Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN BEST PRACTICE GURU

LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DALAM


MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR

SISWA KELAS X Mipa 3 DI SMA N 2 PASAMAN

TAHUN AJARAN 2021/2022

Oleh
CICI WINANDA, S. Pd
NIP. 19911203 202012 2 009

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

DINAS PENDIDIKAN

CABANG DINAS PENDIDIKAN WILAYAH VI

2022
DAFTAR ISI
Halaman Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Jenis Kegiatan
C. Manfaat Kegiatan
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Sasaran
B. Bahan Materi
C. Metode Pelaksanaan Kegiatan
D. Alat & Instrumen
E. Waktu Pelaksanaan
BAB III HASIL KEGIATAN
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
B. Saran
C. Rekomendasi
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar adalah proses atau usaha yang dilakukan tiap individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan
keterampilan maupun sikap dan nillai yang positif sebagai pengalaman untuk
mendapatkan sejumlah kesan dari bahn yang telah di pelajari. Kegiatan ini dapat
dilakukan dimana saja baik disekolah maupun lingkungan masyarakat. Belajar
juga dapat diartikan sebagai kegiatan berlatih. Hasil belajar adalah perubahan
tingkah laku atau tanggapa yang disebabkan oleh pengalaman Perubahan tingkah
laku dari belum dapat melakukan sesuatu menjadi dapat melakukan sesuatu yang
disebut belajar. Belajar merupakan proses yang berlangsung dalam jangka waktu
yang lama melalui latihan maupun pengalaman yang membawa kepada
perubahan diri dan perubahan cara mereaksi terhadap perangsang tertentu.
Belajar juga sering didefinisikan sebagai suatu proses yang menghasikan suatu
aktivitas atau mengubah suatu aktivitas atau mengubah suatu aktivitasdengan
latihan-latihan atau pengalaman disekolah, setiap orang belajar untuk
mendapatkan hal-hal berguna dari apa yang menjadi pengalaman nya.

Tugas utama seorang siswa adalah belajar karena mereka adalah harapan dan
generasi penerus bangsa yang dapat memajukan dan mengembangkan bangsa dan
negara. Untuk menjadi siswa yang berkualitas tentunya siswa dituntut untuk
memiliki beberapa kemampuan salah satunya adalah kemampuan penyesuaian
sosial. Kemampuan penyesuaian sosial merupakan keberhasilan seseorang untuk
menyesuaikan diri terhadap orang lain pada umumnya dan terhadap kelompok
pada khususnya. Siswa yang mampu menyesuaikan lingkungan sosialnya, maka
akan mempelajari berbagai keterampilan sosial seperti kemampuan untuk
menjalin hubungan baik dengan orang lain, baik terhadap teman, maupun
kepada orang yang tidak dikenal. Di sisi lain, masa remaja merupakan masa yang
penuh dengan kesulitan-kesulitan, oleh karena masa tersebut dianggap sebagai
masa transisi. Keadaan sosial selalu berubah dari waktu ke waktu. Hal ini
menuntut kemampuan individu untuk dapat mengikuti perubahan tersebut, tidak

1
terkecuali siswa remaja. Kemampuan penyesuaian terhadap lingkungan sosialnya
merupakan salah satu faktor kondisi mental yang sangat penting. Berbagai
kondisi di atas, siswa remaja mudah terkena pengaruh lingkungannya. Oleh
karena itu, sekolah adalah lembaga atau lingkungan yang paling berperan penting
dalam pemberian bimbingan yang terarah guna membantu penyesuaian sosial
siswa. Hal ini menjadi tanggung jawab seluruh entitas sekolah, terutama guru BK
yang lebih mempunyai kelebihan dalam membantu menangani permasalahan
siswa. Terutama masalah belajar siswa yang butuh motivasi tinggi untuk bisa
mencapai sebuah tujuan yang diharapkan nantinya. Motivasi belajar sangat
penting dan sangat berpengaruh terhadap perkembangan siswa dalam
menjalankan langkah-langkahnya dalam mencapai suatu tujuan yang
diinginkannya. Karena sebelum masuk kedunia karir seorang siswa juga harus
mampu menjalankan proses belajarnya dengan baik demi menghadapi masa yang
akan datang nantinya. Dengan menggunakan layanan bimbingan klasikal yang
ada di program BK dalam meningkatkan motivasi belajar siswa yang sangat
bermanfaat bagi seluruh siswa karena di suatu kelas tidak mungkin semua siswa
tersebut memiliki hasil belajar atau proses belajar yang kurang baik, tapi tidak
menutup kemungkinan dalam suatu kelas semua siwa juga mampu dan berhasil
menjalankan tugas-tugasnya dalam belajar dengan baik. Oleh karena itu
bimbingan klasikal sangatlah bermanfaat bagi seluruh siswa disuatu kelas yang
disitu ada kelompok kelompok kategori siswa yang rajin dan siswa yang kurang
rajin. Dengan begitu akan mengingatkan kepada siswa yang rajin untuk tetap
mempertahankan proses belajarnya yang baik dan meningkatkan motivasi belajar
bagi siwa yang memiliki hasil belajar dan proses belajar yang kurang baik.
Berdasarkan fenomena diatas, disusunlah sebuah penelitian dalam bentuk
laporan Best Practice bagaimana pembelajaran yang di berikan oleh guru BK
kepada siswa-siswa dengan judul “Layanan Bimbingan Klasikal dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa kelas X Mipa 3 SMA N 2 Pasaman Tahun
ajaran 2021-2022.
B. Tujuan Kegiatan
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui dan mendiskripsikan pelaksanaan
bimbingan klasikal dalam meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X Mipa 3
SMA N 2 Pasaman.

