DISUSUN
PO.530324119015
DISUSUN
PO.530324119015
i
ii
iii
BIODATA PENULIS
Agama : Katolik
iv
ABSTRAK
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena hanya atas berkat
dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul “Gambaran
pengetahuan gizi dan kebiasaan sarapan remaja putri usia di program studi D-III gizi Poltekkes
Kemenkes Kupang”. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan
Karya Tulis Ilmiah.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ...................................................................................................................v
C. Tujuan ..........................................................................................................3
D. Manfaat ........................................................................................................4
E. Keaslian Penelitian.......................................................................................5
vii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................7
1. Pengetahuan .........................................................................................7
2. Sarapan ...............................................................................................11
3. Remaja ................................................................................................14
I. Etika Penelitian.........................................................................................23
A. Hasil..........................................................................................................24
B. Pembahasan ..............................................................................................30
viii
BAB V KESIMPULAN DAN PEMBAHASAN ........................................................34
A. Kesimpulan ...............................................................................................34
B. Saran .........................................................................................................34
LAMPIRAN..................................................................................................................38
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usia remaja (10-19 tahun) biasanya sangat rentan terhadap masalah gizi, karena
pada usia remaja banyak mengalami perubahan secara hormonal dan berpengaruh pada
perubahan fisiknya. Pertumbuhan fisik menyebabkan remaja membutuhkan asupan
nutrisi yang lebih besar dari masa anak-anak. Ditambah lagi pada masa ini, remaja sangat
aktif dengan berbagai kegiatan, baik itu kegiatan sekolah maupun olahraga. Khususnya
pada remaja putri, asupan nutrisi juga dibutuhkan untuk persiapan reproduksi (Sundari,
2011) .
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2018) menunjukan sebanyak
14,5% WUS tidak hamil berusia 15-49 tahun mengalami KEK. Prevalensi tertinggi
berdasarkan karakteristik umur ditemukan pada kelompok usia 15-19 tahun sebesar
36,3%. Sedangkan, sebanyak 17,3% WUS hamil berusia 15-49 tahun mengalami KEK,
dengan kelompok usia 15-19 tahun memiliki proporsi tertinggi (33,5%). Survey Diet
Total (SDT) 2014 menunjukan, rata-rata tingkat kecukupan energi kelompok usia remaja
13-18 tahun sebesar 72,3% dan protein 82,5%, angka tersebut paling rendah apabila
dibandingkan dengan kelompok usia lainnya. Prevalensi tertinggi Kurang Energi Kronis
pada wanita hamil menurut karakteristik umur diprovinsi NTT ditemukan pada kelompok
usia 15-19 tahun sebesar 45,40%. Sedangkan sebanyak 59,35% wanita tidak hamil
berusia 15-19 tahun mengalami KEK. Prevalensi Kurang Energi Kronis pada wanita
hamil dan tidak hamil menurut provinsi NTT sebanyak 36,80% wanita hamil mengalami
KEK dan sebanyak 32,54% wanita tidak hamil mengalami KEK. Prevalensi Kurang
Energi Kronis pada wanita hamil dan tidak hamil menurut kota Kupang sebanyak 40,24
wanita hamil mengalami KEK dan sebanyak 25,31% wanita tidak hamil mengalami
KEK.
Penyebab KEK pada remaja putri salah satunya adalah perilaku makan yang
salah. Zaman sekarang, kenaikan berat badan dan penampilan fisik merupakan perhatian
utama remaja putri. Hal tersebut membuat salah satu faktor penyebab KEK adalah
1
perilaku makan remaja putri. Perilaku makan pada remaja yang menjadi penyebab KEK
antara lain hanya makan makanan yang dianggap tidak membuat gemuk, menggunakan
pil diet yang tidak diketahui keamaannya, bahkan melewatkan waktu makan demi
memiliki tubuh yang ideal (Palupi 2012). Perilaku terbentuk dari adanya sebuah tindakan
yang dilakukan secara berulang-ulang, tindakan terjadi karena didasari oleh sikap, dan
sikap terbentuk karena adanya pengetahuan (Febriyanto, 2016). Menurut Soekirman
(2000), terdapat beberapa faktor penyebab KEK, diantaranya asupan makanan dan
pengetahuan. Kurangnya informasi mengenai gizi akan berakibat pada berkurangnya
kemampuan dalam menerapkan gizi yang beragam dan berimbang dalam kehidupan
sehari-hari. Berdasarkan beberapa hasil penelitian, salah satu cara yang tepat dilakukan
untuk menanggulangi KEK adalah dengan meningkatkan pengetahuan terkait gizi
seimbang pada remaja dengan memberikan pendidikan gizi yang tepat dan efektif.
Pendidikan gizi dilakukan dengan tujuan remaja putri memiliki pengetahuan gizi yang
cukup sehingga dapat dilakukan pencegahan penyimpangan konsumsi makan. Dampak
KEK pada remaja antara lain anemia, perkembangan organ yang kurang optimal,
pertumbuhan fisik kurang, yang dapat berpengaruh terhadap produktivitas seorang remaja
(Prastika, dkk, 2019).
Pengetahuan gizi yang baik akan mempengaruhi tindakan seseorang dalam
pemenuhan kebutuhan gizi melalui konsumsi makanannya. Pengetahuan gizi diartikan
sebagai pengetahuan tentang ilmu gizi seperti zat gizi dan sumbernya dalam makanan,
apa saja makanan yang aman untuk dikonsumsi agar terhindar dari penyakit, langkah-
langkah pengolahan bahan makanan yang tepat untuk mempertahankan zat gizi pada
makanan (Notoatmodjo, 2003). Manfaat pengetahuan gizi adalah supaya seseorang dapat
memilih makanan bergizi yang dikonsumsinya agar dapat mencapai status gizi yang baik.
Pengetahuan gizi yang baik akan lebih mudah untuk remaja putri dalam memilih
makanan yang bergizi seimbang. Pada usia remaja sering terjadi permasalahan dalam hal
gizi salah satunya adalah pola makan yang tidak teratur (Hardinsyah, 2017). Remaja
perempuan berusaha menjaga penampilan tubuhnya agar tetap langsing sehingga sering
menjaga pola makanannya dengan mengurangi porsi makan, frekuensi makan atau
melakukan diet tertentu secara keliru yang mengakibatkan kebutuhan gizi tidak terpenuhi
secara optimal (Kalsum dan Halim, 2016).
