Anda di halaman 1dari 13

TUGAS INDIVIDU

LAPORAN HASIL WAWANCARA GURU BK

STUDI KASUS DAN SURVEY BK

DOSEN PENGAMPU :

Dr.Drs. AKMAL SUTJA, M.Pd.

SITI AMANAH, S.Pd., M.Pd.

DISUSUN OLEH :

NOVITA AYU ANGGRAINI

(A1E118072)

R-002

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI
2020

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT.Sehingga


penulis telah menyelesaikan laporan wawancara ini dengan tepat waktu.Salah satu tujuan
penulis dalam menulis laporan wawancara ini adalah sebagailaporan yang dibuat untuk
melatih mahasiswa mencari cara dalam menyikapi permasalahan yang ada dilapangan,
sehingga ketika mahasiswa sudah menjadi guru BK yang sah tidak gagap saat
menghadapi permasalahan dilapangan tempat ia bekerja.
Penulis menyampaikan terima kasih pada beberapa pihak yang ikut mendukung
proses wawancara laporan ini hingga selesai, yaitu:
1. Ibu Ir. Efiryati selaku kepala sekolah SMP N 24 Kota Jambi yang sudah
mengizinkan penulis melakukan wawancara.
2. Ibu Yuli Astuti, S.Pd. selaku guru BK di SMP N 24 Kota Jambi yang telah
bersedia menjadi narasumber penulis.

Penulis menyadari atas ketidaksempurnaan penyusunan hasil wawancaraini. Namun


penulis tetap berharap laporan ini akan memberikan manfaat bagi para pembaca. Demi
kemajuan penulis, penulis juga mengharapkan adanya masukan berupa kritik atau saran
yang berguna.

Jambi, 08 November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Tujuan Wawancara................................................................................................................1
1.3 Topik Wawancara..................................................................................................................1
1.4 Waktu / Tempat Wawancara..................................................................................................1
1.5 Narasumber............................................................................................................................1
1.6 Pewawancara.........................................................................................................................1
1.7 Profil Sekolah........................................................................................................................2
1.8 Permasalahan Yang Disurvei.................................................................................................3
1.9 Teknik Penyelesaian Masalah................................................................................................5
1.10 Rujukan.................................................................................................................................6
PENUTUP.............................................................................................................................................7
KESIMPULAN :...............................................................................................................................7

ii
iii
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dilakukannya wawancara ini guna untuk mengetahui kendala ataupun hambatan-
hambatan yang terjadi pada guru BK disekolah. Dan laporan ini dibuat untuk melatih
mahasiswa mencari cara dalam menyikapi permasalahan yang ada dilapangan, sehingga
ketika mahasiswa sudah menjadi guru BK yang sah tidak gugup saat menghadapi
permasalahan dilapangan tempat ia bekerja.

1.2 Tujuan Wawancara


Untuk mengetahui apa saja yang menjadi kendala ataupun hambatan-hambatan yang
terjadi pada guru BK disekolah.

1.3 Topik Wawancara


Kendala ataupun hambatan-hambatan yang dialami saat menjadi guru BK

1.4 Waktu / Tempat Wawancara


Waktu : 03 November 2020
Tempat : Ruang BK SMP N 24 Kota Jambi

1.5 Narasumber
Nama : Yuli Astuti, S.Pd.
Jabatan : Walikelas dan guru BK
Pendidikan terakhir : S-1 BK Universitas Jambi
Lama bekerja : 10 tahun

1.6 Pewawancara
Nama : Novita Ayu Anggraini
NIM : A1E118072

1
1.7 Profil Sekolah
SMPN 24 Jambi adalah Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri yang
berlokasi di Provinsi Jambi Kabupaten Kota Jambi dengan alamat Kel. Mayang
Mangurai Jambi.

Rekapitulasi Sekolah
SMPN 24 JAMBI

234 siswa  34 guru


  1 jurusan
 

19 kelas
  34 pelajaran
  - ekstrakurikuler
 

Info Sekolah
SMPN 24 JAMBI

NPSN 10504674
NSS 201106007024
Nama SMPN 24 JAMBI
Akreditasi Akreditasi B
Alamat Jl. Pendidikan No. 66
Kodepos 36128
Nomer Telpon 085279049006
Nomer Faks -
Email smpn24kotajambi@yahoo.co.id
Jenjang SMP
Status Negeri
Situs
Lintang -1.6440998824677318
Bujur 103.59050631523132
Ketinggian 43
Waktu Belajar Sekolah Pagi

