Disusun oleh :
Mengetahui,
Waket 1 Bid. Akademik & Kemahasiswaan Kepala Prodi D – III Keperawatan
Kelompok
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tidur merupakan perilaku kesehatan yang sangat penting namun sering
diabaikan. Kesehatan tidur yang buruk adalah masalah global. Stranges et al.
memperkirakan bahwa, jumlah orang dewasa dengan masalah tidur di negara-
negara berpenghasilan rendah akan meningkat dari 150 juta pada tahun 2010
menjadi 260 juta pada tahun 2030 (Stranges S, Tigbe W and Thorogood M
2015). Gangguan tidur yang dialami seseorang akan berdampak buruk
terhadap kualitas hidup, aktivitas sehari-hari, pada perasaan, tingkat
kewaspadaan dan kelelahan serta dapat menurunkan sistem imun tubuh
(Jurnal 1). Meskipun tidur adalah kebutuhan manusia yang sangat penting,
terutama untuk fungsi restoratif, ada beberapa orang yang mengalami
masalah dengan proses tidur mereka. Salah satu istilah yang sering digunakan
untuk menggambarkan insomnia adalah kesulitan untuk memulai atau
mempertahankan tidur itu sendiri. Dalam jangka pendek, insomnia juga dapat
menyebabkan masalah seperti waktu reaksi dan pembuatan keputusan, dan
dapat mengakibatkan kecelakaan yang fatal pada kegiatan sehari-hari seperti
kecelakaan lalu lintas (Jurnal 2).
Dewasa mengacu pada masa usia yang seseorang mencapai setelah
selesai pertumbuhan dan mampu menerima tanggung jawab atau kedudukan
dalam kehidupan.Tidur dewasa muda sekitar 7-9 jam sehari, 20-25% tidur
REM, 5-10% tidur tahap 1, 50% tidur tahap II, dan 10-20% tidur tahap III-IV.
Tidur dewasa tua sekitar 6 jam sehari, 20-25% tidur REM, tidur tahap IV
nyata berkurang, kadang-kadang tidak ada (Iswati 2019). Pada orang dewasa
yang mengalami insomnia, ketidakpuasan dengan kualitas atau kuantitas tidur
dikaitkan dengan masalah tidur, mempertahankan tidur, atau bangun pagi
(Cherukuri et al., 2018). Salah satu kondisi yang dialami seseorang yang
dikenal sebagai gangguan pola tidur, dapat dipengaruhi oleh banyak faktor,
termasuk, tetapi tidak terbatas pada, faktor-faktor berikut: stres, lingkungan
seseorang, kebiasaan hidup, diet, penggunaan obat-obatan, usia, dan tingkat
aktivitas fisik (Martini, Roshifanni, Marzella.2018). (SITASI DI JURNAL
3).
Konsep pengetahuan Merujuk pada pengetahuan yang diperoleh melalui
proses pengalaman, pengamatan, atau penginderaan terhadap suatu objek atau
situasi. Pengetahuan dapat dikemukakan menjadi beberapa tingkat, seperti
pengetahuan baik (76%-100%), pengetahuan cukup (56%-75%), dan
pengetahuan kurang (<56%) (Darsini, Fahrurrozi, and Cahyono 2019).
Edukasi kesehatan memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan
pengetahuan masyarakat karena memberikan informasi yang akurat dan
relevan mengenai aspek-aspek kesehatan. Melalui pendekatan edukatif,
masyarakat dapat memahami pentingnya gaya hidup sehat, pencegahan
penyakit, serta pengelolaan kondisi kesehatan secara optimal. Pengetahuan
yang diperoleh dari edukasi kesehatan memungkinkan individu untuk
membuat keputusan yang cerdas terkait pola makan, aktivitas fisik, perawatan
diri, dan langkah-langkah pencegahan lainnya. Dengan pemahaman yang
lebih baik mengenai kesehatan, masyarakat dapat mengurangi risiko penyakit,
meningkatkan kualitas hidup, dan berkontribusi pada pembentukan
lingkungan yang mendukung kesejahteraan umum.