2
Remaja putri tidak hanya dipengaruhi oleh pengetahuan, tetapi juga kebiasaan
sarapan karena rata-rata remaja putri masih duduk di bangku sekolah sehingga
membutuhkan sarapan supaya bisa beraktifitas disekolah dan bisa berkonsentrasi saat
menerima pelajaran. Masalah gizi yang biasa dialami remaja salah satunya adalah
anemia. Hal ini dipengaruhi oleh remaja kurang mengkonsumsi zat besi dalam makanan
terutama pada sarapan pagi.
Sarapan merupakan makanan yang dikonsumsi sebelum atau pada awal kegiatan
sehari-hari dalam waktu dua jam setelah bangun tidur, biasanya tidak lewat dari jam
10.00 dan memberi asupan kalori sekitar 20-35% dari total kebutuhan energi harian
(Giovanni 2008).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah
Bagaimana gambaran pengetahuan gizi dan kebiasaan sarapan remaja putri di prodi D-III
gizi Poltekkes Kemenkes Kupang?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum di dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran
pengetahuan gizi dan kebiasaan sarapan remaja putri di prodi D-III gizi Poltekkes
Kemenkes Kupang.
2. Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui gambaran pengetahuan gizi remaja putri di prodi D-III
gizi Poltekkes Kemenkes Kupang
b) Untuk mengetahui kebiasaan sarapan remaja putri di prodi D-III gizi
Poltekkes Kemenkes Kupang
3
D. Manfaat penelitian
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat memperluas wawasan dan pengetahuan mahasiswa tentang
pentingnya sarapan pagi.
2. Bagi remaja putri
Remaja dapat membiasakan sarapan pagi sebelum beraktifitas dan bisa
mengetahui tentang pentingnya sarapan pagi
3. Bagi prodi gizi Poltekkes Kemenkes Kupang
Hasil penelitian ini dapat menambah bahan informasi yang di jadikan sebagai
referensi bagi pengembangan ilmu dan penelitian lebih lanjut
4
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1.
Keaslian Penelitian
5
Ummi Kalsum, Raden Halim. Berdasarkan hasil penelitian Sama-sama meneliti tentang Penelitian sebelumnya meneliti
2016. Kebiasaan sarapan pagi yang dilakukan, ditemukan ada sarapan pagi pada remaja tentang Kebiasaan Sarapan
berhubungan dengan kejadian hubungan yang signifikan Pagi Berhubungan dengan
anemia pada remaja di SMA antara kebiasaan sarapan pagi Kejadian Anemia pada
Negeri 8 Muarjo Jambi dengan kejadian anemia pada Remaja, sedangkan penelitian
remaja di Indonesia (P-value = ini meneliti tentang Gambaran
0,0057), dimana besar risiko Pengetahuan Gizi dan
relatif adalah 1,6 kali. Hal ini Kebiasaan Sarapan Remaja
berarti bahwa remaja yang Putri
tidak melakukan sarapan pagi
mempunyai risiko untuk
terkena anemia hampir dua kali
lebih besar dibandingkan
remaja yang mempunyai
kebiasaan sarapan pagi
Ilyatun Niswah, dkk. 2014. Berdasarkan hasil penelitian, Sama-sama menggunakan Penelitian sebelumnya meneliti
Kebiasaan sarapan, status gizi, sebagian besar subjek biasa desain cross sectional. tentang Kebiasaan Sarapan,
dan kualitas hidup remaja SMP mengonsumsi sarapan sebelum Status Gizi, dan Kualitas
Bosowo Bina Insani Bogor jam 07.00 pagi (80%) karena Hidup Remaja, sedangkan
subjek merupakan siswa-siswi penelitian ini meneliti tentang
SMP yang pembelajarannya Gambaran Pengetahuan Gizi
dimulai pada pukul 07.15 dan Kebiasaan Sarapan
WIB. Lokasi sarapan subjek Remaja Putri
terdiri atas rumah, sekolah, dan
perjalanan. Sebagian besar
subjek sarapan di rumah
(66,7% dan sisanya sarapan di
di sekolah dan dalam
perjalanan ke sekolah)
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. Pengetahuan
a. Pengertian
7
b. Tingkat Pengetahuan
8
6. Evaluasi (Evaluation)
Justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian
itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan
kriteria-kriteria yang ada.
9
jawaban, baik secara lisan maupun tulisan. Pertanyaan atau tes dapat digunakan
untuk mengukur pengetahuan.
rumus:
jumlah jawaban benar x 100
total skor
Tabel 2.
Kategori Pengetahuan
10
pengetahuan baru yang dapat bermanfaat bagi dirinya maupuan orang lain
(Notoatmodjo, 2010).
2. Sarapan
a. Pengertian
11
Menurut Khomsan (2010) ada 2 manfaat yang diperoleh kalau
seseorang melakukan sarapan pagi, anatara lain :
1) Sarapan pagi dapat menyediakan karbohidrat yang siap digunakan
untuk meningkatkan kadar gula darah. Dengan kadar gula darah yang
terjamin normal, maka gairah dan konsentrasi kerja bisa lebib baik
sehingga berdampak positif untuk meningkatkan produktifitas.
2) Pada dasarnya sarapan pagi akan memberikan kontribusi penting akan
beberapa zat gizi ini bermanfaat untuk berfungsinya proses fisiologis
dalam tubuh.
Seseorang yang tidak sarapan pagi, pastilah tubuh tidak berada dalam
keadaan yang cocok untuk melakukan pekerjaan dengan baik. Hal ini dikarenakan
tubuh akan berusaha menaikkan kadar gula darah dengan mengambil cadangan
glikogen, dan jika ini habis, maka cadangan lemaklah yang diambil (Moehji,
2009). Sarapan pagi termasuk dalam pedoman umum gizi seimbang dalam pesan
kedelapan. Makan pagi dengan makanan yang beranekaragam akan memenuhi
kebutuhan gizi untuk mempertahankan kesegaran tubuh dan meningkatkan
produktifitas dalam bekerja. Pada anak-anak, makan pagi akan memudahkan
konsentrasi belajar sehingga prestasi belajar bisa lebih ditingkatkan (Soekirman,
2000).
12
kemampuan memecahkan suatu masalah juga menjadi sangat menurun.