Lokasi Sekolah
SMPN 24 JAMBI

4
5
Provinsi Jambi
Kecamatan Kota Baru
Kelurahan Kenali Asam Bawah

2
1.8 Permasalahan Yang Disurvei

Dalam wawancara yang dilaksanakan di SMP N 24 Kota Jambi bersama narasumber


yaitu ibu Yuli Astuti, S.Pd. selaku guru BK pada kelas VII. Selama menjadi guru BK
belum ada kendala ataupun hambatan. Akan tetapi beliau memaparkan bahwasanya
permasalahan yang sering terjadi pada siswa yaitu kurang nya motivasi belajar, malas
belajar, anak broken home, dan siswa yang mengabaikan tugas.
Dari masalah yang telah dipaparkan oleh narasumber, Pembelajaran dalam jaringan
(daring) dimasa pandemi saat ini, ada beberapa kasus yang terjadi. Salah satunya yaitu,
guru BK mendapatkan laporan dari wali kelas bahwasanya ada beberapa siswa yang tidak
aktif belajar bahkan tidak mengumpulkan tugas. Sehingga untuk mengatasi permasalahan
ini, guru BK memanggil siswa supaya datang kesekolah. Ketika guru BK bertemu dengan
siswa guru BK menanyakan kepada siswa tersebut apakah benar tidak membuat dan
mengumpulkan tugas,  siswa tersebut membenarkan bahwa dirinya tidak membuat dan
mengumpulkan tugas yang telah diberikan. Lalu guru BK menanyakan mengapa sang
anak tidak mengerjakan tugas. Siswa tersebut hanya diam seperti tidak memahami tugas-
tugas yang diberikan, lalu guru BK pun kembali bertanya,apakah terkendala sesuatu hal
yang tidak memungkinkan membuat tugas, menjawab pertanyaan yang telah ditanyakan
oleh guru BK yang dimana ia tidak mengerjakan dan tidak mengumpulkan tugas karena
ia tidak mendapat bimbingan serta perhatian dari orang tua nya.Orang tua.

Sehingga anak merasa bebas semaunya saat diberi hp. Tanpa memikirkan dampak
akibat dari perbuatannya itu. Sedangkan untuk orang tua nya sendiri tidak mengetahui
bahwa sang anak tidak membuat dan mengumpulkan tugas. Karena selama daring orang
tua memberi kepercayaan penuh kepada anak untuk memegang hp tanpa dipantau dan
didampingi. Orang tua juga tidak pernah bertanya kepada anak tentang apa saja kegiatan
nya sehari-hari.rasa percaya diri yang kuat pada anak timbul karena dukungan dari orang
tua nya,Adanya motivasi dan pujian dari orang tua yang membuat anak lebih bersemangat
untuk menjalani segala aktivitasnya.kurangnya perhatian dari keluarga atau kurangnya
kasih sayang dari orang tua sehingga membuat mental seorang anak menjadi frustasi,
brutal dan susah diatur.sangat berpengaruh besar pada mental seorang pelajar hal inilah
yang mengakibatkan seorang pelajar tidak mempunyai minat untuk berprestasi.Oleh

3
karena itu keterlibatan peranan guru BK sebagai pendidik juga sebagai orang tua
disekolah sangatlah diperlukan untuk selalu memberikan solusi atas masalah yang
dihadapi siswa terutama siswa yang memiliki masalah dalam lingkungan
keluarganya(Broken Home).

Kata broken homesering dilaterbelakangi pada anak yang menjadi korban perceraian
orangtuanya. Sebenarnya anak yangbroken homebukan hanya anak yang berasal dari
orang tua yang bercerai, tetapi juga anak yang berasal dari keluarga yang tidak utuh atau
tidak harmonis. Terdapat banyak faktor yang melatarbelakangi anak yang broken home,
antara lain percekcokan atau pertengkaran orang tua, perceraian, bahkan kesibukan orang
tua.Istilah “broken home” biasanya digunakan untuk menggambarkan keluarga yang
berantakan akibat orang tua tidak lagi peduli dengan situasi dan keadaan keluarga di
rumah. Orang tua tidak lagi perhatian terhadap anak-anaknya, baik masalah di rumah,
sekolah, sampai pada perkembangan pergaulan anak-anaknya di masyarakat.

Anak adalah aset yang berharga, generasi penerus bangsa yang memiliki hak untuk
tumbuh dan berkembang dengan baik. Dan semua itu bergantung pada keluarga. Sudah
selayaknya orang tua menyadari bahwa mereka memiliki kebutuhan yang tidak sebatas
pada kebutuhan materi, tetapi juga kebutuhan akan kasihsayang dan perhatian orang tua.

