Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmiah Psikologi MANASA

2018, Vol. 7, No. 1, 62-71

PENGEMBANGAN SKALA REVISED PRENATAL DISTRESS QUESTIONNAIRE


(NuPDQ) VERSI BAHASA INDONESIA

Justinus Budi Santoso


Fakultas Psikologi Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
justinus.budi@atmajaya.ac.id

Abstrak

Dampak kesehatan mental ibu hamil terhadap anak dalam kandungan masih belum
mendapat perhatian seluas dampak kesehatan fisik. Salah satu tolok ukur kesehatan mental ibu
hamil adalah pregnancy specific distress (PSD). PSD berdampak secara langsung maupun
tidak langsung terhadap aspek fisik dan mental bayi, baik selama kehamilan maupun setelah
lahir. Terdapat sejumlah faktor risiko PSD yang relevan di Indonesia, di antaranya usia ibu
yang muda, tekanan ekonomi selama kehamilan, dan kehamilan yang tidak diinginkan. NuPDQ
adalah alat ukur PSD yang sudah diterjemahkan ke Bahasa Indonesia. Dalam penelitian ini,
validitas internal dan reliabilitas NuPDQ versi Bahasa Indonesia diteliti sebagai bagian dari
proses adaptasi alat ukur. Hasilnya terdapat 5 dari 17 soal (item) dengan corrected item-total
correlation yang rendah dengan skor total (< 0.3), dua di antaranya negatif. Namun secara
keseluruhan reliabilitas NuPDQ masih berada dalam taraf memadai (0.736). Mengingat
reliabilitas yang memadai, perlunya mencakup berbagai stresor dalam masa kehamilan, serta
sedikitnya jumlah soal NuPDQ, maka soal-soal dengan corrected item-total correlation rendah
dapat dipertimbangkan untuk digunakan dalam situasi tertentu. Penelitian lebih lanjut perlu
dilakukan dengan sampel lebih beragam, termasuk populasi yang rentan PSD. Penelitian lebih
lanjut juga diperlukan untuk mengetahui struktur faktor NuPDQ di Indonesia.
Kata kunci: kehamilan, kesehatan mental ibu hamil, perempuan, kesehatan bayi, pregnancy
specific distress

Abstract

The impacts of maternal mental health to the unborn child has not been researched as
vastly as the impacts of physical health. One of the parameter of mental health during
pregnancy is pregnancy specific distress (PSD). PSD can directly and indirectly affect the
physical and mental aspects of a child, both during the pregnancy and after birth. There are
several PSD risk factors relevant in Indonesia, namely young maternal age, economic pressure
during pregnancy, and unwanted pregnancies. NuPDQ is a measure of PSD which have been
translated to Indonesian language. The validity and reliability of the Indonesian version of
NuPDQ is investigated here as part of its adaptational process. The results shown that 5 of 17
items have low (< 0.3) corrected item-total correlation with the total score, with two items
having negative correlation coefficients. However, as a whole the NuPDQ still possessed an
acceptable reliability (0.736). Considering the adequate reliability, the necessity to include
various possible stressors in the instrument, and the small number of items, we suggest that the
items with low corrected item-total correlations may still be included in relevant contexts.
Further research with more heterogenous sample is necessary, especially in populations with
high vulnerability to PSD. Further research is also needed to find the factor structure of the
NuPDQ in Indonesia.
Keywords: pregnancy, maternal mental health, infant health, women health, pregnancy
specific distress

