Anda di halaman 1dari 49

Nama : Riezty Anggia Novita,S.

Pd
No UKG : 20180033657
Prodi PPG : Bimbingan Konseling
Kategori : PPG Dalam Jabatan Kategori II
LK : LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah

NO Masalah yang telah Bidang Hasil eksplorasi Analisis eksplorasi Kajian Literatur Wawancara
diidentifikasi penyebab masalah penyebab masalah
1. 1.1 Rendahnya Belajar 1.1.1 Siswa yang belum a. Siswa yang belum 1. Bimbingan klasikal A. Hasil wawancara
ketertarikan siswa memahami fungsi memahami tujuan adalah bimbingan kepada siswa :
dalam mengikuti diberikannya diberikannya layanan yang diberikan  Bimbingan klasikal
layanan bimbingan bimbingan klasikal adalah pemberian
layanan kepada sejumlah
klasikal disebabkan guru BK materi oleh guru BK
Bimbingan yang tidak siswa yang
Klasikal tergabung kedalam didalam kelas.
memperkenalkan jenis-
1.1.2 Siswa tidak jenis layanan yang ada suatu satuan  Tujuan
semangat pada bimbingan kegiatan pengajaran diberikannya
mengikuti layanan konseling serta (Winkel dan layanan bimbingan
bimbingan klasikal manfaat dari layanan- Hastoeti 2006:561) klasikal untuk
layanan tersebut. mengetahui
1.1.3 Guru BK yang 2. Siwabessy dan
b. Siswa belum
belum menguasai Hastoeti (2008:136) masalah-masalah
mendapatkan
materi yang akan pemahaman dari guru mengungkapkan yang sedang terjadi
disampaikan pada BK mengenai layanan bimbingan klasikal pada remaja
layanan bimbingan klasikal bersifat preventif  Faktor penyebab
bimbingan klasikal c. Siswa tidak semangat dan berorientasi siswa tidak
1.1.4 Ketidakmampuan mengikuti layanan pada pengembangan semangat mengikuti
bimbingan klasikal layanan bimbingan
guru BK pribadi siswa yang
dikarenakan guru BK
menggunakan meliputi bidang klasikal adalah
yang monoton dalam
media pemberian layanan pembelajaran, penyampaian guru
pembelajaran yang mengakibatkan bidang sosial dan BK yang kurang
siswa mengantuk dan bidang karir menarik dan suara
memilih tidur didalam 3. Tujuan bimbingan guru BK yang
kelas klasikal adalah terlalu kecil
d. Siswa merasa tidak membantu individu sehingga tidak
nyaman dengan situasi
didalam kelas agar mampu terdengar oleh
e. Suara guru BK yang menyesuaikan diri, siswa
terlalu kecil sehingga mampu mengambil  Guru BK sering
siswa yang duduk keputusan untuk terbata-bata dalam
dibelakang tidak hidupnya menyampaikan
mendengar dengan sendiri,mampu materi seperti
jelas apa yang
beradaptasi dengan sering mengatakan
disampaikan oleh guru
BK kelompok,mampu ”hmm, anu, ini, apa
f. Siswa sulit memahami menerima support itu namanya”
bahasa yang digunakan atau memberikan sehingga sulit
oleh guru BK support kepada dimengerti oleh
g. Guru BK belum teman-temannya siswa
menguasai materi yang (Siwabessy dan  Informasi yang
akan disampaikan
Hastoeti 2008 : 136) diberikan oleh guru
karena guru BK kurang
membaca mengenai 4. Menurut Rusman BK sering rancu
materi tersebut (2012:148) Sistem  Siswa tidak merasa
h. Guru BK tidak mampu pembelajaran guru nyaman dengan
menjawab semua dituntut mampu situasi dikelas
pertanyaan yang memilih metode karena ada
diajukan oleh siswa
pembelajaran yang beberapa temannya
i. Materi yang
disampaikan oleh guru tepat,mampu yang suka ribut
BK terdapat perbedaan memilih dan ketika guru BK
dengan yang terjadi, menggunakan menyampaikan
misalnya dalam bidang
pemberian informasi fasilitas materi
mengenai karir pembelajaran,
j. Guru BK belum mampu mampu memilih dan B. Hasil wawancara
memahami karakter kepada guru BK :
menggunakna alat
siswa  Banyak siswa yang
k. Guru BK belum mampu evaluasi, mampu
kurang tertarik
menggunakan media mengelola
dengan materi yang
pembelajaran seperti pembelajaran disampaikan oleh
laptop dan projektor dikelas,menguasai guru BK
materi dan dikarenakan kurang
memahami karakter baik nya
siswa. pengelolaan kelas
oleh guru BK
sehingga siswa
banyak memilih
tidur daripada
mendengarkan
 Guru BK belum
memahami
mengenai tujuan
dan fungsi layanan
bimbingan klasikal
 Siswa sering
mempertanyakan
hal diluar
ekspektasi guru BK
 Guru BK menyadari
belum mampu
memberikan materi
mengenai karir
karena baru
pertama kali
mendapat tugas
memberikan
bimbingan karir
untuk siswa
terutama siswa
kelas XII

1.2 Kurangnya minat Belajar 1.2.1 Siswa yang masih a. Informasi yang 1. Salah satu tugas A. Hasil wawancara
siswa dalam Karir belum dapat didapatkan oleh siswa perkembangan siswa kepada siswa :
membaca/mengeta menentukan mengenai orientasi adalah mengenal  Siswa belum
hui informasi kemampuan,minat,ba mengetahui
pilihan karirnya karir masih sedikit
mengenai karir kat serta arah prospek kerja
1.2.2 Siswa tidak sering sehingga siswa belum kecendrungan karir
mengunjungi dapat menentukan beberapa jurusan
untuk perencanaan sehingga belum
papan informasi pilihan karirnya karir siswa mampu untuk
karir yang sudah b. Keinginan orang tua dan kedepannya (Edris menentukan
disediakan siswa yang berbeda Zamroni, Sugiharto, pilihan karirnya
1.2.3 Siswa sering sehingga belum ada 2014)  Siswa yang tidak
2. Layanan informasi menyadari adanya
mempertanyakan pilihan jurusan yang
pada bimbingan informasi terbaru
kembali mengenai diminati siswa konseling berfungsi
informasi yang c. Kurangnya persiapan pada papan
untuk memberikan informasi
sudah diberikan siswa mengenai tujuan informasi kepada  Siswa yang jarang
1.2.4 Masih adanya karir yang akan siswa untuk memilih
membuka grup
siswa yang tidak dipilihnya apa yang ingin dipilih
whatsapp sehingga
bisa meletakkan d. Siswa jarang membuka dalam pekerjaan dan
tidak mengetahui
pendidikan agar
jurusan sesuai grup whatsapp BK informasi terbaru
siswa memiliki
dengan passing sehingga siwa yang sudah di share
pilihan yang jelas
grade ketinggalan informasi oleh guru BK
untuk mencapai
 Siswa yang malas
tujuannya,pemahama
1.2.5 Siswa yang yang sudah dishare di n yang diperoleh membaca grup
memilih jurusan grup seperti informasi melalui layanan whatsapp
diluar mengenai tanggal informasi ini  Siswa belum
digunakan sebagai mengetahui
kemampuan yang pendaftaran Perguruan
bahan acuan dalam mengenai
dimilikinya Tinggi mengembangkan klasterisasi
e. Masih banyak siswa cita-cita pada Perguran Tinggi
yang salah meletakkan pengambilan  Siswa yang belum
susunan pilihan jurusan keputusan karir tepat memilih
Perguruan Tinggi dijalur (Hidayati,2015 ; jurusan karena ada
SNMPTN dan SBMPTN Purwanto, 2019) yang hanya ikut-
3. Kurangnya ikut teman atau
sehingga tidak sesuai
pemahaman akan karena jurusan
dengan klasterisasi informasi karir akan tersebut banyak
Perguruan Tinggi menyebabkan siswa dipilih oleh orang
f. Masih banyak siswa belum siap dan lain
yang memilih jurusan belum matang dalam  Siswa tidak
diluar kemampuan yang memutuskan mengetahui biaya
dimilikinya seperti karirnya dimasa pendidikan
depan (Kosine dkk, diperguruan tinggi
siswa yang memilih
2008) terutama untuk
jurusan kedokteran 4. Klasterisasi jurusan kedokteran
sementara nilainya perguruan tinggi  Siswa belum
disekolah tidak terlalu merupakan mampu
tinggi, ia tergolong pengelompokan menentukan
siswa yang malas perguruan tinggi jurusan karena
yang dilakukan oleh berbeda keinginan
belajar, memiliki nilai
Direktorat Jenderal dengan orang tua
biologi yang rendah, Pendidikan Tinggi
serta kemampuan (Ditjen Dikti) B. Hasil wawancara
financial yang tidak Kemendikbud. kepada guru BK :
Klasterisasi pada
mendukung perguruan tinggi ini  Keinginan siswa
g. Siswa yang tidak biasanya dilakukan untuk mengetahui
menyadari adanya setiap tahun secara mengenai karirnya
rutin. Ribuan
informasi penting pada masih rendah
perguruan tinggi di
papan informasi yang Indonesia akan  Siswa tidak mau
sudah disediakan oleh dinilai dan dilakukan menerima saran
guru BK evaluasi. yang sudah
Dari hasil penelitian diberikan oleh guru
dan juga evaluasi BK, seperti
tersebut, kemudian penentuan
muncul setiap skor
peletakkan jurusan
untuk setiap
perguruan tinggi. yang sesuai dengan
Melalui skor yang klasterisasi
didapatkan tersebut, perguruan tinggi.
maka skor yang  Guru BK menyadari
paling atas atau kurangnya
paling baik akan memberitahu
masuk ke klaster 1.
mengenai adanya
Kemudian nilai di
bawahnya akan papan informasi
masuk ke klaster 2, didekat ruang BK
dan begitu  Faktor yang
seterusnya menyebabkan siswa
belum bisa untuk
menentukan
jurusan salah
satunya adalah
masih ada
perbedaan
keinginan antara
orang tua dan siswa
itu sendiri.

