Anda di halaman 1dari 21

TUGAS INDIVIDU

MATA KULIAH STUDI KASUS DAN SURVEY BIMBINGAN


KONSELING

DISUSUN OLEH:

Amalia Rahma Putri


NIM : A1E118062

Kelas/Semester : R-002/5

DOSEN PENGAMPU:

Dr. Drs. Akmal Sutja, M.Pd

Dr. Siti Amanah, S.Pd, M.Pd

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2020
LAPORAN WAWANCARA DENGAN GURU BIMBINGAN DAN
KONSELING SMP N 33 KABUPATEN TEB0

Wawancara ini dilaksanakan pada :

Hari dan Tanggal : Selasa, 27 Oktober 2020

Pukul : 16.30 WIB s.d. selesai

Tempat : Rumah guru Bimbingan dan Konseling

Informasi Umum Sekolah :

Kepala Sekolah : Ngadimin, S.Pd

Operator : Dira Christyna Situmeang

Akreditasi :B

Kurikulum : Kurikulum 2013

Alamat : Jln. Pintas Tuo, Kec. Muara Tabir. Kab. Tebo.Provinsi Jambi

1.1.Profil dan Latar Belakang Sekolah

SMPN 33 kabupaten Tebo berdiri pada tanggal 10 Juni 2005 dengan SK izin operasional
420.2/373/DIKBUD/2017. SMP ini merupakan SMP satu-satunya yang terletak di desa Pintas
Tuo dan SMP kedua yang ada di kecamatan Muara Tabir. SMP ini tergolong masi muda yaitu
baru di SK izin operasional pada tahun 2017. Sekolah yang berdiri pada lahan seluas 1.2 hektare
ini terletak di jalan Pintas Betung, Pintas Tuo, Lokasi yang strategis. Dimana, dekat dengan pusat
pemerintahan dan central desa yaitu kantor camat dan pasar.

SMPN 33 Tebo saat ini memiliki siswa sebanyak 140 siswa yang terdiri dari 72 laki laki dan
69 siswa perempuan dengan 6 rombongan belajar. Dengan jumlah guru sebanyak 13 dengan
presentase 53.85 diantaranya merupakan PNS. SMPN 33 memiliki fasilitas belajar diantaranya 1
perpustakaan, 1 laboratorium dan 7 ruang kelas.
Dalam mewujudkan tujuan pendidikan, SMPN 33 memiliki visi misi yaitu :

VISI : " Aktif,Kreatif,Bersih,Antusias dan Religius ( AKBAR )

MISI :

Adapun misi SMP Negeri 33 Kabupaten Tebo yang dirumuskan berdasarkan visi diatas adalah

1. Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa;

2. Menanamkan nilai-nilai berbudi perketi luhur;

3. Meningkatkan Pendidikan Berkarakter

4. Meningkatkan kemampuan akademik atau non akademik

5. Menanamkan sikap saling menghormati terhadap guru, teman dan orang lain.

6. Menumbuhkan semangat kebersamaan dan kekeluargaan

Dalam mewujudkan itu semua, SMPN 33 Kabupaten Tebo tidak terlepas dari Guru Mata
Pelajaran, Perangkat sekolah dan tek terkecuali guru BK. Guru BK memiliki andil dalam
membantu mewujudkan tujuan pendidikan maupun visi misi yang akan dijalankan. Adapun visi
dan misi Bimbingan dan Konseling di SMPN 33 Kabupaten Tebo adalah sebagai berikut :

VISI :

“ Terwujudnya perkembangan diri dan kemandirian secara optimal dengan hakekat kemanusiaan
sebagai hamba Tuhan YME, sebagai makhluk individu, dan makhluk sosial dalam berhubungan
dengan manusia da alam semesta “

MISI :

Menunjang perkembangan diri dan kemandirian siswa untuk dapat menjalani kehidupannya
sehari-hari sebagai siswa secara efektif,kreatif dan dinamis serta memiliki kecakapan hidup
untuk masa depan karir dalam :

1. Beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan


2. Pemahaman perkembangan diri dan lingkungannya
3. Pengarahan diri kearah dimensi spiritual
4. Pengambilan keputusan berdasarkan bakat dan minat bidang siswa
5. Pengaktualisasian diri secara optimal

1.2.Informan atau Narasumber Di Sekolah

Nama : Ipung Priyan S,Pd

Tempat, Tanggal Lahir : Sungai Jernih, 11 April 1995

Alamat : Jln. Flamboyan, desa Sungai Jernih,Muara Tabir

Jabatan : Guru Bimbingan dan Konseling di SMPN 33 Kabupaten Tebo

Informan atau narasumber yang saya wawancara bernama Ipung Priyan, biasa di panggil
pak Ipung. Beliau merupakan satu-satunya dan yang pertama menjadi guru BK di SMPN 33
Kabupaten Tebo. Pak Ipung lulusan Universitas Ahmad Dahlan dengan Program Studi
Bimbingan dan Konseling angkatan 2018. Beliau sudah mengajar sebagai guru BK kurang
lebih 2 tahun, terhitung setelah ia lulus.

Sebelum pak Ipung menjadi guru BK di SMPN 33, SMP tersebut belum memiliki guru
BK. Stigma siswa siswi yang buruk akan BK,juga tingkat pengetahuan yang minim serta
motivasi yang rendah terhadap Bimbingan dan Konseling merupakan tantangan tersendiri
bagi beliau.

1.3.Permasalahan Yang Di Survey

Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan didapat problematika atau


permasalahan BK di SMPN 33 Kabupaten Tebo yaitu sarana dan prasarananya yang tidak
memadai.

1.3.1 Standar Sarana Prasarana Dalam Bimbingan Konseling

Sarana menurut kamus bahasa Indonesia adalah segala sesuatu yang dapat dipakai,
propaganda capai maksud atau tujuan, alat media, syarat, upaya dan sebagainya. Pengertian
sarana tersebut juga ditunjang oleh pendapat dari Winarno Surakhmad, beliau mengemukakan
bahwa sarana adalah sesuatu yang dapat dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan
prasarana adalah segala sesuatu yang dapat menunjang terlaksananya suatu kegiatan.

Sementara menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 24


tahun 2007. Sarana adalah perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindah-pindah.

Sebagaimana yang telah digambarkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional


Republik Indonesia nomor 24 tahun 2007, bahwa standar sarana dan prasarana ini mencakup:

a. Kriteria minimum sarana yang terdiri dari perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan,
buku dan sumber belajar lainnya, teknologi informasi dan komunikasi, serta perlengkapan lain
yang wajib dimiliki oleh setiap sekolah/madrasah,

b. Kriteria minimum prasarana yang terdiri dari lahan, bangunan, ruang ruang, dan instalasi daya
dan jasa yang wajib dimiliki oleh setiap sekolah/madrasah.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 24 tahun


2007 bahwa standar sarana prasarana bimbingan konseling sebagai berikut :

a. Luas minimum ruang konseling adalah 9 m2.

b. Ruang konseling dapat memberikan kenyamanan suasana dan menjamin privasi peserta
didik.

c. Ruang konseling dilengkapi sarana sebagaimana tercantum pada Tabel berikut.

No Jenis Rasio Rasio Deskripsi


Deskripsi
1. Perabot

1.1. Meja kerja 1 Kuat, stabil, dan aman.


buah/ruang Ukuran memadai untuk
bekerja dengan
Nyaman
1.2. Kursi kerja 1 Kuat, stabil, dan aman.
buah/ruang Ukuran
memadai untuk duduk
dengan nyaman

1.3. Kursi tamu 2 Kuat, stabil, dan aman.


buah/ruang Ukuran
memadai untuk duduk
dengan nyaman.

