PO530342118878
ANGKATAN XIII
2021
HALAMAN PERSETUJUAN
DISUSUN
Pembimbing
Anita Ch Sembiring,S.Gz.,M.Si
NIP: 198310122008122001
Mengetahui
Agustina Setia,SST.,M.Kes
NIP : 196408011989032002
Diajukan Oleh
ALAMAT : LASIANA
RIWAYAT PENDIDIKAN
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
tuntunan-Nya, penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah dengan judul “ Gambaran
Pengetahuan, Sikap dan PrilakuPengolah Makanan Terhadap Personal Hygiene dan Sanitasi di
Panti Asuhan Sonaf Maneka Kelurahan Lasiana Kupang“.
1. Ragu Harming Kristina, SKM., M. Kes, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Kupang.
2. Agustina Setia, SST.,M.Kes, selaku ketua Program Studi Gizi Poltekkes Kemenkes
Kupang.
3. Anita Ch. Sembiring, S.Gz.,M.Si, selaku pembimbing yang telah membimbing dan
memberikan arahan selama penulisan karya tulis ilmiah.
4. Maria Helena Dua Nita,SST,M.Gizi selaku penguji yang telah memberikan masukan
dalam perbaikan karya tulis ilmiah.
5. Seluruh dosen dan staf dosen Program Studi Gizi yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan penelitian ini.
6. Keluarga, dan teman-teman yang turut membantu dan mendukung penulis dalam
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dan bermanfaat bagi penulis guna penyempurnaan karya tulis ilmiah ini.
Latar Belakang : Makanan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Agar
makanan sehat bagi konsumen diperlukan persyaratan khusus antara lain cara pengolahan yang
memenuhi syarat yang sesuai dengan ketentuan praktek pengolahan makanan yang memenuhi
kaidah hygienitas. Higiene pangan adalah semua kondisi dan ukuran yang diperlukan untuk
menjamin keamanan dan kesesuaian pangan pada semua tahap rantai makanan . Sanitasi dan
higiene merupakan hal penting mengingat bahwa makanan yang disajikan kepada konsumen
harus terjaga dan terjamin kualitasnya demi keamanan pangan.
Tujuan : Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan dan Perilaku Higiene Sanitasi dipanti
Asuhan Sonaf Maneka Kelurahan Lasiana Kupang
Metode : Jenis penelitian deskriptif dengan desain penelitian crossctional yaitu dengn
melakukan observasi proses dan syarat pengetahuan, sikap dan perilaku pengelola makanan
terhadap personal hygiene dan sanitasi dalam satu waktu pengamatan di Pantai Asuhan Sonaf
Maneka Kelurahan Lasiana Kupang
Hasil : dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
penjamah makanan di Panti Asuhan Sonaf Maneka Lasiana memiliki pengetahuan tinggi
terhadap personal hygiene dan sanitasi dengan jumlah 10 penjamah ( 100 % ), sebagian besar
memiliki perilaku cukup terhadap personal hygiene dan sanitasi dengan jumlah 6 penjamah
( 86,67 %) dan sebagian besar memiliki sikap baik terhadap personal hygiene dan sanitasi
dengan jumlah 8 penjamah (93,33 %)
Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Perilaku pengelola makanan terhadap personal hygiene dan
sanitasi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...........................................................................................................I
HALAMAN PERSETUJUAN...........................................................................................Ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................Iii
BIODATA PENULIS.........................................................................................................Iv
KATA PENGANTAR........................................................................................................Vi
ABSTRAK..........................................................................................................................Vii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................Viii
DAFTAR TABEL...............................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................I
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................
LAMPIRAN FOTO.............................................................................................................
LAMPIRAN KUESIONER.................................................................................................