62
PENDAHULUAN dan Whitfield (2012) terhadap lebih dari
17000 penelitian di berbagai negara
Dampak dari kesehatan fisik ibu menemukan bahwa distress psikologis
hamil terhadap janin sudah diketahui terutama pada masa akhir kehamilan
dengan baik. Karena itu, kesehatan fisik ibu memberi dampak negatif bagi
hamil mendapat perhatian dari berbagai perkembangan kognitif, perilaku, dan
pihak, seperti pemerintahan, institusi psikomotor balita. PSD juga ditemukan
multinasional, dan berbagai LSM. masih berkorelasi dengan perkembangan
Kesehatan ibu hamil merupakan bagian dari motorik dan perkembangan mental sampai
Millenium Developmental Goals (MDGs; usia 2 tahun (DiPietro, Novak, Costigan,
United Nations General Assembly, 2000) Atella, & Reusing, 2006). Temuan-temuan
dan kemudian Sustainable Developmental tersebut mengindikasikan dampak PSD
Goals (SDGs; United Nations General pada perkembangan mental bersifat tidak
Assembly, 2015). Pemerintah Indonesia sesaat dan bisa berkelanjutan.
turut menjadikan angka kematian ibu dan PSD juga dapat berdampak terhadap
bayi sebagai indikator dari keberhasilan kesehatan bayi secara tidak langsung. PSD
pembangunan (Kementerian Komunikasi berkorelasi positif dengan perilaku tidak
dan Informatika, 2016). Namun dampak sehat selama kehamilan seperti merokok
kesehatan mental atau psikologis ibu hamil (Lobel et al., 2008; Rondo et al., 2003),
terhadap bayi belum mendapat perhatian konsumsi kafein, perilaku makan yang
seluas kesehatan fisik. Adapun parameter tidak sehat (Lobel et al., 2008); serta
yang umum diukur untuk mengetahui berkorelasi negatif dengan perilaku sehat
kesehatan mental ibu hamil adalah seperti konsumsi vitamin dan olahraga
pregnancy specific distress (PSD; Lobel, (Cannella, Auerbach, dan Lobel, 2013;
Cannella, DeVincent, Schneider, Graham, Lobel et al., 2008). Artinya PSD yang
& Meyer, 2008). dialami ibu akan meningkatkan risiko ibu
PSD berdampak pada berbagai aspek melakukan perilaku tidak sehat yang akan
perkembangan bayi. Distress pada masa berdampak secara langsung pada janin atau
kehamilan telah diasosiasikan dengan bayi.
kelahiran prematur (Cole-Lewis, Kershaw, Terdapat sejumlah faktor risiko PSD
Earnshaw, Yonkers, Lin, & Ickovics, 2014; yang relevan dengan kondisi di Indonesia.
Hedegaard, Henriksen, Sabroe, & Secher, Pertama, usia ibu yang masih remaja
1993; Lobel et al., 2008), berkorelasi diasosiasikan dengan PSD yang lebih tinggi
negatif dengan berat badan bayi saat lahir daripada ibu yang berusia dewasa dan
(Cannella, Auerbach, & Lobel, 2013; Lobel remaja pada umumnya (Mollborn &
et al., 2008; Mitchell & Christian, 2017), Morningstar, 2009). Di Indonesia, Riset
atau keduanya (Rondo, Ferreira, Nogueira, Kesehatan Dasar (Riskesdas) oleh Badan
Ribeiro, Lobert, & Artes, 2003). Dampak Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
distress ibu pada bayi juga sudah diteliti Kementerian Kesehatan RI menemukan
pada masa di dalam kandungan. PSD bahwa 23.9% perempuan menikah pertama
ditemukan berkorelasi negatif dengan kali pada usia 15-19 tahun, dan 2.6% pada
pertambahan berat badan, ukuran kepala, usia 10-14 tahun (Litbang Kemkes, 2013).
dan perkembangan abdomen (Henrichs et UNDESA (2011) menempatkan Indonesia
al., 2010), tingkat dan variabilitas denyut berada pada peringkat ke-37 dunia dan
jantung janin, serta pergerakan janin kedua di Asia Tenggara untuk negara
(Doyle, Werner, Feng, Lee, Altemus, Isler, dengan persentase pernikahan usia muda
& Monk, 2015). tertinggi. Angka perkawinan remaja yang
Di samping aspek fisik, PSD juga tinggi disertai dengan angka kehamilan
berdampak pada aspek mental anak. remaja yang cukup tinggi pula. BPS,
Tinjauan sistematis oleh Kingston, Tough, BKKBN, Kemenkes, dan ICF International

