Anda di halaman 1dari 26

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM MENINGKATKAN


PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN DI KELAS V SD NEGERI SABAGI

oleh:
Siti Rohmah, S.Pd.
NIP. 196806302023212001

SEKOLAH DASAR NEGERI SABAGI


UPTD KECAMATAN SUMEDANG SELATAN
DINAS PENDIKAKAN KABUPATEN SUMEDANG
2021
LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM MENINGKATKAN


PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN DI KELAS V SD NEGERI SABAGI

Oleh
Siti Rohmah, S.Pd.
NIP. 196806302023212001

Kepala Sekolah SDN Peneliti

Ali Mumuh, S.Pd. Siti Rohmah, S.Pd.


NIP. 196208041983051005 NIP. 196806302023212001

ii
ABSTRAK
PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM MENINGKATKAN
PEMAHAMAN KONSEP PERKALIAN DI KELAS V SD NEGERI SABAGI

Oleh
SITI ROHMAH, S.Pd

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendanya pemahaman konsep perkalian di


kelas V SD Negeri Sabagi. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
mengetahui Peningkatan keterampilan pemahaman konsep perkalian dengan
penerapan metode demonstrasi di Kelas V Sekolah Dasar Negeri Sabagi
Kecamatan Sumedang Kabupaten Sumedang. Subyek dalam penelitian ini
adalah siswa kelas V SDN Sabagi Kecamatan Sumedang Kabupaten Sumedang
yang berjumlah 15 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi,
wawancara, test dan dokumentasi. Teknik analisa data dengan menggunakan
deskriptif kualitif. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Pelaksanaan
peningkatan pemhaman konsep perkalian dengan menggunakan penerapan
metode demonsrtrasi di kelas V SDN Sabagi Kecamatan Sumedang Kabupaten
Sumedang terbukti dapat meningkatkan pemahaman konsep perkalian siswa, dan
(2) Penerapan metode demonstrasi dalam meningkatkan pemahaman konsep
perkalian di kelas V SDN Sabagi Kecamatan Sumedang Kabupaten Sumedang,
terbukti dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa, hal ini dapat terlihat
dari perolehan nilai rata-rata kelas dari hasil tes siswa pada setiap tahapan siklus
semakin meningkat yaitu, nilai rata-rata kelas pada siklus I baik sebesar 20%
sedang 33,33% kurang 46,66% dan pada siklus II baik sebesar 80% dan Sedang
20%.

Kata kunci: metode pembelajaran, pemahaman konsep, pembelajaran


matematika

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmat, taufik dan hidayah-Nya. Sehingga peneliti dapat
menyelesaikan penerapan metode demonstrasi dalam meningkatkan pemahaman
konsep perkalian di kelas V SD Negeri Sabagi. Peneliti menyadari bahwa dalam
penulisan penelitian ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan.
Hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan serta
pengalaman yang dimiliki peneliti. Maka dari itu, peneliti sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhirnya
dengan segala kerendahan hati peneliti berharap, semoga penelitian yang
sederhana ini bisa memberikan manfaat bagi peneliti khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya.

Sumedang, Oktober 2021


Peneliti

SITI ROHMAH, S.Pd.


NIP. 196806302023212001

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................


LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ i
ABSTRAK ........................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian................................................................................... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................. 5
A. Kajian Pembelajaran Mata Pelajaran Matematika .................................. 5
B. Metode Demonstrasi ................................................................................ 6
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ....................................................... 8
A. Subjek Penelitian ..................................................................................... 8
B. Deskripsi Per Siklus ................................................................................ 8
1. Rencana Penelitian .............................................................................. 8
2. Pelaksanaan Penelitian ........................................................................ 9
3. Pengamatan dan Pengumpulan Data ................................................... 11
4. Refleksi ................................................................................................ 12
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 14
A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 14
B. Temuan dan Refleksi ............................................................................... 15
C. Pembahasan ............................................................................................. 16
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 18
A. Kesimpulan ............................................................................................. 18
B. Saran ........................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan suatu aspek yang dapat memberikan pengetahuan,
nilai-nilai dan mengembangkan keterampilan serta potensi yang telah dimiliki.
Pendidikan merupakan salah satu bentuk kebudayaan serta syarat
perkembangan peserta didik, yang mana perkembangan pendidikan seharusnya
terjadi sejalan dengan perubahan budaya dalam suatu kehidupan. Artinya
pendidikan berkenaan dengan peningkatan kualitas manusia, pengembangan
potensi, kecakapan, dan karakteristik generasi muda kearah yang diharapkan
masyarakat. Oleh sebab itu, perlu adanya peningkatan dalam kualitas
pendidikan dan memaksimalkan kegiatan pembelajaran sesuai dengan kondisi
dan situasi yang ada sehingga dapat meningkatkan potensi serta dapat
mencapai tujuan pembelajaran secara maksimal.
Tujuan pembelajaran tentu akan tercapai apabila pendidik mampu untuk
mengelola proses pembelajaran dan memberi motivasi peserta didik dalam
pembelajaran sehingga peserta didik mampu untuk meningkatkan hasil
belajarnya. Hasil belajar merupakan taraf kemampuan yang diperoleh peserta
didik dalam melaksanakan kegiatan belajar, dimana kemampuan itu merupakan
perubahan yang lebih baik dari sebelumnya. hasil belajar merupakan perubahan
tingkah laku pada diri peserta didik yang dapat diukur dalam bentuk perubahan
pengetahuan sikap dan keterampilan. Yang artinya adanya peningkatan
kemampuan peserta didik setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Berdasarkan uraian tersebut dapat dikatan bahwa hasil belajar merupakan suatu
kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah mengikuti pembelajaran yang
dapat dilihat dari perubahan peserta didik baik dari tingkah laku, maupun hasil
belajar yang dapat diukur melalui evaluasi belajar. Pembelajaran di sekolah
dasar berperan sangat penting karena semua dasar-dasar tentang pembelajaran
akan didapatkan di sekolah dasar begitu juga dengan mata pelajaran
matematika. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah dasar

1
yang memiliki peran sangat penting dalam melatih peserta didik untuk berfikir
secara logis dan sistematis. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran
yang ada dalam kurikulum di sekolah dasar, yang akan diterapkan oleh peserta
didik dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu sangat penting bagi peserta
didik untuk mempelajari, memahami dan menguasai ilmu matematika serta
menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidik dalam kegiatan pembelajaranmemiliki peran yang sangat penting
agar dapat mencapai tujuan pembelajaran. Pendidik dalam kegiatan
pembelajaran seharusnya mengetahui kondisi dan kemampuan peserta didik
agar mampu menguasai konsep-konsep yang akan dipelajari mulai dari yang
sederhana sampai pada yang lebih kompleks. Selain menyampaikan indikator
yang harus dicapai peserta didik seorang pendidik juga harus dapat
menciptakan situasi dan kondisi belajar secara aktif dan kondusif agar peserta
didik tidak bosan dan jenuh ketika kegiatan pembelajaran berlangsung.
Kegiatan pembelajaran dapat berlangsung dengan baik apabila pendidik
mampu mengelolapembelajaran dengan baik, salah satunya yaitu dengan
mengaplikasikan beberapa metode pembelajaran yang menarik yang sesuai
dengan indikator atau materi yang akan disampaikan kepada peserta didik.
Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang
dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajarpada diri peserta didik agar
dapat mencapai tujuan pembelajaran. Peran metode dalam pembelajaran
sangatlah penting agar tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dapat
terwujud secara maksimal. Oleh sebab itu, sangat diperlukan adanya pendidik
yang memiliki kreatifitas dan inovasi-inovasi dalam kegiatan pembelajaran
agar tujuan dari pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.
Berdasarkan pra-survey melalui wawancara dengan beberapa peserta didik
kelas SDN Sabagi Kec. Sumedang Kab. Sumedang di Kelas V dapat diperoleh
informasi bahwa pelajaran matematika sulit dipahami dan membosankan.
Berdasarkan pra-survey melalui wawancara dan dokumentasi dengan wali
kelas SDN Sabagi Kec. Sumedang Kab. Sumedang di Kelas V diperoleh
informasi bahwa tidak menggunakan metode lain selain ceramah dan

