Anda di halaman 1dari 18

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK )

PENINGKATAN MOTORIK HALUS SISWA KELOMPOK B


MELALUI KEGIATAN MELIPAT TK DHARMA WANITA
PERSATUAN SUMOKEMBANGSRI
KECAMATAN BALONGBENDO

SITI ROMELAH
NIP : 19680415 200701 2 026

TK DHARMA WANITA PERSATUAN


SUMOKEMBANGSRI KECAMATAN BALONGBENDO
KABUPATEN SIDOARJO
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan
Penelitian Tindakan Kelas

Telah disetujui dan disahkan


Pada : 2 Oktober 2022

Guru Kelas Pengawas,


TK Dharma Wanita Persatuan
Sumokembangsri

SITI ROMELAH, S.Pd.AUD Drs. KUSTOYO, M.Pd


NIP. 19680415 200701 2 026 NIP. 19620125 198803 1 003
ABSTRAK

Perkembangan fisik motoric diartikan sebagai perkembangn dari unsur


kematangan dan pengendalian gerak tubuh, kettampilan motorik halus diawali dengan
tahap perkembangan anak. Umumnya sudah menguasai sebagian besar ketrampiian
motoric halus.
Dengan berpijak pada pandangan dan kenyataan itulah , anak melalui karya tulis
saya mencoba merancang upaya meningkatkan fisik motorik halus anak TK Dharma
wanita persatuan sumokembangsri.
Pertama : bahwa fisik motoric halus seorang anak dapat mempengaruhi terhadap
kehidupannnya kelak,
Kedua : bahwa penggunaan metode pengajaran yang tepat dapat menentukan
keberhasilan dalam peningkatan fisik motoric anak.
Tujuan : yang ingin dicapai dari penelitian ini adaiah untuk peningkatan fisik
motorik anak dengan metode pembelajaran yang menarik bagi anak .
sehingga anak mau bergerak aktif seperti yang diharapkan oleh guru dan
dapat meningkatkan perolehan hasil yang diharapkan.
Subyek penelitian adalah siswa - siswi kelompok B. TK Dharma wanita
persatuan sumokembangsri tahun ajaran 2022 – 2023. Seluruh subyek digunakan
dalam pengumpulan data melalui proses.
Berdasarkan analisis dan data ditemukan bahwa siswa - siswi kelompok B TK
Dharma wanita persatuan Sumokembangsri kecamatan Balongbendo mengalami
peningkatandari hasil belajar yang dicapai siswa dapat melakukan motoric halus seperti
yang dicontohkan oleh guru dan juga dapat melakukan kegiatan melipat siswa dalam
pembelajaran , serta dapat peningkatan perolehan hasil belajar.
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehndirat Allah SWT. Karena anugerah dan hidayahnya penulis
dapat menyelesaikan laporan penelitian tindakan kelas yang berjudul peningkatan motoric
halus siswa kelompok B melalui kegiatan melipat TK Dharma wanita persatuan
sumokembangsri kecamatan Balongbendo.
Penelitian tindakan kelas ini dibuat dengan Uyuaii sebagai tugas naik tingkat
( golongan / pangkat). Laporan ini semoga bermanfaat bagi semua pihak dalam pendidikan
anak usia dini. Penelitian ini adalah hasil pembelajaran dari pendidikan anak usia dini atau
taman kanak - kanak Dharma wanita persatuan sumokembangsri.
Akhir kata penulis berharap penyusunan laporan ini dapat bermanfaat dan
meningkatkan pembelajaran bagi anak dan peneliti,

Penulis
- Kegiatan penutup biasanya bersifat tanya jawab tentang materi yang sudah
diajarkan

3. Langkah-langkah Perbaikan
- Tahap persiapan
a. Dipilih saru latar tertentu yaitu latar dengan jumlah 15 anak dengan
pertimbangan guru / anak TK. g, adalah peneliti; untuk memudahkan
koordinasi
b. Menentukan pelaku. aiat bantu dan cara pelaksanaan
c. Menulis dan menetapkan kriteria penelitian keberhasilan

4. Persiapan
Prosedur pelaksanaan PTK yang meliputi:
a. Mengarahkan perhatian siswa pada metode melipat
b. Menyampaikan tujuan pembelajaran
c. Memberikan contoh pada anak
d. Mengumpulkan materi atau tema sesuai kemampuan yang akan dicapai.