63
(2010) melaporkan bahwa age specific ukur PSD juga akan bermanfaat untuk
fertility rate (ASFR) pada kelompok usia melakukan penyaringan terhadap ibu hamil
15-19 tahun adalah 48 dari 1000 kelahiran. untuk mengidentifikasi individu-individu
Berdasarkan standar UNDESA (2013) dengan PSD yang signifikan, khususnya
Indonesia tergolong negara dengan tingkat pada kelompok-kelompok yang rentan
fertilitas remaja menengah, yaitu di antara mengalami PSD.
19 – 80 per 1000 kehamilan. PSD dapat diukur dengan alat ukur
Tekanan ekonomi selama ibu Revised Prenatal Distress Questionnaire
mengandung juga menjadi faktor risiko (NuPDQ; Lobel et al., 2008). Untuk
PSD (Mitchell & Christian, 2017). Status digunakan di Indonesia, NuPDQ versi
ekonomi telah ditemukan berbanding Bahasa Indonesia perlu dikembangkan
terbalik dengan angka fertilitas yang tinggi, dengan prosedur psikometrik yang
seperti di Indonesia (BPS, BKKBN, memadai. NuPDQ sudah diterjemahkan ke
Kemenkes & ICF International, 2010). Ibu dalam Bahasa Indonesia oleh Caestara
berusia remaja cenderung berasal dari (2016). Namun proses adaptasi alat ukur
kelompok ekonomi menengah ke bawah, psikologis ke dalam bahasa lain menuntut
dan seringkali tingkat pendidikan yang adanya analisis lebih mendalam terhadap
lebih rendah pula. Kondisi demikian juga validitas dan reliabilitas alat ukur tersebut
dapat menuntut ibu hamil untuk tetap (International Test Comission, 2010).
bekerja, sehingga dapat menambah sumber Penelitian ini dilakukan untuk
stresor bagi ibu (Sanguankalin et al., 2014). menelaah lebih jauh properti psikometrik
Terakhir, kehamilan yang tidak dari NuPDQ versi Bahasa Indonesia.
direncanakan diasosiasikan dengan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
peningkatan signifikan pada PSD (Barton, validitas internal dan reliabilitas NuPDQ
Redshaw, Quigley, & Carson, 2017), versi Bahasa Indonesia sebagai salah satu
bahkan kecemasan terhadap kehamilan parameter psikometrik yang mendasar.
(Arch, 2012). Stresor yang umum dialami Dengan mengetahui properti psikometrik
saat kehamilan akan menjadi lebih berat NuPDQ yang mendasar, maka pengguna
bagi ibu yang kehamilannya tidak NuPDQ versi Bahasa Indonesia
diinginkan. Beban dari kehamilan yang mengetahui kelebihan dan kekurangan alat
tidak diinginkan akan juga menjadi ukur ini dan dapat melakukan analisis yang
semakin berat jika terjadi di luar ikatan lebih peka untuk kepentingan penelitian
pernikahan. Tekanan sosial yang muncul dan diagnosis di lapangan.
dari lingkungan sekitar akan menjadi
sumber distress tambahan bagi ibu METODE
(Susanti, 2008). Di Indonesia, angka
fertilitas yang dikehendaki adalah 2.0 tetapi Partisipan
kenyataannya adalah 2.6 (BPS, BKKBN, Partisipan penelitian ini adalah 120
Kemenkes & ICF International, 2010). Data perempuan yang sedang hamil, berusia 15
tersebut mengindikasikan bahwa sebagian sampai dengan 19 tahun, berdomisili di
dari kehamilan yang terjadi sebenarnya Kalimantan Barat dan sudah menyelesaikan
tidak diinginkan. setidaknya pendidikan setingkat Sekolah
Walaupun banyak ibu di Indonesia Dasar (SD). Kalimantan Barat dipilih
yang rentan mengalami PSD, penelitian sebagai provinsi dengan ASFR tertinggi di
empirik mengenai distress ibu yang Indonesia (BPS, BKKBN, Kemenkes, dan
mengandung di Indonesia masih sedikit ICF International, 2010). Usia partisipan
jumlahnya. Salah satu kesulitan untuk yang tergolong dalam masa remaja juga
meneliti permasalahan ini adalah belum menjadi faktor risiko PSD. Batasan
tersedianya alat ukur yang valid dan pendidikan minimal setingkat SD
reliabel untuk mengukur PSD. Adanya alat ditentukan agar partisipan dapat memahami

64
isi alat ukur yang digunakan. Sampel yang pernyataan yang ada, di mana pilihan nol
diperoleh berjumlah 120 orang. Domisili berarti “tidak sama sekali”, satu berarti
partisipan tersebar di 12 Kabupaten yang “agak sering”, dan dua berarti “sangat
terdapat di Provinsi Kalimantan barat, yaitu sering”. Skor total dari NuPDQ diperoleh
Melawi (30.83%), Senggau (10%), Sintang dengan menjumlahkan skor dari setiap soal
(9.17%), Kapuas Hulu (5.83%), Ketapang (di luar pertanyaan tambahan). Pada soal
(5%), Sekadau (4.17%), Mempawah nomor 8 (terkait gejala fisik) dan 10 (terkait
(3.33%), Sambas (3.33%), Kayong Utara perubahan hubungan sosial) terdapat
(2.5%), Bengkayang (2.5%), Kubu Raya pertanyaan terbuka yang meminta
(2.5%), dan Landak (1.67%); serta 2 Kota partisipan menyebutkan gejala fisik atau
di Kalimantan Barat yaitu Kota Pontianak hubungan sosial yang mana yang menjadi
(13.33%), Kota Singkawang (5.83%). Usia sumber stres partisipan.
partisipan terbanyak adalah 19 tahun
(34.17%), dilanjutkan dengan 18 tahun dan Analisis
17 tahun (masing-masing 21.67%), 16 Analisis reliabilitas NuPDQ akan
tahun (16.67%), serta 15 tahun (5.83%). dilakukan dengan perhitungan Cronbach’s
Seluruh partisipan sudah pernah alpha sebagai metode paling umum dalam
bersekolah, terbagi menjadi tingkat SMA pengukuran konsistensi internal (Murphy &
atau SMK (54.17%), SMP (40.83%), dan Davidshofer, 2001). Analisis validitas
SD (5%). Etnis dengan jumlah terbesar NuPDQ akan dilakukan dengan metode -
adalah etnis Dayak (50%), dilanjutkan corrected item-total correlation (Anastasi
dengan Tionghoa (22.5%), Melayu dan Urbina, 1997). Metode tersebut
(21.67%), Jawa (5%), dan Bugis (0.83%). menggunakan Pearson product moment
Sebagian besar partisipan (94.9%) sudah untuk menghitung korelasi antara skor-skor
menikah dan sisanya (5.1%) belum yang diperoleh dari satu soal dalam NuPDQ
menikah. Pekerjaan partisipan terbagi dengan skor total yang sudah dikurangi
menjadi ibu rumah tangga (85%), pelajar skor dari soal tersebut. Prosedur tersebut
(1.67%), mahasiswa (7.5%), dan karyawan dilakukan untuk setiap soal sehingga
swasta (5.83%). diperoleh koefisien korelasi setiap soal.
Dengan metode tersebut dapat diketahui
Alat Ukur konsistensi internal NuPDQ, yaitu apakah
Terdapat dua alat ukur yang soal-soal di dalam NuPDQ sudah
digunakan dalam penelitian ini. Pertama menggambarkan konstruk PSD secara
adalah kuesioner data demografis. Kedua keseluruhan. NuPDQ tidak memiliki
adalah Revised Prenatal Distress domain yang spesifik sehingga analisis di
Questionnaire (NuPDQ; Lobel et al. 2008). tingkat domain tidak dilakukan.
Alat ukur ini merupakan versi revisi dari
Prenatal Distress Questionnaire (PDQ; Prosedur
Yali & Lobel, 1999). NuPDQ berisi 17 Pengambilan data dilakukan antara 2
pernyataan mengenai perasaan-perasaan Mei 2016 sampai dengan 4 Juni 2016
yang dapat dialami oleh ibu selama melalui dua cara, yaitu penyebaran
kehamilan, serta satu pertanyaan terbuka kuesioner secara langsung dan secara
agar partisipan dapat menyebutkan daring. Penyebaran kuesioner secara daring
pengalaman yang tidak termasuk dalam dilakukan melalui aplikasi pesan singkat
soal-soal (item) NuPDQ, jika ada. NuPDQ seperti Line dan BBM, serta situs media
dapat diisi secara mandiri ataupun sosial Facebook. Penyebaran kuesioner
ditanyakan secara lisan oleh pewawancara. secara langsung dilakukan di 7 fasilitas
Partisipan mengisi NuPDQ dengan pelayanan kesehatan (fasyankes) di
memilih salah satu pilihan dalam skala nol Kalimantan Barat, yaitu RSUD Melawi, RS
(0) sampai dengan dua (2) untuk setiap Kasih Bunda Jaya, RS Citra Husada,