Seorang psikolog dari Chicago bernama Edmund Jacobson adalah orang
pertama yang memperkenalkan teknik relaksasi nonfarmakologi, serta
mengembangkan teknik fisiologis untuk melawan ketegangan dan
kecemasaan. Terapi relaksasi dengan menggunakan air atau hydrotherapy
merupakan penggunaan air untuk mengatasi berbagai masalah, dimana air
bermanfaat untuk menjadikan tubuh lebih rileks, mengurangi rasa pegal-pegal
dan kekakuan, sehinggan membuat tidur bisa lebih nyaman. Konsep warm
water footbath merujuk pada penggunaan air hangat untuk merendam kaki
dalam terapi yang disebut terapi rendam kaki air hangat. Terapi ini
merupakan kombinasi dari terapi termoterapi dan hidroterapi yang bertujuan
untuk meredakan nyeri, meningkatkan sirkulasi darah, dan merelaksasi tubuh.
Beberapa manfaat dari terapi rendam kaki air hangat meliputi meningkatkan
kualitas tidur, meredakan hipertensi,meredakan rasa sakit, meningkatkan
sirkulasi darah.(Denada Novia Rizky 2023).
Aromaterapi adalah pengobatan yang menggunakan bau-bauan yang
didapatkan dari tumbuh-tumbuhan, bunga, pohon yang mengeluarkan aroma
harum dan enak. Minyak astiri biasanya digunakan sebagai mempertahankan
kesehatan dan meningkatkan kesehatan, minyak astiri sering dicampur atau
digabungkan sebagai menengkan sentuhan penyembuhan dengan sifat
terapeutik (Dina, Y., & Feriani 2021).
Edukasi kesehatan yang melibatkan praktik-praktik seperti warm water
footbath dan aromaterapi essential oil lavender dapat memberikan sejumlah
manfaat bagi peningkatan pengetahuan masyarakat. Dengan menyediakan
edukasi kesehatan yang relevan dan praktis, masyarakat dapat lebih aktif
dalam merawat kesehatan mereka sendiri dan mengadopsi gaya hidup yang
mendukung kesejahteraan mereka secara keseluruhan. Intervensi health
education pendampingan terapi komplementer diharapkan dapat
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang manfaat warm water footbath
dan aromaterapi essential oil lavender terahap kualitas tidur.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Meningkatkan pengetahuan tentang kualitas tidur pada Masyarakat
dengan usia dewasa
1.2.2 Tujuan khusus
1. Meningkatkan pengetahuan mengenai edukasi kesehatan dengan
healt education pendampingan warm water foothbath dan
aromaterapi essential oil lavender bagi usia dewasa
2. Untuk mengatasi serta meningkatkan kualitas tidur dengan terapi
non-farmakologis
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi institusi pendidikan
1. Hasil penyuluhan ini dapat digunakan sebagai dasar mahasiswa
keperawatan untuk melakukan edukasi kepada Masyarakat
dengan menerapkan terapi non-farmakologis
2. Hasil penyuuhan ini diharapkan akan menjadi referensi bagi
mahasiswa dalam pembelajaran dan pemberi asuhan keperawatan.
1.3.2 Bagi perawat
Penyuluhan ini dapat membantu menambah pemahaman perawat
dalam menjelaskan edukasi kesehatan dengan menerapkan healt
education pendampingan warm water footbath dan aromaterapi
essential oil lavender terhadap perubahan pengetahuan dan kualitas
tidur pada usia dewasa
1.3.3 Bagi mahasiswa
Memberikan tambahan pemahaman tentang edukasi kesehatan
untuk mengatasi dan meningkatkan kualitas tidur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Topik
Health Education Pendampingan Terapi Kompelementer pada Usia Dewasa.
3.2 Judul Kegiatan
Health Education Pendampingan Warm Water Footbath Dan Aromaterapi
Essential Oil Lavender Terhadap Perubahan Pengetahuan Dan Kualitas Tidur
Pada Usia Dewasa.
3.3 Waktu Dan Tempat Pelaksanaan
Mutiara Citra Graha Blok J-1 No 7 Kec. Candi Kab. Sidoarjo
3.4 Sasaran
Pada masyarakat umur 20-45 tahun yang tinggal di wilayah Sidoarjo, dengan
kriteria gangguan kualitas tidur.