5. Pengamatan atau Pengumpulan Data


Salah satu langkah penting dalam penelitian adalah metode pengumpulan data.
Adapun metode pengumpulan duta yang digunakan penulis dalam penelitian ini
adalah ;
a. Metode praktek langsung
b. Metode tes
Untuk memperoleh data sumber datanya sebagai berikut:
1. Data tentang peroiehan nilai siswa
a. Dokumentasi, sumber data, siswa
b. Observasi, metode tes
2. Data untuk mengetahui pembelajaran siswa dengan menggunakan media kertas
lipat:
a. Sumber data siswa
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Untuk meningkatkan motorik halus anak dalam kegiatan melipat maka siswa
harus benar - benar memperhatikan bagaimana cara untuk melipat yang baik dan
benarsesuai petunjuk guru dan contoh yahg dibuat guru.
Karena semua siswa di TK Dharma wanita persatuan kelompok- telah
memperhatikan guru dalam melaksanakan pembelajaran melipat sehingga siswa
mampu mengerjakan dengan penuh kesenangan karena bisa melipat sendiri.

B. SARAN
Sebaiknya guru menggunakan metode yang menarik agar anak lebih tertarik
lagi. Orang tua dan guru dapat diharapkan untuk memberikan motivasi kepada anak
agar anak tersebut bergerak sesuai yang diharapkan oleh guru.
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirohim
Dengan mengucap puji syukur atas rahmat Allah SWT, saya dapat
menyelesaikan laporan Penelitian Tindakan Sekolah ini dengan baik.
Shlawat serta salam semoga tetap tercurah kepada junjungan Nabi
Muhammas SAW beserta keluarga dan para sahabatnya.
Guru merupakan ujung tombak keberhasilan pendidikan. Pendidikan
yang baik sangat tergantung pada kinerja guru, guru yang bekerja dengan
profesional akan menghasilkan pembelajaran yang bermutu, yang akhirny
akan menghasilakan siswa yang berkualitas.
Dalam rangka mewujudkan pendidikan yang baik, khususnya
pembelajaran di TK Dharma Wanita Persatuan Sumokembangsri, maka
penulis mencoba menyusun laporan Penelitian Tindakan Sekolah yang
berfokus pada supervisi Guru yang melibatkan semua guru yang mengajar
di TK Dharma Wanita Persatuan Sumokembangsri kecamatan
Batongbendo kabupaten Sidoarjo.
Ucapan terima kasih saya ucapkan kepada semua guru TK Dharma
Wanita Persatuan Sumokembangsri, yang telah bekerja sama dan
membantu terlaksananya penelitian ini, dan seluruh siswa serta semua
pihak yang telah mendukung tak ketinggalan suami dan anak-anak tercinta.
Saya menyadari tulisan ini tentunya banyak kekurangan, untuk itu
saran, kriktikan, masukan yang membangun demi sempurnanya laporan ini
sangat saya harapkan dari semua pihak.

Sidoarjo, 2 Februari 2021

Penulis
PENELITIAN TINDAKAN KELAS

MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU


MELALUI SUPERVISI AKADEMIK DI
TK DHARMA WANITA PERSATUAN
SUMOKEMBANGSRI

SITI ROMELAH
NIP : 19680415 200701 2 026

TK DHARMA WANITA PERSATUAN


SUMOKEMBANGSRI KECAMATAN BALONGBENDO
KABUPATEN SIDOARJO
TAHUN 2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan
Penelitian Tindakan Kelas

Telah disetujui dan disahkan


Pada : 2 Februari 2021

Guru Kelas Pengawas,


TK Dharma Wanita Persatuan
Sumokembangsri

SITI ROMELAH, S.Pd.AUD Drs. KUSTOYO, M.Pd


NIP. 19680415 200701 2 026 NIP. 19620125 198803 1 003
PENELITIAN TINDAKAN KELAS

“METODE PENCAMPURAN WARNA DENGAN MEDIA PELEPAH


DAUN PISANG UNTUK MENINGKATKAN KREATIFITAS
MENCETAK GAMBAR”

