Anda di halaman 1dari 16

STUDI KASUS & SURVEI

BIMBINGAN DAN KONSELING

DI SMA N 9 MERANGIN

DOSEN PENGAMPU:

Dr. Drs. Akmal Sutja, M.Pd

Drs. Siti Amanah, M.Pd

Disusun oleh :

Nomi Sartika ( A1E118129)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAMBI
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat dan karunianya
sehingga tugas mata kuliah ini yaitu Studi kasus dan survey Bimbingan dan konseling ini
dapat diselesaikan dengan baik. Tugas ini di rancang utuk mengetahui sejauh mana
pelaksanaan layanan Bk di SMA N 9 merangin dan apa saja kendala yang terjadi di lapangan,
baik dari guru Bimbingan dan konseling, sekolah ataupun siswa.

Tugas ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya tidak lepas dari bantuan
dandukungan dari berbagai pihak.Terimakasih untuk pihak-pihak yang telah membantu saya
dalam menyelesaikan tugas ini.Oleh karenanya penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca sekaligus untuk penulis jadikan sebagai bahan revisi.

Demikian, semoga hasil penelitian ini dapat diterima sebagai ide/gagasan yang
menambah pengetahuan.

Merangin, 10 November 2020

Penulis

(Nomi sartika)
IDENTITAS SEKOLAH

NPSN : 10505053
Status : Negeri
Bentuk Pendidikan : SMA
Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah
Alamat : Jalan Lintas Bangko-Jangkat, Muara Madras, Kec.
Jangkat, Kab. Merangin Prov. Jambi
Akreditasi :B
Kepala Sekolah : Nukman, S.Pd
Kurikulum : K-13
Penyelenggaraan : Sehari Penuh/5h
Manajemen Berbasis Sekolah : -
Semester Data : 2020/2021
Guru/tendik : 22 + 4
  Siswa Laki-laki : 121
  Siswa Perempuan : 87
Rombongan Belajar :7
Akses Internet : ada
Sumber Listrik : ada
Daya Listrik : 1,300
Luas Tanah : 9,600 M²
Ruang Kelas : 12
Laboratorium :0
Perpustakaan :2
Sanitasi Siswa :2
 
