Anda di halaman 1dari 19

KONSEP DASAR TEKNOLOGI KESEHATAN

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1

FIFIN AYU IKA LESTARI : PO7124419048


ITA MAULIDA : PO7124419052
MELA HASDIAN : PO7124419057
RIA AGUSTINA : PO7124419064
RITA ZAHARA : PO7124419069
RIZKA AMALIA PUTRI : PO7124419070
SUCI AISYAH : PO7124419074
VIDA IVANDA : PO7124419077

MATA KULIAH : TEKHNOLOGI TEPAT GUNA


DALAM PELAYANAN KEBIDANAN
DOSEN PEMBIMBING : EVA PURWITA, SST., M.Keb

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES ACEH JURUSAN KEBIDANAN
PRODI D-IV KEBIDANAN BANDA ACEH
2020

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga kelompok dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “KONSEP DASAR TEKNOLOGI
KESEHATAN”.
Adapun makalah ini telah dibuat semaksimal mungkin dan tentunya
dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Namun tidak lepas dari semua itu, kelompok menyadari sepenuhnya
bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusunan bahasanya maupun segi lainnya.
Oleh karena itu kelompok mengharapkan adanya saran dan kritik dari para
pembaca untuk memperbaiki makalah ini kedepannya.
Kelompok mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
menambah wawasan serta ilmu pengetahuan dan dapat memberikan inspirasi
terhadap pembaca.

Aceh Besar, Maret 2020

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ..................................................................................................
ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................
iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................
1
B. Tujuan.................................................................................................................
2
C. Manfaat...............................................................................................................
2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Defenisi Teknologi Kesehatan............................................................................
3
B. Ruang Lingkup Teknologi Kesehatan ................................................................
4
C. Manfaat Teknologi Kesehatan............................................................................
5
D. Penggembangan Teknologi Kesehatan...............................................................
9

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.........................................................................................................
14
B. Saran ...................................................................................................................
14

DAFTRA ISI .................................................................................................................


15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Revolusi teknologi di bidang kesehatan yang telah dicapai sampai saat
ini merupakan ciri yang bermakna dalam kehidupan modern. Walaupun
demikian kekuatan teknologi harus dimanfaatkan secara hati-hati dan penuh
tanggungjawab, untuk menjamin bahwa kita menerapkan secara efisien dan
manusiawi. Penggunaan teknologi kesehatan yang tepat melibatkan tidak
hanya penguasaan ilmu pengetahuan, peralatan teknik atau mesin dan konsep-
konsep tetapi juga untuk mengetahui masalah-masalah ekonomi, etika dan
moral. Manusia yang dikaruniai akal dan budi akan selalalu berusaha dalam
menemukan dan menggunakan teknologi untuk mengeksploatasi alam dalam
kehidupannya. Perkembangan dalam menemukan dan mengunakan teknologi
yang diperoleh melalui ilmu pengetahuan sejalan dengan perkembangan
kebudayaan manusia dengan ruang dan waktunya
Menurut Anbar, teknologi kesehatan dipandang dari perspektif
peralatan secara praktis melibatkan semua jenis teknologi : akustik, mekanik,
elektrik dan elektronik; kimiawi, fisikokimiawi, elektromagnit dan optik.
Tekhnologi kesehatan merupakan bagian penting dalam meningkatkan derajat

