Anda di halaman 1dari 27

PROPOSAL PENGEMBANGAN KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

“PENGARUH GURU PENGGERAK TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELA


S IV SDN 2 ARDIREJO KEPANJEN,MALANG”

BIDANG KEGIATAN: PKM – PENELITIAN

Disusun Oleh:
Ferawati Vimala Dewi (2021.22.0738)
Lian Febrianti (2021.22.0744)
Wandani (2021.22.0768)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEAGAMAAN BUDDHA


SEKOLAH TINGGI AGAMA BUDDHA
(STAB) KERTARAJASA BATU
2021/2022
PENGESAHAN PROPOSAL PKM-PENELITIAN

1. Judul Kegiatan : “PENGARUH GURU PENGGERAK


TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA
KELAS IV SDN 2 ARDIREJO
KEPANJEN,MALANG”.
2. Bidang Kegiatan : PKM-P
3. Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Ferawati Vimala Dewi
b. NIM : 2021.22.0738
c. Prodi : Pendidikan Keagamaan Buddha
d. PTKAB : STAB Kertarajasa
e. Alamat Rumah dan No Hp : Ds. Pandangan Wetan 03/01, Kec. Kragan, Kab.
Rembang, Jawa Tengah. 089682950655.
f. Alamat Email : vimaladewi50@gmail.com
4. Anggota Pelaksanaan Kegiatan : 3 Orang
5. Dosen Pembimbing
a. Nama Lengkap dan Gelar : Wina Dhamayanti, M.Ed.
b. NIDN :
c. Alamat Rumah dan No Hp :
6. Sumber Biaya Kegiatan Total
a. Ditjen Bimas Buddha : 5.000.000
b. Sumber Lain (Sebutkan) :-
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 3 Bulan

Batu, 20 Mei 2022


Menyetujui
Wakil ketua 1 Ketua Pelaksanaan Kegiatan
(Bidang Akademik & Kemahasiswaan)

Ariyanto Firnadi, M.A (B.Dh.) Ferawati Vimala Dewi


NIYA 170 700 039 NIM 2021.22.0738

Ketua STAB Kertarajasa Dosen Pembimbing

Santacito Sentot, Ph.D. Wina Dhamayanti, M.Ed.


DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………6
1.1 Latar Belakang Masalah……………………………………………………………………….
6
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………………..7
1.3 Tujuan Penelitian………………………………………………………………………………
7
1.4 Urgensi (Keutamaan)………………………………………………………………………….7
1.5 Target Penelitian……………………………………………………………………………….
7
1.6 Luaran…………………………………………………………………………………………7
1.7 Manfaat Penelitian…………………………………………………………………………….7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………………….9
2.1 Guru penggeraK……………………………………………………………………………….9
2.1.1 Pengertian guru penggerak…………………………………………………………………..
9
2.1.2 hasil pelatihan atau pendidikan program guru penggerak…………………………………..
9
2.1.3 peran guru penggerak dalam Pendidikan…………………………………………………...1
0
2.2. motivasi……………………………………………………………………………………...12
2.2.1 pengertian motivasi………………………………………………………………………...12
2.2.3 manfaat memberi motivasi terhadap siswa…………………………………………………1
3
2.2.3 macam-macam motivasi………………………………………………………………….1
5
2.3 pembelajaran…………………………………………………………………………………16
2.3.1 strategi pembelajaran guru penggerak……………………………………………………...1
6
2.3.2 proses pembelajaran guru penggerak……………………………………………………….1
7
BAB III METODE PENELITIAN……………………………………………………………….1
9
3.1 Jenis Penelitian……………………………………………………………………………….19
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian…………………………………………………………………1
9
3.3 Sumber Data Penelitian…………………………………………….…………………….…..19
3.3.1 Data Primer……………………………………………………….………………………...1
9
3.3.2 Data Skunder…………………………………………………………………………….…20
3.4 Instrumen Penelitian……………………………………………………………………….…2
0
3.5 Teknik Pengumpulan Data…………………………………………………………………...20
3.5.1 Observasi…………………………………………………………………………………...20
3.5.2 Wawancara…………………………………………………………………………………20
3.5.3 Dokumentasi……………………………………………………………………………….21
3.6 Teknik Pengambil Sempel…………………………………………………………………...21
3.7 Teknik Analisis Data…………………………………………………………………………21
3.8 Absahan Data………………………………………………………………………………...22
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN…………………………………………………24
4.1 Anggaran Biaya………………………………………………………………………………2
4
4.2 Jadwal Kegiatan……………………………………………………………………………..,24
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………………25
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Salah satu kebutuhan manusia ketika sudah beranjak dewasa ialah pendidikan. Karena pendid
ikan pengetahuan keterampilan,nilai,moral,kepercayaan dan kebiasaan (suardi,M,2018; Hodson,
D 2009) melalui pendidikan orang dapat memiliki pemahaman terhadap sesuatu yang membuat d
irinya menjadi manusia yang kritis dalam berpikir dan bertindak oleh karena itu dengan adanya p
endidikan seorang anak akan mendapatkan berbagai ilmu pengetahuan dan tentunya ketika seora
ng anak ingin bersekolah itu akan membutuhkan seorang guru yang bertugas untuk membimbing
dirinya .
Proses pendidikan dan penilaian guru penggerak sangat penting dalam proses pengembanga
n diri siswa karena dengan adanya guru penggerak akan terciptanya pembelajaran yang relavan d
an kontekstual sehingga dapat memberi dampak sebaik-baiknya bagi siswa tersebut. Guru pengg
erak adalah pemimpin pembelajaran yang mendorong tumbuh kembang murid secara holistik ,ak
tif dan proaktif dalam mengembangkan pendidikan untuk mengimplementasikan pembelajaran y
ang berpusat kepada murid.Dalam pandangan secara umum motivasi diri sangatlah perlu diterap
kan dalam diri siswa. Karena motivasi dapat membentuk seberapa besar minat belajar siswa.moti
vasi juga mempengaruhi sesebarapa banyak siswa akan mempelajari dari suatu kegiatan pembela
jaran atau seberapa banyak penerapan siswa dalam menangkap informasi yang disajikan kepada
mereka.
Guru penggerak secara khusus dimiliki oleh siswa SDN 2 ardirejo kepanjen malang.namun p
ada kenyataannya dengan adanya guru penggerak pun belum tentu dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa karena memberikan bimbingan kepada seorang siswa sangatlah sulit karena mereka
mempunyai karakter yang berbeda-beda dan tentunya akan sangat sulit sekali bagi guru penggera
k untuk dapat membimbngnya. Dengan adanya kasus tersebut , peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “PENGARUH GURU PENGGERAK TERHADAP MOTIVASI BEL
AJAR SISWA KELAS IV SDN 2 ARDIREJO KEPANJEN,MALANG”.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Bedasarkan latar belakang masalah yang telah dituliskan oleh peneliti maka peneliti berk
einginan untuk memperdalam pengetahuan mengenai beberapa masalah, yaitu:
A.bagaimana pengaruh guru penggerak terhadap motivasi Belajar siswa di SDN 2 Ardire
jo kepanjen,malang