IDENTITAS GURU BK

Nama : Elfiza S.Pd


Tempat & tanggal lahir : Muara madras, 21 agustus 1980
Agama : islam
Pekerjaan : Guru Bimbingan dan konseling di SMA N 9 Merangin
Status pendidikan : S1 BK universitas jambi angkatan 2006
Alamat : Desa muara madras, kecamatan jangkat, kabupaten merangin,
provinsi jambi
KAJIAN TEORETIS
Secara umum, masalah mempunyai banyak pengertian, setisap orang memiliki
defenisi yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, tergantung dari segi mana
mereka memandnag masalah tersebut maka prbedaan itu dapat dilihat dari beberapa pendapat
ahli tentang masalah diantaranya menurut Winkell (1991) Masalah adalah sesuatu yang
dapat menghambat, merintangi dan mempersulit dalam usaha mencapai sesuatu.
Natawijaya (dalam Arhizon 2007) Masalah adalah sesuatu yang diragukan,
dipertanyakan, dibingungkan, dicemaskan atau diresahkan tentang berbagai hal atau keadaan.
Sedangkan Warsanto (1989) masalah atau problema adalah suatu penyimpangan atau deviasi
secara tidak terduga sebelumnya dari apa yang dikehendaki, diperhitungkan, direncanakan
atau diperintahkan.
Permasalahan yang dialami oleh siswa sangat bervariasi, tergantung dari konsekuensi
hubungan yang akan ditimbulkan di dalam kegiatan/aktivitas pembelajaran yang
dilaksanakan siswa, karena yang terpenting apakah masalah-masalah itu menghambat prestasi
belajar atau tidak sehingga satu permasalahan serius seorang siswa belum tentu berpengaruh
bagi siswa lainnya.
PERMASALAHAN-PERMASALAHAN YANG MAMPU DIANALISIS
a. Permasalahan siswa
Dari hasil wawancara saya dengan guru Bimbingan dan konseling, saya
mendapatkan informasi langsung dari guru Bimbingan dan konseling disana
bahwa permasalahan-permasalahan yang sering terjadi pada siswa di SMA
tersebut biasanya :
1. Malas sekolah/belajar
Permasalahan ini umum terjadi pada siswa laki-laki, biasanya mereka malah
belajar dalam bidang mata pelajaran tertentu, hal itu disebabkan karena cara
guru mengajar yang tidak disukai siswa, terjadi salah paham antara guru dan
siswa, serta pelajaran tersebut dianggap siswa hanyalah beban sehingga siswa
lebih memilih bolos atau tidak sekolah sama sekali.
2. Kurangnya etika
Banyak sekali siswa khusus laki-laki yang tergolong tidak beretika disekolah,
hal yang dilakukannya melawan guru, mencemoohi guru dan berkata kasar
yang tidak wajar dikatakan oleh seorang pelajar, hal itu disebabkan oleh
perkembangan zaman, pengaruh budaya luar dan pengaruh lingkungan yang
salah serta Faktor lingkungan keluarga juga memberikan pengaruh. Murid
yang sudah terbiasa memberontak dan melakukan perlawanan kepada orang
tuanya tentu di sekolah dia akan bersikap demikian. Selain itu ada juga kasus
yang kerap terjadi para orang tua bersikeras membela anaknya jika terjadi
problem di sekolah
3. Kenakalan remaja
Karena pengaruh zaman, banyak sekali kasus yang seperti ini terjadi di SMA
tersebut contohnya bebas merokok disekolah, gaya pacaran yang salah,
munuman keras, narkoba dan seks bebas. Penyebab kenakalan remaja
eksternal yang pertama yaitu kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang
tua. Dalam hal ini keluarga memang menjadi lingkungan pendidikan utama
dan paling pertama untuk mendidik anak menjadi orang yang berperilaku baik
di masyarakat
4. Bully
Bully yang sering terjadi di SMA ini bukan berbentuk bully yang ektrem yang
menyakiti fisik namun lebih pada menyakiti batin seperti mengejek teman
yang memiliki kekurangan dan merasa seseorang berbeda dengan teman
kebanyakan.
5. Berkelahi
Berkelahi sering terjadi antara murid laki-laki maupun perempuan dengan
alasan salah paham, perbedaan pendapat bagi yang laki-laki dan juga rebutan
pacar bagi yang perempuan. Hal ini terjadi biasanya karena perbedaan asal
dari masing-masing siswa.
6. Tidak mampu/tidak ada biaya sekolah
Permasalahan ini pernah ada di SMA ini, ada anak yang ingin bersekolah
namun tidak mempunyai biaya, dan dari pihak sekolah memberikan kebijakan
bebas SPP bagi anak tersebut.
7. Pengaruh gadget
Karena pesatnya perkembangan zaman sekarang ini, hal yang tidak biasa lagi
terjadi bagi semua orang, tidak peduli tua muda namun terpengaruh gadget,
pengaruh yang dialami anak SMA adalah pengaruh negatif seperti kecanduan
gadget, kecanduan game online sehingga banyak anak yang bergadang waktu
malam dan bangun ketika sudah siang hari, hal itu menyebabkan anak sering
bolos sehingga sekolahnya terganggu.
b. Hambatan guru Bimbingan dan konseling
Dari hasil wawancara saya dengan guru Bimbingan dan konseling di SMA N 9
merangin, guru Bimbingan dan konseling disana menjelaskan beberapa
hambatan ataupun kendala yang pernah dialaminya, baik dari segi pribadi,
pembinaan siswa, maupun dari sekolah itu sendiri, dijelaskan sebagai berikut :
1. Kendala pribadi guru Bimbingan dan konseling
a. Kurang update tentang perkembangan ilmu Bimbingan dan konseling
Karena faktor lokasi yang termasuk kedalam kategori pelosok yang jauh
dari perkotaan dan perkembangan teknologi, maka guru Bimbingan dan
konseling di sekolah ini merasa itu merupakan kendala dan jarang update
mengenai perkembangan Bimbingan dan konseling diluar dikarenakan
kendala dalam jaringan internet yang kurang lancar dan perkembangan
teknologi lainnya.
b. Hanya menerapkan pelayanan Bimbingan dan konseling seadanya dan
tidak berpacu pada RPL, dengan alasan bahwa permasalahan siswa datang
tanpa terduga dan pelaksanaan layanan hanya yang menurut guru
Bimbingan dan konseling penting dan dibutuhkan siswa
c. Tidak pernah membagikan AUM, sosiometri dan sosiogram, dikarenakan
tidak adanya fasilitas atau bahan Bimbingan dan konseling tersebut. Jadi,
permasalahan yang diselesaikan dan diproses hanyalah permasalahan
menurut sudut pandang guru Bimbingan dan konseling dan wali kelas
murid saja tanpa memperhatikan permasalahan umum siswa atau
permasalahan dalam sekolah dengan detail.
d. Persepsi yang salah tentang guru Bimbingan dan konseling sebagai polisi
sekolah karena guru Bimbingan dan konseling sering mengadakan razia
pada siswa seperti razia rambut, hp dan sebagainya, sehingga citra
Bimbingan dan konseling atau guru Bimbingan dan konseling dalam
kalangan siswa/i menjadi menakutkan, hal itu juga bisa menjadi celah
pemisah bagi guru Bimbingan dan konseling dan siswa itu sendiri
sehingga menyulitkan guru Bimbingan dan konseling untuk membimbing
siswa/i