iv
kesehatan, melalui tekhnologi tersebut maka pembangunan kesehatan dapat
tercapai lebih efektif, efisien, dan tepat sasarannya.
Pelayanan kesehatan dan sistem kesehatan menghadapi perubahan-
perubahan yang dramatis dalam teknologi kesehatan. Perubahan ini akan
mempengaruhi arah pelayanan kesehatan yang disampaikan dan digunakan
dan hubungan antara penyedia pelayanan kesehatan dan pemakai atau pasien.
Perkembangan yang cepat dalam teknologi kesehatan memberikan peluang
(opportunities) dan tantangan-tantangan (challenges) dalam penyampaian
pelayanan kesehatan yang bermutu tinggi (high quality) dan efisien. Di
samping itu juga untuk pengendalian terjadinya kesalahan medis (medical
error), penurunan biaya dan perbaikan hubungan pasien-dokter. Riset-riset
pelayanan kesehatan dipusatkan pada pengembangan teknologi (technology
development) dan aplikasi klinis untuk keberhasilan implementasi di
lingkungan pelayanan kesehatan.
Keberhasilan dari suatu sistem pelayanan kesehatan sangat
bergantung pada berbangai komponen yang ada; baik dana, fasilitas
penunjang, maupun sumber daya manusia. Teknologi kesehatan menjadi
instrumen bagi manusia dalam memenuhi kebutuhannya juga untuk
meningkatkan mutu kehidupannya (quality of life) tanpa meninggalkan
budaya lokal. Tanpa penguasaan teknologi maka sebagai bangsa, Indonesia
tidak memiliki kemampuan untuk menjamin eksistensinya dan
kemandiriannya (self reliance). Oleh karena itu segala upaya harus
diusahakan untuk dapat memiliki dan menguasai teknologi untuk dapat
mempertahankan eksistensinya menghadapi masa depan yang tidak pasti.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mampu mempelajari serta memahami tekhnologi tepat guna dalam
pelayanan kebidanan yaitu konsep dasar teknologi kesehatan.
2. Tujuan khusus

v
a. Dapat memahami defenisi teknologi kesehatan.
b. Dapat mengetahui ruang lingkup teknologi kesehatan.
c. Dapat mengetahui manfaat teknologi kesehatan.
d. Dapat mengetahui penggembangan teknologi kesehtan.

C. Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari adanya tekhnologi kesehatan
yaitu mempermudah bagi tenaga medis dalam memberikan pelayanan
kesehatan yang efisien dan efektif serta memudahkan para tenaga
kesehatan untuk memonitor kodisi kesehatan pasien.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Defenisi Teknologi Kesehatan


Teknologi berasal dari kata Yunani techne yang berarti seni (art)
atau keterampilan, dari kata itu diturunkan kata teknik dan teknologi. Teknik
adalah cara, metoda atau kemampuan untuk memenuhi persyaratan-
persyaratan keterampilan dalam bidang tertentu.
Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang
barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.
Teknologi adalah metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis; ilmu
pengetahuan terapan atau keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-
barang yg diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia
(KBBI, 2008).
Teknologi kesehatan didefinisikan sebagai seperagkat teknik-teknik,
obat-obatan, prosedur yang digunakan oleh profesional kesehatan dalam
memberikan pelayanan medis kepada perorangan dan pelayanan kesehatan di
masyarakat.
Menurut UU RI No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan, teknologi
kesehatan adalah segala bentuk alat dan/atau metode yang ditujukan untuk

vi
membantu menegakkan diagnosa, pencegahan, dan penanganan permasalahan
kesehatan manusia. Tercantum dalam pasal 42 dinyatakan bahwa :
Ayat 1. : Teknologi dan produk teknologi kesehatan diadakan diteliti,
diedarkan dan dikembangkan dan dimanfaatkan bagi kesehatan masyarakat.
Ayat 2. : Teknologi kesehatan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1)
mencakup segala metode dan yang digunakan untuk mencegah terjadinya
penyakit, mendeteksi adanya penyakit, meringankan penderitaan akibat
penyakit, menyembuhkan, memperkecil komplikasi dan memulihkan
kesehatan setelah sakit.
Menurut Rogowski (2007) Teknologi kesehatan dibagi dalam 5 kelompok
sebagai berikut :
1. Obat-obat; meliputi : bahan-bahan kimia dan subtansi biologis yang
dipakai untuk dimakan, diinjeksikan ke tubuh manusia untuk kepentingan
medis
2. alat-alat (device) meliputi : alat-alat khusus untuk tujuan : diagnostik,
terapi.
3. prosedur bedah dan medis atau kombinasinya yang sering kali sangat
komplek.
4. sistem penunjang atau support system : adalah teknologi yang digunakan
untuk memberikan pelayanan medis di rumah sakit.
5. sistem organisasional, adalah teknologi yang digunakan untuk menjamin
penyampaian pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien.