2
penugasan, walaupun sudah ada beberapa media yang tersedia di sekolah akan
tetapi pendidik masih jarang menggunakannya. Peserta didik sulit untuk
dikondisikan, dan peserta didik cenderung tidak mau bertanya meskipun belum
memahami materi, masalah ini dapat dilihat ketika pendidik bertanya sudah
faham atau belum peserta didik tidak ada yang menjawab dan ketika diberi soal
peserta didik merasa bingung, peserta didik kurang memahami materi yang
disampaikan. Pembelajaran kurang kondusif hal ini dapat dilihat dari sarana
dan prasarana dalam ruangan, satu ruangan terdapat 31 peserta didik dan tidak
ada kipas angin. Serta kurikulum yang digunakan yaitu kurikulum 2013 akan
tetapi tidak semua menggunakan kurikulum 2013 untuk kelas II dan IV sudah
berjalan selama 2 tahun, dan untuk kelas yang lain masih menggunakan KTSP.
Masalah tersebut di atas yang menjadi penyabab rendahnya hasil belajar
peserta didik pada mata pelajaran matematika. Hal ini dapat dilihat dari nilai
ujian akhir semester genap mata pelajaran matematika yang masih banyak
dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah ditentukan yaitu 60.
Dengan melihat paparan yang sudah dijelaskan tersebut di atas, serta
melihat perolehan hasil belajar matematika SDN Sabagi Kec. Sumedang Kab.
Sumedang di Kelas V yang masih jauh dari hasil belajar yang sesuai dengan
apa yang diharapkan yaitu dengan perolehan 60% siswa mendapatkan hasil
belajar yang masih kurang. Dengan demikian, penulis mencoba melakukan
penelitian terhadap siswa terhadap mekanisme belajar mengajar yaitu dengan
penerapan metode demonstrasi dalam meningkatkan pemahaman konsep perkalian di
kelas V SD Negeri Sabagi Kec. Sumedang Kab. Sumedang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan dari latar belakang masalah tersebut di atas, maka
penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara meningkatkan kemampuan memahami perkalian pada
siswa?
2. Bagaimana cara meningkatkan proses pembelajaran matematika?

3
3. Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajara
matematika?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk meningkatkan kemampuan memahami perkalian pada siswa.
2. Untuk meningkatkan proses pembelajaran Mata Pelajaran Matematika.
3. Untuk meningkatkan hasil pembelajaran siswa pada mata Pelajaran
Matematika.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti:
a. Memperbaiki pembelajaran yang sudah dikelolanya.
b. Memupuk rasa percaya diri karena telah berhasil melakukan analisis
terhadap hasil kinerjanya sehingga dapat menemukan kelebihan dan
kekurangan dari pembelajaran yang sudah dilaksanakan, kemudian
mengembangkan alternative untuk mengatasi kelemahannya.
c. Dapat berkembang secara profesional.
2. Bagi siswa
a. Dapat memperbaiki hasil belajar.
b. Meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami pelajaran.
3. Bagi sekolah
a. Dapat digunakan untuk mengembangkan sekolah kearah yang lebih baik.
b. Memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah.

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pembelajaran Mata Pelajaran Matematika

Mengajarkan matematika tidaklah mudah, oleh karena itu tidak dibedakan


antara matematika dan matematika sekolah. Maka dari itu perlu adanya desain
khusus untuk mningkatkan kualitas belajar mengajar khususnya pada mata
pelajaran matematika. Matematika adalah (1) studi pola dan hubungan (study
of patterns and relationships) dengan demikian masing-masing topik itu akan
saling berjalinan satu dengan yang lain yang membentuknya, (2). Cara berpikir
(way of thinking) yaitu memberikan strategi untuk mengatur, menganalisis dan
mensintesa data atau semua yang ditemui dalam masalah sehari-hari, (3). Suatu
seni (an art) yaitu ditandai dengan adanya urutan dan konsistensi internal, dan
(4) sebagai bahasa (a language) dipergunakan secara hati-hati dan didefinisikan
dalam term dan symbol yang akan meningkatkan kemampuan untuk
berkomunikasi akan sains, keadaan kehidupan riil, dan matematika itu sendiri,
serta (5) sebagai alat (a tool) yang dipergunakan oleh setiap orang dalam
menghadapi kehidupan sehari-hari (Reyt.,et al, 1998 :4).
Sedangkan mengenai pengertian matematika sekolah adalah bagian atau
unsur dari matematika yang dipilih antara lain dengan pertimbangan atau
berorentasi pada pendidikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
matematika sekolah adalah matematika yang telah dipilah-pilah dan
disesuaikan dengan tahap perkembangan intelektual siswa, serta digunakan
sebagai salah satu sarana untuk mengembangkan kemampuan berpikir bagi
para siswa (Soedjadi 199: 1).
Berdasarkan paparan tersebut di atas jelas terlihat bahwa konsep
pembelajaran matematika harus diberikan sesuai dengan tingkat itelektual
siswa. Hal ini didasarkan pada pemberian konsep harus tahap demi tahap guna
untuk menyesuaikan taraf kemampuan intelektual siswa. Maka dari itu guru
dituntut untuk menciptakan suasana pembelajaran yang sesuai dengan acuan
yang berlaku sehingga proses pembelajaran khususnya pemblajaram
matematika dijadikan suatu mata pelajaran yang tidak dianggap sulit oleh