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

A. Mengetahui bagimana pengaruh guru penggerak terhadap motivasi Belajar siswa di S


DN 2 Kepanjen,malang.

1.4 URGENSI (KEUTAMAAN)


Keutamaan kegiatan ini adalah menumbuhkan motivasi belajar diri siswa untuk belajar a
gar terciptanya kelas yang merdeka dari siswa SDN 2 Ardirejo, kepanjen malang, dengan mengg
unakan guru penggerak sebagai motivasi belajar siswa agar siswa memiliki daya tarik tersendiri
untuk belajar.Selain itu, siswa memiliki pandangan yang baik terhadap gurunya sehingga terjalin
hubungan yang baik antara guru dan siswa dengan demikian siswa akan memiliki semangat yang
tinggi untuk belajar terhadap.

1.5. TARGET PENELITIAN

Penelitian dilakukan DI SDN 2 Ardirejo, kec.kepanjen,kab.malang,jawa timur Hasil dari


penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar dari siswa SDN 2 Ardirejo Kepan
jen malang.

1.6 LUARAN

penelitian ini menghasilkan sebuah karya ilmiah Dan juga jurnal-jurnal khususnya yang d
apat digunakan sebagai acuan penelitian yang berikutnya.

1.7 MANFAAT PENELITIAN

Manfaat dari kegiatan penelitian ini, yaitu :

A. Terjalinnya hubungan yang baik antara guru dan murid

B.siswa dapat berfikir optimis dan percaya diri untuk belajar

C.siswa dapat mempelajari berbagai ilmu pengetahuan yang baru melalui guru penggerak

D.meningkatnya semangat diri siswa untuk belajar


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 GURU PENGGERAK


2.1.1 PENGERTIAN GURU PENGGERAK
Guru penggerak adalah suatu program identifikasi dan pelatihan calon pemimpin-pimimpin p
endidikan di masa depan. Guru penggerak adalah agen-agen yang dimasa depan akan jadi calon
calon kepala sekolah,pengawas sekolah dan pelatih-pelatih program pelatihan”. Berdasarkan kon
teks tersebut, program guru penggerak dapat dikatakan merupakan satu inisiasi awal dalam mew
ujudkan merdeka belajar. Hadirnya guru penggerak di sekolah sejak awal ditujukan untuk mengu
bah budaya sekolah dengan melibatkan kekuatan sumber daya dari dalam sekolah itu sendiri dan
bukan dari kekuatan eksternal. Menurut Kotter dan Rathgeber (2006) setiap proses transformasi
yang diambil dari dalam organisasi seperti melalui program guru penggerak ini dapat memperku
at kekuatan penggerak perubahan dan sekaligus memperkecil resistensi atau penolakan terhadap
perubahan.
2.1.2 HASIL PELATIHAN ATAU PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
Guru penggerak akanmengalami pendidikan dan pelatihan yang dilakukan melalui pende
katan andragogi dan berbasis pada pengalaman mereka selama mengajar. Prosedur pelaksanaan
guru penggerak yang diprogramkan oleh Kemendikbud dimulai dengan mengadakan
perekrutan terhadap guru, kemudian setelah itu diadakan pendidikan calon guru penggerak, dan s
elanjutnya diharapkan mampu menghasilkan generasi baru guru pemimpin pendidikan yang kela
k akan menjadi kepala sekolah, pengawas sekolah, dan instruktur pelatihan guru.
Selama masa pelatihan dan pendidikan calon guru penggerak ini akan dilatih tentang bag
aimana kepemimpinannya, dilatih tentang mentorshipnya dan kemampuan mereka untuk melaku
kan perubahan di sekolah, setelah lulus maka akan menjadi guru penggerak. Pelatihan Guru Peng
gerak, model inkuiri apresiatif BAGJA dapat diilustrasikansebagai berikut:
(1) Buat pertanyaan (define), pada tahap ini guru melihat dan mendefinisikan suatu masalah deng
an mencari solusi yang telah
Ada.
(2) Ambil pembelajaran (discover), guru melihat dan mengidentifikasi suatu proses yang sudah d
an sedang berjalan dengan baik, memperkuat yang bekerja, fokus pada hal-hal positif yang menj
adikannya hidup dan yang terbaik.
(3) Gali mimpi (dream) pada tahap ini guru melihat gambaran ke masa depan, dari proses tersebu
t dipilih mimpi/gambaran yang mungkin bekerja dengan baik di masa yang akan datang, karena
keberhasilan masa lalu digunakan sebagai titik beranjak dalam menggambarkan suatu kondisi ide
al yang dikehendaki terjadi di masa depan.
(4) Jabarkan rencana (design) berarti guru merencanakan dan memprioritaskan proses-proses yan
g mungkin bekerja dengan baik untuk masa depan yang dirancang secara mengesankan.
(5) Atur eksekusi (deliver) dari rancangan (design) yang diajukan tersebut, diimplementasikan ol
eh guru kedalam tindakan nyata yang merujuk pada kompetensi dan pengalaman yang pernah dil
akukan. Pandangan logis menunjukkan, jika sesuatu beranjak dari ‘eksisting’ pengalaman yang d
imiliki, dapat membangkitkan rasa percaya diri komunitas tersebut. Maka impian menjadi sesuat
u yang sangat mungkin terjadi (destiny), (Dharma,2020).
Menjadi guru penggerak, harus lulus seleksi dan mengikuti Program pendidikan dan
pelatihan selama sembilan bulan. Hasil yang diharapkan dari Pelatihan atau pendidikan dari
program guru penggerak adalah:
1.Guru memiliki kemampuan yang mandiri dan merdeka dalam mengembangkan
Kompetensinya sebagai pengajar sekaligus mampu menggerakkan rekan guru yang lain Untuk
mampu berinovasi dalam meningkatkan kualitas output dari Pendidikan.
2. Dalam pembelajaran merdeka belajar, guru harus mampu berpihak pada peserta didik.Guru
harus mampu menggerakkan peserta didiknya untuk mengembangkan dirinya Sesuai dengan
bakat dan kemampuan yang dimilikinya, untuk mencapai tujuan dari Pendidikan sesuai dengan
visi sekolah.
3. Guru harus memiliki kemampuan untuk berinovasi dalam mengembangkan kualitas dari
Sekolahnya. Untuk meningkatkan kualitas dari pendidikan sekolah, guru harus mampu Menjalin
kerja sama dengan orang tua dan komunitas sehingga bertumbuh sikap mandiri Dan memiliki
jiwa kepemimpinan.
4. Guru harus memiliki kompetensi kepribadian yang baik. Seorang guru diharapkan Memiliki
kematangan emosional, baik secara moral maupun spiritual dalam bersikap dan Bertindak dalam
kehidupan sehari-hari, sesuai dengan kode etik yang berlaku di Masyarakat.
5. Guru harus mampu mengelola pembelajaran dengan berpusat pada peserta didik dengan
Menciptakan komunikasi yang baik dengan orang tua dari peserta didik.

