Anda di halaman 1dari 18

BEST PRACTISE

MENGATASI SISWA BOLOS SEKOLAH


SMP NEGERI 2 KEDUNGREJA

OLEH
SUKESIH,S.Pd.
NO. UKG 202000453210
DOSEN: SRI ADI NURHAYATI S.PSI,M.M
GURU PAMONG: NOVITA SAGITARANI,S.PSI

PPG DALJAB KATAGORI II


PRODI BIMBINGAN KONSELING
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
TAHUN 2023
LEMBAR PENGESAHAN

Judul/Topik : Rencana Pelaksanaan Layanan Individu Untuk Mengatasi


Siswa Bolos Sekolah Dengan Pendekatan Behaviour Dengan
Tehnik Contrack Prilaku
Lokasi Kegiatan : SMP Negeri 2 Kedungreja

Nama : Sukesih
Peserta : PPG Daljab Katagori 2 Gelombang II
No. UKG : 202000453210

Kedungreja, 22 November 2023


Mengetahui, Mahasiswa PPG
Kepala Sekolah
SMP Negeri 2 Kedungreja

SIGIT KINDARTO, S.Pd.,M.Pd SUKESIH, S.Pd


NIP. 19700501 2008011 007 NIP. 19701103 2022212 005

Dosen Pembimbing Guru Pamong

SRI ADI NURHAYATI S.PSI, MM NOVITA SAGITARANI, S.PSI


NIP. 19660602 1990011 001 NIP.19801127 2005012 006
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan seluruh alam yang telah memberikan
Rahmat, taufiq,dan kenikmatan kepada penulis berupa kenikmatan jasmani maupun
Rohani sehingga penulis dapat menyelesaikan best practice ini. Karya tulis ini
merupakan karya inovasi tentang “Mengatasi Siswa Bolos Sekolah dengan
pendekatan Behavior tehnik contrack prilaku di SMP Negeri 2 Kedungreja Kab.
Cilacap, dapat selesai tepat pada waktunya.” Best practice di susun sebagai salah
satu persyaratan yang harus di penuhi dalam Praktek Pengalaman Lapangan(PPL)
di SMP Negeri 2 Kedungreja.
Melalui penyusunan best practice penulis mencoba menjelaskan
pengalaman pembelajaran Bimbingan dan peserta didik yang pernah melakukan
pelaksanaan layanan konseling individu di sekolah.Dalam best practice ini di
sajikan sebagaimana Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran layanan
konseling individu yang menyenangkan.
Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada berbagai pihak yang
telah mendukung dalam penulisan best practice ini yang masih banyak kekurangan
karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu kami
berharap kritik dan saran untuk memperbaiki karya tulis ini.