65
Puskesmas Kabupaten Melawi, RS Nabasa Soal nomor 2 dan 17 turut
Pontianak, RS Dahlia Sanggau, dan RSUD berkontribusi pada skor total tiap
Ade Muhammad Djoen Sintang. Partisipan partisipan, sehingga terdapat kemungkinan
dikontak secara langsung saat sedang korelasi skor total dengan soal-soal lainnya
mencari layanan kesehatan di fasyankes- turut terpengaruh. Karena itu perhitungan
fasyankes tersebut. Izin untuk melakukan corrected item-total correlation juga
pengambilan data sudah diperoleh dari dilakukan tanpa menyertakan soal nomor 2
fasyankes terkait. Kuesioner yang sudah dan 17. Tanpa kedua soal tersebut,
diisi diperiksa secara individual untuk koefisien korelasi soal-soal yang ada
memastikan kesesuaian partisipan dengan berkisar antara 0.210 sampai dengan 0.630.
kriteria partisipan yang diharapkan. Selain Dari 15 soal yang tersisa, koefisien korelasi
itu pola respon yang diberikan juga yang diperoleh meningkat pada sepuluh
diperiksa secara individual untuk soal (nomor 1, 3, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 13, dan
menghindari respon yang terus-menerus 14) dan menurun pada lima soal (nomor 4,
pada pilihan ekstrem (rendah atau tinggi) 9, 12, 15, dan 16). Namun perubahan nilai
atau di tengah-tengah. Setelah dilakukan koefisien korelasi antara versi dengan 17
pemeriksaan, diperoleh 56 partisipan dari soal dan 15 soal tidak ada yang melebihi 0.1
penyebaran kuesioner secara langsung dan poin. Dengan demikian soal nomor 2 dan
64 partisipan dari penyebaran kuesioner 17 tampaknya tidak berpengaruh besar
secara daring. Pengolahan data baik untuk terhadap skor total partisipan. Rincian hasil
analisis validitas maupun reliabilitas perhitungan yang diperoleh dengan 17 dan
dilakukan dengan bantuan piranti lunak 15 soal dapat dilihat di Tabel 1.
SPSS Statistics 22. Nunnaly dan Bernstein (1994)
menyebutkan koefisien korelasi sebesar 0.3
HASIL DAN PEMBAHASAN sebagai batas terendah corrected item-total
correlation yang dapat diterima. Secara
Validitas keseluruhan terdapat 12 soal baik pada
Validasi dengan corrected item-total versi 17 soal maupun versi 15 soal yang
correlation menghasilkan koefisien memenuhi kriteria tersebut. Pada kedua
korelasi yang berkisar antara -0.53 sampai versi terdapat tiga soal dengan koefisien
dengan 0.583. Walaupun demikian, jika korelasi bernilai positif tetapi lebih kecil
dilihat lebih jauh soal-soal dalam NuPDQ dari 0.3, yaitu nomor 3, 14, dan 15. Soal
terbagi ke dalam dua kelompok dengan nomor 3 (“Saya merasa terganggu, sedih,
nilai koefisien korelasi yang terpaut jauh. atau khawatir saat mengalami perasaan
Terdapat dua soal dengan koefisien korelasi lelah selama masa kehamilan.”) dan 15
sangat kecil dan negatif, yaitu soal nomor 2 (“Saya merasa terganggu, sedih, atau
(“Saya merasa terganggu, sedih, atau khawatir mengenai pekerjaan saya setelah
khawatir akan dampak masalah kesehatan, saya memiliki bayi.”) menanyakan stresor
seperti tekanan darah tinggi atau kencing yang cukup spesifik yaitu kelelahan selama
manis (diabetes) terhadap kehamilan kehamilan dan menjalani pekerjaan setelah
saya.”) dengan koefisien korelasi sebesar - melahirkan. Kedua hal ini belum tentu
0.53 dan soal nomor 17 (“Saya merasa relevan dengan situasi kehidupan seluruh
terganggu, sedih, atau khawatir jika kondisi partisipan. Sebagian besar responden
kesehatan bayi akan terpengaruh alkohol, penelitian adalah ibu rumah tangga
obat, atau rokok yang pernah saya sehingga status pekerjaannya kemunginan
konsumsi.”) dengan koefisien korelasi akan menetap setelah melahirkan. Selain itu
sebesar -0.54. Soal-soal lainnya memiliki cukup banyak partisipan yang masih berada
koefisien korelasi yang positif dan berkisar di bangku sekolah atau kuliah sehingga
antara 0.198 dan 0.583. memang belum memiliki pekerjaan.
Artinya respon yang diberikan pada dua