Dengan demikian prestasi belajar juga ikut menurun. Kebiasaan tidak
sarapan pagi yang berlama-lama juga akan mengakibatkan pemasukan gizi
menjadi berkurang dan tidak seimbang sehingga pertumbuhan anak
menjadi terganggu. Dengan demikian seorang anak yang biasa tidak
sarapan pagi dalam jangka waktu lama akan berakibat buruk pada
penampilan intelektualnya, prestasi di sekolah menurun dan penampilan
sosial menjadi terganggu (Khomsan, 2010).
Kebiasaan makan anak sekolah adalah tingkah laku manusia atau
kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhannya akan makan yang
meliputi sikap, kepercayaan dan pemilihan makanan. Membiasakan anak-
anak yang belum biasa sarapan pagi untuk sarapan pagi perlu memakai
cara bertahap. Mula-mula diberikan sarapan pagi diberikan dalam takaran
(porsi) sedikit hingga secara bertahap ditambah sesuai dengan anjuran.
Sarapan pagi adalah waktu makan yang mungkin sering
terabaikan, entah karena terburu-buru berangkat kerja atau sekolah, atau
karena tidak sempat menyiapkan sarapan. Padahal manfaat sarapan pagi
sangatlah banyak dan penting bagi tubuh kita. Begitu pentingnya
pentingnya sarapan pagi, maka tak heran orang tua selalu menganjurkan
anaknya untuk sarapan. Hal ini bukan tanpa alasan, karena menurut
beberapa studi dan penelitian, para ahli mengatakan bahwa manfaat
sarapan pagi antara lain memberikan energi untuk memulai hari baru,
pengendalian berat badan dan meningkatkan konsentrasi dan kinerja.
Contoh jenis sarapan pagi yaitu roti, susu, sereal dan lain-lain.
13
3. Remaja
a. Pengertian
Masa remaja atau masa adolesensi adalah suatu fase perkembangan yang
dinamis dalam kehidupan seorang individu. Masa ini merupakan periode transisi
dari masa anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan perkembangan
fisik, mental, emosional dan sosial dan berlangsung pada dekade kedua masa
kehidupan (Narendra, 2005).
Sarwono (2011) menyatakan bahwa remaja adalah suatu masa dimana
individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukan tanda-tanda seksual
sekundermya sampai saat ia mencapai kematangan seksual. Individu mengalami
perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari anak-anak menjadi dewasa,
serta terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada
keadaan yang relatif mandiri.
14
peningkatan pengenalan terhadap datangnya masa dewasa dan keinginan
untuk memapankan jarak emosional dan psikologis dengan orang tua.
3) Akhir (17-19 tahun)
Masa remaja akhir ditandai dengan persiapan untuk peran sebagai seorang
dewasa, termasuk klarifikasi dari tujuan pekerjaan dan internalisasi suatu
sitem nilai pribadi.
15
B. Kerangka Teori
Remaja KEK
Kesling dan
Persediaan Pola asuh tidak Penyebab tidak
Yankes tidak
makanan tidak memadai langsung
memadai
cukup
16
C. Kerangka Konsep
Kebiasaan Sarapan
Masalah gizi remaja
putri
Pengetahuan gizi
17
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di program studi D-III Gizi Poltekkes Kemenkes Kupang.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2021 - April 2022
1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan sumber data yang diperlukan dalam suatu
penelitian. Sumber data atau subjek penelitian mempunyai karakteristik tertentu,
berbeda-beda sesuai dengan tujuan penelitian (Saryono, 2013). Populasi dalam
penelitian ini adalah semua remaja putri yang berumur 15-20 tahun di Poltekkes
Kemenkes Kupang Program Studi D-III Gizi yang berjumlah 295 orang.
18
2. Sampel
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah accidental sampling
yaitu suatu metode penentuan sampel dengan mengambil responden yang kebetulan
ada atau tersedia di suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian (Notoatmodjo,
2010).
𝑁
n =
1+𝑁𝑒²
n : besar sampel
N : besar populasi (295)
e : batas toleransi kesalahan (error tolerance)
Dengan menggunakan rumus di atas, maka perhitungan sampel
295
n =
1+295 (0,05 )²
n = 170
19
2) Kriteria Eksklusi
a. Mahasiswi remaja putri program studi D-III Gizi Poltekkes
Kemenkes Kupang yang tidak bersedia menjadi responden
b. Mahasiwa remaja putri tidak hadir atau sakit saat pengumpulan data
3) Sampel dalam penelitian ini adalah remaja putri yang berada di
Poltekkes Kemenkes Kupang Program Studi D-III Gizi dengan jumlah
122.
D. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan terikat. Variabel
bebas/independen merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain/menjadi sebab
atau berubahnya suatu variabel lain, sedangkan variabel terikat/ dependen/tergantung
adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas.
1. Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kebiasaan sarapan dan pengetahuan gizi
2. Variabel terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah masalah gizi pada remaja putri (KEK)
20
E. Definisi Operasional
Tabel 3.
Definisi Operasional
1. Pengetahuan gizi Segala sesuatu yang diketahui Kategori pengetahuan: Kuisioner Ordinal
responden terkait gizi
1. Baik : >80%
2. Cukup : 60-80%
3. Kurang : <60%
21
F. Instrumen Pengumpulan Data
Instrument penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh penelliti
dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan
dipermudah (Notoatmodjo, 2010). Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuisioner.
1. Data primer
Data pengetahuan gizi dan kebiasaan sarapan menggunakan kuisioner.
2. Data sekunder
Data jumlah mahasiswa program studi gizi pada tahun ajaran 2022
1. Pengolahan data
Menurut Notoatmodjo (2010) proses pengolahan data terdiri dari:
a. Editing
Editing adalah kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian kuisioner. Hasil
wawancara, angket atau pengamatan dari lapangan harus dilakukan penyuntingan
terlebih dahulu.
b. Coding
Setelah semua kuisioner diedit, selanjutnya dilakukan peng “Kodean” atau
“coding” yakni, mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka
atau bilangan.
c. Memasukan data (data entri) atau processing
Data yaitu jawaban dari masing-masing kuisioner dalam bentuk “kode” (angka
atau huruf) dimasukkan ke dalam program “software” komputer. Salah satu
program yang paling sering digunakan untuk “entri data”.
22
d. Pembersihan data (cleaning)
Apabila semua data dari setiap responden dimasukkan, perlu di cek kembali untuk
melihat kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, tidak lengkap dan
sebagaiannya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi. Proses ini disebut
pembersih data (data cleaning).