2
C. Manfaat Kegiatan

Diharapkan dapat memberikan gambaran tentang bimbingan klasikal dalam


meningkatkan motivasi belajar siswa yang relevan sehingga pada akhirnya
sesuai dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan guna memenuhi harapan
masyarakat sekarang dan masa mendatang.

3
BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Sasaran

Sasaran kegiatan ini adalah siswa siswi kelas X Mipa 3 SMA N 2 Pasaman
Tahun Ajaran 2021/2022 yang berjumlah 33 siswa, dengan 18 Perempuan 15
Laki-Laki.

B. Bahan / Materi Kegiatan

1. Tinjauan Tentang Bimbingan Klasikal

Bimbingan adalah suatu kegiatan membantu yang diberikan kepada orang


lain atau klien dan mengurusi apa saja yang diperlukan. Bimbingan adalah
sebagai proses pendidikan yang teratur dan sistematik guna membantu
pertumbuhan anak muda atas kekuatannya dalam menentukan dan mengarahkan
hidupnya sendiri. Yang pada akhirnya ia dapat memperoleh pengalaman-
pengalaman yang dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi masyarakat.
Sedangkan klasikal adalah format kegiatan BK yang melayani sejumlah peserta
didik dalam rombongan belajar suatu kelas. Layanan yang berfungsi sebagai
pencegahan, pemahaman, pemeliharaan, dan pengembangan sebagai upaya yang
secara spesifik diarahkan pda proses yang proaktif tanpa mengenal perbedaan
gender, ras, atau agama. Jadi bimbingan klasikal merupakan layanan yang
diberikan kepada semua siswa di dalam kelas. Hal ini menunjukkan bahwa
dalam proses bimbingan sudah disusun secara baik dan siap untuk diberikan
kepada siswa secara terjadwal. Kegiatan ini berisikan informasi yang diberikan
oleh seorang pembimbing kepada siswa secara kontak langsung guna membantu
pertumbuhan anak dalam menentukan dan mengarahkan hidupnya.

Bimbingan klasikal merupakan bagian yang memiliki pengaruh besar


dalam layanan Bimbingan dan Konseling, serta merupakan layanan yang efisien,
terutama dalam menangani masalah rasio jumlah konseli dan konselor. Ruang
lingkup bimbingan klasikal dapat meliputi belajar, pribadi, sosial, dan karir.
Dalam layanan bimbingan klasikal akan terjadi hubungan timbal balik antara
guru bimbingan dan konseling dengan siswa atau konseli. Hubungan timbal
balik diharapkan terjadinya interaksi edukatif dalam arti mengandung makna
mendidik dan membimbing. Tujuan dan Manfaat Bimbingan Klasikal antara

4
lain:
 Merencanakan kegiatan penyelesaian studi
 Perkembangan karir serta kehidupannya di masa yang akan dating
 Mengembangkan potensi dan kekuatan yang dimiliki peserta didik
secara optimal.
 Menyesuaikan diri dengan lingkungannya
 Menyelesaikan permasalahannya dalam belajar untuk mencapai
kesuksesan dalam mencapai tujuan belajar

a. Tahap Pelaksanaan Bimbingan Klasikal

Pelaksanaan adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana


yang sudah disusun secara matang dan terperinci, implementasi biasanya
dilakukan setelah perencanaan sudah dianggap siap. Secara sederhana
pelaksanaan bisa diartikan penerapan. Majone dan Wildavsky mengemukakan
pelaksanaan sebagai evaluasi. Browne dan Wildavsky mengemukakan bahwa
Pelaksanaan adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan. Bimbingan
klasikal merupakan salah satu layanan dari bimbingan dan konseling, sehingga
dalam hal ini tahapan pelaksanaan bimbingan klasikal mengacu kepada tahapan
pelaksanaan bimbingan dan konseling. Adapaun tahap pelaksanaan bimbingan
klasikal adalah sebagai berikut :

1) Perencanaan Kegiatan

Penyusunan RPL dengan segenap komponen pokoknya adalah awal dari


pelaksanaan pelayanan BK secara konkrit, baik untuk kegiatan klasikal
terjadwal dalam waktu jam pembelajaran.

2) Pengorganisasian

Setelah RPL disiapkan kegiatan berikutnya adalah mengorganisasikan


berbagai aspek pokok terutama menyangkut perasarana dan sarana fisik,
personalia, dan administrasi untuk menjamin kelancaran dan suksesnya
pelaksanaan RPL.

