Anda di halaman 1dari 66

28

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN


REMAJA PUTRI TENTANG PERSONAL HYGIENE
SAAT MENSTRUASI DI SMPN 18 PALU

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan program Pendidikan


Sarjana Terapan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu Jurusan
Keperawatan

Oleh
KARMILA
PO7120318028

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU


JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM
STUDI SARJANA TERAPAN
KEPERAWATAN
TAHUN 2022
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui untuk diuji oleh tim penguji Poltekkes Kemenkes
Palu Jurusan Keperawatan Prodi Sarjana Terapan Keperawatan palu.
Nama : Karmila
Nim : PO7120318028

Palu, 2022
Pembimbing I

Selvi Alfrida Mangundap. S.Kp. M.Si


NIP. 196604241989032002

Palu, 2022
Pembimbing II

Drs. Junaidi. M.Kes


NIP. 196102051985011001

Mengetahui
Ketua Program Studi Sarjana Terapan Keperawatan Palu

Iwan, S.Kep, Ns, M.Kes


NIP. 197703262003121004

ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui oleh Tim Penguji Poltekkes

Kemenkes Palu

Nama : Karmila
Nim : PO7120318028

Palu, Agustus 2022


Penguji 1,

Dr. Jurana, S.Kep, Ners, M.Kes


NIP. 197112151991012001

Palu, Agustus 2022


Penguji 2,

Firdaus HI Jahja Kunoli, SKM, M.Kes


NIP. 197209201992031001

Palu, Agustus 2022


Penguji 3,

Ismunandar, S.Kep, Ns, M.Kes


NIP. 197111141998031002

Mengetahui
Ketua Prodi Sarjana Terapan Keperawatan Palu

Iwan, S. Kep.Ns.M.Kes
NIP. 19770326 200312 1004

iii
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI SARJANA TERAPAN
KEPERAWATAN PALU

Karmila, 2022, Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan


Remaja Putri Tentang Personal Hygiene Saat Menstruasi Di SMPN
18 Palu. Skripsi Prodi Sarjana Terapan Keperawatan Palu Jurusan
Keperawatan Poltekkes Kemenkes Palu. Pembimbing : (1) Selvi
Alfrida Mangundap (2) Drs. Junaidi.

ABSTRAK

(ix + 47 halaman + 4 tabel + 10 lampiran)

Pendidikan kesehatan adalah suatu usaha atau kegiatan untuk membantu


individu, keluarga dan masyarakat dalam meningkatkan kemampuannya untuk
mencapai kesehatan secara optimal dan Personal hygiene menstruasi pada remaja
merupakan isu kritis sebagai determinan status kesehatan remaja yang akan
berpengaruh besar terhadap morbiditas dan komplikasi. Tujuan penelitian ini
yaitu Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri di SMPN 18 Palu
tentang personal hygiene saat menstruasi sebelum dan sesudah dilakukan
pendidikan kesehatan.
Metode penelitian ini menggunakan desain Eksperimental dengan
menggunakan metode Quasi Eksperimen melalui rancangan pre-test and post-
test, penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2022, di sekolah SMPN 18
Palu.
Hasil penelitian pengetahuan remaja tentang personal hygiene saat
menstruasi sebelum di lakukan pendidikan kesehatan, responden yang memiliki
pengetahuan cukup 14 responden (23%), kurang sebanyak 46 responden (77%).
Sedangkan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan tentang personal hygiene saat
menstruasi pengetahuan responden sebagian besar sudah membaik yaitu 40
responden (67%). Hasil uji Wilcoxon yang menunjukan nilai siqnifikan p = 0,00
nilai p value < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pendidikan
kesehatan terhadap remaja tentang personal hygiene saat menstruasi di SMPN 18
Palu.
Kesimpulan penelitian ini bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan
terhadap pengetahuan remaja tentang personal hygiene saat mentruasi di SMPN
18 Palu. Saran diharapkan bagi instansi untuk memperbanyak kegiatan
penyuluhan tentang personal hygiene saat menstruasi.
Kata Kunci : Penkes, Personal Hygiene Saat Menstruasi
Daftar Pustaka : 15 Referensi (2012-2021)

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah sehingga penulis dapat menyelesesaikan penyusunan

skripsi yang berjudul ”Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan

remaja putri tentang personal hygiene saat menstruasi di SMPN 18 Palu”.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Terapan Keperawatan (S.Tr.Kep) di Poltekkes Kemenkes Palu.

Ucapan terima kasih peneliti ucapkan kepada Mama Aura, Kakak Moh.

Ridwan, Kakak Rina, yang telah memberikan doa, semangat, serta motivasi

dan kasih sayang yang tulus kepada peneliti dalam menyelesaikan pendidikan.

Dalam penulisan skripsi ini tidak lepas pula bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan

ucapan terima kasih kepada :

1. Nasrul, SKM., N.Kes, Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu.

2. Selvi Alfrida Mangundap, S.Kp., M.Si, Ketua Jurusan Keperawatan

Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu sekaligus Pembimbing I yang telah

sabar membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi

3. Kisman, S.Pd., M.Pd, Kepala SMPN 18 Palu yang telah memberikan izin

dalam melakukan penelitian

4. Iwan, S.Kep., Ns., M.Kes, Ketua Program Studi Sarjana Terapan

Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu.

5. Drs. Junaidi, M.Kes, Sebagai pembimbing II yang telah sabar

membimbing peneliti dalam menyelesaikan skripsi.

v
6. Dr. Jurana, S.Kep., Ners., M.Kes sebagai penguji I, Firdaus HI Jahja

Kunoli, S.KM., M.Kes sebagai penguji II, dan Ismunandar, S.Kep., Ns.,

M.Kes sebagai penguji III yang telah memberi masukan dan saran kepada

peneliti dalam menyelesaikan skripsi.

7. Dosen dan staf Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Palu yang telah

memberikan ilmu pengetahuan kepada peneliti selama menempuh

pendidikan.

8. Teman-teman angkatan 2018 Prodi Sarjana Terapan Keperawatan yang

selalu memberi semangat dan dukungan untuk sama-sama berjuang meraih

gelar Sarjana Terapan Keperawatan (S.Tr.Kep).

Palu, September 2022

Penulis

vi
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Karmila

Nim : P07120318028

Jurusuan/Prodi : Sarjana Terapan Keperawatan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Skripsi yang saya tulis ini

benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau

pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan karya tulis

ilmiah ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atau perbuatan

tersebut.

Palu, 2022
Yang Membuat Pernyataan

Karmila
P07120318028

vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. RIWAYAT INDIVIDU

1. Nama : Karmila

2. Tempat, tanggal lahir : Palu, 17 Juli 2000

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Agama : Islam

5. Nama orang tua

Ayah : Alm.Anwar Kambira

Ibu : Almh. Humra

6. Alamat : Huntap Tondo

B. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. 2005 – 2006 : TK Alkhairat Tondo

2. 2006 – 2012 : SDN Inpres 1 Tondo

3. 2012 – 2015 : SMPN 18 Palu

4. 2015 – 2018 : SMK Justitia Palu

5. 2018 – 2022 : Poltekkes Kemenkes Palu Jurusan Sarjana Terapan

Keperawatan

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...................................................... iii
KATA PENGANTAR............................................................................... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP................................................................... v
ABSTRAK.................................................................................................vi
DAFTAR ISI .............................................................................................vii
DAFTAR TABEL......................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian.................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian............................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Pendidikan Kesehatan.............................................. 5
B. Konsep Remaja. ................................................................... 7
C. Konsep Menstruasi ............................................................ 14
D. Konsep Personal Hygiene..................................................... 17
E. Personal Hygiene Saat Menstruasi....................................... 19
F. Konsep Pengetahuan............................................................. 25
G. Kerangka Konsep.................................................................. 29
H. Hipotesis............................................................................... 30
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ................................................................ 31
B. Waktu dan Tempat Penelitian............................................. 32
C. Populasi dan Sampel............................................................ 32
D. Variabel Penelian dan Defenisi Operasional...................... 33
E. Pengumpulan Data............................................................... 34
F. Analisa Data......................................................................... 36
G. Penyajian Data..................................................................... 36
H. Etika penelitian.................................................................... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian.....................................................................40
B. Pembahasan...........................................................................43

ix
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan...........................................................................47
B. Saran .....................................................................................47
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................
LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 .....................................................................................................41

Tabel 4.2 .....................................................................................................41

Tabel 4.3 .....................................................................................................42

Tabel 4.4 .....................................................................................................42

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Lampiran 1. Lembar persetujuan responden

Lampiran 2. Kuesioner pengetahuan personal hygiene saat menstruasi

Lampiran 3. Surat keterangan pengambilan data awal dan surat keterangan selesai

pengambilan data awal

Lampiran 4. Surat izin penelitian dan surat izin keterangan telah selesai penelitian