1.3 Siswa tidak dapat Pribadi 1.2.1 Pekerjaan rumah a. Pekerjaan rumah yang 1. Menurut Sansgiry A. Hasil wawancara
mengatur waktu dengan Belajar yang tidak sudah diberikan oleh (2006) keterampilan kepada siswa :
baik terkumpul tepat guru tidak dikumpul manajemen waktu  Siswa tidak dapat
waktu tepat waktu meliputi kegiatan membagi waktu
1.2.2 Siswa lebih b. Siswa sering menunda- seperti melakukan antara belajar dan
banyak bermain nunda menyelesaikan perencanaan,mempri bermain
daripada belajar pekerjaan rumah yang oritaskan  Siswa belum
1.2.3 Siswa sering sudah diberikan oleh pekerjaan,persiapan mampu
begadang untuk guru ujain dan mengikuti menentukan
melihat social c. Diwaktu senggang jadwal kegiatan-kegiatan
media siswa 2. Menurut Kwan & Ko yang menjadi
1.2.4 Siswa banyak memanfaatkannya (2002) perilaku priortas
mengikuti hanya untuk bermain manajemen waktu  Siswa sering
organisasi bersama teman- yang baik seperti terlambat
sehingga sulit temannya bukan untuk mengatur tujuan dan mengumpulkan
membagi waktu menyelesaikan tugas prioritas kegiatan pekerjaan rumah
antara belajar dan yang sudah diberikan dapat memudahkan karena lalai dalam
urusan organisasi oleh guru pekerjaan,meminima membagi waktu
sekolah d. Siswa banyak lkan stress,bekerja  Siswa lebih tertarik
menghabiskan jadi lebih efektif,dan bermain hp untuk
waktunya untuk akademik yang melihat social
bermain social media sukses media daripada
seperti instagram dan 3. Macan (1994) mencari materi
tiktok terutama pada menyebutkan pembelajaran
malam hari sehingga manajemen waktu  Siswa mengikuti
membuat siswa tidur sebagai pengaturan berbagai organisasi
larut malam dan diri dalam untuk menunjukkan
terlambat bangun pagi menggunakan waktu eksistensi diri yang
e. Banyak orgnisasi yang seefektif dan mengakibatkan lalai
diikuti oleh siswa seefesien mungkin dalam
contohnya seorang dengan melakukan pembelajaran
siswa yang terdaftar di perencanaan, B. Hasil wawancara
OSIS, PIK-R dan PMR penjadwalan,mempu dengan guru :
sehingga membuat nyai control atas  Siswa belum
siswa tersebut waktu,selalu mampu untuk
kesulitan membagi membuat prioritas mengatur waktu
waktu antara menurut belajar dengan baik
menyelesaikan tugas kepentingan, serta  Banyak tugas tugas
sekolah dan terorganisasi siswa yang tidak
menyelesaikan program 4. Hoffer (dalam selesai tepat waktu
kerja di organisasi. Widyanarita, 2016)  Ketika belajar
menjelaskan bahwa menggunakan
faktor-faktor yang smartphone masih
dapat ada siswa yang
mempengaruhi memanfaatkan
manajemen waktu kesempatan sambil
yaitu : bermain social
 Pengaturan diri media seperti
Pengaturan diri instagram atau
merupakan hal tiktok
yang penting  Siswa yang sering
dalam kehidupan izin untuk rapat
seseorang. sebuah organisasi
Semakin baik banyak yang
pengaturan diri memiliki nilai yang
seseorang maka rendah
akan mampu  Siswa yang aktif
mengatur berorganisasi
waktunya dengan cenderung tidak
baik pula. mampu mengejar
 Motivasi ketertinggalan
Seseorang yang pelajaran sehingga
memiliki menyulitkan guru
motivasi dalam untuk memberi
diri yang tinggi, nilai
akan memiliki
kemampuan
manajemen
waktu yang baik
pula.
 Pencapaian
tujuan
Seseorang yang
berusaha
mencapai tujuan
dengan sungguh-
sunggujh maka
dapat mengatur
waktunya dengan
baik.
5. Menurut Atkinson
(dalam Luthfiana,
2010) aspek-aspek
dalam manajemen
waktu mencakup
adanya usaha untuk:
 Menetapkan
tujuan
 Menyusun
prioritas
 Menyusun jadwal
 Bersikap asertif
 Menghindari
penundaan
 Meminimumkan
waktu yang
terbuang.