2. Kendala dalam membina siswa


Kendala yang dihadapi guru Bimbingan dan konseling selanjutnya yaitu
dalam membina siswa, kendala tersebut diantanya :
a. Faktor lingkungan, karena pengaruh kemajuan zaman dan lingkungan
setempat yang merubah karakter siswa menjadi keras, pembangkang dan
sulit diatur/dibimbing merupakan salah satu kendala yang dihadapi guru
Bimbingan dan konseling saat membimbing anak karena anak selalu
menolak untuk diberikan pengarahan.
b. Perhatian orang tua kurang terhadap anak, hal ini pastinya menjadi kendala
bagi guru Bimbingan dan konseling untuk membimbing anak,
dikarenakan banyak sekali orang tua murid yang sibuk bekerja dari pagi
hingga sore jadi tidak ada waktu untuk membimbing bahkan melihat
perkembangan anaknya, jadi anak akan bersikap seenaknya saja tanpa
menuruti kata guru karena dirumah nya saja dia tidak pernah diatur dan
diperhatikan.
c. Dalam kunjungan rumah, tidak selalu kunjungan rumah yang dilakukan
oleh guru Bimbingan dan konseling berjalan sebagaimana mestinya. Ada
beberapa kendala yang sering dihadapi guru Bimbingan dan konseling
seperti orang tua yang kurang terima/tidak menyambut atas kedatangan
guru Bimbingan dan konseling dan banyak juga yang tidak percaya akan
penjelasan yang diberikan guru Bimbingan dan konseling kepada orang
tua murid, yang lebih buruknya setelah diberikan bukti bahwa siswa
tersebut memang bermasalah sedangkan orang tua murid tidak percaya
dengan permasalahan anak, membela anak bahkan menyalahkan pihak
sekolah atas permasalahan tersebut. Hal itu merupakan tantangan terberat
guru Bimbingan dan konseling dalam menghadapi permasalahan siswa.
d. Tidak pernah membuat program Bimbingan dan konseling, hal tersebut
juga menjadi kendala karena setiap melakukan layanan tidak ada panduan
atau patokan dan tidak ada target pencapaian sebuah layanan karena guru
Bimbingan dan konseling hanya menjalankan layanan sesuai situasi dan
kondisi saja.