Lampiran 5. Master table

Lampiran 6. Hasil perhitungan analisis univariat

Lampiran 7. Hasil perhitungan analisis bivariate

Lampiran 8. Jadwal Kegiatan penelitian

Lampiran 9. Lembar keaslian tulisan

Lampiran 10. Dokumentasi

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Personal hygiene menstruasi pada remaja merupakan isu kritis

sebagai determinan status kesehatan remaja yang akan berpengaruh besar

terhadap morbiditas dan komplikasi. Kebersihan dalam menstruasi

memegang peran penting dalam menentukan status kesehatan, khususnya

supaya terhindar dari infeksi alat reproduksi, oleh karena itu pada saat

menstruasi perempuan harus benar-benar menjaga kebersihan terutama

pada bagian vagina apabila tidak dijaga akan menimbulkan

mikroorganisme seperti jamur, bakteri virus dan parasite yang berlebihan

sehingga menganggu fungsi organ reproduksi. (Puspitaningrum et al.,

2017)

Remaja merupakan tumpuan bagi negara karena akan berperan

sebagai penerus bangsa. Ketika dalam masa perkembangannya remaja

mengalami hambatan maka dapat diperkirakan nasib sebuah negara akan

mengalami hambatan dan tidak dapat berkembang secara optimal. Sama

halnya dengan remaja Indonesia selain memikul tanggungjawab yang

besar terhadap perkembangan negaranya remaja juga memiliki

tanggungjawab terhadap diri sendiri, keluarga dan lingkungannya. Namun

pada kenyataannya, remaja Indonesia saat ini banyak terhambat oleh

berbagai hal salah satunya perilaku hidup bebas (perilaku yang mengarah

pada free sex). Perilaku hidup bebas ini sangat dipengaruhi oleh

1
2

pemahaman yang benar terhadap kesehatan reproduksi remaja. (Setyawan

Ari, 2018).

Survey World Health Organization (WHO, 2010), seperlima

penduduk dunia adalah remaja usia 10-19 tahun, dimana 83% diantaranya

hidup di negara berkembang. WHO menekankan pentingnya penyuluhan

kesehatan reproduksi remaja muda (younger adolescents) pada kelompok

usia 10-14 tahun, karena pada usia tersebut merupakan masa emas untuk

membentuk landasan kuat pada diri remaja sebagai dasar pengambilan

keputusan yang bijak dalam berperilaku.

Kesehatan diri pada wanita dapat dijaga dengan melakukan

personaly hygiene yaitu suatu tindakan untuk memelihara yang kebersihan

dan kesehatan seseorang. Kebersihan pada daerah kewanitaan saat

menstruasi sangat penting untuk dijaga karena kuman mudah masuk dan

dapat menyebabkan penyakit pada organ reproduksi . (Kusmiran, 2012).

Berdasarkan Data Statistik Kependudukan Provinsi Sulawesi

Tengah tahun 2017, penduduk perempuan umur 10-14 tahun berjumlah

35.878 jiwa, umur 15-19 tahun berjumlah 42.096 jiwa, umur 20-24 tahun

berjumlah 40.012 jiwa. Menurut Data Statistik Kependudukan Kota Palu

tahun 2017, penduduk perempuan umur 10-14 tahun berjumlah 15.438

jiwa, umur 15-19 tahun berjumlah 23.089 jiwa, umur 20-14 tahun

berjumlah 22.833 jiwa.


3

Pengetahuan tentang kesehatan remaja ini dapat ditingkatkan

dengan pendidikan kesehatan reproduksi yang dimulai dari usia remaja.

Pendidikan kesehatan reproduksi diusia remaja bukan hanya memberikan

pengetahuan tentang organ reproduksi, tetapi juga dapat menghindarkan

dari bahaya akibat pergaulan bebas, seperti penyakit menular seksual dan

kehamilan yang tidak diharapkan atau kehamilan berisiko.

Data dari 155 Siswi dan ada 5 siswi yang di wawancarai

mengatakan bahwa mereka belum memahami tentang kebersihan pada saat

menstruasi mereka mengatakan bahwa pada saat menstruasi merasakan

gatal pada daerah vagina, keputihan yang berbau, sehingga peneliti tertarik

untuk mengambil judul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap

Pengetahuan Remaja Putri Tentang Personal Hygiene Saat Menstruasi di

SMPN 18 Palu”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka rumusan

masalah pada penelitian ini, adalah : “apakah ada pengaruh pendidikan

kesehatan terhadap pengetahuan remaja putri tentang personal hygiene

saat menstruasi di SMPN 18 Palu”

C. Tujuan penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini diketahuinya pengaruh pendidikan kesehatan

terhadap pengetahuan remaja putri tentang personal hygiene saat

menstruasi di SMPN 18 Palu.


4

2. Tujuan khusus

a. Diketahuinya tingkat pengetahuan remaja putri di SMPN 18 Palu

tentang personal hygiene saat menstruasi sebelum dilakukan

pendidikan kesehatan.

b. Diketahuinya tingkat pengetahuan remaja putri di SMPN 18 Palu

tentang personal hygiene saat menstruasi setelah dilakukan

pendidikan kesehatan.

D. Manfaat penelitian

1. Bagi Poltekkes Kemenkes Palu

Sebagai bahan masukan dan menambah wawasan pengetahuan bagi

mahasiswa Poltekkes Kemenkes Palu

2. Bagi SMPN 18 Palu

Sebagai bahan informasi dan masukan bagi SMPN 18 Palu mengenai

Kesehatan reproduksi

3. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti selanjutnya untuk

melanjutkan penelitian yang berhubungan dengan kesehatan

reproduksi
5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Pendidikan Kesehatan

1. Pengertian

Pendidikan kesehatan adalah suatu usaha atau kegiatan untuk

membantu individu, keluarga dan masyarakat dalam meningkatkan

kemampuannya untuk mencapai kesehatan secara optimal

(Notoatmodjo, 2003 dalam Setyawan Ari, 2018)

Menurut Grout pendidikan kesehatan adalah upaya menterjema

hkan sesuatu yang telah diketahui tentang kesehatan kedalam perilaku

yang diinginkan dari perseorangan ataupun masyarakat melalui proses

pendidikan, sedangkan menurut Nyswander pendidikan kesehatan

adalah suatu proses perubahan pada diri manusia yang ada

hubungannya dengan tercapainya tujuan kesehatan perseorangan dan

masyarakat. Bila dilihat dari defenisidefenisi pendidikan kesehatan

tersebut tidakjauh berbeda dan keduanya menekankan pada aspek

perubahan perilaku individu dan masyarakat dalam bidang kesehatan.

(Notoatmodjo, 2007 dalam Setyawan Ari, 2018).

2. Tujuan Pendidikan Kesehatan

Diharapakan semua petugas kesehatan mengakui bahwa

pendidikan kesehatan penting untuk menunjang program kesehatan

lainnya. Secara umum tujuan pendidikan kesehatan adalah untuk

mengubah perilaku individu dan masyarakat di bidang kesehatan. Dan


5
6

tujuan pendidikan kesehatan yang paling pokok adalah tercapainya

perubahan perilaku individu, keluarga, dan masyarakat dalam

memelihara perilaku sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan

derajat kesehatan yang optimal. Banyak faktor yang perlu

diperhatikan dalam keberhasilan pendidikan kesehatan, antara lain

tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, adat istiadat, kepercayaan

masyarakat, dan ketersediaan waktu dari masyarakat (Notoatmodjo,

2007 dalam Setyawan Ari 2018).

Adapun materi yang disampaikan sebaiknya disesuaikan

dengan kebutuhan kesehatan mulai dari individu, keluarga, dan

masyarakat sehingga dapat langsung dirasakan manfaatnya. Dan

sebaiknya saat memberikan pendidikan kesehatan menggunakan

bahasa yang mudah dipahami dan menggunakan alat peraga untuk

mempermudah pemahaman serta menarik perhatian audien atau

sasaran.

Metode yang digunakan bertujuan untuk mengembangkan

komunikasi dua arah antara yang memberikan pendidikan kesehatan

dan audien atau sasaran, sehingga diharapkan pesan yang disampaikan

akan lebih jelas dan mudah dipahami. Metode yang dipakai antara

lain: curah pendapat, ceramah, diskusi, demonstrasi, simulasi dan

bermain peran.
7

3. Sasaran dan Tempat Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan

Suliha (2001), dalam bukunya membagi sasaran pendidikan

kesehatan dalam 3 kelompok, yaitu pendidikan kesehatan individual

dengan sasaran individu, pendidikan kesehatan kelompok dengan

sasaran kelompok dan pendidikan kesehatan masyarakat dengan

sasaran masyarakat. (Dalam Setyawan Ari, 2018)

Suliha (2001) juga membagi tempat pelaksanaan pendidikan

kesehatan dalam 3 bagian, yaitu; 1) Pendidikan kesehatan di sekolah,

dilakukan di sekolah dengan sasaran murid yang pelaksanaannya

diintegrasikan dalam usaha kesehatan sekolah (UKS); 2) Pendidikan

kesehatan di pelayanan kesehatan, dilakukan di Pusat Kesehatan

Masyarakat, 9 Balai Kesehatan, Rumah Sakit Umum maupun khusus

dengan sasaran pasien dan keluarga pasien; 3) Pendidikan kesehatan

di tempat-tempat kerja dengan sasaran buruh atau karyawan. Hasil

yang diharapkan dalam pendidikan kesehatan masyarakat adalah

terjadinya perubahan sikap dan perilaku individu, keluarga, dan

masyarakat untuk dapat menanamkan prinsip-prinsip hidup sehat

dalam kehidupan sehari-hari demi mencapai derajat kesehatan yang

optimal

B. Konsep Remaja

1. Pengertian

Remaja adalah individu yang sedang berada pada masa

peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa dan juga di


8

tandai dengan perkembangan sangat cepat. Masa remaja yaitu 10-19

tahun, merupakan masa yang khusus dan penting, karena hal ini

merupakan periode pematangan organ reproduksi manusia, dan sering

di sebut dengan masa pubertas.(Agra, 2016)

Ada peningkat pada perubahan sosial yang penting dalam masa

remaja. Peningkatan itu meliputi meningkatnya pengaruh kelompok

sebaya, pola perilaku sosial yang lebih matang, pengelompokan sosial

baru dan nilai-nilai baru dalam pemilihan teman dan pemimpin, dan

dalam dukungan sosial.