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku pengelola mkanan
terhadap personal hygiene dan sanitasi
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui bagaimana gambaran tingkat pengetahuan pengolah
makanan di panti asuhan Sonaf Maneka Kelurahan Lasiana Kupang
b. Untuk mengetahui bagaimana gambaran sikap pengolah makanan di panti
asuhan Sonaf Maneka Kelurahan Lasiana Kupang
c. Untuk mengetahui bagaimana gambaran perilaku pengolah makanan di panti
asuhan Sonaf Maneka Kelurahan Lasiana Kupang
d. Untuk mengetahui bagaimana gambaran hygiene dan sanitasi pengolah
makanan di panti asuhan Sonaf Maneka Kelurahan Lasiana Kupang
1. Bagi peneliti
Untuk menambah pengetahuan tentang penyelenggaraan hygiene dan
sanitasi pengolah makanan di Pantai Asuhan Sonaf Maneka Kelurahan Lasiana
Kupang
2. Bagi Panti Asuhan Sonaf Maneka Kelurahan Lasiana Kupang
a) Sebagai bahan masukan bagi pihak di Panti Asuhan Sonaf Maneka
Kelurahan Lasiana Kupang dan sebagai informasi gambaran pengetahuan,
sikap dan perilaku pengelola makanan terhadap personal hygiene dan
sanitasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Perilaku
1. Perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati
langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Menurut Skiner
dalam Notoatmodjo merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi
seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Perilaku manusia adalah
aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan respons serta dapat diamati
secara langsung maupun tidak langsung.13 Menurut Skiner dalam Notoatmodjo,
perilaku manusia dapat dikelompokan menjadi 2, yaitu:
e. Perilaku tertutup (Covert behavior) Perilaku tertutup terjadi bila respons
terhadap stimulus tersebut masih belum dapat diamati orang lain (dari luar)
secara jelas. Respons seseorang masih terbatas dalam bentuk perhatian,
perasaan, persepsi, pengetahuan, dan sikap terhadap stimulus yang
bersangkutan. Bentuk “unobservable bahavior” atau “covert bahavior” yang
dapat diukur adalah pengetahuan dan sikap.
f. Perilaku terbuka (Overt behavior) Perilaku terbuka ini terjadi bila respons
terhadap stimulus tersebut sudah berupa tindakan, atau praktik ini dapat
diamati orang lain dari luar atau “observable behavior
Meskipun perilaku adalah bentuk respons atau reaksi terhadap stimulus atau
rangsangan dari luar organisme (orang), namun dalam memberikan respons sangat
tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan.
Faktor-faktor yang membedakan respons terhadap stimulus yang berbeda disebut
determinan perilaku. Determinan perilaku ini dapat dibedakan menjadi dua, yakni:
Faktor Predisposisi :
Umur
Jenis Kelamin
Tingkat
Pendidikan
Pengetahuan \
Sikap
Faktor Pendukung :
Sarana pribadi
penjamah makanan
Ketersediaan Penerapan
terkait dengan
kesehatan
Faktor Penguat
Orang penting
sebagai referensi
Keluarga
Penyedia layanan Gambar 1
kesehatan
Sumber : Lawrence Green dalam Notoadmodjo, 2014.14
2.7 Kerangka Konsep
Pengetahuan
Perilaku
Gambar 2
BAB III
METODE PENELITIAN
a. Identitas
1. Nama Panti Asuhan : Sonaf Maneka
2. Alamat : Lasiana Kota Kupang
b. Sejarah singkat
Panti Asuhan Katolik Sonaf Maneka Lasiana Kota Kupang berdiri pada tanggal
26 Juli 1980.
Pendiri Panti Asuhan Katolik Sonaf Maneka Lasiana Kota Kupang adalah mama
Yuliana Afoan Bulumanu Uskono, bilau berasal dari Timor Tengah Utara
Kefamananu dan juga seorang pensiun Guru pada SDK Don Bosko 2 Kupang. Panti
Asuhan ini di namakan Sonaf Maneka artinya adalah Istana Cinta Kasih dalam
Bahasa Romawi.
c. Data anak Panti Asuhan Katolik Sonaf Maneka
Panti Asuhan Katolik Sonaf Maneka beranggota 121 orang anak, jumlah balita 7
orang dimana yang laki-laki berjumlah 4 orang dan perempuan berjumlah 3 orang.
