Oleh
Nama Mahasiswa : Maria Tessa
NIM : PO530324118861
Oleh
Nama Mahasiswa
NIM
............................................. ...................................................
NIP : NIP
Mengetahui
Ketua Jurusan
Gizi
Poltekkes Kemenkes Kupang
Agustina Setia,SST,M.Kes
NIP 196408011989032002
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan hikmat, rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan proses
praktek lapangan kerja dan menyelesaikan laporan praktek lapangan bisa selesai pada
waktunya dengan judul pasien “GEA DAN DEHIDRASI RINGAN”, sehubungan dengan
selesainya laporan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Agustina Setia, SST, M. Kes Selaku Ketua Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes
Kupang.
2. Fajriani Sja Aban selaku ClinicalInstruktur
3. Selaku Pembimbing klinical instruktur yang telah banyak membantu dan
menyelesaiakan laporan Studi Kasus
4. Dosen pembimbing atau Supervisor yang telah bersedia membimbing kami.
5. Teman-teman serta pihak yang lain telah membantu dalam penulisan laporan Studi
Kasus.
Penulis menyadari dalam penyusunan laporan praktek kerja lapangan ini masih jauh
dari sempurna dan masih banyak kekurangan sehingga penulis mengharapkan kritik dan
saran yang mmbangun dari para pembaca dan rekan-rekan mahasiswa. Dalam penyusunan
laporan praktek kerja lapangan ini, penulis banyak mendapatkan masukan, bantuan,
partisipasi, spirit dan doa dari semua pihak .
Penulis
3
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul..........................................................................................................................
Lembar Pengesahan..................................................................................................................
Kata Pengantar.........................................................................................................................
Daftar Isi...................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................
A. Latar Belakang.............................................................................................................
B. Tujuan...........................................................................................................................
a. TujuanUmum..........................................................................................................
b. TujuanKhusus.........................................................................................................
e. INTERVENSI GIZI..............................................................................................
BAB III BABIV MONITORING DAN EVALUASI..............................................................
A. Rencana intervensi gizi..................................................................................................
B. Intervensi Edukasi.........................................................................................................
4
a. MONITORING.............................................................................................................
b. EVALUASI...................................................................................................................
BAB.V.PEMBAHASAN.........................................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN.......................................................................................................
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gastroenteritis merupakan peradangan pada lambung dan usus yang ditandai dengan gejala
diare dengan atau tanpa disertai muntah, dan sering kali disertai peningkatan suhu tubuh
(Suratun, 2010). Menurut WHO (1980) gastroenteritis adalah buang air besar encer atau cair
lebih dari tiga kali sehari. Gastroenteritis dapat dibagi dalam gastroenteritis akut dan kronis
(Setiawan, 2006; Talley,1998). World gastroenterologi organisation global guidelines 2005,
mendefinisikan gastroenteritis akut adalah konsistensi tinja yang cair atau lembek dengan
jumlah lebih banyak dari normal, dan berlangsungnya kurang dari 14 hari. Gastroenteritis
bisa disebabkan karena infeksi dan non-infeksi. Penyebab gastroenteritis terbesar adalah
karena infeksi. Gastroenteritis infeksi bisa disebabkan oleh organisme bakteri, virus, dan atau
parasit. Gastroenteritis akut disebabkan oleh 90 % adanya infeksi bakteri dan penyebab
lainnya antara lain obat-obatan, bahan-bahan toksik, iskemik dan sebagainya. Bakteri
penyebab diare antara lain Escheria coli, Salmonella typhi, Salmonella paratyphi, Salmonella
spp, Shigella dysentriae, Shigella flexneri, Vibrio cholerae, Vibrio cholera non-01, Vibrio
parachemolyticus, Clostridium perfringens, Campylobacter (Helicobacter) jejuni,
Staphylococcus spp, Streptococcus spp, Yersinia intestinalis, dan Coccidosi (Noerasid, 1988).
Gastroenteritis merupakan salah satu penyakit endemik di Indonesia 2 terutama
gastroenteritis akut. Angka kejadian gastroenteritis akut di sebagian besar wilayah Indonesia
hingga saat ini masih tinggi termasuk angka morbiditas dan mortalitasnya.
Terapi pertama bagi penderita gastroenteritis akut tanpa dehidrasi, dan dehidrasi ringan-
sedang adalah dengan pemberian CRO (cairan rehidrasi oral). Pemberian CRO yang tepat
dengan jumlah yang memadai merupakan modal yang utama mencegah dehidrasi. Terapi lain
yang dapat diberikan adalah adsorben (attapulgit dan pektin), dan antiemetik (metoklopramid,
domperidon, dan ondansentron). Pemberian antibiotik diindikasikan pada keadaan tertentu
seperti gastroenteritis yang terindikasi infeksi patogen serta gastroenteritis pada bayi dan
anak dengan keadaan immunocompro-mised (FKUI,
2007).