2. Tahapan Remaja

Menurut Marmi (2015), tahapan remaja yaitu:

a. Remaja awal (early adolescense) : umur 11-13 tahun

b. Remaja tengah (middle adolescence) : umur 14-16 tahun

c. Remaja akhir (late adolescence) : umur 17-20 tahun

3. Karakteristik Remaja

Fase remaja dengan berbagai perubahannya dapat dibedakan

dalam 3 kategori berdasarkan karakteristiknya. Perbedaan

karakteristik tersebut memberi konsekuensi berbeda terhadap

kepuasan mereka dan apa yang mereka punyai termasuk “dirinya”

a. Remaja awal (early adolescense)

Pada tahap ini, remaja mengalami keheranan akan perubahan

yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan doronganyang menyertai

perubahan-perubahan itu. Mereka mengembangkanpikiran baru,


9

kepekaan dan mudah tertarik pada lawan jenis.Kepekaan yang

berlebihan ini ditambah dengan berkurangnya kendali terhadap

egomenyebabkan remaja awal ini sulit mengerti dan dimengerti

oleh orang dewasa. Karakteristik remaja awal antara lain:

1) Perhatian pada entuk tubuh an citra tubuh

2) Kepercayaan dan menghargai orang dewasa

3) Kekhawatiran pada hubungan dengan teman sebaya

4) Mencoba sesuatu yang dapat membuat dirinya terlihat lebih

baik atau mengubah citra tubuh mereka

5) Ketidakstabilan perasaan dan emosi

b. Remaja tengah (middle adolescence)

Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan kawan-

kawan.Mereka sangat nyaman jika mempunyai banyak teman

disekelilingnya. Ada kecenderungan narsictic, yaitu mencintai diri

sendiri, dengan menyukai teman-teman yang punya sikap yang

sama dengan dirinya. Selain itu, ia berada dalam kondidi

kebingungankarena ia tidak tahu harus memilih yang mana; peka

atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau pesimis,

idealis atau materialis, dsb. Karakteristik remaja tengah antara lain:

1) Menciptakan citra tubuh

2) Sangat besar dipengaruhi oleh teman sebayanya

3) Tidak mudah percaya pada orang dewasa

4) Menganggap kebebbasan menjadi sangat penting


10

5) Pengalaman berharga pada perkembangan kognitif

6) Lebih suka mendengarkan kata-kata teman sebayanyadaripada

orang tua atau orang dewasa lainnya

7) Bereksperimen, misalnya memilih menjadi vegetarian

c. Remaja akhir (late adolescence)

Tahap ini merupakan masa konsolidasi menuju periode

dewasa dan ditandai dengan beberapa hal, antara lain minat yang

makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelektual, egonya mencari

kesempatan untuk bersatu dengan orang lain dan pengalaman-

pengalaman baru, terbentuk identitas seksual yang tidak berubah

lagi, mulai menyeimbangkan antara kepentingan diri sendiri

dengan orang lain. Karakteristik remaja akhir yaitu:

1). Berorientasi pada masa depan dan membuat rencana

2). Meningkatnya kebebasan

3). Konsisten pada nilai-nilai dan kepercayaan

4). Mengembangkan hubungan yang kebih kuat atau tetap

4. Perubahan Fisik Pada Masa Remaja

Menurut Marmi (2015), perubahan fisik pada masa remaja

merupakan hal yang sangat penting dalam kesehatan reproduksi,

kerena pada masa ini terajadi pertubuhan fisik yang sangat cepat untuk

mecapai kematangan, termasuk organ-organ reprosuksi sehingga

mampu melaksanankan fungsi reproduksinya. Perubahan yang terjadi

yaitu :
11

a. Munculnya tanda-tanda seks primer; terjadi haid yang pertama

(menarche) pada remaja perempuan dan mimpi basah pada remaja

laki-laki.

b. Munculnya tanda-tanda seks sekunder yaitu:

1. Pada remaja laki-laki; tumbuhnya jakun, penis dan buah zakar

bertambah besar, dada lebih besar, badan berotot, tumbuh kumis

diatas bibir, cambang dan rambut disekitar kemaluan dan ketiak.

2. Pada remaja perempuan; pinggul melebar, pertumbuhan rahim

dan vagina, tumbuh rambut disekitar kemaluan dan ketiak,

payudara membesar.

5. Perkembangan Remaja

Menurut Marmi (2015), perkembangan remaja terdiri dari:

a. Perubahan fisik

Perubahan fisik remaja merupakan perubahan secara

biologis yang ditandai dengan kematangan organ seks primer

maupun organ seks sekunder, yang dipengaruhi oleh

kematangan hormone seksual.Percepatan pertumbuhan badan

terutama terlihat pada pertumbuhan panjang badan yang

berlangsung dalam periode dua tahun. Pada remaja putri,

percepatan pertumbuhan selesai pada usia 13 tahun sedangkan

remaja putra pada usia 15 tahun, akan tetapi pertumbuhan

panjang badan masih berjalan selama kurang lebih tiga tahun

sampai kira-kira usia 16 dan 18 tahun. Disamping pertumbuhan


12

panjang badan terjadi terjadi pertumbuhan berat badan yang

kurang lebih berjalan parallel dengan bertambahnya panjang

badan.

b. Perkembangan Psikologis

Pertumbuhan fisik terutama organ-organ seksual

mempengaruhi berkembangnya emosi atau perasaan-perasaan

dan dorongan baru sepertperasaan cinta, rindu dan keinginan

untuk berkenalan lebih intim dengan lawan jenis.

Pada usia remaja awal, perkembangan emosinya

menunjukkan sikap yang sensitif dan reaktif yang sangat kuat

terhadap berbagai peristiwa atau situasi social, emosinya bersifat

negatif dan temperamental yaitu mudah tersinggung dan sedih.

Salah satu aspek psikologis dari perubahan fisik di masa remaja

adalah menjadi sangat memperhatikan tubuh mereka dan

membangun citranya sendiri mengenai bagaimana tubuh mereka

di mata orang lain. Perhatian yang berlebihan terhadap citra

tubuh sendiri, sangat kuat pada masa remaja.

c. Perkembangan Sosial

Salah satu tugas perkembangan masa remaja yang tersulit

adalah yang berhubungan dengan penyesuaian

sosial.Perkembangan sosial remaja dipengaruhi oleh

pengalaman sosial yang dialami pada masa kanak-kanak.Untuk

menemukan jati dirinya maka remaja harus mempunyai peran


13

dalam kehidupan sosialnya. Dalam perkemangan sosialnya,

remaja mulai memisahkan diri dari orang tua dan mulai

memperluas hubungan dengan teman sebaya (peer

group).Kelompok sebaya menjadi begitu berarti dan sangat

berpengaruh dalam kehidupan social remaja.

d. Perkembangan kepribadian

Banyak remaja yang menggunakan standar kelompok

sebagai dasar konsep mereka mengenai kepribadian “ideal”

dalam menilai kepribadian. mereka sendiri. Banyak kondisi

dalam kehidupan remaja yng turut membentuk pola kepribadian

melalui pengaruhnya pada konsep diri, diantaranya sama dengan

konsisi pada masa kanak-kanak, tatapi banyak yang merupakan

akibat dari perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang

terjadi selama masa remaja.

e. Perkembangan Kognitif

Salah satu tugas perkembangan remaja yang harus

dilaluinya adalah mampu berpikir secara lebih dewasa dan

rasional, serta memiliki pertimbangan yang lebih matang dalam

menyelesaikan masalah.Mereka harus mampu mengembangkan

standar moral dan kognitif yang dapat dijadikan sebagai

petunjuk dan menjamin konsistensi dalam membuat keputusan

dan bertindak. Dengan kata lain remaja harus memiliki


14

kemampuan intelektual serta konsepsi yang dibutuhkan untuk

menjadi warga masyarakat yang baik.

