Anda di halaman 1dari 41

LK 0.

1 : Modul 1 Profesional
Nama : Riezty Anggia Novita
No UKG : 201800336571
Prodi PPG : Bimbingan Konseling Kategori II 2022

LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri


Judul Modul ASESMEN KEBUTUHAN
PESERTA DIDIK DAN SEKOLAH
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Tahap, tugas, dan trajektori
perkembangan peserta didik
2. Teknik Asesmen kebutuhan
peserta didik
3. Analisis hasil Asesmen
Berbasis Teknologi Informasi
4. Perumusan Tujuan layanan
Bimbingan dan konseling
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Daftar peta konsep (istilah KB1:
dan definisi) di modul ini 1. Ciri kelamin primer (Ditandai dengan
menstruasi pada remaja putri dan mimpi
basah pada anak laki-laki)
2. Ciri kelamin sekunder (Ditandai dengan
tumbuhnya bulu-bulu pada bagian-
bagian tertentu secara lebat,
perkembangan buah dada dan panggul,
perubahan suara pada anak laki-laki dan
tumbuhnya jakun)
3. Sex Edukasi (Pendidikan
seksual/kegiatan untuk mengajarkan
mengenai kesehatan reproduksi)
4. Sosioemosi (Perubahaan progresif
organism dalam konteks ini adalah yang
telah mengalami masa pubertas, mulai
berpikir tentang sekitar atau
sekelilingnya ( konteks social ) dan
mengeksperesikan emosinya baik dalam
tingkah laku atau tidak)
5. Moralitas (Segala sesuatu yang
berhubungan dengan etika atau adat
sopan santun)
6. Identity Foreclosure (Menerima pilihan
orang tua tanpa mempertimbangkan
pilihan-pilihan dirinya)
7. Identity Diffusion (Remaja yang
mengalami kebingungan siapa dirinya,
dan mau apa dalam hidupnya)
8. Identity Moratorium (Remaja dalam
keadaan moratorium mulai
bereksperimen dengan dirinya dan
pilihan pekerjaan, tetapi masih belum
membuat komitmen yang definitif
terhadap keduanya)
9. Identity Achievement (Menandakan remaja telah
mampu mengambil
keputusannya sendiri dengan sadar dan
jelas tentang pekerjaan masa depanya)
10. Tahap Konvensional (Tahap dimana remaja
memiliki “orientasi anak baik” remaja
menyesuaikan diri terhadap peraturan dengan
tujuan untuk menyenangkan orang tua)

11. Tahap pemikiran operasional formal (Suatu


tahap perkembangan kognitif
yang dimulai dari usia kira-kira 11
atau 12 tahun dan terus belanjut
sampai remaja mencapai dewasa)
12. Kematangan Emosi (Suatu keadaan atau kondisi
mencapai tingkat kedewasaan dari
perkembangan emosional)
13. Kematangan Intelektual (Kemampuan
seseorang untuk berpikir secara rasional dan
bertingkah secara efektif dalam menyesuaikan
diri terhadap lingkungan
14. Kompetensi (Kemampuan bersikap, berfikir,
dan bertindak secara konsisten sebagai
perwujudan dari pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik)

15. Mikrosistem (Kondisi yang melatarbelakangi


peserta hidup dan berinteraksi dengan orang
lain dan institusi yang paling dekat dengan
kehidupannya, seperti pergaulan dengan orang
tua, teman sebaya, guru dan lingkungan tempat
kerja)

16. Mesosistem (Keterkaitan antarvariasi


tingkat sistem yang melibatkan peserta didik di
dalamnya)
17. Ekosistem (Pengaruh institusi lingkungan yang
lebih besar seperti pengaruh sekolah, pengaruh
media massa, bahkan pengaruh, lingkungan
pemerintah)

18. Makrosistem (Pengaruh lingkungan yang lebih


luas daripada mikro, makro dan exo system
yang berkaitan erat dengan
pengaruh kebudayaan, agama, pendidikan,
politik, dan pengaruh keadaan social ekonomi
terhadap perkembangan individu)

19. Kronosistem (Dimensi waktu yang menuntun


perjalanan setiap level sistem dari mikro ke
makro)

KB2:

1. Pengukuran (Measurement) (Sebagai


proses pemberian /penempatan/ assigment
angka untuk suatu objek atau peristiwa tertentu.
Secara tradisional, pengukuran berhubungan
dengan unit kuantitatif, seperti yang terkait
dengan panjang (misalnya, meter, inci), waktu
(misalnya, detik, menit), massa (misalnya,
kilogram, pound), dan suhu (misalnya, Kelvin,
Fahrenheit)

2. Asesmen (Suatu metode sistematis yang


dilakukan oleh guru BK untuk memahami
karakteristik, lingkungan dan segala sesuatu
yang berhubungan dengan konseli melalui
berbagai teknik seperti tes dan non tes
(observasi, skala penilaian, wawancara, catatan
dan teknik non tes lain sehingga guru BK
memperoleh informasi secara mendalam konseli
yang dilayani)

3. Tes (Merupakan alat pengumpul data untuk


mengetahui kemampuan individu atau
kelompok individu dalam
menyelesaikan sesuatu atau memperlihatkan
ketrampilan tertentu, dalam memperlihatkan
hasil belajar, atau dalam menggunakan
kemampuan psikologis untuk memecahkan
suatu persoalan)

4. Test of Maximum Performance (Tes yang


digunakan untuk mengukur seluruh kemampuan
siswa dan seberapa baik dapat melakukannya.
Dalam hal ini pertanyaan atau tugas yang
diberikan harus jelas struktur dan tujuannya,
serta arah jawaban yang dikehendakinya. Di sini
ada jawaban betul dan salah, misalnya: tes
intelegensi dan tes hasil belajar)

5. Test of Typical Performance (Untuk menilai


respon yang khas, yaitu apa yang orang paling
sering lakukan atau rasakan dalam situasi
tertentu berulang atau dalam kelas yang luas
dari sebuah situasi)

6. Klasifikasi (Melibatkan keputusan bahwa orang


tertentu termasuk dalam kategori tertentu)

7. Inteligensi (Salah satu kemampuan


mental, pikiran, atau intelektual
manusia. Inteligensi merupakan
merupakan bagian dari proses-proses
kognitif pada urutan yang lebih tinggi
(high cognition)
8. The Standard Progressive Matrices (Salah satu
jenis tes inteligensi yang dapat diberikan baik
itu secara individual atau kelompok, tes yang
bersifat non verbal)
9. The Culture Fair Intelligence Test (Tes yang
dirancang untuk menghindari unsur-unsur
bahasa, dan isi yang berkaitan
dengan budaya)
10. Tes WISC (Tes yang digunakan untuk mengukur
inteligensi umum pada anak usia 6-16 tahun)

11. TesWAIS (Tes yang dikenakan pada orang


dewasa)
12. Tes bakat (Tes untuk mengukur potensi
seseorang mencapai aktifitas tertentu atau
kemampuannya belajar mencapai aktivitas
tersebut)
13. Differential Aptitude Test (Tes yang dapat
mengukur multibakat)
14. Tes Berpikir Verbal (Tes yang disusun untuk
melihat seberapa baik seseorang dapat mengerti
ide-ide dan konsep-konsep yang dinyatakan)

15. Tes Berpikir Numerik (Tes untuk melihat


seberapa baik seseorang dapat mengerti ide-ide
dan konsep-konsep yang dinyatakan dalam
bentuk angka angka)
16. Tes Kemampuan Skolastik (Tes untuk mengukur
seberapa baik seseorang kemampuan
menyelesaikan tugas-tugas skolastik, mata
pelajaran dan persiapan akademik

17. Tes Berpikir Abstrak (Tes untuk mengukur


seberapa baik seseorang mengerti ide ide dan
konsep yang tidak dinyatakan dalam bentuk
angka-angka dan kata kata)

18. Tes Berpikir Mekanik (Tes untuk mengukur


seberapa mudah seseorang memahami prinsip-
prinsip umum ilmu pengetahuan alamiah dalam
kejadian sehari-hari yang berhubungan dengan
kehidupan kita)

19. Tes Relasi Ruang (Tes untuk mengukur seberapa


baik seseorang dapat
menvisualisasi, mengamati, atau membentuk
gambar- gambar mental dari obyek-obyek
dengan jalan melihat pada rengrengan dua
dimensi)
20. Tes Kecepatan dan Ketelitian Klerikal (Tes untuk
mengukur seberapa cepat dan teliti seseorang
dapat menyelesaikan tugas tulis-menulis,
pekerjaan pembukuan,
atau ramu meramu yang diperlukan dalam
pekerjaan di kantor, gudang, perusahaan
dagang)
21. Tes Kuder Preference Record Vocational (Tes
yang berguna untuk menunjukkan preferensi
pekerjaan pada diri individu)
22. Outdoor (Berkenaan pekerjaan-pekerjaan yang
dilakukan di luar ruangan)
23. Mechanical (Berkenaan dengan pekerjaan
mekanis)
24. Computational(Berkenaandengan
pekerjaan yang menggunakan kemampuan
menghitung)
25. Science (Berkenaan dengan pekerjaan ilmiah)

26. Persuasive (Berkenaan dengan pekerjaan yang


memerlukan kemampuan diplomasi atau
persuasi)
27. Artistic (Berkenaan dengan pekerjaan seni)

28. Literary (Berkenaan dengan pekerjaan yang


berhubungan dengan bahasa dan sastra)

29. Musical (Berkenaan dengan pekerjaan yang


berhubungan dengan music)
30. Social service (Berkenaan dengan
pekerjaan yang berorientasi padapemberian
pelayanan kepada masyarakat)

31. Clerical (Berkenaan dengan pekerjaan


administrative)
32. Tes Minat Jabatan Lee-Thorpe (untuk mengukur
dan menganalisis minat jabatan individu)

33. Personal-social (Mencakup pekerjaan-pekerjaan


yang menuntut hubungan pribadi dan bidang
pelayanan)
34. Natural (Mencakup kegiatan-kegiatan yang
dilakukan di alam terbuka dan yang memberi
banyak kesempatan untuk bergaul dengan
hewan dan tumbuh-tumbuhan)

35. Mechanical (Meliputi bidang kegiatan yang


mempersyaratkan pemahaman mekanika dan
bidang permesinan)
36. Business (Meliputi berbagai kegiatan perniagaan
dalam arti yang luas)
37. The art (Mencakup bidang kesenian seperti:
musik, sastra dan jenis kesenian lainnya)