Cilacap, 22 November 2023


Penulis

SUKESIH, S.Pd.
PENDAHULUAN

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana


belajar dan pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki
Kekuatan sepiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,akhlak
mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, Masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan merupakan sarana untuk menuju kepada pertumbuhan dan
perkembangan bangsa, hal ini di angkat dalam undang -undang No 20 tahun 2003
tentang Sistim Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) yaitu:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk waktak serta peadaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk perkembanganya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi, warga Negara
yang demokratis, serta bertanggung jawab.
Diera moderen digital ini, layanan bimbingan dan konseling dalam institus
Pendidikan mengalami perkembangan dan perluasan untuk mencapai kompetensi
dalam layanan bimbingan dan konseling di sekolah.Seiring berjalanya waktu
layanan bimbingan konseling di sekolah, sebagai salah satu alat yang penting dalam
mewujudkan tercapainya tujuan Pendidikan yang di inginkan dan memberi layanan
bantuan kepada setiap peserta didik yang memiliki permasalahan.
Bimbingan adalah bantuan yang di berikan kepada individu dalam
mengatasi kesulitan di dalam kehidupanya, agar individu dapat mencapai
kesejahteraan hidupnya.
Adapun fungsi bimbingan dan konseling di sekolah itu tidak hanya bersifat
memberi bantuan kepada peserta didik. Pada dasarnya bimbingan konseling di
lakukan dalam bentuk Upaya pemahaman, pencegahan, pemeliharaan, dan
penyembuhan. Setiap bentuk usaha tersebut mengacu pada empat fungsi
bimbingan, yaitu fungsi pemahaman, fungsi penyaluran, fungsi adaptasi, fungsi
penyesuaian, fungsi pemeliharaan dan pengembangan.
Salah satu bentuk contoh seperti prilaku membolos sekolah. Saat ini banyak sekali
di temukan siswa yang tidak hadir ke sekolah saat jam Pelajaran, sering kali pada
saat jam Pelajaran mereka terlihat di kantin, dan di tempat luar lingkungan sekolah.
Membolos merupakan salah satu bentuk dari kenakalan siswa, yang jika
tidak segera di atasi dapat menimbulkan dampak yang lebih parah.
Menurut Kartono membolos merupakan prilaku yang melanggar norma-norma
sosial sebagai akibat dari proses pengondisian lingkungan yang buruk.Dalam hal
ini untuk mengurangi prilaku membolos maka proses pengodisian yang buruk
tersebut harus mengalami perubahan. Kenakalan peserta didik yang terjadi di SMP
Negeri 2 Kedungreja yaitu faktor utama peserta didik hanya ikut- ikutan
temanmembolos,motivasi belajar yang rendah dan kurangnya perhatian dari orang
tua terhadap prestasi belajar anak .Prilaku membolos yang dilakukan peserta didik
biasanya berangkat dari rumah namun tidak ada di sekolah, bermain
warnet,berkunjung di sekolah teman dan berkumpul di rumah teman.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas yang sangat menarik untuk di teliti,
maka penelitian akan melakukan dengan” konseling individual M engatasi Prilaku
Membolus dengan menggunakan Pendekatan konseling Behavior dengan Tehnik
Contrack Prilaku.”
LK 3.1 Menyusun Best Practice
Menyusun cerita practice baik(best practice)Menggunakan Metode
Star(Situasi,Tantangan ,Aksi,Refleksi Hasil dan Dampak) Terkait Pengalaman
Mengatasi Permasalahan Peserta Didik Dalam Pembelajaran.

Lokasi Kabupaten Cilacap, Provinsi JawaTengah


Lingkup Pendidikan SMP Negeri 2 Kedungreja
Tujuan yang ingin di 1. Konseli mampu menceritakan permasalahan yang
capai dia alami(C2)
2. Konseli mampu mengkaitkan masalah dengan
penyebab masalah yang dia alami(C4)
3. Konseli mampu merubah berprilaku yang suka
membolos, menjadi tidak membolos lagi(A5).
Penulis Sukesih,S.Pd.
Tanggal 16, Oktober 2023
Situasi : 1. Adapun kondisi yang menjadi latar belakang
Situasi : Kondisi masalah, Mengapa Pratik ini penting untuk di
yang menjadi latar bagikan adalah:
belakang masalah, Berdasarkan Observasi, wawancara dari guru mata
mengapa praktik ini Pelajaran dan wali kelas,Catatan pelanggaran tata
penting untuk di tertib, Serta Alih tangan dari wali kelas, selama
bagikan, apa menjadi disekolah di dapati:
peran tanggung 1. Konseli sering tidak masuk sekolah tanpa
jawab anda dalam keterangan
praktik ini. 2. Konseli sering bolos sekolah Ketika ada mata
Pelajaran yang tidak disukai
3. Konseli sering mengantuk Ketika pembelajaran
berlangsung dikarenakan tidur sampai larut
malam (bermain hp)
4. Konseli mengalami masalah dalam dirinya
sehingga konseli tidak mempunyai tujuan yang
jelas
5. Konseli menganggap Pendidikan tidak penting.
2. Mengapa praktik ini penting untuk di bagikan
a. Melalui layanan konseling individu yang
diberikan kepada konseli yang sering membolos
sekolah.Guru BK dapat menggali informasi
terkait dengan faktor penyebab terjadinya
permasalahan tersebut.
b. Melalui kontrak prilaku, diharapkan konseli
dapat merubah prilaku yang negative menjadi
prilaku yang positif
3. Peran dan tanggung jawab guru BK dalam praktik
ini
a. Guru BK sebagai konselor dapat memberikan
pemahaman terkait dampak membolos sekolah.
Dengan harapan agar peserta didik dapat
merubah prilaku yang lebih baik atau positif.
Sebagai guru BK memvasilitasi siswa dalam
menyelesaikan masalah, bisa menggunakan berbagai
media atau teknologi yang inovatif dalam setiap
layanan yang di berikan dan bertanggung jawab atas
perkembangan karakter peserta didik di sekolah.