C. Konsep Menstruasi

1. Pengertian

Menstruasi merupakan perdarahan dari uterus yang terjadi

secara periodik dan siklik, hal ini disebabkan karena pelepasan atau

deskuamasi endometrium akibat hormon ovarium yaitu hormon

estrogen dan progesteron mengalami penurunan terutama

progesteron, pada akhir siklus ovarium, dimulai biasanya 14 hari

setelah ovulasi (Novita, 2018 dalam Kartini, 2020)

Menstruasi adalah salah satu aspek kematangan seksual yang

pertama kali terjadi pada masa pubertas seorang wanita. Periode

menstruasi penting dalam reproduksi. Menstruasi yang terjadi

secara reguler setiap bulan akan membentuk suatu siklus menstruasi

(Tombokan et al., 2017 dalam Kartini, 2020).

2. Siklus menstruasi

Siklus menstruasi adalah pola yang menggambarkan jarak

antara hari pertama menstruasi dengan hari pertama menstruasi

berikutnya. Siklus menstruasi merupakan serangkaian proses

menstruasi yang terdiri dari siklus hari pertama menstruasi sampai

datangnya menstruasi periode berikutnya.

Buku Manajemen Kesehatan Menstruasi (Sianaga, 2017

dalam Kartini, 2020) menjelaskan lamanya waktu tahapan-tahapan


15

siklus menstruasi berdeda-beda untuk setiap wanita tapi umumnya

pada siklus dengan rata-rata 28 hari terjadi tahapan seperti :

a. Hari ke-1-5 yaitu perdarahan menstruasi (masa menstruasi)

b. Hari ke-7 yaitu sel telur dalam ovarium sudah cukup matang

c. Hari ke-7-11 yaitu saat dinding rahim mulai menebal, sebagai

persiapan untuk sel telur yang telah dibuahi (oleh sperma)

agar dapat tertanam di dalam jaringan spons (spongy tissue)

d. Hari ke-14 sel telur terlepas dari ovarium menuju kedalam

tuba fallopi, proses ini dikenal dengan nama ovulasi.

e. Hari ke-14-28 sel telur bergerak kebawah menuju rahim. Jika

sel telur tersebut dibuahi, maka sel tersebut akan tertanam

dalam dinding Rahim. Jika tidak dibuahi, sel telur akan

bergerak terus, bersama dengan sebagian diding rahim,

menandai dimulainya hari ke-1 pada siklus berikutnya.

Siklus menstruasi, rata-rata, berlangsung dari 21-35 hari,

siklus menstruasi yang biasa dimulai lapisan uterus terlepas. Rata-

rata kehilangan darah seluruh periode sekitar 40 mililiter, dari

tingkat rendah selama aliran, estrogen naik ke puncak siklus

pertengahan selama 9-20 hari. Selanjutnya, puncak hipofisis

Luteinizing Hormon (LH) memicu pelepasan sel telur, yang disebut

sebagai ovulasi, setelah ovulasi, produksi progesteron naik tajam

sementara estrogen berkurang minimal sampai keduanya berkurang

pada periode berikutnya. Luteal, juga dikenal sebagai pasca ovulasi,


16

fase biasanya berlangsung 10-14 hari.

3. Sindroma Sebelum Datang Bulan (Premenstruasi syndrom)

Beberapa saat sebelum mulai datang bulan (menstruasi),

biasanya akan mengalami rasa tidak enak atau merasakan beberapa

gejala seperti:

a. Nyeri payudara

b. Rasa penuh atau kembung di perut bagian bawah

c. Merasa sangat lelah

d. Nyeri otot, terutama di pinggul bagian bawah atau perut

e. Perubahan asam basa vagina

f. Wajah berminyak atau tumbuh jerawat

4. Gangguan emosi, seperti mudah tersinggung, gelisah, sukar tidur

dan sakit kep Cara Mengatasi Keluhan Selama Atau Sebelum

Menstruasi

Cara penanggulangan atau mengatasi gangguan keluhan

sebelum dan selama menstruasi setiao wanita berbeda-beda

tergantung cara maan yang dapat membuat perasaan menjadi lebih

nyaman dan merasa lebih baik, berikut cara yang dapat menolong :

a. Kurangi garam-garam yang menyebabkan tubuh berusaha

menyimpan air di dalam tubuh sehingga menyebabkan rasa

penuh diperut bagian bawah.

b. Coba hindari cafein yang terdapat dalam teh, kopi dan beberapa

minuman ringan seperti cocacola.


17

c. Coba makan-makanan yang berprotein tinggi seperti kacang-

kacangan, ikan, daging dan susu. Bila tubuh mencerna makanan

sejenis ini akan menyebabkan lebih banyak air yang keluar dari

tubuh, sehingga mengurangi rasa oenuh di perut bagian bawah.

d. Coba minum ramuan yang biasanya dapat mengatasi masalah ini.

e. Minum air putih, jus dan banyak makan buah-buahan.

f. Tambahkan makanan yang banyak mengandung vitamin c.

g. Jika menstruasi terlalu banyak mengekuarkan darah maka

banyak makan makanan yang banyak mengandung zat gizi agar

tidak terjadi anemia.

D. Konsep Personal Hygiene

a. Pengertian

Menurut Vasra (2016) personal hygiene berasal dari

bahasa Yunani yaitu kebersihan perseorangan, tindakan menjaga

kebersihan seseorang. Tujuan:

1) Penigkatan derajat kesehatan

2) Pelihara kesehatan diri

3) Perbaikan personal hygiene

4) Pencegahan penyakit

5) Peningkatan percaya diri

6) Ciptakan keindahan
18

b. Faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene

1. Body image

Gambaran individu terhadap dirinya sangat

mempengaruhi kebersihan diri karena adanya perubahan fisik

akan menyebabkan individu tidak peduli terhadap

lingkungannya.

2. Praktik sosial

Anak-anak yang tidak mandiri, lingkungan rumah yang

tidak memiliki kebiasaan yangbenar tentang kebersihan akan

mempengaruhi kebiasaan diri setiap personal.

3. Status sosial ekonomi

Rumah tinggal dan keadaan lingkungan dimana

individu berada sangat berpengaruh terhadap perilaku

kebersihan diri perorangan.

4. Pengetahuan

Semakin baik pengetahuan individu tentang kebersihan

diri maka akan semakin baik pula sikap untuk menjaga

kebersihan dirinya.

5. Budaya dan kebiasaan

Sebagian masyarakat saat seorang sakit tidak akan

dimandikan.Sebagian keluarga juga akan menggunakan produk

tertentu dalam menjaga kebersihan diri.


19

6. Kondisi fisik

Keadaan fisik tertentu akan menyebabkan merawat diri

juga berkurang dan membutuhkan bantuan untuk melakukanya

7. Dampak fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang

karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan

baik.Gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan

integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi

pada mata dan telinga, gangguan fisik pada kuku.

8. Dampak psikososial

Masalah sosial yang berhubungan dengan personal

hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan

dicintai dan mencintai,kebutuhan harga diri, aktualisasi diri

dan gangguan interaksi sosial.

E. Personal hygiene saat menstruasi

a. Pengertian

Personal hygiene menstruasi adalah kebersihan diri seorang

wanita ketika menstruasi yang bertujuan untuk mencegah penyakit

serta meningkatkan perasaan sejahtera. (Sitorus, 2021)

Perilaku yang kurang dari perawatan hygiene pada saat

menstruasi adalah malas mengganti pembalut. Salah satu

penyebabnya adalah bakteri yang berkembang pada pembalut,

perawatan diri yang baik saat menstruasi seperti penggunaan


20

pembalut yang tepat adalah Pembalut tidak boleh dipakai lebih dari

enam jam atau harus diganti sesering mungkin bila sudah penuh

oleh darah menstruasi.

Personal hygiene sehari-hari meliputi:

1. Perawatan kulit dan wajah

Wajah merupakan bagian yang paling sensitif bagi seorang

remaja terutama remaja putri. Pada saat menstruasi kelenjar

sebascus akan meningkat sehingga produksi keringat

meningkat, oleh sebab itu mencuci muka dua sampai tiga kali

sehari dapat membantu mencegah timbulnya jerawat.

2. Kebersihan rambut

Mencuci rambut di saat menstruasi harus tetap dilakukan,

pelarangan mencuci rambut untuk wanita menstruasi adalah

suatu mitos yang masih dipercayai sebagian masyarakat

Indonesia.Justru di saat menstruasi seorang wanita harus

menjaga kebersihan kulit kepala karena adanya perubahan

hormone.

3. Kebersihan tubuh

Kebersihan tubuh pada saat menstruasi juga sangat penting

diperhatikan, dan sebaiknya mandi 2 kali sehari, dengan

sabun biasa,  pada  saat  mandi organ reproduksi terluar perlu

cermat dibersihkan. Cara membersihkan daerah kewanitaan

yang terbaik adalah membasuhnya dengan air bersih, selain


21

yang harus diperhatikan ketika membasuh daerah kewanitaan,

setelah buang air besar (BAB), yaitu dengan membasuhnya

dari arah depan ke belakang (dari vagina kearah anus), bukan

sebaliknya. Karena jika terbalik arah, maka kuman dari arah

anus akan terbawa ke depan dan dapat masuk ke dalam vagina.