B. Ruang Lingkup Teknologi Kesehatan.


Ruang lingkup teknologi kesehatan adalah menyediakan informasi
salah satunya melalui mesin USG yang merupakan bagian dari USG dimana
fungsinya untuk mengolah data yang diterima dalam bentuk gelombang.
Mesin USG adalah CPUnya USG sehingga di dalamnya terdapat komponen-
komponen yang sama seperti pada CPU pada PC. Teknologi dalam ruang
lingkup kesehetan lainnya yaitu Doppler yang berguna untuk mengetahui
detak jantung normal atau tidak, dan untuk menunjukkan adanya perbedaan

vii
frekuensi  bunyi  yang diterima oleh pendengar dan yang dikeluarkan oleh
sumber bunyi (Szilagyi.PG. 2009).
Penyedia pelayanan kesehatan adalah pihak yang dapat memberikan
suatu layanan tertentu kepada konsumen baik berupa jasa-jasa maupun
barang. Apa yang ada merupakan petunjuk mengenai sumber daya yang
secara faktual dan potensial tersedia untuk pemecahan masalah. Kesehatan
menjadi instrumen bagi manusia dalam memenuhi kebutuhannya juga untuk
meningkatkan mutu kehidupannya tanpa meninggalkan budaya local
(Szilagyi.PG. 2009).

Penyedia pelayanan kesehatan adalah pihak yang dapat memberikan


suatu layanan tertentu kepada konsumen baik berupa jasa-jasa maupun
barang. Apa yang ada merupakan petunjuk mengenai sumber daya yang
secara faktual dan potensial tersedia untuk pemecahan masalah. Kesehatan
menjadi instrumen bagi manusia dalam memenuhi kebutuhannya juga untuk
meningkatkan mutu kehidupannya tanpa meninggalkan budaya local
(Szilagyi.PG. 2009).
Selain itu di lingkup kesehatan lainnya juga banyak teknologi seperti
Suctioning atau penghisapan adalah tindakan untuk mempertahankan jalan
nafas sehingga memungkinkan terjadinya proses pertukaran gas yang adekuat
dengan cara mengeluarkan secret pada klien yang tidak mampu
mengeluarkannya sendiri. Suction adalah suatu tindakan untuk membersihkan
jalan nafas dengan memakai kateter penghisap melalui nasotrakeal tube
(NTT), orotraceal tube (OTT), traceostomy tube (TT) pada saluran pernafasa
bagian atas. Bertujuan untuk membebaskan jalan nafas, mengurangi retensi
sputum, merangsang batuk, mencegah terjadinya infeksi paru. ini
dikontraindikasikan pada klien yang mengalami kelainan yang dapat
menimbulkan spasme laring terutama sebagai akibat penghisapan melalui
trakea gangguan perdarahan, edema laring, varises esophagus, perdarahan
gaster, infark miokard (Szilagyi.PG. 2009).

viii
Kebutuhan manusia timbul secara alami dari diri manusia untuk
memenuhi segala sesuatu yang diperlukan dalam kehidupannya sebagai alat
mencukupi kebutuhan hidupnya dalam kaitannya dalam pelayanan kesehatan.
Keinginan tersebut diwujudkan dalam permintaan dengan bentuk mencari
penyedia layanan kesehatan. Pihak yang meminta dan menggunakan
pelayanan kesehatan sebagai pengguna (Szilagyi.PG. 2009).