Tantangan: 1. Apa saja yang menjadi tantangan untuk


Apa saja yang mencapai tujuan tersebut?
menjadi tantangan a. Fasilitas ataupun materi pembelajaran perlu
untuk mencapai disiapkan selalu dalam menunjang minat siswa
tujuan tersebut? agar tidak menimbulkan kebosanan dalam
Siapa saja yang proses belajar mengajar.
terlibat? b. Dalam proses pembelajaran, guru sebaiknya
memperhatikan aspek-aspek yang
mempengaruhi siswa yang berprilaku
membolos khususnya dalam penggunaan
metode belajar serta perhatian siswa kepada
siswa di luar kelas.
c. Orang tua merupakan faktor yang dapat
mempengaruhi siswa bolos sekolah. Oleh
karena itu orang tua harus memberikan waktu
yang cukup bagi anak-anaknya.
d. Konseli belum paham tentang dampak dari
membolos
e. Kebebasan mengakses Media sosial juga
berpengaruh dengan malasnya belajar.
f. Konseli sedikit bingung dalam pengisian
kontrak prilaku.
2. Siapa saja yang terlibat?
Pihak yang terlibat dalam kegiatan ini adalah:
a. Guru BK sebagai konselor memberikan bantuan
dalam mengentaskan masalah.
b. Peserta didik sebagai konseli,pusat penerima
bantuan dari konselor.
c. Kepala sekolah sebagai pihak yang
mengizinkan proses PPL dan kegiatan layanan
individu rencana aksi ke-2 dilaksanakan.
d. Teman sejawat membantu dalam proses
perekaman kegiatan layanan individu rencana
aksi ke-2.
Aksi: 1. Langkah yang saya lakukan untuk menghadapi
Langkah-langkah apa tantangan tersebut adalah:
saja yang di lakukan a. Berkonsultasi dengan dosen, guru
untuk menghadapi pamong,koordinasi dengan kepala sekolah,
tantangan tersebut melakukan wawancara dengan teman sejawat,
/strategi apa yang di mengkaji berbagai kajian literatur terkait
gunakan/bagaimana masalah, untuk mencari solusi yang tepat dalam
prosesnya, siapa saja permasalahan yang saya alami di sekolah.
yang terlibat/ apa b. Memilih dan menentukan layanan BK yang
saja sumber daya tepat untuk mengatasi masalah ini.
atau materi yang di c. Memilih dan menentukan tehnik atau
perlukan untuk pendekatan BK yang sesuai dengan
melaksanakan karakteristik konseli.
strategi ini? d. Membuat RPLBK yang sesuai dengan layanan
yang telah ditentukan,tujuan pemberian layanan
yang sesuai LKPD ,HOTS dan LOTS yang akan
di pakai sebagai pedoman dalam kegiatan
pemberi layanan.
e. Menciptakan suasana yang nyaman agar konseli
dapat mengungkapkan masalah yang
dialaminya.
f. Mengambil informasi dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan kepada konseli terkait
dengan apa saja faktor-faktor penyebab terkait
dengan masalah yang di alami.
g. Memberikan informasi dan pemahaman terkait
dengan masalah yang dialami Sehingga konseli
dapat mengambil keputusan secara tepat.
h. Memberikan penguatan dan motivasi kepada
konseli dalam mewujudkan perubahan prilaku
i. Memberikan petunjuk cara pengisian LKPD dan
kontrak prilaku kepada konseli.
2. Strategi apa yang di gunakan ?
a. Strategi dalam memilih dan menentukan metode
dan model pembelajaran .
Strategi yang dilakukan dalam pemilihan
pendekatan adalah dengan memberikan layanan
konseling individu menggunakan pendekatan
behavior tehnik contrack prilaku karena sesuai
dengan permasalahan yang dialami oleh konseli
sehingga dengan tehnik ini diharapkan konseli
mampu merubah prilaku yang sering membolos
sekolah.
b. Proses yang terlibat :
1. Melalui kegiatan layanan konseling individu
ini melibatkan guru BK sebagai konselor
dan peserta didik sebagai konseli.
2. Identivikasi kasus. Guru pembimbing
melakukan identivikasi awal dengan