2.1.3 PERAN GURU PENGGERAK DALAM PENDIDIKAN


Guru pengerak tidak sebatas melaksanakan tugasnya sebagai pengajar dalam menyiapkan
Perencanaan pembelajaran, menyampaikan materi kepada peserta didik namun harus Memiliki
kemauan dan kemampuan dalam hal memimpin, berinovasi serta melakukan Perubahan (Sirait,
S., Murniarti, E., & Sihotang, H. ,2021). Guru penggerak merdeka belajar Harus mampu
mengajar dan mengelola pembelajaran dengan efektif dengan menggunakan Teknologi yang ada,
mampu berbahasa Inggris untuk meningkatkan mutu pendidikan serta Harus melakukan refleksi
dan perbaikan pembelajaran terus menerus (Pendi, Y. O., 2020). Sebagai seorang guru
penggerak harus memiliki kemampuan untuk berkreasi secara inovatif Dan dengan energik
melayani peserta didik serta mampu membagun hubungan yang baik Antara guru dan sekolah
dengan komunitas yang lebih luas menjadi pembelajar sekaligus Agen penggerak perubahan.
Adapun peran dari guru penggerak dalam pendidikan (Sutikno, M. S., 2007; Manizar, E. ,
2015)
1) Guru menjadi penggerak dalam komunitas belajar bagi rekan guru disekolah dan
Wilayahnya. Menjadi pelatih bagi rekan guru merupakan peran dari guru penggerak. Diharapkan
kehadiran guru penggerak mampu membawa suatu perubahan yang baik bagi Guru yang
digerakkan khususnya dalam kualitas mengajar peserta didik dan kemandirian Guru dalam
mengembangkan dirinya secara mandiri.
2) Guru penggerak berperan dalam melatih rekan guru dalam mengembangkan
Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Guru yang digerakkan oleh guru Penggerak
harus mampu mendesain dan mengelola pembelajarannya semenarik mungkin Sehingga peserta
didik termotivasi untuk belajar dan berkreasi sesuai dengan bakan dan Kemampuannya. Motivasi
yang ada dalam diri peserta didik memampukan dirinya untuk Meningkatkan prestasi
akademiknya secara mandiri.
3) Guru penggerak menjadi agen perubahan dalam hal peningkatan kualitas kepemimpinan
Peserta didik di sekolah
4) Guru penggerak harus mampu mencipatkan suatu ruang sebagai wadah untuk berdiskusi
Dan berkolaborasi bersama dengan rekan guru dan mereka yang memiliki kepentingan Atau
pemangku kepentingan baik yang ada di lingkungan pendidikan sekolah maupun di Luar sekolah
dengan tujuan peningkatan kualitas dalam pembelajaran.
5) Guru penggerak harus menjadi pemandu dalam proses pembelajaran yang menciptakan
Suasana nyaman dan damai dalam ekosistem pembelajaran. Dengan pembelajaran yang Nyaman
peserta didik terdorong untuk mengembangkan dirinya menjadi pribadi yang Bernalar kritis,
kreatif, berhati mulia dan memiliki sikap toleransi.
6) Mengembangkan diri secara aktif. Guru penggerak harus selalu mengupgrade dirinya
Dalam mengikuti perkembangan zaman. Guru harus mampu meningkatkan dan
Mengembangkan kompetensinya sebagai guru secara mandiri.
7) Menjadi motivator. Guru merupakan motivator dalam pembelajaran dalam memacu
Aktivitas belajarnya. Guru penggerak harus menjadi panutan yang mampu mengarahkan dan
mengubah perilaku dan karakter peserta didik kearah yang lebih baik. Melahirkan generasi
bangsa yang berkualitas yang memiliki keilmuwan dan kedalaman spritual sebagai ujung tombak
bagi kemajuan bangsa.
2.2 MOTIVASI
2.2.1 PENGERTIAN MOTIVASI
Secara etimologi, motivasi berasal dari bahasa Latin “movere” yang berarti
menggerakkan. Selain itu, kata motivasi juga berasal dari bahasa Inggris “motivation”
yang bisa diartikan sebagai “daya batin” atau “dorongan”. Jadi, motivasi adalah suatu
bentuk perubahan yang terjadi pada seorang individu akibat adanya gejala perasaan, jiwa dan
emosi sehingga memberikan dorongan untuk melakukan suatu tindakan yang menjadi kebutuhan
atau tujuan yang ingin dicapainya, baik secara positif maupun negatif.
Menurut Weiner (1990) yang dikutip Elliot et al. (2000), motivasi didefinisikan sebagai
kondisi internal yang membangkitkan kita untuk bertindak, mendorong kita mencapai
tujuan tertentu, dan membuat kita tetap tertarik dalam kegiatan tertentu. Menurut Uno
(2007), motivasi dapat diartikan sebagai dorongan internal dan eksternal dalam diri
seseorang yang diindikasikan dengan adanya; hasrat dan minat; dorongan dan kebutuhan;
harapan dan cita-cita; penghargaan dan penghormatan.
Motivasi merupakan suatu penggerak dari dalam hati seseorang untuk Melakukan atau
mencapai suatu tujuan. Motivasi akan memberikan keinginan Dan dorongan maksimal
(Marpaung, 2007: 116). Motivasi juga bisa dikatakan Sebagai rencana atau keinginan untuk
menuju kesuksesan dan menghindari Kegagalan hidup. Dengan kata lain, motivasi adalah sebuah
proses untuk Tercapainya suatu tujuan. Seseorang yang mempunyai motivasi berarti ia telah
Mempunyai kekuatan untuk memperoleh kesuksesan dalam kehidupan.
Motivasi dapat berupa motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Hal tersebut Didasarkan pada
datangnya penyebab suatu tindakan. Tindakan yang Digerakkan oleh suatu sebab yang datang
dari dalam individu disebut tindakan Yang bermotif intrinsik, sedangkan tindakan yang
digerakkan oleh suatu sebab Yang datang dari luar diri individu disebut tindakan yang bermotif
ekstrinsik(Handoko, 1992: 41- 42).
Motivasi yang ada pada seseorang merupakan kekuatan pendorong yang akan
mewujudkan suatu perilaku guna mencapai tujuan kepuasan dirinnya. Motivasi merupakan
masalah kompleks dalam organisasi, sehingga banyak ahli telah mencoba mengembangkan
berbagai teori dan konsep.
2.2.2 MANFAAT MEMBERI MOTIVASI TERHADAP SISWA
Motivasi belajar siswa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu motivasi intern (internal motiv
ation) dan motivasi ekstern (external motivation). Motivasi intern muncul karena adanya faktor d
ari dalam, yaitu karena adanya kebutuhan, sedangkan motivasi ektern muncul karena adanya fakt
or dari luar, terutama dari lingkungan. Motivasi memiliki pengaruh terhadap perilakubelajar sisw
a, yaitu motivasi mendorong meningkatnya semangat dan ketekunan dalam belajar yaitu :
1. Membuat siswa semangat dalam mengikuti pembelajaran
Motivasi sangat berkaitan dengan stimulus yang membuat siswa menjadi terpacu,
terdorong untuk melakukan sesuatu, bentuk motivasi yang bisa diberikan agar siswa semangat
dalam mengikuti pembelajarn misalnya, menjanjikan siswa hadiah jika berhasil menjawab
semua soal dengan benar.Selain itu motivasi yang terkadang sebagian menganggap hal tersebut
sebagai hal sepele juga bisa membuat semangat belajar siswa menjadi bertambah; misalnya saja
dengan memberi pujian seperti kamu pintar, kamu berbakat, kamu hebat dan lain sebagainya.
Intinya hal-hal sederhana yang jika disampaikan dengan benar pada saat yang tepat bisa menjadi
titik awal munculnya tumbuhnya semangat belajar siswa.