3) Pelaksanaan

Pada waktu dan tempat yang telah direncanakan, pelaksanaan kegiatan


pelayanan berdasarkan RPL itu diselenggarakan dengan subjek sasaran, materi
dan arah serta aktifitas kegiatan dengan langkah dalam penerapan prinsip, asas,

5
dan teknik BK sebagaimana dalam RPL.

4) Monitoring dan Penilaian

Selama terlasananya RPL, guru BK secara langsung memonitor sendiri


proses pelayanan (penilaian proses) yang terselenggarakan selanjutnya diikuti
dengan kegiatan, penilaian, atau hasil yang dicapai oleh peserta pelayanan
(penilaian hasil). Hasil monitoring dan penilaian ini menjadi isi laporan
pelaksanaan program (LAPELPROG) atas terselenggarakannya pelayanan
berdasarkan RPL.

5) Tindak Lanjut

Hasil monitoring terhadap proses pelayanan dan hasil- hasilnya


sebagaimana menjadi isi LAPELPROG dianalisis dan ditindak lanjuti untuk
perbaikan, pemantapan, ataupun penyesuaian kegiatan pelayanan selanjutnya.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa bimbingan klasikal yaitu format


kegiatan BK yang melayani sejumlah peserta didik dalam rombongan belajar
suatu kelas untuk memberikan tindakan khususnya bagi remaja. Hal ini
menunjukkan bahwa dalam proses bimbingan sudah disusun secara baik dan
siap untuk diberikan kepada siswa secara terjadwal, kegiatan ini berisikan
informasi yang diberikan oleh seorang pembimbing kepada siswa secara kontak
langsung guna membantu pertumbuhan anak dalam menentukan dan
mengarahkan hidupnya. Bimbingan klasikal juga berguna untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa dalam memperoleh keberhasilan dalam mencapai tujuan
yang diinginkannya.

2. Tinjauan Tentang Motivasi Belajar


a. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi adalah dorongan yang tumbuh dari dalam diri seorang untuk
melakukan sesuatu. Motivasi dapat dikatakan sebagai penggerak dari dalam dan
dalam subyek untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai suatu
tujuan. Bahkan motivasi dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern. James
Wittaker yang dikutip oleh Wasty S. mendefinisikan motivasi sebagai kondisi-
kondisi atau keadaan- keadaan yang mengaktifkan atau memberi dorongan
kepada makhluk untuk bertingkah laku dalam mencapai tujuan. Motivasi belajar

6
siswa memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap proses keberhasilan belajar
siswa. Salah satu hal utama yang menjadi kualitas pembelajaran adalah adanya
semangat, maupun motivasi belajar dari para siswa.

Dari pengertian diatas maka penulis dapat diketahui bahwa motivasi dapat
dirangsang oleh factor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri
seseorang. Dalam kegiatan belajar motivasi sebagai daya penggerak di dalam
diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjadi berlangsungnya
kegiatan belajar, sehingga tujuan dari belajar itu tercapai. Kemudian menurut
Slameto juga merumuskan pengertian tentang belajar. Menurutnya belajar
adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman
individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan motivasi
belajar menurut sardiman adalah keseluruhan daya penggerak di diri siswa yang
menimbulkan kegiatan-kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari
kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga
tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai.

Dari teori di atas maka, dapat diketahui bahwa belajar adalah serangkaian
kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai
hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan yang
menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sedangkan motivasi belajar
merupakan keseluruhan daya atau dorogan penggerak yang berasal dari dalam
diri siswa maupun yang berasal dari luar diri siswa untuk menimbulkan
kegiatan-kegiatan belajar, yang menjamin kegiatan kelangsungan belajar dan
memberikan arah kepada siswa dalam belajar sehingga tercapai tujuan yang
diharapkan oleh siswa. Dalam penulisan ini motivasi belajar adalah usaha yang
tekun, giat untuk mencapai prestasi dan hasil yang baik sesuai dengan
kemampuan potensi yang dimiliki, serta perubahan tingkah laku sebagai hasil
dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang
menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik.
b. Fungsi Motivasi Belajar
Dalam dunia belajar mengajar sangat diperlukan adanya motivasi. Hasil
belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi. Sehubungan dengan hal
tersebut, maka ada tiga fungsi motivasi, yaitu :

7
 Mendorong siswa untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor
yang melepaskan energi.
 Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang
harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
 Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa
yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan
tersebut.

Motivasi sebagai pendorong, pengarah dan sebagai penggerak perilaku


siswa untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Harapannya dapat
memberikan perubahan ke arah yang lebih baik.