3.5 Materi
Terlampir
3.6 Metode
Ceramah, diskusi, dan pendampingan implementasi terapi komplementer.
3.7 Media
1. Media Health Education
Leaflet, proyektor, dan laptop
2. Media Pendampingan
Baskom, alat pengukur suhu air, humidifier, Aroma terapi essential oil.
3.8 Desain Tempat
A B C
D
Keterangan :
A = Penyaji
B = Pembawa acara
C = Observer
D = Peserta
3.9 Rencana Pelaksanaan
Kegiatan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan peserta Metode Waktu
Pembukaan 1. Memberi salam 1. Menjawab Ceramah 3
2. Memperkenalkan salam menit
diri 2. Mendengarkan
3. Menyampaikan
tujuan pokok materi
Pelaksanaan Health Education: 1. Mendengarkan Ceramah 15
Menjelaskan materi 2. Menanyakan menit
penyuluhan secara materi yang
berurutan dan teratur belum
dimengerti
Pendampingan : 1. Mengikuti Implementasi 15
1. Persiapan alat dan arahan penyaji menit
bahan dengan duduk
2. Menginstruksikan dan berjarak
membantu audiens untuk 2. Mengikuti
duduk dengan berjarak kegiatan
3. Menyiapkan alat serta dengan
bahan yang dibutuhkan antusias dan
untuk implementasi. air audien
hangat (suhu 37℃ ), memasukkkan
baskom, Humidifier, kaki kedalam
essential oil lavender. air hangat dan
4. Menginstruksikan menghirup
audien untuk rileks dan aromaterapi
memasukkan kaki
kedalam air hangat dan
menghirup aromaterapi
Penutup 1. Memberikan 1. Menjawab Tanya jawab 12
pertanyaan pertanyaan (diskusi) menit
2. Menarik kesimpulan 2. Menjawab
3. menyampaikan hasil salam
evaluasi
4. menutup penyuluhan
3.10 Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
a. Peserta hadir ditempat penyuluhan
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Mutiara Citra Graha Blok
j-1 No 7 Kec. Candi Kab. Sidoarjo
c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
(SAP dan leaflet)
2. Evalusi Proses
a. Masing – masing bekerja sesuai dengan tugas
b. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
c. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
d. Peserta mengajukan pertanyaan dan mahasiswa menjawab pertanyaan
secara benar
e. Peserta antusias dalam pelaksanaan pendampingan implementasi
Warm Water Footbath Dan Aromaterapi Essential Oil Lavender.
3. Evaluasi Hasil
a. Para audiens mampu mengerti dan memahami penjelasan konsep
gangguan kualitas tidur.
b. Para audiens mampu mengerti dan memahami penjelasan konsep
Warm Water Footbath Dan Aromaterapi Essential Oil Lavender.
c. Para audiens mampu dan kooperatif dalam melaksanakan
pendampingan Warm Water Footbath Dan Aromaterapi Essential Oil
Lavender.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Tahap awal
Kegiatan pengabdian masyarakat terdiri dari beberrapa tahapan,
antara lain: 1) Persiapan dan pembekalan, 2) Pelaksanaan kegiatan edukasi
dan pendampingan untuk mengatasi gangguan kualitas tidur. Hari Senin,
18 Desember 2023 tim pengabdi melakukan survey awal yakni
berkoordinasi dengan ketua RW 08 perum Mutiara citra graha untuk
melakukan edukasi di wilayah tersebut. Setelah itu ketua RW 08 bersedia
untuk melaksanakan edukasi kesehatan pada hari Minggu, 24 Desember
2023 dengan responden sebanyak 10 orang. Lalu tim pemateri melakukan
koordinasi dengan ketua RW di wilayah tersebut, setelah bertemu dengan
peserta, tim pemateri meminta waktu kepada peserta pada hari Minggu, 24
Desember 2023 pukul 09.00 untuk berkumpul di salah satu rumah warga
untuk memulai kegiatan edukasi dan pendampingan kesehatan.