C. Manfaat Teknologi Kesehatan


Manfaat teknologi di bidang kesehatan yaitu untuk mengelola data
menjadi informasi dan pengetahuan yang berguna bagi praktisi kesehatan,
sehingga dapat berkonsentrasi untuk mengidentifikasi, memperoleh
memanipulasi, menyimpan dan mentransformasikan data menjadi informasi
yang bermanfaat untuk tindak lanjutan dalam bidang kesehatan (Szilagyi. PG.
2009).
Teknologi dalam kesehatan mempunyai peran yang sangat penting,
terutama dalam memberikan kualitas atau mutu pelayanan kesehatan. Ada
beberapa manfaat teknologi dalam bidang kesehatan, diantaranya: 
1. Rekam medis berbasis computer
Rekam medis berbasis komputer (Computer Based Medical
Record). Salah satu tantangan besar dalam penerapan teknologi informasi
dan komunikasi di rumah sakit adalah penerapan rekam medis berbasis
komputer. Pengertian rekam medis berbasis komuter adalah penggunaan
database untuk mencatat semua data medis, demografis serta setiap event
dalam manajemen pasien di rumah sakit. Rekam medis berbasis komputer
akan menghimpun berbagai data klinis pasien baik yang berasal dari hasil
pemeriksaan dokter, digitasi dari alat diagnosis (EKG), radiologi, dll),
konversi hasil pemeriksaan laboratorium maupun interpretasi
klinis. Rekam medis berbasis komputer yang lengkap biasanya disertai
dengan fasilitas sistem pendukung keputusan (SPK) yang memungkinkan
pemberian alert, reminder, bantuan diagnosis maupun terapi agar dokter
maupun klinisi dapat mematuhi protokol klinik (Szilagyi. PG. 2009).

ix
2. Teknologi penyimpan data portable.
Teknologi penyimpan data portabel menjadi salah satu aspek
penting dalam pelayanan kesehatan yang menggunakan pendekatan
rujukan (referral system) adalah continuity of care. Dalam konsep ini,
pelayanan kesehatan di tingkat primer memiliki tingkat konektivitas yang
tinggi dengan tingkat rujukan di atasnya. Salah satu syaratnya adalah
adanya komunikasi data medis secara mudah dan efektif. Beberapa
pendekatan yang dilakukan dengan menggunakan teknologi informasi
adalah penggunaan smart card (kartu cerdas yang memungkinkan
penyimpanan data sementara).
Aplikasi penyimpan data portabel sederhana adalah barcode (atau
kode batang). Barcode ini sudah jamak digunakan di kalangan industri
sebagai penanda unik merk dagang tertentu. Hal ini jelas sekali
mempermudah supermarket dan gudang dalam manajemen retail dan
inventory. Food and Drug Administration (FDA) di AS telah mewajibkan
seluruh pabrik obat di AS untuk menggunakan barcode sebagai penanda
obat. Penggunaan barcode juga akan bermanfaat bagi apotik dan instalasi
farmasi di rumah sakit dalam mempercepat proses inventory (Szilagyi.
PG. 2009).
Selain itu, penggunaan barcode juga dapat digunakan sebagai
penanda unik pada kartu dan rekam medis pasien. Teknologi penanda
unik yang sekarang semakin populer adalah RFID (Radio Frequency
Identifier) yang memungkinkan pengidentifikasian identitas melalui radio
frekuensi. Jika menggunakan barcode, rumah sakit masih memerlukan
barcode reader, maka penggunaan RFID akan mengeliminasi penggunaan
alat tersebut. Setiap barang (misalnya obat ataupunberkas rekam medis)
yang disertai dengan RFID akan mengirimkan sinyal terus menerus ke
dalam database komputer. Sehingga pengidentifikasian akan berjalan
secara otomatis (Szilagyi. PG. 2009).
3. Teknologi Nirkabel.