2. 2.1 Siswa sulit Belajar 2.1.1 Lingkungan kelas a. Siswa tidak mampu 1. konsentrasi belajar A. Hasil wawancara
berkonsentrasi dalam Pribadi yang kurang menjawab pertanyaan besar pengaruhnya kepada siswa :
pelajaran kondusif ketika ditanya oleh terhadap belajar. Jika  Siswa sering
2.1.2 Siswa sering guru karena siswa tidak seseorang merasa sulit untuk
melamun saat fokus dalam mengikuti mengalami kesulitan berkonsentrasi
belajar pembelajaran berkonsentrasi, jelas dalam pelajaran
2.1.3 Siswa sering tidur b. Sedikit siswa yang aktif belajarnya akan sia- tertentu
saat belajar dikelas apabila guru sia, karena hanya  Penyebab siswa
2.1.4 Siswa tidak aktif sedang menjelaskan membuang tenaga, sulit untuk
dalam c. Ketika guru waktu dan biaya berkonsentrasi
pembelajaran menjelaskan materi, saja”. Slameto (2013, dianataranya :
2.1.5 Siswa sering masih ada siswa yang hlm.87) lingkungn kelas,
memikirkan hal ribut sehingga 2. Slameto (2013, hlm. tidak menyukai
diluar pelajaran mengganggu teman- 77) mengungkapkan pelajaran
yang sedang teman kelasnya yang tempat belajar tertentu,belum
diikuti lain hendaknya tenang, sarapan, suka
2.1.6 Siswa belum d. Masih banyak siswa jangan diganggu oleh melamun ketika
sarapan yang belum terbiasa perangsang- sedang belajar,
sarapan pagi sehingga perangsang dari  Jika siswa dalam
berpengaruh terhadap sekitar. Artinya, keadaan tidak
konsentrasi belajar suasana yang berkonsentrasi
e. Ketika guru sedang dimaksud adalah dalam belajar maka
menjelaskan masih ada suasana siswa lebih memilih
siswa yang melihat pembelajaran yang tidur daripada
kearah luar kelas kondusif”. Kondusif mengikuti kegiatan
f. Kelas yang panas berarti benar-benar pembelajaran
disiang hari karena mendukung  Akibat dari tidak
tidak ada kipas keberlangsungan konsentrasi dalam
sehingga membuat proses pembelajaran. belajar siswa jarang
siswa sulit untuk Suasana saat proses menjawab
bekonsentrasi belajar dapat pertanyaan yang
mempengaruhi dilontarkan oleh
efisiensi waktu guru
belajar
3. Menurut B. Hasil wawancara
Aunurrahman kepada guru :
(2016:198)  Banyak siswa yang
konsentrasi belajar sulit untuk
merupakan salah berkonsentrasi
satu bentuk dari dalam belajar
kesulitan belajar  Penyebab siswa
siswa, salah satu tidak
upaya yang guru BK berkonsentrasi
atau pemberian diantaranya : siswa
bantuan kepada belum
siswa yang sarapan,siswa tidak
mengalami kesulitan menyukai pelajaran
belajar yang sehingga tidak
berkaiatan dengan memperhatikan
konsentrasi belajar ketika guru
adalah dengan menjelaskan dan
pemberian bantuan
melalui bimbingan tidak mampu
belajar menjawab
4. Menurut Slameto pertanyaan ketika
(2003, hal. 87) dilontarkan oleh
seseorang sering guru, siswa sering
mengalami kesulitan melihat keluar
berkonsentrasi, yang kelas, siswa sering
disebabkan karena: mengganggu
kurang berminat teman-temannya
terhadap mata yang lain
pelajaran yang  Keadaan kelas juga
dipelajari, terganggu mendukung siswa
oleh keadaan untuk dapat
lingkungan (bising, berkonsentrasi,
keadaan yang kelas yang panas
semrawut dan lain- dan kipasnya
lain), pikiran kurang akan
kacau/masalah- membuat siswa
masalah kesehatan kepanasan
yang (badan lemah) disiag=ng hari dan
dan bosan terhadap mengakibatkan
pelajaran/sekolah siswa tidak
5. Lalu Surya (2009, konsentrasi dalam
hal. 22-24) menulis belajar karena
beberapa penyebab keadaan lingkungan
timbulnya kesulitan yang tidak
konsentras belajar mendukung
yaitu: lemahnya  Guru mata
minat dan motivasi pelajaran selalu
pada berupaya untuk
pelajaran,timbulnya membuat para
perasaan gelisah,
tertekan, marah, siswa focus
kuatir, takut, benci, terhadap materi
dan dendam, suasana yang diberikan
lingkungan belajar  Terkadang guru
yang berisik dan memberikan ice
berantakan, kondisi breaking, atau
kesehatan jasmani, menggunakan
bersifat pasif dalam media yang
belajar, dan tidak sekiranya dapat
memiliki kecakapan menarik perhatian
dalam cara-cara siswa agar siswa
belajar yang baik. dapat
6. Engkoswara dalam berkonsentrasi
Rusyan (1998) memperhatiikan
menjelaskan materi yang
klasifikasi perilaku dijelaskan
belajar yang dapat
digunakan untuk
mengetahui ciri-ciri
siswa yang dapat
berkonsentrasi
belajar adalah
sebagai berikut:
a. Perilaku kognitif,
yaitu perilaku
yang
berhubungan
dengan masalah
pengetahuan,
informasi, dan
kecakapan
intelektual yang
dapat dijabarkan
menjadi:
kesiapan
pengetahuan
yang dapat
segera hadir
apabila
diperlukan,
komprehensif
dalam penafsiran
informasi, serta
dapat
mengaplikasikan
pengetahuan
yang diperoleh.
b. Perilaku afektif,
yaitu perilaku
yang berupa
sikap dan
persepsi. Pada
perilaku ini, anak
yang memiliki
konsentrasi
dalam belajar
dapat ditandai
dengan adanya
perhatian
tertentu
(penerimaan),
keinginan untuk
mereaksikan
bahan yang
diajarkan
(respon), serta
mengemukakan
suatu pandangan
sebagai integrasi
dari suatu ide
dan sikap
seseorang.
c. Perilaku
psikomotor. Pada
perilaku ini, anak
yang memiliki
konsentrasi
belajar akan
menunjukkan
perilaku seperti
gerakan anggota
badan yang tepat
atau sesuai
dengan petunjuk
guru, komunikasi
non-verbal
berarti ekspresi
muka dan
gerakan-gerakan
yang penuh arti,
serta perilaku
bahasa yaitu
kegiatan atau
aktivitas
berbahasa yang
terkoordinasi
dengan baik dan
benar

2.2 Siswa tidak Belajar 2.2.1 Siswa tidak a. Masih ada guru yang 1. kemampuan A. Hasil wawancara
memahami menyukai metode memberikan tugas berhitung permulaan kepada siswa :
pelajaran hitung- pembelajaran kepada siwa tanpa merupakan  Siswa kurang
hitungan yang diterapkan menjelaskan materi kemampuan yang menyukai
oleh guru terlebih dahulu dimiliki setiap anak pelajaranhitung-
2.2.2 Siswa memiliki b. Siswa diminta untuk hitungan
kemampuan yang menurunkan rumus mengembangkan  Siswa sulit
rendah dalam oleh guru fisika dan kemampuannya, memahami karena
bidang hitung- matematika karakteristik guru Matematika
hitungan c. Nilai matematika dan perkembangannya yang terlalu cepat
2.2.3 Minimnya siswa fisika siswa masih dimulai dari dalam memberikan
yang mengikuti banyak yang rendah lingkungan yang materi
praktek pelajaran d. Guru mata pelajaran terdekat dengan  Siswa tidak mampu
fisika Matematika dan fisika dirinya, sejalan menurunkan rumus
2.2.4 Rendahnya nilai yang kurag ramah dengan fisika yang diminta
siswa dipelajaran sehingga membuat perkembangan oleh guru Fisika
matematika dan siswa takut kemampuannya anak  Guru fisika tidak
fisika e. Beberapa siswa tidak dapat meningkat ke pernah
mau mengikuti praktek tahap pengertian menjelaskan,selalu
pelajaran fisika mengenai jumlah, hanya meminta
dikarenakan guru fisika yang berhubungan membuat tugas lalu
pilih kasih dan hanya dengan penjumlahan menilainya tanpa
mau menjelaskan dan pengurangan bertanya apakah
kepada temannya yang (Suyanto, 2005) siswa mengerti atau
pintar-pintar saja 2. Dari hasil kajian tidak
terhadap beberapa  Guru fisika pilih
hasil penelitian kasih kepada siswa
terdahulu diperoleh yang lemah
temuan bahwa terhadap hitung-
kemampuan hitungan
berhitung anak dapat  Siswa sering
ditingkatkan dengan mendapatkan nilai
strategi, teknik, dibawah KKM
metode dan media untuk mata
pembelajaran yang pelajaran berhitung
tepat, diantaranya (fisika dan
adalah melalui matematika)
pendekatan realistic
mathematic B. Hasil wawancara
education kepada guru :
(Fatmawati, 2014),  Siswa tidak mampu
metode permainan menyelesaikan soal
tradisional congklak yang sederhana
(Widyanti, 2014;  Siswa masih belum
Nataliya, 2016), mampu
permainan menyelesaikan soal
memancing angka berpangkat
(Irawati, 2012),  Siswa masih belum
permainan bowling mampu
kaleng (Khan & memindahkan ruas
Yuliani, 2016), media angka
permainan roda  Nilai siswa
putar (Novianti, dipelajaran
2015), media matematika masih
lumbung hitung banyak yang rendah
(Malapata &  Guru mata
Wijayanigsih, 2019), pelajaran
media permainan matematika akan
Mipon’s Daily (Sari, et selalu berupaya
al, 2020), dan media
ular tangga untuk
(Kurniawati, 2013). meningkatkan
3. Ciri-ciri siswa kemampuan siswa
berminat belajar dalam berhitung
Fisika  Guru menerapkan
 Aktif saat belajar tutor sebaya untuk
di kelas siswa yang kurang
 Memiliki rasa memahami materi
ingin tahu yang yang diberikan
tinggi
 Seorang
Kompetitor
 Memiliki
kesadaran diri
 Bertanggung
jawab
 Pantang
menyerah.
 Antusias saat
belajar
4. Faktor yang
Mempengaruhi
Minat Belajar Fisika
Siswa.
a. Faktor Internal
Kemampuan dasar
Rasa tanggung
jawab
Kesadaran diri
Cara belajar
Pengalaman
belajar
sebelumnya
Kesiapan belajar
b. Faktor eksternal
Metode
pembelajaran di
kelas
Cara guru
mengajar di kelas
Ketersediaan
fasilitas belajar
Kompetisi di
lingkungan
belajar Pengaruh
lingkungan
belajar