4.2.1 Tahap pelaksanaan
Kegiatan ini dimulai dengan memberikan penyuluhan dan
pendampingan kesehatan untuk meningkatkan kualitas tidur menggunakan
warm water footbath dan aromatherapy essential oil lavender. Kegiatan
Pengabdian Masyarakat ini dilakukan dalam 1 hari untuk penyajian materi
dan penampingan kesehatan, di Mutiara citra graha j1-7 RW 08. Sebelum
melakukan penyuluhan, tim pemateri membagikan lembar pre test yang
berisikan pertanyaan pertanyaan mengenai kualitas tidur. Setelah mengisi
kuesioner, edukasi dimulai dengan topik yang dibahas yaitu kualitas tidur.
Kemudianpaudiens melakukan impelemntasi warm water footbath dan
aromatherapy essential oil lavender, kemudian setelah diberikan materi
dan praktek audiens mengerjakan post test dalam form kuesioner
pengetahuan. Kegiatan ini berlanjut hingga 2 minggu. Hasil evaluasi dari
intervensi. Setelah 2 minggu berlangsung, audiens mengisi form kuesioner
Pittsburgh Sleep Quality Index yang didampingi oleh tim pemateri.
4.3.1 Tahap evaluasi
Kegiatan Kelebihan Kekurangan
1. Struktur Jumlah peserta yang Tidak ada
a. Jumlah peserta telah sesuai dengan
yang kami tentukan
dengan jumlah 10
peserta
b. Tempat Kegiatan pelaksanaan Tidak ada
pelaksanaan tidak ada hambatan
4.2 Pembahasan
4.2.1 Karakteristik responden berdasarkan data demografi
Data demografi terdiri dari usia dan jenis kelamin yang tercantum dalam
tabel dibawah ini
Jumlah
Variabel Demografi %
(n)
Usia
Dewasa Awal – Akhir 10 100%
(20 − >60)
Jenis kelamin
Laki-laki 0 0%
Perempuan 10 100%
Dari tabel diatas terlihat bahwa umur seluruh peserta berkisar antara 20-60
tahun. Menurut (Sulistiyani 2016) Setiap tahun diperkirakan sekitar 20% sampai
50% orang dewasa melaporkan adanya gangguan tidur dan sekitar 17%
mengalami gangguan tidur. Menurut kelompok dari karakteristik responden
bahwa usia mempengaruhi masalah pada kualitas tidur karena usia >20 tahun
berpengaruh pada kebiasaan sebelum memiliki anak dan sesudah memiliki anak.
Responden kebanyakan adalah perempuan sebanyak 100% (10 Orang),
menurut (Khasanah, K., & Wahyu 2017) Hormon progesteron dan estrogen
memiliki reseptor di hipotalamus, sehingga adanya dampak langsung dalam ritme
sirkadia dan pola tidur yang dapat membuat wanita memiliki kualitas tidur yang
buruk. Gangguan psikososial seperti kecemasan, dan emosi yang meningkat dan
tidak terkontrol pada wanita dapat menyebabkan penurunan kadar estrogen, yang
mengakibatkan terjadinya kualitas tidur buruk pada Wanita. Kondisi kurang tidur
banyak ditemua pada. Perempuan usia dewasa, terutama ibu rumah tangga
maupun pekerja aktif, mengingat bahwa mereka lebih banyak melakukan aktivitas
sehingga membuatnya lebih lelah, stress dan juga emosi yang meningkat dapat
mempengaruhi kualitas tidur. Tidur merupakan komponen kesehatan yang sangat
esensi, Dimana waktu, frekwensi, durasi, serta kualitas tidur merupakan
determinan yang sangat penting bagi kesehatan manusia.
Manfaat tidur akan terasa saat seseorang sudah mencapai tidur yang
berkualitas. Kualitas tidur merupakan kepuasan seseorang terhadap tidur,
sehingga orang tersebut tidak merasakan lelah, lesu, cemas, maupun sulit
berkonsentrasi. Kualitas tidur yang dirasakan oleh seseorang dapat
membantu meningkatkan kebugaran fisik, semangat, maupun motivasi
dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari,
4.2.3 Kualitas Tidur responden sebelum dan sesudah diberi edukasi dan
terapi komplementer warm water footbath dengan aromatherapy essential
oil lavender.