x
Pemanfaatan jaringan computer dalam dunia medis sebenarnya
sudah dirilis sejak hampir 40 tahun yang lalu. Pada tahun 1976/1977,
University of Vermon Hospital dan Walter Reed Army Hospital
mengembangkan local area network (LAN) yang memungkinkan
pengguna dapat log on ke berbagai komputer dari satu terminal di nursing
station.
Saat itu, media yang digunakan masih berupa kabel coaxial. Saat
ini jaringan nirkabel menjadi primadona karena pengguna tetap
tersambung ke dalam jaringan tanpa terhambat mobilitasnya oleh kabel.
Melalui jaringan nirkabel, dokter dapat selalu terkoneksi ke dalam
database pasien tanpa harus terganggu mobilitasnya (Szilagyi. PG. 2009).
4. Penggunaan monitor dan alat-alat kesehatan.
Dengan system computer yang terhubung kepada pasien untuk
memantau keadaan pasien terutama pada pasien-pasien yang memerlukan
perawatan intensif. Beberapa contoh alat yang menggunakan system
komputerisasi adalah monitor tanda-tanda vital, infuse pump untuk memantau
tetesan infuse, syringe pump untuk memantau pemberian obat-obatan likuid
dalam tabung suntik, ventilator untuk alat bantu nafas pasien, dan DC shock
(Szilagyi. PG. 2009).
5. Penyakit atau keadaan kesehatan pasien.
Kegunaan komputer di bidang kedokteran salah satunya adalah untuk
mendiagnosa penyakit yang tidak terlihat dan menemukan obat yang tepat.
Komputer memudahkan seorang dokter dalam menganalisa organ-organ tubuh
manusia tanpa operasi dengan menggunakan computer, antara lain yaitu :
a. Sistem CAT (Computerized Axial Tomography) digunakan untuk
menggambar struktur otak dan mengambil gambar seluruh organ tubuh yang
tidak bergerak dengan cara menggunakan sinar-X.
b. Sistem DSR (Dynamic Spatial Reconstructor), yaitu melihat gambar dari
berbagai sudut organ tubuh.

xi
c. SPECT (Single Photon Emission Computer Tomography), merupakan suatu
sistem komputer yang mempergunakan gas radioaktif untuk mendeteksi
partikel-partikel tubuh yang ditampilkan dalam bentuk gambar
d. sPET (Position Emission Tomography) merupakan suatu sistem komputer
yang menampilkan gambar yang mempergunakan isotop radioaktif
e. NMR (Nuclear Magnetic Resonance), yaitu teknik mendiagnosa dengan
cara memagnetikkan nucleus (pusat atom) dari atom hydrogen. Dengan
munculnya pemanfaatan komputer dalam bidang kedokteran, hal tersebut
sangat membantu seorang dokter dalam mendiagnosis penyakit sekaligus
memberi obat.
f. Ultrasound sonografi (USG) adalah diagnostik berbasis teknik pencitraan
medis yang digunakan untuk memvisualisasikan otot, tendon, dan organ
internal banyak, untuk menangkap ukuran, struktur dan setiap lesi patologis
dengan gambar real time tomografi. USG telah digunakan oleh
sonographers untuk gambar tubuh manusia untuk setidaknya 50 tahun dan
telah menjadi salah satu alat diagnostik yang paling banyak digunakan
dalam kedokteran modern. Teknologi ini relatif murah dan portabel,
terutama bila dibandingkan dengan modalitas lainnya, seperti Magnetic
Resonance Imaging (MRI) dan Computed Tomography (CT). USG juga
digunakan untuk memvisualisasikan selama kehamilan disebut sebagai
sonografi obstetrik. Energi ultrasound menghasilkan gelombang tekanan
mekanik melalui jaringan lunak. Gelombang tekanan ini dapat
menyebabkan gelembung mikroskopik pada jaringan hidup dan distorsi dari
membran sel, mempengaruhi fluks ion dan aktivitas intraseluler (Szilagyi.
PG. 2009).

