Anda di halaman 1dari 26

PROPOSAL PENELITIAN

“ANALISIS PEMBERIAN LAYANAN ORIENTASI DALAM


MENUMBUHKAN HUBUNGAN SOSIAL SISWA DI KELAS VIIA
SMPN 26 KERINCI”
Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Ujian Akhir Semester Mata Kulliah
Metodologi Penelitian

Diampu Oleh: 1. Siti Amanah, S.Pd., M.Pd


2. Dr. Nizlel Huda, M.Kes

Disusun Oleh:
Santika Dwi Putri

(A1E118035)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya haturkan kepada Allah SWT atas segala nikmat dan rahmatNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal dengan judul “ANALISIS
PEMBERIAN LAYANAN ORIENTASI DALAM MENUMBUHKAN HUBUNGAN
SOSIAL SISWA DIKELAS VIIA SMPN 26 KERINCI”

Shalawat dan salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad Saw besrta
keluarganya, para sahabatnya dan kita sebagai umatnya yang mengharapkan syafa’at di
yaumul qiamah.

Proposal ini dibuat untuk memenuhi tugas ujian akhir semester mata kuliah
METODOLOGI PENELITIAN, dalam penyusunan proposal ini banyak pihak yang ikut
terlibat guna membimbing, mendampingi, dan mendukung setiap proses yang peneliti
jalani. Oleh karenanya, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Ibu Siti Amanah, S.Pd.,M.Pd dan Ibu Dr. Nizlel Huda, M.Kes selaku dosen
pembimbing yang memberikan saran dan petunjuk kepada penulis untuk
menyelesaikan proposal ini.

2. Orang tua atas seluruh doa, dukungan, dan kasih sayang yang di berikan kepada
penulis selama ini.

3. Seluruh teman kelas R-002 atas semangat, pengalaman dan kebersamaan yang di
berikan kepada penulis selama ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan kekurangan yang penulis
lakukan selama proses pembuatan tugas Ujian Akhir Semester ini. Oleh karena itu,
penulis minta maaf jika terdapat kesalahan atau kekurangan, penulis juga sadar bahwa
penelitian ini jauh dari kata sempurna.

Jambi, April 2020


Santika Dwi Putri

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................i

DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................................... 1

1.2 Pertanyaan Penelitian............................................................................................... 3

1.3 Tujuan penelitian ..................................................................................................... 3

1.4 Batasan Penelitian .................................................................................................... 4

1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................................... 4

BAB II KAJIAN TEORI ................................................................................................. 5

2.1. HUBUNGAN SOSIAL .......................................................................................... 5

2.1.1.Pengertian hubungan sosial .............................................................................. 5

2.1.2. Karakteristik perkembangan hubungan sosial siswa ....................................... 5

2.1.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan hubungan sosial siswa. .... 6

2.2. LAYANAN ORIENTASI ...................................................................................... 7

2.2.1 Pengertian layanan orientasi ............................................................................. 7

2.2.2 Tujuan Layanan Orientasi: ................................................................................ 8

2.3.UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM


MENUMBUHKAN HUBUNGAN SOSIAL SISWA MELALUI PEMBERIAN
LAYANAN ORIENTASI. .......................................................................................... 11

2.4.HIPOTESIS ........................................................................................................... 13

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................... 14

3.1 Jenis Penelitian ...................................................................................................... 14

3.2 Subjek Penelitian ................................................................................................... 15

3.3 Instrumen penelitian .............................................................................................. 15

ii
3.4 Prosedur penelitian ................................................................................................ 15

3.5 Teknik Pengumpulan Data .................................................................................... 17

3.6 Teknis Analisa Data ............................................................................................... 19

3.7. Triangulasi Data.................................................................................................... 19

3.8. Penyusunan Satuan ............................................................................................... 20

3.9. Penafsiran Data ..................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 21

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Bagi siswa ketidak kenalan atau ketidak tahuannya terhadap lingkungan
lembaga pendidikan di sekolah yang baru dimasukinya itu dapat memperlambat
kelangsungan proses belajarnya kelak. Bahkan lebih jauh dari itu dapt membuat
anak belum bisa mencapai hasil belajar yang ia impikan, hubungan sosial
mempunyai dampak terhadap keberhasilan siswa dalam dunia pendidikan.

Pengembangan diri siswa tentu ada kaitannya dengan hubungan sosial


siswa. Hubungan sosial adalah suatu hubungan antra individu atau lebih dimana
kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki
kelakuan individu yang lain dan sebaliknya. (Abu Ahmadi, Psikologi Sosial 1991,
h. 54).

Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang selalu menjadi bagian
dari lingkungannya yang tentunya saling membutuhkan satu sama lain.
Dilingkungan maupun individu berada ia akan berhadapan dengan kebutuhan,
harapan dan tuntuan dari lingkungan yang harus dipenuhinya. Kemampuan
individu menghadapi tuntutan terdapat keseimbangan antara pemenuhan
kebutuhan dengan tuntutan lingkungan. Yang nantinya akan tercipta keselarasan
dan kenyataan( realita).

Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa siswa mampu untuk


bersosialisasi untuk menyesuaikan dirinya apabula siswa menyelaraskan kedua hal
yang telah disebutkan diatas. Mengingat pada zaman sekarang siswa lebih
bersikap individu dan menutup diri, bahkan merasa malu untuk berkomunikasi
terlebih dahulu, dan bagi siswa untuk memulai hal tersebut membutuhkan waktu
yang cukup lama. Hubungan sosial ini dapat mempengaruhi mental dan

1
kebahagiaan siswa karena mereka akan merasa terisolir jika masih menyimpan
rasa takut atau ketidakmampuan untuk memulai komunikasi.
Perkembangan teknologi juga dapat mempengaruhi hubungan sosial
siswa, zaman yang semakin canggih dengan perkembangannya seperti dalam
berkomunikasi melalui media sosial

Menurut prayitno layanan orientasi adalah layanan bimbingan yang


dilakukan untuk memperkenalkan siswa baru dan atau seseorang terhadap
lingkungan yang baru yang dimasukinya.

Didalam bimbingan dan konseling pola 17 plus ada 10 layanan dan layanan
orientasi termasuk satu dari layanan tersebut. Layanan orientasi ini
memungkinkan siswa memahami hal baru termasuk hubungan sosial disekolah
yang baru dimasukinya.

Hubungan sosial yang yang dimaksud dalam penelitian ini adalah


memberikan dukungan untuk siswa agar mampu berkomunikasi baik dengan
teman sebaya ataupun guru disekolah.

Pemberian layanan orientasi dapat membantu siswa untuk dapat mengenal


dan berhubungan sosial dengan lingkungannya, layanan orientasi mempunyai
fungsi sebagai usaha pengenalan lingkungan sekolah sebagai lingkungan yang
baru bagi sisiwa. Pelaksanaan layanan orientasi brdasar pada anggapan bahwa
memasuki lingkungan baru dan mengadakan penyesuaian atau saling
berkomunikasi satu sama lain bukan lah merupakan hal yang mudah (Prayitno dan
Erman Amti, 1999).

Namun menurut laporan dari guru Bimbingan Dan Konseling di SMPN 26


kerinci terdapat masalah sosial yang terjadi yaitu:

1. Adanya sebagian siswa yang tidak pandai bergaul.

2. Adanya sebagian siswa yang tidak berani dalam berkomunikasi


didepan orang lain atau di depan orang banyak.

2
3. Adanya sebagian siswa yang merasa malu untuk berteman dengan
lawan jenisnya.

4. Adanya sebagian siswa yang malu berbicara dengan guru atau


pegawai sekolah.

5. Adanya sebagian siswa yang berkelahi dengan temannya.

6. Adanya sebagiansiswa yang tidak mempunyai teman akrab.


7. Adanya sebagiansiswa yang suka menyendiri.

8. Adanya sebagiansiswa yang berkumpul atau berkelompok (geng).

Minimnya hubungan sosial di SMPN 26 kerinci yang sebelumnya terjadi,


memenggil saya untuk ikut berpartisiapasi dan meneliti bagaimana jika di SMPN
ini diangkat menjadi judul penelitian ”ANALISIS PEMBERIAN LAYANAN
ORIENTASI DALAM MENUMBUHKAN HUBUNGAN SOSIAL SISWA
DIKELAS VII A SMPN 26 KERINCI“

Melihat dari manfaat dan dampak dari layanan yang ada di BK dapat
memperbaik hubungan dan membuat siswa saling mengenal satu sama lain. Hal
yang paling saya takutkan adalah Timbulnya gangguan mental jika ada siswa
yang merasa terisolir. Itulah mengapa layanan orientasi perlu dilakukan untuk
menumbuhkan hubungan sosial siswa.

1.2 Pertanyaan Penelitian


Berdasarkan latar belakang dan fokus masalah, maka sebagai pertanyaan
didalam penelitian ini adalah “Apakah pemberian Layanan Orientasi dapat
menumbuhkan Hubungan Sosial siswa di kelas VII A SMPN 26 kerinci?”

1.3 Tujuan penelitian


Adapun tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui dampak pemberian layanan orientasi dalam
menumbuhkan hubungan sosial di kelas vii a smpn 26 kerinci

3
b. Untuk mengetahui hubungan sosial seperti apa yang terjadi sebelum
dilaksanakannya layanan orientasi oleh guru BK.

1.4 Batasan Penelitian


Berdasarkan Pertanyaan penelitian dan latar belakang masalah atas
tidak semua semua permasalahan diangkat menjadi pokok permasalahan
dan penelitian, mengingat keterbatasan kemampuan, biaya dan tenaga,
maka penelitian ini membatasi pada permasalahan ”Analisis Pemberian
Layanan Orientasi Dalam Menumbuhkan Hubungan Sosial Siswa Dikelas
VII A SMPN 26 Kerinci“

1.5 Manfaat Penelitian


1. Bagi Sekolah. Dapat membantu pelaksanaan kegiatan sekolah, terutama
dalam membimbing siswa dalam rangka meningkatkan Hubungan Sosial
dengan memaksimalkan saran dan prasarana yang ada di sekolah.