Dari tabel diatas dapat disimpulkan Untuk menentukan Skor akhir yang
menyimpulkan kualitas Tidur keseluruhan Jumlahkan semua hasil skor mulai dari
komponen 1 sampai 7 dengan cara menjumlahkan nilai dari jawaban yang
dikerjakan oleh audience. Dengan hasil ukur: Baik skor ≤5, Buruk skor >5 dapat
diketahui bahwa sesudah diberi edukasi dan terapi komplementer warm water
footbath dan aromatherapy essential oil lavender tingkat pengetahuan mereka
bertambah antara 10-20% dan kualitas tidur responden meningkat. Perbedaan
tingkat pengetahuan pada responden sebelum dan sesudah diberikan edukasi dan
terapi komplementer warm water footbath dan aromatherapy essential oil
lavender dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 4. 3 Deskripsi pernyataan per item sebelum dan sesudah diberi edukasi
dan pendampingan warm water footbath dan aromatherapy essential
oil lavender
Item Pernyataan Pre Test N F Post Test N F
1. Tidak mampu tertidur Tidak pernah 3 30% Tidak pernah 4 40%
selama 30 menit sejak dalam dalam
berbaring sebulan sebulan
terakhir terakhir
1x/minggu 2 20% 1x/minggu 2 20%
<3x/minggu 0 0% <3x/minggu 0 0%
8. Selama sebulan Tidak pernah 3 30% Tidak pernah 4 40%
terakhir, seberapa dalam dalam
sering anda mengantuk sebulan sebulan
ketika melakukan terakhir terakhir
aktivitas di siang hari 1x/minggu 1 10% 1x/minggu 5 50%
Besar 0 0% Besar 0 0%
10. Selama bulan terakhir, Sangat baik 1 10% Sangat baik 2 20%
bagaiman anda menilai
kepuasan tidur anda? Cukup baik 8 80% Cukup baik 8 80%
Tabel 4.11 Selama satu bulan terakhir, berapa banyak masalah yang anda
dapatkan dan seberapa antusias anda selesaikan permasalahan tersebut
N Mean Std. Min. Max
Deviation
Nilai kualitas 10 1.80 0.91 1.00 3.00
tidur sebelum
intervensi
Nilai Kualitas 10 1.70 0.48 1.00 2.00
tidur setelah
intervensi
Uji Normalitas P Value Alpha
Wilcoxon
signed test 0.763 0.05
5.1 Kesimpulan
Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan hari Minggu, 24
Desember 2023 diikuti oleh 10 audiens, selama pelaksanaan kegiatan. Lebih dari
80% audiens mampu memahami materi yang telah disampaikan oleh penyaji,
audiens sangat antusias dan kooperatif selama mengikuti proses pengabdian
Masyarakat sehingga memberikan kemudahan bagi tim edukator dalam
menerapkan dengan menerapkan terapi warm water foothbath dan aromaterapi
essential oil lavender. Diharapkan masyarakat dapat memahami serta dapat
menerapkan cara melakukan secara mandiri.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Perawat dan Pelayanan Kesehatan
Diharapkan menambah wawasan bagi perawat dan tim kesehatan, serta
dapat menjadikan sebagai terapi non farmakologi kombinasi warm water
foothbath dan aromaterapi essential oil lavender dalam meningkatkan
kualitas tidur audiens.
5.2.2 Bagi Masyarakat
Diharapkan kegiatan edukasi ini dapat membantu untuk mengenali faktor
yang memengaruhi kualitas tidur serta meningkatkan kualitas tidur pada
Masyarakat, serta menerapkan kombinasi warm water foothbath dengan
aromaterapi essential oil lavender dalam kehidupan sehari – hari.
5.2.3 Bagi Peneliti selanjutnya
Diharapkan kegiatan edukasi kesehatan tentang kombinasi warm water
foothbath dengan aromaterapi essential oil lavender dapat menambah
referensi bagi penelitian selanjutnya untuk gangguan kecemasan.
DAFTAR PUSTAKA
Arjuni, Nisa, Sih Ageng Lumadi, and Feriana Ira Handian. 2022. “Penggunaan
Aromaterapi Dalam Upaya Menurunkan Tekanan Darah.” Profesional
Health Journal 03.