Saat membersihkan alat kelamin, tidak perlu membersihkan

menggunakan cairan pembersih karena cairan tersebut akan

makin merangsang bakteri yang menyebabkan infeksi. Apabila

menggunakan sabun, sebaiknya gunakan sabun lunak (dengan

PH 3,5) misalnya sabun bayi yang biasanya ber pH netral.

Membersihkan menggunakan sabun dengan air sampai bersih

sangat diharuskan, selanjutnya dikeringkan menggunakan

handuk bersih atau tissue.

Selama haid sebaiknya mandi menggunakan air bersih,

menggunakan air hangat lebih baik apalagi jika seorang

wanita mengalami nyeri haid. Air hangat bisa membantu

melenturkan otot serta merilekskan tubuh, sehingga setelah

mandi akan terasa lebih segar dan siap kembali beraktivitas.

4. Kebersihan pakaian sehari-hari

Mengganti pakaian setiap hari sangat penting terutama

pakaian dalam.Celana dalam yang baik adalah yang berbahan

katun dan tidak ketat, serta dapat mengcover daerah pinggul

agar dapat menopang pembalut dengan kuat. Celana dalam


22

yang ketat membuat sirkulasi udara tidak lancer sehingga

membuat kulit iritasi.Keringat yang tidak terserap dengan baik

juga beresiko mengundang kuman jahat untuk bersarang.

5. Cara membersihkan celana dalam

Ketika haid, tidak jarang celana dalam kita lebih kotor dari

biasanya karena ada bercak darah yang menempel dan kadang-

kadang noda darah tersebut sulit untuk dihilangkan.Untuk

mengatasi hal ini sebaiknya celana dalam dicuci menggunakan

air hangat agar bercak darah lebih cepat hilang.Selanjutnya

gunakan sabun mandi untuk mencuci. Jangan menggunakan

detergen karena akan mengubah sifat dari celana dalam dan

berpengaruh terhadap daerah kewanitaan wanita. Jika noda

sulit dihilangkan,rendam celana dalam selama 30 menit

sebelum dicuci.

6. Pemanfaatan pembalut

Pemanfaatan pembalut saat menstruasi terdiri dari

beberapa topik yaitu:

a. Penjagaan kebersihan pembalut

Pada saat menstruasi, rahim sangat mudah terinfeksi

sehingga diperlukan penggantian pembalut sesering

mungkin.Pada awal menstruasi, biasanya darah yang keluar

banyak maka perlu mengganti pembalut lebih dari 3 kali

sehari.Jika pembalut terlalu lama tidak diganti,


23

menyebabkan pembalut dapat menjadi tempat bersarangnya

banyak bakteri dan jamur.Jika menggunakan pembalut

sekali pakai, maka pembalut dicuci terlebih dahulu

sebelum dibuang, lalu pembalut dilipat atau digulung

dengan rapi, kemudian dibungkus kertas dan selanjutnya

dimasukkan ke kantung plastic dan di buang di tempat

sampah, tidak dibenarkan membuangnya di kloset kamar

mandi

b. Pemilihan pembalut

Sejak zaman dulu, ternyata perempuan sudah

berusaha melakukan segala cara agar mereka merasa

nyaman selama menstruasi. Pada zaman Mesir kuno para

perempuan menggunakan kapas yang dilapisi dengan

kertas papyrus.Pada abad ke 10, bangsa sudah mencatat

dimana Ratu Hypatia yang hidup pada awal abad ke-4

menggunakan kain untuk mengatasi masalah haid.Tahun

1986-an, pertama kali pembalut dibuat secara modern

yang bahannya berasal dari bubur kayu dan dapat

langsung dibuang.Tahun 1990-an, diciptakan berbagai

jenis yaitu ada yang lebih tipis (Pantyliner),

penyerapannya ditengah tipis dan maxi (regular)

penyerapannya tinggi, biasanya digunakan saat haid

sedang banyak.
24

Menurut Lestari (2015) hygiene menstruasi adalah

suatu usaha yang dilakukan untuk mempertahankan

kesehatan dan memelihara kebersihan selama

menstruasi.Perawatan diri selama menstruasi penting

dilakukan untuk menjaga kebersihan dan mencegah

infeksi yang dapat terjadi. Hal-hal yang perlu diperhatikan

yakni:

a. Gunakan pembalut untuk menampung darah menstruasi

yang keluar dari vagina selama menstruasi.

b. Pilih pembalut yang lembut, menyerap cairan dengan baik.

c. Pembalut diganti paling sedikit 2 kali sehari atau

tergantung keadaan. Bila darah yang keluar banyak,

gunakan beberapa kali karena bila tidak diganti dalam satu

hari akan menimbulkan infeksi.

d. Cucilah alat kelamin bagian luar setiap hari atau setiap ada

keperluan ke belakang untuk mencuci noda-noda darah

yang tertinggal. Gunakan sabun yang tidak terlalu keras

bila tersedia.

e. Jagalah daerah kewanitaan agar tetap terjaga

kebersihannya dengan air yaitu mengusap dari depan ke

belakang.

f. Untuk mencegah infeksi sebaiknya sebelum dan sesudah

menggunakan pembalut sebaiknya mencuci tangan terlebih


25

dahulu.

F. Konsep pengetahuan

a. Pengertian

Menurut Lestari (2015), pengetahuan merupakan hasil tahu,

dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap

objek tertent. Pengindraan panca indra manusia yaitu penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga, yaitu

proses melihat dan mendengar. Selain itu melalui mata dan telinga

yaitu proses melihat dan mendengar. Selain itu proses pengalaman

dan proses belajar dalam pendidikan formal maupun informal.

Menurut Lestari (2015), pengetahuan merupakan hasil

dari tahu, merupakan domain yang penting dalam membentuk

tindakan seseorang (overt behavior). Proses kognitif meliputi

ingatan, pikiran, persepsi, simbol-simbol penalaran dan

pemecahan persoalan. Dalam kamus umum bahasa Indonesia,

pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui yang

berkenaan dengan suatu hal.

b. Tingkat pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2014) tingkat pengetahuan dibagi beberapa

bagian:
25

1). Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya.Pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh

bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima.Oleh

sebab itu, ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling

rendah. Untuk mengukur bahwa seseorang tahu tentang apa

yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan,

mendefinisikan dan menyatakan. Misalnya dapat

mendefinisikan apa yang dimaksud dengan personal hygiene.

2). Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan

dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar, orang

yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,

meramalkan terhadap objek yang dipelajari.Misalnya dapat

menjelaskan dampak yang akan terjadi apabila tidak

berperilaku hygiene dengan benar.

3). Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi

sebenarnya, aplikasi ini diartikan dapat sebagai aplikasi atau


26

penggunaan hukum-hukum, rumus metode, prinsip dan

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya

mencuci tangan terlebih dahulu sebelum membasuh alat

kelamin.

4). Analisis (Analysis)

Adalah suatu kemampuan untuk manjabarkan suatu objek

ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam satu struktur

organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

Kemampuan analisa ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja

dapat menggambarkan, membedakan, mengelompokkan dan

seperti

sebagainya.Analisis merupakan kemampuan untuk mengidentifi

kasi, memisahkan.Misalnya dapat menganalisa apa yang akan

terjadi jika tidak mengganti pembalut pada saat menstruasi.

5). Sintesis (Synthesis)

Adalah suatu kamampuan untuk meletakkan atau menggab

ungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formasi baru dari informasi-informasi yang ada

misalnya dapat menyusun, dapat menggunakan, dapat

meringkaskan, dapat menyesuaikan terhadap suatu teori atau

rumusan yang telah ada.


27

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Lestari (2015) faktor yang mempengaruhi pengetahuan

yakni:

1. Tingkat pendidikan, yakni upaya untuk

memberikan pengetahuan sehingga terjadi

terubahan perilaku positif yang meningkat.

2. Informasi, seseorang yang mendapatkan informasi

lebih banyak akan menambah pengetahuan yang

lebih luas.

3. Pengalaman, yakni sesuatu yang pernah dilakukan

seseorang akan menambah pengetahuan tentang

sesuatu yang bersifat informal.

4. Budaya, tingkah laku manusia dalam memenuhi

kebutuhan yang meliputi sikap dan kepercayaan.