C. Metode / Cara Melaksanakan Kegiatan

Suatu penulisan dapat dikatakan penulisan ilmiah apabila dilakukan dengan


menggunakan metode, karena secara umum metode penulisan diartikan sebagai
cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Metodologi adalah hal pertama dan utama yang terkait dengan penulisan, arti
etimologis metodologi (didedukasi dari methodos Yunani = metahodos) adalah
“jalan bersama menuju” dengan kata lain bertujuan untuk mengikuti rute
tertentu. Dengan hal ini metodologi berarti yang perlu dilakukan penulis untuk
mencapai hasil tertentu seperti pengetahuan, wawasan, desain, intervensi dan
solusi. Metodologi dalam sebuah penulisan pada dasarnya bertujuan untuk
menunjukkan bagaimana memilih berbagai metodologi yang ada berdasarkan
pada situasi, masalah atau pertanyaan tertentu.

1. Jenis Penulisan

Jenis penulisan yang penulis gunakan adalah penulisan kualitatif, dan


teknik yang digunakan dalam penulisan ini adalah deskriptif. Teknik ini penulis
gunakan untuk mendeskripsikan apa adanya mengenai langkah- langkah
pelaksanaan layanan bimbingan klasikal dalam meningkatkan motivasi belajar
siswa (Studi kasus di SMAN 2 Pasaman). Khususnya untuk kelas X Mipa 3
sebagai kelas yang memiliki motivasi belajar yang rendah.

8
2. Subyek dan Obyek

Subjek penulisan adalah benda, hal atau orang, tempat, data yang
dipermasalahkan. Dalam penulisan ini subjek penulisannya adalah : Guru BK
dan siswa kelas X Mipa 3. Adapun penentuan subjek sebagai penulisan dipilih
berdasarkan kriteria tertentu. Penentuan subjek guru BK ditentukan oleh kepala
sekolah, sedangkan subjek siswa ditentukan oleh guru BK. Adapun kriteria
yang digunakan dalam pengambilan subjek siswa tersebut sebagai berikut :
 Siswa yang hasil belajarnya kurang
 Siswa yang mengikuti bimbingan klasikal terkait motivasi belajar.

Sedangkan yang menjadi objek dalam penulisan ini adalah tahap


pelaksanaan bimbingan klasikal yang dilakukan guru BK dalam motivasi belajar
siswa di SMA N 2 Pasaman.

D. Alat/Instrumen

1. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan ini


dilakukan oleh dua pihak, yaitu interviewer yang mengajukan pertanyaan dan
interviewee yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Wawancara dalam
penulisan ini adalah wawancara bebas terpimpin, artinya dengan pertanyaan
bebas namun sesuai dengan data yang akan diteliti. Sebelum dilakukan
wawancara terlebih dahulu dipersiapkan daftar pertanyaan yang telah
direncanakan kepada informan dan subjek penulisan dalam menjawabnya.
Interviewee dalam penulisan ini adalah guru BK dan siswa-siswa dari kelas
yang hasil belajarnya kurang seperti yang telah disebutkan di atas.

Data yang didapatkan dari hasil wawancara dengan guru BK adalah data
mengenai langkah-langkah pelaksanaan konseling individu, siswa yang
mengikuti konseling individu terkait dengan motivasi belajar, selain itu
wawancara juga dilakukan untuk melengkapi data mengenai guru BK
berdasarkan pendidikan dan jabatan, data sarana prasarana dan data profil BK.
Data yang penulis dapatkan dari wawancara dengan siswa- siswa kelas adalah
permasalahan apa yang biasanya dialami sehingga membutuhkan bantuan dari
guru BK, seberapa sering melakukan bimbingan klasikal.

9
2. Observasi

Metode observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan


menggunakan indera, terutama indera penglihatan dan indera pendengar.
Observasi sendiri dapat diartikan pencatatan dan pengamatan secara sistematis
terhadap gejala-gejala yang diselidiki. Kemudian penulis melakukan observasi
partisipasi pasif yaitu penulis datang ke tempat kegiatan orang yang diamati,
tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. Dalam penulisan ini penulis
menggunakan teknik observasi tak berstruktur yaitu penulis tidak terlibat secara
langsung dengan kegiatan subjek. Penulis hanya sebagai pengamat independen.
Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang berkenaan dengan :
 Gambaran tentang langkah-langkah pelaksanaan bimbingan klasikal
yang dilakukan oleh guru BK.
 Siswa-siswa dari kelas X Mipa 3 yang memiliki hasil belajar yang
rendah yang diberikan layanan konseling individu terkait motivasi
belajar.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu metode pengumpulan data yang


menghasilkan catatan-catatan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
Metode ini juga digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah tersedia
dalam catatan dan dokumen. Dokumentasi lebih banyak digunakan sebagai data
pendukung dan pelengkap bagi data primer yang diperoleh melalui observasi
dan wawancara. Metode dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data
yang ditunjukkan kepada subjek penulisan.

E. Waktu dan Tempat Kegiatan

1. Waktu Kegiatan

Layanan Bimbingan klasikal dalam meningkatkan motivasi belajar siswa


tersebut dilaksanakan pada semester genap 2021-2022.
2. Tempat Kegiatan

Layanan Bimbingan klasikal dalam meningkatkan motivasi belajar siswa


di kelas X Mipa 3 SMAN 2 Pasaman.