1.4. Lemari 1 Kuat, stabil, dan aman.


buah/ruang Tertutup dan
dapat dikunci.

1.5. Papan kegiatan 1 Kuat, stabil, dan aman


buah/ruang
2. Peralatan konseling

2.1. Instrumen 1 -
konseling set/ruang
2.2. Buku sumber 1 -
set/ruang
2.3. Media 1 Menunjang
pengembangan set/ruang pengembangan kognisi,
kepribadian emosi, dan motivasi
peserta didik.

3. Perlengkapan lain

3.1. Jam dinding 1buah/r -


uang
1.3.2 Problematika Sarana Dan Prasarana Bimbingan Dan Konseling di SMPN 33
Kabupaten Tebo

Fakta dilapangan menunjukkan bahwa sarana dan prasarana BK di SMPN 33


Kabupaten Tebo masih sangat minim dan menjadi problematika dan permasalahan BK di
SMP tersebut, yang berbanding terbalik dengan standard dan kriteria yang telah di
tetapkan.

1.3.2.1 Sarana

a) Sekolah yang hanya memiliki 1 meja dan 2 kursi dalam ruangan BK. Dan tidak
dilengkapi dengan media pengembangan, buku sunber, perabot dan isntrumen
Konseling.
Media pengembang,buku sumber dan instrument konseling adalah elemen yang
harus ada karena menunjang jalannya penerapan BK di sekolah dan sesuai dengn
kriteria yang ada.
b) Belum memiliki infocus yang memadai.
Infocus merupakan salah satu alat yang sangat membantu jalannya suatu layanan
klasikal dimana dapat mempermudah pemberian suatu layanan melalui video,
namun infocus yang ada belum memadai. Sehingga,tidak akan efektif jika dipakai
dan malah menggagu fokus siswa.
c) Buku agenda yang disiapkan hanya untuk siswa yang perah melakukam konseling

1.3.2.2 Prasarana
a) Ruangan BK yang sempit.
Ruangan BK yang sesuai dengan peraturan mentri pendidikan adalah minimal
mempunyai luas 9 m2, namun di SMPN 33 ruang BK nya hanya memiliki luas
kurang lebih 5 m2. Tentu ini akan mempengaruhi implementasi BK di sekolah
tersebut. Dimana ruangan tersebut hanya dapat di gunakan untuk layanan
konseling individu saja.
b) Ruangan BK yang tidak memberikan kenyamanan pada siswa
Karena ruangan BK yang sangat sempit, maka mempengaruhi kenyamanan siswa
yaitu ketika melakukan konseling individu misalnya akan merasa tidak leluasa,
terlebih ruangan tersebt tidak memiliki jendela dan kipas.

1.4 Tehnik atau Tata Cara Guru BK dalam Mengatasi Permasalahan


a) Ruangan BK hanya digunakan untuk melaksanakan konseling individu saja
sedangkan layanan lainnya diselenggarakan di ruang kelas.
b) Karena infocus yang minim yang tentunya menyulitkan guru BK ketika ingin
memberikan layanan,maka alternative lain yang dilakukan adalah menggunakan
media lain yang mendukung sesuai dengan kreativitas guru BK.
c) Dalam memberikan layanan kelompok, guru BK melakukannya di ruang kelas
maupun luar kelas untuk memberikan kenyamanan pada siswa