66
soal tersebut belum tentu menunjukkan biaya pakaian bayi, makanan bayi, dan
tingkat stres ibu secara keseluruhan. perawatan kesehatan untuk bayi.”) dan
Pola yang serupa ditemukan pada nomor 5 (“Saya merasa terganggu, sedih,
soal nomor 2 dan 17 yang berkaitan dengan atau khawatir mengenai biaya perawatan
hal yang cukup spesifik juga, yaitu masalah medis selama masa kehamilan.”). Isu pada
kesehatan dan perilaku tidak sehat yang kedua soal ini juga dapat dikatakan tidak
dilakukan ibu. Jika dibandingkan dengan relevan bagi semua orang seperti halnya
soal nomor 3, 14, dan 15, korelasi yang jauh soal-soal sebelumnya. Persepsi akan beban
lebih lemah pada soal nomor 2 dan 17 finansial akan berbeda bagi orang dengan
mungkin dapat dijelaskan karena stresor kondisi sosial ekonomi berbeda. Selain itu,
kedua soal tersebut hanya ditemukan pada beban finansial dapat dibagi bersama
sebagian kecil individu saja. Berbeda dengan pasangan atau keluarga, terutama
dengan kelelahan dan pekerjaan yang bagi ibu yang tidak bekerja. Namun
umum menjadi bagian kehidupan banyak berbeda dengan soal nomor 14, soal nomor
orang, masalah kesehatan yang serius dan 5 memiliki korelasi cukup kuat dengan
perilaku tidak sehat seperti merokok dan konstruk. Perbedaan ini sepertinya dapat
minum alkohol tidak dialami oleh semua dijelaskan dengan perbedaan waktu. Biaya
orang. Dalam penelitian ini, kedua stresor perawatan medis yang sudah dialami oleh
tersebut tidak relevan dengan karakteristik ibu selama kehamilannya sudah menjadi
partisipan. Data dari pertanyaan terbuka di stresor, sedangkan biaya perawatan anak
NuPDQ menunjukkan bahwa sebagian setelah kelahiran belum dialami sehingga
besar partisipan tidak melaporkan adanya belum benar-benar menjadi stresor bagi
penyakit kronis atau turunan (50.35%). ibu.
Kisaran usia partisipan yang masih muda Pemahaman mengenai keterbatasan
juga dapat berarti tidak banyak partisipan soal-soal di atas perlu penjadi dasar
yang mengalami masalah kesehatan yang pertimbangan untuk menentukan apakah
serius. Dengan demikian kontribusi soal soal-soal tersebut akhirnya perlu disertakan
nomor 2 dan 17 dalam menggambarkan dalam penggunakan NuPDQ di masa
stres ibu secara keseluruhan baru akan mendatang, baik untuk kepentingan
bermakna pada ibu yang benar-benar penelitian maupun pemeriksaan kesehatan
mengalami kondisi-kondisi tersebut. mental. Pengurangan soal dari NuPDQ
Temuan cukup menarik diperoleh perlu dilakukan dengan hati-hati mengingat
dari soal nomor 14 (“Saya merasa jumlah soal yang tidak banyak.
terganggu, sedih, atau khawatir mengenai

Tabel 1. Corrected Item-Total Correlation Setiap Soal


Versi 17 soal Versi 15 soal
Soal Corrected Item- Cronbach's Alpha Corrected Item- Cronbach's Alpha
no. Total Correlation jika soal dihapus Total Correlation jika soal dihapus
1 ,430 ,713 ,445 ,767
2 -,053 ,759 - -
3 ,258 ,730 ,286 ,781
4 ,499 ,710 ,491 ,765
5 ,421 ,713 ,461 ,766
6 ,509 ,706 ,515 ,762
7 ,449 ,712 ,461 ,767
8 ,313 ,725 ,344 ,776
9 ,425 ,714 ,423 ,769
10 ,583 ,697 ,630 ,751
11 ,364 ,720 ,387 ,773