SITI ROMELAH
NIP : 19680415 200701 2 026

TK DHARMA WANITA PERSATUAN


SUMOKEMBANGSRI KECAMATAN BALONGBENDO
KABUPATEN SIDOARJO
TAHUN 2020
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan
Penelitian Tindakan Kelas

Telah disetujui dan disahkan


Pada : 20 Januari 2020

Guru Kelas Pengawas,


TK Dharma Wanita Persatuan
Sumokembangsri

SITI ROMELAH, S.Pd.AUD Drs. KUSTOYO, M.Pd


NIP. 19680415 200701 2 026 NIP. 19620125 198803 1 003
“ METODE PENCAMPURAN WARNA DENGAN MEDIA PELEPAH
DAUN PISANG UNTUK MENINGKATKAN KREATIFITAS
MENCETAK GAMBAR ”
SITI ROMELAH
TK DWP SUMOKEMBANGSRI

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menggambar dapat dimulai dengan mengenal dan mencintai lingkungan
sekitar anak dan menjelaskan fungsi serta menghargai milik orang lain.
Menggambar dapat dilakukan secara berkelompok dengan tujuan melatih rasa sosial
dan toleransi.
Mencetak gambar akan membuat anak senang karena suatu cara
berkomunikasi dengan orang lain. Apalagi, ketika hasilnya ditanggapi oleh orangtua
dengan baik.Hal ini membuat anak bangga dapat mengutarakan pendapat kepada
orang lain, walaupun dari bentuknya gambar anak masih sulit dipahami karena
belum sempurna.
Namun aktifitas anak dalam mencetak gambar seringkah mengalami kesulitan
pada saat akan memulai membuat coretan atau goresan awal dan memberi warna
sehingga membentuk gambar yang sempurna. Mencetak gambar melatih
mengutarakan pendapat, mulai dari pendapat yang nyata sampai yang simbol yang
merupakan ide atau angan-angan. (Beth Casey dari Boston Colegge)
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa pada anak usia dini
kegiatan mencetak gambar masih sangat memerlukan bimbingan, arahan dan
motivasi dalam bentuk contoh yang sudah jadi, APE yang menarik agar anak dapat
mengembangkan imajinasinya.
Pemilihan kegiatan pencampuran warna ini karena memiliki banyak kelebihan
di antaranya : penggunaan warna yang menarik dan mengajarkan kepada anak untuk
bereksperimen dengan mencampur dua warna akan menjadi warna yang berbeda,
bahan dasar yang digunakan merupakan bahan alam yang mudah didapat di
lingkungan sekitar anak oleh karena itu biaya menjadi murah.
Berdasarkan pengamatan penulis keberanian anak kelompok B di TK DWP
Sumokembangsri Balongbendo Sidoarjo saat menuangkan ide-ide atau imajinasinya
dalam mencetak gambar dengan metode pencampuran warna media pelepah daun
pisang masih belum meningkat, kondisi ini di indikasikan dalam mengerjakan tugas
mencetak gambar kurang percaya diri bahwa mereka mampu mengeijakan tugas
sendiri dan selalu meminta bantuan guru karena takut salah dalam menuangkan ide-
ide atau imajinasinya. Ini terbukti dari hasil portofolio anak (LKS) kegiatan
mencetak gambar dari 20 anak hanya 8 anak yang mau mencetak gambar.
Hal ini dikarenakan kurangnya penguasaan dan persiapan terhadap materi,
guru selalu menggunakan metode ceramah / klasikal serta dalam memberikan
contoh mencetak gambar tidak ada APE. Selain itu juga dilatar belakangi rendahnya
motivasi belajar anak. Berdasarkan hal tersebut maka penulis berusaha
menggunakan metode pencampuran warna dengan media pelepah pisang yang
diharapkan dapat membantu anak untuk meningkatkan hasil belajar terutama pada
kegiatan mencetak gambar.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana metode pencampuran warna dengan media pelepah daun pisang dapat
meningkatkan kreatifitas mencetak gambar anak kelompok B TK DWP
Sumokembangsri.

C. Tujuan
Sesuai dengan permasalahan di atas maka tujuan penulis adalah ingin mengetahui
peningkatan kreatifitas mencetak gambar setelah menggunakan metode
pencampuran warna dengan media pelepah daun pisang anak kelompok B TK DWP
Sumokembangsri Balongbendo – Sidoarjo.