Tabel 1
Tingkat pendidikan dan jenis kelamin anak panti
Responden yang digunakan pada penelitian ini yaitu penjamah makanan yang berada di
Panti Asuhan Sonaf Maneka Lasiana Kupang yang berjumlah 10 orang responden dan di panti
asuhan tersebut tidak menggunakan tenaga penjamah makanan dari luar melainkan anak-anak
panti tersebut yang mengolah sendiri makanan.
Tabel 2
Distribusi Responden Frekuensi Jenis Kelamin
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa responden panti asuhan sonaf maneka lasiana
kupang yaitu laki-laki berjumlah 0 dan perempuan berjumlah 10 orang. Dari hasil diatas dapat
disimpulkan bahwa yang menjadi responden paling banyak yaitu perempuan yang berjumlah 10
orang dengan presentase yaitu 100 %, di panti asuhan tersebut tidak menggunakan penjamah
makanan melainkan anak-anak panti tersebut mengolah sendiri makanan dalam pengolahan
makanan. Para penjamah membagi tugas untuk pengolahan.
Tabel 3
Distribusi Responden Frekuensi Umur
Tabel 4
Distribusi responden frekuensi pendidikan
Dari tabel diatas menunjukan responden penjamah makanan yang berada di panti asuhan
sonaf maneka lasiana yang berpendidikan SD sebanyak 6 orang dengan presentase 53.33% dan
SMP 1 orang dengan prsentase 16.67% dan SMA sebanyak 3 orang dengan presentase 30%.
Berdasarkan tabel di atas dapat di ketahui bahwa responden yang paling banyak yaitu yang
berpendidikan SD sebanyak 5 orang (43.33%).
Dari segi pendidikan penjamah makanan yang tamat SD memiliki pengetahuan baik
sebanyak 6 orang responden (53.33%), SMA sebanyak 3 responden (30%). Pendidikan salah
satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang karna pendidikan di perlukan untuk
mendapatkan informasi penting.semakin tinggi pendidikan maka semakin banyak informasi yang
di dapatkan , sehingga pengetahuan yang diperoleh akan semakin luas,namun bukan berarti
penjamah makanan yang berpendidikan rendah memiliki pengetahuan yang rendah pula sebab
peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan formal saja.Sikap responden
apabila di hubungkan dengan umur di dapatkan hasil 10 responden (100%) pada kelompok umur
11-22 tahun memiliki sikap baik. Apabila sikap di hubungkan dengan pendidikan,maka
responden dengan latar belakang tamat SD memiliki sikap kategori baik dengan jumlah
responden terbanyak yaitu 6 responden (53.33%). Pendidikan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi terbentuknya sikap, sehingga dengan tingginya pendidikan di harapkan sejalan
dengan pembentukan sikap ke arah yang baik. Selain itu pengalaman pribadi juga mempengaruhi
terbentuknya sikap.
Dari hasil penelitian yang di lakukan di panti asuhan sonaf maneka lasiana kupang di
simpulkan bahwa personal hygiene penjamah makan dapat di pengaruhi oleh :
Tabel 5
Hasil kuesioner untuk 10 pertanyaan dari variabel pengetahuan
Kurang -
Kurang -
Kurang -
Kurang -
Kurang -
Dari tabel di atas dapat di simpulkan bahwa dari pertanyaan alat pelindung diri apa saja
yang harus di gunakan penjamah makanan sewaktu menangani makanan dari hasil kusioner di
peroleh persentase 100%. Dan pada pertanyaan kedua tentang penyakit yang dapat timbulkan
akibat makanan yang terkontaminasi yaitu di peroleh persentase 96,67% baik , 3,33% cukup di
karenakan sebagian responden belum memahami dengan betul akibat dari pengetahuan tentang
penyakit. Hal ini berbedah dengan hasil penelitian yang di lakukan oleh gembira sinaga yaitu
masih ada responden yang belum mengerti pengetahuan penyakit yang dapat di timbulkan akibat
makanan yang terkontaminasi yaitu 60 %., sebanyak 100% responden yang mengetahui tujuan
menggunakan pakian kerja yang bersih, 80% responden yang mengetahui bagimana cara
mengangkut makanan yang baik dan siap untuk di sajikan, dan 20% belum mengetahui.