67
12 ,326 ,724 ,319 ,777
13 ,313 ,724 ,319 ,778
14 ,198 ,735 ,210 ,787
15 ,290 ,727 ,279 ,782
16 ,334 ,723 ,300 ,779
17 -,054 ,761 - -

Reliabilitas tersebut tidak berkontribusi banyak


Koefisien reliabilitas NuPDQ dengan terhadap peningkatan reliabilitas alat ukur
menggunakan cronbach’s alpha adalah secara keseluruhan. Dengan adanya soal-
sebesar 0.736. Angka tersebut soal tersebut, skor total yang diperoleh tetap
mengindikasikan bahwa NuPDQ memiliki menggambarkan konstruk dengan kualitas
reliabilitas yang memadai menurut yang sama. Kedua, isu-isu yang ditanyakan
Nunnaly dan Bernstein (1994). Namun pada soal-soal tersebut, termasuk dua soal
mengingat adanya variasi nilai koefisien dengan koefisien korelasi negatif,
korelasi yang besar dalam analisis validitas merupakan isu-isu yang bisa terjadi pada
NuPDQ, maka analisis reliabilitas dalam seorang ibu hamil dan dapat menjadi
penelitian ini juga akan dilakukan dengan sumber stres yang signifikan. Tanpa soal-
mengeluarkan salah satu atau kedua soal soal tersebut bisa jadi ada stresor penting
dengan corrected item-total correlation yang tidak terukur pada kasus tertentu.
yang rendah. Tanpa kedua soal tersebut, Dengan demikian, penting untuk
diperoleh koefisien reliabilitas sebesar mempertahankan soal-soal tersebut dari
0.784. Jika hanya soal nomor 2 yang segi validitas konten. Ketiga, jumlah soal di
dihapus, maka akan diperoleh koefisien NuPDQ hanya sedikit sehingga
reliabilitas sebesar 0.759. Sebaliknya jika pengurangan soal dikhawatiran akan
hanya soal nomor 10 yang dihapus, maka mempersulit instrumen ini untuk
akan diperoleh koefisien reliabilitas sebesar menangkap gambaran konstruk secara utuh
0.761. Dapat dilihat bahwa perbedaan karena sampel perilaku yang ada dikurangi.
antara koefisien reliabilitas yang diperoleh Respon yang dihasilkan pada soal-
tidak mencapai 0.05 poin. Dengan soal mengenai kondisi khusus dalam
demikian mengurangi salah satu atau kedua kehamilan ibu sangat terkait dengan
soal tampaknya tidak berkontribusi secara karakteristik individu yang mengerjakan
sangat signifikan pada reliabilitas soal tersebut. Secara umum, dua soal
keseluruhan alat ukur. dengan korelasi negatif dianjurkan untuk
tidak digunakan karena dapat mengganggu
DISKUSI, SIMPULAN, & SARAN hasil pengukuran yang diperoleh, kecuali
pada populasi khusus yang relevan. Ketiga
Berdasarkan temuan-temuan yang soal dengan korelasi di bawah 0.3 masih
ada, secara umum NuPDQ dapat dikatakan dapat dipertimbangkan untuk digunakan
memiliki reliabilitas yang memadai. Terkait selama interpretasi skor akhir
validitas, sebagian besar soal-soal yang ada mempertimbangkan kelemahan ini. Hasil
sudah menunjukkan konsistensi dalam pengukuran yang diperoleh harus dianalisis
mengukur konstruk yang sama. Namun untuk mengetahui apakah skor yang ada
perlu diperhatikan bahwa sejumlah soal sebenarnya dipengaruhi oleh karakteristik
memiliki korelasi yang lemah dengan responden yang diukur sehingga menjadi
konstruk. Walaupun secara psikometrik tinggi atau rendah secara semu.
soal-soal ini tidak cukup memadai untuk Berdasarkan temuan dari penelitian
digunakan, terdapat beberapa pertimbangan ini beberapa hal dapat disarankan untuk
untuk tetap menggunakan soal-soal penelitian selanjutnya. Sampel penelitian
tersebut. Pertama, pengurangan soal-soal ini cukup terbatas dari segi usia dan latar