D. Manfaat
 Penulis
Sebagai referensi untuk memperdalam pengetahuan dalam memecahkan
permasalahan dan meningkatkan kreatifitas serta mencari strategi dan media
yang sesuai untuk pembelajaran mencetak gambar dengan metode pencampuran
warna dengan media pelepah daun pisang.
 Pembaca
Dapat dijadikan sebagai rujukan dasar mengambil kebijakan dalam upaya
menetapkan penggunaan media yang tepat untuk mengatasi permasalahan dalam
pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kreatifitas mencetak gambar.

II. METODE PEMECAHAN MASALAH


 Media
Menurut Heinich, Molenda, dan Russell (1993:3) media merupakan saluran
komunikasi. Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak kata
medium yang secara harfiah berarti perantara, yaitu perantara sumber pesan ( a
source ) dengan penerima pesan ( a receiver ). Mereka mencontohkan media ini
dengan film, televisi, diagram, bahan tercetak ( printed materials ), komputer, dan
instruktur. Contoh media tersebut bisa dipertimbangkan sebagai media
pembelajaran jika membawa pesan- pesan dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran.
AECT (Association of Education and Comunication Technology) dalam
Sadiman (2010:6) membatasi media adalah segala bentuk dan saluran yang
digunakan orang untuk menyalurkan pesan / informasi. Gagne dalam Sadiman
(2010:6) menyatakan bahwa “ media adalah berbagai komponen dalam lingkungan^
siswa yang dapat berguna untuk belajar. Sementara itu Briggs dalam Sadiman
(2010:6) berpendapat bahwa media adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi /
materi pembelajaran, seperti buku, film, video, slide yang dapat menyajikan pesan
serta merangsang siswa menemukan sendiri inti dari konsep yang sedang dipelajari.
Schram (1977:7) berpendapat bahwa media adalah tehnologi pembawa pesan
yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran, NEA (1969:3) juga
berpendapat bahwa media adalah Saran komunikasi dalam bentuk cetak maupun
pandang dengar, termasuk tehnologi perangkat kerasnya.
Pelepah Daun Pisang
Bagian tengah dari daun pisang yang dapat diperoleh dari jenis bahan alam
dan mudah dicari di lingkungan sekitar tempat tinggal siswa.
Pencampuran Warna
Selain penguasaan materi atau bahan, guru dituntut untuk menguasai metode
pembelajaran di TK. Metode yang baik adalah metode yang paling dikuasai oleh
guru serta sesuai dengan situasi, kondisi lingkungan. Apapun metode yang
digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran dibenarkan sejauh tidak
menyimpang dari aspek paedagogis dan prinsip-prinsip belajar mengajar di Taman
Kanak-kanak.
Dalam hal pencampuran warna anak melakukan kegiatan percobaan dengan
cara mencampur warna, mengamati proses dan hasil dari percobaan tersebut.
Dengan demikian anak dapat memiliki kemampuan memperkirakan, dapat
mengelompokkan
benda berdasarkan warna serta mengetahui hasil dari dua warna yang berbeda
bila dicampur akan menjadi warna baru.
Misalnya: bila warna merah dicampur warna kuning akan menghasilkan
warna jingga, biru dengan kuning menjadi hijau dan sebagainya. Anak dapat
bereksperimen dengan mencampur warna-warna yang lain dan menceritakan apa
yang teijadi jika warna-warna primer dicampur dengan warna-warna lain.
Pada masa ini anak diharapkan bisa berekspresi sehingga terbiasa dalam
mengungkapkan citra diri dan potensi yang dimiliki. Dengan demikian anak-anak
dapat memperoleh kegiatan yang menyenangkan tetapi juga bebas mengungkapkan
kreatifitasnya.
Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan media adalah segala