2.3 Siswa tidak Belajar 2.3.1 Siswa sering bolos a. Siswa sering bolos 1. Slameto (2010: 54- A. Hasil wawancara
termotivasi dalam Pribadi dalam pelajaran dalam pembelajaran 60) kepada siswa :
belajar 2.3.2 Siswa enggan dikarenakan keinginan mengemukakan  Siswa pernah bolos
menyelesaikan siswa untuk bersekolah faktor yang ketika pelajaran
tugas yang di SMA sudah tidak ada memengaruhi hasil berlangsung
diberikan oleh b. Siswa selalu tidak belajar dibedakan  Siswa bolos
guru mengerjakan tugas menjadi dua yaitu disebabkan tidak
2.3.3 Orangtua siswa yang diminta oleh guru faktor internal dan menyukai pelajaran
yang tidak dengan berbagai alasan faktor eksternal. tersebut
perhatian c. Orangtua siswa yang Faktor internal  Siswa jarang
terhadap tidak peduli akan adalah faktor yang menyelesaikan
pendidikan pendidikan anaknya berasal dari dalam tugas yang
anaknya dan menyerahkan diri siswa, seperti diberikan oleh guru
2.3.4 Siswa tidak tertib sepenuhnya kepada disiplin belajar,  Siswa merasa tidak
ketika sekolah mengenai kondisi fisiologis memiliki motivasi
pembelajaran pendidikan anaknya (keadaan fisik untuk belajar
berlangsung d. Ketika pembelajaran siswa), kondisi karena sekolah saat
2.3.5 Guru yang belum berlangsung siswa lebih psikologi ini bukan
mampu sering mengganggu (kecerdasan, bakat, keinginannya
menciptakan teman,tidur bahkan minat,motivasi). melainkan disuruh
kenyaman dikelas sering permisi keluar Faktor eksternal oleh orang tua
ketika kelas dan kembali ke adalah faktor yang  Orangtua
pembelajarn kelas ketika pelajaran berasal dari luar diri mengetahui bahwa
berlangsung akan berakhir siswa,seperti faktor siswa sering bolos
2.3.6 Siswa lebih e. Guru terlalu kaku dalam lingkungan, keluarga, dalam
menyukai pengelolaan kelas, alat instrumen pembelajaran
kegiatan memaksa seluruh siswa (kurikulum, sarana  Orangtua
nonakademik untuk selalu serius dan dan prasarana serta menyerahkan
seperti olahraga tidak diselingi dengan pendidik). sepenuhnya
atau seni berbicara santai atau 2. Salah satu faktor permasalahan
bercanda yang berasal dari kepada wali kelas
f. Siswa yang tidak masuk dalam diri siswa dan guru BK
kelas ketika adalah motivasi  Ketika bolos siswa
pembelajaran lebih belajar. Sardiman lebih tertarik
memilih bermain bola (2004: bermain di
dilapangan futsal atau 75)menyatakan lapangan futsal
dilapangan basket. “motivasi dapat  Siswa berprestasi
dikatakan sebagai dibidang olahraga
keseluruhan daya yaitu futsal
penggerak di dalam
diri siswa yang B. Hasil wawancara
menimbulkan kepada guru :
kegiatan belajar,  Motivasi siswa
yang menjamin untuk belajar masih
kelangsungan dari rendah
kegiatan belajar dan
yang memberikan  Guru sering
arah pada kegiatan menjumpai siswa
belajar, sehingga berkeliaran
tujuan yang disekolah ketika
dikehendaki ole jam pelajaran
subjek belajar dapat berlangsung
tercapai”.  Guru memahami
3. Menurut Dimyati dan adanya siswa yang
Mudjiono (2002:80) tidak berprestasi
“motivasi timbul dibidang akademik
karena adanya dan tidak
kebutuhan, bersemangat
dorongan, dan mengikuti kegiatan
tujuan”. pembelajaran
4. Chasiyah, Dkk (2009:  Siswa lebih tertarik
81) mengemukakan dengan pelajaran
“fungsi dasar yang berkaitan
keluarga adalah aktifitas fisik
memberikan rasa daripada
memiliki, rasa aman, pembelajaran
kasih sayang dan didalam kelas
mengembangkan  Guru merasa belum
hubungan yang baik maksimal dalam
diantara anggota memotivasi siswa
keluarga” untuk belajar
5. Upaya meningkatkan
motivasi belajar anak
dalam kegiatan
belajar di sekolah,
ada beberapa
langkah yang dapat
dilakukan oleh guru
diungkapkan
Sardiman (2005:92),
yaitu :
 Memberi angka
Angka dalam hal ini
sebagai simbol dari
nilai kegiatan
belajarnya. Banyak
siswa yang justru
untuk mencapai
angka/nilai yang
baik.
Sehingga yang
dikejar hanyalah
nilai
ulangan atau nilai
raport yang baik.
Angka-angka yang
baik itu bagi para
siswa merupakan
motivasi yang sangat
kuat. Yang perlu
diingat oleh guru,
bahwa pencapaian
angka-angka
tersebut belum
merupakan hasil
belajar yang sejati
dan bermakna.
Harapannya angka-
angka tersebut
dikaitkan dengan
nilai afeksinya bukan
sekedar kognitifnya
saja.
 Hadiah dapat
menjadi motivasi
yang kuat, dimana
siswa tertarik pada
bidang tertentu yang
akan diberikan
hadiah. Tidak
demikian jika hadiah
diberikan untuk
suatu pekerjaan yang
tidak menarik
menurut siswa.
 Kompetisi
Persaingan, baik
yang individu atau
kelompok, dapat
menjadi sarana
untuk meningkatkan
motivasi belajar.
Karena terkadang
jika ada saingan,
siswa akan menjadi
lebih bersemangat
dalam mencapai
hasil yang terbaik.
 Ego-involvement
Menumbuhkan
kesadaran kepada
siswa agar
merasakan
pentingnya tugas
dan menerimanya
sebagai tantangan
sehingga bekerja
keras adalah sebagai
salah satu bentuk
motivasi yang cukup
penting. Bentuk
kerja keras siswa
dapat terlibat secara
kognitif yaitu dengan
mencari cara untuk
dapat meningkatkan
motivasi
 Memberi Ulangan
Para siswa akan giat
belajar kalau
mengetahui akan
diadakan ulangan.
Tetapi ulangan
jangan terlalu sering
dilakukan karena
akan membosankan
dan akan jadi
rutinitas belaka.
 Mengetahui Hasil
Mengetahui hasil
belajar bisa dijadikan
sebagai alat motivasi.
Dengan mengetahui
hasil belajarnya,
siswa akan
terdorong untuk
belajar lebih giat.
Apalagi jika hasil
belajar itu
mengalami
kemajuan, siswa
pasti akan berusaha
mempertahankannya
atau bahkan
termotivasi untuk
dapat
meningkatkannya