2. Bagi Peneliti Lain. Sebagai acuan peneliti berikutnya yang tertarik


meneliti dampak layanan orientasi dalam menumbuhkan hubungan sosial
siswa.

3. Bagi Guru bimbingan konseling. Sebagai bahan masukan untuk


pembelajaran di masa yang akan datang

4
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Teoritis
2.1. HUBUNGAN SOSIAL
2.1.1 Pengertian hubungan sosial
Berbicara tentang hubungan sosial tentu tidak lepas dari hubungan
dengan lingkungan sekitar, sosialisasi saling bantu satu sama lain, dimana
dituliskan didalam buku bahwa hubungan sosial ini sangat penting untuk
dimiliki siswa, agar ia dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan
sekitarnya baik itu sekolah, masyarakat ataupun keluarga. Banyak para guru
yang merasa terhambat jika seorang siswanya sulit untuk berinteraksi dengan
temannya dan bahkan malu saat guru menanyakan sesuatu.

Sebagai guru pembimbing sudah menjadi tugas kita untuk memantau siswa
kita dan melaksanakan sebagai mana mestinya tugas guru pembimbing yang
punya tanggung jawab terhadap 150 siswanya.

Hubungan sosial dalam buku Perkembangan Peserta didik dikatakan


bahwa hubungan sosial adalah proses yang membantu individu melalui belajar
dan penyesuaian diri, bagaimana bertindak dan berpikir ia dapat berperan dan
berfungsi baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.

Dari pengertian tersebut dapat kita simpulkan bahwa hubungan yang


terjadi diantara dua orang atau lebih yang saling membantu agar dapat berpikir
dan bertingkah laku yang seuai dengan lingkungannya.

2.1.2. Karakteristik perkembangan hubungan sosial siswa


Karakteristik hubungan sosial siswa tentunya berbeda beda, ada yang
memang mempunyai tingkat kepercayaan diri yang bagus dan sebaliknya, tugas
adari guru pembimbing yaitu memahami karakteristik ini. Apalagi usia remaja
yang sangat sensitif dengan teman, mudah iri dan sebagainya.

5
Berikut adalah karakteristik hubungan sosial siswa di usia SMP.

• Berkembangnya kesadaran akan kesunyian dan dorongan untuk bergaul.


Seorang siswa yang sedang mengalami masa remaja, akan merasa
kesunyian dan merasa sangat membutuhkan orang lain sebagai teman baik
itu sebagai teman tempat curhat maupun sebagai teman untuk memperluas
pergaulan.

• Adanya upaya memilih nilai-nilai sosial Dalam hubungan sosial, siswa


akan memilih serta membedabedakan nilai-nilai yang ada di lingkungan
baik nilainilai sosial yang baik maupun yang tidak baik.

• Meningkatnya ketertarikan pada lawan jenis. Salah satu karakteristik


berkembangnya hubungan sosial siswa yang mengalami masa remaja
adalah keingintahuan siswa untuk mengetahui hal-hal yang terjadi pada
lawan jenisnya.

• Mulai tampak kecenderungan mereka untuk memilih karir tersebut. Hal


ini karena mereka telah memikirkan masa depan mereka, sehingga mereka
sudah memilih-milih karir apa yang cocok dan yang ia senangi.

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan hubungan sosial


siswa.

Menurut Mohammad Ali dan Muhammad Asrori dalam buku mereka


Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik, dikatakan bahwa ada
lingkungan yang mengetahui perkembangan sosial seseorang, antara lain:

• Lingkungan Keluarga
• Lingkungan Sekolah
• Lingkungan Masyarakat

Hubungan sosial erat kaitannya dengan penyesuaian diri siswa, didalam


ilmu Bimbingan dan konseling terdapat sebuah layanan yang dapat berdampak

6
baik untuk hubungan sosial siswa, layanan yang dimaksud adalah layanan
orientasi.

2.2. LAYANAN ORIENTASI


2.2.1 Pengertian layanan orientasi
Layanan orientasi adalah layanan bimbingan yang dilakukan untuk
memperkenalkan siswa baru atau seseorang terhadap lingkungan yang baru
dimasukinya. Pemberian layanan ini bertolak dari anggapan bahwa memasuki
lingkungan baru bukanlah hal yang selalu dapat berlangsung dengan mudah
dan menyenangkan bagi setiap orang. Demikian juga bagi siswa baru di sekolah
atau bagi orang-orang yang baru memasuki suatu dunia kerja, mereka belum
banyak mengenal tentang lingkungan yang baru dimasukinya. ( Prayitno &
Erman Ali, Dasar Dasar Konseling)
Berikut pengrtian layanan orientasi menurut para ahli:
 Menurut Prayitno, orientasi berarti tatapan ke depan ke arah dan tentang
sesuatu yang baru. Berdasarkan arti ini, layanan orientasi bisa bermakna
suatu layanan terhadap siswa baik di sekolah maupun di madrasah yang
berkenaan dengan tatapan ke depan ke arah dan tentang sesuatu yang
baru.