1.5 Rujukan
a) Guru mengusulkan kepada kepala sekolah untuk menyediakan
ruang,instrument dan peralatan lainnya yang sesuai dengan standar dan
kriteria yang ada agar siswa dapat dengan nyaman saat menerima layanan
Bimbingan dan Konseling seperti yang tercantum pada Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 24 tahun 2007. Karen selain
untuk memenuhi kriteria dan standar,juga sarana dan prasarana adalah faktor
penentun keberhasilan layanan BK di sekolah.
b) Guru BK mengkonfirmasi, mengkomunikasikan, dan mengkoordinasikan hal-
hal yang diperlukan untuk keefektivan pelayanan bimbingan konseling.
c) Guru BK sebaiknya membangun mitra dengan sesama guru BK yang lain agar
dapat saling menopang dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling,
serta untuk meningkatkan keprofesionalan/mengupgrade ilmu yang ada.
d) Guru BK harus tetap menjalankan tugas sebagai guru pembimbing meskipun
adanya keterbatasan sarana dan prasarana bimbingan dan konseling. Seperti
diatur dalam “ Kompetensi profesional dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 27 Tahun 2008 mencakup seorang guru BK yang menguasai
konsep dan praksis asesmen untuk memahami kondisi kebutuhan, dan masalah
konseli; menguasai kerangka teoritik dan praksis bimbingan dan konseling;
merancang program bimbingan dan konseling; mengimplementasikan program
bimbingan dan konseling yang komprehensif; menilai proses dan hasil
kegiatan bimbingan dan konseling; memiliki kesadaran dan komitment
terhadap etika professional; menguasai skonsep dan praksis penelitian dalam
bimbingan dan konseling”
e) Guru BK harus lebih kreatif untuk mempublikasikan pelayanan bimbingan
konseling.
DAFTAR PUSTAKA

Hellen. 2005. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Quantum Teaching

Tohirin. 2013. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: PT Raja Garfindo

Kusworowaty, Tyas.( 2013). Kreativitas Guru dalam Mengatasi Keterbatasan Sarana dan
Prasarana. FKIP UST .

Dewa Ketut dan Desak P.E. Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta.
2008. h. 79-91

Rizkawati,Cahya. Setyowati,Ninik.Mugiarso,Heru.( 2014 ). Faktor-Faktor Hambatan


Profesionalisasi Guru BK di SMA Negeri Se-Purwokerto. Indonesian Journal of Guidance and
Counseling Theory and Aplication.

file:///C:/Users/ASUS/Downloads/Permendiknas%20No%2024%20Tahun%202007(1).pdf

( diakses pada 12 November pukul 10:59 WIB)


Lampiran :

1) Dokumentasi
a) Wawancara Bersama Kepala Sekolah
b) Wawancara bersama guru BK
2. Program tahunan,semesteran,bulanan dan mingguan

PROGRAM SEMESTER GANJIL

PROGRAM SEMESTER GANJIL BIMBINGAN DAN KONSELING

SMP NEGERI 33 TEBO

TAHUN PELAJARAN 2020/2021

Bidang
Bimbingan Fungsi Sasa Wak
No Jenis Kegiatan/Layanan Tujuan
BK ran tu
P S B K

A. PERSIAPAN

Tercapainya
Pembagian tugas guru
efektivitas layanan
1 bimbingan dan Juli
bimbingan dan
konseling/konselor
konseling

Assesmen kebutuhan Terungkapnya


2 (Angket Masalah kebutuhan peserta Juli
Siswa) didik/konseli

Layanan bimbingan
Menyusun program dan konseling lebih
3 Juli
bimbingan dan terarah dan tetap
konseling sasaran

Konsultasi program Mendapat dukungan


4 bimbingan dan dari Kepala dan Juli
konseling Komite Sekolah

Terpenuhinya
kebutuhan sarana
5 yang menunjang Juli
Pengadaan sarana / keberhasilan layanan
prasarana BK BK

B. LAYANAN BK

1 LAYANAN DASAR
a. Bimbingan Klasikal

Peserta didik/konseli
dapat menjadi
Berpikir dan bersikap Pemaha individu yang memiliki
V Juli
positif man kemampuan berpikir
dan dapat bersikap
positif

Peserta didik/konseli
dapat memahami
pengertian motivasi
Pemaha
Motivasi Belajar V belajar dan Juli
man
mengetahui cara
meningkatkan
motivasi belajar

Peserta didik/konseli
dapat menerapkan
Pemaha
Komunikasi Efektif V komunikasi efektif
man
dalam kehidupan
sehari-hari Agst

Peserta didik/konseli
mampu memahami
Pemaha dan menganalis nilai-
Nilai-nilai kehidupan V
man nilai kehidupan untuk
berinteraksi di
lingkungan sosial Agst

Peserta didik/konseli
dapat memahami dan
menemukan unsur-
unsur konsep diri serta
Pemaha
Konsep diri remaja V memahami dan
man
menerima kelebihan
dan kekurangan
secara wajar dan Sept
penuh rasa syukur .