Meskipun ada beberapa anak broken homeyang mampu bertahan dan tidak melakukan
penyimpangan, namun orang tua hendaknya mampu mempertimbangkan kepentingan dan
hak-hak anak ketika akan melakukan sesuatu.Broken homeadalah permasalahan yang
bersumber dari keluarga, oleh karena itu solusi terbaik untuk anak-anak tersebut bukan
hanya peranan orang tua tapi juga harus adanya peranan dari psikolog, guru dan ulama,
melainkan orang tua yaitu ayah dan ibunya di rumah yang dapat berperan dan berfungsi
selayaknya orang tua. Dalam dunia pendidikan peranan guru disini membantu diri anak
dalam menanamkan rasa yang percaya diri yang tinggi, keteguhan hati dan jangan
menyikapi hal itu dengan hal-hal yang kurang baik agar prestasi belajar tidak terganggu.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Terdapat banyak orang tua yang tidak punya banyak waktu
lagi untuk memperhatikan, berdialog, sharing, atau bahkan hanya untuk saling bertegur
sapa, dampak lain dari keegoisan dan kesibukan orang tua serta kurangnya waktu untuk
anak dalam memberikan kebutuhannya menjadikan anak memiliki karakter : mudah
emosi (sensitif), kurang konsentrasi belajar, tidak peduli terhadap lingkungan dan
sesamanya, tidak tahu sopan santun, tidak tahu etika bermasyarakat, mudah marah dan

4
cepat tersinggung, senang mencari perhatian orang, ingin menang sendiri, susah diatur,
suka melawan orang tua, tidak memiliki tujuan hidup, dan kurang memiliki daya juang
dan juga dalam prestasi belajar kurang begitu baik.

Kondisi perpecahan pada struktur keluarga ini tentu dapat berdampak buruk bagi


perkembangan dan kesehatan mental anak. Broken home dapat menyebabkan anak
merasa kehilangan peran penting keluarga di hidupnya, merasa stres, tertekan, hingga
merasa dirinya yang menjadi penyebab perpisahan tersebut.Dampak dari broken home
umumnya akan membuat anak merasa sedih dan kehilangan motivasi atau penyemangat.

Berikut beberapa dampak broken home pada anak, yaitu :

1. Mengalami kesedihan yang berkelanjutan, ini akan mempengaruhi beberapa tugas


perkembangan pada remaja.
2. Menyalahkan dirinya sendiri sebagai penyebab perpisahan, dampak ini berakibat
buruk pada mental anak.
3. Menjadi lebih posesif.
4. Sulit percaya dengan orang lain, ini juga akan berakibat buruk dimasa yang akan
datang.
5. Kehilangan kasih sayang, dengan merasa tidak mendapat kasih sayang dari orang tua,
maka anak akan mencari kesenangan ataupun kesibukan diluar rumah untuk
pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang. Bahkan anak rentan mengalami pergaulan
yang tidak baik.
6. Tidak punya identitas diri, dimana anak akan tumbuh tanpa adanya identitas diri yang
jelas.
7. Trauma untuk menjalin hubungan dengan orang lain, ini sangat buruk dampak nya
bagi anak baik dimasa sekarang maupun dimasa depan.

1.9 Teknik Penyelesaian Masalah


Permasalahan yang saya angkat yaitu anak broken home.Yang dimana selama masa
pandemi ini siswa tersebut tidak pernah mengumpulkan tugas yang telah diberikan oleh
guru.Untuk pendalaman masalah tersebut, guru BK menghubungi orang tua siswa dan
meminta orang tua untuk datang ke sekolah. Setelah bertemu orang tua siswa, guru BK
menceritakan bahwa sang anak tidak pernah mengumpulkan tugas yang telah diberikan.

5
Orang tua siswa pun terkejut dan tidak menyangka bahwa anaknya melakukan hal
tersebut. Ini dikarenakan orang tua mempercayai penuh sang anak terhadap tugas-tugas
yang diberikan dari sekolah tanpa memberikan pendampingan dan bimbingan. Orang tua
siswa tersebut merupakan single parent, yang dimana beliau harus bekerja untuk
mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Beliau bekerja rumah tangga dari pagi sampai
sore, sehingga sepulang kerja beliau disibukkan dengan kegiatan rumah tanpa
memperhatikan kegiatan sekolah sang anak. Beliau juga bingung bagaimana cara
membagi waktu antara bekerja, mengurus rumah, dan mendampingan sang anak. Dengan
melihat kondisi seperti ini, guru BK memberi saran kepada orang tua untuk mendampingi
sang anak belajar pada saat malam hari ataupun bercerita untuk bertanya apa saja
pelajaran hari ini? Ada tugas ga?.
Sehingga orang tua dan anak kembali berkomunikasi dan saling terbuka untuk
menceritakan apa yang terjadi pada hari itu.