 Layanan orientasi adalah memperkenalkan lingkungan sekolah kepada


muridmurid baru, misalnya tentang program pengajaran, kegiatan
ekstrakurikuler, aturan sekolah dan suasana pergaulan, cara-cara belajar
yang baik,

 Menurut Sukardi, layanan orientasi adalah layanan bimbingan dan


konseling yang memungkinkan peserta didik terutama orang tua
memahami lingkungan seperti sekolah yang baru dimasuki peserta didik,
untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di
lingkungan yang baru ini.

 Menurut Slameto, layanan orientasi adalah layanan yang diberikan


kepada semua siswa, khususnya siswa baru.

7
 Layanan orientasi, yaitu layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan peserta didik atau klien memahami lingkungan seperti
sekolah yang baru dimasukinya, dalam rangka mempermudah dan
memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang baru itu.
(Dewa Ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan
dan Konseling di Sekolah)

Jadi secara umum layanan orientasi adalah layanan bimbingan yang


dikoordinir guru pembimbing dengan bantuan semua guru dan wali kelas,
dengan tujuan membantu mengorientasi serta mengarahkan dan membantu
mengadaptasi siswa juga pihak lain yang dapat memberi pengaruh terutama
orang tuanya dari situasi lama kepada situasi yang baru seperti siswa baru di
SMP.

2.2.2 Tujuan Layanan Orientasi:


Layanan orientasi bertujuan untuk membantu individu agar mampu
menyesuaikan diri terhadap lingkungan atau situasi yang baru. Secara khusus
tujuan layanan orientasi berkenaan dengan fungsi fungsi tertentu pelayanan
Bimbingan dan Konseling.

Dilihat dari fungsi pemahaman, layanan ini bertujuan untuk membantu


individu agar memiliki pemahaman tentang berbagai hal yang penting dari
suasana yang baru saja dirasakannya. Hal hal yang baru dijumpainya, diolah
oleh individu, dan digunakan untuk sesuatu yang menguntungkan. Dilihat
dari fungsi pencegahan, layanan orientasi bertujuan membantu individu agar
terhidar hari hal hal yang negatif yang dapat timbul apabila individu tidak
memahami situasi atau lingkungan soaialnya yang baru.

Dilihat dari fungsi pengembangan. apabila individu (siswa) mampu


memnyesuaikan dirinya atau hubungan sosialnya dengan baik dan mampu
memanfaatkan secara konstruktif sumber sumber yang ada pada situasi yang
baru, maka individu akan dapat mengembangkan dan memelihara potensi
dirinya.

8
Pelayanan orientasi biasanya dilaksanakan pada awal program pelajaran
baru yang mencakup organisasi sekolah, staf dan guru, kurikulum, program
BK, Program ekstrakulikuler, fasilitas atau sarana pra sarana dan tata tertib
sekolah.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian layanan orientasi


adalah:

a) Program orientasi yang efektif mempercepat proses adapatasi, dan


memberikan kemudahan untuk mengembangkan kemampuan
memecahkan masalah.

b) Murid-murid yang mengalami masalah penyesuaian ternyata kurang


berhasil disekolah.

c) Anak-anak dari kelas sosial ekonomi yang rendah memerlukan waktu


yang lebih lama untuk menyesuaikan diri, dari pada anaak-anak dari
kelas sosial ekonomi yang lebih tinggi.

Bagi siswa, ketidakkenalan atau ketidakketahuannya terhadap lingkungan


lembaga pendidikan di sekolah yang baru dimasukinnya itu dapat
memperlambat kelangsungan proses belajarnya kelak. Bahkan lebih jauh dari
itu dapat membuatnya tidak mencapai hasil belajar yang diharapkan. Oleh
sebab itu, mereka perlu diperkenalkan dengan berbagai hal tentang lingkungan
lembaga pendidikan yang baru itu.

Allan & McKean menegaskan bahwa tanpa progam-program orientasi,


periode penyesuaian untuk sebagian besar siswa berlangsung kirakira tiga atau
empat bulan. Dalam kaitan itu, penelitian Allan & McKean menunjukkan
beberapa hal yang perlu mendapat perhatian, yaitu:

1) Program orientasi yang efektif mempercepat proses adaptasi dan


hubungan sosial siswa menjadi lebih baik dan juga memberikan
kemudahan untuk mengembangkan kemampuan memecahkan
masalah.

9
2) Murid-murid yang mengalami masalah penyesuaian ternyata kurang
berhasil di sekolah.