D. Penggembangan Teknologi Kesehatan.


Secara umum teknologi di bidang kesehatan yang mengalami
perubahan begitu pesat yaitu dalam hal penggunaan rekam medis. Rekam
medis dengan berbasis komputer akan menghimpun berbagai data klinis
pasien secara lengkap. Kemajuan teknologi lainnya yaitu adanya resep

xii
elektronik. Jika pada zaman dahulu, penulisan resep secara manual yang lebih
memungkinkan adanya keselahan. Pada saat ini, resep elektronik ini
diharapkan dapat mengurangi kesalahan pembacaan oleh pihak lain yang
mengolah resep tersebut menjadi obat yang diberikan kepada pasien (Dr. dr.
P. Sudiharto, Sp. BS. 2009)
Selain itu, resep elektronik merupakan bagian dari sistem catatan
kesehatan pasien yang akan membantu tenaga kesehatan untuk menghindari
kesalahan-kesalahan yang biasanya terjadi dalam peresepan obat misalnya
interaksi obat, cara pemakaian yang salah, atau pencegahan reaksi alergi
akibat obat. Selain itu, adanya alat-alat canggih dalam bidang kesehatan yang
berfungsi untuk menunjang dalam penanganan pasien seperti mesin USG
yang dapat mendeteksi penyakit sejak dini, cangkok jantung, cangkok ginjal
dan perkembangan tekonologi lainnya (Dr. dr. P. Sudiharto, Sp. BS. 2009)
Pengembangan mempunyai makna proses, cara mengembangkan
agar menjadi maju, baik atau sempurna. Pengembangan teknologi kesehatan
dapat dibedakan dalam 4 tahapan, diantaranya yaitu :
1. Inovasi
Inovasi memunculkan kebaruan (novelty) dalam pengetahuan ilmu
kedokteran, praktek kedokteran atau organisasi. Kebanyakan inovasi
adalah sebagai hasil dari banyaknya kemajuan-kemajuan yang kecil yang
secara individual mungkin tidak berarti tetapi mempunyai efek yang
kumulatif.
Teknologi yang baru jarang berkembang dalam satu langkah saja,
Modikasi dan pengembangan teknologi merupakan proses yang berjalan
berkesinambungan. Inovasi teknologi kesehatan merupakan suatu proses
yang saling terkait jarang mempunyai pengembangan teknologi yang
merupakan garis lurus. Biasanya dimulai dengan pengenalan akan
kebutuhan, dimana klinisi sebagai penyedia utama pelayanan kesehatan
sebagai orang yang kemungkinan paling mengetahui apa yang dibutuhkan
dan menyatakan masalah dalam konteks yang secara medis tepat. Proses

xiii
inovasi teknologi pada umumnya diawali dengan suatu proses
pengembangan ilmu pengetahuan melalui riset dasar.
Menurut McKinlay (1981) melukiskan tujuh tahap dalam inovasi
medis sebagai berikut :
a. laporan pendahuluan yang menjanjikan berdasarkan evikasi, inovasi
medis terhadap beberapa kasus tanpa control
b. pemakaian atau pengambilan teknologi oleh profesional atau
organisasional; (3) penerimaan publik (pihak ketiga)
c. laporan observasional dan prosedur standar
d. uji kendali acak (randomize control trial)
e. pengaduan oleh professional
f. teknologi mengalami kehilangan kepercayaannya dan erosi

2. Penggembangan.
Proses pengembangan teknologi dibedakan menjadi :
a. Teknologi bakalan (emerging technology) adalah teknologi yang
sedang diterapkan dalam taraf pengembangan di laboratorium
inkubator atau sedang dalam uji coba laboratorium.
b. Teknologi baru (new technology), Teknologi baru secara fundamental
berbeda dengan teknologi yang sudah ada sebelumnya. Teknologi ini
biasanya menunjukkan perbaikan dalam diagnosis dan ketepatan
diagnosis, demikian juga memberikan teknologi terapi yang baru.
Contoh teknologi diagnostik baru : Multislices CT (Computerized
Tomograph ) Scan lebih baik bila dibandingkan dengan CT scan tipe
lama. Teknologi terapi baru : intervensi endovaskuler, transplantasi
organ, organ buatan (Artifisial Organ), katup jantung prostetik.
c. Teknologi masa kini (current technology, establish technology) adalah
teknologi yang sudah biasa dikenal, contohnya : MRI (Magnetic
Resonance Imaging).
d. Teknologi masa depan (future technology) seperti : sistem
mikroelektro mekanik, robotik untuk membantu pembedahan sebagai