38. The science ( Bidang yang berkaitan dengan


pemahaman dan manipulasi lingkungan fisik
dalam kehidupan kita)
39. Tes EPPS / Edwards Personal Preference
Schedule (Tes untuk melihat kecenderungan
kebutuhan-kebutuhan khusus (needs) individu)

40. Observasi (Pengamatan menggunakana


pancaindera secara sistematis dan bertujuan)

41. Observasi partisipan (Observer turut serta atau


berpartisipasi dalam kegiatan yang sedang
dilakukan oleh observe)
42. Observasi non-partisipan (Observer tidak terlibat
secara langsung atau tidak berpartisipasi dalam
aktivitas yang sedang dilakukan oleh observe)

43. Observasi kuasipartisipan (Observer terlibat


pada sebagian kegiatan yang sedang dilakukan
oleh observee, sementara pada sebagian kegiatan
yang lain observer tidak melibatkan diri dalam
kegiatan observe)

44. Observasi naturalistic/naturalistic observation


(Observasi itu dilakukan secara alamiah atau
dalam kondisi apa adanya)

45. Observasi eksperimental/experimental


observation) (Observasi itu dilakukan terhadap
subyek dalam suasana eksperimen atau kondisi
yang diciptakan sebelumnya)

46. Finding observation (Kegiatan observasi dengan


tujuan penjajagan)
47. Direct observation (Observasi dengan
menggunakan “daftar isian” sebagai
pedomannya)
48. Anecdotal record (Daftar riwayat kelakuan)

49. Daftar Cek Masalah ( DCM ) (Daftar yang berisi


sejumlah kemungkinan masalah yang pernah
atau sedang dihadapi oleh individu atau
sekelompok individu)
50. Interview (Tehnik pengumpulan data dengan
cara tanya- jawab lisan yang dilakukan secara
sistematis guna mencapai tujuan penelitian)

51. Dokumentasi (Proses pengumpulan, pemilihan,


pengolahan dan penyimpanan dokumen-
dokumen yang ada atau catatan-catatan yang
tersimpan baik misalnya berupa catatan
transkip nilai atau rapor, daftar riwayat hidup,
riwayat pendidikan, kartu pribadi siswa,
rekaman konseling, keadaan ekonomi keluarga
siswa, riwayat keluarga siswa, dan lain
sebagainya.
52. Sosiometri (Meneliti hubungan antara anggota
kelompok dengan anggota lainnya dalam suatu
kelompok)
53. AUM / alat ungkap masalah (Merupakan
instrumen non tes dalam kegiatan pelayanan
Bimbingan dan Konseling yang digunakan untuk
mengungkapkan aspek-aspek permasalahan
yang sedang dihadapi individu atau konseli)

54. AUM Umum (Alat ungkat masalah kondisi


permasalahan individu atau konseli pada
kehidupan sehari-harinya secara umum)
55. AUM PTSDL (Alat untuk mengungkapkan
masalah-masalah khusus yang berkaitan dengan
upaya dan penyelenggaraan kegiatan belajar
siswa)
56. Inventori Tugas Perkembangan (ITP)
(Merupakan instrumen yang dapat digunakan
untuk untuk mengukur tingkat perekembangan
individu)
57. Angket (Sebagai sejumlah pertanyaan atau
pernyataan tertulis tentang data faktual atau
opini yang berkaitan dengan diri responden,
yang dianggap fakta atau kebenaran yang
diketahui dan perlu dijawab oleh responden)

58. Skala psikologis (Sebagai alat ukur yangmemiliki


karakteristik khusus)
59. Double –barreled question (Pertanyaan atau
pernyataan yang memiliki dua makna atau
lebih)
60. Carelessly (Menjawab dengan
Sembarangan)
61. Blue-print (Bentuk tabel yang memuat uraian
komponen komponen dan indikator-indikator
perilaku dalam setiap komponen, maka
penulisan item bisa dimulai)

62. Expert judgement (Tenaga ahli di bidang BK)

63. Daya beda item (Kemampuan item untuk


membedakan antara subyek yang memiliki
atribut yang diukur dan yang tidak)

64. Cross validation (Validasi Silang)


65. Unipolar (Skala berkutup tunggal)
66. Bipolar (berkutup dua)
67. Rating scale (Bentuk-bentuk skala)
68. Numerical rating scale (Memberi tanda cek
(v) atau tanda silang pada angka-angka yang
menggambarkan kualitas atau intensitas
indikator atau komponen
atribut yang sedang diukur)
69. Semantic differential scale (Berkenaan dengan
kata-kata)
70. Graphic rating scale (Bentuk skala penilaian
dengan bentuk grafik)
71. Standard rating scale (Penilai (rater)
menyediakan satu set standar (sifat-sifat
manusia) yang harus dibandingkan responden
dengan diri sendiri atau individu lain yang
sedang dinilai)

KB3:

1. Teknologi informasi (Istilah yang


digunakan untuk menggambarkan item
peralatan (hardware) dan progam
komputer (software) yang memungkinkan
kita untuk mengakses, menyimpan,
mengorganisir, memanipulasi, dan
menyajikan informasi dengan cara
elektronik baik offline maupun online
menggunakan jaringan internet)
2. Tool of working (Kemampuan literasi
informasi dan kemampuan
memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi)
3. Google form (Merupakan salah satu
fasilitas yang secara gratis bisa akses di
google)
4. Online (tersambung dengan internet)
5. Offline (tidak tersambung deng internet).
6. Back translation (Menerjemahkan)

KB4:

1. Soft Skil (Kepribadian, atribut personal,


serta kemampuan komunikasi yang
dibutuhkan untuk sukses dalam sebuah
pekerjaan)
2. Hard Skil (Kemampuan yang dibutuhkan
dalam sebuah pekerjaan yang bias diraih
dan di pelajari)

2 Daftar materi yang sulit KB2:


dipahami di modul ini
Kode etik penggunaan Asesmen dalam
bimbingan dan konseling

KB3:

Aplikasi Ms.Exel untu menganalisis data


Non Tes
KB4:

Penetapan Prioritas kebutuhan pelayanan


peserta didik

3 Daftar materi yang sering Ada banyak jenis tes psikologi yang
mengalami miskonsepsi digunakan dalam bimbingan konseling,
hanya saja tidak semua guru memiliki
kewenangan dalam melancarkan tes dan
mengadministrasikan jika tidak memiliki
lisensi dari sertifikasi tes.
LK 0.1 : Modul 2 Profesional
Nama : Riezty Anggia Novita
No UKG : 201800336571
Prodi PPG : Bimbingan Konseling Kategori II 2022

LK 0.1 : Lembar Kerja Belajar Mandiri


Judul Modul MATERI BIDANG LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Program Tahunan dan
Semesteran BK
2. Materi Layanan Dasar,
Peminatan dan Perencanaan
Individual
3. Materi Layanan Responsif
4. Pengembangan Media Layanan
BK
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Daftar peta konsep (istilah KB1:
dan definisi) di modul ini 1. Rasional (Memaparkan hal-hal yang
mendasari pentingnya rencana bimbingan
dan konseling dalam 1 tahun)
2. Crisis Approuch/Pendekatan krisis
(Pendekatan yang bekerja ketika
ditemukan siswa yang memerlukan
bantuan secara insidental guna
mengatasi masalahnya yang mendesak
saat itu)
3. Remedial Approuch/Pendekatan remedial
(Pendekatan yang selalu berusaha
memberikan layanan Bimbingan dan
Konseling dalam rangka untuk membantu
siswa agar dapat berperilaku sesuai
dengan tuntutan minimal)
4. Preventive Approuch /Pendekatan
pencegahan (Pendekatan yang selalu
berusaha memberikan layanan
Bimbingan dan Konseling dalam rangka
untuk mencegah siswa berperilaku
maladaftif)
5. Developmental approach /Pendekatan
perkembangan (Pendekatan yang
mendorong konselor untuk memfokus
kepada kebutuhan siswa agar mampu
tumbuh dan berkembang secara optimal
sesuai dengan potensi dan keunikan
dirinya)
6. Komponen (D iisi dengan waktu yang
akan dialokasikan untuk
menyelenggarakan layanan Bimbingan
dan Konseling)
7. Stakeholder (Pemangku kepentingan
seperti kepala sekolah, wali kelas, guru
bidang studi, administrator atau tenaga
kependidikan, dan orangtua atau wali
peserta didik, program Bimbingan dan
Konseling memiliki beberapa nilai
strategis)
8. Expekctation (Pengharapan)
9. Visi (Merupakan paparan tentang kondisi masa
depan yang diinginkan)
10. Misi (Rumusan pernyataan yang menyediakan
fokus dan arah bagi pencapaian visi)

KB2:

1. Sekuens kronologis (Pengaturan urutan bahan


bimbingan berdasarkan urutan waktu)

2. Sekuens kausal (engaturan urutan bahan


bimbingan yang dimulai dari sebab
(pendahulu) dari suatu peristiwa tertentu
menuju ke dampak (kemudian)
3. Sekuens struktural (Pengaturan urutan bahan
ajar berdasarkan atas alur struktur tertentu)

4. Sekuens logis (Pengaturan urutan bahan


bimbingan yang dimulai dari bagian terkecil
menuju keseluruhan)
5. Sekuens psikologis (Pengaturan urutan bahan
ajar yang dimulai dari keseluruhan menuju
bagian yang kecil)
6. Sekuens spiral (Pengaturan urutan bahan
bimbingan yang dimulai dari topik yang populer
dan sederhana kemudian dilanjutkan pada topik
yang lebih dalam dan kompleks)

7. Backward chaining (Pengaturan urutan sekuens


bahan bimbingan yang dimulai dari langkah
terakhir dan menuju ke awal/bagian depan)

8. Sekuens berdasarkan hirarki belajar


(Pengurutan sekuens bahan bimbingan yang
dimulai dari bahan yang membutuhkan
pemikiran/belajar yang sederhana (misal
pengetahuan) menuju kepada bahan yang
membutuhkan bahan/belajar yang lebih
kompleks (misal evaluasi)).