Dari penjelasan seputar hubungaan sosial yang belum mantap antara


siswa yang harus kita perbaiki, layanan orientasi tentunya yang akan dilakukan
inshaallah dapat menumbuhkan dampak baik ungtuk siswa agar dapat hidup
dengan lingkungan sosial, didalam layanan orientasi yang akan dilaksanakan
saya akan memaksimalkan untuk mengelola kelas terlebih dahulu saling
mengenal baik, menunjuk kan bahwa hubungan sosial itu penting, terutama
siswa SMP kelas VII a yang baru mengenali sekolah menengah perlu untuk
diberikan sebuah layanan orientasi.

Berikut merupakan Konsep dari pemberian Layanan Orientasi pada


siswa:

Pelaksanaan

Layanan Hubungan
Menumbuhkan
Orientasi Sosial Siswa

Gambar 0-1 konsep Pemberian Layanan Orientasi Di SMPN 26 Kerinci

Dari konsep diatas dapat kita simpulkan bahwa hubungan sosial penting
adanya untuk membuat siswa tidak merasa terisolir dari teman ataupun merasa
dibedakan dari siswa yang lain, melihat pentingnya hubungan sosial yang perlu
ditumbuhkan, maka peran guru Pembimbing disini benar benar harus ada
dengan betbagai senjata layanan untuk memperbaik hubungan sosial siswa
dengan salah satu layanan yaitu layanan orientasi.

10
2.3 UPAYA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM
MENUMBUHKAN HUBUNGAN SOSIAL SISWA MELALUI
PEMBERIAN LAYANAN ORIENTASI.
Selain manfaat dan terlaksananya Layanan orientasi dalam menumbuhkan
hubungan sosial siswa, diperlukan sebuah peran penting yang dapat
mempengaruhi berhasilnya tujuan layanan ini, yaitu Peran yang dijalankan oleh
Guru Bimbingan dan Konseling, Upaya Guru Bimbingan dan Konseling dalam
membentuk hubungan sosial siswa salah satunya adalah memberikan layanan
yang tepat sesuai dengan kebutuhan siswanya, setelah di pertimbangkan
dengan layanan yang ada, layanan yang paling cocok dan sesuai dengan
kebutuhan sosial siswa adalah Layanan Orientasi, dimana layanan ini
bertujuan untuk meningkatkan hubungan sosial atau penyesuaian diri sisiwa
disekolah maupun diluar sekolah, seperti halnya hubungan pertemanan,
hubungan dengan guru, siswa disekolah dan sebagainya,

Didalam pemberian layanan terdapat cara cara untuk membentuk


hubungan sosial siswa seperti membentuk hubungan komunikasi siswa yang
baik, cara bergaul yang baik dan lain lain. Guru pembimbing dapat memberikan
pengaruh besar dalam pemberian setiap layanan, Kualitas guru pembimbing
merupakan semua kriteria termasuk pribadi, pengetahuan, wawasan,
keterampilan dan nilai nilai yang dimilikinya yang akan memudahkan dalam
menjalankan proses bimbingan dan konseling sehingga tercapainya tujuan yang
diharapkan.

Kriteria yang juga memberikan pengaruh besar dalam tersampaikannya


layanan ke pada siswa sesuai dengan yang diharapkan yaitu adalah kualitas
pribadi, dimana kualitas pribadi ini menyangkut segala aspek kepribadian guru
pembimbing. Menurut Virginia Satir dan Perez, Seorang guru pembimbing
harus memiliki kepribadian sebagai berikut:

1. Mampu merasakan keadaan, kebutuhan, keinginan, dan emosional


klien.
2. Baik dalam hubungan sosial dan berkomunikasi.

11
3. Mampu menciptakan suasana hangat, sehingga klien bergairah untuk
mengemukakan dirinya.
4. Menerima klien apa adanya tanpa membeda bedakan.
5. Dapat memberikan rasa aman dan nyaman pada klien.
6. Dapat menjalin hubungan baik dengan orang lain terutama dengan
klien.

Dilihat dari penjelasan diatas guru pembibing mempunyai peran besar dan
bukan sembarang guru yang bisa memiliki kriteria sama dengan Guru
Bimbingan dan Konseling, karena setiap guru mempunyai tugasnya masing
masing.

Selain dari faktor guru pembimbing, terdapat juga faktor diluar guru
prmbimbing yang juga dapat mempengaruhi hubungan sosial siswa yaitu:

1. keluarga siswa
2. teman sebaya Siswa
3. Guru Mata pelajaran
4. Manajemen yang terdapat dalam lembaga pendidikan tersebut.

Berikut Merupakan Konsep Operasional Guru Bimbingan dan Konseling


dalam Menumbuhkan Hubungan Sosial Siswa.

2. Pemberian Layanan
BK, kepada Siswa
yang sulit dalam
membentuk hubungan
sosial siswa

1.Guru BKS
Mencari
Tahu yang sulit
membentuk
hubungan sosial.
3. Pemberian
layanan Orientasi
sebagai penunjang
membentuk
Hubungan Sosial
Siswa

4. Guru BK harus
bisa menjadi teman bagi siswa
dalam menyelesaikan
permasalahan dalam
membentuk Hubungan
Sosialnya.

Gambar0-2 Konsep Operasional guru Bimbingan


Konseling dalam menumbuhkan hubungan sosial
siswa

12
Guru Bimbingan dan Konseling harus mampu memberikan hal tersebut
dengan baik sesusia dengan kebutuhan siswa, Guru Bimbingan dan Konseling
merupakan sahabat dan teman bagi siswa siswi nya.