Sebanyak 100% responden yang mengetahui tentang tujuan menutup mulut dengan
menggunakan tissue atau sapu tangan di saat bersin atau batuk saat mengolah makanan. Hal ini
berbeda dengan penelitian yang di lakukan oleh gembira sinaga yaitu responden tidak
menyetujui di adakan ruangan khusus untuk tempat ganti pakian bagi penjamah makanan 2
orang (40%) 1 orang( 20 % ) . 3,33% responden yang belum mengerti apa tujuan mencyuci
tangan menggunakan sabun apa bila keluar dari wc/toilet sedangkan 96,67% sudah mengerti dari
tujuan mencuci tangan pada saat keluar dari wc/toilet, dan sebanyak 23,33% responden belum
mengetahui apa tujuan di sediakan tempat sampah di lingkungan penanganan makanan
sedangkan yang sudah mengerti yaitu 43,33%.
Hasil penelitian ini lebih baik jika di bandingkan dengan hasil penelitian yang di
lakaukan oleh Gembira sinaga 2007 di panti asuhan Sitinoraitih Kecamatan Perguruan
Kabupaten Samosir yang mengatakan bahwa pengetahuan penjamah makanan menurut
pendidikan terlihat cukup . tapi masih ada responden yang belum mengerti pengetahuan tentang
apa tujuan mencuci tangan menggunakan sabun apabila keluar dari wc/toilet dan sebanyak 50%
responden belum mengetahui apa tujuan di sediakan tempat sampah di lingkungan penanganan
makanan. Seamakin lama penjamah makanan bekerja semakin tinggi pengetahuan yang di
peroleh penjamah makanan dalam mengelolah makanan hygiene dan sanitasi.
Tabel 6
Distribusi responden frekuensi pengetahuan
Dari hasil diatas disimpulkan bahwa mengenai hasil variabel pengetahuan dari 10
responden diperoleh hasil 100 % baik. Tapi hasil tersebut tidak sesuai dengan pengamatan
dimana pada pengisian kuesioner para penjamah makanan saling membagi jawaban kepada
penjamah yang lain dengan alasan penjamah yang lain masih TK dan SD tidak mengetahui
jawaban yang ada pada koesioner yang telah diberikan. Hasil penelitian ini lebih baik jika
dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suci Tahun 2013 dalam Firstha 2018 di
Instalasi Gizi RS PKU Muhammadiyah Surakarta dimana dari hasil penelitian diperoleh
sebanyak 50 % tenaga penjamah makanan masih memiliki pengetahuan yang kurang tentang
hygiene dan sanitasi makanan. Nursalam(2001) dalam Firstha 2018 menyatakan bahwa semakin
tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin banyak informasi yang diterimanya, maka
akan semakin tinggi tingkat pengetahuan. Sehingga seorang dengan tingkat pendidikan lebih
tinggi akan berpengatahuan lebih baik disbanding mereka dengan tingkat pendidikan yang lebih
rendah. Menurut Wied Harry(19996) dalam Firstha 2018 mendapatkan informasi akan
memberikan pengaruh pada pengetahuan. Meskipun seorang memiliki pendidikan yang rendah
tetapi jika Ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya televisi, radio, atau
surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang.
