. Tempe, tahu, beras
25. Apa saja sumber lauk hewani?
a. Daging ayam, daging sapi, telur
b. Daging ayam, daging sapi, buah naga
c. Daging ayam, telur, sayur brokoli
26. Apa saja sumber lauk nabati?
a. Tempe, ikan, udang
b. Tempe, tahu, biskuit
c. Tempe, tahu, kacang-kacangan
27. Berapa kali anjuran meminum air putih dalam sehari?
a. 10 gelas
b. 9 gelas
c. 8 gelas
28. Perilaku diet yang benar adalah?
a. Tidak makan di malam hari
b. Membatasi asupan energi dan berolahraga
c. Olahraga
29. Gangguan gizi adalah kondisi saat seseorang?
a. Kekurangan gizi
b. Kelebihan gizi
c. Semua benar
30. Menurut Anda, apa yang dimaksud dengan status gizi?
a. Keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat gizi
b. Keadaan keseimbangan antara asupan dan kebutuhan zat gizi
c. Status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan
masukan nutrisi
43
Lampiran 3
44
Dunia
Meninggal
22 2 L 1 16 1 Tidak Tamat SD 3 tamat SMP 4 Dunia 1 petani 1 < Rp.500.000
23 1 P 1 15 4 tamat SMA 3 Tamat SMP 2 Wiraswasta 1 Tidak bekerja 2 > Rp. 500.000
24 1 P 1 16 4 Tamat SMA 1 tidak tamat SD 1 Petani 1 Tidak bekerja 1 < Rp.500.000
25 2 L 1 16 4 tamat SMA 4 Tamat SMA 2 Wiraswasta 1 Tidak bekerja 2 > Rp. 500.000
26 1 P 2 17 4 tamat SMA 3 tamat SMP 1 Petani 2 petani 1 < Rp.500.000
27 1 P 1 16 1 Tidak Tamat SD 1 tidak tamat SD 1 Buruh 1 Tidak bekerja 1 < Rp.500.000
28 1 P 1 16 4 tamat SMA 2 tamat SD 2 Wiraswasta 1 Tidak bekerja 2 > Rp. 500.000
29 1 P 2 17 5 S1 4 tamat SMA 3 PNS 1 Tidak bekerja 2 > Rp. 500.000
30 1 P 1 16 2 tamat SD 4 tamat SMA 2 Wiraswasta 1 Tidak bekerja 2 > Rp. 500.000
31 1 P 1 15 4 tamat SMA 4 tamat SMA 2 Wiraswasta 3 Wiraswasta 1 < Rp.500.000
32 2 L 1 16 2 tamat SD 2 tamat SD 1 Petani 2 petani 1 < Rp.500.000
33 2 L 1 16 4 tamat SMA 4 tamat SMA 1 Petani 2 petani 1 < Rp.500.000
34 2 L 1 16 3 tamat SMP 3 tamat SMP 1 Buruh 1 Tidak bekerja 1 < Rp.500.000
35 2 L 2 17 2 tamat SD 2 tamat SD 1 Petani 2 petani 1 < Rp.500.000
36 2 L 1 15 4 tamat SMA 4 tamat SMA 1 Petani 1 Tidak bekerja 1 < Rp.500.000
37 2 L 1 15 4 tamat SMA 4 tamat SMA 1 Buruh 1 Tidak bekerja 1 < Rp.500.000
38 1 P 1 16 3 tamat SMP 3 Tamat SMP 1 Buruh 3 Wiraswasta 1 < Rp.500.000
39 1 P 2 18 1 Tidak Tamat SD 2 tamat SD 1 Petani 2 petani 2 > Rp. 500.000
40 1 P 2 17 3 tamat SMP 3 Tamat SMP 1 Petani 2 petani 2 > Rp. 500.000
41 1 P 1 16 2 tamat SD 2 tamat SD 1 Buruh 1 Tidak bekerja 1 < Rp.500.000
42 1 P 2 17 1 Tidak Tamat SD 1 tidak tamat SD 1 Petani 2 petani 1 < Rp.500.000
Meninggal
43 1 P 1 16 2 tamat SD 2 tamat SD 4 Dunia 2 petani 2 > Rp. 500.000
44 2 L 2 17 4 tamat SMA 3 tamat SMA 1 Buruh 1 Tidak bekerja 1 < Rp.500.000
45 2 L 2 17 2 tamat SD 2 tamat SD 1 Petani 2 petani 2 > Rp. 500.000
45
Lampiran 4
47
Lampiran 5
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 T NT NA KTG
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 16 30 53.33 3 Kurang
2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 21 30 70 2 Cukup
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 24 30 80 1 Baik
4 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 19 30 63.33 2 Cukup
5 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 18 30 60 2 Cukup
6 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 18 30 60 2 Cukup
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 22 30 73.33 2 Cukup
8 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 13 30 43.33 3 Kurang
9 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 14 30 46.66 3 Kurang
10 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 20 30 66.66 2 Cukup
11 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 19 30 63.33 2 Cukup
12 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 9 30 30 3 kurang
13 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 13 30 43.33 3 kurang
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 28 30 93.33 1 Baik
15 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 21 30 70 2 cukup
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 30 100 1 Baik
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 27 30 90 1 Baik
18 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 24 30 80 1 Baik
19 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 14 30 46.66 3 kurang
20 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 12 30 40 3 kurang
21 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 16 30 53.33 3 kurang
22 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 24 30 80 1 Baik
23 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 17 30 56.66 2 cukup
24 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 20 30 66.66 2 cukup
25 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 20 30 66.66 2 cukup
48
26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 26 30 86.66 1 Baik
27 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 20 30 66.66 2 cukup
28 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 17 30 56.66 2 cukup
29 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 26 30 86.66 1 Baik
30 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 26 30 86.66 1 Baik
31 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 16 30 53.33 3 kurang
32 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 18 30 60 2 cukup
33 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 17 30 56.66 2 cukup
34 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 17 30 56.66 2 cukup
35 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 10 30 33.33 3 kurang
36 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 16 30 53.33 3 kurang
37 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 7 30 23.33 3 kurang
38 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 17 30 56.66 2 cukup
39 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 9 30 30 3 kurang
40 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 11 30 36.66 3 kurang
41 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 17 30 56.66 2 cukup
42 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 18 30 60 2 cukup
43 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 22 30 73.33 2 cukup
44 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 21 30 70 2 cukup
45 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 21 30 70 2 cukup
49
Lampiran 6
Pengetahuanresponden
% within
26.7% 50.0% 42.2%
pengetahuanresponden
kurang Count 11 14 25
% within
73.3% 46.7% 55.6%
pengetahuanresponden
lebih Count 0 1 1
% within
.0% 3.3% 2.2%
pengetahuanresponden
Total Count 15 30 45
% within
100.0% 100.0% 100.0%
pengetahuanresponden
50
Chi-Square Tests
N of Valid Cases 45
a. 4 cells (44.4%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .20.
51
jeniskelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Umurresponden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pendidikanayah
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pendidikanibu
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
52
Pendidikanibu
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Pekerjaanibu
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pendapatankeluarga
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
53
Statusgizi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pengetahuangizi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
54
Lampiran 7
55
56
57
58