3. Kendala dari dalam sekolah


Bukan hanya kendala pribadi dan proses pembinaan siswa saja, namun guru
Bimbingan dan konseling juga mendapatkan kendala dari dalam sekolah
tersebut, diantaranya :
a. Tidak ada kebijakan sekolah memberikan jam khusus Bimbingan dan
konseling di kelas, karena hal tersebut guru Bimbingan dan konseling
kesulitan dalam memberikan layanan, biasanya guru Bimbingan dan
konseling hanya melakukan layanan individual atau kelompok saja dengan
cara memanggil, siswa bergantian kecuali jika terdapat jam kosong barulah
guru Bimbingan dan konseling masuk ke kelas untuk memberikan layanan
klasikal atau mengobservasi permasalahan siswa.
b. Tidak pernah diberikan diklat lebih kurang 5 tahun, karena tidak ada
kebijakan sekolah untuk memberikan diklat khusus untuk guru Bimbingan
dan konseling di SMA N 9 MERANGIN tersebut, maka banyak sekali
materi ataupun ilmu perkembangan Bimbingan dan konseling yang tidak
diketahui bahkan tidak dipahami guru Bimbingan dan konseling di
sekolah ini, sehingga guru Bimbingan dan konseling di sekolah ini merasa
itu menjadi kendala dan merasa kurang pengetahuan tentang
perkembangan Bimbingan dan konseling diluar.

4. Kendala selama sekolah daring


Sesuai dengan hasil wawancara saya dengan guru Bimbingan dan konseling
di SMA N 9 MERANGIN bahwa dalam masa pandemi seperti ini, sulit sekali
untuk memberikan layanan Bimbingan dan konseling karena susah sekali
Bimbingan dan konseling diterapkan dalam proses pembelajaran daring,
biasanya guru Bimbingan dan konseling hanya menghubungi siswa/ orang tua
murid melalui telepon yang dirasa tidak efektif, guru Bimbingan dan
konseling juga harus datang langsung untuk mengunjungi rumah rumah
siswa.
TEKNIK/CARA PENYELESAIAN MASALAH ( GURU BIMBINGAN DAN
KONSELING DAN SEKOLAH)
a. Manajemen
Dalam teknik atau cara penyelesaian masalah siswa/siswa bermasalah, biasanya
wali kelas bekerja sama dengan guru Bimbingan dan konseling untuk
menyelesaikan masalah siswa terkadang guru Bimbingan dan konseling juga
langsung koordinasi dengan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan. Pendekatan
yang dilakukan yaitu dengan cara mengajak anak untuk mengobrol santai untuk
mengetahui sebab penyebab permasalahan anak selanjutnya yaitu mengontrok
perkembangan anak tersebut. Dalam cara penyelesaiannya, guru Bimbingan dan
konseling memanggil siswa untuk pembinaan sampai panggilan ke 3, jika siswa
tersebut juga belum berubah melalui pembinaan yang dilakukan oleh guru
Bimbingan dan konseling, maka guru Bimbingan dan konseling memberikan
surat panggilan kepada orang tua/wali murid dan jika tidak datang untuk
berdiskusi dengan guru Bimbingan dan konseling, maka guru Bimbingan dan
konseling wajib melakukan kunjungan rumah atas permasalahan tersebut.