9. Resource materials (Bahan-bahan material)

10. Field Trip (Studi lapangan)


11. Resource Speaker (Pembicaraan dari
masyarakat)

KB3:
1. Layanan Responsif ( Layanan yang harus
segera diberikan kepada siswa)
2. Self manajemen (Manajemen diri)
3. Self control (Kontrol diri)
4. Self diciplin (Disiplin diri)
5. Pengembangan layanan responsif bidang pribadi
(Merumuskan topik/materi layanan sesuai
dengan masalah pribadi siswa terkait dengan
pemahaman diri, konsep diri, keyakinan diri,
manajemen diri, dan topik-topik lain terkait
dengan pengembangan diri siswa secara
berkelanjutan)

6. Pengembangan layanan responsif bidang sosial


(Merumuskan topik/materi layanan sesuai
dengan masalah terkait dengan kehidupan sosial
siswa)
7. Pengembangan layanan responsif bidang belajar
(Merumuskan topik/materi layanan sesuai
dengan masalah atau kesulitan belajar)

8. Pengembangan layanan responsif bidang karir


(Merumuskan topik/materi layanan terkait
dengan karir siswa mulai dari pilihan karir,
perencanaan karir, sampai pengambilan
keputusan karir)
9. Tingkah laku asertif (Suatu tingkah laku yang
penuh ketegasan yang timbul karena adanya
kebebasan emosi dari setiap usaha untuk
membela usahanya)
10. Kecemasan akademik (Kecemasan yang dipicu
oleh ketidakyakinan akan kemampuan diri
untuk mengatasi tugas-tugas akademik)

11. Relaksasi (Tehnik konseling untuk


merileksasikan otot, mental, mengurangi
kecemasan, mengontrol stres, dan menjaga
pikiran saat stres)
12. Self-knowledge (mengetahui tentang diri)
13. Career knowledge (mengetahui tentang
karir)
14. Educational knowledge (mengetahui tentang
pendidikan)
15. Career goals (menetapkan tujuan karir)
16. Career planning (merencanakan karir)
17. Self-assessment (Serangkaian proses sistematis
yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran
tentang diri sebagai proses awal dari
perencanaan karir)

18. Generating useful data (mengumpulkan data


yang diperlukan)
19. Recording your feelings (mengidentifikasi dan
mencatat perasaan)
20. Understanding the data-generating devices
(memahami alat pengumpul data)
21. Practicing interpretation (berlatih membuat
interpretasi)
22. Interpreting your own data (membuat
interpretasi data)

KB4:

1. Burrier (Penghalang)
2. Visual (Media yang tidak memerlukan peralatan
atau perkakas khusus untuk menampilkannya)

3. Gambar diam (Representasi foto-grafis (atau


seperti foto) dari orang, tempat, atau benda)

4. Bagan (charts) atau diagram (Representasi


visual dari hubungan antar konsep atau gagasan
yang abstrak, seperti kronologis, kuantitas, dan
hierarki. Penggunaan setiap bagan seharusnya
dimanfaatkan untuk menyampaikan satu konsep
atau konfigurasi konsep)

5. Bagan organisasi (Bagan yang menampilkan


struktur suatu organisasi yang diikuti pola
hubungan antar komponen organisasi beserta
sistem komando atau instruksi)

6. Bagan klasifikasi (Merupakan bagan yang


mengelompokkan atau mengkategorisasikan
benda, kejadian, spesies)

7. Time line (Merupakan bagan yang


menggambarkan hubungan kronologisantar
kejadian secara berurutan atau hubungan orang
dengan kejadian tersebut)

8. Bagan tabular (Merupakan bagan yang berupa


tabel yang berisi informasi numerik atau data)

9. Bagan alir (flowchart) (Mmerupakan bagan yang


menggambarkan suatu urutan, alur suatu
prosedur atau aliran suatu proses)
10. Grafik (Hubungan antara unit-unit data dan
bagaimana pola kecenderungannya)
11. Poster (Merupakan media yang
mengkombinasikan visual dari gambar, garis,
warna dan kata untuk menarik dan
mempertahankan perhatian audien yang cukup
lama guna mengkomunikasikan
pesan singkat, biasanya pesan yang
bersifat persuasif)
12. Multimedia (Kombinasi berbagai format
media, mulai dari gambar, suara, dan
animasi yang bertujuan untuk
mengkomunikasikan suatu informasi)
13. Hypermedia (Format media (visual, suara,
potensi animasi, dan lain-lain) yang saling
terkoneksi melalui hypertext dalam
membahas suatu topik)
2 Daftar materi yang sulit KB1:
dipahami di modul ini
Penyusunan rencana operasional

KB2:

Pengembangan konten layanan dasar,


peminatan dan perencanaan individual

KB3:

Pengembangan materi konseling/konsultasi


bidang pribadi, sosial, belajar dan karir

KB4:

Pengembangan berbagai format media BK

3 Daftar materi yang sering Penerapan perbedaan sikap asertif dengan


mengalami miskonsepsi agresif dalam kehidupan peserta didik
LK 0.1 : Modul 3 Profesional
Nama : Riezty Anggia Novita
No UKG : 201800336571
Prodi PPG : Bimbingan Konseling Kategori II 2022

LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul PERENCANAAN DAN


EVALUASI LAYANAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Perencanaan Layanan
Dasar
2. Perencanaan Layanan
Responsive
3. Evaluasi Program,\Proses,
dan Hasil Layanan
4. Pelaporan dan Penggunaan
Hasil Evaluasi
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Daftar peta konsep (istilah KB1:
dan definisi) di modul ini 1. Guidance Curriculum (kurikulum
bimbingan)
2. Instructional objectives (Intensi guru bimbingan
dan konseling yang terkait dengan pertumbuhan
atau perubahan pada siswa yang diharapkan dari
bimbingan klasikal)

3. Taksonomi (sistem klasifikasi atau sarana yang


membantu menata dan menunjukkan hubungan-
hubungan di antara berbagai objek dan ide)

4. Remember (mengambil informasi yang relevan


dari memori jangka panjang
5. Long term memory (Memori jangkapanjang)
6. Understanding/comprehension
(Mengkonstruksikan makna dari berbagai pesan
yang dibahas dalam kegiatan instruksional atau
bimbingan klasikal)

7. Apply (Melaksanakan atau menggunakan suatu


8.
prosedur)
Ana lyze) ad alah m en gu raik an m ateri

menjadi bagian-bagian konstituen atau


menentukan pola hubungan satu bagian dengan
bagian yang lain)
9. Evaluate (membuat penilaian
berdasarkan suatu kriteria tertentu)
10. Judgement (Penilaian)
11. Create ( Menyatukan berbagai elemen untuk
membentuk suatu pola
atau struktur tertentu)
12. LOTs (low order thinking skills: ranah kognitif
1, 2, 3 yang dominan)
13. HOTs (high order thingking skill: ranah
kognitif 4, 5, 6 yang dominan)
14. Receiving(Menyadariatau
memperhatikan sesuatu di lingkungan)

15. Responding (Menunjukkan (perform) perilaku


baru sebagai bentuk hasil dari
pengalaman dan respon terhadap
pengalaman)
16. Valuing (Menunjukkan keterlibatan multak
atau komitmen yang tinggi terhadap pengalaman
tertentu)
17. Organization (Mengintegrasikan nilai baru
dan memberikan nilai tersebut tempat yang
layak dalam sistem prioritas)
18. Characterization by value (Bertindak secara
konsisten menurut nilainya dan memiliki
komitmen yang tinggi terhadap pengalaman yang
telahdipelajari)
19. Meniru ( Tindakan yang terjadi di luar
kesadaran atau kehendak sebagai respon
terhadap stimulus tertentu)
20. Manipulasi (Pola gerakan bawaan yang
terbentuk dari kombinasi bermacam-macam
gerak reflex)
21. Presisi (Penerjemahan stimulus yang
diterima melalui indera)
22. Artikulasi(Pengembangan
gerakan-gerakan yang lebih kompleks yang
memenuhi tingkat efisiensi tertentu)

23. Naturalisasi (Kemampuan untuk


berkomunikasi melalui garakan tubuh)

KB2:
1. Pelayanan responsif (pemberian bantuan kepada
konseli yang menghadapi kebutuhan dan masalah
yang memerlukan pertolongan dengan segera.

2. Referal(Alihtangan
Kasus/memindahkan penanganan kasus dari
satu pihak ke pihak lain)
3. Konferensi kasus (Kegiatan layanan BK
yang ditujukan untuk membahas permasalahan
siswa dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh
pihak- pihak yang memberikan keterangan,
kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya
permasalahan siswa)

KB3:1
1. Evaluasi (Usaha sejauh mana pelasanaan
program dan pelaksanaan layanan bimbingan
mencapai tujuan yang telah ditetapkan)

2. Evaluasi program (Usaha sejauh mana program


bimbingan dan konseling telah direncanakan oleh
guru pembimbing.
3. Integrasi (Gabungan)
4. Improvement (Gabungan)

KB4:
1. Akuntabilitas (Pertanggungjawaban / gambaran
kinerja dan tanggung jaab seseorang dalam
melaksanakan tugas pekerjaannya)

2. Responsibility (Standar profesional dan


kompetensi tehnik yang dimiliki seorang pemberi
layanan dalam menjalankan tugasnya)

3. Responsiviness (Pertanggungjawaban dari sisi


yang menerima pelayanan)
4. Responsive (Tanggap)
5. Stakeholder (Masyarakat sekolah yang
merupakan warga sekolah yang berhubungan
secara langsung maupun tidak langsung terhadap
manajemen sekolah)

2 Daftar materi yang sulit KB3:


dipahami di modul ini 1. Kriteria evaluasi bimbingan dan
konseling
2. Evaluasi program bimbingan dan
konseling
3. Evaluasi proses bimbingan dan
konseling
4. Evaluasi hasil bimbingan dan
konseling

3 Daftar materi yang sering KB4:


mengalami miskonsepsi
1. Akuntabilitas dalam bimbingan dan
konseling
2. Tindak lanjut hasil evaluasi bimbingandan
konseling
LK 0.1 : Modul 4 Profesional
Nama : Riezty Anggia Novita
No UKG : 201800336571
Prodi PPG : Bimbingan Konseling Kategori II 2022

LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul STRATEGI LAYANAN DASAR,


PERENCANAAN INDIVIDUAL DAN
DUKUNGAN
SISTEM
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Strategi Layanan Bimbingan
Klasikal
Atau Lintas Kelas
2. Strategi Layanan Bimbingan
Kelompok
3. Strategi Layanan Peminatan
dan Perencanaan Individu
4. Strategi Layanan Dukungan
Sistem
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Daftar peta konsep (istilah KB1:
dan definisi) di modul ini
1. Pelayanan dasar (Proses pemberian bantuan
kepada seluruh konseli melalui
kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur
secara klasikal atau kelompok yang disajikan
secara sistematis dalam rangka
mengembangkan perilaku jangka panjang
sesuai dengan tahap dan tugas-tugas
perkembangan (yang dituangkan sebagai
standar kompetensi kemandirian) yang
diperlukan dalam pengembangan kemampuan
memilih dan mengambil
keputusan dalam menjalani kehidupannya)