5. Sosial ekonomi, yakni kemempuan seseorang

memenuhi kebutuhan hidupnya.

d. Pengukuran pengetahuan

Menurut Lestari (2014), pengukuran pengetahuan dapat

dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan

tentang isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian

kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur

dapat disesuaikan dengan tingkat domain di atas. Pengukuran

pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang


28

berisi pertanyaan sesuai materi yang ingin diukur dari subjek

penelitian atau responden yang disesuaikan dengan tingkat

pengetahuan yang diukur.

e. Kriteria Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan seseorang dapat diketahui dan di interprestasin

dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu:

a. Baik : Hasil presentase 76% - 100%

b. Cukup : Hasil presentase 56% - 75%

c. Kurang : Hasil presentase > 56%

G. Kerangka Konsep

Pengertian
Variabel Independen Personal Hygiene
Saat Menstruasi

Intervensi
Promosi Kesehatan

Pengetahuan remaja
Variabel Dependen Putri Tentang Personal
Hygiene Saat
Menstruasi
29

Keterangan :

: Independen

: Dependen

: Hubungan

H. Hipotesis

H0 : Tidak ada pengaruh tingkat pengetahuan remaja putri di SMPN 18

Palu tentang personal hygiene saat menstruasi sebelum dilakukan

pendidikan kesehatan.

Ha : Ada pengaruh tingkat pengetahuan remaja putri di SMPN 18

Palu tentang personal hygiene saat menstruasi setelah dilakukan

pendidikan kesehatan.
31

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain penelitian

Desain penelitian ini adalah desain Eksperimental dengan

menggunakan metode Quasi Eksperimen melalui rancangan pre-test

and post-test untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap

pengatahuan remaja putri tentang personal hygiene saat menstruasi studi

di SMPN 18 Palu.

Pre-test Perlakuan Post-test

O1 X O2

Gambar 3.1 pre-test and post test design

Keterangan

O1 : Pengetahuan personal hygiene saat menstruasi sebelum diberikan

penyuluhan tentang tingkat pengetahuan remaja tentang personal

hygiene saat menstruasi

X : Pemberian pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan

remaja tentang personal hygiene saat menstruasi.

O2 : Pengetahuan personal hygiene saat menstruasi sesudah diberikan

penyuluhan tentang personal hygiene saat menstruasi.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus Tahun 2022

di tempat SMPN 18 Palu

31
31

C. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah remaja putri kelas

VIII dan IX sekolah SMPN 18 Palu berjumlah 155 orang.

2. Sampel

Sampel yang di gunakan pada penelitian ini adalah 60 remaja

putri kelas VIII dan IX SMPN 18 Palu.

Salah satu metode yang di gunakan untuk menentukan

jumlah sampel adalah menggunakan rumus slovin, sebagai berikut :

N
Rumus Slovin n = 2
1+ N e

Keterangan :

n = Besar Sampel

N = Besar Populasi

e = Batas Toleransi Kesalahan ( Error Tolerance )

Besar populasi 155 orang, maka dapat ditentukan besar sampel adalah

N
n=
1+ Ne ²

155
n= 2
1+(155 x 0.1 )

155
n=
1+(155 x 0.01)

155
n=
2,55

n = 60 Responden
32

3. Cara pengambilan sampel

Teknik penelitian ini mengunakan teknik proporsional

random Ssmpling, yaitu teknik pengambilan sampel data yang

secara acak tanpa kriteria tertentu. Dari jumlah sampel 60 siswi

tersebut kemudian ditentukan jumlah masing-masing sampel di

setiap kelas dengan rumus :

¿= ¿ n
N

Keterangan:

ni = jumlah sampel angkatan

Ni = jumlah populasi angkatan

N = jumlah populasi keseluruhan

n = jumlah sampel keseluruhan

Berdasarkan rumus, jumlah sampel dari 6 kelas tersebut ialah :

75
Kelas VIII = ×61=29Siswi
155

80
Kelas IX = ×61=31Siswi
155

4. Teknik sampling

Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel

yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada. Teknik

pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Proporsional Random

Sampling. Proporsional Random Sampling yaitu suatu teknik penentuan

sampel dengan cara mengambil sebagian jumlah sampel yang diinginkan

secara acak. Dalam penelitian ini cara pengambilan sampel dari Kelas
33

VIII dan IX dengan nama dan nomor responden di tulis dikertas

sejumlah populasi kemudian diundi seperti arisan, pengundian dilakukan

diluar waktu penelitian. Nama dan nomor responden yang keluar pada

pengundian akan di tulis dikertas untuk dijadikan data responden yang

akan menjadi sampel dalam penelitian.

D. Definisi Operasional

1. Definisi Operasional.

a. Pendidikan Kesehatan Tentang Personal Hygiene Saat

Menstruasi

Yaitu untuk memberikan pemahaman atau informasi dan

pengetahuan remaja putri yang sudah mengalami menstruasi.

b. Pengetahuan

1. Pengertian : Kemampuan responden untuk selalu

memperhatikan kebersihan diri guna

menjaga kesehatan agar terhindar dari

penyakit seperti, menjaga kebersihan alat

kelamin yang benar, mencuci atau

membersihkan vagina dengan air yang

bersih, penggunaan celana dalam yang

tidak ketat dan mengeringkan alat genitalia

dengan tissue.

2. Alat ukur : Kuesioner

3. Cara Ukur : Pengisian Kuisioner


34

4. Skala Ukur : Ordinal

5.Hasil Ukur : Baik : Hasil presentase 76% - 100%

Cukup : Hasil presentase 56% - 75%

Kurang : Hasil presentase <56%

E. Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer meliputi data yang diperoleh secara langsung

dari responden saat dilakukan penelitian dengan menggunakan

kuisioner.

Kuesioner yang akan digunakan untuk mengukur tingkat

pengetahuan remaja tentang personal hygiene saat menstruasi

adalah kuesioner pengetahuan tentang personal hygiene saat

menstruasi yang diadopsi dari penelitian Setiawati (2012).

Kuesioner yang digunakan merupakan kuesioner tertutup, dimana

peneliti menggunakan dua pilihan yaitu “Benar” dan “Salah”.

Terdapat 20 pertanyaan, penilaian pertanyaan favorable adalah

sebagai berikut Ya = 1 Tidak = 0. Sedangkan unfavorable adalah

sebagai berikut Ya = 0 Tidak = 1.

2. Data sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari pihak

lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti.

3. Pengolahan Data

Pengolahan data dengan menggunakan komputer yang


35

dilakukan dengan beberapa tahap:

a). Editing

Tahap ini dilakukan untuk memastikan bahwa data yang

diperoleh melalui kuesioner telah lengkap, terisi semua dan

dapat dibaca dengan baik.

b). Scoring

Peneliti memeriksa kuesioner dengan memberikan nilai

atau skor pada kuesioner. Pada kuesioner pengetahuan

pertanyaan positif bila menjawab benar diberi nila 1 dan

menjawab salah diberi nilai 0. Pertanyaan negatif bila menjawab

benar diberi nilai 0 dan menjawab salah diberi nilai 1.

c). Coding

Setiap data diberi kode pada setiap kelompok untuk

memudahkan pada waktu memasukan data (entry data).

Pengkodean lembar kuesioner disesuaikan dengan pengisian

sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) diberikan intervensi

penyuluhan. Pada pengisian kuesioner pengetahuan pretest,

pengetahuan baik diberi kode 1, pengetahuan cukup diberi kode

2, dan pengetahuan kurang diberi kode.

d). Tabulating

Peneliti melakukan perhitungan atau tabulasi dengan

menggunakan program komputerisasi.


36

e). Cleaning

Setelah semua data dimasukkan ke dalam program

computer, lakukan pengecekan kembali untuk melihat

kemungkinan adanya kesalahan sebelum diolah secara statitik.

f). Entry

Entry data adalah memasukan data yang telah

dikumpulkan kedalam program computer untuk selanjutnya

dilakukan analisis menggunakan program komputerisasi.

F. Analisis Data

1. Analisa Univariat

Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian

(Notoatmodjo, 2015).

Pada penelitian ini, analisis univariat untuk mengetahui

distribusi frekuensi dari variabel dependen yaitu pengetahuan

sebelum dan setelah diberikan edukasi kesehatan tentang personal

hygiene saat menstruasi. Analisa data dilakukan dengan formulasi

distribusi frekuensi dengan rumus :

f
P = x 100%
n

Keterangan :
37

P = Persentase

f = jumlah jawaban dari setiap alternatif

n = banyaknya responden yang menjawab

2. Analisis bivariate

Analisis bivariat digunakan untuk melihat adanya pengaruh

variabel bebas terhadap variabel terikat. Untuk menguji

hipotesis yang berskala data ordinal, maka uji yang digunakan

adalah uji Wilcoxon.

Keputusan untuk menguji kemaknaan di gunakan batas

kemaknaan 95% (α = 0,05). Melalui perhitungan uji Wilcoxon

selanjutnya ditarik kesimpulan: bila ρ value< 0,05 artinya Ho

ditolak dan Ha diterima, yang menunjukan ada hubungan

bermakna antara variable bebas dengan variabel terikat.

G. Penyajian Data

Penyajian data dalam tabel dan narasi untuk menjelaskan

variabel yang diteliti.