1.10 Rujukan
Menurut saya, guru BK bisa melakukan layanan informasi di dalam kelas
mengenai betapa penting nya mencari jati diri melalui cara-cara yang positif seperti
mengikuti ekstrakurikuler disekolah. Melakukan layanan bimbingan kelompok
dengan masalah yang hampir sama, sehingga anak tidak merasa bahwa dirinya
mengalami masalah seperti itu sendirian. Dan guru BK bisa melakukan konseling
perorangan agar dapat menjajaki permasalah anak. Pemberian layanan dilaksanakan
dengan layanan dasar dan layanan responsif.

6
PENUTUP

KESIMPULAN :

1 Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh penulis bahwa faktor penyebab siswa tidak
membuat dan mengumpulkan tugas bukan dikarenakan malas melainkan faktor
lingkungan keluarga yang tidak harmonis (Broken Home)yang mempengaruhi kewajiban
anak sebagai siswa, hilang nya konsentrasi belajar, gagal nya siswa meraih prestasi, dan
gangguan pada mental.

2 Berdasarkan hasil wawancaradalam upayaguru dalam mengatasi siswa yang (Broken


Home)disini tidak bisa diingkari lagi bahwa dalam upayanya peranan seorang guru
merupakan peranan yang terpenting dalam dunia pendidikan. Sebagai guru BK dalam
peranannya harus bisa menciptakan proses pendekatan terhadap siswa yang bersangkutan.
Untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal, banyak dipengaruhi komponen-
komponen belajar mengajar. Tapi di samping komponen pokok yang ada dalam kegiatan
belajar-mengajar, ada factor lain yang ikut mempengaruhi keberhasilan belajar siswa,
yaitu soal hubungan antara guru dan siswa. Hubungan guru dengan siswa/anak didik di
dalam proses belajar mengajar merupakan factor yang sangat menentukan peranan guru.

3 Berdasarkan hasil wawancarayang penulis perolehuntuk mengetahui faktor yang


mempengaruhi upaya guru BK dalam mengatasi siswa (Broken Home)Di SMPN 24Kota
Jambi,peranannya seorang guru BK harus memiliki beberapa faktor agar mampu
mengatasi siswa (Broken Home),dimana keprofesionalan seorang guru BK dalam proses
peninggkatan mutu dalam peningkatan guna salah satu upaya dalam mengatasi siswa
yang (Broken Home)disini sangat lah diperlukan untuk mencapai tujuan dari
kependidikan yakni mencerdaskan anak bangsa keprofesionalan menjadi seorang
pendidik yang baikdalamperanan keprofesionalannya sangat mendominasi dari
keberhasilannya dalam pengendalian diri peserta didik, karenanya guru merupakan orang
tua yang sewajarnya meluruskan akan perilaku anak agar ia mampu terus berjalan
menjalani kehidupannya dengan baik sebagaimana mestinya. Perhatian yang diberikan
seorang guru terhadap muridnya terutama murid yang memiliki latar belakang yang buruk
berasal dari keluarga yang terpecah berai (Broken Home)sangat membantu dalam

7
meluruskan tujuan dari pendidikan bangsa ini yakni menjadikan generasi muda yang
cerdas dan berakhlak mulia, untuk itu keprofesionalan seorang guru BK menjadikan
faktor utama yang harus dimiliki setiap pendidik dalam menghadapi peserta didik untuk
mampu terus berprestasi dalam bidang umum dan juga berakhlaq mulia.

4 Berdasarkan hasil wawancara yang penulis perolehtentang peranan guru dalam mengatasi
siswa yang (BrokenHome) Di SMP N 24 Kota Jambi ini pada hakikatnya terjalin
keterikatan satu sama lain antara individu atau siswa terhadap orang tuanya dirumah dan
juga orangtuanya di sekolah yakni seorang guru. Dengan kerjasama yang baik atas
ketiganya akan menjadikan satu kesatuan yang tentulah berdampak baik dan positif agar
mampu menjalankan kehidupan yang baiksesuai dengan yang diharapkan. 

Anda mungkin juga menyukai