Kurang -
Kurang -
Kurang -
Kurang -
Cukup 26.67 %
Kurang 70 %
Cukup 26.67 %
Kurang 70 %
Cukup 26.67 %
Kurang 70 %
Cukup 26.67 %
Kurang 70 %
Cukup -
Kurang -
Kurang 50 %
Kurang -
Kurang -
Kurang 100 %
Kurang -
Dari tabel diatas menunjukan bahwa 100 % mencuci tangan menggunakan sabun
dilakukan oleh penjamah makanan sebelum menangani makanan, jika pada saat
mengolah makanan tidak mencuci tangan maka makanan yang diolah akan
terkontaminasi.100% menjawab dengan baik tujuan dari penjamah makanan pencuci
tangan setelah keluar dari WC atau kamar kecil tetapi dalam pelaksanaan tidak sesuai
dengan hasil kusioner.100% responden yang menyetujui penjamah makanan mencuci
tangan setelah meracik bahan mentah . 100 % responden yang menjawab tujuan tidak
mengeringkan tangan dengan celemek. 100 % responden yang menjawab tujuan
memperhatikan kebersihan peralatan sebelum digunakan. 3.33 % menyetujui kalau
memakai pakaian kerja saat bekerja , cukup 26.67 % dan kurang 70%. 3.33 % responden
menjawab memakai celemek saat bekerja, cukup 26.67 % dan kurang 70 %. Responden
menjawab tujuan memakai tutup kepala saaat bekerja dan tidak bicara saat bekerja, cukup
26.67 % dan kurang 70 %. 100 % responden menjawab tujuan kuku terpelihara pendek.
20 % responden menjawab tujuan penjamah makan tidak memakai perhiasan misalnya
cincin atau gelang saat bekerja, cukup 30 % dan kurang 50 %. 96.67 % responden
menjawab tidak memakan saat bekerja, cukup 3.33 %. 100 % responden menjawab
membersihkan tempat setelah selesai kegiatan . 100 % responden menjawab tidak
menggunakan alat / fasilitas yang tidak sesuai dan 9 6.67 % responden menjawab tidak
menyisir rambut didekat makanan, cukup 3.33 %.
Hasil penelitian ini lebih baik jika dibandingkan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Firsta Yolanda Maru di Instalasi Gizi RS Jiwa Prof.Hb. Saanin Padang
Tahun 2018 yang menyatakan bahwa pertanyaan sikap positif yang tidak disetujui oleh
tenaga penjamah makanan yaitu 50 % tenaga penjamah makanan memiliki sikap tidak
setuju dengan pernyataan penjamah makanan tidak diperkenankan bersin atau batuk saat
mengolah bahan makanan. Kemudian ada beberapa sikap negatif yang disetujui oleh
tenaga penjamah makanan yaitu pernyataan penjamah makanan mengobati dan menutup
luka terbuka adalah hal yang tidak penting dilakukan oleh pengolah saat memasak,
dimana 25 % setuju, 50 % tidak setuju, dan 25 % sangat tidak setuju. 25 % setuju
terhadap pernyataan penjamah makanan boleh menggunakan tangan tanpa alat bantu
untuk mengambil makanan, 12,5 % kurang setuju, 25 % tidak setuju, 37,5 % sangat tidak
setuju. 50 % setuju terhadap pernyataan makanan yang matang tidak perlu ditutup karena
masih dalam kondisi panas.
Tabel 8
Distribusi responden frekuensi perilaku
Tabel 9
Hasil kuesioner untuk 10 pertanyaan dari variabel sikap
Kurang -
Kurang -
Kurang -
Kurang -
Kurang -
Cukup -
Kurang -
Kurang -
Kurang -
Tabel 10
Distribusi responden frekuensi sikap
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa 10 orang responden penjamah makanan
dikategorikan baik sebanyak persentase 100 % . Hal ini dikategorikan baik sesuai dengan hasil
kuesioner tetapi dalam pengamatan yang dilakukan sikap penjamah makanan sesuai dengan hasil
kuesioner yang telah didapat dimana pada saat mengolah makanan , menutup makanan sewaktu
disajikan, dari cara saat bekerja pengolah makanan dengan menggunakan pakaian kerja, petugas
penjamah makanan pada saat keluar dari wc / toilet mencuci tangan menggunakan sabun terlebih
dahulu. Hal ini sudah menjadi kebiasaan dari para penjamah makanan.
Menurut penelitian Gembira Sinaga yaitu dari hasil penelitian menunjukan bahwa 5
orang responden hanya 3 orang (60 %) responden menyetujui menggunakan penutup kepala atau
rambut sewaktu bekerja, menggunakan pakaian kerja khususnya sewaktu bekerja, mencuci
tangan sebelum mengolah makanan, mencuci tangan pakai sabun sesudah keluar dari wc / toilet,
memisahkan bahan makanan kering dan basah, dan menutup makanan sewaktu mengangkat
makanan.