H. Etika Penelitian

Etika penelitian adalah perilaku peneliti yang di penggang

secara teguh pada sikap ilmiah dan etika penelitian meskipun penelitian

tidak merugikan responden akan tetapi etika penelitian harus dilakukan

(Nursalam, 2016 dalam Ade, 2020). Masalah etika penelitian yang


38

harus diperhatikan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

1. Informed consent

Pada penelitian ini yang telah dilakukan peneliti adalah

membagikan lembar informed consent dan menjelaskan maksud

dan tujuan serta dampak yang akan terjadi selama proses

pengambilan data kepada responden. Fungsi dari informed

consent adalah supaya responden mengetahui maksud dan tujuan

serta memahami dampak dari penelitian ini. Dalam proses

pengisian informed consent jika responden bersedia di teliti, maka

responden harus menandatangani lembar persetujuan tersebut.

Apabila responden tidak bersedia, maka peneliti tidak boleh

memaksa serta harus menghormati keputusan responden.

2. Anonimity (Tanpa Nama)

Pada penelitian ini responden tidak diwajibkan untuk

mengisi lembar kuisioner dengan keterangan nama sesuai dengan

kartu tanda penduduk, akan tetapi responden boleh mengisi nama

responden dengan inisial nama depan responden. Tujuannya

adalah untuk menjaga kerahasiaan data responden yang telah

diperoleh dari penelitian.

3. Confidentiality (Kerahasiaan)

Dalam penelitian ini, peneliti menyampaikan kepada

responden akan menjamin kerahasiaan informasi dari setiap

responden baik secara lisan maupun tulisan. Peneliti akan


39

bertanggung jawab atas semua informasi dan data responden yang

telah diperoleh sebagai keperluan penelitian. Tujuan dari

confidentiality adalah memberikan jaminan untuk menjaga

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi tertulis maupun tidak

tertulis serta masalah lain saat penelitian berlangsung. Semua

penelitian yang sudah dikumpulkan oleh peneliti harus dijaga

kerahasiaannya.
40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Lokasi Penelitian

Sekolah Menengah Pertama Negeri 18 Palu adalah salah satu

SMP Negeri yang ada di Kota Palu. SMPN 18 Palu terletak di

Kelurahan Mamboro Kecamatan Palu Utara. SMPN 18 Palu terletak

di sebelah Utara Kota Palu dengan Luas Wilayah 14.700 m², sebelah

utara berbatasan dengan Jl.SMKN 6 Palu, sebelah Timur berbatasan

dengan SMKN 6 Palu, sebelah Barat berbatasan dengan Jl.Trans

Sulawesi dan sebelaH Selatan berbatasan dengan pemukiman

penduduk.

Sekolah ini memiliki fasilitas pembelajaran yang cukup

memadai seperti perpustakaan, laboratorium computer, fasilitas

olahraga dan ekstrakulikuler yang di sediakan sekolah untuk

mendukung minat Siswi. Proses belajar mengajar di SMPN 18 Palu

dilakukan selama 5 hari dalam 1 minggu yaitu dari hari senin sampai

dengan hari jumat.

2. Analisa Univariat
41

a. Distribusi Berdasarkan Usia Responden

Distribusi responden berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel

berikut ini :

Tabel 4.1 Distribusi40


Berdasarkan Usia Siswi SMPN 18 Palu

Umur Frekuensi (f) Presentase (%)


Remaja Awal (11 - 13 Tahun) 11 18%
Remaja Tengah (14 - 16 Tahun) 49 82%
Total 60 100%
Sumber : Data Primer, 2022

Berdasarkan tabel 4.1 distribusi usia responden yang terbanyak

yaitu remaja tengah sebanyak 49 responden (82%), sedangkan remaja

awal sebanyak 11 responden (18%).

b. Distribusi Berdasarkan Pengetahuan saat pre-test

Distribusi responden berdasarkan pre-test terhadap pengetahuan

remaja putri tentang personal hygiene saat menstruasi dapat dilihat

pada tabel :

Tabel 4.2 Distribusi Berdasarkan Pengetahuan pre-test

Pre-test Frekuensi (f) Presentase (%)


Baik 0 0%
Cukup 14 23%
Kurang 46 77%
Total 60 100%
Sumber : Data primer 2022

Berdasarkan tabel 4.2 distribusi responden berdasarkan pre-test

terhadap pengetahuan remaja putri tentang personal hygiene saat


42

menstruasi yaitu cukup sebanyak 14 responden (23%), sedangkan

Kurang seanyak 46 responden (77%).

c. Distribusi responden berdasarkan pengetahuan saat post-test

Distribusi responden terhadap pengetahuan remaja putri tentang

personal hygiene saat menstruasi dapat dilihat pada tabel :

Tabel 4.3 Distribusi Berdasarkan Pengetahuan Post-test

Post-test Frekuensi (f) Presentase (%)


Baik 40 67%
Cukup 17 28%
Kurang 3 5%
Total 60 100%
Sumber : Data Primer 2022

Berdasarkan tabel 4.3 distribusi responden berdasarkan post-test

terhadap pengetahuan remaja putri tentang personal hygiene saat

menstruasi yaitu Baik sebanyak 40 responden (67%), cukup sebanyak

17 responden (28%), sedangkan Kurang seanyak 3 responden (5%).

3. Analisa Bivariat

a. Distribusi Pengaruh responden terhadap pengetahuan remaja putri

tentang personal hygiene saat menstruasi pre-test dan post-test saat

diberikan pendidikan kesehatan.

Tabel 4.4 Pengaruh responden terhadap pengetahuan remaja putri


tentang personal hygiene saat menstruasi di SMPN 18
Palu pre-test dan post-test saat diberikan pendidikan
kesehatan

Kategori Pre-test Presentase Post- Presentase


43

(%) test (%)


Baik 0 0% 40 67%
Cukup 14 23% 17 28%
Kurang 46 77% 3 5%
Total 60 100% 60 100%
Uji Wilcoxon p 0,00

Sumber : Data Primer 2022

Berdasarkan tabel 4.4 diatas menunjukan bahwa ada pengaruh

pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan remaja dengan

memperhatikan hasil Uji Statistik Wilcoxon yang menunjukan nilai

siqnifikan p = 0,00 dan dapat dilihat adanya perubahan pada pengetahuan

remaja tentang personal hygiene saat menstruasi sebelum dan sesudah

dilakukan pendidikan kesehatan. Sebelum dilakukan pendidikan

kesehatan tentang personal hygiene saat menstruasi pengetahuan

responden sebagian besar masih kurang yaitu 46 responden (77%),

sedangkan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan tentang personal

hygiene saat menstruasi pengetahuan responden sebagian besar sudah

meningkat yaitu 40 responden (67%). Hal ini menunjukkan bahwa

setelah dilakukan pendidikan kesehatan maka pengetahuan remaja

tentang personal hygiene saat menstruasi mengalami perubahan.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian Pengaruh Pendidikan Kesehatan

Terhadap Pengetahuan Remaja Putri Tentang Personal Hygiene saat

Menstruasi di SMPN 18 Palu, Sebelum dilakukan pendidikan kesehatan

tentang personal hygiene saat menstruasi pengetahuan responden


44

sebagian besar masih kurang yaitu 46 responden (77%), sedangkan

sesudah dilakukan pendidikan kesehatan tentang personal hygiene saat

menstruasi pengetahuan responden sebagian besar sudah meningkat yaitu

40 responden (67%). Hasil Uji Statistik Wilcoxon yang menunjukan nilai

siqnifikan p = 0,00 nilai p value < 0,05 artinya Ha diterima yang

menunjukkan ada hubungan bermakna antara variable bebas dan variable

terikat artinya ada Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan

tentang personal hygiene saat menstruasi. Nilai Asym.sig sebesar 0,00 <

0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara

Pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan tentang personal hygiene

saat menstruasi.

Menurut pendapat peneliti, pada saat di lakukan wawancara

responden mengatakan bahwa mereka belum memahami tentang

kebersihan pada saat menstruasi, mereka juga mengatakan bahwa pada

saat menstruasi merasakan gatal pada daerah vagina, keputihan yang

berbau, mereka bingung apakah memang gejala tersebut sudah terbiasa

terjadi terhadap wanita.

Teori pendidikan kesehatan adalah upaya menterjemahkan sesuatu

yang telah diketahui tentang kesehatan kedalam perilaku yang diinginkan

dari perseorangan ataupun masyarakat melalui proses pendidikan, tujuan

pendidikan kesehatan yang paling pokok adalah tercapainya perubahan

perilaku individu, keluarga, dan masyarakat dalam memelihara perilaku

sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan derajat kesehatan yang


45

optimal. Metode yang digunakan bertujuan untuk mengembangkan

komunikasi dua arah antara yang memberikan pendidikan kesehatan dan

audien atau sasaran, sehingga diharapkan pesan yang disampaikan akan

lebih jelas dan mudah dipahami.

Di dalam masa perkembangannya remaja mengalami hambatan

Sama halnya dengan remaja Indonesia selain memikul tanggungjawab

yang besar terhadap perkembangan negaranya remaja juga memiliki

tanggungjawab terhadap diri sendiri, keluarga dan lingkungannya.