I. Etika Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, memberikan penjelasan kepada responden
penelitian tentang maksud dan tujuan penelitian secara langsung, yang mana
semua data dan informasi yang terangkum dalam kuisioner penelitian ini semata
hanya unuk memenuhi kebutuhan ilmiah saja dan dijamin kerahasiaan identitas
responden tidak disebarluaskan baik melalui media elektronik maupaun media
cetak yang dapat diketahui oleh masyarakat umum.
23
BAB IV
A. Hasil
24
Akreditasi berlaku selama 5 (lima) tahun sejak diterbitkan SK/PIAGAM akreditasi
tersebut.
Tabel 4.
Distribusi Responden Berdasarkan Tahun Ajaran 2022
25
2. Karakteristik Responden
Tabel 5.
Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Usia n %
16 tahun 1 0,8
17 tahun 8 6,6
18 tahun 24 19,7
19 tahun 39 32
20 tahun 50 41
Total 122 100
Sumber: Data primer terolah 2022
Distribusi usia remaja putri di program studi gizi pada saat penelitian, yang berusia
16 tahun yaitu 1 orang (0,8%), yang beusia 17 tahun yaitu 8 orang (6,6%), yang
berusia 18 tahun yaitu 24 orang (19,7%), yang berusia 19 tahun yaitu 39 orang
(32%), dan yang berusia 20 tahun yaitu 50 orang (41%).
Tabel 6.
Karakteristik Responden Berdasarkan Agama
Agama n %
Katolik 72 59
Protestan 47 38,5
Islam 3 2,5
Total 122 100
Sumber : Data Primer Terolah 2022
26
Distribusi agama remaja putri di program studi gizi pada saat penelitian, yang
beragama katolik yaitu 72 orang (59%), yang beragama Kristen protestan yaitu 47
orang (38,5%), dan yang beragama islam yaitu 3 orang (2,5%).
Tabel 7.
Distribusi Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Di Program Studi Gizi
Kategori n %
Baik 52 42,6
Cukup 58 47,5
Kurang 12 9,8
Total 122 100
27
4. Gambaran Kebiasaan Sarapan
Tabel 8.
Kebiasaan Sarapan Dalam Satu Minggu Terakhir
Kategori n %
Jarang 35 28,7
Selalu 65 53,3
Sering 22 18
Total 122 100
Sumber: Data primer terolah 2022
Gambaran kebiasaan sarapan remaja putri di program studi gizi yaitu kategori jarang
sebanyak 35 orang (28,7%), kategori selalu sebanyak 65 orang (53,3%), kategori
sering sebanyak 22 orang (18%).
Tabel 9.
Distribusi Alasan Tidak Sarapan
Alasan n %
Terlambat bangun pagi 22 38,60
Tidak masak pagi 35 61,40
Total 57 100
Sumber : Data primer terolah 2022
Distribusi alasan remaja putri di program studi tidak sarapan, alasan telat bangun pagi
sebanyak 22 orang (38,59%), dan yang tidak masak pagi sebanyak 35 orang (59,64%)
28
Tabel 10.
Distribusi Selalu Membawa Bekal Dari Rumah
Membawa bekal n %
Tidak 108 88,5
Ya 14 11,5
Total 122 100
Distribusi membawa bekal dari rumah remaja putri di program studi gizi pada saat
penelitian, yang selalu membawa bekal dari rumah yaitu 14 orang (11,5%), dan tidak
membawa bekal dari rumah yaitu 108 orang (88,5%).
Tabel 11.
Tempat Sarapan 1 Minggu Terakhir
Tempat sarapan n %
Di warung/restoran 3 2,5
Sekolah/kampus/tempat kerja 13 10,7
Di rumah/kos 106 86,9
Total 122 100%
Sumber : Data primer terolah 2022
Distribusi tempat sarapan 1 minggu terakhir remaja putri di program studi gizi pada
saat penelitian, sarapan di Warung/restoran yaitu 3 orang (2,5%), sarapan di
sekolah/kampus/kos yaitu 13 orang (10,7%), dan sarapan di rumah/kos yaitu 106
orang (86,9%).
29
Tabel 12.
Orangtua Yang Selalu Mengingatkan Sarapan
Selalu mengingatkan n %
Tidak 3 2,5
Ya 119 97,5
Total 122 100
Sumber : Data primer terolah 2022
Distribusi orangtua yang selalu mengingatkan sarapan remaja putri di program studi
gizi pada saat penelitian, yang selalu mengingatkan yaitu 119 orang (97,5%), dan
tidak mengingatkan sarapan yaitu 3 orang (2,5%).
B. Pembahasan
30
(Notoatmodjo,2010). Seseorang akan mempunyai pengetahuan yang baik disebabkan
karena orang tersebut telah menggunakan panca indranya dengan maksimal, selain itu
terdapat kemungkinan lain yang bisa menyebabkan rendahnya pengetahuan yaitu
adanya pemahaman remaja yang kurang tepat mengenai gizi seimbang. Namun ada
juga yang kurang mengetahui tentang gizi karena setiap orang memiliki daya ingat
dan daya tangkap yang berbeda-beda, kemampuan dalam berfikir merupakan salah
satu penyebab perbedaan pola pikir. Banyak diantara remaja sekarang tidak mengerti
tentang gizi remaja sekarang banyak yang tidak memikirkan gizi pada tubuhnya,
padahal gizi sangat berperan penting dalam tubuh. Tanpa gizi yang baik dan
seimbang dapat mempengaruhi perkembangan otak dan pertumbuhan pada
remaja(Yunda Jayanti, 2017).
Banyak diantara remaja sekarang tidak mengerti tentang gizi remaja sekarang
banyak yang tidak memikirkan gizi pada tubuhnya, padahal gizi sangat berperan
penting dalam tubuh. Tanpa gizi yang baik dan seimbang dapat mempengaruhi
perkembangan otak dan pertumbuhan pada remaja. Dalam memenuhi kebutuhan gizi
seseorang sangat dipengaruhi oleh pengetahuan tentang gizi. Pengetahuan gizi
memberikan bekal pada remaja bagaimana memilih makanan yang sehat dan
mengerti bahwa makanan berhubungan erat dengan gizi dan kesehatan. Beberapa
masalah gizi dan kesehatan pada remaja bisa diatasi melalui pemberian pengetahuan
dan kesadaran tentang kebiasaan makan dan gaya hidup yang sehat (Emilia, 2009).