Pemaha Peserta didik/konseli Sept


Potensi diri remaja V dapat mengenal dan
man .
menggali potensi diri
serta berusaha
mengoptimalkannya
untuk meraih sukses
masa depan

Peserta didik/konseli
mampu mengenal ciri-
ciri perkembangan
remaja, dapat
Psikologi remaja dan V Pemaha
memahami tugas
permasalahannya V man
perkembangan,
mengatasi masalah
yang dihadapi dalam
perkembangan Oktb

Peserta didik/konseli
mampu mengenal
tipe-tipe kepribadian
Pemaha manusia, mengenal
Kepribadian Manusia V
man kepribadian yang
dimiliki serta dapat
tumbuh menjadi Oktb
pribadi yang matang .

Peserta didik/konseli
dapat memahami ciri-
ciri pribadi yang
memiliki rasa percaya
Membangun Rasa Pemaha
V diri serta dapat
Percaya Diri man
meningkatkan percaya
diri dengan baik untuk
mencapai tujuan Nov
hidupnya b.

Peserta didik/konseli
mampu memahami
pentingnya polah
Pentingnya menjaga Pemaha hidup bersih dan sehat
V serta dapat melakukan
kesehatan tubuh man
kebiasaan hidup
bersih dan sehat Nov
sehari-hari yang dapat b.
mempengaruhi
kesehatan

Peserta didik/konseli
mampu memiliki
perasaan positif untuk
Pemaha membangun pribadi Des
Kepribadian Manusia V
man yang berkarakter yang b.
akan berkontribusi
pada peningkatan
mutu karakter bangsa

b. Bimbingan
Kelompok

Peserta didik/konseli
dapat menjadi
Kebiasaan mencontek Pemaha
V individu yang memiliki Agt
dan akibatnya man
sikap yang tidak
mencontek

Peserta didik/konseli
mampu mengatur
Jadwal kegiatan sehari- Pemaha
V jadwal kegiatan Sept
hari man
sehari-hari dengan
baik

c. Papan Bimbingan

Pemaha
Juli
Tips dan Trik Sukses man

dalam Pengembangan V V V V dan Peserta didik/konseli
Des
diri pencega memperoleh informasi
b
han melalui media tulis

Peserta didik/konseli Juli


Pemaha memperoleh informasi –
d. Pengemb. Media BK V V V V
man yang bermanfaat bagi Des
dirinya b

Juli
Pemaha Peserta didik/konseli –
e. Leafleat V V V V
man memperoleh informasi Des
melalui media cetak b
2 LAYANAN RESPONSIF

Terbantunya peserta
Juli
didik dalam mengatasi
Pengent –
1. Konseling Individual hambatan/memecahk
asan Des
an masalah yang
b
dialaminya

Terbantunya Juli
Pengent memecahkan masalah –
2. Konseling Kelompok
asan peserta didik melalui Des
kelompok b

Pemaha
Juli
man Terbantunya

3. Konsultasi dan memberikan informasi
Des
pengent yang dibutuhkan oleh
b
asan peserta didik

Diperolehnya Juli
Pengent kesepakatan bersama –
4. Konferensi Kasus
asan mengenai masalah Des
peserta didik b

Terentaskannya
masalah konseli yang Juli
Pengent terkait dengan pihak –
5. Advokasi
asan lain agar hak-hak Des
konseli tetap b
terlindungi