b. Pelaksanaan
Dalam pelaksaan pengentasan/pencegahan masalah siswa, maka guru Bimbingan
dan konseling akan melakukan bimbingan, memberikan layanan, serta kegiatan
pendukung, diantaranya :
 Bimbingan yang pernah dilakukan guru Bimbingan dan konseling di
sekolah diantaranya :
a. Bimbingan karir, dalam mealakukan bimbingan ini guru Bimbingan
dan konseling biasanya memberikan angket peminatan kepada seluruh
siswa agar mengetahi potensinya untuk mencapai karir masa depan
yang sudah terasah sejak dini untuk setiap siswa supaya siswa tidak
salah melangkah kedepannya.
b. Bimbingan sosial, biasanya guru Bimbingan dan konseling melakukan
bimbingan ini untuk para siswa yang tidak mau bergabung dengan
siswa lain ataupun siswa yang bermain secara geng/berkelompok, hal
ini dilakukan supaya setiap siswa bisa berbaur kepada seluruh
temannya tanpa memandang suku, ras, agama dan asal.
c. Bimbingan belajar, yang dilakukan guru Bimbingan dan konseling
dalam bimbingan ini yaitu terkhusus untuk siswa yang kesulitan dalam
mata pelajaran tertentu. Hal yang dilakukan guru Bimbingan dan
konseling diantaranya berdiskusi dengan guru mata pelajaran yang
bersangkutan kemuadian memanggil siswa serta guru mata pelajaran
untuk mencari jalan keluar, biasanya guru Bimbingan dan konseling
menyarankan untuk remedial siswa yang kesulitan dalam bidang
tersebut.
 Layanan yang pernah diberikan guru Bimbingan dan konseling untuk
mengentaskan/mencegah terjadinya masalah siswa diantaranya :
a. Layanan orientasi
Dalam layanan ini, biasanya dilakukan pada awal semester ajaran baru,
biasanya guru Bimbingan dan konseling mengenalkan lingkungan,
mengenalkan guru, mata pelajaran maupun peraturan kepada siswa
baru agar mereka bisa beradaptasi dan terbiasa dalam lingkungan baru
dan tidak melakukan atau membuat masalah yang dapat merugikan
siswa ataupun sekolah itu sendiri
b. Layanan informasi
Layanan informasi biasanya dilakukan guru Bimbingan dan konseling
saat upacara bendera, saat ada jam kosong di kelas-kelas, informasi
yang diberikan guru Bimbingan dan konseling biasanya peraturan
baru, sebagai contoh denda alfa, informasi perguruan tinggi untuk
kelas 3, dan pemilihan jurusan/peminatan bagi kelas 1. \

c. Penempatan dan penyaluran


Layanan ini biasanya dilakukan guru Bimbingan dan konseling
dengan memberikan angket kepada setiap siswa untuk menentukan
pilihannya dan mengasah bakat minatnya pada bidang yang sesuai
dengan potensi setiap siswa.
d. Bimbingan kelompok
Bimbingan kelompok biasanya dilakukan guru Bimbingan dan
konseling jika ada beberapa siswa yang mengalami permasalahan yang
sama seperti kesulitan dalam bidang mata pelajaran yang sama, contoh
lain seperti adanya geng atau kelompok bermain siswa.
e. Konseling individu
Konseling individu biasanya dilakukan guru Bimbingan dan konseling
jika menemui siswa yang bermasalah atau mempunyai masalah seperti
anak yang sering tidak masuk sekolah, sering tidak membuat pr, sering
terlambat, bullying dan sebagainya.
 Kegiatan pendukung Bimbingan dan konseling yang pernak dilaksanakan
diantaranya :
a. Himpunan data, ini dilakukan melalui observasi guru Bimbingan dan
konseling, informasi dari wali kelas murid, informasi dari guru
pelajaran, dan hasil dari pemberian angket. Hal ini bisa memudahkan
guru Bimbingan dan konseling untuk menyelesaikan ataupun
mengentaskan permasalahan yang dialami anak dengan mempunyai
referensi lain.
b. Kunjungan rumah, hal ini sering dilakukan guru Bimbingan dan
konseling dengan alasan wali murid tidak mau datang ke sekolah
ataupun guru Bimbingan dan konseling ingin survei langsung untuk
melihat kondisi rumah siswa. Dengan melakukan kunjungan rumah
maka setidaknya guru Bimbingan dan konseling bisa menyampaikan
permasalahan anak dengan orang tua murid dan bisa mendiskusikan
bersama tentang solusi dari masalah anak.
c. Konferensi kasus, pernah dilakukan beberapa kali di SMA ini, hal ini
hanya dilakukan ketika menghadapi masalah yang dirasa cukup extrem
atau berat, contoh permasalahan ketika rapat naik kelas
d. Alih tangan kasus, hal ini pernah dilakukan beberapa kali oleh guru
Bimbingan dan konseling jika guru Bimbingan dan konseling merasa
permasalahan tersebut terlalu berat/bukan ranah Bimbingan dan
konseling lagi dengan alih tangankan kasus kepada wakil kepala
sekolah bidang kesiswaan ataupun kepada sekolah langsung seperti
masalah pelecehan seksual dan juga pernah alih tangan kasus pada
pihak kepolisian untuk kasus narkoba.
RUJUKAN YANG BISA PENELITI BERIKAN
Dilihat dari permasalahan yang terjadi pada siswa ataupun hambatan yang dihadapi
guru Bimbingan dan konseling, maka rujukan yang bisa peneliti berikan diantaranya :
a. Guru Bimbingan dan konseling harus membuat program seperti program tahunan
ataupun RPL agar memudahkan guru Bimbingan dan konseling melaksanakan
layanan dengan adanya panduan maka layanan yang diberikan bisa mencapai
target yang kita inginkan
b. Usahakan menyiapkan AUM dan melakukan sosiometri maupun sosiogram atau
leger nilai siswa untuk melihat permasalahan siswa dari berbagai sudut pandang,
agar semua permasalahan siswa tidak tercecer.
c. Guru Bimbingan dan konseling seharusnya mencari referensi sebanyak dan
seupdate mungkin membantu guru Bimbingan dan konseling menambah
pengetahuan dan memudahkan guru Bimbingan dan konseling dalam bertindak
d. Untuk pihak sekolah terutama kepala sekolah, sebisa mungkin diusahakan kelas
khusus untuk Bimbingan dan konseling dalam satu kelas seminggu sekali aar
siswa terkontrol dengan baik dan memberikan kebijakan kepada guru Bimbingan
dan konseling untuk melaksanakan diklat agar guru Bimbingan dan konseling
bisa mengetahui perkembangan Bimbingan dan konseling diluar.
KESIMPULAN