Pemilihan jenis makanan yang akan dikonsumsi baik dari segi kualitas, variasi,
maupun cara penyajian pangan yang diselaraskan dengan konsep pangan merupakan
hasil dari kedalamam dan keluasan pengetahuan individu tentang gizi. Misalnya,
konsep pangan yang berkaitan dengan kebutuhan fisik, apakah makan asal kenyang
atau untuk memenuhi kebutuhan tubuh. (Sellia Juwita, dkk). Salah satu variabel yang
dapat berhubungan dengan konsumsi dan kebiasaan makan adalah pengetahuan
tentang gizi, sehingga deskripsi tentang pengetahuan gizi pada kelompok remaja
diperlukan.
31
2. Kebiasaan Sarapan
32
Kebiasaan mahasiswa selalu membawa bekal dari rumah yaitu ada 14 orang
(11,5%), dan tidak membawa bekal sebanyak 108 orang (88,5%), dengan alasan
bangun terlambat, keterbatasan waktu dalam menyiapkan makanan, dan keterbatasan
ketersediaan bahan pangan. Kebiasaan sarapan pagi khususnya pada anak perlu
dukungan dari orang tua guna meningkatkan daya konsentrasi dan prestasi belajar
anak-anak, sehubungan dengan hal itu orang tua berkewajiban untuk selalu
mengingatkan pada anaknya agar selalu melaksanakan sarapan pagi secara teratur
sebelum berangkat ke sekolah/kampus (Arifin dan Prihanto, 2015).
Gizi adalah keseluruhan dari berbagai proses dalam tubuh makhluk hidup
untuk menerima bahan-bahan tersebut agar menghasilkan berbagai aktivitas penting
dalam tubuhnya sendiri (Hartono dan Kristiani dalam Suhaimi, 2019). Setiap orang
akan mempunyai gizi yang cukup jika makanan yang kita makan mampu
menyediakan zat gizi yang cukup diperlukan tubuh. Pengetahuan gizi memegang
peranan yang sangat penting di dalam penggunaan dan pemilihan bahan makanan
yang baik, sehingga dapat mencapai keadaan gizi seimbang (Lalu Juntra Utama dan
Yohanes Don Bosko Demu, 2021)
33
BAB V
A. KESIMPULAN
B. SARAN
34
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, L.A (2015). Hubungan sarapan pagi dengan konsentrasi siswa di sekolah.
Jurnal pendidikan Olahraga dan Kesehatan, 3(1)
Aryani, 2010. Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya. Jakarta: Salemba Medika.
Dwi Putri Yuniarsih, (2021) Hubungan Pengetahuan Gizi dan Kebiasaan Sarapan
terhadap Prestasi Belajar Siswa di SMA Negeri 12 Kota Bekas. Jurnal Helath
Sains, 2 (11)
Emilia, Esi. "Pengetahuan, sikap dan praktek gizi pada remaja dan implikasinya pada
sosialisasi perilaku hidup sehat." Media Pendidikan, Gizi, dan Kuliner 1.1 (2009).
Febriyanto, Mukhammad Aminudin Bagus. 2016. Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap
dengan Perilaku Konsumsi Jajanan Sehat di MI Sulaimaniyah Mojoagung Jombang.
(Skripsi). Surabaya. Universitas Airlangga.
Giovannini 2008. Pendidikan Sarapan Sehat Menuju Bangsa Sehat Berprestasi Bagi Anak
Sekolah Dasar Negeri Mauk III Kabupaten Tangerang Banten 2017 (skripsi)
Hardiansyah, A., Hardinsyah, H., & Sukandar, D. (2017). Kesesuaian Konsumsi Pangan
Anak Indonesia Dengan Pedoman Gizi Seimbang. Nutri-Sains: Jurnal Gizi, Pangan dan
Aplikasinya, 1(2), 35.
Jayanti, Y. D., & Novananda, N. E. (2017). Hubungan Pengetahuan Tentang Gizi Seimbang
Dengan Status Gizi Pada Remaja Putri Kelas Xi Akuntansi 2 (Di Smk Pgri 2 Kota
Kediri). Jurnal Kebidanan, 6(2), 100-108.
Juwita, S., Herlina, S., Qomariah, S., & Sartika, W. (2022). Hubungan pengetahuan Remaja
Terhadap Kejadian Gizi Lebih pada Remaja di Kota Pekanbaru. Al-Insyirah Midwifery:
Jurnal Ilmu Kebidanan (Journal of Midwifery Sciences), 11(1), 13-18
Kalsum, U., & Halim, R. (2016). Kebiasaan Sarapan Pagi Berhubungan dengan Kejadian
Anemia pada Remaja di SMA Negeri 8 Muaro Jambi. Jurnal penelitian universitas jambi
seri sains, 18(1), 09-19.
Khomsan, A. (2000). Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan. Jakarta: Gramedia
Widiasarana Indonesia
Khomsan, A. (2004). Peranan Pangan dan Gizi untuk Kualitas Hidup. Jakarta: Gramedia
Widiasarana Indonesia
Khomsan, A. (2010). Manfaat Sarapan. Jakarta: Gramedia
Khomsan, I. A. (2022). Teknik pengukuran pengetahuan gizi (Vol. 1). PT Penerbit IPB Press.
Larega, Tanika Sonia Putri. “Effect of breakfast on the level of concentration in adolescents.”
Jurnal Majority 4.2 (2015)
MOEHJI, Sjahmien. Ilmu Gizi 2. 2009. Bharata Karya Aksara. Jakarta
Mutmainnah, Sitti Patimah, Septiyanti. “Hubungan Kurang Energi Kronik (KEK) dan
Wasting dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri Di Kabupaten Majene.” (Publich
Health Journal) 1.5 (2021)
Narendra, M.B., 2010. Tumbuh Kemabang Anak Dan Remaja. Jakarta: Sagung Seto
Niswah, I., Damanik, M. R. M., & Ekawidyani, K. R. (2014). Kebiasaan sarapan, status gizi,
dan kualitas hidup remaja SMP Bosowa Bina Insani Bogor. Jurnal Gizi dan
Pangan, 9(2).