Darsini, Fahrurrozi, and Eko Agus Cahyono. 2019. “Pengetahuan ; Artikel
Review.” Jurnal Keperawatan 12(1):97.
Denada Novia Rizky. 2023. “The Effect Of Warm Water Foot Soak On Back Pain
In Third Trimester Pregnant Women.” JKM (Jurnal Kebidanan Malahayati)
9(4):664–70. doi: 10.33024/jkm.v9i4.12438.
Dina, Y., & Feriani, P. 2021. “Efektifitas Pemberian Aromaterapi Lavender
Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Sectio Caesarea.”
Metode Literature Review.
Hembing. 2015. “Yumbuhan Berkhasiat Obat Indonesia.” Ensiklopedia Milenium.
Iswati, Iswati. 2019. “Karakteristik Ideal Sikap Religiusitas Pada Masa Dewasa.”
At-Tajdid : Jurnal Pendidikan Dan Pemikiran Islam 2(01):58–71. doi:
10.24127/att.v2i01.859.
Khasanah, K., & Wahyu, H. 2017. “Kualitas Tidur Lansia Balai Rehabilitasi
Sosial ‘MANDIRI.’” Jurnal Nursing Studies 1.
Maharani, Ardila Putri. 2021. “Radang Perut.” Jurnal Penelitian Perawat
Profesional 11.
Maruti, and N. M. Evida Dwi. 2015. “Efektivitas Rendam Air Hangat Pada Kaki
Terhadap Kualitas Tidur Lansia Di Panti Wredha Harapan Ibu Semarang.”
Nurhazlina Mohd. Ariffin, Miftahul Jannah, Siti Rozaina Kamsani. 2021.
“Perkembangan Usia Dewasa : Tugas Dan Hambatan Pada Korban Konflik
Pasca Damai.” Bunayya : Jurnal Pendidikan Anak 7(2):114. doi:
10.22373/bunayya.v7i2.10430.
Puspitasari. F. 2016. “Gambaran Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Tentang
Monitoring Kadar Gula Darah Mandiri Pada Penderita Dm Di Rs Pku
Muhammadiyah Yogyakarta.” Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yoyakarta.
Stranges S, Tigbe W, Gómez-Olivé FX, and Kandala NB. Thorogood M. 2015.
“Sleep Problems: An Emerging Global Epidemic? Findings from the
INDEPTH WHO-SAGE Study among More than 40,000 Older Adults from
8 Countries across Africa and Asia.” 35.
Sulistiyani, Cicik. 2016. “Beberapa Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas
Tidur Pada Mahasiswa.” Jurnal Kesehatan Masyarakat 1.
Syam. 2016. Pengaruh Rendam Air Hangat Pada Kaki Terhadap Hipertensi.
Makassar: UIN Alauddin Makassar.
Syarfa, I. 2015. “Gambaran Tingkat Pengetahuan, Perilaku Merokok Dan Nikotin
Dependen Mahasiswa Uin Syarif Hidayatullah Jakarta.”
Widyawati, Hadisaputro, Anies, and Soejoenoes. 2016. “Effect of Massage and
Aromatherapy on Stress and Prolactin Level Among Primiprous Puerperal
Mother.” Belitung Nursing Journal 2(4).
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
HEALTH EDUCATION PENDAMPINGAN WARM WATER FOOTBATH
DAN AROMATERAPI ESSENTIAL OIL LAVENDER TERHADAP
PERUBAHAN PENGETAHUAN DAN KUALITAS TIDUR
PADA USIA DEWASA
Disusun oleh :
A B C
Keterangan :
A = Penyaji
B = Pembawa acara
C = Observer
D = Peserta
D. Garis besar materi
1. Konsep Warm Water Footbath
2. Konsep Aromaterapi Essential Oil Lavender
3. Konsep Usia Dewasa
E. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
a. Peserta hadir ditempat penyuluhan
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Mutiara Citra Graha Blok
j-1 No 7 Kec. Candi Kab. Sidoarjo
c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
(SAP dan leaflet)
2. Evalusi Proses
a. Masing – masing melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan
baik dan bijaksana sesuai jobdisk yang telah ditentukan.
b. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan dan praktik demonstrasi
c. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan.
d. Peserta mengajukan pertanyaan dan mahasiswa menjawab pertanyaan
dengan baik dan benar.