2. Engage (Terikat)
3. Reinforcement (Pemberian penguatan)
4. Gaya Auditorium (menempathan semua siswa
duduk menghadap guru)
5. Gaya tatap muka / face to fac (Dalam susunan
gaya tatap muka para siswa saling tatap muka)

6. Gaya off set (Sejumlah siswa yang biasanya


terdiri atas tiga sampai empat siswa duduk di
bangku tetapi tidak duduk berhadapan
langsung satu sama lain)
7. Cooperative learning (pembelajaran kooperatif)

8. Gaya seminar (Susunan tempat duduk dalam


gaya seminar dibuat membuat pola lingkaran
atau persegi atau bentuk U)
9. Gaya klaster (Menempatkan sejumlah siswa
(antara 4 sampai 8 siswa) bekerja dalam
kelompok kecil
10. Gaya Otoritatif (mendorong siswa untuk
menjadi pemikir yang mandiri dengan sedikit
monitor)
11. Gaya Otoritarian (Sikap yang tidak memberi
kesempatan mandiri dan cenderung
berorientasi pada hukuman dalam
mengembangkan perilaku)
12. Gaya permisif (Memberi kebebasan yang seluas-
luasnya kepada siswa tetapi tidak diikuti
dengan pemberian dukungan)
13. Menginterpretasi (Pemberian pendapat, kesan
atau pun pandangan yang sifatnya teoritis)

14. Relevan (Kait-mengait, bersangkut paut atau


berhubungan)
15. Intervensi minor (Beberapa perilaku cukup
dengan dihadapi dengan intervensi minor
atau kecil, seperti bercanda, meninggalkan
tempat duduk tanpa ijin)
16. Intervensi moderat (Jenis intervensi ini lebih
kuat dibandingkan dengan intervensi minor)

17. Behavioral contract (Kontrak perilaku)


18. asertif ; nada tegas
19. agresif yaitu cenderung kasar kepada orang lain,
menuntut, kasar, dan bertindak dengan pola
bermusuhan
20. manipulative yaitu gaya komunikasi untuk
mendapatkan
sesuatu yang diinginkan dari orang lain dengan
membuat orang lain merasa bersalah kepadanya

21. pasif merupakan gaya komunikasi yang tidak


tegas dan pasrah serta tidak mau memberitahu
apa yang seharusnya dilakukan orang lain

22. Time out (Pisahkan atau keluarkan siswa dari


kelas)
23. Diagnosa (Identifikasi mengenai sesuatu)
24. Cooperative learning (Sekumpulan strategi
pengajaran yang dirancang untuk mendidik
kerja sama kelompok dan interaksi antarsiswa)

25. Problem based learning (Suatu pembelajaran


yang menyuguhkan berbagai situasi bermasalah
yang autentik dan bermakna kepada siswa yang
berfungsi sebagai landasan bagi investigasi dan
penyelidikan siswa)

26. Pengetahuan faktual (Elemen dasar, fakta, dan


perbendaharaan istilah yang dipelajari siswa
dari suatu topik.
27. Pengetahuan konseptual (Pengetahuan yang
berkaitan dengan kesalingterkaitan antar
elemen-elemen dasar)
28. Pengetahuan prosedural (Pengetahuan tentang
cara mengerjakan sesuatu hal)
29. Pengetahuan metakognitif (Pengetahuan dan
kesadaran tentang siswa tentang proses kognitif
yang dialaminya dan
pengetahuan tentang kapan menggunakan
pengetahuan konseptual dan prosedural
tertentu)
30. Ekspositori (Metode ceramah)
31. Metode pengajaran langsung (direct
instruction) (Sebagai pendekatan pengajaran
yang dilakukan guru dengan mengirimkan
informasi secara langsung kepada siswa;
pembelajaran dilaksanakan dengan memfokus
pada pencapaian tujuan dan disusun oleh guru)

32. monolog yaitu pembicaraan yang dilakukan


dengan sendiri
33. Higher order thinking (Berpikir tingkat tinggi)

34. Explanatory link (Kesalingterkaitan antar


konsep)
35. Interpersonal relationship (Hubungan antar
manusia)
36. memparafrase adalah pengungkapan kembali
suatu konsep dengan cara lain dalam bahasa
yang sama, namun tanpa mengubah maknanya

37. Debriefing (Konselor meminta siswa untuk


menelaah proses diskusi yang telah
dilaksanakannya dan memikirkan kembali
proses- proses diskusi yang telah dijalaninya)

38. Brainstorming/curah pendapat (merupakan


teknik pengeksplorasian ide maupun gagasan
dari semua anggota kelompok)

39. Pembelajaran Kooperatif (cooperative learning)


(kegiatan pembelajaran yang berbasis
pendekatan kelompok kecil untuk mengajarkan
bahwa semua siswa bertanggungjawab
terhadap prestasi
individu maupun kelompok)

40. STAD Student Teams Achievement Devisions


(Strategi pelaksanaan pembelajaran kooperatif)

41. Learning together (Belajar bersama)


42. Group investigation/Investigasi kelompok
(Bentuk pembelajaran kooperatif yang
selama ini dipandang paling kompleks
prosedurnya)
43. Think-pair-share (Metode kooperatif yang
berfokus pada upaya meningkatkan efektifitas
dalam proses diskusi)
44. Biblio Edukasi / biblio counseling (Pendekatan
ini menggunakan informasi atau konten yang
ada di dalam buku
sebagai upaya membantu konseli guna
memenuhi kebutuhan dan
mengoptimalkan potensi yang dimiliki)
45. Affective Biblio-counseling ( Menggunakan fiksi
dan literatur berkualitas tinggi untuk
membantu pembaca terhubung ke pengalaman
emosional dan situasi manusia melalui proses
identifikasi)

46. Cognitive Biblio-counseling (dilakukan dengan


cara menawarkan buku-buku kepada pasien
yang sesuai dengan kesulitan mereka, dengan
asumsi bahwa orang-orang akan belajar dari
proses dan menerapkannya pada kehidupan
mereka sendiri)

47. Skillstreaming (Mengajarkan secara sistematis


keterampilan sosial yang sangat penting yang
bermuara pada pribadi yang efektif dan
memuaskan dalam kehidupan bersosial.)

48. Strutured learning approach (SLA)


(Merupakan strategi intervensi
psychoeducational yang didalamnya terdapat
instruksi dan prosedur mengajarkan
keterampilan prososial)
49. Instruction (pengarahan yang dilakukan pada
awal pemberian layanan berupa penjelasan
tentang tujuan dan makna dari seluruh
rangkaian kegiatan yang akan dilakukan selama
layanan berlangsung)
50. Modeling (Merupakan belajar dari proses
menirukan yang efektif, handal, dan cepat
membantu dalam mengajarkan perilaku baru
dan memperkuat atau melemahkan perilaku
yang telah dipelajari sebelumnya)

51. Model the skills (mencontohkan keterampilan)

52. Establish student skills need (Menentukan


keterampilan dibutuhkan)
53. Behavior rehearsal/ Role playing (Individu atau
kelompok memerankan situasi yang imajinatif
dengan tujuan untuk membantu tercapainya
pemahaman diri
sendiri, meningkatkan keterampilan-
keterampilan, menganalisis perilaku, atau
menunjukkan pada orang lain bagaimana
perilaku seseorang atau bagaimana
seseorang bertingkah laku)
54. Select Role Player (Pemilihan Pemain dalam
Role-Play)
55. Set up the Role-Play (Pengaturan Role-Play)

56. Conduct the Role-Play (Pelaksanaan Role-Play)

57. Feedback (konselor memberikan umpan balik


berupa reinforcement, saran, kritik, dan
menentukan balikan dari tingkah laku yang
konkret)
58. Provide Performance Feedback (Pemberian
balikan berupa pujian, dukungan,
penguatan (persetujuan) ketika penampilan
berhasil)
59. Transfer of training (Berupa tugas rumah (home
work assignment) guna pengaplikasian
keterampilan yang telah dipelajari dalam
kehidupan nyata)
60. Assign Skill Homework (Konselor
menginstruksikan untuk berlatih keterampilan
yang telah dipelajari pada kehidupan sehari-
hari)

KB2:
1. Bimbingan kelompok (Upaya preventif-
developmental bagi setiap peserta didik)
2. Live model (Model langsung/contoh nyata)
3. Being there (Kehadiran untuk anggota
kelompok)
4. Presence (Kehadiran / terlibat secara suka cita
terhadap kelompok)
5. Personal power (Kekuatan pribadi/ melibatkan
kepercayaan diri dan kesadaran akan pengaruh
seseorang terhadap orang lain)

6. Courage (Keberanian dalam berinteraksi dengan


anggota kelompok dan tidak bersembunyi di
balik peran khusus mereka sebagai guru
bimbingan dan konseling)

7. Willingness to confront oneself (Kesediaan untuk


mengkonfrontasi diri sendiri/ kesediaan untuk
melihat dengan jujur siapa diri kita)

8. Sincerity and Authenticity (Ketulusan dan


keautentikan/ mengajak para anggota untuk
melihat bagian dari kehidupan mereka sehingga
mereka menolak dan
mengecilkan segala bentuk perilaku tidak jujur
dalam kelompok)
9. Sense of Identity (Rasa identitas/ pemimpin
kelompok membantu orang lain menemukan
siapa mereka, para pemimpin harus memiliki
jati diri yang jelas)
10. Belief in the Group Process and Enthusiasm (Yakin
akan pentingnya proses kelompok dan antusias)

11. Inventiveness and Creativity (Daya cipta dan


kreativitas)
12. Portrait of Highly Effective Therapists (Tampil
sebagai Guru BK yang sangat efektif)

13. The social problem meeting (Para siswa


berbincang-bincang memecahkan masalah sosial
di kelasnya atau di sekolahnya dengan harapan
setiap siswa akan merasa terpanggil untuk
mempelajari dan bertingkah laku sesuai dengan
kaidah-kaidah yang berlaku)

14. The open-ended meeting (Para siswa berbincang-


bincang mengenai masalah apa saja yang
hubungannya dengan kehidupan mereka sehari-
hari dengan kehidupan mereka di sekolah
dengan sesuatu yang terjadi di lingkungan
sekitar mereka)

15. The educational-diagnosis meeting (Para siswa


berbincang-bincang mengenai pelajaran di kelas
dengan maksud untuk saling mengoreksi
pemahaman mereka atas pelajaran yang telah
diterima agar masing-masing anggota
memperoleh pemahaman yang baik/benar)

16. Role playing (Bermain peran/ metode


pembelajaran sebagai bagian dari simulasi yang
diarahkan untuk mengkreasi peristiwa sejarah,
mengkreasi peristiwa-peristiwa aktual, atau
kejadian-kejadian yang mungkin muncul pada
masa mendatang)