2.4.HIPOTESIS

Margono (2004:67) menyatakan bahwa hipotesis adalah jawaban


sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling
mungkin atau paling tinggi tingkat kebenarannya,
Berdasarkan landasan teori serta kerangka pemikiran masalah bahwa
dalam penelitian ini hipotesis yang dikemukakan bahwa terdapat masalah
hubungan sosial yang harus diperbaiki oleh guru pembimbing dengan layanan
yang dimilikinya untuk menumbuhkan hubungan sosial siswa.

13
BAB III

METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis Penelitian yang saya gunakan adalah penelitian kualitatif.
Penelitian kualitatif menurut Kirk dan Miller adalah tradisi tertentu dalam ilmu
pengetahuan sosial yang secara pundamental bergantung dari pengamatan pada
manusia baik dalam kawasannya maupundalam peristilahannya. Dalam
penelitian kualitatif metode yang biasanya dimanfaatkan adalah wawancara
pengamatan, dan pemanfaatan dokumen. Penelitian kualitatif merupakan
penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk menelaah dan
memahami sikap, pandangan dan perasaan, dan perilaku individu atau
kelompok.

Dari pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif


adalah penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subjek penelitian minsalnya perilaku, persepsi, motivasi tindakan,
dan lain lain secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata kata
dan bahasa, pada konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan
berbagai metode alamiah.

Dalam penelitian ini lebih ditekankan adalah persoalan kedalaman


(kualitas), bukan banyaknya (Kuantitas ) data. Peneliti merupakan pihak yang
menentukan jenis data yang diinginkan. Sehingga peneliti menjadi instrumen
yang harus terjun langsung kelapangan. Riset ini bersifat subjektif dan
kasusunya lebih kasuistik bukan untuk digeneralisasikan. Desain riset dapat
dibuat bersamaan atau sesuadah riset. Desain dapat dirubah atau disesuaikan
dengan perkembangan riset. Bahkan untuk Eksploratif, peneliti sama sekali
tidak mempunyai konsep awal tentang apa yang diteliti. Hal ini dimaksudkan
agar peneliti melakukan riset dalam setting yang alamiah dan memberikan
peristiwa yang diteliti mengalir secara normal.

14
3.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian merupakan orang pada latar belakang penelitian.
Menurut Arikunto (2006:145) bahwa subjek penelitian adalah subjek yang
dituju untuk diteliti oleh peneliti. Jika kita bicara tentang subjek penelitian,
sebetulnya kita berbicara tentang unit analisis, yaitu subjek yang menjadi pusat
perhatian atau sasaran peneliti. Dalam penelitian ini responden adalah orang
yang diminta memberikan keterangan tentang suatu fakta atau pendapat.

Subjek dalam penelitian ini adalah guru pembimbing di Sekolah


Menengah Pertama Negeri 26 Kerinci.

3.3 Instrumen penelitian


Penelitian kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti sendiri, peneliti
berperan penting sebagai instrumen kunci dalam penelitian kualitatif.
“Instrumen penelitian adalah pengumpul data yang dirancang sedemikian rupa
sehingga menghasilkan data empiris sebagaimana adanya.”( Margono S, 2007
:155).

Dalam melakukan pengamatan tentunya peneliti membutuhkan alat atau


instrumen untuk menunjang penelitiannya terhadap suatu hal, seperti dalam
penelitian ini memerlukan kisi kisi penelitian, pedoman wawancara, observasi
dan catatan lapangan ini sangat dibutuhkan untuk mendukung kebenarkan yang
diteliti terutama pada jenis penelitian ini.

3.4 Prosedur penelitian


Berikut merupakan prosedur yang akan dilakukan dlam penelitian yaitu
merangkum beberapa tahap tahp penelitian sebagai berikut:

1. Tahap Pra Penelitian

Pra penelitian merupakan tahap awal rancangan prosedur yang


akan dilakukan dalam penelitian. Tahap pra penelitian berfungsi untuk

15
mempersiapkan segala sesuatu sebelum melakukan penelitian adapun
tahap atau prosedurnya :

 Menentukan Topik Penelitian Tahap awal dari penelitian yaitu


menentukan topik tentang apa yang akan diangkat dalam
penelitian. melihat dari fenomena yang terjadi, peneliti
akhirnya tertarik dengan minimnya hubungan sosial
disekolah. Setelah mendalami, hubungan sosial dapat
menimbulkan rasa terisolir antara siswa yang nantinya tidak
dapat kita pungkiri dapat berdampak pada psikis siswa. Maka
peneliti menentukan topik Analisis Layanan orentasi dalam
menumbuhkan hubungan sosial siswa.
 Menentukan Judul Penelitian Tahap kedua yaitu, peneliti
membuat rumusan masalah untuk dikaji dalam penelitian.
 Pengajuan Izin Penelitian Menyadari pentingnya untuk
menyelesaikan perizinan untuk menghindari hal-hal yang
tidak diinginkan sehingga mengganggu jalannya penelitian.
 Menyiapkan Perlengkapan Penelitian Bersumber dari
pertanyaan penelitian (wawancara, observasi)dapat
ditentukan jenis data apa yang diperlukan. Berdasarkan jenis
data tersebut dapat ditentukan perlengkapan apa saja yang
dibutuhkan oleh peneliti dalam melakukan penelitian.

2. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan peneliatian merupakan tahap inti yang mempunyai


tingkat kepentingan yang paling penting, karena pada tahapan inilah
kita akan menemukan hasil dari rasa ingin tahuan kita terhadap sesuatu
yang ingin kita teliti, tentunya harus melewati proses pra penelitian dan
proses lainnya. Berikut merupakan prosedur yang harus ada dalam
tahapan ini untuk melakukan penelitian:

16
 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan setelah
topik dan judul penelitian disetujui . Pengumpulan data
dilakukan dengan cara mewawancarai narasumber,
mengobservasi langsung objek penelitian, mengumpulkan
dokumentasi dokumentasi dan literatur-literatur yang
berhubungan erat dengan objek penelitian.
 Konsultasi Dengan Pembimbing/pengampu mata kuliah
 Pengolahan Data Untuk mengkaji kebenaran informasi
dilakukan pengolahan data dengan cara melengkapi dan
memperjelas data yang telah didapatkan. Data yang telah
didapat tersebut kemudian disusun menjadi sebuah tulisan
sehingga data tersebut mendekati kebenran.
3.Penyusunan Laporan Setelah semua data terkumpul dan
diolah,langkah selanjutnya adalah menyusun laporan penelitian.

3.5 Teknik Pengumpulan Data


Menurut Sugiono (2005:62), “ Teknik pengumpulan data merupakan
langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari
penelitian adalah menndapatkan data.

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang penulis gunakan


adalah sebagai berikut:

a. Wawancara
Menurut sugiyono (2010:194) “wawancara digunakan sebagi
teknik pengumpulan data apabila peneliti akan melaksanakan studi
pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga
peneliti ingin mengetahui hal hal responden yang lebih mendalam dan
jumlah respondennya sedikit/kecil.”
Jadi dari pengertian menurut Sugiyono dapat disimpulkan bahwa
teknik wawancara merupakan suatu cara pengumpulan pengumpulan data
yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya.

17
Wawancara digunakan dengan sejumlah pertanyaan secara lisan
kepada subjek penelitian dan kepada informan pendukung penelitian.
Untuk melakukan wawancara peneliti menyiapkan instrument wawancara.
Tujuan dari wawancara ini adalah untuk mencari data tentang pemberian
layanan orientasi dalam menumbuhkan hubungan sosial siswa di kelas VII
A SMPN 26 Kerinci.
b. Observasi

Observasi atau pengamatan dapat diartikan sebagai pengamatan


dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek
atau subjek penelitian. Observasi dalam penelitian ini adalah observasi
partisipasi, dimana peneliti terlibat langsung dengan kegiatan sehari hari
orang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.
Dalam observasi secara langsung ini. Dalam observasi secara langsung ini,
peneliti selain pelaku sebagai pengamat penuh yang dapat melakukan
pengamatan terhadap gejala atau proses yang terjadi didalam situasi yang
sebenarnya yang langsung diamati oleh observer.

Observasi langsung ini dilakukan peneliti agar data yang diproleh


akan lebih lengkap, tajam dan dapat mengetahui setiap perilaku yang
nampak. Setiap Observasi ini peneliti menyiapkan catatan lapangan dan
instrumen instrumen yang akan dibutuhkan dilapangan (observasi) untuk
mencatat stiap perilaku yang timbil dalam pemberian layanan sebagai
sumber data.

c. Dokumentasi

Menurut Hamidi (2004:72), Metode dokumentasi adalah


informasi yang berasal dari catatan penting baik dari lembaga atau
organisasi maupun dari perorangan. Dokumentasi penelitian ini
merupakan pengambilan gambar oleh peneliti untuk memperkuat hasil
penelitian. Menurut sugiyono (2013:240) Dokumentasi bisa berbentuk
tulisan, Gambar atau karya karya monumentel dari seseorang.

18
Diperoleh darii pihak terkait, seperti kepala sekolah untuk
memperoleh data tentang sejarah dan perkembangan sekolah, tata usaha
untuk memperoleh data data sarana dan prasarana sekolah,keadaan siswa
dan guru serta masalah masalah yang berhubungan dengan administrasi
sekolah yaitu berupa arsip arsip dan tabel tabel yang di dapat dari kantor
Tata Usaha SMPN 26 Kerinci.