5
siswa. Dengan kata lain guru harus membangun konsep yang dapat menggugah
siswa agar bisa menguatkan metode penerapan pembelajaran guna untuk
menciptakan bahwa pelajaran matematika adalah pelajaran yang
menyenangkan dan tidak sulit untuk dipelajari.
Dalam belajar aktif siswa harus melakukan sesuatu yang lebih dari sekedar
mendengarkan, untuk bisa terlibat aktif para siswa itu harus terlibat dalam
tugas yang perlu pemikiran tingkat tinggi seperti tugas analisis, sintesis, dan
evaluasi. Oleh karena itu dalam rangka mewujudkan CBSA guru harus
berusaha mencari metode mengajar yang dapat menyebabkan siswa aktif
belajar. Pembelajaran matematika hendaknya menganut kebenaran konsistensi
yang didasarkan kepada kebenaran-kebnaran terdahulu yang telah diterima,
atau setiap struktur dalam matematika tidak boleh terdapat kontradiksi.
(Bonwell dan Eison, 1991:1).
Dengan melihat paparan tersebut di atas maka penulis dapat memberikan
penjelasan yaitu untuk menciftakan suasana pembelajaran yang aktif, maka
siswa dalam proses pembelajaran tidak hanya mendengarkan, tetapi harus
terjun dalam aktivitas pembelajaran yang disampaikan. Maka dari itu proses
pembelajaran harus didesain sedemikian rupa agar supaya proses pembelajaran
dapat diterima dengan cepat oleh siswa.
Adapun tujuan pembelajaran matematika disebutkan bahwa tujuan yang
hendak dicapai dari pembelajaran matematika sekolah adalah:
Menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan berhitung (menggunakan
bilangan) sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari, menumbuhkan
kemampuan siswa yang dapat dialihgunakan melalui kegiatan matematika, dan
memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan
tepat dalam pemecahan masalah.
B. Metode Demonstrasi
Metode merupakan perencanaan atau thoriqoh untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan agar menjadi mudah dan efektif, apabila metode dikaitkan dengan
pengajaran maka, perencanaan atau thoriqoh yang dilakukan oleh pendidik

6
untuk menyampaikan dan mengaplikasikan materi dengan mudah dalam suatu
proses kegiatan belajar mengajar di dalam kelas. Metode demonstrasi tidak
terlepas dari penjelasan secara lisan, walaupun dalam proses pembelajaran
peserta didik hanya sekedar memperhatikan akan tetapi penyajian dalam proses
pembelajaran lebih konkrit, sehingga menjadikan proses pembelajaran lebih
menarik.
Metode demonstrasi adalah salah satu pendekatan pembelajaran yang
melibatkan penggunaan contoh konkret atau tindakan langsung untuk
mengajarkan suatu konsep atau keterampilan. Ada beberapa manfaat yang
dapat diperoleh dari penggunaan metode demonstrasi dalam proses
pembelajaran antara lain adalah Mempermudah Pemahaman, Meningkatkan
Daya Ingat, Memberikan Contoh Konkret dan Mendorong Partisipasi Aktif.

7
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Subjek Penelitian
Adapun kegiatan perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan di kelas V
SDN Sabagi, mulai tanggal 6 September sampai dengan tanggal 27 September
2021. Jadwal pelaksanaan perbaikan untuk setiap pelajaran adalah sebagai
berikut:
1. Siklus I, Tanggal 6 September 2021
2. Siklus II, Tanggal 20 September 2021
Adapun karakteristik siswa kelas V SDN Sabagi diantaranya adalah
jumlah siswa 15 orang yang terdiri dari 9 orang laki-laki dan 6 orang
perempuan usia siswa rata-rata 9 – 10 tahun dengan keadaan ekonomi siswa
sebagian besar tergolong ekonomi menengah kebawah dengan pekerjaan orang
tuanya kebanyakan petani dan tempat tinggal tidak jauh dari sekolah.
B. Deskripsi Per Siklus
1. Rencana Penelitian
Berdasarkan hasil kegiatan identifikasi dan analisis masalah
bekerjasama dengan teman sejawat, kemudian diadakan rancangan
perbaikan pembelajaran sesuai dengan tujuan perbaikan yang telah
ditetapkan. Dengan demikian penulis akan melaksanakan perbaikan
pembelajaran Matematika dengan kompetensi dasar penggunaan perkalian
cara susun untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami
perkalian dalam mata pelajaran matematika.
Untuk melaksanakan penelitian, maka disusunlah penelitian secara
umum yaitu :
a. Menetapkan perencanaan, menentukan tujuan pembelajaran dan tujuan
perbaikan pembelajaran.
b. Merancang lembar observasi dan menyampaikan materi tindak lanjut.
c. Menyusun kegiatan yang terdiri dari :
1). Memilih bahan yang relevan untuk perbaikan