Antibiotik adalah obat atau zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungi, yang
dapat menghambat mikroba lain (jasad renik/bakteri), khususnya mikroba yang merugikan
manusia yaitu mikroba penyebab infeksi pada manusia. Terapi antibiotik diindikasikan untuk
gastroenteritis yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Hal ini dikarenakan antibiotika
6
merupakan obat andalan untuk terapi infeksi bakteri. Antibiotik sebagai terapi infeksi
merupakan salah satu obat yang hingga saat ini paling banyak diresepkan dan diperkiraan
sepertiga pasien rawat inap mendapat antibiotik dengan biaya mencapai 50% dari anggaran
untuk obat di rumah sakit (Munaf, 1994).
I. TUJUAN
A. Tujuan Umum :
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Gastroenteritis
Istilah gastroenteritis atau diare adalah buang air besar dengan frekuensi yang tidak normal
(meningkat) dan konsistensi tinja yang lebih lembek dan cair (suharyono:2008).
Gastroenteritis adalah buang air besar dengan feses berbentuk cair atau setengah cair, dengan
kandungan air feses lebih banyak dari biasanya (priyanta:2009).
Gastroenteritis adalah suatu keadaan dimana tinja menjadi lunak hingga cair dan terjadi
berulang-ulang(lebih dari 3x dalam sehari).g astroenteritis dapat terjadi pada siapa saja, baik
dewasa maupun anak-anak, namun bayi dan anak-anak lebih mudah terkena diare.
Perkembangan sistem pencernaan pada bayi dan anak-anak belum sempurna sehingga lebih
mudah terserang virus penyebab gastroenteritis (Nagiga dan Dr.Ni Wayan Arty,2009).
2. Etiologi
Etiologi utama gastroenteritis adalah virus, khususnya rotavirus, namun gastroenteritis juga
dapat disebabkan oleh bakteri, parasit, penyebab non-infeksi, serta penyebab lainnya.
Beberapa penyebab gastroenteritis akibat infeksi dapat dibagi menjadi virus, bakteri, dan
parasit.
3. Patofisiologi
kerusakan pada vili usus yang menyebabkan malabsorbsi dan diare osmotik serta pelepasan
toksin yang berikatan dengan reseptor enterosit spesifik dan gastroenteritis terjadi melalui 2
mekanisme antara lain yaitu akibat Patofisiologi sekretorik menyebabkan pelepasan ion
klorida ke lumen intestinal sehingga menyebabkan diare.
8
gastroenteritis, penting untuk memahami dengan baik patofisiologi gastroenteritis. Usus halus
memiliki peran penting untuk menyerap cairan. Dalam kasus gastroenteritis, usus halus gagal
dalam menyerap cairan dikarenakan adanya toksin pada usus.
Diet Rendah Sisa II, diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet rendah sisa I atau
kepada pasien diare kronis. Makanan diberikan dalam bentuk cincang atau
lunak. Makanan mengandung serat diperbolehkan dalam jumlah terbatas, begitu pun lemak
dan gula. Bumbu-bumbu yang merangsang tidak diperbolehkan.
Diet rendah sisa adalah makanan yang terdiri dari bahan makanaaan rendah serat dan hanya
sedikit meninggalkan sisa. Yang dimaksud dengan sisa adalah bagian-bagian makanan yang
tidak diserap seperti yang terdapat di dalamsusu dan produk susu sertaa serat daging yang
beserat kasar.
Tujuan Diet
Untuk memberikanan makanan sesuai kebutuhan gizi yang sedikit mungkin meninggalkan
sisa sehingga dapat membatasi volume feses, dan tidak merangsang saluran cerna.
Karbohidrat
Bubur disaring, roti bakar, kentang pure, makaroni, bihun direbus, mie, biskuit,
tepung-tepungan di buat jadi puding atau bubur.
Protein hewanis
Telur rebus, daging empuk, hati ayam, ikan digiling halus.
Protein nabati
Tahu ditim dan direbus, tempe dan Sayurang
9
Sari sayuran
Buah –buahan
Sari buah
Minuman
Air meniral,teh, sirup dan kopi encer
Bumbuh
Garam dan gula
Karbihidrat
Beras tumbuk, beras ketan, jagung , ubi, singgkong, talas, cake, dodol, dan
tepung-tepungan
Protein Hewani
Daging berserat kasar, ayam dan ikan yang awetkan dan digoreng kering,
telur ceplok, udang dan kerang, susu dan produk susu
Protein nabati
Kacang-kacangan( kacang tanah, kacang kedelai dan kacang merah)
Sayuran
Sayur dalam keadaan utuh
Buah
Buah dalam keadaan utuh
Minuman
Teh dan kopi kental, minuman beralkohol dan mengandung soda.