Kurang -
Kurang 3.33 %
Kurang -
Kurang 6.67 %
Kurang -
Kurang 6.67 %
Kurang -
Kurang -
Kurang -
Kurang -
Cukup 13.33 %
Kurang 3.33 %
Kurang -
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah di lakukan dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar penjamah makanan di Panti Asuhan Sonaf Maneka Lasiana Kupang memiliki pengetahuan
tinggi terhadap personal hygienedengan jumlah 10 penjamah (100%), sebagian besar memiliki
perilaku baik terhadap personal hygiene dengan jumlah 6 penjamah (86,67%), yang berperilaku
cukup dengan jumlah 4 penjamah (13,33%) dan sebagian besar memiliki sikap baik terhadap
personal gygiene dengan jumlah 8 penjamaH (93,33%) yang memiliki sikap kurang baik dengan
jumlah 2 penjamah (6,67%).
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Afriyenti. 2002. Hygiene dan Sanitasi Penyelenggaraan Makanan di Instalasi Gizi Rumah
Jiwa Pekanbaru dan Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Pekanbaru (Skripsi). Bogor : Institut Pertanian
Bogor.
Ema, Nurtika. 2014. hubungan Karakteristik Individu dengan Perilaku Keamanan Pangan
Penjamah Makanan di Kantin Universitas Gadjah Mada. Skripsi. Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta.
Ermayani, D. Hubungan antara Kondisi Sanitasi dan Praktik Penjamah Makanan dengan
Kandungan Eschericia coli pada Nasi Pecel di Kelurahan Sumurboto dan Tembalang. Semarang:
2004.
Harsono, dkk. 2000. Sanitasi Makanan Olahan di Jakarta dan Tanggerang. Pusat Penelitian dan
pengembangan Teknologi Isotop dan Radiasi. Batam.
Hiasinta A. Purnawijayanti. 2001. Sanitasi Hygiene dan keselamatan Kerja Dalam Pengolahan
Makanan. Yogyakarta: Kanisius.
Kementrian Kesehatan RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1098/MENKES/SK/VII/2003 Tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah Makanan dan
Restoran.
KementrianKesehatan RI. PedomanPelayananGiziRumahSakit. 2013.
Meikawati W, Astuti R, Susilowati. Hubungan Pengetahuan dan sikap petugas Penjamah
Makanan dengan Praktek Higiene Sanitasi Makanan di Unit Instalasi Gizi RSJD Dr. Amino
Gondohutomo Semarang. Jurnal Kesehatan. Masyarakat Indonesia 2010.
Oxfam Internasional. 2014. Good Enough to eat. [cited 2017 Desember]. Avalible from URL:
http://www.who.int/topics/food_safety.
Reza L. Gambaran Perilaku Tenaga Penjamah Makanan Tentang Higiene dan
Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan.
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia : 2013.
LAMPIRAN FOTO
LAMPIRAN
1. KuesionerPengetahuan
1. Alat pelindung diri apa saja yang harus digunakan penjamah makanan sewaktu
menangani makanan?
a. Penutup kepala, sarung tangan plastik, celemek
b. Sepatu boot, kaca mata
c. penjepit makanan
2. Penyakit apa saja yang dapat ditimbulkan akibat makanan yang terkontaminasi?
a. Diare, typus
b. DBD (Demam Berdarah)
c. Batuk
3. Apakah tujuan menggunakan pakaian kerja yang bersih?
a. Supaya kelihatan seragam
b. Agar pakaian tidak kotor oleh makanan
c. Agar makanan tidak terkontaminasi oleh kuman yang lengket pada pakaian
4. Bagaimana cara menyimpan bahan makanan yang baik?
a. Dikelompokkan menurut bahan yang sejenis
b. Dicampur aduk
c. Ditumpukkan di rak atau di lemari penyimpanan bahan makanan
5. Apakah tujuan dilakukan pemisahan bahan makanan kering dan basah?
a. Supaya bahan makanan kering tidak terkontaminasi dengan bahan makanan yang
basah dan bisa bertahan lama
b. Agar mudah dibedakan bahan makanan tersebut
c. Untuk mempermudah pengambilan bahan makanan
6. Bagaimana cara mnegangkut makanan yang baik dan siap untuk disajikan ?
a. Ditutup, supaya tidak terkontaminasi
b. Ditutup, supaya kelihatan rapi
c. Tidak ditutup
7. Seorang penjamah makanan dapat menjadi penyebab makanan terkontaminasi apabila
penjamah makanan tersebut?