17. Sosiodrama (Sebagai dramatisasi dari persoalan-


persoalan yang dapat timbul dalam pergaulan
dengan orang lain. Termasuk konflik yang sering
dialami dalam pergaulan sosial)

18. Psikodrama (Merupakan permainan peran yang


dimaksudkan agar individu yang
bersangkutan dapat memperoleh pengertian
lebih tentang dirinya, dapat menemukan konsep
pada dirinya, menyatakan kebutuhan-
kebutuhannya,
dan menyatakan reaksinya terhadap tekanan-
tekanan terhadap dirinya)
19. Director (Pimpinan permainan)
20. Protagonist (Pemeran utama)
21. Auxiliary egos (Individu-individu yang
membantu pemimpin psikodrama dan pemeran
utama dalam pelaksanaan psikodrama)

22. Director (Pemimpin psikodrama


23. Role presentation (Penyajian peran dilakukan
dengan cara mengenalkan peran sederhana
yang merupakan representasi dari kehidupan
sehari-hari yang dilakukan oleh konseli)

24. Role reversal (Menukar peran dengan orang lain


untuk melihat konflik dan aspek-aspek yang
muncul melalui kaca mata yang berbeda)

25. Soliloquy (Seseorang yang berbicara tentang


apa yang dia pikirkan, tanpa atau
seolah-olah tidak ada yang
mendengarkan)
26. Aside (Membolehkan protagonis untuk
menyuarakan perasaan dan atau pikirannya
yang seakan tidak tepat kalau diucapkan
dengan keras pada kehidupan asli)

27. Doubling (Terapis pendukung bagi protagonis


untuk sadar sepenuhnya dalam
mengekspresikan dirinya)
28. Amplifying (Menyuarakan secara keras atau
lantang tentang apa yang disampaikan oleh
protagonis sebagai konsep yang sederhana dari
double.
29. Mirror (Cermin/suatu metode umpan balik
supaya konseli melihat refleksi dirinya.)

30. Modelling (Bentuk permodelan atau demontrasi


alternatif oleh anggota kelompok bagi konseli)

31. Homeroom (teknik dalam bimbingan kelompok


yang dilakukan oleh guru atau guru
pembimbing dan siswanya dengan
menciptakan suasana kekeluargaan yang
bertujuan untuk mengenal lebih dekat
siswanya sehingga dapat membantunya
menjadi lebih efektif)

KB3:

1. Peminatan (Program kurikuler yang disediakan


untuk mengakomodasi pilihan minat, bakat
dan/atau kemampuan
peserta didik dengan orientasi
pemusatan, perluasan, dan/atau
pendalaman mata pelajaran dan/atau
muatan kejuruan)
2. Perencanaan individual (Bantuan kepada
peserta didik/konseli agar mampu
merumuskan dan melakukan aktivitas-aktivitas
sistematik yang berkaitan dengan perencanaan
masa depan berdasarkan pemahaman tentang
kelebihan dan kekurangannya dirinya, serta
pemahaman terhadap peluang dan

kesempatan yang tersedia di lingkungannya)

3. Missouri Comprehensive Guidance Program


(Komponen perencanaan individu menekankan
pentingnya
perencanaan ketika siswa mempersiapkan diri
untuk masa depan)
4. MCCE (MO Pusat Pendidikan Karir) (Kumpulan
sumber daya yang mendukung kurikulum dan
pengajaran karir dan pendidikan teknis)

5. PRIMO (Program perencanaan karir dan


bantuan untuk siswa yang tertarik mengejar
karir di layanan kesehatan primer, dan
dirancang untuk mengatasi kekurangan
Penyedia Layanan Kesehatan Utama di daerah-
daerah yang tidak terlayani di Missouri)

6. ACT (Ujian penerimaan perguruan tinggi


nasional yang terdiri dari tes bidang mata
pelajaran dalam: Bahasa Inggris, matematika,
membaca, dan sains)
7. ASVAB (Tes pilihan ganda yang dikelola oleh
Komando Pemrosesan Pintu Masuk Militer
Amerika Serikat dan digunakan untuk
menentukan kualifikasi untuk mendaftar di
angkatan bersenjata Amerika Serikat. Ini sering
diberikan secara opsional kepada siswa sekolah
menengah Amerika ketika mereka berada di
124 kelas 11, meskipun siapa pun yang
memenuhi syarat dan yang tertarik untuk
mendaftar dapat mengambil)

KB4:
1. Support system (Dukungan system/ kegiatan
manajemen yang memastikan setiap program
layanan bimbingan dan konseling berkualitas
tinggi, dan layanan yang secara langsung
ataupun tidak
langsung menguntungkan siswa dengan
mendukung program lain)
2. Kredensial (Bersertifikat)
3. Akuntabilitas (Pertanggungjawaban)
4. Kolaborasi (Proses dua orang atau lebih,
entitas atau organisasi yang bekerja sama
untuk menyelesaikan tugas atau
mencapai tujuan)

2 Daftar materi yang sulit KB1:


dipahami di modul ini Pendekatan sistematis dalam manajemen
kelas

KB2:
Tehnik bimbingan kelompok

KB3:
Implementasi Layanan Peminatan dan
Perencanaan Individual

KB4:
Implementasi strategi dukungan sistem
3 Daftar materi yang sering KB1:
mengalami miskonsepsi Konsep dasar manajemen kelas ( intervensi
moderat/ kontrak prilaku)

KB3:
Peran guru bimbingan dan konseling serta
Orang Tua pada Pelaksanaan Layanan
Peminatan dan Perencanaan Individual

KB4:
Kegiatan kolaborasi
LK 0.1 : Modul 5 Profesional
Nama : Riezty Anggia Novita
No UKG : 201800336571
Prodi PPG : Bimbingan Konseling Kategori II 2022

LK 0.1 : LEMBAR KERJA BELAJAR MANDIRI

Judul Modul STRATEGI LAYANAN RESPONSIF

Judul Pendekatan Konseling Berorientasi Psikoanalisis Dan Humanistik


Kegiatan Pendekatan Konseling Berorientasi Kognitif Dan Perilaku Pendekatan
Belajar Konseling Posmodern Dan Integratif
(KB) Layanan Referal,Konsultasi Dan Advokasi.

NButir Refleksi Respon/Jawaban


o
1Garis besar Pendekatan Konseling Berorientsi Psikoanalisi dan Humanistik
materi yang Pendekatan Konseling Psikoanalisis
dipelajari Psikoanalisis mulai diperkenalkan oleh Freud pada buku pertamanya yaitu
Interpretation of Dreampada tahun 1900. Freud mengemukakan pandangannya
bahwa struktur kejiwaan manusia sebagian besar terdiri dari alam ketidaksadaran.
Pengertian Psikoanalisis mencakup tiga aspek:(1)sebagai metode penelitian proses-
proses psikis;(2)sebagai suatu teknik untuk mengobati gangguan-gangguan psikis;(3)
sebagai teori kepribadian.

Dalam teori psikoanalisis,kepribadian dipandang sebagai suatu struktur yang terdiri


dari tiga unsurdan sistem,yakni Id (DasEs),Ego (DasIch),dan Superego (Das Uber Ich).

Dalam pandangan psikoanalisis,tingkah laku bermasalah terjadi ketika dinamika


antara id, ego dan superego tidak seimbang;ego tidak bisa mengontrol id dan
superego ke dalam kesadaran sehingga muncul kecemasan yang menyebabkan
mekanisme pertahanan dirinya tidak berfungsi secara efektif dan efisien.

Tujuan konseling psikoanalisis adalah membentuk kembali struktur kepribadian


konseli dengan jalan membuat kesadaran yang tidak disadari di dalam diri konseli.
Selain itu Memperkuat fungsi ego,agar tingkah laku lebih didasarkan pada
pertimbangan rasional bukan dari dorongan insting, mengalihkan superego dari
hukuman berdasarkan standard moral kepada standar yang lebih manusiawi

Ada 4 tahapan konseling psikoanalisis yaitu tahap pembukaan, pengembangan


transferensi, bekerja melalui transferensi, dan resolusi transferensi

Teknik konseling psikoanalisis yaitu asosiasi bebas, penafsiran, analisis mimpi,


analisis resistensi, analisis transferensi, analisi Kepribadian, dan hipnotis.

Pendekatan Konseling Person Centered

Pendekatan Konseling Person Centered meletakkan konseli sebagai pusat konseling,


karena konseli adalahorang yang paling tahu tentang dirinya dan dapat menemukan
tingkah laku yangpantas bagi dirinya.

Konseling berpusat pribadi bertujuan agar individu (konseli) dapat mencapai


karakteristik pribadi yang beraktualisasi diri (self actualizing) atau
berfungsipenuh(fullyfunctioningperson)

Manusia yang berfungsi secara penuh (fully functioning person) cirinya:

a. Memiliki keterbukaan terhadap pengalaman (opennesto experience)

b.Memiliki kepercayaan pada diri sendiri(self-trust)

c.Mengevaluasi berdasar internalnya sendiri(internal source evaluation)

d. Keinginan berkelanjutan untuk berkembang(willingnessto continue growing)

Tahapan konseling Person centered yaitu : 1) Menciptakan kondisi dan hubungan


fasilitatif, 2) Memberikan kebebasan konseli untuk mengekspresikan perasaannya, 3)
Mengidentifikasi perasaan konseli, 4) Mengembangkan pemahaman konseli, 5)
Merefleksikan pengalaman untuk terbuka pada perubahan.

Keterampilan dasar konseling dalam konseling berpusat pribadi yaitu:1)


Acceptance(penerimaan), 2) Lead/OpenQuestion (teknik bertanya), 3) Restatement dan
Paraphrasing(Pengulangan penyataan dan Parafrase), 4) Reflection of thoughts and
feelings (pemantulan pikiran dan perasaan), 5) Clarification (klarifikasi), 6)
Confrontation (Konfrontasi), 7) Reassurance (penguatan/dukungan), 8) Summary
(merangkum).

Pendekatan konseling Gestalt


Konseling gestalt adalah suatu pendekatan yang eksistensial, fenomenologis,dan
berpijak pada premis bahwa individu harus mengerti konteks hubungandengan
lingkungannya (Corey, 2016).

Teori Gestalt adalah sebuah pendekatan esensial berdasarkan premis bahwa orang
harus mencari sendiri jalan hidupnya dan mau menerima tanggung jawabkalau
mereka ingin mencapai kedewasaan (Corey, 2016).