menyebarkan AKPD, menganalisis hasil dan
wawancara dengan konseli.
3. Berkoordinasi dengan wali kelas dan guru
mata Pelajaran untuk mengetahui kondisi
konseli.
c. Sumber daya atau materi yang diperlukan untuk
melaksanakan strategi ini:
1. Materi layanan,LKPD, ATK, poster dan
kontrak prilaku.
2. Laptop, wifi, Tripod, kamera LCD,
proyektor dan HP’
Refleksi Hasil dan 1. Dampak aksi dari Langkah-langkah yang
Dampak : dilakukan adalah sebagai berikut:
Bagaimana dampak a. Penerapan Layanan Konseling Individu dengan
dari aksi dari Tehnik Behaviour contrack Prilaku.
Langkah-langkah 1) Saya sebagai guru pembimbing menjadi
yang di lakukan? lebih inovatif dalam hal penerapan model
Apakah hasilnya pembelajaran.
efektif? 2) Semua kegiatan layanan dapat dilaksanakan
Mengapa?Bagaimana sesuai dengan apa yang telah direcanakan.
respon orang yang 3) Konseli dapat menceritakan faktor apa yang
terkait dengan menjadi penyebab permasalahan yang
strategi yang dialaminya.
dilakukan,Apa yang 4) Konseli dapat memahami masalah yang di
menjadi faktor alaminya.
keberhasilan atau 5) Konseli mengungkapkan permasalahan yang
ketidak berhasilan di alaminya secara suka rela.
dari strategi yang di 6) Konseli dapat mengambil keputusan secara
lakukan ? Apa tepat
pembelajaran dari b. Penempatan media pembelajaran berbasis
keseluruhan proses teknologi.
tersebut? Melalui media pembelajaran berbasis teknologi,
guru BK bisa memantau kegiatan konseli melalui
whatsapp untuk berkomonikasi dan mengontrol
perubahan prilaku konseli setelah mengisi lembar
kontrak prilaku dan memanfaatkan poster tentang
materi yang ingin di sampaikan.
2. Apakah hasilnya efektif ? atau tidak efektif?
Hasil sangat efektif , hal ini dapat di lihat dari
kemampuan konseli dalam memahami masalah
yang dialami konseli dapat mengambil keputusan
secara tepat. Dengan adanya kontrak prilaku juga di
harapkan konseli merubah prilaku sesuai dengan
keadaan yang seharusnya menerapkan kedisiplinan
dalam belajar dan mematuhi tata tertib sekolah.
3. Respon orang lain terkait dengan strategi yang
di lakukan
Walaupun masih ada kekurangan-kekurangan
dalam pelaksanaan maupun perangkat pemberian
layanan, respon pembelajaran yang di terapkan
pada kegiatan pembelajaran yang di lakukan sangat
positif, baik dalam pemberian arahan dan masukan
terkait kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaan
kegiatan,sehingga memberikan motivasi dan
dukungan untuk pelaksanaan kegiatan
selanjutnya.Respon yang di berikan konseli juga
positif, ia merasa terbantu dan senang melaksanaan
konseling.
Faktor keberhasilan dan tidak keberhasilan dari
strategi yang di lakukan.
a. Dukungan kepala sekolah dan rekan sejawat
dalam mensukseskan kegiatan layanan.
b. Kemampuan guru pembimbing dalam mengusai
materi dan tahapan kegiatan layanan yang di
berikan.
c. Kerja sama yang baik dari teman sejawat,
peserta didik ,wali murid dalam memantau
perubahan prilaku.
d. Keprofesionalan dan kompetensi guru BK
dalam melakukan kegiatan layanan.
4. Pembelajaran dari keseluruhan proses kegiatan
ini :
Pembelajaran yang saya dapat dari keseluruhan
proses yang telah dilakukan adalah:
a. Guru pembimbing menjadi lebih mampu untuk
memilih pendekatan,Teknik dan media layanan
sesuai dengan proses konseling yang di
harapkan dan melaksanakan kegiatan layanan
secara terstruktur.
b. Respon Konseli terhadap kegiatan ini, sangat
senang mengikuti kegiatan konseling individu
sebab permasalahan yang di alami oleh konseli
bisa di selesaikan dan menemukan solusi.