3 3.1 Hubungan Pribadi 3.3.1 Orangtua yang a. Masih ada orangtua 1. Menurut Hasmawati A. Hasil wawancara
komunikasi guru BK Sosial tidak mengetahui yang tidak mengetahui (2018) bahwa kepada guru BK :
dan orangtua siswa permasalahan mengenai kasus yang manajemen  Guru jarang
yang belum terjalin yang dialami oleh dialami oleh anaknya komunikasi sangat memberitahukan
dengan baik anaknya karena tidak adanya identik dengan mengenai
3.3.2 Guru BK tidak pemberitahuan dari interaksi sosial. Hal permasalahan
mengetahui data guru BK ini bermakna bahwa anaknya kepada
orang tua siswa b. Guru BK yang sulit mengambil posisi orangtua
3.3.3 Anggapan berkomunikasi dengan yang tepat dalam  Guru BK tidak
orangtua yang orangtua siswa karena situasi tertentu melakukan
masih salah ketika tidak memiliki kontak adalah suatu hal penghimpunan data
ada pemanggilan yang bisa dihubungi yang mesti siswa sehingga
dari guru BK c. Ketika orangtua diperhatikan. Di tidak mengetahui
3.3.4 Kurangnya mendapat undangan samping itu penting kontak orangtua
dukungan dari dari guru BK untuk juga untuk menjalin  Orangtua
orangtua kesekolah, orangtua kerja sama dengan cenderung tidak
mengenai selalu beranggapan orang lain tanpa perduli terhadap
penentuan karir bahwa anaknya mencampurnya pendidikan anaknya
masa depan mengalami masalah dengan urusan dengan tidak
anaknya yang tidak baik,padahal pribadi. Ini pernah bertanya
tujuan pemanggilan merupakan sebagian mengenai
guru BK adalah untuk alasandiperlukannya perkembangan
membicarakan sikap professional anaknya disekolah
mengenai pendidikan dalam diri anda  Orangtua sering
lanjut siswa masingmasing. tidak memenuhi
d. Orangtua yang tidak 2. Sebagaimana Yusuf panggilan guru BK
peduli dengan & Ridwan (2018) karena orangtua
pendidikan lanjut siswa yang menekankan merasa bahwa
dilihat dari kurangnya terciptanya dialog anaknya bermaslah
partisipasi orangtua dua arah dan dan merasa malu
ketika ada pertemuan sekaligus melahirkan jika dating
bersama kepala sekolah pertukaran informasi kesekolah
dan guru BK, yang relative memenuhi
e. Orangtua yang tidak seimbangmerupakan panggilan tersebut
pernah berkomunikasi hasil dari sebuah  Tidak ada
dengan guru BK terkait proses komunikasi. pembicaraan antara
penentuan karir 3. Lebih jauh lagi orangtua,guru BK
anaknya Bucăţa & Rizescu dan siswa terkait
(2017) telah penentuan jurusan
memaparkan bahwa yang akan dipilih
manajerial oleh siswa
komunikasi memiliki  Orangtua yang
tiga peran : memaksakan
 Peran kehendaknya
Interpersonal
 Peran informasi B. Hasil wawancara
 Peran kepada orangtua :
pengambilan  Orangtua jarang
keputusan mendapatkan
4. komunikasi guru dan laporan mengenai
orang tua terhadap perkemabangan
siswa penting anaknya
dilakukan dalam  Guru BK sulit
mencapai tujuan dikontak karena
pembelajaran. hanya bisa
Keikutsertaan guru, dihubungi melalui
orang tua dan siswa whatsapp
dalam membangun  Guru BK tidak cepat
pendidikan yang tanggap apabila
kreatif dan inovatif dihubungi melalui
dapat memberikan whatsapp
hasil pendidikan  Orangtua belum
yang optimal pernah berjumpa
(Triwardhani et al., dengan guru BK
2020).  Orangtua merasa
5. Komunikasi guru malu apabila
merupakan suatu dipanggil kesekolah
kegiatan yang oleh guru BK
dilakukan dalam karena
berbagi informasi beranggapan bahwa
baik dari suatu anaknya
tempat, orang bermasalah
maupun kelompok
(Vinet & Zhedanov,
2011).
6. Keikutsertaan orang
tua dalam
menciptakan
komunikasi yang
intesif dengan guru
dapat membantu
mencapai tujuan dan
fungsi dari sekolah.
Dalam meningkatkan
keterampilan
membaca diperlukan
adanya pembiasaan
kegiatan
literasi(Pedagogik,
2020).

3.2 Siswa yang masih Pribadi 3.2.1 Guru BK yang a. Guru BK yang selalu a. Danarjati, dkk A. Hasil wawancara
beranggapan guru Sosial masih ditakuti marah kepada siswa (2013: 23) kepada siswa
BK sebagai polisi oleh siswa yang sering cabut atau mengemukakan  Siswa mengenal
sekolah 3.2.2 Siswa yang tidak alfa bahwa “persepsi guru BK
menjadikan guru b. Tidak ada kedekatan merupakan suatu  Siswa merasa takut
BK sebagai temapt antara guru BK dan proses bagaimana kepada guru BK
untuk bercerita siswa sehingga siswa seseorang karena guru BK
permasalahan jarang untuk bercerita menyeleksi, yang jarang senyum
yang dialami kepada guru BK mengatur dan  Siswa merasa
3.2.3 Siswa belum mengenai menginterprestasika kurang dekat
memahami permasalahan yang n masukan-masukan dengan guru BK
peranan guru BK dialaminya informasi dan karena merasa
disekolah c. Siswa belum pengalaman- segan
3.2.4 Kurangnya mengetahui fungsi guru pengalaman yang  Siswa tidak
penerimaan guru BK disekolah adalah ada dan kemudian mengetahui
BK terhadap siswa salah satunya sebagai menafsirkanya untuk bahwasannya guru
3.2.5 Guru BK yang tempat berbagi dan menciptakan BK dapat
selalu mencari solusi atau keseluruhan membantu siswa
menyelesaikan mengatasi gambaran yang mencari solusi
permasalahan permasalahan yang berarti”. dalam
siswa terkait cabut dialami. b. Slameto (1988: 119) permasalahan
dan alfa saja d. Siswa masih mengemukakan pribadi
beranggapan bahwa pendapatnya  Siswa merasa guru
guru BK hanya mengenai peranan BK pilih pilih untuk
memberikan bimbingan pembimbing yaitu: mendekatkan diri
kepada siswa yang Pembimbing sebagai dengan siswa
nakal saja perencana program
e. Guru BK yang masih bimbingan dan B. Hasil wawancara
membeda-bedakan penyuluhan. Dalam kepada guru :
siswa berdasarkan latar peran ini  Guru merasa jarang
belakangnya pembimbing senyum kepada
membuat program siswa
bimbingan dan  Guru memiliki nada
penyuluhan, baik itu suara yang tinggi
program tahunan, dan suara yang
semesteran, bulanan, besar sehingga
mingguan dan harian siswa mengira guru
c. Sugiyono (2016: 38) BK marah
menjelaskan bahwa  Guru BK selalu
konteks tugas guru berusaha untuk
BK/ konselor berada tidak membeda-
dalam kawasan bedakan siswa
pelayanan yang  Guru BK merasa
bertujuan belum semua siswa
mengembangkan yang dekat dengan
potensi dan guru BK
memandirikan  Guru BK akan selalu
siswa/ konseli dalam
pengambilan berupaya untuk
keputusan dan selalu ramah
pilihan untuk kepada siswa agar
mewujudkan siswa tidak takut
kehidupan yang dengan guru BK
produktif, sejahtera,
dan peduli
kemaslahatan umum