Dalam pendekatan Gestalt, perilku individu yang bermasalah terjadi karena beberapa
keadaan, diantaranya : 1) pertentangan antara kekuatan “top dog” dan keberadaan “
under dog”, 2) perkembangan yang terganggu karena terjadinya ketidak seimbngan
antara apa-apa yang harus dan apa yang diinginkan, 3) ketidak mampuan individu
mengintegrasikan pikiran, perasaan, dan tingkahlakunya, 4) melarikan diri dari
kenyataan yang harus dihadapi.

Tujuan konseling gestalt adalah kesadaran.Kesadaran yang meningkat dan


kaya,dengan sendirinya dan kekuatannya sendiri,dilihat sebagai memiliki daya
pertumbuhan. Tanpa kesadarn konseli tidak memiliki sarana untuk bisa mengubah
kepribadian.
Teknik konseling gestalt yaitu : 1) Kursi kosong, 2) Top dog versus under dog,
3)Membuat serial (making the rounds), 4) ‘Saya bertanggung jawab atas”,5) bermain
proyeksi (playing projection),6) Pembalikan (Reversal Technique), 7) Latihan
Gladiresik (The Rehearasal Experiment), 8) Latihan Melebih- Lebihkan (The
Exaggeration Experiment), 9) Tetap pada perasaan ( staying with the feeling), 10)
Bahasa “saya” ( “I” Language).

Pendekatan Konseling Berorienasi Kognitif dan Perilaku

Pendekatan Konseling Rational Emotive Behavior dan Cognitif Behavior

Konseling Rational Emotive Behavior (KREB) lebih difokuskan pada kerja berpikir
(thinking) dan bertindak (acting) ketimbang pada ekspresi perasaan- perasaan.

Pandangan pendekatan rasional emotif, kepribadian dikaji dari konsep kunciteori Ellis
mencakup tiga pilar yang membangun tingkah laku individu, yaitu Activating event
(A),Belief (B),dan Emotional Consequence (C).

Tujuan utama konseling REB adalah mengurangi cara berpikir keliru (irasional) dan
memiliki pandangan hidup yang realistik dan toleran.Selanjutnya,tujuan khususnya
yaitu menerima diri tanpa syarat,menerima orang lain tanpa syarat dan menerima
kehidupan tanpa syarat.

Tahapan Konseling Rational Emotive Behavior adalah 1) Pembinaanhubungan


konseling, 2) Tahap pengelolaan pemikiran dan cara pandang, 3) Tahap Pengelolaan
emosi atau afektif.

Teknik konseling dengan pendekatan Rational Emotive Behavior (REB) dapat


dikategorikan menjadi tiga kelompok,yaitu: teknik kognitif,teknik emotif, dan teknik
behavior(tingkah laku).

Pendekatan Konseling Behavior

Konseling behavior saat ini dapat dipahami dengan memperhatikan empat bidang
pokok perkembangan:classical conditioning,operant conditioning,social learning
theory,dan cognitive behavior counseling (Corey,2013). Hakikat kepribadian menurut
pendekatan behavior adalah tingkah laku.

Tujuan konseling perilaku adalah menciptakan kondisi- kondisi baru bagi konseli
untuk belajar perilaku adaptif (Corey,2013).Hal ini mendasarkan p ada asumsi bahwa
semua tingkah laku dapat dipelajari,termasuk perilaku yang tidak sesuai atau
maladaptif.

Tahapan konseling behavior yaitu : 1) Pembinaan Hubungan Konseling, 2) Identifikasi


masalah (Asesmen), 3) Merumuskan Tujuan (Goalsetting) 4) Implementasi Teknik
(Technique Implementation ), 5) Evaluasi dan Pengakhiran (Evaluation and
Termination).

Teknik konseling behavior terdiri dari dua macam yaitu: (1) teknik untuk
meningkatkan tingkah laku seperti penguatan positif,token economy,pembentukan
tingkah laku (shaping),pembuatan kontrak (contingen cycontracting) serta (2)teknik
untuk menurunkan tingkah laku seperti penghapusan (extinction),time-
out,pembanjiran (flooding),penjenuhan (satiation),hukuman (punishment),terapi
aversi ( aversive therapy),dan desensitisasi sistematis.

Pendekatan Konseling Realita

Pendekatan konseling realita dipelopori oleh William Glasser. Pendekatanini tumbuh,


sebagai reaksi ketidakpuasan Glasser atas pendekatan utama dalam konseling dan
psikoterapi (psikoanalisa) yang dianggapnya kurang praktis dalam membantu konseli

Pendekatan konseling realita meyakini bahwa tindakan manusia merupakan hasil dari
pilihan yang dibuatnya.Implikasi dari pilihan adalah adannya konsekuensi.Oleh karena
itu,ketika individu membuat pilihan maka diharapkan dia mampu membuat pilihan
yang bertanggung jawab—kemampuan untuk memilih tindakan yang akan dilakukan
untuk memenuhi kebutuhannya tanpa menghalangi orang lain untuk memenuhi
kebutuhannya (Fall,Holden&Marquis,2004).

Tujuan utama pendekatan konseling ini untuk membantu menghubungkan(connect)


atau menghubungkan ulang (reconnected) klien dengan orang lain guna mendorong
pencapaian quality world (Corey, 2005; Wubbolding, 2007)..

Tahap konseling realita

Wubbolding (Nystul, 2006, Seligman, 2006) sebagai seorang


jurubicaraterkemukakonselingrealitasmengemukakanprosedurkonselingrealitasdeng
a nsistem WDEP. Sistem tersebut terdiri atas empat tahap yaitu wants
(keinginan),doing (melakukan), evaluation (penilaian), dan planning (merencanakan).

Teknik yang sering digunakan dalam pendekatan konseling realita menurut beberapa
ahli adalah 1) Meafora, 2) Konfrontasi, 3) Teknik paradoksikal, 4)pengembangan
keterampilan, 5) Renegosiasi, 60 Menggunakan kata kerja.

Pendekatan Konseling Posmodern dan Integratif

Pendekatan Konseling Singkat Berfokus Solusi

Konseling Singkat Berfokus Solusi (SFBC) merupakan salah satu pendekatan konseling
Posmodern dengan mengedepankan keberdayaan konseli untuk mencari jalan keluar
atau solusi sehingga konseli akan memilih sendiri tujuan yang hendakiacapai (Corey,
2013; Capuzzi dan Gross, 2011)..

Tujuan utama dari pendekatan singkat berfokus solusi meliputi membantu konseli
untuk mengadopsi pergeseran sikap dan bahasa konseli dari berbicara mengenai
permasalahan menjadi berbicara tentang berbagai solusi. Beberapa teknik dari SFBC
adalah 1) Pertanyaan Pengecualian (Exception Question), 2)Pertanyaan Keajaiban
(Miracle Question), 3) Pertanyaan berskala (Scaling Question), 4) Rumusan Tugas Sesi
Pertama (Formula First Session Task/FFST), 5) Umpan balik (Feedback), 6)
Presession change question (Pertanyaan perubahan prapertemuan).

Pendekatan Konseling Naratif

Konseling naratif adalah pendekatan berbasis kekuatan (Strength based approach)


yang menekankan kolaborasi antara konseli dan konselor untuk membantu konseli
melihat diri mereka berdaya dan hidup seperti yang mereka inginkan.

Konseling naratif bertujuan untuk mengajak individu agar menjelaskan pengalaman


mereka dalam kisah dan bahasa yang penuh dengan harapan dan lebih optimis dalam
menjalani hidup (Corey, 2016)

Teknik Konseling naratif aalah 1) pertanyaan dan pertanyaan lagi, 2) Eksternalisasi


dan Dekonstruksi, 3) Mencari hasil unik, 4) Cerita alternatif dan penulisan ulang, 5)
Mendokumentasikan Bukti.

Pendekatan Konseling Kreatif


Konseling kreatif merupakan suatu pendekatan konseling yang unik.Pendekatan kreatif
dalam konseling menawarkan sebuah energi baru pada konseli untuk dapat
meningkatkan sensitivitas pada dirinya dan orang lain.

Kreativitas merupakan hal yang esensial dalam proses konseling,namun proses kreatif
tidak terjadi secara otomatis,konselor perlu memfasilitasi terciptanya suasana yang
aman dan me ndukung sehingga konseli mampu secara kreatif mengkaji
masalah,membangun perspektif alternatif terhadap masalah,serta menghasilkan dan
mengevaluasi beragam pilihan solusi masalah.

Impacttherapy bertujuan untuk membuat konseli menjadi aktif, berpikir, dan melihat
pengalaman selama sesi berlangsung..

Empat tahap berdasarkan konsep RCFF-C yaitu 1) FaseRapport(R), 2) Fase Contract


(C), 3) Fase Focus (F), 4) Fase Funnel (F), 5) FaseClosing(C).

Teknik konseling kreatif yang dapat digunakan dalam tahap focus dan funnel
(Jacobs,1992) seperti: 1) Menggunakan props/perangkat kreatif, 2)Menggunakan
kursi, 3) Menggunakan gerakan (movement), 4) Menggunakan tulisan dan gambar, 5)
Menggunakan analogi dan fantasi.

Layanan Referal, Konsultasi dan Advokasi

Layanan Referal

Referal atau yang lebih dikenal dengan alih tangan Kasus juga dapat diartikan apabila
konselor telah mengerahkan segenap tenaga dan kemampuannya untuk memecahkan
masalah konseli, tetapi belum berhasil, maka konselor yang bersangkutan harus
memindahkan tanggung jawab pemberian bimbin gan dan konseling kepada
pembimbing atau konselor lain atau kepada orang lain yang lebih
mengetahui(Leigh,1998).

Layanan Konsulasi

Konsultasi adalah proses interaksi antara dua orang professional konsultan yang
spesialis,dan konsulti (yang membutuhkan bantuan konsultan) terkait masalah
pekerjaan saat ini dimana ia mengalami kesulitan dan telah memutuskan dalam
kompetensi khusus yang lain.