3. Evaluasi Hasil
a. Para peserta memahami penjelasan konsep materi yang telah jelaskan
b. Para peserta mampu mempraktikkan Terapi Komplementer
Kombinasi Warm Water Footbath dan Aromaterapi Essential Oil
Lavender secara mandiri
F. Hasil Diskusi dengan Audiens:
Pertanyaan:
1. Apakah boleh terapi yang digunakan hanya salah satu misalnya cuman
rendam air hangat saja ?
2. Kenapa harus aromatherapy oil lavender yang digunakan untuk terapi
ini ?
3. Terapi ini efektifnya dilaksanakan pada waktu kapan saja ?
4. Apakah rendam kaki boleh dikombinasikan dengan aroma terapi
varian lain?
5. Apakah terapi ini hanya untuk orang dengan usia dewasa ? bolehkah
usia anak – anak dan remaja ?
Jawaban:
1. Dari penelitian kami sebelumnya boleh dilaksanakan untuk
keduanya, masing-masing dari keduanya memiliki efek yang sangat
bermanfaat bagi meningkatkan kualitas tidur, apabila dilakukan
salah satu juga boleh dan mendapatkan efek untuk meningkatkan
kualitas tidur. Untuk rendam kaki sendiri itu bermanfaat untuk
memperlancar peredaran darah yang berada di kaki.
2. Dalam aromatherapy lavender yang telah digunakan dalam terapi ini
karena di dalam lavender oil memiliki bahan2 yang terkandung
didalamnya yang membantu untuk merileks kan
3. Terapi yang kami terapkan ini memang efektif untuk dilaksanakan
pada malam hari, karena pada malam hari kita lebih bisa rileks,
aktivitas di malam hari juga lebih sedikit dari siang hari, dan
efektifnya ketika kita siap untuk tidur.
4. Aromaterapi sesuai yang sudah kami teliti memang harus
menggunakan aromaterapi lavender karena didalamnya terdapat
kandungan untuk merileks kaan
5. Penggunaan untuk terapi ini boleh digunkan untuk segala usia,
namun harus tetap sesuai dengan prosedur yang telah diajarkan, suhu
air tetap sesuai dengan sop, dan harus dengan pengawasan orang
yang lebih memahami untuk penggunaan bagi anak-anak.
1.
G. Lampiran
Lampiran 1 - Leafleat
Lampiran 2 – PPT
Lampiran 3 – Kuesioner
KUESIONER KUALITAS TIDUR
Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI)
1. Pukul berapa biasanya anda mulai tidur malam?
2. Berapa lama anda biasanya baru bisa tertidur tiap malam?
3. Pukul berapa anda biasanya bangun pagi?
4. Berapa lama anda tidur dimalam hari?
Tidak pernah
Seberapa sering masalah 1x 2x ≥ 3x
dalam
No masalah dibawah ini Seminggu Seminggu Seminggu
sebulan
mengganggu tidur anda? (1) (2) (3)
terakhir (0)
Tidak mampu tertidur
a. selama 30 menit sejak
berbaring
Terbangun ditengah malam
b.
atau dini hari
Terbangun untuk ke
c. kamar mandi
d. Sulit bernafas dengan baik
e. Batuk atau mengorok
Selama sebulan terakhir,
g seberapa sering anda
menggunakan obat tidur
Selama sebulan terakhir,
seberapa sering anda
h mengantuk ketika
melakukan aktivitas di siang
hari
Seberapa sering masalah Tidak
No. masalah dibawah ini Antusias Kecil Sedang Besar
mengganggu tidur anda?
Selama satu bulan terakhir,
berapa banyak masalah yang
1 anda dapatkan dan seberapa
antusias anda selesaikan
permasalahan tersebut?
Seberapa sering masalah Sangat
Cukup Cukup Sangat
No. masalah dibawah ini Baik
Baik (1) buruk (2) Buruk (3)
mengganggu tidur anda? (0)
Selama bulan terakhir,
j bagaiman anda menilai
kepuasan tidur anda?