Daftar Pustaka
Haris Handoko,(Mengatasi Prilaku Membolos melalui konseling individual
menggunakan pendekatan Behavior dengan Tehnik Self Management pada siswa
Kelas x TKJ SMK BINA NUSANTARA UNGARAN Tahun ajaran 2013), Jurnal
Bimbingan Dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang
2013,h.14-15,23 februari 2017.
Sani,D.N.,Fandizal,M.,&Atuti,Y.(2020).Hubungan Dukungan Sosial
Orang Tua Dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Keperawatan.Jurnal keperewatan
Widya Gantari Vol,Indonesia4(2)
PEMBAHASAN

Situasi : Latar belakang


Membolos adalah pergi meninggalkan sekolah tanpa sepengetahuan pihak
sekolah,sedangkan menurut Kartono membolos adalah salah satu bentuk kenakalan
siswa, jika tidak segera di Atasi dapat menimbulkan dampak yang parah.Dapat di
simpulkan dari pendapat diatas bahwasanya membolos adalah prilaku tidak masuk
sekolah tanpa keterangan atau pergi meninggalkan sekolah tanpa alasan yang tepat
pada jam Pelajaran dan tidak mendapatkan ijin terlebih dahulu dari petugas sekolah
yang di lakukan secara berulang -ulang, hal ini mengakibatkan kegagalan dalam
pelajara, tidak naik kelas, nilai jelek, dan kegagala lain di sekolah.
Menurut Gunarsa (2006:101) faktor yang mempengaruhi siswa membolos,
di bagi dalam 2 kelompok, yaitu :
Sebab dari dalam anak itu sendiri
1. Pada umumnya anak tidak kesekolah karena sakit
2. Ketidak mampuan anak dalam mengikuti Pelajaran di sekolah
3. Kemampuan intelektual yang tarafnya lebih tinggi dari teman-temanya
4. Dari banyaknya kasus di sekolah, teryata faktor pada anak yaitu kekurangan
motivasi belajar yang jelas mempengaruhi anak.

Sebab dari Luar Anak


a. Keluarga
1. Keadaan Keluarga
Keadaan keluarga tidak selalu memudahkan anak didik dalam
menggunakan waktu untuk belajar sekehendak hatinya. Banyak keluarga
yang masih memerlukan bantuan anak-anaknya untuk melaksanakan tugas-
tugas di ruma, bahkan tidak jarang pula terlihat ada dan anak yang
membantu orang tuanya mencari nafkah.
2. Sikap orang tua
Sikap orang tua yang masa bodoh terhadap sekolah, yang tentunya
kurang membantu mendorong anak untuk hadir kesekolah. Orang tua
dengan mudah memberi surat keterangan sakit kesekolah, padahal anak
membolos untuk menghindari ulangan.
b. Sekolah
1. Hubungan anak dengan sekolah dapat di lihat dari anak-anak lain yang
menyebabkan ia tidak senang di sekolah, lalu membolos.
2. Anak tidak senang kesekolah karena tidak senang dengan gurunya.
Menanggapi kondisi yang terjadi, membuat praktik ini penting di dibagikan
agar permasalahan tersebut harus segera di atasi solusi pemecahanya.Dalam
menentukan alternatif solusi yang tepat, guru bimbingan telah melakukan
berbagai inovasi layanan hingga di temukan alternatif solusi yang
relevan.Dengan demikian, Upaya yang di lakukan guru BK memberikan
bantuan layanan pengentasan pada peserta didik DN(nama samaran konseli)
berupa layanan Konseling individu menggunakan pendekatan Behavior Tehnik
Contrack Prilaku.

Praktik ini penting dibagikan karena :


Permasalahan yang terjadi di lingkungan sekolah saya SMP Negeri 2
Kedungreja mungkin juga terjadi dilingkungan sekolah bapak/ibu guru lain di
luar sana.Harapan saya selain menjadi motivasi dan solusi untuk saya pribadi,
juga ingin membagikan praktik baik ini agar bisa di jadikan motivasi juga
referensi bagi rekan-rekan guru pembimbing yang mengalami hal yang sama.
Sehingga memberikan dampak positif atau perubahan-perubahan inovasi pada
kegiatan layanan peserta didik yang akan di lakukan kemudian hari.