Layanan Advokasi

Upaya dalam memberikan layanan advokasi disekolah diantaranya untuk


menghilangkan kendala yang menghambat perkembangan siswa, serta menciptakan
peluang untuk belajar bagi semua siswa tanpa terkecuali,selain itu peran advokasi
untuk memastikan kurikulum pembelajaran di sekolah berkualitas, dan melakukan
kolaborasi dengan pihak lainbaik di dalam dan di luar sekolah untuk membantu siswa
memenuhi kebutuhannya serta mempromosikan perubahan sistemik yang bersifat
positif bagi sekolah

2 Daftar materi Pendekatan konseling gestalt


yang sulit Pendekatan konseling Rational Emotive Behavior dan Cognitive Behavior
dipahami di Pendekatan konseling Behavior
modul ini Pendekatan konseling
Singkat Berfokus Solusi
Layanan Advokasi
3 Daftar materi Pendekatan konseling Rational Emotive Behavior dan Cognitive Behavior
yang sering Dan Pendekatan konseling Behavior
mengalami
miskonsepsi
LK 0.1 : Modul 6 Profesional
Nama : Riezty Anggia Novita
No UKG : 201800336571
Prodi PPG : Bimbingan Konseling Kategori II 2022

LK 01 : LEMBAR KERJA BELAJAR MANDIRI

Judul Modul PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN DAN


KEHIDUPAN BERMASYARAKAT

Judul Kegiatan Belajar (KB) Penelitian Tindakan Bimbingan Dan Konseling


Penyusunan Artikel Ilmiah
Presentasi Artikel Ilmiah
Pengembangan Jejaring Berbasis ICT

NButir Refleksi Respon/Jawaban


o
1Garis besar materi yang dipelajari Penelitan Tindakan Bimbingan Dan Konseling

Penelitian tindakan pada hakikatnya berupa rangkaian kegiatan yang


terdiri dari empat langkah, yaitu perencanaan, tindakan,pengamatan,
dan refleksi.

Keempat langkah tersebut dipandang sebagai satu siklus penelitian


tindakan.

Adapun pengertian siklus pada penelitian tindakan adalah satu


putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan,
pengamatan, dan refleksi. Adapun karakterisitik utama penelitian
tindakan kelas terdiri dari:

(1) masalah muncul dari dalam praktik guru atau/dan guru BK


sendiri (an inquiry of practice from within),

(2) adanya refleksi diri (self reflection inquiry), 3)berorientasi pada


pemecahan masalah (problem solving oriented),
(3) berorientasi pada peningkatan kualitas
(4) (improvement oriented) dan harus menghasilkan perubahan,
(5) memiliki siklus (cyclic) yang terdiri dari empat tahapan yaitu:
perencanaan (planning); tindakan
(6) (action); pengamatan (observing); dan refleksi (reflecting),
(7) menggunakan berbagai cara pengumpulan data (multiple data
collection),
(8) bersifat partisipatif (collaborative), artinya peneliti harus kerja
sama dengan orang lain (temansejawat dan atau ahli).
Tujuan penelitian tindakan bimbingankonseling adalah sebagai
berikut:
(9) memperbaiki praktik pelayanan bimbingan konseling di
sekolah,
(10) peningkatan pelayanan professional BK di sekolah,
(11) pengembangkan ketrampilan guru BK

Berdasarkan persoalan-persoalan atau permasalahan-permasalahan


yang dihadapi guru BK selama menjalankan tugas pokoknya.
Penelitian tindakan bimbingan dan konseling secara pasti harus
melalui empat tahap, yaitu tahap perencanaan (planning), tahap
kegiatan (action), tahap pengamatan (observe), tahap refleksi
(refection). Pada masing tahapan, penelitia harus memperhatik hal-
hal pokok penting.
Pada tahap perencanaan (planning),peneliti harus malakukan tujuh
langkah kegiatan penting yaitu:
(1) mengidentifikasi dan merumuskan masalah penelitian,
(2) menentukan tindakan dan menuliskan kajian teoritik,
(3) merumuskan hipotesis tindakan, menuliskan indikator
keberhasilan,
(4) merencanakan tindakan, merencanakan alat perekam data, dan
(5) merencanakan teknik refleksi.

Pada tahap pelaksanaan (action) peneliti harus mengetahui berbagai


persiapan pelaksanaan dan faktor-faktor yang membuatpelaksanaan
tindakan berjalan dengan lancar. Pada tahap pengamatam (observe)
peneliti harus mempersiapkan cara melakukan pengamatan
(observe) dan caramemaparkan data hasil pengamatan. Sedangkan
pada tahap refleksi (reflection) langkah pertama yang harus
dilakukan oleh peneliti adalah melakukan analisis data.

Teknik pengumpulan dapat pada PTBK dapat menggunakan berbagai


alat, baik tes maupun non test. Misal angket, observasi, wawancara,
catatan berkala, checklist, tes kemampuan, scala sikologi, dll.
Sedangkan Teknik analisis data dapat menggunakan teknik statistik
deskriptif persentase dan teknik deskriptif kualitatif.

Dalam penelitian tindakan bimbingan dan konseling tidak hanya


dalam setting klasikal melalui layanan bimbingan klasikal dan
dalam setting kelompok melalui layanan bimbingan kelompok dan
konseling kelompok,namun dapat menggunakan penelitian dangan
subjek tunggal yang dikenal dengan istilah Single-Subject Designs

Penyusunan Artikel Ilmiah

Pengertian artikel memiliki beberapa unsur atau kata kunci, yaitu:


(6) Artikel merupakan sebuah karya tulis
(7) Artikel berisi fakta dan gagasan yang terintegrasi
(8) Artikel ditulis secara sistematis dengan mengacu pada
kaidah penulisan tertentu yang disepakati
(9) Artikel ditulis untuk dimuat dalam sebuah jurnal, surat
kabar, atau media lainnya.
Memperhatikan unsur-unsur tersebut, maka dapat dirumuskan
kembali bahwa yang dimaksud dengan artikel adalah subuah karya
tulis yang berisi fakta maupun gagasan penulis yang terintegrasi, yang
ditulis secara sistematis mengacu pada kaidah penulisan yang
disepakati, dan dimaksudkan untuk dimuat dalam sebuah jurnal, surat
kabar, atau media lainnya.
Artikel ilmiah merupakan salah satu bentuk karya tulis ilmiah yang
berisi gagasan atau fakta yang bersifat ilmiah dan ditulis secara
sistematis berdasarkan kaidah penulisan ilmiah. Artikel ilmiah pada
umumnya disusundengan maksud untuk dipublikaikan melalui
majalah atau jurnal ilmiah.

Bentuk-bentuk Artikel Ilmiah

Secara garis besar artikel ilmiah bisa dibedakan menjadi dua bentuk,
yaitu Artikel ilmiah konseptual dan Artikel ilmiah hasil penelitian.
Selain itu ada satu bentuk lagi yaitu artikel ilmiah populer.

Bagian-bagian Artikel Ilmiah


Pada umumnya artikel ilmiah berisi tiga bagian pokok, yaitu bagian
awal, inti, dan akhir. Bagian awal meliputi judul artikel, nama penulis,
abstrak, dan kata kunci. Bagian inti meliputi pendahuluan, metode,
hasil dan diskusi atau pembahasan, dan simpulan serta saran,
rekomendasi atau implikasi. Bagian akhir berisi referensi dan ucapan
terima kasih.

Tahapan Penyusunan Artikel Ilmiah


Penyusunan artikel ilmiah dilaksanakan melalui tiga tahapan, yaitu
tahap persiapan, pelaksanaan, dan tahap akhir.

Tahap persiapan meliputi:


1) Persiapan fisik dan mental,
2) Persiapan teknis, dan
3) Persiapan sarana.

Tahap pelaksanaan meliputi:


1) Pentuan laporan penelitian yang akan disusun menjadi sebuah
artikel
(10) Pilih jurnal yang akan dituju untuk memuat artikel
(11) Temukan panduan yang digunakan oleh jurnal tersebut
(12) Cermati contoh artikel yang diterbitkan dalam jurnal
tersebut
(13) Mulailah menulis sesuai dengan panduan atau tempelet dari
jurnal yang akan dituju.

Tahap akhir penyusunan artikel ilmiah adalah mengirim artikel ke


sebuah jurnal. Secara umum ada tiga jalur pengiriman artikel ke
jurnal, yaitu secara offline, melalui email, dan online. Pada saat ini
hampir semua pengiriman artikel ke jurnal dilakukan secara online.
Masih ada sebagian kecil yang melalui E-mail dan sudah tidak ada lagi
yang dilakukan secara offline.

Presentasi Artikel Ilmiah

Hakekat sebuah presentasi paling tidak mempunyai


empat unsur pokokyang membentuknya, yaitu:
a. Komunikasi verbal maupun non verbal (bisa
dibantu dengan berbagai media)
b. Melibatkan dua pihak, yaitu komunikator dan
komunikan (sekelompok audien)
c. Pesan yang disampian baik berupa gagasan atau ide
maupun fakta
d. Tujuan yang hendak dicapai (informasi,
pembahasan, memperoleh masukkan,
mempraktikan, dan mencari solusi).

Dengan demikian jelaslah bahwa presentasi pada hakekatnya


adalah penyampaian gagasan atau fakta dari seseorang kepada
sekelompok orangmelalui komunikasi verbal maupun non verbal
dengan tujuan tertentu.
Presentasi ilmiah adalah penyampaian gagasan atau fakta ilmiah dari
seorang ilmuwan kepada sekelompok orang ilmuwan melalui
komunikasi verbal maupun non verbal dengan tujuan
menginformasikan,membahas,memperoleh masukkan,
mempraktikan, atau-pun mencari solusi.

Tujuan presentasi
Secara umum ada dua tujuan presentasi, yaitu presentasi dengan
tujuan menyampaikan informasi dan untuk mempengaruhi orang
lain.
(1) Presentasi untuk menyampaikan informasi dimaksudkan agar
audien mengenal, mengetahui, dan memahami informasi yang
disampaikan.
(2) Presentasi untuk mempengaruhi orang lain dimaksudkan agar
orang atau audien bersedia mengikuti apa yang diharapkan oleh
presenter, misalnya audien menyetujui, menerima, mau melakukan
sesuatu yang diharapkan oleh presenter.

Ciri-ciri Presentasi
Presentasi ilmiah pada umumnya bersifat formal dan tegas. Secara
lebih rinci presentasi ilmiah mempuyai ciri-ciri sebagai berikut.
1) Mempunyai tujuan dan target tertentu
2) Ditentukan materi, waktu, dan tempatnya
3) Disusun secara matang
4) Ditentukan yang menjadi audien atau sasarannya
5) Diselenggarakan secara formal
6) Dipandu oleh seorang moderator
7) Dilengkapi dengan sarana penunjang presentasi
8) Diikuti dengan sesi tanya jawab

Struktur Presentasi

Strukur presentasi mempunyai tiga bagian, yaitu bagian


pendahuluan,inti, penutup.

1) Pendahuluan
Pendahuluan merupakan bagian yang sangat penting yang sangat
menentukan keberhasilan presentasi. Oleh karena itu harus dibuat
semenarikmungkin sehingga audien tertarik, percaya, dan setia
mengikuti sampai akhir presentasi. Secara substansial pendahuluan
presentasi memuat dua hal, yaitu latar belakang pentingnya materi
yang akan dipresentasikan dan tujuan yang akan dicapai melalui
presentasi.