2.Meminimalisir perasaan jenuh


Belajar pada akhirnya bisa mengantarkan siswa pada titik jenuh/bosan dalam mengikuti
pelajaran, misalnya saja perasaan jenuh tersebut mudah muncul dalam diri siswa jika jam-jam
pelajaran sudah agak siang/akhir-akhir pembelajaran. Hal tersebut tak lepas dari berkurangnya
stamina dan energi siswa sehingga membuat siswa menjadi kurang fokus dalam pembelajaran
alhasil karena gagal dalam memahami suatu pelajaran siswa seterusnya akan merasa jenuh dan
bosan dalam menerima materi pelajaran yang diajarkan.
Apalagi jika diakhir pembelajaran yang diajarkan pada siswa adalah mata pelajaran yang
membutuhkan daya konsentrasi yang tinggi seperti mata pelajaran matematika, sudah pasti jika
tidak disertai dengan kemampuan memberi penguatan/motivasi pada siswa, akan membuat siswa
mudah jenuh dalam pembelajaran. Cara memotivasi siswa dalam belajar agar bisa
menghilangkan kejenuhan yakni dengan melaksanakan pembelajaran yang menantang, misalnya
kompetisi (lomba) antara siswa/antara kelompok, menerapkan model pembelajaran yang bersifat
games edukatif.
3. Membantu siswa dalam menemukan mimpinya
Motivasi yang disampaikan dengan baik akan membuat siswa terpicu untuk
mengeksplorasi bakat dan potensi yang ada dalam dirinya, dengan arahan atau penerapan
keterampilan bertanya yang dilakukan guru akan membuat siswa menemukan gambaran tentang
mimpi yang ingin mereka wujudkan yang sudah pasti hampir sesuai dengan bakat siswa tersebut
Misalnya saja bentuk motivasi pada siswa yang bisa membantu siswa tersebut dalam
menemukan mimpinya yakni dengan bertanya pada siswa “kalian cita-citanya mau jadi apa?”
siapa tokoh favorit kalian?, bagaimana cara agar mimpi kalian bisa terwujud dan masih banyak
lagi pertanyaan lainnya yang bisa memicu seorang siswa dalam menemukan cita-citanya.
4. Menumbuhkan sikap optimisme dalam diri siswa
Motivasi mampu memberi stimulasi positif bagi cara berpikir siswa, motivasi/penguatan
yang tepat akan membuat siswa menjadi lebih visioner dan optimis dalam mewujudkan
mimpinya. Misalnya saja motivasi sederhana seperti kata “kamu pasti bisa, kamu pasti menang,
kamu pasti bisa juara. Akumulasi dari perkataan-perkataan positif yang terus menerus didengar
oleh siswa akan membuat mindset berpikirnya menjadi lebih positif dan yakin dengan
kemampuan dirinya sendiri, sehingga perasaan pesimis dan rendah diri yang selama ini dia
rasakan bisa berubah menjadi optimisme yang kuat.