8
2). Menentukan langkah pembelajaran (kegiatan awal, kegiatan inti,
kegiatan akhir).
3). Memilih metode pembelajaran
4). Memilih alat peraga atau media yang sesuai dengan materi
pembelajaran.
5). Menyusun alat evaluasi untuk mencapai tujuan perbaikan.
Adapun langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan sebagai berikut :
a. Siklus I
- Mengkondisikan siswa
- Melakukan apresiasi
- Menjelaskan materi pembelajaran
- Mengajukan pertanyaan
- Melakukan evaluasi
- Memeriksa hasil evaluasi
- Mmemberikan tindak lanjut
b. Siklus II
- Penyampaian tujuan pembelajaran
- Mengkondisikan siswa untuk melakukan apresiasi
- Menjelaskan materi pembelajaran melalui tanya jawab
- Memberi kesempatan untuk bertanya
- Memberi penguatan
- Melaksanakan evaluasi
- Memberikan tindak lanjut
2. Pelaksanaan Penelitian
Dalam pelaksanaan Penelitian ini masing-masing dilaksanakan
sebanyak dua siklus, dimana sekenario pembelajaran antara siklus I dan II
terdapat kesinambungan yang baik. Adapun sekenario perbaikan
pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Siklus I
- Mengkondisikan siswa : Guru mengucapkan salam, mengabsen
siswa dan mengkondisikan siswa agar

9
mengikuti proses pembelajaran yang
aktif.
- Melaksanakan apresiasi : Guru memberikan pertanyaan yang ada
hubungannya dengan materi
pembelajaran yang dilaksanakan.
- Menjelaskan materi : Guru menjelaskan materi pembelajaran
dengan memberi penjelasan tentang
metode perkalian dengan cara susun.
- Melaksanakan evaluasi : Guru memberikan lembar evaluasi
kepada siswa secara individu sebanyak
5 soal berbentuk isian.
- Memeriksa hasil evaluasi : Guru memeriksa hasil evaluasi setiap
siswa dan diberi nilai.
- Tindak lanjut : Sebelum pelajaran selesai guru
menyimpulkan materi dan memberikan
soal untuk pekerjaan rumah sebagai
tindak lanjut.

b. Siklus II
- Pengkondisian siswa : Mata pelajaran Matematika
dilaksanakan pada jam ke tiga, guru
mengucapkan salam dan dijawab oleh
siswa. Sebelum pelajaran dimulai, guru
mengabsen siswa selanjutnya guru
langsung menarik perhatian siswa agar
mengikuti proses pembelajaran yang
aktif.
- Melaksanakan apresiasi : Guru mengajukan pertanyaan secara
klasikal dengan hal-hal yang ada
hubungannya dengan materi yang
disampaikan.

10
- Menjelaskan materi : Guru menjelaskan materi
pembelajaran tentang cara dan teknik
perkalian susun dengan cara
menggunakan korek api yang
kemudian dijadikan sebagai pecahan
jumlahan berulang sebagai operasi
perkalian.
- Memberikan evaluasi : Setelah penjelasan materi dan siswa
dianggap sudah memahami materi,
guru guru memberikan lembar
evaluasi secara individu sebanyak 5
soal berbentuik isian.
- Hasil evaluasi : Guru memeriksa hasil evaluasi setiap
siswa dan ditemukan nilai dan
hasilnya dan selanjutnya guru
memberikan pekerjaan rumah
terhadap siswa sebagai tindak lanjut.
3. Pengamatan dan Pengumpulan Data
Dalam pelaksanaan proses perbaikan pembelajaran siklus I
dilakukan pengamatan oleh teman sejawat dengan menggunakan
lembar observasi sebagai berikut:
Tabel 3.1
Lembar Observasi Siklus I Mata Pelajaran Matematika
No. Aspek Yang Dinilai Kemunculan Keterangan
Ya Tidak
1. Guru menyampaikan √ Kurang
tujuan pembelajaran
2. Guru melaksanakan √ Baik
apresiasi
3. Guru menjelaskan materi √ Kurang
dengan memberi contoh
pengerjaan soal
4. Guru mengajukan √ Baik
pertanyaan kepada siswa