Lampiran 4 – Kuesioner
KUESIONER PENGETAHUAN
Nama :
Usia :
Jenis kelamin :
No tlp :
No Pertanyaan SS S TS STS
1. Saya bisa memahami materi yang diberikan
dengan mudah
2. Saya sulit memahami materi yang diberikan
3. Saya bisa mengingat materi yang telah diberikan
4. Saya sulit mengingat materi yang diberikan
5. Saya merasa lebih mengerti materi yang diberikan
menggunakan leaflet
6. Dengan media leaflet membatu saya untuk lebih
mudah memahami materi
7. Saya tertarik dengan materi yang diberikan melalui
leaflet
8. Saya merasa bosan dengan materi yang diberikan
melalui leaflet
Keterangan :
1. SS : Sangat Setuju
2. S : Setuju
3. TS : Tidak Setuju
4. STS : Sangat Tidak Setuju
Lampiran 5 – SOP
No STANDAR OPERASIONAL WARM WATER FOOTHBATH
FASE PRA INTERAKSI
1. Mencuci tangan
2. Persiapkan alat dan bahan
1. Kursi
2. Baskom
3. Termometer air
4. Air hangat
5. Handuk
6. Stopwatch
FASE ORIENTASI
1. Menyambut dengan sopan dan ramah (memberi salam dengan memandang klien)
2. Memperkenal diri kepada klien (memperkenalkan diri sebagai peneliti dengan menyebut
nama sambil berjabatan tangan atau memberi sentuhan kepada klien dengan ramah)
3. Menjelaskan tujuan pemberian warm water foothbath
4. Percaya diri (terlihat tenang dan melakukan dengan percaya diri)
FASE KERJA
1. Posisikan klien dalam posisi duduk di Posisikan klien dalam posisi duduk di kursi
3. Celupkan dan rendam kaki sampai mata kaki biarkan selama 10 menit
4. Lakukan pengukuran suhu setiap 5 menit, jika suhu turun tambahkan air hangat sampai suhu
sesuai kembali.
5. Setelah selesai 10 menit, angkat kaki lalu keringkan dengan handuk
6. Rapikan peralatan.
TAHAP TERMINASI
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
3. Merapikan alat
4. Melakukan dokumentasi
(Syam 2016)
No STANDAR OPERASIONAL AROMATERAPI ESSENTIAL OIL LAVENDER
FASE PRA INTERAKSI
1. Mencuci tangan
Persiapan alat
1. Difusser
2.
2. Essensial Oil Lavender
3. Air bersih
FASE ORIENTASI
1. Menyambut dengan sopan dan ramah (memberi salam dengan memandang klien)
Memperkenal diri kepada klien (memperkenalkan diri sebagai peneliti dengan menyebut
2.
nama sambil berjabatan tangan atau memberi sentuhan kepada klien dengan ramah)
3. Menjelaskan tujuan pemberian aromaterapi essensial oil lavender
4. Percaya diri (terlihat tenang dan melakukan dengan percaya diri)
FASE KERJA
1. Atur posisi pasien senyaman mungkin, pastikan posisi pasien senyaman dan rileks.
Buka tutup diffuser lalu isi dengan air 100cc
2.
3.
Tancapkan kabel diffuser ke stop kontak, utur kecepatan keluarnya uap pada diffuser.
4.
Anjurkan klien untuk menghirup aromaterapi dan rileks serta beri afirmasi positif pada klien
5.
6. Setelah terapi selesai bersihkan alat dan atur posisi senyaman untuk klien
Dokumentasikan dalam catatan perawat, respon klien terhadap teknik aromaterapi essential
7.
oil lavender
FASE TERMINASI
1. Mengevaluasi hasil/respon klien
2. Mengakhiri kegiatan
3. Mengucapkan salam
4. Mendokumentasi hasil
Note :
Untuk penggunaannya, 3 tetes essential oil dalam 100cc air dalam diffuser selama 10 menit dengan
jarak pemberian 1 Meter dari lokasi pasien (Widyawati et al. 2016)
Lampiran 6- alat