35
Niswah, I., Damanik, M. R. M., & Ekawidyani, K. R. (2014). Kebiasaan sarapan, status gizi,
dan kualitas hidup remaja SMP Bosowa Bina Insani Bogor. Jurnal Gizi dan Pangan, 9(2)
Notoatmodjo, S. (2007). Promosi kesehatan & ilmu perilaku. Jakarta: Rineka Cipta
Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Notoatmodjo. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Octaviani, Y., Rachmawati, K., & Santi, E. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Kebiasaan Sarapan Siswa pada SDN Sungai Rangas Hambuku Martapura Barat. Dunia
Keperawatan: Jurnal Keperawatan dan Kesehatan, 8(1), 101-112.
Palupi, Masajeng Puspito. 2012. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi
Kurang pada Siswi di SMA/SMK Terpilih di Kota Depok Jawa Barat Tahun 2011
(Analisis Data Sekunder). (Skripsi). Jakarta. Universitas Indonesia.
Pantaleon, Maria Goreti. "Hubungan pengetahuan gizi dan kebiasaan makan dengan status
gizi remaja putri di SMA Negeri II Kota Kupang." CHMK Health Journal 3.3 (2019): 69-
76.
Prastika, Sri Nugraheni. “Pengaruh Pendidikan Gizi Dengan Media Booklet Terhadap
Perubah Perilaku Remaja Terkait Pencegahan Kekurangan Energi Kronis”. Kesmas:
Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional (National Public Health Journal) 7.4 (2019) 421
Putri S. Tanika. "Effect of breakfast on the level of concentration in adolescents." Jurnal
Majority 4.2 (2015).
Rampersaud GC, Pereira MA, Girard BL, Adams J, & Metzl JD. 2005. Breakfast habits,
nutritional status, body weight, and academic performance in children and
adolescents. J Am Diet Assoc, 105, 743—760
Riskesdas Nasional, 2018, Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018
Riskesdas NTT, 2018. Riset Kesehatan Dasar Nusa Tenggara Timur
Sari Anna, Dodik Briawan, Cesilia Dwirian. “Kebiasaan dan Kualitas sarapan Pada Siswi
Remaja Di Kabupaten Bogor”. Jurnal Gizi dan Pangan. 7. 2 (2012) : 97-102
Sartika, Ratu Ayu Dewi. "Penerapan komunikasi, informasi, dan edukasi gizi terhadap
perilaku sarapan siswa Sekolah Dasar." Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional
(National Public Health Journal) 7.2 (2012): 76-82.
Sarwono, Sarlito. 2011. Psikologi Remaja Edisi Revisi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Saryono. (2013). Metodelogi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Soekirman. Ilmu Gizi dan Aplikasinya. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional; 2000.
Suhaimi, Ahmad. (2019). Pangan, Gizi, dan Kesehatan. Yogyakarta: Deepublish
Suhardjo, 2003. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Bumi Aksara. Jakarta bekerja sama dengan
Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor
Suhardjo. 1992. Prinsip-Prinsip Ilmu Gizi.Yogyakarta. Kanisius
Sundari. 2011. Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta : PT. Asdi Mahasatya.
Suriasumantri, Jujun. S. 2003. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta : Sinar Baru
Bandung
Syahnur, A. M. 2012. Hubungan kebiasaan sarapan pagi dan status gizi dengan prestasi
belajar anak di SDN 20 Pangkajene.(Skripsi)
Unicef. 1997. The State Of The World’s Children Oxford University Press.
Utama Juntra, Yohanes Don. 2021. Dasar-dasar Penanganan Gizi Anak Sekolah. Penerbit
Media Sains Indonesia
36
Wahyuni. 2016. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Balita Dengan Status Gizi
Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Pleret, Bantul. Skripsi : Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakrata.
37
LAMPIRAN
1. Dokumentasi Penelitian
38
2. Kuesioner Penelitian
KEBIASAAN SARAPAN
Apa anda melakukan sarapan dalam 1 minggu terakhir?*
o Selalu
o Sering
o Jarang
o Tidak pernah
Mengapa anda tidak sarapan? (Bagi yang menjawab "selalu sarapan" pada pertanyaan
sebelumnya, maka dapat menjawab "Tidak" pada pertanyaan ini)*
o Apa anda selalu membawa bekal dari rumah?*
o Ya
o Tidak
Dalam 1 minggu terakhir, dimana anda biasa sarapan pagi?*
o Di rumah/kos
o Di sekolah/kampus/tempat kerja
o Di warung/restoran
o Lainnya
Apa orang tua selalu mengingatkan anda untuk sarapan?*
o Ya
o Tidak
Pengetahuan Gizi
Makanan yang bergizi adalah*
o Makanan yang bersih dan murah
o Makanan yang lengkap zat gizinya
o Makanan yang enak dan mengenyangkan
Tujuan kita harus makan makanan yang beragam adalah*
o Agar kekurangan zat gizi pada salah satu jenis makanan bisa dipenuhi dari jenis
makanan yang lain
o Agar tidak bosan mengkonsumsi makanan tertentu
o Agar makanan lebih bervariasi dan membuat tubuh lebih kenyang
Penyebab terjadinya anemia gizi adalah*
o Kekurangan energi protein
o Kekurangan zat besi
o Kekurangan kalsium
Jenis makanan yang merupakan sumber energi, yaitu*
o Nasi, jagung, ubi
o Daging, susu, buah
o Sayur, minyak, kacang
Apabila remaja mengalami cepat mengantuk dan lelah berarti remaja tersebut