11
5. Siswa diberi kesempatan √ Baik
untuk bertanya
6. Siswa diberi kesempatan √ Kurang
untuk berpikir
7. Guru memberi motivasi √ Baik
8. Guru melaksanakan √ Baik
evaluasi
9. Guru memberikan tindak √ Baik
lanjut

Adapun saran yang diberikan adalah harus mampu menguasai materi serta
memberikan penjelasan yang simple terhadap siswa siswa agar supaya proses
pembelajaran berjalan dengan kondusif. Selanjutnya lembar observasi yang
digunakan teman sejawat untuk mengamati proses perbaikan pembelajaran
pada siklus II pada mata pelajaran Matematika adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Lembar Observasi Siklus II Mata Pelajaran Matematika
No. Aspek Yang Dinilai Kemunculan Keterangan
Ya Tidak
1. Guru menyampaikan √ Baik
tujuan pembelajaran
2. Guru menjelaskan materi √ Baik
dengan tanya jawab
3. Siswa diberi kesempatan √ Baik
untuk bertanya
4. Siswa diberi kesempatan √ Baik
untuk berpikir
5. Guru memberikan motivasi √ Baik
6. Guru memberikan √ Baik
penguatan

Adapun saran-saran yang diberikan adalah guru harus mampu memberikan


berbagai media, hal ini dengan pemberian teknik berbagai media yang
didesain guru, maka siswa akan mudah meningat apa yang sudah diberikan
dalam proses pembelajaran.
4. Refleksi
Refleksi dilakukan berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat setelah
proses perbaikan pembelajaran siklus I mata pelajaran Matematika selesai.

12
Sesuai dengan hasil yang diperoleh siswa ternyata masih ada sebagian siswa
yang belum mampu mamahami materi sehingga dalam menjawab soal masih
ada yang salah dengan kualifikasi dibawah rata-rata, hal ini disebabkan oleh
penyampaian materi guru yang terlalu cepat dan kurangnya situasi tanya jawab
yang diberikan guru. Dengan demikian pada pelaksanaan perbaikan
pembelajaran akan dilakukan pada siklus II.
Pada siklus II guru memberikan materi yang efisien serta pemberian
diskusi tanya jawab antara siswa dengan guru sehingga terjadi komunikasi yang
baik antara siswa dan guru. Guru juga memberikan media sederhana yaitu media
korak api yang dapat membantui siswa dalam proses pembelajaran. Dengan
demikian pada siklus II terdapat hasil yang konsisten yaitu dilihat dari hasil
evaluasi tidak terdapat nilai yang kurang. Dengan demikian siklus ke II
dinyatakan berhasil membangkitkan semangat siswa sehingga tidak diperlukan
tahapan siklus selanjutnya.

13
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SDN Sabagi, maka
diperoleh data yang menunjukan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.
Selain dari itu terdapat beberapa hasil pembelajaran yang diperoleh setelah
penulis melakukan penelitian.
Tabel 4.1
Analisi Kategori Evaluasi Siklus I Pada Mata Pelajaran Matematika
Kategori Jumlah Siswa Persen (%)
1. Baik 3 orang 3/15 x 100 = 20
2. Sedang 5 orang 5/15 x 100 = 33,33
3. Kurang 7 orang 7/15 x 100 = 46,66

Tampak pada ananalisis kategori di atas bahwa nilai yang berkategori baik
baru mencapai 20 %. Itu artinya sebagian kecil pada siklus ke I sudah lebih
meningkat dari pada sebelum adanya perbaikan pembelajaran. Meskipun
demikian, siswa yang berkategori kurang masih dalam poses terbanyak yaitu
sebesar 46,66 % dan yang berkategori sedang sebanyak 33,33%. Itu artinya
pada siklus ke II jumlah siswa yang berkategori sedang dan kurang harus
mengalami peningkatan.
Setelah permasalahan utama yang menjadi focus perbaikan dalam mata
pelajaran Matematika, penulis mencoba memperbaiki terhadap proses
pembelajaran serta meminta bantuan kepada teman sejawat untuk
mengidentifikasi faktor penyebab rendahnya tingkat penguasaan terhadap
materi pelajaran yang disampaikan. Dan akhirnya dari hasil refleksi dan
diskusi dengan teman sejawat ditemukan beberapa penyebab, antara lain
adalah sebagai berikut:
1. Guru terlalu cepat dalam mencapaikan pembelajaran.
2. Guru kurang menguasai dalam penggunaan alat peraga.
3. Guru kurang menyampaikan tujuan pembelajaran.