68
belakang etnis. Penelitian lebih lanjut
dengan sampel yang lebih heterogen dapat Penghargaan
dilakukan untuk mengetahui variasi respon Peneliti mengucapkan terima kasih
yang diberikan. Di sisi lain, penelitian kepada Anastasia Nadya Caestara, S.Psi.
dengan populasi khusus yang sangat rentan atas kontribusinya terhadap penerjemahan
PSD atau permasalahan lain terkait NuPDQ dan pengumpulan data penelitian
kehamilan juga dapat dilakukan. Dalam ini. Peneliti juga mengucapkan terima kasih
kondisi demikian, semua soal dalam kepada Christiany Suwartono, M.Si. atas
NuPDQ versi Bahasa Indonesia dapat kesediaannya untuk meninjau bahasa dan
digunakan sehingga dapat diketahui gaya tulisan artikel ini.
kegunaannya dalam situasi spesifik. Hal ini
perlu dilakukan karena indikasi dari DAFTAR PUSTAKA
penelitian sebelumnya pada populasi
berisiko tinggi menemukan bahwa NuPDQ Alderdice, F., Lynn, F., & Lobel, M.
valid untuk digunakan secara keseluruhan (2012). A review and psychometric
(Alderdice et al., 2013). evaltuation of pregnancy-specific stress
Penelitian lebih lanjut juga perlu measures. Journal of Psychosomatic
dilakukan untuk mengetahui struktur faktor Obstetrics and Gynaecology 33(2): 62-
NuPDQ versi Bahasa Indonesia. NuPDQ 77.
awalnya disusun dengan model teoretis Alderdice, F., Savage-McGlynn, E.,
yang memiliki satu dimensi (Yali & Lobel, Martin, C., McAuliffe, F., Hunter, A.,
1999; Alderdice et al., 2013). Penelitian Unterscheider, J., Daly, S., Geary, M.,
Yüksel, Akin, dan Durna (2011) dengan Kennelly, M., O’Donoghue, K.,
sampel di Turki mendukung model dengan Morisson, J. J., Burke, G., Dicker, P.,
satu faktor. Namun adanya soal-soal yang Tully, E., & Malone, F. (2013). The
memiliki korelasi rendah dengan konstruk prenatal distress questionnaire: An
dalam penelitian ini mengindikasikan investigation of factor structure in high
bahwa soal-soal tersebut tidak sepenuhnya risk population. Journal of Reproductive
mengukur satu konstruk yang sama. Dalam and Infant Psychology 31(5).
penelitian awalnya, Lobel et al. (2008) juga Anastasi, A & Urbina, S. (1997).
menyebutkan bahwa sampai taraf tertentu Psychological testing (7th ed). Indiana:
soal-soal dalam NuPDQ memiliki Prentice-Hall, Inc.
independensi. Terdapat kecenderungan Arch, J. J., (2012). Pregnancy-specific
bahwa soal-soal dalam NuPDQ mengukur anxiety: Which women are highest and
kekhawatiran ibu terhadap hal yang what are the alcohol-related risks?
berbeda-beda dalam kehamilannya. Comprehensive Psychiatry 54(3): 217-
Penelitian lebih lanjut bahkan mendukung 228.
model dengan tiga faktor untuk NuPDQ Badan Penelitian dan Pengembangan
(Alderdice, Lynn, dan Lobel, 2012; Kesehatan Kementerian Kesehatan
Alderdice et al., 2013). Struktur faktor in Republik Indonesia (Litbang Kemkes).
Indonesia penting untuk mengetahui PSD (2013). Riset Kesehatan Dasar 2013.
dalam konteks Indonesia, mengingat stresor Diakses pada 10 Januari 2018 dari
pada masa kehamilan tentu turut www.depkes.go.id/resources/download/
dipengaruhi aspek sosial dan budaya general/Hasil%20Riskesdas%202013.
Indonesia. Lebih jauh lagi, temuan Barton, K., Redshaw, M., Quigley, M. A.,
mengenai struktur faktor NuPDQ di & Carson, C. (2017). Unplanned
Indonesia dapat menambah pengetahuan pregnancy and subsequent
yang ada mengenai konstruk ini mengingat psychological distress in partnered
adanya perbedaan temuan di tempat-tempat women: A cross-sectional study of the
yang berbeda. role of relationship quality and wider