mengalami*
o Kekurangan vitamin
o Anemia
39
o Kelelahan
Contoh jenis makanan fast food, yaitu*
o Soto ayam
o Mie Instan
o Pizza
Sumber zat besi yang tinggi, antara lain*
o Hati, udang, kacang-kacangan
o Sayur bayam, jagung, daging ayam
o Telur, roti, tempe
Makanan berlemak secara berlebih akan menyebabkan*
o Obesitas
o Kanker
o Anemia
Salah satu perilaku diet yang benar adalah*
o Berolahraga secara rutin pagi dan sore hari setiap hari
o Tidak makan di malam hari
o Mengurangi konsumsi makanan berlemak
Sebaiknya kita mengkonsumsi ... sehari untuk memenuhi kebutuhan air bagi tubuh*
o 8 gelas minuman manis
o 8 gelas air putih
o 8 gelas air bersoda
Anjuran konsumsi gula sehari sebanyak*
o 3-4 sendok makan
o 5-6 sendok makan
o 7-8 sendok makan
Minyak yang dikonsumsi sehari-hari sebaiknya*
o Minyak nabati
o Minyak hewani
o Lemak jenuh
Sebaiknya mengkonsumsi sayur berapa kali sehari*
o 1x
o 2x
o 3x
Sebaiknya mengkonsumsi buah berapa kali sehari*
o 1x
o 2x
o 3x
Konsumsi garam berlebihan dapat mengakibatkan penyakit*
o Hipertensi
o Serangan jantung
o Diabetes melitus
40
3. Master Tabel
KEBIASAAN SARAPAN
Nama Agama
Umur
Responden 1 2 3 4 5
Y. F 20 Katolik Sering Karena telat bangun pagi Tidak Di rumah/kos Ya
J. L 20 Katolik Selalu Tidak Tidak Di rumah/kos Ya
Y. B 19 Katolik Jarang tidak masak pagi Tidak Di rumah/kos Ya
A. C 18 Katolik Selalu tidak Tidak Di rumah/kos Ya
O. S 20 Katolik Jarang tidak masak pagi Tidak Di rumah/kos Ya
V. A 17 Katolik Jarang tidak masak pagi Tidak Di rumah/kos Ya
A 18 Katolik Selalu Tidak Tidak Di rumah/kos Ya
A. A 20 Katolik Jarang tidak masak pagi Tidak Di rumah/kos Ya
I. R 19 Kristen Jarang tidak masak pagi Tidak Di sekolah/kampus/tempat Ya
Protestan kerja
A. J 19 Katolik Sering Karena telat bangun pagi Tidak Di sekolah/kampus/tempat Ya
kerja
Y 19 Katolik Selalu tidak Tidak Di rumah/kos Ya
M. W 18 Katolik Selalu Tidak Tidak Di rumah/kos Ya
F. N 17 Kristen Jarang tidak masak pagi Tidak Di rumah/kos Ya
Protestan
D. R 18 Kristen Selalu Tidak Tidak Di rumah/kos Ya
Protestan
N. H 19 Katolik Jarang tidak masak pagi Tidak Di rumah/kos Ya
41
N. J 20 Katolik Selalu Tidak Tidak Di rumah/kos Ya
M. N 20 Kristen Selalu Tidak Tidak Di rumah/kos Tidak
Protestan
S 20 Kristen Selalu Tidak Tidak Di rumah/kos Ya
Protestan
S. Y 20 Katolik Selalu Tidak Tidak Di rumah/kos Ya
T. P 20 Katolik Selalu Tidak Tidak Di rumah/kos Ya
W. G 19 Katolik Selalu Tidak Tidak Di rumah/kos Ya
P. H 18 Katolik Selalu Tidak Tidak Di rumah/kos Ya
T. S 19 Katolik Selalu Tidak Tidak Di rumah/kos Ya
Y. K 20 Katolik Selalu Tidak Tidak Di rumah/kos Ya
S. A 20 Katolik Jarang tidak masak pagi Tidak Di rumah/kos Ya
M. L 19 Katolik Sering Karena telat bangun pagi Tidak Di rumah/kos Ya
M. L 20 Katolik Sering Karena telat bangun pagi Tidak Di rumah/kos Ya
C. M 18 Kristen Selalu Tidak Ya Di rumah/kos Ya
Protestan
O. S 20 Katolik Selalu Tidak Tidak Di rumah/kos Ya
M. Y 20 Katolik Jarang tidak masak pagi Tidak Di sekolah/kampus/tempat Ya
kerja
G. E 20 Katolik Selalu Tidak Tidak Di rumah/kos Ya
P. B 20 Katolik Sering Karena telat bangun pagi Ya Di rumah/kos Ya
P. N 19 Kristen Jarang tidak masak pagi Tidak Di sekolah/kampus/tempat Ya
42
Protestan kerja
G. M 19 Kristen Jarang tidak masak pagi Tidak Di warung/restoran Ya
Protestan
A. M 19 Kristen Jarang tidak masak pagi Tidak Di sekolah/kampus/tempat Ya
Protestan kerja
G. M 19 Kristen Jarang tidak masak pagi Tidak Di warung/restoran Ya
Protestan
P. D 18 Katolik Jarang tidak masak pagi Tidak Di rumah/kos Ya
M. C 19 Katolik Sering Karena telat bangun pagi Tidak Di rumah/kos Ya
R. A 20 Katolik Jarang tidak masak pagi Tidak Di sekolah/kampus/tempat Ya
kerja
P. L 20 Katolik Selalu Tidak Tidak Di rumah/kos Ya
K. R 20 Katolik Jarang tidak masak pagi Tidak Di rumah/kos Ya
E. D 20 Katolik Jarang tidak masak pagi Tidak Di rumah/kos Ya
A. B 20 Katolik Jarang tidak masak pagi Tidak Di sekolah/kampus/tempat Ya
kerja
E. S 20 Kristen Sering Karena telat bangun pagi Ya Di rumah/kos Ya
Protestan
M. L 20 Katolik Selalu Tidak Ya Di rumah/kos Ya
S. L 18 Katolik Selalu Tidak Ya Di rumah/kos Ya
N. N 19 Kristen Selalu Tidak Tidak Di rumah/kos Ya
Protestan
A. M 17 Katolik Selalu Tidak Tidak Di rumah/kos Ya
43
K. N 19 Katolik Selalu Tidak Tidak Di sekolah/kampus/tempat Ya
kerja
C. B 19 Katolik Selalu Tidak Tidak Di rumah/kos Ya
B. D 18 Kristen Sering Karena telat bangun pagi Tidak Di rumah/kos Ya
Protestan
S. D 18 Kristen Selalu Tidak Tidak Di rumah/kos Ya
Protestan
R. N 17 Katolik Jarang tidak masak pagi Tidak Di rumah/kos Ya
B. N 19 Katolik Jarang tidak masak pagi Tidak Di rumah/kos Ya
M. M 20 Katolik Selalu Tidak Tidak Di rumah/kos Ya
A. G 17 Katolik Selalu Tidak Tidak Di rumah/kos Ya