Terselenggaranya Juli
Pengent layanan Bimbingan –
6. Konseling elektronik
asan dan Konseling yang Des
lebih efektif b

Pemaha
Juli
man Tertampungnya

7. Kotak masalah dan masalah peserta
Des
pengent didik/konseli yang
b
asan introvert

3 Pemaha Terentaskannya
PEMINATAN DAN
man masalah konseli yang
PERENC. INDIVIDUAL dan terkait dengan
pengent pemilihan jurusan dan
asan rencana karir masa
depan

4 DUKUNGAN SISTEM

a. Melaksanakan dan Pengumpulan data


menindaklanjuti dan kebutuhan
assesmen peserta didik

Mengetahui langsung
b. Kunjungan rumah kondisi peserta didik
di lingkungan rumah

c. Menyusun dan
Pertanggungjawaban
melaporkan program
kinerja kepada kepala
bimbingan dan
sekolah
konseling

Penilaian ketercapaian
program layanan
d. Membuat evaluasi
bimbingan dan
konseling

e. Melaksanakan Bukti fisik pelaksanaan


administrasi bimbingan bimbingan dan
dan konsleing konseling

f. Pengembangan Pengembangan diri /


keprofesian konselor profesi
3. Lampiran Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL)

PEMERINTAH KABUPATEN TEBO


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMP NEGERI 33 TEBO
Ds. Pintas Tuo, Muara Tabir

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)


BIMBINGAN KLASIKAL
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2020/2021

Komponen : Layanan Dasar


Bidang Layanan : Sosial
Topik / Tema Layanan : Menyontek, Penyebab dan Solusinya
Kelas / Semester : 8 / Genap
Alokasi Waktu : 30 menit

1. Tujuan Layanan
1. Peserta didik/konseli dapat memahami pengertian menyontek
2. Peserta didik/konseli dapat memahami faktor penyebab dan akibat menyontek
3. Peserta didik/konseli dapat memahami cara penanggulangan menyontek
2. Metode, Alat dan Media
1. Metode : Ceramah, Curah pendapat dan tanya jawab
2. Alat / Media : LCD, Power Point tentang menyontek, Penyebab dan Solusinya
3. Langkah-langkah Kegiatan Layanan
1. Tahap Awal/Pendahuluan
1.1. Membuka dengan salam dan berdoa
1.2. Membina hubungan baik dengan peserta didik (menanyakan kabar, ice breaking)
1.3.Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan Konseling
1.4.Menanayakan kesiapan kepada peserta didik
2. Tahap Inti
2.1.Guru BK menayangkan media slide power point yang berhubungan dengan materi layanan
2.2.Peserta didik mengamati slide pp yang berhubungan dengan materi layanan
2.3.Guru BK mengajak curah pendapat dan tanya jawab
2.4.Guru BK membagi kelas menjadi 6 kelompok, 1 kelompok 5- 6 orang
2.5.Guru BK memberi tugas kepada masing-masing kelompok
2.6.Peserta didik mendiskusikan dengan kelompok masing-masing
2.7.Setiap kelompok mempresetasikan tugasnya kemudian kelompok lain menanggapinya, dan
seterusnya bergantian sampai selesai.
3. Tahap Penutup
3.1.Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan yang terkait dengan materi layanan
3.2.Guru BK mengajak peserta didik untuk agar dapat menghadirkan Tuhan dalam hidupnya
3.3.Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan datang
3.4.Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam
4. Evaluasi
1. Evaluasi Proses : Memperhatikan proses layanan dengan refleksi hasil masing-masing peserta didik
dan Sikap atau antusias peserta didik dalam mengikuti kegiatan layanan.
2. Evaluasi Hasil : Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain: merasakan suasana yang
menyenangkan,pentingnya topik yang dibahas, cara penyampaian yang menarik.
Muara Tabir, November 2020
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru BK

Ngadimin, S.Pd Ipung Riyayan, S.Pd

NIP .

Anda mungkin juga menyukai