Wanita sangat memperhatikan Kebersihan dalam menstruasi memegang

peran penting dalam menentukan status kesehatan, khususnya supaya

terhindar dari infeksi alat reproduksi, oleh karena itu pada saat

menstruasi perempuan harus benar-benar menjaga kebersihan terutama

pada bagian vagina apabila tidak dijaga akan menimbulkan

mikroorganisme seperti jamur, bakteri virus dan parasite yang berlebihan

sehingga menganggu fungsi organ reproduksi.

Didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh ferita yumaeroh

menunjukkan bahwa pengetahuan remaja putri tentang personal hygiene

saat menstruasai sebelum diberikan pendidikan kesehatan hasil penelitian

menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan

kategori kurang 48 responden (77,4%) dan Hasil penelitian sesudah

diberikan pendidikan kesehatan menunjukkan bahwa sebagian besar

responden memiliki pengetahun baik sebanyak 39 responden (62,9%).

membuktikan sebagian besar siswa memiliki tingkat pengetahuan yang


46

semakin meningkat, tersebut karena adanya pendidikan kesehatan, nilai

siqnifikansi sebesar 0,00 (p < 0,05) terdapat perbedaan yang siqnifikan

dari hasil pre-test dan post-test.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh mariene wiwin

dolang menunjukan bahwa ada pengaruh pemberian pendidikan

kesehatan tentang personal hygene saat menstruasi terhadap remaja putri,

hasil uji statistic dengan nilai siqnifikansi 0,00 (p < 0,05)


47

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil

kesimpulan : adanya pengaruh pendidikan kesehatan terhadap remaja

tentang personal hygiene saat menstruasi di SMPN 18 Palu.

B. Saran

1. Bagi Smpn 18 Palu

Bagi SMPN 18 Palu diharapkan lebih bisa memfasilitasi informasi

tentang personal hygiene saat menstruasi seperti memperbanyak

bacaan di perpuastakaan, dan lebih memperbanyak kegiatan

penyuluhan tentang personal hygiene saat menstruasi.

2. Bagi Peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pedoman dalam

melakukan penelitian selanjutnya oleh peneliti lain dengan

memperluas variable dan memperbanyak responden.


48

47

DAFTAR PUSTAKA

Ade, H. S. M. (2020). Etika Penelitian. Berkala Arkeologi, 10.


Ariani. 2014. Aplikasi Metodologi Penelitian Kebidanan dan Kesehatan
Reproduksi. Nuha Medika: Yogyakarta
Agra, N. R. (2016). Gambaran pengetahuan remaja putri tentang personal
hygiene saat menstruasi. 2016.
Badan Pusat Statistik Indonesia. 2017. Data Statistik Kependudukan Provinsi
Sulawesi Tengah. Badan Pusat Statistik Kota Palu : Palu
Durisah. (2016). Hubungan tingkat pengetahuan dan sikap dengan perilaku remaja
putri tentang kebersihan organ reproduksi pada saat menstruasi di smp
pesantren pancasila kota bengkulu tahun 2016. Revista Brasileira de
Ergonomia, 3(2), 80–91.
https://www.infodesign.org.br/infodesign/article/view/355%0Ahttp://
www.abergo.org.br/revista/index.php/ae/article/view/731%0Ahttp://
www.abergo.org.br/revista/index.php/ae/article/view/269%0Ahttp://
www.abergo.org.br/revista/index.php/ae/article/view/106
Ferita Yumaeroh. (2019). Pengaruh pendidikan kesehatan dengan media video
terhadap tingkat pengetahuan remaja tentang personal hygiene saat
menstruasi di SMPN 1 Gamping. Article, 1–9. https://doi.org/.1037//0033-
2909.I26.1.78
Kartini. (2020). Pengaruh Tingkat Stres terhadap Siklus Menstruasi Pada
Mahasiswa Tingkat Akhir Di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera
Utara.
Kusmiran, E. (2012). Kesehatan reproduksi remaja dan wanita. Jakarta: Salemba
Lestari. 2015.Kumpulan Teori Untuk Kajian Pustaka Penelitian Kesehatan. Nuha
Medika: Yogyakarta.

Marmi. 2015. Kesehatan Reproduksi. Pustaka Belajar. Yogyakarta

Notoatmodjo, S. (2015). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.


49

Permata, D. D. (2019). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan Perilaku


Vulva Hygiene Saat Menstruasi Pada Remaja Puteri Di Smp N 01 Pulau
Beringin Sumatera Selatan Tahun 2019. 1–89.
http://repository.unas.ac.id/636/
Setyawan, D. A. (2018). Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan
remaja tentang kesehatan reproduksi (Studi di SMA Muhammadiyah 2
Mojosari – Mojokerto). Stikes Insan Cendekia Medika, 1–99.
Sitorus, R. Y. (2021). Skripsi gambaran personal hygiene saat menstruasi pada
anak sma kesuma indah padangsidimpuan tahun 2021.
Puspitaningrum, W., Agushybana, F., Mawarni, A., & Nugroho, D. (2017).
Pengaruh Media Booklet Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri
Terkait Kebersihan Dalam Menstruasi Di Pondok Pesantren Al-Ishlah
Demak Triwulan
50

Lampian

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN/ INFORMED CONSENT

Setelah mendapatkan keterangan dan penjelasan dari peneliti tentang


penelitian yang akan dilakukan serta sudah saya pahami sepenuhnya, maka saya
menyatakan bahwa saya yang bertandatangan dibawah ini,

Nama :

Kelas :

Umur :

Dengan ini saya menyatakan bersedia berpartisipasi menjadi responden


dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap
Pengetahuan Remaja Putri Tentang Personal Hygiene Saat Menstruasi Di SMPN
18 Palu”. Adapun bentuk ketersediaan saya adalah:
1. Meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner dan mendapatkan Pendidikan
kesehatan.
2. Memberikan informasi yang benar dan sejujurnya terhadap apa yang
diminta atau ditanyakan peneliti.
Keikutsertaan saya ini sukarela tidak ada unsur paksaan dari pihak
manapun. Demikian surat pernyataan ini saya buat, untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Palu, 2022
Responden

( )
51

Lampiran : Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

A. Kuesioner pengetahuan remaja tentang personal hygiene saat menstruasi

1. Petunjuk pengisian

a. Isilah pertanyaan dan pernyataan yang telah di sediakan

b. Bacalah setiap pernyataan di bawah ini dengan teliti sebelum anda

menjawab

c. Berilah tanda check (  ) pada kolom yang tersedia yang anda anggap

benar dengan pilihan

d. Isilah identitas diri dengan lengkap

2. Identittas responden

a. Nama :

b. Umur :

c. Kelas :

NO Pernyataan B S
1. Kebersihan Menstruasi adalah suatu tindakan menjaga
kebersihan pada saat menstruasi.
2. Kebersihan menstruasi adalah segala usaha dan upaya
memelihara kesehatan reproduksi untuk menciptakan
kenyamanan dan meningkatkan derajat kesehatan
3. Manfaat kebersihan diri saat menstruasi adalah agar badan
terasa nyaman dan sehat.
52

4. Menjaga kebersihan alat kelamin yang benar yaitu dengan


cara membersihkannya dengan air dan sabun
5. Saat menstruasi pembuluh darah dalam rahim sangat mudah
terkena penyakit infeksi.
6. Membersihkan vagina setiap buang air besar dengan
membersihkan dari belakang kearah depan (dari dubur ke
vagina).
7. Kebersihan menstruasi perlu dilakukan untuk menghindari
adanya gangguan dalam fungsi organ reproduksi seorang
wanita
8. Kebersihan menstruasi yang buruk dapat meningkatkan
resiko penyakit infeksi pada vagina
9. Membersihkan vagina dengan tissue setelah buang air besar
atau air kecil untuk menghindari pertumbuhan bakteri.
10. Mencuci atau membersihkan vagina dengan air kotor dan
tidak bersih merupakan penyebab keputihan yang abnormal.
11. Melakukan kebersihan saat menstruasi merupakan upaya
untuk mencegah terjadinya infeksi atau penyakit organ
reproduksi.
12. Kebersihan menstruasi meliputi kebersihan organ
reproduksi, penggunaan celana dalam dan penggunaan
pembalut.
13. Keadaan lembab pada daerah vagina dapat mendatangkan
bakteri dan jamur.
14. Menggunakan celana dalam yang berbahan katun dan
menyerap, keringat pada saat menstruasi dapat mengurangi
pertumbuhan bakteri.
15. Penggunaan pembalut saat menstruasi harus diganti setiap 4
jam sekali.
16. Menggantikan pembalut yang benar yaitu langsung
menggantikannya tanpa cuci tangan terlebih dahulu.
17. Normalnya darah menstruasi adalah 20-50 cc atau 2 kali
ganti pembalut.
18. Panthyliner dapat digunakan jika tidak ada pembalut lagi.

19. Terkena jamur atau kutu yang menyebabkan rasa gatal


merupakan akibat kebersihan menstruasi yang buruk.
53

20. Pengeluaran keringat yang berlebihan saat menstruasi dapat


mempermudah pertumbuhan bakteri pada vagina dan
sekitarnya.
Sumber : (Ferita Yumaeroh, 2019)

Anda mungkin juga menyukai