5. Siswa akan menjadi eksploratif


Akumulasi dari penguatan/motivasi yang biasa diberikan oleh guru membuat siswa
menjadi semangat dan termotivasi untuk bisa menjadi pribadi yang sukses, imbasnya yakni
siswa akan menjadi lebih ekploratif atau dengan kata lain siswa akan berusaha untuk menggali
dan memaksimalkan potensi dan kemampuan yang ada di dalam dirinya. Sikap eksploratif yang
ditunjukan siswa akan membuat siswa menjadi lebih kompeten dan berusaha mencari tantangan
guna menguji/mengukur bakat dan minat yang dimilikinya. Siswa kemungkinan akan memiliki
kemampuan berpikir kritis namun tetap realistis.

6. Mengajarkan siswa untuk tidak mudah menyerah


Jangan takut gagal, harus berani dan melihat suatu masalah sebagai tantangan bukan
rintangan, setiap masalah pasti ada jalan keluarnya” adalah beberapa kata motivasi yang bisa
mebangkitkan semangat juang siswa sehingga dia tidak akan mudah menyerah dengan berbagai
permasalahan yang dia hadapi. Karena seperti yang kita ketahui bahwasanya musuh terbesar
dalam diri adalah rasa takut/mudah menyerah, dengan motivasi yang baik siswa tidak akan
mudah putus asa jika dihadapkan dengan berbagai hal, misalnya saja pelajaran yang menurutnya
susah, kompetisi dll.

2.2.3 MACAM-MACAM MOTIVASI


Menurut Fradsen motivasi terbagi menjadi 5, yaitu:
1. Physiological drive. Istilah ini digunakan untuk merujuk pada motivasi bawaan
(unlearned motimotive
2. Affiliative need. Merupakan motivasi yang dipelajari (learned motives) dengan istilah
affiliative need
3. Cognitive motives. Motif ini menunjuk pada gejala intrinsik, yakni menyangkut
kepuasan individual. Kepuasan individual berada didalam diri manusia dan biasanya berwujud
proses dan produk menmenta
4. Self-expression. Sebagian dari perilaku manusia,individu tidak sekedar tahu mengapa
dan bagaimana sesuatu itu terjadi, tetapi juga mampu membuat suatu kejadian. Kreatifitas dan
imajinasi sangat dibutuhkan, bagi seseorang yang memiliki keinginan untuk aktualisasi diri
5. . Self-enhancement. Lewat aktualisasi diri dan pengembangan kompetensi akan
meningkatkan kemajuan diri seseorang. Ketinggian dan kemajuan diri menjadi salah satu
keinginan bagi setiap individu.
Menurut Chaplin, motivasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1.Physiological drive. Dorongan yang bersifat fisik, seperti lapar, haus, seks, dan sebagainya.
2.Social motives. Dorongan-dorongan yang berhubungan dengan orang lain, seperti estetis,
dorongan ingin selalu berbuat baik, dan etis.

2.3 PEMBELAJARAN
2.3.1 STRATEGI PEMBELAJARAN GURU PENGGERAK
Strategi merupakan suatu rencana tindakan yang berbentuk tatanan langkah yang
menggunakan upaya ranah cipta untuk mencapai tujuan tertentu. Pengertian Strategi
Pembelajaran. Menurut Darmasyah (2010), pengertian strategi pembelajaran yaitu cara
pengorganisasian isi pelajaran, penyampaian pelajaran dan pengelolaan kegiatan belajar dengan
menggunakan berbagai sumber belajar yang dapat dilakukan guru untuk mendukung terciptanya
efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran. Strategi Pembelajaran Card Sort. Dalam buku
Silberman (2001), dijelaskan bahwa Card Sort merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa
digunakan untuk mengejakan konsep, penggolongan sifat, fakta tentang suatu objek, atau
mengulangi informasi.
Gerakan fisik yang diutamakan dapat membantu untuk memberi energi kepada kelas
yang telah letih. Kelebihan strategi pembelajaran Card Sort antara lain: mampu menumbuhkan
kegembiraan dalam kegitan belajar mengajar. Materi yang disampaikan akan lebih menarik
perhatian siswa. Mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan bagi siswa.
Mampu meningkatkan hasil belajar siswa untuk mencapai taraf ketuntasan belajar. Penilaian
dilakukan bersama pengamat dan pemain. Kekurangan strategi pembelajaran Card Sort antara
lain: membutuhkan waktu yang lama bagi siswa untuk menyelesaikan tugas dan mencari
jawaban. Guru harus meluangkan waktu yang lebih. Waktu untuk membuat persiapan lebih
lama. Guru harus memiliki jiwa demokratis dan ketrampilan yang memadai dalam mengelola
kelas. Menuntut sifat tertentu dari siswa atau kecenderungan untuk bekerja sama dalam
menyelesaikan masalah. Suasana kelas menjadi “gaduh” sehingga dapat mengganggu kelas lain.
Langkah-langkah dan prosedur Card Sort adalah sebagai berikut: setiap peserta didik
diberi potongan kertas yang tercakup dalam satu atau contoh yang tercakup dalam satu atau lebih
kategori: Karakteristik hadis sahih; Nouns, verbs, adverbs, dan preposition; Ajaran Mu’tazilah.
Mintalah peserta didik untuk bergerak dan berkeliling di dalam kelas untuk menemukan kartu
dengan kategori yang sama. (Anda dapat mengumumkan kategori tersebut sebelumnya atau
membiarkan peserta didik menemukannya sendiri. Peserta didik dengan kategori yang sama
diminta mempresentasikan kategori masing-masing di depan kelas. Seiring dengan presentasi
dari tiap-tiap kategori tersebut, berikan poin-poin penting terkait materi pelajaran. Menurut
Sunaryo (1989), pengertian Small Group Discussion atau diskusi kelompok kecil ialah suatu
proses yang teratur yang melibatkan sekelompok individu dalam suatu interaksi tetap muka
secara kooperatif untuk tujuan membagi informasi, membuat keputusan dan memecahkan
masalah.

