Tugas Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Menejemen Pendidikan Khusus
Dosen Pengampu Mata Kuliah : Dr. Asep Sunandar, S.Pd. M.AP
Oleh :
Anggita Hemaylia Putri (190154603307)
Aulia Putri (190154603258)
Awramadha Salsa Bunova (190154603205)
Maya Vica Ristia (190154603237)
Siti Nadila (190154603303)
Winda Yustika (190154603253)
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
DESEMBER 2020 BAB 1
PENDAHULUAN
A. Profile Sekolah yang Diobservasi
No. Nama Sekolah NPSN Alamat Sekolah
1. SLB BC Kepanjen 20537317 Jl. Adi Santoso, Gang Pasar Hewan (swasta) No.2, Kelurahan Ardirejo, Kecamatan Kepanjen 2. SLB Marsudi Utomo 20549288 Kesamben, RT 3 RW 1, Kec. Kesamben (swasta) Kesamben, Kab. Blitar, 66191 3. SLBN 1 Mataram 50219891 Jln. Adisucipto No. 42, Nusa Tenggara Barat
B. Informan
No. Nama Jenis Kelamin Jabatan
1. Sumijati, S.Pd Perempuan Guru 2. Eni Peristiwaningsih Perempuan Guru 3. Rochman Ardiansyah S.Pd Laki-laki Guru
C. Waktu Pelaksanaan Pengumpulan Data
Wawancara dan observasi dilakukan secara terpisah oleh anggota kelompok di daerah masing-masing pada hari Senin, 30 November 2020 secara online. BAB 2
HASIL PENGUMPULAN DATA
Berikut adalah ruangkuman dari beberpa wawancara yang telah dilakukan :
Pertanyaan :
1. Bagaimanakah pandangan bapak/ibu terhadap anak berkebutuhan khusus?
2. Bagaimanakah bapak/ibu menyikapi dan mensiasati keberadaan ABK di sekolah?
Jawaban :
1. Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki hambatan sehingga
membutuhkan perlakuan khusus di dalam pembelajaran dan kesehariannya. 2. peserta didik berkebutuhan khusus kita fasilitasi dengan adanya guru pendamping khusus hal ini untuk memastikan tiap ABK juga mendapat pengajaran yang layak. Kemudian kita juga memberikan sosialisasi kepada siswa yang lain supaya siswa yang lain paham kondisi siswa berkebutuhan khusus di sekolah dan menimalisir adanya perilaku negatif kepada ABK di sekolah.
A. Paparan Data Manajemen Kesiswaan
Berikut adalah ruangkuman dari beberpa wawancara yang telah dilakukan. Pertanyaan : 3. Bagaimanakah mekanisme ABK mendaftar di sekolah bapak/ibu 4. Apakah dilakukan assesment pada saat mereka mendaftar 5. Bagaimanakah tindak lanjut hasil assessment 6. Bagaimanakah cara penempatan siswa di kelas 7. Apakah terdapat kriteria khusus dalam penentuan kelas Jawaban : 3. Pertama kami lakukan identifikasi dan,asesmen biasanya kami bekerja sama dengan SLB di sekitar. Untuk menentukan apakah calon siswa mampu didik atau tidak. Apabila mampu didik kami langsung menerimanya. Sedangkan apabila mampu latih kami sarankan sebaiknya sekolah di SLB saja. 4. Iya. 5. Tindak lanjut hasil asesmen kita berikan kepada guru pendamping khusus untuk selanjutnya ditindak sesuai dengan hasil asesmen. Kemudian guru pendamping khusus akan menyampaikan kepada guru mapel apa saja yang harus diperhatikan saat mengajar siswa tersebut. 6. Cara penempatan siswa di kelas biasanya ABK duduk di Kursi paling Depan supaya guru lebih mudah dalam melakukan koordinasi kepada siswa berkebutuhan khusus. 7. Tidak ada.