alat bantu proses belajar mengajar, segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan belajar
sehingga dapat mendorong teijadinya proses belajar.
Pada dasarnya manusia adalah mahluk bermain. Karena setiap saat orang akan
memperlakukan setiap kondisi untuk bermain. Dalam bermain terdapat peristiwa
imajintif, merasakan, berpikir, dan mencipta. Aktifitas bermain merupakan bentuk
tugas pencermatan terhadap media dan bentuk pada lingkungannya yang kemudian
hasil pencermatan tersebut diungkapkan melalui berkarya seni.
Agar kegiatan bermain anak memiliki makna dalam hubungannya dengan seni
rupa dalam hal ini mencetak. Media dan kegiatan yang dapat dikerjakan adalah
sebagai berikut.
Mencetak dengan Pelepah Daun Pisang
Mencetak dapat dilakukan dengan cara yang sangat sederhana sampai dengan
cara yang sangat rumit. Adapun cara-cara mencetak yang sederhana, dapat
dilakukan pada media yang ditemukan di sekeliling kita. Misalnya dengan pelepah
daun pisang kemudian dicapkan pada yang dipotong melintang kemudian pada
permukaan penampangnya diberi pewarna dengan sepuhan, teres, atau cat air lalu
dicapkan pada bidang datar / kertas.
Pembuatan karya seni melalui mencetak di samping ingin mendapatkan karya
seni rupa dengan kekayaan tehnik lain, juga ingin mendapatkan hasil karya seni
yang banyak jumlahnya dengan objek/model yang sama.
Tehnik ini diakui memiliki karaktristik dan nilai artistik tersendiri, balikan
tehnik mencetak ini diakui sebagai salah satu cabang dalam seni rupa.
Adapun prinsip kerja dalam mencetak adalah tersedianya acuan yang dipakai
sebagai master yang dgunakan sebagai klise yang dapat menghasilkan hasil cetakan.
Acuan ini terdiri dari cetak tinggi, cetak datar, cetak dalam, cetak tembus/saring.
Acuan diberi pewarna kemudian dicapkan atau dicetakkan pada bidang datar
secara berulang-ulang sejumlah yang diinginkan. Media dan kegiatan yang dapat
dikerjakan dalam mencetak dengan pelepah daun pisang adalah sebagai berikut.
Media bahan dan alat
Pelepah daun pi pemotong, pewarna (cat air, wantek, teres, dan pewarna lain
yang tidak membahayakan bagi anak).
Kegiatan ini bagi anak usia dini sangat digemari, karena seperti bermain tetapi
memiliki makna bagi anak. Kegiatan ini akan dapat melatih kemampuan kognitif,
psikomotor, dan afektif anak.
Dalam pelaksanaan kegiatan mencetak pelepah daun pisang ini guru harus
ekstra hati- hati terhadap anak, karena kegiatan ini sangat mungkin membuat
suasana ramai, kotor, dan saling berebut sesama anak. Terlebih karena pewarna
yang sangat mudah mengotori pakaian anak.
Prinsip kerja yang harus diperhatikan dalam melakukan kegiatan mencetak
gambar dengan media pelepah daun pisang adalah sebagai berikut:
1. Pertama guru menyiapkan kertas kosong yang sudah diberi gambar bunga dan
membagi pada anak- anak secara berkelompok.
2. Menyiapkan bermacam- macam warna merah, kuning, biru dan membaginya
perkelompok.
3. Guru memberi contoh cara mencetak gambar bunga menggunakan pelepah
daun pisang pada kertas yang sudah diberi pola gambar bunga. Pelepah daun
pisang dipotong melintang dengan rapi, kemudian penampang pelepah daun
pisang diberi pewarna dengan cara ditekan pada cairan pewarna atau diolesi
memakai kuas. Kemudian dicapkan pada kertas gambar yang telah tersedia.
Capkan dengan cara mengikuti pola yang sudah dirancang sehingga terbentuk
gambar bunga, hiasan.
4. Anak memperhatikan penjelasan guru tentang cara membuat gambar dengan
media pelepah daun pisang.