xiv
pengembangan dari kombinasi Ilmu Fisika, Tehnik dan Ilmu
Informasi, Nano tehnologi, Rekayasa Genetik dan sebagainya.

3. Difusi atau Disiminasi


Difusi teknologi adalah suatu proses dimana teknologi memasuki
dan menjadi bagian dari sistem pelayanan kesehatan. Fase ini mengikuti
tahap riset dan pengembangan dan mungkin juga tidak mengikuti uji
klinik yang teliti untuk menunjukkan efikasi dan keselamatan pasien.
Pada awal fase difusi biasanya berjalan lambat, hal ini
menunjukkan kehati-hatian dari sebagian pengguna walaupun boleh jadi
juga menunjukkan masalah komunikasi informasi tentang inovasi yang
sudah dikembangkan.
Penelitian-penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
difusi ini dipengaruhi oleh pembuat keputusan dan kendala-kendala yang
dihadapi oleh perorangan terhadap keputusan untuk penggunaan
teknologi tersebut. Untuk rumah sakit biasanya terkendala dengan
keterbatasan anggaran atau kendala dalam penggunaannya. Hasil-hasil
dari uji klinik dan pengalaman di praktek lapangan terpengaruh terhadap
sikap dan perilaku dokter. Jika hasilnya positip difusi berjalan cepat dan
akan berlanjut sampai ada teknologi baru yang menggantikannya. Bila
bukti-bukti klinis tidak jelas atau negatif mungkin akan memperlambat
difusi atau bahkan menolak teknologi tersebut.

4. Evaluasi
Evaluasi teknologi kesehatan menyangkut beberapa faktor, diantaranya :
a. Potensi untuk terapi.
Apakah teknologi terapi yang baru itu lebih bermanfaat
dibandingkan dengan kerugian terhadap pasien yang diagnosanya tepat,
diobati dengan tepat dan taat pada rekomendasi pengobatan tersebut.
b. Kemampuan untuk diagnosis dan skrining.

xv
Teknologi untuk diagnosis/skrining tumbuh paling cepat dalam
teknologi kesehatan, misalnya pengembangan dalam CT Scan dan MRI.
Teknologi untuk diagnosis dan skrining dikaitkan dengan kemanfaatan
terapi dan untuk meningkatkan perbaikan hasil akhir (outcome). Hal ini
dapat dibedakan dalam beberapa tingkatan sebagai berikut :
1) kemampuan teknologis dari alat diagnostik yang menunjukkan
kinerja spesifikasi yang dilakukan di lingkungan laboratorium,
2) Akurasi diagnostik. Teknologi memberikan informasi yang
memungkinkan personil kesehatan membuat lebih akurat
penilaiannya dan berat ringannya penyakit
3) Pengaruh terhadap penyedia pelayanan. Teknologi memberikan
personil kesehatan lebih percaya terhadap diagnosis dan oleh
karenanya mengurangi kecemasan dan meningkatkan kenyamanan,
4) Efek terapi. Keputusan terapi yang dibuat oleh profesional kesehatan
dapat berubah sebagai hasil aplikasi teknologi
5) Outcome, pasien akan menentukan aplikasi teknologi yang
bermanfaat bagi pasien.
c. Efektivitas di masyarakat.
Untuk menentukan efektivitas teknologi di masyarakat perlu
dilibatkan penilaian terhadap besarnya peningkatan derajat kesehatan
yang dapat diharapkan sebagai akibat aplikasi dari teknologi spesifik di
dalam masyarakat atau populasi yang terjangkau. Kepatuhan
profesional kesehatan merupakan salah satu komponen efektivitas
penggunaan teknologi di masyarakat di sini diperlukan informasi sejauh
mana profesional kesehatan tersebut mematuhi aplikasi teknologi yang
diperlukan untuk aplikasi diagnosa yang tepat dan teknologi
manajemen (pencegahan, penyembuhan paliatif dan rehabilitasi).
Pendidikan kedokteran berkelanjutan sangat penting untuk menjamin
bahwa dokter dan profesional kesehatan terlibat secara benar dalam
penerapan teknologi baru.
d. Evaluasi kepatuhan pasien.