69
social suport. BMC Pregnancy and Henrichs, J., Schenk, J. J., Roza, S. J., van
Childbirth 17:44. den Berg, M. P., Schamidt, H. G.,
Biro Pusat Statistik, Badan Kependudukan Steegers E. A. P., Hofman, A., Jaddoe,
dan Keluarga Berencana Nasional, V. W. V., Verhulst, F. C., & Tiemeier,
Kementerian Kesehatan RI, & ICF H. (2010). Maternal psychological
International (BPS, BKKBN, distress and fetal growth trajectories:
Kemenkes, & ICF International). 2010. The generation R study. Psychological
Indonesia demographic and health Medicine 40: 633-643.
survey 2012. Jakarta: BPS, BKKBN, International Test Commission. (2010).
Kemenkes, & ICF International. Diakses International Test Commission
pada 8 Januari 2018 dari guidelines for translating and
dhsprogram.com/publications/publicati adaptating tests. Diakses pada 4 Januari
on-FR275-DHS-Final-Reports.cfm. 2018 dari www.intestcom.org.
Caestara, A. N. (Juli 2016). Gambaran Kementerian Komunikasi dan Informatika
Pregnancy-Specific Distress dan Republik Indonesia (Kominfo RI).
Strategi Coping Pada Remaja (2016). 2 Tahun Kerja Nyata Jokowi –
Perempuan Yang Hamil di Kalimantan JK. Diakses pada 3 Januari 2018 dari
Barat. Fakultas Psikologi Universitas web.kominfo.go.id/sites/default/files/K
Katolik Indonesia Atma Jaya. Skripsi SP%202%20Tahun%20Jokowi%20JK.
Sarjana: tidak diterbitkan. pdf.
Cannella, D., Auerbach, M., & Lobel, M. Kingston, D., Tough, S., & Whitfield, H.
(2013). Predicting birth outcomes: (2012). Prenatal and postpartum
Together, mother and health care maternal psychological distress and
provider know best. Journal of infant development. Child Psychiatry
Psychosomatic Research 75: 299-304. and Human Development 43: 683-714.
Cole-Lewis, H. J., Kershaw, T. S., Lobel, M., Cannella, D. L., DeVincent, C.,
Earnshaw, V. A., Yonkers, K. A., Lin, H. Schneider, J., Graham, J. E., & Meyer,
& Ickovics, J. R. (2014). Pregnancy- B. A. (2008). Pregnancy-specific stress,
specific stress, preterm birth, and prenatal health behaviors, and birth
gestational age among high-risk young outcome. Health Psychology 27(5): 604-
women. Health Psychology 33(9): 1033- 615.
1045. Mitchell, A. M., & Christian, L. M. (2017).
DiPietro, J. A., Novak, M. F. S. X., Financial strain and birth weight: The
Costigan, K. A., Atella, L. D., & mediating role of psyhological distress.
Reusing, S. P. (2006). Maternal Archives of Women’s Mental Health 20:
psychological distress during pregnancy 201-208.
in relation to child development at age Mollborn, S. & Morningstar, E. (2009).
two. Child Development 77(3): 573-587. Investigating the relationship between
Doyle, C., Werner, E., Feng, T., Lee, S., teenage childbearing and psychlogical
Altemus, M., Isler, J. R., & Monk, C. distress using longitudinal evidence.
(2015). Pregnancy distress gets under Journal of Health and Social Behavior
fetal skin: Maternal ambulatory 50(3): 310-326.
assessment and sex differences in Murphy, K. R., & Davidshover, C. O.
prenatal development. Developmental (2001). Psychological testing:
Psychobiology 57(5): 607-625. Principles and applications (5th ed).
Hedegaard, M., Henriksen, T. B., Sabroe, S. New Jersey: Prentice Hall.
& Secher, N. J. (1993). Psychological Nunnally, J. C. & Bernstein, I. H. (1994).
distress in pregnancy and preterm Psychometric theory (3rd ed.). New
delivery. British Medical Journal York: McGraw-Hill.
307(6898): 234-239.

70
Rondo, P. H. C., Ferreira, R. F., Nogueira, lation/migration/generalassembly/docs/
F., Ribeiro, M. C. N., Lobert, H., & globalcompact/A_RES_70_1_E.pdf.
Artes, R. (2003). Maternal Yali, A. M., & Lobel, M. (1999). Coping
psychological stress and distress as and distress in pregnancy: An
predictors of low birth weight, investigation of medically high risk
prematurity, and intrauterine growth women. Journal of Psychosomatic
retardation. European Journal of Obstetrics and Gynecology, 20(1), 39-
Clinical Nutrition 57: 266-272. 52.
Sanguanklin, N., McFarlin, B., Finnegan, Yüksel, F., Akin, S., Durna, Z. (2011). The
L., Park, C. G., Giurgescu, C., White- Turkish adaptation of the revised
Traut, R., & Engstrom, J. L. (2014). Job prenatal distress questionnaire: A
strain and psychological distress among reliability/validity and factor analysis
employed pregnant Thai women: Role study. HEAD 8(3): 43-51.
of social support and coping strategies.
Archives of Women’s Mental Health 17:
317-326.
Susanti, N. N., (2008). Psikologi
Kehamilan. Jakarta: EGC.
United Nations Departement of Economic
and Social Afffairs, Population Division
(UNDESA). (Desember 2011).
Population facts 2011. Diakses pada 4
Januari 2018 dari
www.un.org/en/development/desa/popu
lation/publications/pdf/popfacts/PopFac
ts_2011-1.pdf.
United Nations Departement of Economic
and Social Afffairs, Population Division
(UNDESA). (2013). Adolescent fertility
since the international conference on
population and development in Cairo
(ST/ESA/SER.A/337 [2013]). Diakses
pada 4 Januari 2018 dari
www.un.org/en/development/desa/popu
lation/publications/pdf/fertility/Report_
Adolescent-Fertility-since-ICPD.pdf.
United Nations General Assembly
(UNGA). (8 September 2000). United
nations millenium declaration
(A/RES/55/2 [2000]). Diakses pada 3
Januari 2018 dari
www.un.org/millennium/declaration/are
s552e.pdf.
United Nations General Assembly
(UNGA). (25 September 2015).
Transforming our world: The 2030
agenda for sustainable development
(A/RES/70/1 [2015]). Diakses pada 3
Januari 2018 dari
www.un.org/en/development/desa/popu

71

Anda mungkin juga menyukai