10
BAB III

HASIL KEGIATAN

Layanan Bimbingan Klasikal dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa


kelas X Mipa 3 SMA N 2 Pasaman Tahun ajaran 2021-2022 telah dilaksanakan.
Aktivitas yang telah dilaksanakan adalah :
1. Guru BK menentukan topik bahasan dalam layanan Bimbingan Klasikal

2. Guru BK menyusun instrumen pengukuran awal

3. Guru BK memilih dan menetapkan kelas untuk layanan Bimbingan


Klasikal
4. Peserta didik mengisi instrumen pengukuran awal sesuai dengan kondisi
nyata yang dialami
5. Guru BK mengumpulkan kembali instrumen pengukuran awal yang sudah
diisi oleh peserta didik
6. Guru BK menganilsis hasil pengukuran awal

7. Guru BK melaksanaan layanan Bimbingan Klasikal


8. Peserta didik aktif melakukan kegiatan dalam layanan Bimbingan
Klasikal tersebut
9. Guru BK melakukan pengukuran akhir terhadap peserta didik setelah
melakukan beberapakali layanan Bimbingan Klasikal
10. Guru BK menganalisis hasil pengukuran akhir

11. Guru BK mengevaluasi hasil layanan Bimbingan Klasikal

12. Guru BK melakukan tindak lanjut hasil Bimbingan Klasikal dengan


konseling individual bagi peserta didik yang merasa motivasi belajarnya
rendah.

Setiap pemecahan masalah pasti ada kendala yang dihadapi, begitu juga dalam
pelaksanaan Layanan Bimbingan Klasikal, Adapun kendala yang ditemui penulis
diantaranya yaitu tidak adanya jam khusus guru BK dalam memberikan layanan,
sehingga harus mencari waktu yang sesuai diluar jam pelajaran yang sudah ada.

11
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penulisan yang penulis lakukan tentang layanan bimbingan
klaasikal dalam meningkatkan motivasi belajar siswa maka dapat diambil
kesimpulan sebagaimana berikut ini:
1. Perencanaan kegiatan yaitu penyusunan RPL dengan segenap komponen
pokok.
2. Pengorganisasian yaitu mengorganisasikan berbagai aspek pokok terutama
menyangkut sarana dan prasarana baik berbentuk fisik, personalia, dan
administrasi untuk menjamin kelancaran dan suksesnya pelaksanaan RPL.
3. Pelaksanaan kegiatan pelayanan berdasarkan RPL itu diselenggarakan
dengan subjek sasaran, materi dan arah serta aktifitas kegiatan dengan
langkah penerapan prinsip, asas, dan teknik BK sebagaimana yang sudah
direncanakan dalam RPL.
4. Monitoring dan Penilaian Selama terlasananya RPL, guru BK secara
langsung memonitor sendiri proses pelayanan (penilaian proses) yang
terselenggarakan selanjutnya diikuti dengan kegiatan, penilaian, atau hasil
yang dicapai oleh peserta pelayanan (penilaian hasil). Hasil monitoring dan
penilaian ini menjadi isi laporan pelaksanaan program (LAPELPROG) atas
terselenggarakannya pelayanan berdasarkan RPL.
5. Tindak lanjut yaitu proses pelayanan dan hasil-hasilnya sebagaimanan
menjadi isi LAPELPROG dianalisis dan ditindak lanjuti.
A. Saran
Demi meningkatkan mutu SMAN 2 PASAMAN serta kemajuan
pelaksanaan bimbingan dan konseling, penulis berusaha memberikan masukan
dan pertimbangan terhadap penerapan layanan bimbingan dan konseling,
diantaranya :
1. Kepala sekolah SMAN 2 PASAMAN hendaknya memberikan jam masuk
kelas buat guru BK secara terjadwal, karena peran guru BK untuk siswa
sangat besar dalam proses belajarnya.
2. Guru pembimbing atau konselor yang sudah punya jadwal masuk kelas
dalam menerapkan strategi yang sesuai program diharapkan secara

12
kontinyu diterapkan pada proses pembelajaran bimbingan dan konseling di
dalam kelas, hal ini akan membawa pengaruh besar terhadap pembentukan
karakter dari peserta didik.
3. Diharapkan dari seluruh siswa SMAN 2 PASAMAN memanfaatkan jasa
pelayanan bimbingan dan konseling di ruang bimbingan dan konseling
serta pertemuan secara format klasikal di dalam kelas dimanfaatkan dalam
membantu peserta didik dalam mengembangkan diri dalam meningkatkan
potensi yang dimiliki.