Berdasarkan observasi dan wawancara yang telah saya lakukan tentang pelaksanaan
bimbingan dan konseling di SMA N 9 MERANGIN, walaupun pelaksanaannya sudah
dilakukan dan diusahakan berjalan baik namun tidak semua berjalan dengan sebagaimana
seharusnya. Ada beberapa Penanganan masalah dan pembuatan program tidak bisa di
laksanakan oleh pihak guru BK. Tentu saja hal ini berdampak dengan pelaksanaan dan
penanganan yang tidak optimal untuk hasilnya.

Ketidak optimalan ini berdampak terhadap hasil belajar peserta didik, terutama bagi
anak yang tidak terdeteksi permasalahannya seperti permasalahan diluar lingkungan sekolah
dan permasalahan detail di sekolah karena data yang tidak lengkap. Hsl yang bisa dilakukan
adalah membenahi beberapa kekurangan tersebut dengan membuat program, RPL,
menyediakan aum dan sosiometri/sosigram.

SARAN

Berdasarkan hasil wawancara yang saya lakukan dengan guru Bimbingan dan
konseling di SMA N 9 MERANGIN, saran yang bisa saya berikan diantarantya :

1. Orang tua seharusnya memberikan perhatian yang cukup terhadap anaknya sebagai
pola asuh dalam keluarga
2. Orang tua dan guru agar dapat memperhatikan perkembangan hubungan siswa dengan
teman sebaya
3. Guru dan orang tua diharapkan dapat membantu meningkatkan motivasi belajar siswa
4. Orang tua dan guru harus memperhatinkan sejauh mana hubungan pergaulan anak
atau siswa dengan lawan jenis.
5. guru diharapkan dapat menciptakan suasana yang menyenangkan dalam kehidupan
sekolah.
6. Guru dan orang tua diharapkan dapat bekerja sama dalam memecahkan dan mencari
solusi yang baik terhadap masalah yang dihadapi oleh siswa.
7. Bagi guru BK sangat diharapkan bantuannya dalam pelaksanaan pelayanan
bimbingan dan konseling
DAFTAR PUSTAKA

Dasmaniar, 2018, SURVEY TENTANG MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPAI


OLEH SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 INUMAN, Jurnal PAJAR (Pendidikan dan
Pengajaran) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Riau Volume 1 Nomor 1.

Anda mungkin juga menyukai