2.3.2 PROSES PEMBELAJARAN GURU PENGGERAK


Dalam proses menuntun, setiap peserta didik diberikan kebebasan namun guru penggerak
sebagai pamong dalam memberikan tuntunan dan arahan tersebut agar peserta didik tidak
kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang pamong bisa memberikan tuntunan supaya
peserta didik bisa menemukan kemerdekaannya dalam belajar yaitu :
1. Menggunakan Pembelajaran diferensiasi
Selama proses pendidikan guru penggerak terdapat pelatihan tentang pembelajaran
diferensiasi untuk mewujudkan merdeka belajar dan profil pelajar pancasila. Ilmu baru dari
proses pelatihan tersebut kemudian diimplementasikan oleh guru penggerak dalam melakukan
proses pembelajaran di kelas kepada peserta didik. Guru penggerak melakukan pembelajaran
diferensiasi juga bertujuan agar proses pembelajaran dapat berpihak kepada peserta didik.
2. Menerapkan Budaya Positif Dikelas
Guru penggerak yaitu Bapak dan Ibu Guru Penegak yang berada di SDN 2 Ardirejo Kepanjen,
Malang terbiasa menerapakan budaya positif dalam pembelajaran yaitu terbiasa melatih peserta
didik untuk berdoa sebelum memulai pelajaran dan setelah setelah pembelajaran, dan
membiasakan diri peserta didik untuk berprilaku 5S (senyum, salam, sapa, sopan, dan santun)
agar terciptanya profil pelajar pancasila yaitu beriman dan bertakwa kepada tuhan YME.
3. Pembelajaran Sosial Emosional
Pembelajaran ini berisi keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan oleh peserta didik
aga dapat bertahan dalam masalah sekaligus mempunyai kemampuan memecahkannya, dan juga
untuk mengajarkan peserta didik agar menjadi manusia yang baik. Berdasarkan pengamatan
yang dilakukan Guru penggerak yang berada di SDN 2 Ardirejo Kepanjen, Malang dalam proses
pembelajan menggunakan pembelajaran sosial emosional.
4. Menggunakan teknologi di dalam proses pembelajaran.
Untuk Guru penggerak yang berada di SDN 2 Ardirejo Kepanjen, Malang
merupakanguru-guru yang paham dan terbiasa menggunakan teknologi dalam proses
pembelajaran Dalam proses pembelajaran guru penggerak terbiasa menggunakan PPT atau
Microsoft Power Point agar dapat memperlancar proses pembelajaran. Menggunakan aplikasi
Quizizz dalam pemberian tugas ulangan harian, aplikasi Quizizz merupakan sebuah web tool
untuk membuat permainan kuis interaktif yang digunakan dalam pembelajaran di kelas.
Guru penggerak juga menggunakan aplikasi Liveworksheet, aplikasi Liveworksheet
merupakan salah satu platform yang dapat membantu guru dalam membuat e-worksheet atau
lembar kegiatan peserta didik yang sering dikenal dengan istilah LKPD. Dengan menggunaka.
PPT, Quizizz, dan Liveworksheet guru penggerak dapat menumbuhkan daya kreatif, mandiri,
dan bernalar kritis dari peserta didik sehingga profil pelajar pancasila bisa terwujud dalam diri
peserta didik.
5. Evaluasi Pembelajaran
Berdasarkan pengamatan peneliti pada tahap evaluasi ini, guru mengevaluasi terkait
perencanaan dan pelaksanaan dalam pembelajaran. Evaluasi terkait pelaksanaan dilakukan oleh
guru penggerak untuk mengevaluasi terkait alokasi waktu yang digunakan saat proses
pembelajaran karena saat pembelajaran diferensiasi membutuhkan waktu yang banyak, karena
guru mengajar sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Kegiatan evaluasi yang dilakukan pada
setiap akhir satu pokok bahasan
juga akan bisa mendeteksi peserta didik mana yang masih mengalami kesulitan, dan pada bagian
apa siswa merasa sulit. pada saat evaluasi pembelajaran peneliti menemukan bahwa guru
penggerak menggunakan teknik evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif yaitu
evaluasi yang dilaksanakan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran
sedangkan evaluasi sumatif yaitu evaluasi yang dilakukan dengan tujuan untuk menentukan hasil
dan kemajuan belajar dari peserta didik.