xvi
Seberapa jauh kepatuhan pasien terhadap penyedia pelayanan
kesehatan dalam hal rekomendasi dan terapi dapat dinilai tergantung
dari jenis teknologi yang secara substansial mempengaruhi besarnya
manfaat yang diperoleh darinya.
e. Evaluasi cakupan (Evaluation Coverage).
Cakupan disini diartikan sebagai seberapa jauh teknologi yang
bermanfaat diterapkan secara tepat terhadap semua pasien atau
masyarakat yang memperoleh manfaat darinya. Cakupan melukiskan
apakah pasien secara individual memerlukan atau tidak teknologi
tersebut.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teknologi kesehatan tepat guna atau appropriate health technology
adalah metoda-metoda, prosedur-prosedur, teknik-teknik, dan peralatan yang
secara ilmiah sah sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan lokal dan dapat
diterima oleh yang memakainya dan dapat dipelihara dan dimanfaatkan
dengan sumbersumber masyarakat atau negara dapat menyediakannya. Masih
banyak kendala pengembangan teknologi kesehatan di negara berkembang.
Hasil atau outcome yang sering dievaluasi dalam penelitian alat-alat medis
adalah tentang kemampuannya, menurunkan angka mortalitas, komplikasi
yang terkait dengan pemakaian alat, menurunkan jumlah lama hari rawat di
rumah sakit (length of stay), dapat mempercepat proses penyembuhan
penyakit, mengurangi waktu pemulihan. Dari ruang lingkup kesehatan, begitu
banyak pembahasan dan pengaplikasian Sistem Informasi dan Teknologi

xvii
untuk membangun atau membuat suatu sarana kesehatan yang dimanfaatkan
demi membangun Sarana kesehatan yang berkualitas dibidang kesehatan
terutama dalam hal kebidanan.
Sebelum menggunakan teknologi, terlebih dahulu kita lakukan
penerapan teknologi tepat guna kepada masyarakat. Dengan adanya
penerapan ini di harapkan masyarakatnya berubah dan mengerti tentang
manfaat tegnologi dan mampu menggunakan tegnologi tersebut dengan
sebaik mungkin. Sehingga penggunaa dari tegnologi tersebut bermanfaat
bagi masyarakat, yaitu dapat memenuhi kebutuhan individu atau
masyarakat  karena kebutuhan masyarakat semakin hari semakin meningkat.

B. Saran
Segala upaya harus diusahakan untuk dapat memiliki dan
menguasai teknologi untuk dapat mempertahankan eksistensi menghadapi
masa depan yang tidak

DAFTAR PUSTAKA

Juaria, Henny. 2016. Bahan Ajar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Akbid Griya
Husada: Surabaya

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pusat


Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan. Sekretariat Negara. Jakarta.

Rogowski. W. 2007. Current impact of gene technology on healthcare. A map of


economic assessment. Health Policy, 80 : 340 – 357.

Sudiharto, P. 2009. Orasi Pengembangan Teknologi Kesehatan Untuk Menjawab


Tantangan Dan Kebutuhan Masa Depan Demi Kemandirian Bangsa.
Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta.

xviii
Szilagyi, P.G. 2009. Translation Research and Pediatrics. Academic Pediatric 9 :
71-80

xix

Anda mungkin juga menyukai