Bumbu
Bawang, cabe, jahe, merica, ketumbar, cuka dan bumbu lain yang berbauh
tajam.
10
BAB III
ANALISIS KASUS
11
Diagnosa :GEA+ Dehidrasi ringan Sedang
Tempat Rawat :Cendana-FII
2. SCREENING
ASUHAN GIZI PASIEN RAAT INAP
I. IDENTITAS
Nama: Tn. Abdon Pello
Umur :
Jenis kelamin:
Diagnosa MRS:
Alamat:
II. STATUS GIZI DAN TERAPI DIIT
Saat Datang Tinggi Badan: 161,17 cm
Berat Badan :50,1 kg BB Normal(TB-100): 54,9 kg
LILA :28 Diit : Rendah Serat
BMI=BB (kg)
TB(cm) :161,17 cm
Tinggi Lutut: 49 cm
Kesimpulan Status Gizi: Gizi Normal
Perkembangan
Tanggal
21/03/2022 23/03/2022
BB 50,1 kg
12
Bubur 200 - 0% Habiskan
Lauk hewani 60 - 0% Habiskan
Lauk Nabati 50 - 0% Habiskan
Sayur 150 - 0% Habiskan
Buah 150 - 0% Habiskan
Scank 100 - 0% Habiskan
IV. PENYULUHAN DAN KONSULTASI GIZI
Tanggal Materi Petugas Keterangan
21/03/2022 Memberikan edukasi Nutrisionis
mengenai diit Rendah Serat
,status Gizi, antropometri,
dan BM yang dianjurkan dan
dihindari atau dibatasi. Onya A. Foeh
Pentingnaya menghabiskan
makanan RS
Tn Abdon MRS Pada 20 maret 2022 jam 19:20 degan keluhan utama diare cair sejak
kemari siang dengan diagnosa GEA+ DEHISRASI ringan Sedang.
Hasil antropometri dengan berat badan 50,1 kg dan tinggi badan 161cm maka status
gizi pasien adalah gizi normal.
1. ASESMENT/PENGKAJIAN
A. Antropometri
BB : 50,1 kg
TL : 49 cm
TB Estimasi : 64,19+(2,02.TL) – (0,04.U)
:64,19 + (2,02.49) – (0,04.50)
:64,19+98,98-2
:161,17cm 1,6117 m
13
BBI : (TB- 100)- (10%. TB-100)
: 161 -100)- 10%(161 – 100)
: 61 -6,1
: 54,9 kg
B. Biokimia
Pemeriksaan Hari Pertama(20/03/2022)
C. Clini / Fisik
a. Clinik
a. Pemeriksaan hari pertama(18/03/2022)
Jenis Nilai normal Pemeriksaan Ketrangan
Pemeriksaan
TD 120/80 mmHg 111/86 mmHg Normal
Nadi 60- 100 x/mnt 97 x/mnt Normal
Suhu 36,50C 36,70C Normal
SPO2 95-100% 99% Normal
14
15
Pengukuran sisa makanan dengan metode visual comstock
Hari pertama
Nama pasien :
Nasi P 0%
S 50%
M 50%
Lauk Hewani P
Lauk Nabati P
Buah P
Snack P
16
S
Keteragan:
Sisa makanan 0% = Makan habis
Sisa makanan 25% = Sisa makanan ¼ porsi
Sisa makanan 50% = Sisa makanan ½ porsi
Sisa makanan 75% = Sisa makanan ¾ porsi
Sisa makanan 95% = Sisa makanan hampir utuh (+- 1 sdm dikonsumsi)
Sisa makanan 100% = Makanan untuk (tidak ada yang dikonsumsi)
Nasi P 0%
S 50%
M 50%
Lauk Hewani P
Lauk Nabati P
17
Buah P
Snack P
Keteragan:
Sisa makanan 0% = Makan habis
Sisa makanan 25% = Sisa makanan ¼ porsi
Sisa makanan 50% = Sisa makanan ½ porsi
Sisa makanan 75% = Sisa makanan ¾ porsi
Sisa makanan 95% = Sisa makanan hampir utuh (+- 1 sdm dikonsumsi)
Sisa makanan 100% = Makanan untuk (tidak ada yang dikonsumsi)
Nasi P 0%
S 50%
M 50%
Lauk Hewani P
18
Lauk Nabati P
Buah P
Snack P
Keteragan:
Sisa makanan 0% = Makan habis
Sisa makanan 25% = Sisa makanan ¼ porsi
Sisa makanan 50% = Sisa makanan ½ porsi
Sisa makanan 75% = Sisa makanan ¾ porsi
Sisa makanan 95% = Sisa makanan hampir utuh (+- 1 sdm dikonsumsi)
Sisa makanan 100% = Makanan untuk (tidak ada yang dikonsumsi)
D. Dietary History
Recall 1 x 24 jam
BEE :66 + (13,5 X BB) + (5 x TB) – (6,8 x U)
:66 + ( 13,5 x 50,1) + (5 x 161,17) – ( 6,8 x 50)
:66 + 676,35 + 805,85 – 340
:1.208,2kkal
TEE :BEE x AF x FS
: 1.208,2kkal x 1,1 x 1,1
:1.461,92 kkal
P :15% x TEE
19
:15% x 1.461,92: 4
: 54,82gr
L : 20% x TEE
:20% x 1.461,92: 9
:32,48 gr
Kh :65 x TEE
:60% x 1.461,92: 4
:237,56gr
Recall hari pertama (20/03/2022)
Implementasi Energy Protein Lemak Karbohidrat
Dietary History
a) Frekuensi makan 3 x sehari tapi kadang- 2x sehari
b) Jarang mengkonsumsi buah , kurang suka sayuran dan paling suka makan dagin
sapi, ikan dan daging babi.