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 jenis penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif.penelitian
kuantitatif merupakan metode penelitian yang berbasis pada filsafat positivisme, yang mana
digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, yang umumnya pengambilan sampelnya
dilakukan secara random, dan data dikumpulkan menggunakan instrumen penelitian, lalu
dianalisis secara kuantitatif/statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan
sugiyono (2009:14).
Tujuan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif adalah untuk meneliti populasi
atau sampel dengan menggunakan alat ukur atau instrumen penelitian,analisa kuantitatif atau
statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah dibuat dan umumnya metode kuantitatif
terdiri atas metode survei dan metode eksperimen ,dengan adanya pendekatan deskriptif k
uantitatif ini maka dengan mudah untuk mendeskripsikan bagaimana seseorang mampu m
emotivasi dirinya dalam belajar terutama untuk mengetahui sejauh apa yang ia pahami dalam
tentang berbagai ilmu pengetahuan yang diberikan oleh gurunya.hal ini bisa dilihat berdasarkan
pengaruh dari guru penggerak terhadap motivasi belajar siswa di SDN 2 Ardirejo Kepanjen,
Malang.
3.2 lokasi dan waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD NEGERI 2 ARDIREJO,kec,kepanjen,kab.malang,jawa
timur.waktu penelitian ini adalah dua bulan untuk proses pencarian dan pengolahan data terhitun
g sejak proposal ini disetujui untuk dilanjutkan dalam proses penelitian dan satu bulan menungg
u pengumuman penerimaan proposal.
3.3 Sumber data penelitian
Sumber data dalam penelitian kuantitatif adalah kata-kata yang diperoleh dari wawancara
dan Tindakan yang diperoleh dari observasi langsung,terdapat pula sumber data tertulis atau foto
yang murupakan data tambahan dan menjadi pelengkap Muhajir (1996).
3.3.1.Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari informan dan dianggap dapat mem
berikan data yang valid (Moleong,2008:157). Data primer pada penelitian ini adalah data yang di
peroleh secara langsung melalui wawancara dengan siswa kelas IV SDN ARDIREJO, observasi l
angsung juga digunakan sebagai data primer dalam peneitian.Hasil wawancara akan disajikan dal
am bentuk transkip dari rekaman suara dan foto sebagai hasil observasi.
3.3.2. Data sekuder
Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari studi kepustakaan ,buku,jurnal dan
koran serta tertulis linnya yang berhubungan degan masalah yang diteliti (Sugiyono,2015: 178) p
ada penelitian ini ,data sekunder yang digunakan adalah data berupa jurnal penelitian terlebih ter
dahulu,buku-buku atau informasi yang diperoleh dari media online/internet yang relavan dan me
ndukung validitas penelitian ini.
3.4 instrumen penelitian
Instrumen peneliitan merupakan alat penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan dat
a dan membantu peneliti mendapatkan hasil yang baik dan cermat,lengkap serta sistematis,sehin
gga data mudah untuk diolah (Arikunto,2002: 136 ).instrumen juga disebut sebagai pedoman pen
elitian ,baik pedoman,pengamatan,wawancara,kuisioner dan documenter atau pedoman yang ses
uai dengan metode penelitiannya.instrumen utama penelitian pada penelitian ini yakni hanphone
sebagai alat perekam dan komunikasi antara peneliti dan subjek penelitian,kamera sebagai alat d
okumentasi dan buku catatn,serta pedoman wawancara ,observasi dan dokumentasi.
3.5 Teknik pengumulan data
Teknik pengumpulan data adalah prosedur sistematis untuk memperoleh data dalam sebu
ah penelitian. Penggunaan teknik dan alat pengumpulan data yang tepat memungkinkan peneliti
untuk mendapatkan data objektif. Berikut adalah beberapa macam teknik pengumpulan data.
3.5.1. Observasi
Obeservasi adalah teknik pengambilan data dengan proses pencatatan yang dilakukan pen
eliti terhadap seseorang atau kejadian tanpa adanya komunikasi dari sescorang yang sedang diteli
ti (Indriantoro dan Bambang, 2002:157). Metode observasi dalam penelitian ini digunakan untuk
mengamati bagaimana pengaruh guru penggerak terhadap siswa kelas IV di SDN 2 Ardirejo
Kepanjen, Malang dengan cara melihat langsung atau mengobservasi dengan datang ke lokasi
tersebut.
3.5.2. Wawancara
Wawancara adalah teknik mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan secara lis
an yang dilakukan oleh dua belah pihak, antara pencari informasi (interviewer) dengan sumber in
formasi (interviewee) (Margono, 1997:165). Teknik wawancara digunakan untuk mendapatkan d
ata yang lebih valid dengan wawancara kepada subjek penelitian. Metode wawancara yang digun
akan dalam penelitian ini adalah semi terstruktur. Oleh karena itu, dalam wawancara ini akan dig
unakan pedoman wawancara yang memuat sejumlah pertanyaan terkait Namun, ketika berada di
lapangan pertanyaan-pertanyaan tersebut juga dapat dikembangkan hingga peneliti menemukan t
itik temu sebagai tujuan penelitian ini. Tujuan dari penggunaan metode tersebut agar peneliti dap
at memperoleh informasi yang sesuai dengan harapan.
3.5.3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah cara mencari data berupa catatan, transkip, surat kabar buku, majala
h, notulen rapat dan agenda (Arikunto, 2010:274). Dokumentasi merupakan catatan dari sebuah
peristiwa yang telah berlalu. Dokumen yang berupa tulisan dapat berupa catatan harian, agenda,
sejarah kehidupan. Dokumen yang berupa gambar dapat berupa foto, sketsa dan lain-lain. Teknik
pengumpulan data dengan cara dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan teknik obser
vasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif (Sugiyono, 2015:326). Dokumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah foto-foto yang memperlihatkan siswa kelas IV SDN 2 ARDIREJO
ketika di wawancarai dengan datang ke lokasi tersebut.
3.6 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam sebuah penelitian bertujuan untuk menentukan sampe
l yang akan digunakan (Sugiyono, 2015:300). Penelitian ini menggunakan teknik purposive sam
pling, Purposive sampling adalah Teknik pengambilan sampel dengan kriteria tententu, yang dim
ana kriteria tersebut ditentukan oleh penelit (Sugiyono, 2015:301). Adapun sampel dalam penelit
ian ini adalah siswa SDN 2 ARDIREJO yang dilakukan oleh 5 Siswa dari kelas IV SDN 2
ARDIREJO kepanjen malang . Orang-orang tersebut dijadikan informan karena dianggap dapat
memberikan data yang valid terhadap pengerauh guru penggerak Selain itu, informan yang ditent
ukan oleh peneliti merupakan orang-orang yang memiliki keterkaitan dengam penelitian yang ak
an dilakukan.
3.7 Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses untuk mengatur urutan data baik berupa hasil wawancara dan
obervasi maupun dokumentasi seperti yang kemukakan oleh Patton (Moleong, 2001:103). Tekni
k analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan langkah-kangkah interaktif sep
erti yang dikemukakan oleh Miles. Huberman dan Saldana (2014:31) adalah sebagai berikut:
1. Kondensasi Data (Data Condensation): diartikan sebagai proses pemilihan dan memfokus
kan pada hal-hal yang penting, dengan merangkum dan penyederhanakan serta transfom
masi data mentah yang muncul dari catatan tertulis di lapangan. Pada penelitian kali ini, k
ondensasi data dilakukan sejak pengumpulan data dimulai yakni dengan wawancara kepa
da informan yang sudah ditentukan. Kondensasi ini dilakukan dengan cara membuat catat
an, riangkasan atau mengkode data dan menyisihkan data atau informasi yang tidak relev
an
2. Display Data (Data Display): penyajian data setelah pendeskripsian informasi yang dilanj
utkan dengan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data kuantitatif
dapat berupa teks naratif, tabel dan bagan. Setelah mengumpulkan data terkait dengan
pengaruh guru penggerak terhadap siswadengan menggunakan media hanphone di SDN 2
ARDIREJO . Penelitian ini menyajikan data mahasiswa mengenai pengaruh guru
penggerak terhadap motivasi belajar siswa .
3. Verifikasi dan Penarikan Kesimpulan (Conchution Drawing and Verfication): akhir dari a
nalisis data dengan penarikan kesimpulan yang menghasilkan hipotesis dan deskripsi atau
gambaran objek yang tidak jelas menjadi jelas. Adanya data yang didapatkan baik dari w
awancara, observasi maupun dokumentasi. Maka peneliti melakukan penarikan kesimpul
an mengenai pengaruh guru penggerak serta hasil analisis yang berkaitan bagaimana
pengaruh guru penggerak terhadap motivasi belajar siswa yang dilakukan oleh siswa di
SDN 2 ARDIREJO kepanjen malang.