4 4.1 Siswa yang kurang Pribadi 4.1.1 Belum adanya a) Siswa merasa 1. menurut Prayitno A. Hasil wawancara
tertarik dengan kesadaran siswa permasalahan yang (2004: 1) “konseling kepada siswa :
konseling individual untuk melakukan dialaminya dapat individual  Siswa tidak
konseling diselesaikan sendiri merupakan layanan mengetahui istilah
individual secara sehingga tidak konseling yang konseling individual
sukarela membutuhkan bantuan diselenggarakan oleh  Hanya sebagian
4.1.2 Guru BK yang guru BK padahal seorang konselor siswa yang pernah
tidak permasalahan tersebut terhadap seorang melakukan
menggunakan dapat menggangu konseli dalam rangka konseling individual
teknik konseling aktivitas belajarnya pengentasan masalah  Siswa masih belum
kreatif dalam b) Guru BK kurang mampu pribadi konseli mau terbuka ketika
pelaksanaan untuk menggali lebih 2. Beberapa hasil konseling individual
konseling dalam lagi ketika ada penelitian karena masih malu
individual siswa yang melakukan menunjukan bahwa untuk bercderita
4.1.3 Guru BK yang konseling individual kualitas pribadi yang sesungguhnya
tidak sehingga terkesan konselor menjadi dan takut jika
memberitahukan membosankan faktor penentu bagi rahasianya
mengenai asas c) Siswa masih merasa pencapaian konseling dibongkar oleh guru
kerahasiaan dan takut untuk jujur ketika yang efektif di BK
keterbukaan melakukan layanan samping faktor  Siswa belum
didalam proses konseling individual pengetahuan tentang percaya
layanan konseling karena merasa dinamika perilaku sepenuhnya kepada
individual masalahnya akan dan keterampilan guru BK untuk
4.1.4 Siswa masih diceritakan kepada terepeutik atau melakukan
merasa takut guru lainnya konseling (Yusuf & konseling individual
untuk melakukan d) Siswa enggan memilih Nurihsan, 2012  Siswa merasa guru
layanan konseling melakukan konseling 3. Kepribadian guru BK sedikit kaku
individual individual secara BK/Konselor yang ketika melakukan
sukarela karena masih bisa menjadi model proses konseling
merasa takut dengan dan tauladan yang individual
guru BK, sehingga guru baik bagi siapapun
BK harus membuat khususnya siswa di B. Hasil wawancara
jadwal untuk konseling sekolah akan kepada guru :
individual secara menarik klien atau  Guru BK belum
bergantian agar siswa siswa untuk pernah menjelaskan
mendapat layanan melaksanakan mengenai layanan
konseling individual konseling dengannya. yang ada di BK
Jika tidak, maka terutama konseling
eksistensi individual
keberadaan konselor  Guru BK
di tengah masyarakat menganggap siswa
maupun di sekolah sudah mengetahui
tidak akan pernah mengenai konseling
diakui (Yandri, 2016) individual
4. Pribadi Guru  Guru BK merasa
BK/konselor yang siswa belum
altruis meletakan terbuka
kebutuhan atau sepenuhnya ketika
kepentingan klien dilaksanakannya
dalam mengatasi layanan konseling
masalahnya diatas individual
kepentingan pribadi  Konseling kreatif
yang mungkin saja sangat dibutuhkan
dihadapi ketika klien
datang pada Guru ketika pelaksanaan
BK/konselor konseling individual
(Santoso, 2015). sementara guru BK
5. Mementingkan belum menguasai
permasalahan klien teknik tersebut
juga merupakan  Guru BK akan selalu
wujud profesional berupaya
dan etika seorang meningkatkan
guru BK/konselor kemampuan serta
dalam memberikan menerapkan teknik-
proses bantuan teknik yang ada
secara profesional didalam bimbingan
bagi pengguna konseling
layanan. Namun
kenyataan di
lapangan, tidak
sedikit para
siswa/klien yang
tidak mau datang ke
ruang bimbingan dan
konseling, bukan
karena guru BK yang
kurang keilmuannya
dalam bidang
bimbingan, tetapi
karena mereka
memiliki kesan
bahwa guru BK
tersebut bersifat
judes atau kurang
ramah (Yusuf &
Nurihsan, 2012).
4.2 Layanan bimbingan Belajar 4.2.1 Guru BK yang a. Guru BK hanya 1. Jika dianalisis dari A. Hasil wawancara
karir yang terlalu Karir belum memahami memberikan materi perspektif teori kepada siswa :
monoton fungsi karir tanpa ada follow perkembangan karir  Siswa belum
diberikannya up lebih lanjut Super, memahami
bimbingan karir b. Siswa bebas memilih permasalahan- sepenuhnya
4.2.2 Kurang tepatnya jurusan yang diinginkan permasalahan karir mengenai
guru BK tanpa melihat yang telah bimbingan karir
memberikan kemampuan yang dikemukakan  Siswa belum
layanan dimiliki sehingga berakar pada masa mendapatkan
penempatan dan banyak siswa yang orientasi karir arahan dari guru BK
penyaluran memilih jurusan diluar (Sharf, 1992: 155). terkait penempatan
4.2.3 Kurangnya batas kemampuannya 2. Salah satu jurusan yang
pemanfaatan guru baik secara nilai determinan sukses sebagaimana
BK menggunakan maupun financial karir adalah mestinya
media kreratif c. Dalam penyampaian kongruensi  Terkadang merasa
untuk materi karir materi guru BK hanya (kesesuaian) antara bosan dengan
menggunakan metode disposisi diri materi yang
ceramah saja, personal dengan disampaikan guru
seharusnya bisa karakter lingkungan BK karena hanya
menggunakan salah karir. Kongruensi ceramah saja
satunya pohon karir atau kesesuaian  Guru BK tidak
agar siswa dapat antara karakter diri pernah melihatkan
mengetahui beragam berhubungan dengan gamabr atau video
karir yang ada dan kualitas keterlibatan mengenai jenis jenis
siswa tidak bosan individu dalam karir yang pernah
karena harus karir(dan studi), dijelaskan
mendengar ceramah prestasi studi/kerja,  Siswa berharap bisa
dari guru BK saja stabilitas individu melihat materi karir
dalam menjalani yang dikonversi
(studi) dan karirnya, dalam bentuk video
dan kepuasan karir dikelas bersama
(studi dan kerja)
(Holland dalam teman-teman
Supriatna, 2009: 6).
3. Menurut Winkel B. Hasil wawancara
(2005: 114) kepada guru :
bimbingan karir  Guru belum
adalah bimbingan menggunakan
dalam metode lain dalam
mempersiapkan diri menyampaikan
menghadapi dunia materi karir
kerja, dalam memilih  Guru BK belum
lapangan kerja atau mengetahui metode
jabatan/profesi metode yang bagus
tertentu serta digunakan agar
membekali diri siswa bisa lebih
supaya siap tertarik lagi
memangku jabatan mengenai karir
itu, dan dalam  Perbedaan
menyesuaikan diri keinginan antara
dengan berbagai orangtua dan siswa
tuntutan dari membuat guru BK
lapanan pekerjaan kesulitan untuk
yang dimasuki memberikan
4. Menurut Supriatna layanan
(2009: 15) penempatan dan
permasalahan karir penyaluran yang
yang sering terjadi sesuai
diantaranya: (1)
Beban memiliki
pemahaman yang
mantap tentang
kelanjutan
pendidikan setelah
lulus; (2) Program
studi yang dimasuki
bukan pilihan
sendiri; (3) Belum
memahami jenis
pekerjaan yang
cocok dengan
kemampuan sendiri;
(4) Masih bingung
memilih pekerjaan
yang sesuai dengan
minat dan
kemampuan; dan (5)
Merasa pesimis
bahwa setelah lulus
akan mendapatkan
pekerjaan yang
diharapkan.

4.3 Kurangnya Belajar 4.3.1 Guru yang masih a. Guru belum memapu 1. Terdapat tiga A. Hasil wawancara
pemahaman guru Pribadi beranggapan menerapkan modalitas (type) kepada siswa :
mengenai gaya bahwa semua pembelajaran dalam gaya belajar  Banyak siswa yang
belajar siswa siswa memiliki berdiferensiasi dikelas yaitu visual, belum mengetahui
kemampuan yang dikarenakan kurangnya auditorial, dan mengenai gaya
sama pehaman guru kinestetik (Deporter belajar
4.3.2 Guru yang tidak mengenai hal tersebut & Hernacki, 2000).  Siswa belum bisa
dapat b. Dengan berbagai 2. Gaya/tipologi belajar menentukan gaya
membedakan macam gaya belajar dapat dibagi menjadi belajar seperti apa
siswa yang yang dimiliki siswa, tiga. Hal ini yang dimilikinya
memiliki gaya guru belum mampu didasarkan pada cara  Siswa merasa guru
belajar visual, untuk memberikan seseorang menyerap memperlakukan
audio atau materi sesuai dengan informasi, mengolah, siswa dikelas dalam
kinestetik yang mereka butuhkan dan pemberian materi
4.3.3 Guru yang belum c. Sampai saat ini guru menyampaikannya, setara semuanya
dapat hanya menggunakan serta secara tanpa melihat
memanfaatkan metode komunikasi universal atau kemampuan siswa
metode inovatif satu arah saja, tanpa bagaimana serta tidak peduli
dalam pemberian meminta evaluasi dari seseorang tersebut kepada siswa yang
materi dikelas siswa belajar (Ula, 2013: memiliki
4.3.4 Siswa yang belum d. Siswa belum mempau 31). kemampuan lemah
memahami memahami konsep 3. Gaya belajar visual  Siswa berharap
mengenai gaya dirinya membuat siswa guru bisa lebih
belajar yang e. Siswa belum belajar melalui memperhatikan lagi
dimilikinya mengetahui gaya melihat, siswa yang memiliki
belajar seperti apa yang memandangi, kemampuan lemah
ia miliki sehingga siswa mengamati, dan  Siswa ingin
cenderung bosan sejenisnya. Lebih mengetahui jenis-
dengan metode tepatnya, gaya jenis gaya belajar
ceramah yang belajar visual adalah terutama gaya
digunakan oleh guru belajar dengan belajar apa yang
melihat sesuatu, baik dimilikinya
melalui gambar atau
diagram, B. Hasil wawancara
pertunjukkan, kepada guru :
peragaan, atau video  Guru belum mampu
(Ula, 2013). menerapkan
4. Gaya belajar pembelajaran
auditorial lebih berdasarkan gaya
mengedepankan belajar yang
indra pendengar. dimiliki siswa
Belajar melalui  Guru memberikan
mendengar sesuatu metode tutor
dapat dilakukan
dengan sebaya untuk siswa-
mendengarkan kaset siswa yang memiliki
audio, ceramah, kemampuan rendah
diskusi, debat, dan dikelas
instruksi (perintah)  Sampai saat ini
verbal (Ula, 2013). metode
5. Gaya belajar pembelajaran yang
kinestetik adalah diterapkan guru
belajar melalui ialah menjelaskan
aktivitas fisik dan materi lalu meinta
keterlibatan siswa untuk
langsung,yang dapat mengerjakan soal
berupa yang sudah
“menangani”,bergera disiapkan
k,menyentuh dan  Guru akan mencoba
merasakan/mengala untuk menerapkan
mi sendiri (Ula,2013) pembelajaran
6. Grinder (dalam sesuai dengan gaya
Silberman, 2006) belajar siswa
menyatakan bahwa terlebih dahulu
“Dari setiap 30  Guru akan
siswa, 22 berkoordinasi
diantaranya rata- dengan guru BK
rata dapat belajar untuk menyebarkan
secara efektif selama angket guna
gurunya mengetahui gaya
menghadirkan belajar yang
kegiatan belajar yang dimiliki siswa
berkombinasi antara
visual, auditori, dan
kinestetik. Namun, 8
siswa sisanya
sedemikian
menyukai salah satu
bentuk pengajaran
dibandingdua
lainnya sehingga
mereka mesti
berupaya keras
untuk memahami
pelajaran bila tidak
ada kecermatan
dalam menyajikan
pelajaran sesuai
dengan cara yang
mereka sukai. Guna
memenuhi
kebutuhan ini,
pengajaran harus
bersifat multisensori
dan penuh dengan
variasi”.