13
PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

DINAS PENDIDIKAN

CABANGDINAS PENDIDIKANWILAYAH VI

SMA NEGERI 2 PASAMAN


Jalan Serasi Batang Toman – Simpang Empat  : 26566 e-mail: smanduapasaman@yahoo.co.id

RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)

Komponen : Layanan Dasar


Topik : Motivasi Berprestasi
Bidang Bimbingan : Belajar
Kelas/Semester : X/ genap
Durasi Waktu : 1x45 Menit

1 Tujuan Layanan 1. Peserta didik/konseli dapat menjelaskan


pengertian motivasi
2. Peserta didik/konseli dapat memahami
motivasi berprestasi
3. Peserta didik/konseli dapat memahami cara
menumbuhkan motivasi berprestasi
2 Pelaksanaan
1. Tahap Awal /Pedahuluan
a. Pernyataan Tujuan 1. Guru BK/Konselor membuka dengan salam
dan berdoa
2. Membina hubungan baik dengan peserta didik
(menanyakan kabar, pelajaran sebelumnya, ice
breaking)
3. Menyampaikan tujuan-tujuan khusus yang
akan dicapai
b. Penjelasan tentang 1. Memberikan langkah-langkah kegiatan, tugas
langkah-langkah dan tanggung jawab peserta didik
kegiatan 2. Kontrak layanan (kesepakatan layanan), hari ini
kita akan melakukan kegiatan selama 1 jam
pelayanan, kita sepakat akan melakukan dengan
baik.
c. Mengarahkan kegiatan Guru BK/Konselor memberikan penejelasan
(konsolidasi) tentang topik yang akan dibicarakan
d. Tahap peralihan Guru BK/Konselor menanyakan kesiapan peserta
( Transisi) didik melaksanakan kegiatan, dan memulai ke
tahap inti

14
2. Tahap Inti
a. Kegiatan peserta 1. Mengamati tayangan slide ppt (tulisan,
didik gambar, video)
2. Melakukan Brainstorming/curah pendapat
3. Mendiskusikan dengan kelompok masing-
masing
4. Setiap kelompok mempresetasikan tugasnya
kemudian kelompok lain menanggapinya, dan
seterusnya bergantian sampai selesai.
b. Kegiatan Guru 1. Menayangkan media slide power point yang
BK/Konselor berhubungan dengan materi layanan
2. Mengajak peserta didik untuk
brainstorming/curah pendapat
3. Membagi kelas menjadi beberapa kelompok (6
kelompok)
4. Memberi tugas (untuk diskusi kelompok)
5. Menjelaskan cara mengerjakan tugas
6. Mengevaluasi hasil diskusi peserta didik
7. Membuat catatan-catatan observasi selama
proses layanan
3. Tahap Penutup 1. Peserta didik menyimpulkan hasil kegiatan
2. Peserta didik merefleksi kegiatan dengan
mengungkapkan kemanfaatan dan
kebermaknaan kegiatan secara lisan
3. Guru BK memberi penguatan dan rencana
tindak lanjut
4. Guru BK menutup kegiatan layanan dengan
mengajak peserta didik bersyukur/berdoa dan
mengakhiri dengan salam
3 Evaluasi
1. Evaluasi Proses Guru BK atau konselor melakukan evaluasi
dengan memperhatikan proses yang terjadi :
1. Melakukan Refleksi hasil, setiap peserta didik
menuliskan di kertas yang sudah disiapkan.
2. Mengamati sikap atau atusias peserta didik
dalam mengikuti kegiatan
3. Mengamati cara peserta didik dalam
menyampaikan pendapat atau bertanya
4. Mengamati cara peserta didik dalam
memberikan penjelasan terhadap pertanyaan
guru BK
2. Evaluasi Hasil Evaluasi dengan instrumen yang sudah disiapkan,
antara lain :
1. Evaluasi tentang suasana pertemuan dengan

15
instrumen: menyenangkan/kurang
menyenangkan/tidak menyenangkan.
2. Evaluasi terhadap topik yang dibahas : sangat
penting/kurang penting/tidak penting
3. Evaluasi terhadap cara Guru BK dalam
menyampaikan materi: mudah dipahami/tidak
mudah/sulit dipahami
4. Evaluasi terhadap kegiatan yang diikuti :
menarik/kurang menarik/tidak menarik untuk
diikuti
Lampiran:
1. Lampiran Materi Layanan
2. Lembar Kerja Siswa
3. Instrumen Evaluasi Proses dan Hasi
4. Lampiran Media PPT dan Video

Simpang Empat, 2022


Mengetahui, Guru BK/Konselor,
Kepala SMA N 2 Pasaman

Gustirizal, S. Pd Cici Winanda, S. Pd.


NIP. 19730806 200501 1 003 NIP. 19911203 202012 2
009

16
Lampiran 1. Uraian Materi

MOTIVASI BERPRESTASI

a. Pengertian Motivasi
1. Motivasi
Motivasi adalah daya penggerak di dalam diri seseorang untuk berbuat sendiri.
Motivasi merupakan kondisi internal individu yang mendorongnya untuk berbuat
sesuatu. Peran motivasi adalah sebagai pemasok daya (energizer) untuk bertingkah
laku secara terarah (Gleitman 1986)