Peran dan tanggung jawab saya pada praktik ini :


Dalam pengimplementasikan praktik ini, saya berperan sebagai guru
pembimbing sekaligus Mahasiswa PPG Dalam Jabatan Kategori 2 Gelombang 2
pada LPTK Universitas Pancasakti Tegal, bertanggung jawab untuk bisa
melakukan kegiatan layanan BK secara efektif dan maksimalkan dengan
menggunakan strategi, model dan Teknik layanan BK yang inovatif dan kreatif agar
konseli bisa memahami maksud dan tujuan dari layanan yang di berikan, membantu
mengentaskan permasalahan pada konseli sehingga tujuan dari pembelajaran itu
sendiri dapat tercapai sesuai harapan.
Layanan bimbingan di sekolah sangat berpengaruh atas keberhasilan
dalam pencapaian tujuan layanan. Perangkat layanan bimbingan peserta didik
seperti: analisis kebutuhan LKPD dan instrumen layanan bimbingan peserta didik,
guru pembimbing menggunakan kopetensi yang di miliki sebagai bentuk tanggung
jawab, seperti yang tertuang dalam undang-undang Republik Indonesia No 14
Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa kompetisi adalah
seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perangkat yang harus dimiliki,dihayati,
dan di kuasai oleh Guru atau Dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan,
serta berpaku pada azas kerahasiaan, keterbukaan,kemandirian.

TANTANGAN
Tantangan yang di hadapi Guru pembimbing dalam pelaksanaan konseling
individu, diantaranya:
g. Kurangnya sarana dan prasarana yang memadai
h. Memilih penggunaan media layanan BK yang menarik

Adapun pihak yang terlibat dalam kegiatan layanan konseli individu adalah
e. Kerja sama dengan wali murid agar mengetahui kondisi peserta didik di
rumah
f . Dosen dan Guru pamong yang menjadi pembimbing dalam pelaksanaan PPL

AKSI

Berikut langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menghadapi


tantangan dalam kegiatan konseling individu yaitu :
i. Mengatasi keterbatasan sarana dan prasarana yang masih dalam perbaikan
j. Membuat kesepakatan dengan konseli agar kegiatan layanan konseling
individu berjalan dengan lancar.
k. Memilih media layanan konseling individu yang sesuai dan mudah
dipahami oleh konseli.

Setrategi yang di gunakan dalam kegiatan layanan konseli individu adalah:


c. Melaksanakan kegiatan layanan konseling individu yang berpusat pada
konseli, dan
Memberikan penjelasan penggunaan tehnik yang cocok sesuai dengan
permasalahan yang di hadapi.

Proses pelaksanaan kegiatan layanan konseling individu :


4. Implementasi pelaksanaan layanan konseli individu, dengan peserta didik
DN
a. Pada tahap awal guru pembimbing menciptakan suasana yang nyaman,
menjelaskan tujuan, azas-azas, guru pembimbing dan konseli mengawali
kegiatan dan berdoa.
b. Pada tahap peralihan, guru pembimbing menyampaikan kesepakatan waktu
pada konseli
c. Pada tahap inti guru pembimbing melaksanakan identifikasi masalah
dengan menyampaikan apersepsi mengenai hasil identifikasi awal masalah
d. Guru pembimbing melakukan diagnose yaitumenemukan faktor peyebab
masalah, konseli DN mempunyai pikiran-pikiran irasional yang
menyebabkan malas belajar/bolos sekolah. Pada tahab diagnosa konseli
berpikiran yang negative.
e. Guru pembimbing melaksanakan tahap prognosis, yaitu menanyakan pada
konseli untuk menghilangkan pikiran-pikiran yang irasional yang ada pada
dirinya
Guru pembimbing melaksanakan tahap prognosis, yaitu menanyakan
konseli untuk menghilangkan pikiran-pikiran negative yang ada pada
dirinya (pikiran yang irasional)
f. Guru pembimbing menayakan kesanggupan untuk dapat menerapkan self
talk positifyang telah di tuliskan di LKPD, konseli menyatakan yakin akan
kesanggupanya untuk berubah menjadi pribadi yang baik, ingin belajar
lebih baik lagi,lebih semangat dan tidak akan bolos sekolah lagi.
g. Pada Tahap penutup Guru pembimbing meminta kepada konseli untuk
menyimpulkan Kembali hal-hal apa saja yang sudah dilaksanakan dalam
layanan konseling individu
Dan untuk pertemuan selanjutnya sebagai tindak lanjut apa bila di butuhkan
guru pembimbing membuka diri untuk melayani konseli mengatasi
permasalahan kedepanya.