3.8 Keabsahan Data


Uji keabsahan data kuantitatif menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas, yang digunakan
untuk menguji daftar pertanyaan untuk melihat pertanyaan dalam kuesioner yang diisi responden
sudah layak atau belum yang digunakan untuk mengambil data. Uji validitas adalah uji yang dila
kukan untuk mengetahui kelayakan butir pernyataan dalam mendefinisikan variabel. Teknik pen
gujian dalam penelitian ini menggunakan r hitung. Hasil r hitung dari output SPSS dalam setiap
pernyataan kita bandingkan dengan r tabel df=n-2 dan menghitung taraf signifikansi 5% atau 0.0
5.

Untuk menganalisis kevalidan setiap butir kuesioner yaitu dengan melihat r tabel dimana jum
lah responden (n) dalam penelitian ini berjumlah 51 orang, Maka r tabel dalam penelitian ini seb
esar 0.233. Jika nilai r hitung lebih besar besar dari r tabel maka item tersebut valid, sebaliknya ji
ka nilai r hitung lebih kecil dari r tabel maka item tersebut tidak valid. Selanjutnya dengan meng
hitung taraf signifikansi (sig.2-tailed). Jika nilai signifikansi kurang dari 0.05 maka item tersebut
valid, sebaliknya jika signifikansi lebih dari 0.05 dikatakan tidak valid. Uji Reliabilitas Uji reliab
ilitas digunakan untuk mengukur kestabilan dan konsistensi respoden dalam menjawab pernyataa
n dalam kuesioner. Untuk menguji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan cronbach’s alpha
dengan nilai alpha 0.60. Jika nilai alpha lebih besar dari hasil output maka dikatakan reliabel. Se
baliknya jika nilai alpha lebih kecil dari hasil output maka dinyatakan tidak reliabel.
BAB IV

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 BIAYA

Tabel 2 Ringkasan Anggaran


No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1. Peralatan Penunjang (buku referensi); 1.000.000
2. Bahan habis pakai (ATK, internet, penjilidan, f 1.750.000
otocopy, pos, pulsa telp, dsb.);
3. Perjalanan (survey, pengambilan da 1.000.000
ta, pendampingan);
4. Lain-lain: administrasi, seminar, laporan akhir, 1.250.000
dsb.
Total 5.000.000

4.2 JADWAL KEGIATAN

Tabel 3 Jadwal Kegiatan Penelitian


Jadwal Kegiatan Penelitian

No Kegiatan Bulan Ke :

3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Penyusunan Pr √ √
oposal
2 Pengajuan Pro √
posal
3 Tahap pengum
pulan Data √

4 Analisis data √

5 Penulisan lapo √
ran akhir
Keterangan : bulan 7 menunggu pengumuman penerimaan proposal.
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas

No Nama/NIM Program Studi Alokasi Uraian Tugas


Waktu
(Jam/Mi
nggu)
1 FERAWATI VIMA Pendidikan 7 jam/ mi Pembuatan proposa
LA DEWI Keagamaan Buddh nggu l,
2021-22-0738 a analisis data,
observasi lap
angan dan pe
nyusunan lap
oran akhir
2 LIAN FEBRIANTI Pendidikan 7 jam/ mi Pengumpulan data d
2021-22-0744 Keagamaan Buddh nggu an observasi lapanga
a n.

3 WANDANI Pendidikan 7 jam/ mi Analisis data.


2021.22.0768 Keagamaan Buddh nggu
a

DAFTAR PUSTAKA

Baro’ah. Siti. (2020). Kebijakan Merdeka Belajar Sebagai Strategi Peningkatan Mutu
Pendidikan. JurnalTawadhu. 4(1), 1063-1073.
Irwansyah.Rian.(2020).“Menakar konsep merdeka belajar”.https://intens.news/menakar konsep-
merdeka-belajar/. Diakses 17 Mei 2022.

Kemdikbud RI. (2019) “ Surat edaran mendikbud No.43 tahun 2019”

Kemdikbud RI. (2019). “Merdeka Belajar Episode Pertama”.

Kemdikbud RI. (2020)” Merdeka belajar Episode Kelima : Guru Penggerak”.

Kemdikbud RI. (2020)” Surat Edaran Mendikbud Nomor 1 tahun 2020”.

Kholisdinuka, A. (2020). “Lebih dari guru biasa, guru penggerak kemendik budi bakal punya
ini”. 11 November 2020.
Manizar, E. (2015). Peran guru sebagai motivator dalam belajar. Tadrib, 1(2), 204-222.
Manullang. 1991. Pengembangan Motivasi Berprestasi. Pusat Produktivitas Nasional. Departe
men289Pengaruh Kinerja Guru terhadap Motivasi Belajar Siswa Tenaga Kerja Republik
IndonesiaMedia, Kompas. "Terobosan Merdeka Belajar Nadiem Makarim, Ubah Sistem
Zonasi hingga Hapus UN". Jakarta: KOMPAS.com. Diakses tanggal 15 Mei 2022.

Mulyasa, H. E. (2021). Menjadi guru penggerak merdeka belajar. BumiAksara

Muniarti, Erni (2021). Analisis kompetensi pedagogic guru pada pembelajaran daring dimasa
pandemic covid-19. Eduktif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(40, 1418-1427.

Mustaghfiroh. Siti. (2020). Belajar “Perspektif Aliran progresivisme John Dewey”.Jurnal studi
guru dan pembelajaran. 3(10. 141-146.

Nadiem, A.M. (2020). Pemaparan Program Guru Dalam Peluncuran Merdeka Belajar Episode
5 Tentang “Guru Penggerak”
Pendi, Y.O. (2020). Merdeka belajar yang tercermin dalam kompetensi professional guru
bahasa inggris SMP Negeri 01 Sedayu. In seminar Nasional Pendidikan. (Vol. 1).
Sapardan.

Anda mungkin juga menyukai