c) Tidak ada alergi makan
E. Diagnosa Gizi
Diatary
NI 2.1 Kekurangan intake makanan dan minuman oral berkaitan dengan
kurangnya pengetahuan terhadap kecukupan makanan dan minuman
ditadai dengan hasil recall kebutuhan energi : 59,40, protein :61,25 gr,
lemak 20,32 gr, karbhidrat: 71,48.
20
dengan kurangnya informasi ditandai dengan pemilihan makanan yang
tidak tepat terkait kondisi medis pasien (jarang mengkonsumsi sayuran
dan buah dan paling suka makan daging sap, bab dan ikan)
F. Intervensi
1. Rencana intervensi gizi
Tujuan : untuk memperbaiki pola makan pasien agar tercukupinya asupan
pasien.
Waktu target: 3 hari
Intervensi gizi
A. Jenis Diet : Rendah Serat
B. Frekuensi pemberian : 3X makananutamadan 2 kali selingan
C. Rute pemberian diet : Oral
D. Bentuk makanan : Lunak
E. Tujuan
a) Untuk memberikan makanan sesuai kebutuhan gizi yang sedikit mungkin
meninggalkan sisa sehingga dapat membatasi volume feces dan tidak
merangsang saluran cerna.
F. Syarat diet
1) Energi cukup sesuai dengan umur,gender dan aktifitas
2) Pritein cukup 10-15% dari kebutuhan energi total
3) Lemak sedang yaitu 10-25% darikebutuhan energi total
4) Karbihidrat cukupnyaitu sisankebutuhan energi total
5) Menghidari makanan berserat tinggi dan sedang sehingga asupan
serat maksimal 8gr/hari.pembatasan ini disesuaikan dengan toleransi
perorangan
6) Menghindari susu,produk susu dan daging berserat kasar.
7) Menghindari makanan yang terlalu berlemak, terlalu manis, terlalu
asam dan berbumbuh tajam
8) Makanan dimask hingga lunak dan dihidangkan pada suhu tidak
terlalu panas dan dinggin
9) Makan sering dan diberikan dalam porsi kecil
21
10) Bila diberikan untuk jangka waktu lamah atau dlam keadaan khusus,
diet peru disertai suplemen vitamin dan mineral, makanan formula dan
makanan parenteral.
2. Intervensi Edukasi
Intervensi menggunakan leaflet dan memberikan penjelasan kepada pasien serta
keluarga pasien agar lebih memperhatikan pola makan agar tidak terjadi masalah
berikutnya
Sasaran langsung : pasien dan keluarga pasien
Metode : Konseling
Alat bantu : Liflet tentang GEA
Materi:
Mengenal apa itu GEA, Cara pencegaha serta diit yang di anjurkan
Gizi seimbang ,makanan yang dianjurkan dan tidak
Contoh menu sehari
Evaluasi : memantau perkembagan pasien.
Konseling gizi :
Memberikan pengetahuan mengenai penyakit GEA serta pencegahan
Memberikan informasi kepada keluarga pasien tentang makanan yang baik dan
begizi seimbang pada pasien.
BAB IV
MONITORING DAN EVALUASI
A. MONITORING
a. Parameter Gizi
22
Asupan 811,6 37,6 24,1 107,0
Antropometri
Hari pertama
BB : 50,1 kg
TB : 161,17 cm
Status Gizi: Gizi Normal
Hari kedua
BB :
TB :
Status Gizi:
b. Parameter pasien
Intervensi dilakukan 3 hari pada pasien dan keluarga. Apa yang di
sampaikan pada saat konseling pasien dapat menerimanya dan akan
diterapkan pada kehidupan sehari-hari
B. EVALUASI
23
BAB. V.
PEMBAHASAN
24
25
26