B. Paparan Data Manajemen Kepegawaian
Berikut adalah ruangkuman dari beberpa wawancara yang telah dilakukan. Pertanyaan : 8. Bagaimanakah proses perekrutan guru (PNS dan Non PNS)? 9. Bagi guru Non PNS apakah ada kriteria khusus? 10. Bagaimanakah rasio kesesuaian antara kompetensi guru dengan kondisi siswa yang harus ditangani (bukan hanya rasio jumlah termasuk rasio kompetensi guru degan kebutuhan siswa)? 11. Bagaimana cara mendisiplinkan guru? 12. Bagaimana proses pembinaan untuk meningkatkan kinerja guru? 13. Bagaimanakah pemberian penghargaan bagi guru non PNS? Jawaban : 8. Melalui cpns nasional. 9. Tidak ada selain konser sesuai pekerjaan. Konser = linier. 10. Masih jauh dr kata stabil, masih kekurangan guru. 11. Cara mendisiplinkan guru biasanya kepala sekolah tiap hari berkeliling untuk memantau bagaimana guru2 bersikap di sekolah, ada juga supervisi yang dilaksanakan oleh guru guru yang ditunjuk oleh kepala sekolah sebagai penilaian oleh teman sejawat. 12. Proses pembinaan ada yang dilaksanakan secara langsung oleh kepala sekolah. 13. Untuk pemberian penghargaan bagi guru non PNS di SLBN 1 Mataram yaitu bisa diberikan sertifikat atau uang bonus untuk gajinya. Tetapi untuk SLB BC Kepanjen dan SLB Marsudi Utomo Kesamben belum bisa memberikan penghargaan bagi guru non PNS secara maksimal karena keadaan administrasi sekolah yang belum bisa mendukung hal tersebut.
C. Paparan Data Manajemen Pembelajaran
Berikut adalah ruangkuman dari beberpa wawancara yang telah dilakukan. Pertanyaan: 14. Bagaimanakah persiapan mengajar yang dilakukan guru 15. Apakah hasil assessment selalu menjadi perhatian 16. Bagaimanakah proses pengembangan kurikulum dan penyusunan rencana pembelajaran 17. Apakah kepala sekolah melaksanakan supervisi akademik terhadap proses pembelajaran yang dilakukan guru 18. Apakah terdapat forum bagi guru utuk saling bertukar pengalaman dalam menangani ABK 19. Bagaimanakah proses evaluasi hasil belajar ABK yang dilakukan 20. Bagaimanakah proses koordinasi diantara guru awal dengan guru kelas selanjutnya dalam menangani ABK Jawaban : 14. Membuat rpp. Menyiapkan materi , tugas dan media yang diperlukan. 15. Ya, tentunya selalu membutuhkan hasil assessment supaya guru atau pihak sekolah mengetahui perkembangan anak berkebutuhan khusus (ABK), sehingga guru mampu memberikan kebutuhan pendidikan sesuai dengan kebutuhan anak. 16. Pengembangan kurikulum mengacu pada permendikbud tp dlm pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan peserta didik (kurikulum darurat). Untuk rppnya disederhanakan sesuai kemampuan siswa dengan kerja sama dengan ortu. 17. Kepala sekolah melakukan supervisi akademik secara konseptual pemantauannya dilakukan berkala setiap caturwulan dimulai dan diakhiri. Namum begitu, pemantauan aktif oleh kepala sekolah dilakukan di minggu akhir pada tiap bulannya. Supervisi akademik dilakukan kepala sekolah dengan membimbing guru dalam menyusun silabus tiap bidang pengembangan di sekolah atau mata pelajaran di sekolah berlandaskan KI/KD yang terdapat dalam K13, membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/ metode/teknik pembelajaran/bimbingan yang dapat mengembangkan berbagai potensi siswa, dll. 18. Forum bagi tendik dalam aspek penanganan ABK dimulai dari kelompok- kelompok kecil yang terdiri dari koordinator satuan pendidikan, koordinator ketua jurusan, ruang lingkup slb itu sendiri hingga MGMP kabupaten. Contoh terbentuknya forum tersebut dapat melalui grup wa. 19. Evaluasi dilaksanakan dengan adanya uts dan uas yang dibuat oleh sekolah masing-masing. Tetapi untuk ujian nasional atau ujian sekolah biasanya salah satu perwakilan sekolah dipanggil ke provinsi untuk ikut membuat soal ujian yang kemudian digunakan oleh sekolah masing-masing untuk soal ujian. 20. Proses koordinasi antara guru awal dan guru kelas dalam penanganan ABK masuk dalam ruang lingkup supervisi akademik pada tahap sebelum penyusunan RPP. Hal ini berpedoman. BAB 3
PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
A. Pembahasan (Penjelasan tentang temuan dianalisis dengan tinjauan teori)
Pembahasan dalam bab ini didapat melalui hasil pengumpulan data melalui wawancara terhadap informan yang dibutuhkan dalam observasi serta diskusi yang terfokuskan terhadap masalah Manajemen di Sekolah Luar Biasa. Pada bab pembahasan ini, kami akan menguraikan berbagai hal mengenai hasil wawancara pada bulan 30 November 2020 yang dilakukan secara daring di SLB BC Kepanjen, SLB Marsudi Utomo Kesamben (Swasta) dan SLBN 1 Mataram. Observasi ini sendiri terfokus pada Manajemen di sekolah yang meliputi : Manajemen kesiswaan, Manajemen Kepegawaian,dan Manajemen pembelajaran. 1. Manajemen kesiswaan adalah merupakan suatu uapaya untuk memberikan pelayanan yang sebaik mungkin kepada peserta didik semenjak dari proses penerimaan siswa baru sampai dengan meninggalkan lembaga pendidikan sekolah tersebut. Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki hambatan sehingga membutuhkan perlakuan khusus di dalam pembelajaran dan kesehariannya. Peserta didik berkebutuhan khusus difasilitasi dengan adanya guru pendamping khusus hal ini untuk memastikan tiap ABK juga mendapat pengajaran yang layak. Kemudian memberikan sosialisasi kepada siswa yang lain supaya siswa yang lain paham kondisi siswa berkebutuhan khusus di sekolah dan menimalisir adanya perilaku negatif kepada ABK di sekolah. Mekanisme ABK mendaftar di sekolah SLBN 1 Mataram yaitu dengan me lakukan identifikasi dan,asesmen biasanya kami bekerja sama dengan SLB di sekitar. Untuk menentukan apakah calon siswa mampu didik atau tidak. Apabila mampu didik kami langsung menerimanya. Sedangkan apabila mampu latih kami sarankan sebaiknya sekolah di SLB saja. Sebelum calon peserta didik mendaftar atau keterima di SLB dilakukan asesmen terlebih dahulu untuk mengetahui apa saja kemampuan dan ketidakmampuan yang dimiliki oleh masing – masing peserta didik. Untuk Tindak lanjut hasil asesmen diberikan kepada guru pendamping khusus untuk selanjutnya ditindak sesuai dengan hasil asesmen. Kemudian guru pendamping khusus akan menyampaikan kepada guru mapel apa saja yang harus diperhatikan saat mengajar siswa tersebut. Untuk penempatan siswa di kelas biasanya ABK duduk di Kursi paling depan supaya guru lebih mudah dalam melakukan koordinasi kepada siswa berkebutuhan khusus. Sedangkan untuk kriteria Khusus di dalam kelas tidak ada. 2. Manajemen kepegawaian adalah merupakan sebuah proses pengolahan pegawai ataupun karyawan mulai dari perekrutan ataupun rekruitmen hingga PHK ( Pemutusan Hubungan Kerja ) agar pegawai memberikan andil yang besar dalam lembaga dalam mencapai tujuan individu, lembaga dan juga masyarakat. Untuk manajemen kepegawaian yang dilaksanakan di SLBN 1 Mataram, SLB BC Kepanjen dan SLB Marsudi Utomo Kesamben, Pada proses perekrutan guru (PNS dan Non PNS) dilaksanakan melalui CPNS Nasional. Kriteria untuk penerimaan guru Non PNS tidak ada selain konser = linier sesuai pekerjaan. Untuk Rasio kesesuaian antara kompetensi guru dengan kondisi siswa yang harus ditangani Masih jauh dr kata stabil dan masih kekurangan guru. Agar manajemen kepegawaian berjalan dengan bagus maka guru harus disiplin, dengan cara kepala sekolah mengkontrol/mengkoordinasikan tiap hari berkeliling untuk memantau bagaimana guru2 bersikap di sekolah, ada juga supervisi yang dilaksanakan oleh guru guru yang ditunjuk oleh kepala sekolah sebagai penilaian oleh teman sejawat. Proses pembinaan untuk meningkatka kinerja guru yaitu dengan proses pembinaan yang dilaksanakan secara langsung oleh kepada sekolah. Sedangkan untuk pemberian penghargaan bagi guru non PNS di SLBN 1 Mataram, yaitu bisa diberikan sertifikat atau uang bonus untuk gajinya. Tetapi untuk SLB BC Kepanjen dan SLB Marsudi Utomo Kesamben belum bisa memberikan penghargaan bagi guru non PNS secara maksimal karena keadaan administrasi sekolah yang belum bisa mendukung hal tersebut. 