Evaluasi dan follow up. Guru pembimbing memberikan instrument


evaluasi hasil layanan yang telah dilakukan. Guru pembimbing
menganalisis penilaian proses dan hasil dari layanan konseling individu
yang di lakukan.
Pihak yang terlibat/ sumber daya materi yang di di perlukan untuk
melaksanakan strategi ini:
Dalam menyempurnakan keberhasilan layanan konseling individu
dibutuhkan sumber daya pendukung sehingga layanan yang di lakukan dapat
berjalan sesuai tujuan dan tepat sasaran. Adapun sumber yang yang terlibat adalah
:
5. Kepala sekolah , waka kesiswaa, waka sarpras, dan setaf pengelola sebagai
pemegang kebijakan yang senantiasa memberikan ijin serta dukungan moral
dalam proses layanan konseling individu, sehingga berjalan sesuai dengan
tujuan.
6. Dosen pembimbing, Guru pendamping dan seluruh peserta mahasiswa PPG
yang telah berkontribusi dalam memberikan arahan serta bimbingan dalam
upaya perbaikan untuk menghadapi tantangan.
7. Rekan guru sejawat, serta guru mapel, guru wali kelas yang membantu
melengkapi himpunandata sebagai dasar informasi dalam melaksanakan
layanan konseling individu

Refleksi Hasil dan dampak :


Dampak dari aksi yang dilakukan :
7. Pemberian materi melalui pemanfaatan media motivasi belajar sebagai
media inovatif dalam konseli lebih mudah memahami tehnik layanan
individu yang akan dilaksanakan serta dapat melihat secara langsung .
8. Menambah pengalaman serta ketrampilan mengenai proses iditing serta
tehnik pengambilan video secara estetis.
9. Dengan pemberian apresiasi, refleksi, empati kepada konseli dalam
pelaksanaan layanan individu, dapat memberi motivasi untuk mengatasi
permasalahan yang ada pada diri konseli.
10.Adanya koordinasi dengan konseli untuk menetapkan waktu dalam
pemberian layanan yang berdampak pada terlaksananya layanan konseling
individu yang direncanakan sesuai dengan yang di harapkan.

Hasil dari aksi Layanan konseling individu yang di lakukan :


Penerapan layanan konseling individu dengan pendekatan Behavior Tehnik
Contrack
Prilaku terbukti efektipf untuk mengatasi peserta didik yang sering bolos
sekolah., dengan inisial DN kelas VII F SMP Negeri 2 Kedungreja, Tahun Pelajaran
2023/2024.Keberhasilan layanan konseling individu yang telah dilakukan di
tunjukan dengan kriteria keberhasilan yang tampak segera, diantaranya :
1. Konseli telah menyadari atas adanya masalah yang di hadapi.
2. Konseli telah memahami permasalahan yang dihadapi, konseli telah
menunjukan kesediaan untuk menerima kenyataan diri dan masalahnya
secara obyektif.
3. Konseli dapat menunjukan kemampuanya dalam mempertimbangkan,
mengadakan pilihan dan mengambil keputusan secara sehat dan rasional
untuk mengatasi permasalahanya serta dengan menerapkan tehnik
Contracs prilaku
Peserta didik mampu mengikuti seluruh tahap kegiatan layanan konseling
individu dengan baik dan sudah mencapai tujuan dari layanan. Hal ini juga di
pengaruhi pemilihan model, pendekatan dan tehnik dalam layanan konseling
individu sesuai dengan kebutuhan siswa melalui identivikasi masalah.

Respon orang lain terkait dengan strategi yang di lakukan :