(2) Inti
Bagian inti presentasi merupakan bagian untuk menyampaikan
pesan utama dari presentasi.
Sajikan fakta maupun gagasan secara tersestruktur dan sistematis
sehingga menjadi sederhana dan mudah dipahami. Dukung
presentasi dengan berbagai media yang relevan dan bervariasi.
Selain itu bawakan secara relaks dan menyenangkan.

(3) Penutup
Secara umum bagian penutup presentasi berisi dua hal, yaitu
simpulan dan saran. Untuk mengakhiri presentasi buatlah kesan yang
mendalam dan ajak audien untuk melakukan action, membuat pilihan
dan mengambil keputusan.

Penyusunan bahan presentasi


(1) Identifikasi pesan-pesan utama kemudian dan pilih dan
disesuaikan dengan tujuan presentasi, audien, dan durasi yang
tersedia. Identifikasi juga poin-poin pendukung poin utama.

(2) Menstruktur atau menanata secara berurutan. Poin-poin


penting yang telah dipilih kemudian disusun secara urut dan
sistematis agar mudah dipahami oleh audien. Perlu
diperhatikan juga bahwa dalam menata pesan sebaiknya setiap
slide berisi satu pesan.
(3) Mengemas menjadi sajian yang menarik. Mengemas pesan
dengan memperhatikan keserasian antara tulisan dan latar
belakang, ukuran huruf, warna dan kontrasnya, dan lain-lain.
Susunlah secara kreatif dan gunakan tools-tools yang tersedia
pada Microsoft Power Point sepertitools diagram dan timeline.
(4) Menyiapkan ilustrasi. Ilustrasi berguna untuk
menyederhanakan poin agar lebih mudah dipahami. Ilustrasi
dapat berupa foto maupun gambar bergerak. Ilustrasi
hendaknya tidak berlebihan agar tidak mengalihkan fokus
audien.

Penyusunan bahan presentasi dapat dilakukan dengan beberapa


teknik, diantaranya adalah:

Teknik 2W dan 1H, dan Teknik Problem


Solution.

Strategi presentasi
Empat hal yang harus disiapkan agar berhasil dalam presentasi,
yaitu:

(1) Menguasai audien.Untuk menguasai audien dapat dilakukan


dengan cara menarik perhatiannya. Misalnya memberikan
pertanyaanpertanyaan semacam diskusi, memberikan tayangan
video yang nantinya akan menarik hati bagi audien, ataupun
dengan simulasi atas apa yang kita presentasikan.

(2) Menyampaikan dengan singkat dan lugas.Sampaikan hanya


poinpoin penting dari materi yang ada.

(3) Menguasai materi yang disampaikan.Dengan menguasai materi


presenter tidak akan terpaku pada slide, lebih leluasa
presentasi, lebih bebas berimprovisasi, bisa kontak mata
dengan audiean, dan lebih nyata dalam memberikan contoh
kepada audien.

(4) Percaya diri.Rasa percaya diri akan menjadi relaks dan lebih
mudah dalammenyampaikan materi. Selain itu menjadi lebih
mudah membangun kedekatan dalam berkomunikasi.

Keberhasilan presentasi sangat ditentukan oleh pembukaan dan


penutupan yang dilakukan oleh presenter. Tiga sampai lima menit
pertamamerupakan momen sangat menentukan keberhasilan
sebuah presentasi. Oleh karena itu pastikan pada momen ini dapat
merebut hati audiens, yaitu dengan memberi kesan pertama yang
mendalam.
Tiga bagian yang dapat dilakukan dalam pembukaan presentasi agar
dapat berjalan secara menarik dan efektif, yaitu pembukaan,
perkenalan, dan open lup.

Penutupan presentasi merupakan bagian yang sangat penting,


terutama untuk menguatkan pencapaian tujuan presentasi.
Beberapa teknik yang dapat digunakan adalah golden point,
concluding grabber, dan call action.

Pengembangan Jejaring Berbasis ICT


Kecanggihan teknologi seperti komputer, laptop,
gadget, dan smartphone memberikan peluang dan tantangan bagi
profesi BK. Guru BK perlu menjawab tantangan era digital sebagai
peluang untuk mengembangkan layanannya. Salah satu bentuk
pengembangan layanan BK adalah pada bidang konseling yang saat
ini dapat dilakukan melalui media online atau cybercounseling.
Konseling online atau yang biasa disebut cybercounseling merupakan
layanan konseling yang diberikan secara individu maupun kelompok
dengan menggunakan alat komunikasi elektronik, seperti telepon
ataupun komputer sehingga guru BK dan siswa dapat berkomunikasi
dari jarak jauh.

Cybercounseling memungkinkan guru BK dan siswa untuk bertatap


muka tanpa kehadiran fisik atau dapat dilakukan kapan saja dan di
mana saja. Lebih lanjut dijelaskan bahwa ada dua jenis layanan
cybercounseling, yaitu: asynchronous dan synchronous. Asynchronous
merupakan komunikasi yang bersifat satu arah, seperti komunikasi
melalui e-mail, radio, dan televisi.
Adapun Synchronous merupakan komunikasi yang bersifat dua
arah sehingga memungkinkan guru BK dan siswa dapat
berkomunikasi secara langsung melalui alat komunikasi seperti:
telepon,videoconference, dan chat-text.

Berbekal pada perkembangan teknologi yang semakin canggih,


sudah seyogiyanya guru BK mempelajari dan menguasahi
teknologi sebagai mediauntuk memberikan layanan. Penggunaan
ICT dalam bidang psikoterapi memberikan keuntungan. Demikian
halnya dalam bidang konseling, ICT dapat membantu guru BK
untuk memandirikan siswa. ICT dalam konseling dapatmembantu
siswa agarmenjadi pribadi yang tidak bergantung.

Lebih lanjut dijelaskan kelebihan dan kelemahan cybercounseling


sebagai berikut:
- Koseling dilakukan disekolah maupun di luarsekolah,
- Hemat waktu, Hemat biaya,
- Peningkatan kualitas guru BK dan siswa. Peningkatan
kredibilitas lembaga.
- Pengembangan diri guru BK.

Selain kelebihan cybercounseling sebagaimana diuraikan


sebelumnya, terdapat beberapakelemahan cybercounseling.
Adapun kelemahan yang dimaksud dijelaskan sebagai berikut.
- Biaya awal untuk mempersiapkan cybercounseling cukup
besar,
- Profesionalitas kemampuan guru BK dalam penguasaan
teknologi,
- Koneksi dan jaringaninternet yang kuat dan stabil.
- Keikhlasan guru BK untuk memberikan layanan secara
nonformal,
- Pemanfaatan internet untuk tindakan yang negatif.

Tiga tahap pelaksaksanaan cybercounseling yang dimaksud


dijelaskan sebagai berikut.

Tahap I: Persiapan,

Pada tahap persiapan, sedikitnya guru BK harus menyiapkan dua


hal penting. Pertama, guru BK perlu menyiapkan beberapa aspek
teknis terkait hardware (perangkat keras) dan software
(perangkat lunak) yang digunakan untuk pelaksanaan layanan.
Kedua, guru BK juga perlu menyiapkan keterampilan dasar
pelakasanaan layanan konseling profesional melalui media online.

Tahap II: Proses Konseling,


Tahap cybercounseling tidak jauh berbeda dengan tahapan proses
konseling tatap muka (face-to- face).
Kompetensi dan keterampilan dalam pelaksanaan layanan
cybercounseling secara umum adalah sama seperti layanan konseling
tatap muka.

Tahap III: Pasca Konseling,

Tahap ini merupakan lanjutan dari tahapan sebelumnya. Setelah sesi


cybercounseling berakhir dan dilakukan penilaian, maka terdapat
empat kemungkinan kondisi yang muncul. Empat kondisi di
antaranya: kondisi siswa yang sehat (effective daily living/EDL),
konseling akan dilanjutkan pada sesi tatap muka (face-to-face),
konseling akan dilanjutkan pada sesi cybercounseling berikutnya, dan
siswa akan dialihtangankan (referral) pada guru BK lain atau ahli
lain.Seiring dengan perkembangan media sosial yang ada dan mulai
dijadikan bagian dari kegiatan masyarakat kita saat ini banyak sekali
inovasi yang dapat dilakukan dalam upaya pengembangan program
pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah. Beberapa media sosial
yang dapat di gunakan dalam mendukung program layanan
bimbingan dan konseling di Sekolah antara lain, (1) Media Messenger
(WhatsApp, BBM, Line, Telegram dll), (2) Media Jejaring Sosial
(Facebook, Instagram, LinkedIn dll), (3) Layanan Media Berbagi/
Sharing Media (YouTube, Flickr dll), (4) Media Website (blog).

Sedangkan bentuk-bentuk pengembangan atau aplikasi layanan


yang dapat dilakukan seperti halnya:
(1) Telephone, Chat dan Video Conference untuk konseling baik
dalam format individual maupun kelompok
(2) Broadcast informasi dan motivasi
(3) Pengembangan panduan layanan
(4) Sarana layanan informasi dalam bentuk digital
(5) Layanan orientasi sekolah dan studi lanjut dalam program
perencanaan individu dan peminatan
(6) Pengembangan jaringan kolaborasi dan komunikasi sejawat
atau profesional lain dalam mendukung program strategi
dukungan sistem
(7) Desimenasi atau membagi hasil riset terbaru atau
pengembangan produk
(8) Sharing atau membagi bentuk pengalaman praktik layanan
konseling dalam upaya pengembangan diri.
(9) Pembuatan chanel atau program yang menyajikan materi
layanan pengembangan diri secara periodik
(10) Penampilan contoh atau modeling secara langsung
(11) Mengatur komunikasi secara teratur antara guru BK dengan
siswa, maupun komunitas yang ada
(12) Sarana dalam berpartisipasi dalam forum- forum ilmiah baik
lokal maupun internasional dll

2Daftar materi yang sulit dipahami Masih sulit saya lakukan adalah menuliskan indikator Keberhasilan .
di modul ini Guru BK harus bisa mencari indikator yang cocok untuk aspek
proses dan hasil.
Cara menulis artikel secara sistematis dengan mengacu pada kaidah
penulisan tertentu yang disepakati

3Daftar materi yang sering Pengiriman Artikel secara offline dan online
mengalami miskonsepsi Aplikasi konseling online antara media messenger, media jejaring
sosial, layanan media berbagi dan media website

Anda mungkin juga menyukai