3. Manajemen pembelajaran adalah segala usaha pengaturan proses belajar mengajar, dalam rangka tercapainya proses belajar mengajar yang efektif dan efisien. Pada dasarnya, manajemen pembelajaran merupakan pengaturan semua kegiatan pembelajaran, baik kegiatan pembelajaran yang dikategorikan dalam kurikulum inti maupun penunjang, berdasarkan kurikulum yang telah ditetapkan sebelumnya oleh Kementrian Pendidikan Nasional atau Kementrian Agama. Berdasarkan hasil wawancara di Semua SLB yang kelompok kami wawancara, persiapan mengajar yang dilakukan guru yaitu dengan membuat RPP,menyiapkan materi pembelajaran, memberikan tugas dan menggunakan media pembelajaran yang diperlukan. proses pengembangan kurikulum dan penyusunan rencana pembelajaran tentunya selalu membutuhkan hasil assessment supaya guru atau pihak sekolah mengetahui perkembangan anak berkebutuhan khusus (ABK), sehingga guru mampu memberikan kebutuhan pendidikan sesuai dengan kebutuhan anak. Pengembangan kurikulum mengacu pada permendikbud tp dlm pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan peserta didik (kurikulum darurat). Untuk RPP nya disederhanakan sesuai kemampuan siswa dengan kerja sama dengan ortu. Untuk supervise, Kepala sekolah melakukan supervisi akademik secara konseptual pemantauannya dilakukan berkala setiap caturwulan dimulai dan diakhiri. Namum begitu, pemantauan aktif oleh kepala sekolah dilakukan di minggu akhir pada tiap bulannya. Supervisi akademik dilakukan kepala sekolah dengan membimbing guru dalam menyusun silabus tiap bidang pengembangan di sekolah atau mata pelajaran di sekolah berlandaskan KI/KD yang terdapat dalam K13, membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/ metode/teknik pembelajaran/bimbingan yang dapat mengembangkan berbagai potensi siswa, dll. Terdapat forum guru untuk saling bertukar pengalaman dalam menangani ABK yaitu Forum bagi tendik dalam aspek penanganan ABK dimulai dari kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari koordinator satuan pendidikan, koordinator ketua jurusan, ruang lingkup slb itu sendiri hingga MGMP kabupaten. Contoh terbentuknya forum tersebut dapat melalui grup wa. Proses Evaluasi belajar dilaksanakan dengan adanya uts dan uas yang dibuat oleh sekolah masing-masing. Tetapi untuk ujian nasional atau ujian sekolah biasanya salah satu perwakilan sekolah dipanggil ke provinsi untuk ikut membuat soal ujian yang kemudian digunakan oleh sekolah masing-masing untuk soal ujian. Sedangkan untuk Proses koordinasi antara guru awal dan guru kelas dalam penanganan ABK masuk dalam ruang lingkup supervisi akademik pada tahap sebelum penyusunan RPP sesuai pedoman.
B. Kesimpulan (paparkan hal apa saja yang menjadi temuan)
Dapat diambil kesimpulan bahwa peserta didik berkebutuhan khusus harus difasilitasi dengan guru pendamping khusus. Hal ini untuk memastikan tiap ABK juga mendapat pengajaran yang layak. Awal nya mlakukan identifikasi dan asesmen untuk menentukan apakah calon siswa mampu didik atau tidak. Lalu hasil asesmen akan diberikan ke guru pendamping khusus untuk ditindak lanjut sesuai dengan ketentuannya. Supervisi akademik dilakukan kepala sekolah dengan membimbing guru dalam menyusun silabus tiap bidang pengembangan di sekolah atau mata pelajaran di sekolah berlandaskan KI/KD yang terdapat dalam K13, membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/ metode/ teknik pembelajaran/bimbingan yang dapat mengembangkan berbagai potensi siswa. Proses koordinasi antara guru awal dan guru kelas dalam penanganan ABK masuk dalam ruang lingkup supervisi akademik pada tahap sebelum penyusunan RPP. Hal ini berpedoman pada hasil assesmen sebelumnya yang akan menjadi acuan dalam pelaksanaan assesmen berikutnya, lalu dengan melalui forum-forum kecil para tendik akan merumuskan sistematika layanan pendidikan bagi siswa yang bersangkutan.