3.6 Teknis Analisa Data


Teknik analisis data yang digunakan penulis merupakan teknik
analisis deskriptif kualitatif. Analisis data kualitatif bersifat induktif dan
berkelanjutan. Analisis data kualitatif adalah proses mencari serta
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,
catatan lapangan dan bahan bahan lainnya sehingga nudah dipahami agar
dapat diinfomasikan kepada orang lain. Aktivitas dalam analisis meliputi
reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), serta
penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing/verivication).

3.7. Triangulasi Data


Trigulasi dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara
dengan beberapa subjek penelitian, yang nantinya data yang diperoleh
akan dibandingkan dengan data data yang diproleh. “Trigulasi diartikan
sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari
berbagai teknik pengumpulan data dari sumber data yang telah ada. Hal
ini sekaligus dapat menguji kredibilitas data, sumber data dan teknik
pengumpulan data”(Sugiono, 2008:241).

Pada tahap trigulasi ini dilakukan kegiatan membandingkan hasil


observasi dengan hasil wawancara yang berkaitan dengan penggunaaan
metode bercerita atau orientasi pada siswa sesuai dengan juduk penelitian
yang dimaksud yakni analisis pemberian layanan orientasi dalam
menumbuhkan hubungan sosial siswa di kelas VIIA SMPN 26 kerinci.
Yaitu hasil wawancara guru pembimbing sebagai pemberi layanan dan
mengobservasi siswa sebagai penerima layanan orientasi.

19
3.8. Penyusunan Satuan
Penyusunan satuan adalah sepotong informasi terkecil yang
mengandung makna yang bulat dan dapat berdiri sendiri terlepas dari
bagian yang lain, artinya satuan ini harus dapat ditafsirkan tanpa
informasi tambahan selain pengertian umum dalam konteks latar
penelitain (Moleong, 2006 : 252).

Langkah awal dalam menganalisis data adalah melakukan


penyusunan satuan. Penyusunan satuan yang dilakukan yaitu dengan
membaca dan mempelajari seluruh jenis data yang sudah terkumpul.
Data yang terkumpul, disusun dan diidentifikasi mana yang lebih
penting. Namun pada tahapan ini, peneliti tidak membuang data
walaupun dianggap tidak relevan.

Dalam penelitian ini, peneliti meneliti tantang Analisis Pemberian


Layanan Orientasi dalam menumbuhkan hubungan sosial siswa. Dari
bagian terkecil data yang ditemukan akan dikaitkan dengan
permasalahan yang akan diteliti.

3.9. Penafsiran Data


Menurut Schaltzman dan Strauss yang dikutip oleh Basrowi dan
Suwandi, tujuan penafsiran data ialah : Tujuan yang akan dicapai dalam
penafsiran data ialah salah satu antara tiga tujuan, yakni deskripsi
semata-mata, deskripsi analitik, teori stantive, tujuan deskripsi semata-
mata (Basrowi dan Suwandi, 2008 : 200).

Tahap ketiga dalam analisis data adalah menafsirkan data yang


telah dikategorisasikan. Penafsiran ini harus dapat menjawab rumusan
masalah yang dirumuskan sejak awal.

Namun dalam hal untuk meneliti (wawancara,observasi,


pengumpulan data) belum bisa dilakukan oleh peneliti karena dengan
kondisi wabah dan sekolah serta guru pembimbing yang juga diliburkan
sementara.

20
DAFTAR PUSTAKA

Agus Sujianto, Psikologi Umum, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009, h. 237

Ahmadi, Psikologi Sosial (Edisi Revisi), Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1991,

Arikunto.2006.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT.

Rineka Cipta

Basrowi dan Suwandi, 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta:

Rineka Cipta

Dewa ketut Sukardi, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan

Konseling di sekolah, (Jakarta : PT. Rineka Cipta,2000), hal 43.

Hamidi.2004.Metode Penelitian Kualitatif: Aplikasi Praktis Pembuatan

Proposal dan Laporan penelitian. Malang: UMM Press.

Http:// www. Crayonpedia.org/MW/BAB12. Bentuk bentuk hubungan sosial


dan pranata sosial dalam masyarakat

Maleong, J, Lexi, 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bnadung: PT.


Remaja Rosdakarya

Margono,2004, Metodelogi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta. Abu

Mohammad Ali & Muhammad Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan

Peserta didik, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009, h. 96

Prayitno dan Erman Amti. 2010. Dasar dasar Konseling. Jakarta: Rineka Cipta

Sofyan S. Willis, Konseling Individual Teori Dan Praktek, Bandung : Alfabeta,

21
2004.

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Bisnis.Bandung: Alfabeta

Sugiyono .2010. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta

Sugiono, 2008. Metode Penelitian kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung :

Alfabeta

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta CV.

Sunarto dan B. Agung Hartono, Perkembangan Peserta didik , Jakarta : PT.

Rineka Cipta, Jakrta 2006, h.128

22

Anda mungkin juga menyukai