14
4. Guru kurang memberikan penguatan kepada siswa.
5. Tidak adanya diskusi antara siswa dan guru.
Tabel 4.2
Analisi Kategori Evaluasi Siklus II Pada Mata Pelajaran Matematika
Kategori Jumlah Siswa Persen ( % )
1. Baik 12 orang 12/15 x 100 = 80
2. Sedang 3 orang 3/15 x 100 = 20
3. Kurang - -

Tampak pada analisis kategori diatas bahwa nilai yang berkategori baik
jauh lebih banyak dan mengalami kenaikan prestasi yang cukup signifikan
yaitu mencapai 80%. Itu artinya pada siklus ke II sudah menunjukan tingkat
keberhasilan proses pembelajaran dengan hal ini maka cukup hanya sampai
siklus II karena sampai tahap ini tingkat keberhasilan belajar sudah tercapai.
Selanjutnya siswa yang mendapatkan kategori sedang terdapat 20%. Hal ini
jelas terliha bahwa prestasi siswa sedang mengalami penurunan yang
signifikan.
Setelah permasalahan utama pada perbaikan pembelajaran pada siklus I
dan II dilaksanakan, penulis merasa puas dengan meningkatnya nilai siswa
pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus ke II dilihat dari
kategori sedang yang mengalami penurunan serta tidak terdapatnya siswa
yang mendapat nilai kurang.
B. Temuan dan Refleksi
Berdasarkan hasil diskusi dengan teman sejawat, pembelajaran yang
sudah dilaksanakan sudah ada kemajuan. Adapun temuan dan refleksi dari
hasil penelitian adalah sebagai berikut :
1). Siklus I
Telah terjadi hasil peningkatan hasil belajar dari evaluasi sebelumnya, hal
ini terbukti dengan hasil evaluasi dengan rincian sebagai berikut:
- Nilai 10 : Tidak ada
- Nilai 9 : Tidak ada

15
- Nilai 8 : 2 orang siswa
- Nilai 7 : 1 orang siswa
- Nilai 6 : 5 orang siswa
- Nilai 5 : 7 orang siswa
Dengan demikian bisa terlihat pada tahapan siklus I yang menunjukan
bahwa kenaikan hasil evaluasi siswa belum terlalu terlihat signifikan,
tetapi apabila dibandingkan pada sebelum ada perbaikan masih dapat
dikategorikan lebih baik dari sebelumnya karena pada siklus I tidak
terdapat nilai dibawah 4 ke bawah. Dengan demikian menunjukan bahwa
perbaikan pembelajaran belum signifikan tetapi sudah menunjukan sedikit
perubahan kearah yang lebih baik dengan kualifikasi baik 20 %, sedang
33,33 % dan kurang 46,66 %. Dengan demikian penulis mencoba pada
tahapan selanjutnya yaitu di tahap siklus II.
2). Siklus II
Telah terjadi hasil peningkatan hasil belajar, hal ini terbukti dengan hasil
evaluasi dengan rincian sebagai berikut:
- Nilai 10 : Tidak ada
- Nilai 9 : 5 orang siswa
- Nilai 8 : 7 orang siswa
- Nilai 7 : 3 orang siswa
- Nilai 6 Ke bawah : Tidak ada
Dengan demikian terjadi perubahan yang sangat signifikan antara hasil
dari penelitian siklus II, dimana pada siklus II terdapat hasil evaluasi yang
dapat dikategorikan baik. Dengan demikian penelitian sudah dapat
dikatakan berhasil pada siklus II serta tidak ada tahapan siklus selanjutnya
karena pada siklus II sudah dapat dikategorikan baik dengan hasil evaluasi
80 % siswa dengan hasil kategori baik dan 20 % siswa dengan kategori
hasil evaluasi sedang.