III. PELAKSANAAN-DAN HASIL


A. Tempat Pelaksanaan Pembelajaran
Tempat pelaksanaan pembelajaran ini di TK DWP Sumokembangsri dengan
subjek anak kelompok B semester 2 tahun pelajaran 2020 – 2021 dengan jumlah 20
anak, terdiri dari 8 anak laki- laki, dan 12 anak perempuan.
B. Instrumen Yang Digunakan
Salah satu indikator keberhasilan dalam proses pembelajaran adalah teijadinya
perubahan yang positif pada anak. Perubahan tersebut mencakup aspek kognitif,
aspek motorik halus (ketrampilan), aspek sikap (afektif). Adapun instrumen yang
digunakan berupa lembaran anekdot record.
C. Hasil Pembelajaran Media Pelepah Daun Pisang.
Dalam pelaksanaannya, pembelajaran diawali dengan kegiatan apresiasi yang
dilakukan dengan mengajak seluruh anak bertanya jawab tentang nama- nama
tanaman, bernyanyi “ Lihat Kebunku “ untuk memotivasi belajar anak. Pada saat
tanya jawab, tampak anak antusias menanggapi pentanyaan yang diberikan oleh
guru, hal itu dapat diketahui bahwa anak tersebut sudah mulai menunjukkan suatu
perkembangan yang baik karena pada waktu sebelumnya anak kurang berpartisipasi
dalam setiap kegiatan pembelajaran. Selanjutnya guru menyampaikan kepada anak
materi pokok dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai guru bersama anak dan
membuat kesepakatan instruksional.
Memasuki kegiatan inti guru menyajikan informasi tentang tanaman dengan
kegiatan mencetak media pelepah daun pisang. Guru menjelaskan cara mencetak
dengan media pelepah daun pisang pada gambar. Guru memberikan kertas gambar
yang akan diberi cetakan. Guru dan anak bersama- sama melaksanakan kegiatan
mencetak dengan media pelepah daun pisang.
Jika ada anak yang belum selesai mencetak gambar maka guru akan
membimbing bagaimana seharusnya mencetak dengan media pelepah daun pisang.
Semua anak tampak semangat dan mencetak dengan gembira, begitupun dengan
anak yang kurang memahami materi pembelajaran mencetak menjadi termotivasi
untuk ikut mengerjakan. Selama anak mencetak gambar dengan pelepah daun
pisang, guru berputar atau berkeliling ke setiap kelompok untuk memberikan
bimbingan. Setelah kegiatan mencetak selesai, anak diminta mengumpulkan hasil
karyanya ke depan.
Guru akan memberikan evaluasi dan penilaian serta memberikan penghargaan
kepada anak yang hasil karyanya sesuai dengan Standard guru.
Semakin kreatif guru dalam mengajar maka prestasi belajar anak juga semakin
baik. Pada dasarnya kemampuan guru dalam mengajar dapat dipantau dan dirasakan
oleh anak dalam bentuk penyajian materi yang disampaikan, serta alat peraga yang
digunakan untuk menunjangdalam pembelajaran.
Dengan menggunakan media pelepah daun pisang anak akan lebih tertarik
dalam mengenal warna, serta dapat berkreasi dalam mencetak. Anak sangat antusias
dan senang dalam menggunakan media tersebut. Meskipun demikian secara
keseluruhan hasil yang diperoleh anak dalam ketuntasan belajar sudah jauh lebih
baik dan mengalami peningkatan belajar dengan diperoleh nilai yang memuaskan
(****). Anak yang tuntas sebanyak 18 orang ( 90 % ). Anak yang tidak tuntas
sebanyak 2 orang (10 %). Sehingga anak dinyatakan tuntas.
Perubahan yang teijadi pada aktivitas anak tersebut sudah dapat membuktikan
bahwa metode pencampuran warna dengan media pelepah daun pisang cukup
efektif dalam meningkatkan kreatifitas anak.
IV. PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode
pencampuran warna dengan media pelepah daun pisang dapat meningkatkan.
kreatifitas mencetak gambar pada anak kelompok B TK DWP Sumokembangsri
Balongbendo. Hal ini dapat dibuktikan.
B. Refleksi
Prinsip kerja metode pencampuran warna sama dengan kegiatan
menggambar, akan tetapi dengan menggunakan media pelepah daun pisang, anak-
anak merasa lebih tertarik dan termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran,
lebih berani berkreasi, dan bereksperimen, dan akhirnya dapat meningkatkan hasil
belaja anak. Penggunaan metode pencampuran warna dengan media pelepah daun
pisang dalam pembelajaran mencetak gambar mampu meningkatkan hasil belajar
akan tetapi dalam proses pelaksanaannya belum bisa dilaksanakan secara optimal
dan membutuhkan waktu dan persiaapan yang maksimal karena merupakan sesuatu
yang baru bagi anak. Untuk itu hendaknya bagi guru dalam penggunaan atau
penerapan media tersebut harus dipersiapkan secara optimal agar hasilnya sesuai
dengan harapan guru.

Anda mungkin juga menyukai