T. S 19 Katolik Sering Karena telat bangun pagi Tidak Di sekolah/kampus/tempat Tidak
kerja
R. N 17 Katolik Jarang tidak masak pagi Tidak Di rumah/kos Ya
D. B 19 Katolik Selalu Tidak Tidak Di rumah/kos Ya
R. S 20 Kristen Jarang tidak masak pagi Tidak Di sekolah/kampus/tempat Ya
Protestan kerja
Y. N 19 Katolik Selalu Tidak Tidak Di rumah/kos Ya
S. D 20 Islam Sering Karena telat bangun pagi Tidak Di rumah/kos Ya
S. L 20 Kristen Selalu Tidak Tidak Di rumah/kos Ya
Protestan
A. H 20 Katolik Jarang tidak masak pagi Tidak Di rumah/kos Ya
M. L 18 Katolik Sering Karena telat bangun pagi Tidak Di rumah/kos Ya
44
E. D 20 Katolik Selalu Tidak Tidak Di rumah/kos Ya
M. D 19 Katolik Selalu Tidak Tidak Di rumah/kos Ya
M. B 18 Katolik Jarang tidak masak pagi Tidak Di rumah/kos Ya
M. M 20 Katolik Selalu Tidak Tidak Di rumah/kos Ya
M. D 19 Katolik Jarang tidak masak pagi Tidak Di rumah/kos Ya
A. D 20 Katolik Jarang Tidak Tidak Di warung/restoran Ya
F. L 18 Kristen Sering Karena telat bangun pagi Ya Di rumah/kos Ya
Protestan
H. D 20 Kristen Selalu Tidak Tidak Di rumah/kos Ya
Protestan
I 19 Katolik Jarang tidak masak pagi Tidak Di rumah/kos Ya
K. A 20 Katolik Selalu Tidak Tidak Di rumah/kos Ya
M. M 20 Kristen Selalu Tidak Tidak Di rumah/kos Ya
Protestan
F. H 18 Kristen Selalu Tidak Ya Di rumah/kos Ya
Protestan
G. H 19 Kristen Sering Karena telat bangun pagi Tidak Di rumah/kos Ya
Protestan
K. G 20 Katolik Jarang tidak masak pagi Tidak Di rumah/kos Ya
F. P 16 Kristen Selalu Tidak Tidak Di rumah/kos Ya
Protestan
L. T 19 Kristen Selalu Tidak Tidak Di rumah/kos Ya
Protestan
45
M. N 17 Kristen Selalu Tidak Tidak Di rumah/kos Ya
Protestan
V. S 19 Kristen Selalu Tidak Tidak Di rumah/kos Ya
Protestan
J. B 18 Kristen Jarang tidak masak pagi Tidak Di sekolah/kampus/tempat Ya
Protestan kerja
D.D 20 Kristen Jarang tidak masak pagi Tidak Di rumah/kos Ya
Protestan
N. K 19 Katolik Selalu Tidak Ya Di rumah/kos Ya
I. D 19 Kristen Selalu Tidak Ya Di rumah/kos Ya
Protestan
V. L 18 Kristen Sering Karena telat bangun pagi Tidak Di rumah/kos Ya
Protestan
B.S 19 Katolik Selalu tidak Tidak Di rumah/kos Ya
A. R 18 Kristen Selalu Tidak Tidak Di rumah/kos Ya
Protestan
D. M 19 Kristen Selalu Tidak Tidak Di rumah/kos Ya
Protestan
D. M 19 Kristen Sering Karena telat bangun pagi Tidak Di rumah/kos Ya
Protestan
M. N 18 Kristen Selalu Tidak Tidak Di rumah/kos Ya
Protestan
D. H 19 Kristen Sering Karena telat bangun pagi Tidak Di rumah/kos Ya
Protestan
N. A 20 Islam Selalu tidak Tidak Di rumah/kos Ya
46
S. L 20 Kristen Selalu Tidak Tidak Di rumah/kos Ya
Protestan
E. K 18 Katolik Sering Karena telat bangun pagi Ya Di rumah/kos Ya
J. C 18 Katolik Selalu tidak Tidak Di rumah/kos Ya
Y.L 18 Kristen Selalu Tidak Ya Di rumah/kos Tidak
Protestan
A. D 18 Kristen Selalu tidak Tidak Di rumah/kos Ya
Protestan
M. M 20 Kristen Selalu tidak Tidak Di rumah/kos Ya
Protestan
L. B 20 Kristen Selalu Tidak Tidak Di rumah/kos Ya
Protestan
E. R 18 Katolik Jarang tidak masak pagi Tidak Di rumah/kos Ya
S. M 19 Kristen Sering Karena telat bangun pagi Tidak Di rumah/kos Ya
Protestan
D. S 20 Katolik Selalu tidak Tidak Di rumah/kos Ya
G. T 20 Katolik Sering Karena telat bangun pagi Tidak Di rumah/kos Ya
R. S 19 Kristen Sering Karena telat bangun pagi Tidak Di rumah/kos Ya
Protestan
Y. N 20 Kristen Jarang tidak masak pagi Tidak Di rumah/kos Ya
Protestan
T. K 20 Kristen Jarang tidak masak pagi Tidak Di sekolah/kampus/tempat Ya
Protestan kerja
T. F 20 Kristen Sering Karena telat bangun pagi Tidak Di rumah/kos Ya
47
Protestan
G. L 20 Katolik Selalu tidak Tidak Di rumah/kos Ya
G. P 17 Kristen Jarang tidak masak pagi Ya Di rumah/kos Ya
Protestan
M. J 20 Katolik Selalu Tidak Tidak Di rumah/kos Ya
D. Z 19 Kristen Sering Karena telat bangun pagi Ya Di sekolah/kampus/tempat Ya
Protestan kerja
H. A 18 Katolik Selalu Tidak Tidak Di rumah/kos Ya
I. N 20 Katolik Selalu Tidak Tidak Di rumah/kos Ya
T. P 19 Katolik Jarang tidak masak pagi Tidak Di rumah/kos Ya
H. L 19 Islam Selalu Tidak Tidak Di rumah/kos Ya
M. J 19 Katolik Selalu Tidak Ya Di rumah/kos Ya
T 19 Kristen Selalu Tidak Tidak Di rumah/kos Ya
Protestan
M. B 20 Katolik Selalu Tidak Tidak Di rumah/kos Ya
E. M 20 Katolik Selalu Tidak Tidak Di rumah/kos Ya
48
4. Hasil Output SPSS
Usiaresponden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 16 1 .8 .8 .8
Agamaresponden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Kebiasaansarapandalamsatumingguterakhir
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
49
Alasantidaksarapan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Membawabekaldarirumah
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
tempatsarapan1mingguterakhir
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Orangtuaselalumengingatkansarapan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
50