16
C. Pembahasan
Berdasarkan temuan data yang diperoleh dari proses perbaikan
pembelajaran yang dilaksanakan terbukti menunjukan ada perubahan belajar
siswa yang signifikan dari perkembangan siswa dengan adanya upaya dan
desain serta metode pembelajaran yang diupayakan pada setiap siklusnya. Hal
ini terbukti dengan hasil yang tampak dari kemajuan yang dialami oleh masing-
masing siswa yang semakin meningkat dilihat dari rekapitulasi nilai perbaikan
pembelajaran.
Pelaksanaan proses perbaikan yang telah dilaksanakan pada Mata
Pelajaran Matematika tentang penggunaan perkalian cara susun untuk
meningkatkan pemahaman siswa terhadap perkalian. Dengan demikian penulis
menggunakan metode cara susun dengan menggunakan media korek api yang
dijadikan alat Bantu untuk proses penjumlahan bilangan dalam teknik perkalian
cara susun. Pada tahapan pertama terdapat sedikit kenaikan hasil pembelajaran,
hal ini didasarkan oleh penyampaian guru yang terlalu cepat dan kurang adanya
system diskusi antara siswa dengan guru. Oleh sebab itu tahapan pertama yaitu
pada siklus I hanya sedikit mengalami kenaikan serta belum begitui signifikan.
Setelah melakukan berbagai diskusi dengan teman sejawat, maka penulis
mencoba mendesain pola pembelajaran yang lebih kreatif yaitu disamping
menggunakan media teknik cara susun dalam penyampaian materi perkalian
dalam proses pembelajaran, penulis juga menggunakan system diskusi tanya
jawab dengan mencoba uji keberanian terhadap siswa. Dengan demikian
penulis mendapatkan hasil temuan yaitu meningkatnya tingkat hasil belajar
siswa, maka dari itu proses penelitian penulis cukupkan pada siklus II karena
pada siklus ini hasil belajar siswa sudah didapatkan dengan hasil yang baik.

17
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui
pembelajaran siklus I dan siklus II dengan materi pemerintahan provinsi
dikelas IV SDN Sabagi Kecamatan Sumedang, Kabupaten Sumedang, maka
peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa upaya meningkatkan prestasi
belajar siswa dengan model demonstrasi telah mampu meningkatkan hasil
belajar siswa.
Peningkatan ini terjadi pada siklus I maupun siklus II dengan bukti adanya
peningkatan pada:
1. Pada tahapan siklus I yang menunjukan bahwa kenaikan hasil evaluasi siswa
belum terlalu terlihat signifikan, tetapi apabila dibandingkan pada sebelum ada
perbaikan masih dapat dikategorikan lebih baik dari sebelumnya karena pada
siklus I tidak terdapat nilai dibawah 4 ke bawah. Dengan demikian menunjukan
bahwa perbaikan pembelajaran belum signifikan tetapi sudah menunjukan
sedikit perubahan kearah yang lebih baik dengan kualifikasi baik 20 %, sedang
33,33 % dan kurang 46,66 %.
2. Terjadi perubahan yang sangat signifikan antara hasil dari penelitian siklus
II, dimana pada siklus II terdapat hasil evaluasi yang dapat dikategorikan baik.
Dengan demikian penelitian sudah dapat dikatakan berhasil pada siklus II serta
tidak ada tahapan siklus selanjutnya karena pada siklus II sudah dapat
dikategorikan baik dengan hasil evaluasi 80 % siswa dengan hasil kategori baik
dan 20 % siswa dengan kategori hasil evaluasi sedang.

B. Saran
Dengan mengacu terhadap kesimpulan, maka dari itu penulis dapat
memberikan saran yaitu pada program perbaikan Matematika dalam
menyampaikan proses pembelajaran guru sebaiknya tidak terlalu cepat dalam
menjelaskan materi pembelajaran. Selanjutnya harus memberikan kesempatan

18
kepada siswa untuk bertanya. Dengan demikian siswa bisa lebih berani dan
mampu untuk menerima materi yang disajikan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Andayani, dkk. 2010, Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta, Universitas


Terbuka.
Aswani, Zaenul,2004, Tes dan Asesmen di SD, Jakarta, Universitas Terbuka.
Denny, Setyawan, 2005, Komputer dan Media Pembelajaran, Jakarta, Universitas
Terbuka.
Gatot, Muhsetyo, Drs. M.Sc, dkk, 2007, Pembelajaran Matematika, Jakarta,
Universitas Terbuka.
Mulyani Sumantri, Nana Syaodih. 2007. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta,
Universitas Terbuka.
Samsudin, Abin, 2004, Profesi Keguruan 2, Jakarta, Universitas Terbuka.
Suciati, Drs. Dkk, 2004, Belajar dan Pembelajaran 2, Jakarta, universitas
Terbuka.
Wardani, I.G.A.K, 2008, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Universitas
Terbuka.
Wahyudi Duin, Supaiyati, Ishak, Abduhak, 2001, Pengantar Pendidikan, Jakarta,
Universitas Terbuka.
Dra. Dyah Sriwilujeng, M.Pd, Buku Matematika untuk SD Kelas V, Jakarta, Esis.
Pranaja S dkk, Buku Fokus Matematiak untuk SD Kelas V, Jakarta, Sindutama.

20

Anda mungkin juga menyukai