1. Melihat keefektifan layanan konseling individu dengan tehnik Conrtacs
Prilaku ini mendapatkan respon positif dari rekan sejawat untuk
menerapkan tehnik yang sama dalam upaya untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa yang rendah, karena disebabkan seringnya bolos
sekolah.
2. Kepala sekolah, Waka kesiswaan Waka sarana dan prasarana juga
merespon baik hasil layanan konseling individu ini,karena merupakan
Upaya pengentasan efektif dan nampak perubahan sikap dan prilaku pada
diri konseli.
3. Feedbeck dari orang tua konseli individu yang bermanfaat ini, tidak saja
berimbas kepada konseli tetapi kepada orang- orang terdekat dan akan di
jadikan contoh pola asuh yang baik bagi orang tua.
4. Dosen pembimbing dan Guru pamong memberikan respon dan masukan/
penguatan positif terhadap perangkat pembelajaran yang akan digunakan
dari mulai tujuan, tehnik yang di gunakan, Langkah-langkah yang akan
di laksanakan LKPD sampai lembar evaluasi hasil.Dan hasil video
rekaman praktik dari masing-masing aksi dimulai dari kesiapan
/penampilan diri, tata Bahasa, alur layanan, posisi pengambilan
gambar,kualitas gambar dan suara.
Faktor keberhasilan dari strategi yang di lakukan :
5. Keberhasilan peserta didik dikarenakan guru pembimbing mengarahkan
segala kopetensi dan ketrampilan yang di miliki kewibawaan, etka,
peduli,inovator penguasaananalogi/ metafora serta media inovatif yang
digunakan dalam pelaksanaan layanan konseling individu.
6. Izin dan dukungan moral dari kepala sekolah serta koordinasi yang baik
dengan wali kelas dan rekan sejawat sangat membantu dqalam
mengumpulkan data sebagai dasar informasi/identifikasi awal bagi guru
pembimbing.
7. Serta hasil dari evaluasi proses sangat baik, meliputi: Konseli terlibat
secara aktif dalam kegiatan konseli individu,konseli memiliki antusias
yang tinggi dalam mencari solusi terhadap masalah yang dihadapi,
konseli mampu mengungkapkan permasalahan dengan jujur dan alokasi
waktu pemberian layanan konseli individu sesuai dengan rencana yang di
tetapkan.
Pembelajaran yang di dapatkan dari keseluruhan proses ini adalah :
3. Tambahan wawasa, pengetahuan dan ketrampilan mengenai pelaksanaan
layanan konseli yang inovasi, yang sesuai dengan perkembangan dan
kemajuan IPTEK
4. Ketrampilan dalam menyiapkan analisis kebutuhan konseli, identivikasi
masalah menggunakan DCM, mencari alternatif solusi pemecahan
maalah, menemukan referensi jurnal tepat sesuai dengan permasalahan
yang ada, menentukan tujuan layanan yang berdasarkan HOTS memilih
analog / metafora serta media yang sesuai dengan permasalahan konseli,
penyusunan RPL dan Instrumen penilaian proses dan hasil yang relevan.
5. Ketrampilan dalam mengembangakan model, pendekatan tehnik
konseling serta layanan yang kreatif dan inovatif sehingga layanan tujuan
BK yang di laksanakan dapat tercapai dengan baik.
6. Ketrampilan kopetensi sosial seperti:
Berkolaborasi yang baik dengan konseli sebagai konseli, bekerja sama
dengan pihah-pihak yang mendukung seperti kepala sekolah dan rekan
sejawat, berkolaborasi dengan rekan mahasiswa PPG Dalam jabatan
katagori II Tahun 2023.

KESIMPULAN
Banyak faktor yang mempengaruhi siswa suka membolos sekolah baik
faktor yang ada dalam diri siswa seperti minat, kemauan, maupun faktor yang ada
di luar siswa seperti guru
Orang tua,lingkungan spsial budaya dan ekonomi. Menumbuhkan semangat belajar
siswa bukanlah pekerjaan yang mudah. Proses menumbuhkan semangat belajar
siswa harus di lakukan secara bersama oleh guru mrupakan hal yang mutlak. Orang
tua dan guru bisa saling bekerja sama dengan memberikan informasi timbal balik
tentang siswa. Selain itu orang tua dan guru perlu mengidentifikasi permasalahan
motivasi siswa, kemudian secara bersama mencari solusi pemecahan masalah
dengan melibatkan siswa.

DAFTAR PUSTAKA
Priyatno dan Ermananti, Dasar-dasar Bimbingan dan konseling,(Jakarta: PT.
Rineka Cipta,2004), hlm 95.
Ahmad Juntika Nurukhsa, Layanan dan Bimbingan Konseling Islam,(
Bandung:PT. Remaja Rosdakarya,2005),hlm 7-8.
Zainal Aqib,Ikhtisar Bimbingan dan Konseling di sekolah,(Bandung:Yrama
Widya, 2012),hlm.13
Yusuf Gunawan, pengantar bimbingan dan konseling,(Jakarta:PT.Gramedia
Pustaka Utama,2004), hlm 42-46
Supriatna Mamat, Bimbingan dan konseling Berbasis
Kompetensi,(Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada 2013)Cet,Ke-3,hlm.7

Anda mungkin juga menyukai