a. Menderita penyakit tertentu
b. Menggunakan perhiasan
c. Menggunakan pakaian bersih
8. Apakah tujuan menutup mulut dengan menggunakan tissu/ sapu tangan di saat bersin/
batuk pada saat mengolah makanan?
a. Agar makanan tidak terkontaminasi
b. Agar tangan tidak kotor
c. Supaya baju tidak terkena bersin
9. Apakah tujuan kita mencuci tangan menggunakan sabun apabila keluar dari WC /
toilet?
a. Sudah kebiasaan
b. Supaya tangan bersih
c. Untuk mencegah kuman masuk kemakanan melalui tangan
10. Apakah tjuan disediakan tempat sampah dilingkungan penanganan pengolahan
makanan?
a. Supaya tidak menjadi sarang serangga dan tikus
b. Supaya kelihatan bersih dan rapi
c. Supaya mudah diangkut ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir)
2. Kuesioner Sikap
1. Perlu diadakan ruangan khusus untuk tempat ganti pakaian bagi penjamah makanan
a. Setuju
b. Tidak setuju
2. Sewaktu bekerja harus menggunakan penutup kepala/ rambut
a. Setuju
b. Tidak setuju
3. Penjamah makanan menggunakan pakaian kerja khusus sewasebeluktu bekerja
a. Setuju
b. Tidak setuju
4. Penting mencuci tangan sebelum mengolah makan
a. Setuju
b. Tidak setuju
5. Pada saat batuk/ bersin, seharusnya mulut ditutup dengan menggunakan tissu/ sapu
tangan.
a. Setuju
b. Tidak setuju
6. Petugas dilarang merokok sewaktu bekerja
a. Setuju
b. Tidak setuju
7. Petugas harus mencuci tangan pakai sabun sesudah keluar dari WC / toilet
a. Setuju
b. Tidak setuju
8. Sewaktu mengolah makanan atau menyajikan makanan harusnya tidak boleh
bercakapcakap
a. Setuju
b. Tidak setuju
9. Penyimpanan bahan makanan basah dan kering dipisah
a. Setuju
b. Tidak setuju
10. Sewaktu mengangkut makanan makanan seharusnya ditutup
a. Setuju
b. Tidak setuju
3. Lembar Observasi Perilaku
No Perilaku Ya Tidak
1. Penjamahan makanan mencuci tangan dengan sabun sebelum
menangani makanan
2. Penjamah makanan pencuci tangan setelah keluar dari WC atau
kamar kecil
3. Penjamah makanan mencuci tangan setelah meracik bahan mentah
4. Tidak mengeringkan tangan dengan celemek
5. Memperhatikan kebersihan peralatan sebelum digunakan
( mencuci peralatan )
6. Memakai pakaian kerja saat bekerja
7. Memakai celemek saat bekerja
8. Memakai tutup kepala saat bekerja
9. Tidak bicara saat bekerja
10. Kuku terpelihara pendek
11. Penjamah makan tidak memakai perhiasan misalnya cincin atau
gelang saat bekerja
12. Tidak memakan makanan saat bekerja
13. Membersihkan tempat setelah selesai kegiatan
14. Tidak menggunakan alat / fasilitas yang tidak sesuai
15. Tidak menyisir rambut di dekat makanan
4. Kuesioner Hygiene dan Sanitasi
1. Pemeriksaan kesehatan bagi tenaga pengolah makanan di Pdilakukan secara periodik
sebagai sertifikat bukti sehat diri dan bebas dari penyakit dengan tenggang waktu yang
paling baik adalah...