2. Filosofi Motivasi
a. Pada hakekatnya motivasi diyakini sebagai hasil penguatan (reinforcement)

Contoh : Perolehan nilai bagus atau pujian guru akan menambah motivasi
belajar

a. Dorongan seseorang untuk menunjukkan bahwa dirinya positif (seorang yang


baik) adalah motivasi untuk mendapatkan standar kepuasan diri (cognitive
dissonance)
b. Teori atribusi menemukan dua fenomena motivasi :
1. Siswa yang meyakini bahwa sukses atau gagal itu disebabkan oleh faktor
kemampuan dan usaha dalam diri (internal)
2. Siswa yang percaya bahwa berhasil atau gagal itu disebabkan oleh faktor
luar diri (external). Keyakinan inilah yang perlu diluruskan

b. Teori Self – Worth


Seorang individu itu belajar dari persepsi masyarakat bahwa seseorang itu
dinilai/dihargai karena prestasinya. Kegagalan akan membuat perasaan diri yang
tidak berharga

e. Teori Ekspektasi

Motivasi seseorang tergantung pada besarnya kemungkinan berhasil dan


bagaimana makna suatu keberhasilan itu bagi dirinya, contohnya :

1. Saya yakin dapat memperoleh nilai tinggi kalau saya mau mencoba, dan
bagi saya nilai itu adalah sesuatu yang sangat penting.
2. Ada keyakinan bahwa saya bisa tergolong sebagai orang-orang yang
berprestasi itu penting.

f. Teori Humanistik

Dorongan jiwa tergerak karena ingin memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.


Kebutuhan yang menggerakkan orang bertingkah laku :

17
1. Kebutuhan fisik (makan, pakaian, tempat tinggal, air dan udara), kebutuhan
ini paling dasar sifatnya.
2. Kebutuhan rasa aman, bebas suasana ancaman dan bahaya
3. Kebutuhan untuk diterima dan dikasihsayangi atau dicintai
4. Kebutuhan untuk memperoleh pengakuan & persetujuan
5. Kebutuhan ingin tahu, mengerti, dan menyelidiki
6. Kebutuhan mendapatkan keindahan dan kondisi teratur
7. Kebutuhan aktualisasi diri menjadi apapun yang diinginkan

g. Maslow dalam teori kebutuhannya menggambarkan motivasi dalam bentuk


Piramid sebagai berikut :

Kebutuhan

Aktualisasi

(actuallyzation
Kebutuhan Harga Diri

(self esteem needs)


Kebutuhan Sosial (social need)

Bergaul, berteman, berkelompok

Kebutuhan Rasa Aman (savety needs)

Rasa aman, tentram,

Kebutuhan Dasar (biological needs)

Makan, minum, rumah, uang, materi, dan

Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik

Secara umum motivasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :

 Motivasi Instrinsik, yaitu : Dorongan yang bersumber dari dalam diri


seseorang Contoh : dorongan ingin minum, dorongan ingin bisa dan lain-
lainnya
 Motivasi Ekstrinsik, yaitu : Dorongan untuk berbuat sesuatu yang berasal dari
luar diri Contoh : seseorang bertingkah laku karena adanya penghargaan,
pengakuan, pujian, hadiah dan sebagainya.
b. Motivasi Berprestasi

Motivasi berprestasi adalah dorongan untuk berjuang, bekerja habis-habisan


untuk mencapai sukses. Daya dorong yang terdapat dalam diri seseorang sehingga
orang tersebut berusaha untuk melakukan sesuatu tindakan / kegiatan dengan baik
dan berhasil dengan predikat unggul (excellent); dorongan tersebut dapat berasal
dari dalam dirinya atau berasal dari luar dirinya. Orang yang motivasinya tinggi

18
bukan berarti tidak pernah gagal. Tetapi bila gagal ia akan bangkit, bahkan
berusaha lebih keras lagi. Sampai akhirnya sukses (Weiner, 1980)

Ada tiga jenis tingkatan motivasi seseorang yaitu :

1. Motivasi pertama adalah motivasi yang didasarkan atas ketakutan (fear


motivation). Dia melakukan sesuatu karena takut jika tidak maka sesuatu yang
buruk akan terjadi, misalnya orang patuh pada bos karena takut dipecat, anak
belajar karena diancam tidak diberi uang saku
2. Motivasi kedua adalah karena ingin mencapai sesuatu (achievement motivation).
Motivasi ini jauh lebih baik dari motivasi yang pertama, karena sudah ada
tujuan di dalamnya. Seseorang mau melakukan sesuatu karena dia ingin
mencapai suatu sasaran atau prestasi tertentu.
3. Sedangkan motivasi yang ketiga adalah motivasi yang didorong oleh kekuatan
dari dalam (inner motivation), yaitu karena didasarkan oleh misi atau tujuan
hidupnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi, meliputi:

a. Faktor Individual

Dalam hal ini, faktor individual yang dimaksud terutama adalah faktor
intelegensi dan faktor penilaian individu tentang dirinya.

b. Faktor Lingkungan

Maksud dari faktor lingkungan disini adalah segala sesuatu yang berada diluar
diri individu, yang turut mempengaruhi motivasi berprestasinya.