5 5.1 Siswa yang masih Pribadi 5.1.1 Siswa yang msih a. Banyak siswa yang 1. Miskonsepsi adalah A. Hasil wawancara
mengalami Belajar memilih jurusan ingin memilih jurusan ketidaksesuaian kepada siswa :
miskonsepsi terkait tidak sesuai kedokteran, dimana konsep yang dimiliki  Jurusan yang paling
jurusan kuliah dengan jurusan tersebut masih seseorang dengan banyak diminati
kemampuan yang menjadi jurusan nomor konsep yang siswa adalah
dimilikinya satu terfavorite di disepakati oleh para kedokteran
5.1.2 Siswa yang tidak Indonesia, sementara ahli (Ibrahim, 2012).  Siswa memilih
mengetahui beberapa dari siswa 2. Penyebab jurusan tersebut
jurusan yang akan yang memilih jurusan miskonsepsi yang karena berbagai
dipilihnya berada tersebut memiliki dialami siswa alasan, ada yang
di Perguruan kemampuan rendah disebabkan oleh karena
Tinggi mana saja baik dari segi kognitif beberapa hal yaitu orangtua,karna ikut
5.1.3 Siswa yang belum maupun financial guru dan buku teks teman da nada juga
mengetahui b. Siswa mengetahui (Suranti, 2017). yang benar
hubungan antara jurusan yang akan Selain itu keinginan sendiri
jurusan yang dipilih tetapi belum miskonsepsi juga  Siswa belum
dipilihnya ketika mengetahui jurusan disebabkan oleh mengetahui langkah
di SMA dengan tersebut berapa di siswa yang kesulitan atau cara untuk bisa
jurusan yang akan Universitas mana, memahami konsep lolos dijurusan yang
dipilih ketika di seperti siswa yang ingin tersebut (Rusydiana diinginkan
Perguruan Tinggi kuliah jurusan dkk., 2016).  Jika ingin bertanya
5.1.4 Siswa masih kedokteran gigi tetapi 3. Salah satu cara untuk mengenai pekerjaan
beranggapan salah tidak dibolehkan keluar menganalisis siswa hanya imgin
mengenai prospek dari Riau oleh orangtua miskonsepsi yaitu kuliah dijurusan
pekerjaan suatu lalu siswa memilih menggunakan tes yang pekerjaannya
jurusan UNRI, sementara di diagnostik.Tes nanti dikantor
UNRI belum ada diagnostik berguna  Siswa belum
fakultas kedokteran untuk mengetahui bahwa
giginya mengidentifikasi jurusan di bidang
c. Banyak siswa IPS kesulitan siswa peternakan atau
miskonsepsi mengenai dalam memahami perikanan bisa
jurusan yang akan konsep dan menjadi PNS
dipilih ketika kuliah, membuat rencana
mereka merasa bahwa tindak lanjut berupa B. Hasil wawancara
jurusan IPS bisa solusi pada konsep- kepada guru :
mengambil teknik konsep yang  Jurusan paling
diperguruan tinggi mengalami favorite saat ini
negeri miskonsepsi adalah jurusan
d. Siswa belum banyak (Arikunto, 2012). kedokteran untuk
mengetahui jenjang 4. Salah satu tes anak IPA dan
karir suatu jurusan, diagnostik yang akuntansi untuk
seperti siswa yang ingin dapat digunakan
mengambil jurusan adalah three-tier anak IPS
kedokteran, siswa tidak multiple choice. Tes  Guru akan selalu
mengetahui bahwa ini terdiri dari 3 berupaya untuk
untuk menjadi dokter tingkat pilihan memberikan
bedah mereka harus ganda. Tingkat pemahaman kepada
menagmbil dokter pertama berisi siswa mengenai
spesialis lagi, bukan konsep yang jurusan-jurusan
hanya sampai di dokter ditanyakan yang ada agar tidak
umum saja. sedangkan tingkat terjadi miskonsepsi
kedua berisi alasan  Miskonsepsi siswa
menjawab saat ini dikarenakan
pertanyaan pada kurangnya
tingkat pertama dan pengetahuan siswa
tingkat ketiga berisi dan kurangnya
tingkat informasi siswa
keyakinansiswa mengenai jurusan
menjawab tes yang akan
(Mubarak dkk., dipilihnya
2016).
5.2 Rendahnya Pribadi 5.2.1 Siswa yang belum a. Siswa kerap melarikan 1. Menurut Beyer A. Hasil wawancara
kemampuan softskill mampu diri dari masalah yang (Filsaime, 2008: 56) kepada siswa :
siswa (Berfikir kritis, memecahkan sedang dihadapinya berpikir kritis adalah  Siswa tidak pandai
kreatif,berkomunika persoalan secara seperti tidak dating sebuah cara berpikir berkomunikasi
tif dan kolaboratif) mandiri kesekolah ketika ada disiplin yang dengan kepada
5.2.2 Komunikasi siswa permasalahan dengan digunakan seseorang yang lebih tua
yang belum baik teman padahal dapat untuk mengevaluasi ataupun dengan
5.2.3 Siswa belum diselesaikan jika di validitas sesuatu yang lebih muda
mampu mediasi oleh wali kelas (pernyataan- dengan
menganalisa atau guru BK penyataan, ide-ide, menggunakan kata-
kemampuan yang b. Siswa belum mampu argumen, dan kata baik karena
dimilikinya untuk menyusun kata hingga penelitian merasa itu tidak
penentuan karir menjadi kalimat yang 2. Zamroni dan menjadi masalah
baik ketika sedang Mahfudz (2009:23-  Siswa tidak pandai
berpidato atau 29) mengemukakan berfikir secara kritis
berbiacar didepan ada enam argumen untuk mencari
umum yang menjadi alasan solusi dari
c. Siswa sering merasa pentingnya permasalahan yang
rendah diri terhadap keterampilan sedang dialaminya
kemampuan yang berpikir kritis  Kemampuan analisa
dimilikinya sementara dikuasai siswa yaitu : siswa masih rendah
ia memiliki nilai yang  Perkembangan untuk dibeberapa
cukup tinggi hampir ilmu bidang seperti
diseluruh mata pengetahuan dan penyelesaian
pelajaran teknologi yang masalah,mencari
begitu pesat akan solusi dan
menyebabkan pemahaman diri
informasi yang  Siswa ingin
diterima siswa meningkatkan
semakin banyak kemampuan
ragamnya, baik softskill untuk
sumber maupun dapat menghadapi
esensi karir selanjutnya
informasinya.
Oleh karena itu B. Hasil wawancara
siswa dituntut kepada guru :
memiliki  Siswa belum
kemampuan mampu mengasah
memilih dan softskill yang
memilah dimilikinya
informasi yang  Kemampuan
baik dan benar berkomunikasi
sehingga dapat siswa masih kurang
memperkaya terlihat dari cara
khazanah siswa berinteraksi
pemikirannya. dengan guru,teman
 Siswa merupakan atau kakak/adik
salah satu kelas
kekuatan yang  Siswa belum
berdaya tekan sepenuhnya mampu
tinggi (people berfikir secara kritis
power), oleh terhadap hal-hal
karena itu agar yang tertentu
kekuatan itu 
dapat terarahkan
ke arah yang
semestinya
(selain komitmen
yang tinggi
terhadap moral),
maka mereka
perlu dibekali
dengan
kemampuan
berpikir yang
memadai
(deduktif,
induktif, reflektif,
kritis dan kreatif)
agar kelak
mampu
berkiprah dalam
mengembangkan
bidang ilmu yang
ditekuninya
 Siswa adalah
warga
masyarakat yang
kini maupun
kelak akan
menjalani
kehidupan
semakin
kompleks. Hal ini
menuntut
mereka memiliki
keterampilan
berpikir kritis
dan kemampuan
untuk
memecahkan
masalah yang
dihadapinya
secara kritis
 Berpikir kritis
adalah kunci
menuju
berkembangnya
kreativitas,
dimana
kreativitas
muncul karena
melihat
fenomena-
fenomena atau
permasalahan
yang kemudian
akan menuntut
kita untuk
berpikir kreatif.
 Banyak lapangan
pekerjaan baik
langsung maupun
tidak,
membutuhkan
keterampilan
berpikir kritis,
misalnya sebagai
pengacara atau
sebagai guru
maka berpikir
kritis adalah
kunci
keberhasilannya
 Setiap saat
manusia selalu
dihadapkan pada
pengambilan
keputusan, mau
ataupun tidak,
sengaja atau
tidak, dicari
ataupun tidak
akan
memerlukan
keterampilan
untuk berpikir
kritis