a. 2 kali dalam setahun
b. 1 tahun sekali
c. 2 tahun sekali
2. Pakaian kerja untuk tenaga pengolah makanan yang sebaiknya dipakai pada saat
bekerja adalah...
a. Celemek , tutup kepala (penutup rambut)
b. Jaket , topi
c. Jaket
3. Kegiatan yang tidak boleh dilakukan di ruang kerja adalah...
a. Merokok , Makan / minum dan berbicara
b. Berbicara
c. Merokok
4. Tindakan yang dilakukan pada saat batuk atau bersin adalah...
a. Mengalihkan muka dari makanan / minuman dan alat makan / minuman
b. Mengalihkan muka dari makanan / minuman dan alat makan / minuman dengan
menutup mulut atau hidung memakai tangan atau sapu tangan dan mencuci
tangan setelah itu
c. Menutup mulut atau hidung dengan sapu tangan dan mencuci tangan setelah itu
tanpa mengalihkan muka dari makanan / minuman dan alat makan / minuman
5. Mencuci tangan sebaiknya dilakukan pada saat...
a. Sebelum dan sesudah bekerja dengan menggunakan air bersih dan sabun
antiseptik
b. Sesudah keluar dari WC atau kamar kecil dengan menggunakan air bersih dan
sabun antiseptik
c. Jawaban a dan b benar
6. Apakah tujuan menggunakan korpus (penutup kepala) pada saat mengolah makanan...
a. Agar lebih rapi
b. Agar rambut tidak jatuh saat mengolah makanan
c. Untuk menambah semangat kerja
7. Bagaimana keadaan kuku jari seorang tenaga pengolahan makanan...
a. Boleh panjamg tetapi terawat kebersihannya
b. Selalu bersih, terpotong pendek dan rapi
c. Kuku pendek, bersih, dan boleh dicat
8. Apakah seorang tenaga pengolah makanan diperbolehkan memakai perhiasan pada
saat menjamah makanan
a. Boleh tetap dipakai
b. Dilepas
c. Jawaban s dan b benar
9. Apa yang dilakukan jika pada saat mengolah makanan tangan terluka / teriris
a. Membiarkan saja dan melanjutkan mengolah makanan
b. Menutup luka dengan plaster tahan air
c. Menutup luka dengan kain
10. Pada saat sakit apakah tenaga pengolah makanan diperbolehkan menjamah
makanan...
a. Tidak boleh ikut dalam mengolah makanan
b. Boleh ikut dalam mengolah makanan
c. Boleh hadir di tempat kerja tetapi tidak boleh ikut dalam mengolah makanan dan
disarankan untuk berobat
11. Makanan yang telah selesai dimasak sebaiknya...
a. Dimasukan dalam wadah tertutup secara terpisah menurut jenis masakan
b. Dimasukan dalam wadah tertutup dengan memberikan kesempatan untuk
penguapan air
c. Jawaban a dan b benar
12. Bagaimana seharusnya keadaan ruangan pengolahan makanan pada saat mengolah
makanan
a. Lantai selalu bersih
b. Dinding terbuat dari bahan yang bisa dilap
c. Lantai selalu bersih dan dinding terbuat dari bahan yang bisa dilap / dipel dengan
desinfektan
13. Air yang dipandang baik secara fisik...
a. Tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau walaupun agak keruh
b. Sedikit berwarna tetapi tidak berasa, tidak berbau dan tidak keruh
c. Tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau dan tidak keruh
14. Untuk menghindari pencemaran bahan makanan dari peralatan yang kotor bagaimana
sebaiknya peralatan pengolahan yang digunakan...
a. Peralatan mudah dibersihkan
b. Peralatan terbuat dari stainless steel
c. Peralatan mudah dibersihkan dan terbuat dari stainless steel
15. Tempat pencucian tangan tenaga pengolah makanan sebaiknya...
a. Disatukan dengan tempat pencucian bahan makanan dan peralatan
b. Disatukan dengan tempat pencucian bahan makanan tetapi terpisah dengan
tempat pencucian peralatan
c. Terpisah dengan tempat pencucian bahan makanan dengan peralatan