Faktor lingkungan ini dibagi menjadi 3, yaitu :

1) Lingkungan Keluarga

Relasi yang kurang harmonis dalam keluarga dapat menimbulkan gangguan-


gangguan emosional pada anggota keluarga, termasuk anak sebagai anggota
sebuah keluarga.

2) Lingkungan Sosial

Merupakan lingkungan sekitar tempat individu hidup dan bergaul sehari-hari.


Lingkungan sekitar yang banyak memberikan rangsangan akan membantu
meningkatkan rasa ingin tahu individu

3) Lingkungan Akademik

Lingkungan akademik menyangkut sejauh mana sebuah institusi pendidikan


dapat memenuhi kebutuhan individu sebagai siswa berprestasi di sekolahnya.

19
Pastikan Motivasi Berprestasi Anda Tinggi

Tanda-tanda orang yang memiliki dorongan kesuksesan tinggi :

1. Lebih suka dan puas terhadap prestasi hasil usaha sendiri


2. Sukses itu bukan karena nasib mujur, tetapi hasil perjuangan
3. Kegagalan bukan berarti sial, tetapi karena volume usahanya masih kurang
4. Mereka kreatif, lebih gigih, energik, lebih suka bertindak daripada berdiam diri,
produktif, dan penuh inisiatif
5. Suka tantangan dan memilih tugas yang resikonya realistik sesuai kemampuan
nyata yang dimiliki.
6. Selalu mengevaluasi dan mencari umpan balik untuk lebih giat lagi

c. Cara Menumbuhkan Motivasi Berprestasi

Motivasi berprestasi tidak dibawa sejak lahir, tetapi suatu proses yang
dipelajari, dilatih, ditingkatkan, dan dikembangkan. Berikut ini kiat-kiatnya :

1. Tetapkan tujuan (goal setting), yakin dan optimislah bahwa kita dapat berubah,
bahkan kita memang harus berubah untuk mencapai titik maksimum
2. Susunlah target yang masuk akal. Saya harus meraih peningkatan dalam setiap
kurun waktu, 2 atau 3 poin seminggu
3. Belajar menggunakan bahasa prestasi. Gunakanlah kata-kata optimistis
misalnya “masih ada peluang lagi”. Jadikan konsep ini sebagai budaya berfikir,
berbicara, berdialog, dan bertindak
4. Belajar sendiri cermat menganalisis diri. Masih adakah cara berfikir, perilaku,
dan kebiasaan saya yang kurang menguntungkan
Perkaya motivasi. Kekayaan motivasi membuat kita tidak kehabisan pemasok daya
penggerak. Fokuskan pada motivasi instrinsik (dalam diri). Sentuhan perasaan, fikiran,
dan motivasi dari orang-orang terdekat juga dapat dimanfaatkan

20
INSTRUMEN EVALUASI

PEDOMAN OBSERVASI PROSES LAYANAN KLASIKAL

Topik : ………………………
Kelas : ………………………..
Waktu pelaksanaan : ………………………
Nama Siswa :………………………..

Petunjuk :
a. Berilah tanda centang (V) pada kolom skor setiap item sesuai hasil penilaian Anda.
b. Jumlahkan seluruh skor yang diperoleh.
c. Tentukan kategori proses layanan sesuai kriteria.

No Pernyataan Skor
1 2 3 4
1. Peserta didik terlibat aktif
2. Peserta didik antusias dalam mengikut
i kegiatan
3. Peserta didik mampu bekerja sama
4. Peserta didik saling menghargai
5. Peserta didik mampu bertanggungjawab
6. Peserta didik kreatif
7. Layanan terselenggara sesuai prosedur yang
berlaku dalam pemberian layanan
8. Peserta didik dapat menyelesaikan tugas kelompok
tepat waktu
Total skor
Sistem Skoring:
Skor 4 : sangat baik
Skor 3 : baik
Skor 2 : cukup baik
skor 1 : kurang baik
Skor minimal yang dicapai adalah 1 x 8 = 8, dan skor tertinggi adalah 4 x 8 = 32

Kriteria :
a. Sangat baik = 28 – 32
b. Baik = 23 – 27
c. Cukup = 22 – 26
d. Kurang = < 22
.
Guru BK

21
PENILAIAN HASIL
LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL
DENGAN MENGGUNAKAN BMB3

1. Berfikir : Pengetahuan baru apa yang anda peroleh dalam kegiatan


layanan ini?
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
...................................................
2. Merasa : Perasaaan apa yang anda rasakan setelah mengikuti layanan
klasikal ini ?
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
...................................................
3. Bersikap : Bagaimana anda menyikapi solusi / alternatif penyelesaian
masalah yang
dibahas dalam layanan klasikal ini ?
.......................................................................................................
........................................................................................................
........................................................................................................
.................................................
4. Bertindak : Apa tindakan / perilaku selanjutnya yang dapat anda terapkan ?
.......................................................................................................
.......................................................................................................
.......................................................................................................
...................................................
5. Bertanggung Jawab: Tanggung jawab apa yang tumbuh pada diri anda setelah
melakukan layanan Klasikal ini ?
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
.............................................................................................

22
23

Anda mungkin juga menyukai