6 6.1 Kurangnya Pribadi 6.1.1 Masih ada guru a. Guru hanya 1. Kemajuan ilmu A. Hasil wawancara
penggunaan Belajar yang hanya menggunakan buku pengetahuan dan kepada siswa :
teknologi dalam mengandalkan sebagai media teknologi telah  Guru yang sudah
pembelajaran buku sebagai pembelajaran padahal berpengaruh tua lebih sering
media fasilitas lain ada seperti terhadap belajar
pembelajaran projector dan laptop penggunaan alat-alat menggunakan buku
6.1.2 Guru yang tidak b. Guru-guru yang sudah bantu mengajar di daripada
pandai berumur tidak pandai sekolah-sekolah dan menggunakan
menggunakan menggunakan teknologi lembaga-lembaga teknologi
teknologi seperti seperti laptop sehingga pendidikan lainnya.  Projektor didalam
laptop dan tidak bisa Dewasa ini kelas tidak pernah
projektor dalam memanfaatkan pembelajaran di digunakan guru
pembelajaran teknologi terbaru sekolah mulai sebagai salah satu
6.1.3 Guru yang tidak c. Guru tidak pernah disesuaikan dengan media untuk
mengetahui menggunakan social perkembangan mendukung
manfaat soscial media untuk teknologi informasi, pembelajaran
media sebagai pembelajaran padahal sehingga terjadi  Guru tidak
salah satu inovasi social media seperti perubahan dan mengetahui tentang
dalam instagram bisa pergeseran social media yang
pembelajaran digunakan untuk media paradigma sering digunakan
pembelajaran pendidikan (Hujair, siswa saat ini
2009).
2. Marshall McLuhan B. Hasil wawancara
(dalam Oemar kepada guru :
Hamalik, 2003: 201)  Guru mengaku
berpendapat bahwa jarang
media adalah suatu menggunakan
ekstensi manusia media teknologi
yang untuk pembelajaran
memungkinkannya  Guru tidak fasih
mempengaruhi menggunakan
orang lain yang tidak teknologi untuk
mengadakan kontak proses
langsung dengan dia. pembelajaran
3. Banyak faktor yang  Guru akan berupaya
berpengaruh atau untuk
mendukung menggunakan
terwujudnya proses teknologi sebagai
pembelajaran yang salah satu media
berkualitas dalam pembelajaran pada
upaya mencapai pembelajaran
tujuan pendidikan, berikutnya
salah satu di
antaranya adalah
penggunaan atau
pemanfaatan
teknologi dalam
proses pendidikan
dan pembelajaran
(Miarso, 2004).
4. Teknologi
pembelajaran yang
dewasa ini
aplikasinya berupa
pemanfaatan proses
dan produk
teknologi informasi
dan komunikasi
(information and
communication
technology/ICT)
untuk memecahkan
masalah-masalah
pendidikan dan
pembelajaran,
memiliki banyak
manfaat atau
keuntungan
(Herman D. Surjono,
2010).
6.2 Pemanfaat gadget Pribadi 6.2.1 Siswa yang masih a. Siswa sering melakukan a. Salah satu bentuk A. Hasil wawancara
yang belum baik oleh Belajar melakukan cyber cyber bullying di social kekerasan yang kepada siswa :
siswa bulyying di social media tanpa mereka sering dialami  Masih ada siswa
media sadari remaja dalam dunia yang belum
6.2.2 Siswa yang tidak b. Pengetahuan siswa maya adalah mengetahui apa itu
mengetahui mengenai undang- cyberbullying cyber bullying
undang undang undang ITE masih (Rifauddin, 2016).  Siswa belum
ITE kurang sehingga siswa b. Bentuk dan mengetahui
6.2.3 Siswa yang lebih sering melakukan bully macammacam dampak dari cyber
tertarik membuka disocial media tindakan bullying
social media c. Ketika belajar cyberbullying sangat  Siswa masih
ketika menggunakan beragam, mulai dari tertarik membuka
pembelajaran Handphone siswa lebih mengunggah foto gadget daripada
berlangsung tertarik membuka atau membuat berkomunikasi
6.2.4 Siswa belum social media daripada postingan yang secara langsung
mampu memilah mencari materi mempermalukan dengan teman jika
dan memilih pembelajaran korban, mengolok- sedang bersama-
konten yang akan d. Sering sekali siswa olok korban hingga sama
dilihat di social membuka konten yang mengakses akun  Ketika gadget
media tidak sesuai dengan jejaring sosial orang digunakan untuk
usianya lain untuk pelajaran, masih
mengancam korban ada siswa yang
dan membuat sambil membuka
masalah seperti social media seperti
ancaman melalui e- instagam dan tiktok
mail dan membuat  Siswa belum
situs web untuk mampu memilih
menyebar fitnah konten yang sesuai
(Belsey, dalam dengan usia
Mawardah, 2014).
c. Data terbaru dari B. Hasil wawancara
Google consumer dengan guru :
behaviour yang  Masih banyak siswa
dituliskan Kemp yang belum
(2018, h. 1) mengetahui
menyatakan bahwa mengenai cyber
Indonesia yang total bullying
populasinya 265,4  Masih ada siswa
juta memiliki 50% yang menjadi
pengguna internet. korban dan pelaku
Setengah jumlah cyber bullying
pengguna internet  Siswa suka melihat
tersebut adalah para konten yang belum
digital native. sesuai dengan
d. Generasi yang usianya
dibesarkan saat  Siswa lebih tertarik
budaya internet belajar
telah lahir disebut menggunakan
dengan digital native gadget dikarenakan
atau generasi bisa sambil
milenial. Ibrahim membuka social
(2011) mengatakan media miliknya
bahwa generasi ini
dipandang sebagai  Siswa belum
generasi masa depan mengetahui UU ITE
yang diasuh dalam  Belum pernah
lingkungan budaya diberikannya
baru media digital materi mengenai
yang interaktif, UU ITE
berwatak
menyendiri
(desosialisasi),
berkomunikasi
secara personal, dan
melek komputer.

Anda mungkin juga menyukai